Re-Kalkulasi Transmisi Mesin Pemeras Batang Sorghum Re-Calculation Of Sorghum Squeezer Machine’s Transmission System Iswan Arpadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
i
LAPORAN TUGAS AKHIR
RE-KALKULASI TRANSMISI
MESIN PEMERAS BATANG SORGHUM
Re-calculation of Sorghum Squeezer Machine’s Transmission System
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Program Studi DIII Teknik Mesin
Disusun oleh:
ISWAN ARPADI
I 8 1 0 8 0 4 4
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Produksi Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Agustus 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Rendy Adhi Rachmanto ST, MT NIP. 19710119 200012 1 006
Ir. Agustinus Sujono, MT NIP. 19511001 198503 1 001
(3)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Produksi Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Ahli Madya.
Pada hari : Tanggal :
Tim Penguji Proyek Akhir :
1. Rendy Adhi Rachmanto ST, MT
NIP. 19710119 200012 1 006 ...
2. Ir. Agustinus Sujono, MT
NIP. 19511001 198503 1 001 ...
3. Wibowo, ST., MT NIP. 19690425 199802 1 001
...
4. Ubaidillah, S.T., M.Sc.
NIP. 19840825 201012 1 004 ...
Mengetahui,
Ketua Program D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin UNS
Heru Sukanto, ST, MT. NIP. 19720731 199702 1 001
Disyahkan Oleh: Koordinator Proyek Akhir
Jaka Sulistya Budi , ST NIP. 19671019 199903 1 001
(4)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
• Manusia sepantasnya berusaha dan berdoa, tetapi Tuhan yang menentukan.
• Apa yang kita cita-citakan tidak akan terwujud tanpa disertai doa, usaha yang keras dan tekad yang kuat.
• Rasa percaya diri adalah setengah dari kesuksesan kita.
• Melakukan apa yang orang lain tidak akan pernah mau melakukannya adalah bentuk usaha membuat perubahan yang nyata.
(5)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah hasil karya yang kami buat demi mengukir sebuah cita-cita, yang ingin ku-persembahkan kepada:
1. Allah SWT, karena dengan Rahmad serta Hidayah-Nya saya dapat
melaksanakan `Tugas Akhir’ dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
2. Kedua Orang Tua yang saya sayangi dan cintai Ayahanda Supadi Ba, dan Ibunda Saparni yang telah memberi dorongan moril maupun materil serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat menyelesikan tugas akhir ini.
3. Adik yng selalu kujaga Arum Wijayanti, senantiasa ada untukku setiap sedih dan senang. Gapailah cita-citamu setinggi nirwana yang memben6tang diantara berjuta awan.
4. Teman-teman D III Produksi dan Otomotif terimakasih karna kalian ada
disampingku saya setegar batu karang dan sedingin es di kutup utara.
5. Sahabat-sahabtaku yang selalu menerangi langkahku dengan cinta kalian hingga semua halang rintangan itu semudah saya menyayangi kalian.
6. Bapak-bapak Dosen yang dengan senang hati senantiasa memberikan bimbingan disetiap pijakan kaki saya melangkah.
7. Orang-orang disekitar saya yang telah berbaik hati berikan saya motivasi disaat saya lengah dan senantiasa berikan saya kehangatan cinta kasih kalian selama kuliah.
(6)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAKSI
Iswan Arpadi, 2011,
RANCANG BANGUN TRANSMISI MESIN
PEMERAS BATANG SORGHUM
Program Studi Diploma III Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sorghum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Tanaman sorghum toleran terhadap kekeringan dan genangan air serta relatif tahan terhadap gangguan hama atau penyakit. Batang sorghum apabila diperas akan menghasilkan nira yang rasanya manis. Kadar air dalam batang sorghum kurang lebih 70 persen yang artinya kandungan niranya kurang lebih sebesar itu. Nira inilah yang akan dimanfaatkan sebagai bio etanol dengan proses fermentasi. Pada saat ini sudah banyak mesin yang telah dibuat sebagai pemeras sorghum namun masih sangat sederhana dan kurang menghasilkan pemerasan yang bagus. Untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitasnya maka sistem transmisi roda gigi dikombinasikan dengan sistem lain seperti sistem Roller sebanyak tiga buah, sehingga akan didapat unjuk kerja dari mesin pemeras batang sorghum yang lebih optimal.
Cara kerja mesin ini adalah tenaga dari motor diesel akan dipindahkan melalui belt menuju puli besar setelah itu putaran ditransmisikan melalui roda gigi transportir pertama ke roda gigi sedang kemudian putaran itu ditransmisikan lagi oleh roda gigi transportir kedua ke roda gigi besar. Putaran roda gigi besar ini dihubungkan dengan roda gigi pada rol depan sehingga poros rol berputar. Selanjutnya putaran poros rol depan ini ditransmisikan ke poros rol atas dan belakang melalui tiga buah roda gigi, sehingga poros rol atas dan belakang dapat berputar. Putaran ketiga buah rol dibuat searah agar saat sorghum dimasukkan, sorghum dapat terbawa oleh rol.
(7)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Secara garis besar proses mesin pemeras sorghum adalah mula-mula sorghum dimasukkan antara rol atas dan rol depan kemudian rol menggilas sorghum. Penggilasan rol pertama masih tersisa nira dalam ampas yang kemudian digilas kembali oleh rol belakang sehingga tidak ada lagi nira yang tersisa dalam ampas. Nira tersebut akan jatuh ke penadah yang telah disediakan. Nira yang telah terkumpul dalam penadah tersebut dapat langsung digunakan untuk proses pembuatan bio etanol selanjutnya.
Proyek Akhir ini bertujuan untuk merencanakan, membuat, dan menguji sistem transmisi pada mesin pemeras batang sorghum. Metode dalam perancangan mesin ini adalah studi pustaka dan pengamatan. Dari perancangan yang dilakukan, dihasilkan suatu mesin pemeras batang sorghum, dengan spesifikasi sebagai berikut :
¾ Kapasitas pemerasan nira sorghum 4000 Kg/jam.
¾ Mesin diesel yang digunakan memiliki daya 24 Hp dan putaran 1420 Rpm. ¾ Total biaya untuk pembuatan 1 unit mesin ini adalah Rp. 22.180.000,00
(8)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Sehingga laporan Proyek Akhir dengan judul Rancang Bangun Transmisi Mesin Pemeras Batang Sorghum ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa halangan suatu apapun. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah Tugas Akhir dan merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa DIII Teknik Mesin Produksi Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Dengan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. 2. Bapak dan Ibu di rumah atas segala bentuk dukungan dan doanya.
3. Bapak Heru Sukanto, ST, MT, selaku Ketua Program D-III Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Rendy Adhi Rachmanto ST, MT, selaku pembimbing I. 5. Bapak Ir. Agustinus Sujono, MT, selaku pembimbing II. 6. Bapak Jaka Sulistya Budi, ST, selaku koordinator Tugas Akhir.
7. Laboran Proses Produksi dan Motor Bakar Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Rekan-rekan D III Produksi dan Otomotif angkatan 2008.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari pembaca sangat dinantikan. Semoga laporan ini dapat bermafaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi pada umumnya.
Surakarta, juli 2011
(9)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR NOTASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan masalah ... 4
1.3. Batasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Proyek Akhir ... 4
1.5. Manfaat Proyek Akhir ... 4
1.6. Metode Pemecahan Masalah ... 5
1.7. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Tanaman Sorghum ... 6
2.2. Pengertian Sistem Transmisi ... 7
2.3. Teori Roda Gigi. ... 7
2.3.1 Roda Gigi Lurus ... 8
2.3.2 Nama-Nama Bagian Roda Gigi ... 8
2.4. Komponen-Komponen Mesin Pemeras Batang Sorghum ... 12
2.4.1 Gear ... 12
(10)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2.4.3 Rol ... 14
2.4.4 Puli ... 14
2.4.5 Sabuk ... 14
2.5. Pasak ... 17
2.6. Statika ... 18
2.6.1 Gaya Luar ... 19
2.6.2 Gaya Dalam ... 19
2.6.3 Tumpuan ... 19
2.6.4 Diagram Gaya Dalam ... 20
2.7. Mesin Bubut ... 20
2.8. Pengecoran Atau Penuangan ( Casting) ... 22
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Cara Kerja Sistem Transmisi pada Mesin Pemeras Batang Sorghum ... 23
3.2. Perencanaan Puli dan Sabuk ... 23
3.3. Perhitungan Roda Gigi ... 33
3.3.1 Menghitung Kekuatan Roda Gigi ... 34
3.4. Desain Poros Roda Gigi ... 35
3.5. Menentukan Dimensi Pasak ... 42
3.5.1 Lubang Pasak ... 43
3.6. Desain rumah bearing ... 44
3.7. Perhitungan Sambungan Las ... 45
3.8. Menentukan Kapasitas Penggilingan Mesin Batang Sorghum ... 46
BAB IV ANALISA SISTEM TRANSMISI RODA GIGI LURUS 4.1. Pembuatan Mesin ... 47
4.1.1 Bahan Yang Digunakan ... 47
4.1.2 Alat Yang Dibutuhkan ... 47
4.1.3 Peta Operasi Kerja... 48
4.2. Perawatan Alat ... 55
(11)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan ... 58 5.2. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 60
(12)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Mesin Pemeras Batang Sorghum. Gambar 2.1 Roda Gigi Lurus.
Gambar 2.2 Bagian-Bagian dari Roda Gigi Lurus. Gambar 2.3 Sebuah Rol Pemeras Batang Sorghum.
Gambar 2.4 Panjang Sabuk dan Sudut Kontak Pada Sabuk Terbuka. Gambar 2.5 Sketsa Prinsip Statika Kesetimbangan.
Gambar 2.6 Sketsa Reaksi Tumpuan Rol. Gambar 2.7 Sketsa Reaksi Tumpuan Sendi. Gambar 3.1 Sabuk dan Puli.
Gambar 3.2 Desain Poros Puli dan Roda Gigi Pinion. Gambar 3.3 Desain Poros Roda Gigi Pinion dengan Gear Gambar 4.1 Roda Gigi Lurus.
(13)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
(14)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR NOTASI
D1 = Diameter puli penggerak (mm)
D2 = Diameter puli pengikut (mm)
N1 = Kecepatan puli penggerak (Rpm)
N2 = Kecepatan puli pengikut (Rpm)
d = Diameter puli pengikut (mm)
N = Putaran puli pengikut (Rpm)
L = Panjang total sabuk (mm)
x = Jarak titik pusat puli penggerak dengan puli pengikut (mm)
r1 = Jari-jari puli kecil (mm)
r2 = Jari-jari puli besar (mm)
T1 = Tegangan tight side sabuk (N)
T2 = Tegangan slack side sabuk (N)
µ = Koefisien gesek θ = Sudut kontak (rad) β = Sudut alur puli (o)
v = Kecepatan sabuk (m/s)
P = Daya yang dipindahkan oleh sabuk (W) M = Momen (N.mm)
s = Jarak (mm)
τ = Tegangan geser (N/mm2)
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (mm2)
Y = Jarak sumbu netral ke titik tempat tegangan yang ditinjau Tm = Waktu permesinan memanjang (menit)
L = Panjang pemakanan (mm)
S = Pemakanan (mm/put)
n = Putaran mesin (rpm)
(15)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
r = Jari-jari bahan (mm)
d = Diameter pelubangan (mm) τmax = Tegangan geser maksimum (N/mm2)
F = Beban yang diterima (N)
(16)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sorghum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Tanaman sorghum toleran terhadap kekeringan dan genangan air serta relatif tahan terhadap gangguan hama atau penyakit. Batang sorghum apabila diperas akan menghasilkan nira yang rasanya manis. Kadar air dalam batang sorghum kurang lebih 70 persen yang artinya kandungan niranya kurang lebih sebesar itu. Nira inilah yang akan dimanfaatkan sebagai bio etanol dengan proses fermentasi. Pada saat ini sudah banyak mesin yang telah dibuat sebagai pemeras sorghum namun masih sangat sederhana dan kurang menghasilkan pemerasan yang bagus. Untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitasnya maka sistem transmisi roda gigi dikombinasikan dengan sistem lain seperti sistem roller sebanyak tiga buah, sehingga akan didapat unjuk kerja dari mesin pemeras batang sorghum yang lebih optimal. Alasan pemilihan roda gigi lurus karena mampu mentransmisikan daya yang sangat besar dan optimal, sedangkan menggunakan tiga buah roller karena pada saat pemerasan pertama masih ada sisa nira yang cukup banyak pada ampas dan perlu diperas kembali. Penggunaan kombinasi roda gigi lurus dengan tiga buah roller ini akan menghasilkan kinerja mesin pemeras batang sorghum yang optimal.
Cara kerja mesin ini adalah tenaga dari motor diesel akan dipindahkan melalui belt menuju puli besar setelah itu putaran ditransmisikan melalui roda gigi transportir pertama ke roda gigi sedang kemudian putaran itu ditransmisikan lagi oleh roda gigi transportir kedua ke roda gigi besar. Putaran roda gigi besar ini dihubungkan dengan roda gigi pada rol depan sehingga poros rol berputar. Selanjutnya putaran poros rol depan ini ditransmisikan ke poros rol atas dan belakang melalui tiga buah roda gigi, sehingga poros rol atas dan belakang dapat
(17)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
b s s s d a t p y s s P M berputar. Pu sorghum dap Seca sorghum dim sorghum. Pe digilas kemb ampas. Nira terkumpul d pembuatan bTuga yang dapat secara langs sistem trans Pada Tugas Mesin Peme
utaran ketiga pat terbawa r ara garis be
masukkan a enggilasan ro bali oleh rol
tersebut aka dalam pena
bio etanol se
as Akhir ini dimanfaatka sung tentan smisi, harus
Akhir ini p eras Batang S
Gamb
a buah rol d rol.
esar proses antara rol a ol pertama m l belakang se an jatuh ke p adah tersebu elanjutnya.
dimaksudka an oleh mah ng pemerasa dapat diket enulis tertar Sorghum.
bar 1.1 Mesin
dibuat searah
mesin pem atas dan rol masih tersisa ehingga tida penadah yan ut dapat la
an untuk mem hasiswa dalam an Mesin P
tahui bagaim rik untuk me
n Pemeras B
h agar saat
meras sorghu l depan kem a nira dalam ak ada lagi n ng telah dised angsung dig mberikan su m memprak emeras Bat mana mekan engamati car Batang Sorgh sorghum di um adalah mudian rol ampas yang nira yang ter diakan. Nira gunakan unt
uatu fasilitas ktekkan dan m
tang Sorghu nisme kerja ra kerja tran
hum. 2 imasukkan, mula-mula menggilas g kemudian rsisa dalam yang telah tuk proses penunjang mengamati um. Dalam suatu alat. nsmisi pada
(18)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pengumpulan informasi dan data (Gathering Information)
Lihat alternatif solusi (Concept Genrt)
Pilih solusi yang diinginkan (Concept Evaluation)
Sintesis dan analisis rancangan, meliputi:
geometri, kinematika, dinamika, kekuatan material, proses produksi, estimasi biaya, dll.
Rancangan memuaskan
Detail rancangan
Produksi, pengujian dan pembuatan Prototipe
Modifikasi untuk produksi hasil rancangan.
Conceptual Design
Embodiment Design
Detail Design Design problems
(Define Problem)
Ya Tidak
(19)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam proyek akhir ini adalah bagaimana merancang, membuat, dan menguji sistem transmisi mesin pemeras batang sorghum yang sederhana dan efektif. Masalah yang akan diteliti meliputi:
1. Cara kerja mesin.
2. Analisis perhitungan mesin. 3. Perkiraan perhitungan biaya. 4. Pembuatan mesin.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan-batasan masalah pada proyek akhir ini adalah:
1. Perhitungan dibatasi hanya pada komponen mesin yang meliputi putaran roda gigi dan kekuatan poros.
2. Cara kerja sistem transmisi pada mesin pemeras sorghum beserta kapasitas pemerasan mesin pemeras batang sorghum.
1.4 Tujuan Proyek Akhir
Tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1. Melakukan perhitungan dan menganalisa dimensi dalam perancangan transmisi mesin pemeras batang sorghum.
1.5 Manfaat Proyek Akhir
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1. Memberikan informasi tentang bagaimana cara kerja sistem transmisi pada mesin pemeras batang sorghum.
2. Menerapkan ilmu perkuliahan elemen mesin dan mata kuliah lainnya yang berhubungan dengan sistem transmisi mesin pemeras batang sorghum yang diperoleh dari bangku perkuliahan.
1.6 Metode Pemecahan Masalah
(20)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
5
antara lain : 1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan khususnya pada obyek-obyek yang berkaitan langsung dengan penggunaan mesin pemeras batang sorghum.
2. Interview
Penulis melakukan tanya jawab dengan operator serta para tenaga ahli. 3. Konsultasi
Penulis melakukan konsultasi untuk memperoleh bimbingan serta petunjuk dari pembimbing lapangan dan sumber-sumber.
4. Literatur
Literatur berupa : petunjuk kerja operator kuliah, internet, serta buku-buku referensi dari perpustakaan Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
1.7Sistematika Penulisan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulisan melakukan pengumpulan data dengan berbagai cara antara lain :
1. Studi Lapangan (Observasi)
Data yang penulis peroleh dari studi lapangan berasal dari : a) Pengamatan selama berada di Kudus.
b) Bimbingan dari pemilik bengkel. 2. Studi Pustaka (Library Research)
Studi pustaka yang dilakukan untuk memperoleh data-data pendukung diperoleh dari :
a) Manual book yang terdapat di perpustakaan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. b) Internet.
3. Bertanya langsung kepada karyawan dan pemilik Bengkel Bubut & Las “Agung Barokah” Dawe-Kudus.
(21)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Pengertian Tanaman Sorghum
Sorghum termasuk dalam genus Poaceae, yang merupakan kelompok
tanaman berbunga seperti gandum, beras, jagung, dan tebu. tanaman ini biasanya
memiliki batang berongga dengan daun yang tumbuh pada batang secara
menyirip. Sorghum
(Sorghum bicolor L.)
adalah tanaman serealia yang potensial
untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal
dan kering di Indonesia. Keuntungan tanaman sorgum terletak pada daya adaptasi
agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input
lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman
pangan lain. Selain itu, tanaman sorghum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi,
sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan
ternak alternatif. Tanaman sorghum telah lama dan banyak dikenal oleh petani
Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorghum dikenal
dengan nama
Cantel
, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari
dengan tanaman pangan lainnya. Produksi sorghum Indonesia masih sangat
rendah, bahkan secara umum produk sorghum belum tersedia di pasar-pasar.
Beberapa keuntungan tanaman sorghum dibanding tebu sebagai berikut:
1.Adaptasi tanaman sorghum jauh lebih luas dibanding tebu sehingga
sorghum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur
maupun lahan kering.
2.
Tanaman sorghum memerlukan pupuk relatif lebih sedikit dan
pemeliharaannya lebih mudah daripada tanaman tebu.
3.
Laju fotosintesis dan pertumbuhan tanaman sorghum jauh lebih tinggi dan
lebih cepat dibanding tanaman tebu.
4.
Umur panen tanaman sorghum lebih cepat hanya 3-4 bulan, dibandingkan
pada tebu yang sampai 7 bulan.
(22)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2.2
Sistem Transmisi
Sistem Transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan
kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar
yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Transmisi daya dengan roda gigi mempunya keuntungan, diantaranya
tidak terjadi slip yang menyebabkan speed ratio tetap, tetapi sering adanya slip
juga menguntungkan, misalnya pada ban mesin
(belt),
karena slip merupakan
pengaman agar motor penggerak tidak rusak. Apabila putaran keluaran
(output)
lebih rendah dari masukan
(input)
maka transmisi disebut : reduksi
(reduction
gear),
tetapi apabila keluaran lebih cepat dari pada masukan maka disebut : inkrisi
(increaser gear).
Transmisi
daya (Power transmission)
adalah upaya untuk menyalurkan /
memindahkan daya dari sumber daya (motor diesel, bensin, turbin gas, motor
listrik, dll) ke mesin yang membutuhkan daya (mesin bubut, pompa, kompresor,
mesin produksi, dll).
2.3
Teori Roda Gigi.
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang
tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya
dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan. Roda gigi sering
digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan
lebih kompak, selain itu roda gigi juga memiliki beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :
Ø
Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang
besar.
Ø
Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
Ø
Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
Ø
Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat
kecil.
(23)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Ø
Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan
dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara
dua poros. Di samping itu terdapat pula roda gigi yang perbandingan kecepatan
sudutnya dapat bervariasi.
2.3.1
Roda gigi Lurus
Roda gigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel.
Dibandingkan dengan jenis roda gigi yang lain roda gigi lurus ini paling mudah
dalam proses pengerjaannya
(machining)
sehingga harganya lebih murah.
Ciri-ciri roda gigi lurus adalah :
1.
Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp.
2.
Putaran yang ditransmisikan < 100.000 Rpm.
Jenis-jenis roda gigi lurus antara lain :
1.
Roda gigi lurus
(External Gearing)
.
Roda gigi lurus (
External Gearing
) pasangan roda gigi lurus ini digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan putaran dalam arah yang berlawanan.
Gambar 2.1 Roda Gigi Lurus Luar.
( Yefri Chan, ST. MT., 2011)
2.3.2 Nama-nama Bagian Roda gigi
Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan
rodagigi yang perlu diketahui yaitu :
(24)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1.
Lingkaran
pitch
(
pitch circle
)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini
merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak
antara gigi dan lain-lain.
2.
Pinion
Roda gigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
3.
Diameter lingkaran
pitch
(
pitch circle diameter
)
Merupakan diameter dari lingkaran
pitch
.
4.
Diametral Pitch
Jumlah gigi persatuan
pitch
diameter
5.
Jarak bagi lingkar (
circular pitch
)
Jarak sepanjang lingkaran
pitch
antara profil dua gigi yang berdekatan
atau keliling lingkaran
pitch
dibagi dengan jumlah gigi, secara formula dapat
ditulis :
z
d
t
=
p
b16.
Modul (
module
)
Modul adalah perbandingan antara diameter lingkaran
pitch
dengan jumlah
gigi.
z d m= b1
7.
Adendum (
addendum
)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran
pitch
dengan lingkaran
pitch
diukur dalam arah radial.
8.
Dedendum (
dedendum
)
Jarak antara lingkaran
pitch
dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah
radial.
9.
Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak
dikurangi dengan jarak poros.
(25)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10.
Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran
addendum
dari gigi yang
berpasangan.
11.
Pitch point
Titik singgung dari lingkaran
pitch
dari sepasang roda gigi yang
berkontak yang juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
12.
Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang roda gigi yang berkontak dan
jarak porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
13.
Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
14.
Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
15.
Width of space
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran
pitch
.
16.
Sudut tekan (
pressure angle
)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala
gigi.
17.
Kedalaman total (
total depth
)
Jumlah dari
adendum
dan
dedendum
.
18.
Tebal gigi (
tooth thickness
)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran
pitch
.
19.
Lebar ruang (
tooth space
)
Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran
pitch
20.
Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
21.
Sisi kepala (
face of tooth
)
Permukaan gigi diatas lingkaran
pitch.
22.
Sisi kaki (
flank of tooth
)
(26)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
11
23.
Puncak kepala (
top land
)
Permukaan di puncak gigi
24.
Lebar gigi (
face width
)
Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.
Gambar 2.2 Bagian-bagian dari Roda Gigi Lurus.
(27)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2.4
Komponen-Komponen Mesin Pemeras Batang Sorghum.
2.4.1
Gear
Gear merupakan sebuah alat yang yang digunakan untuk meneruskan daya
dari poros ke poros lain. (Kurmi, 2002)
Rumus- rumus perhitungan roda gigi :
-
Modul (m)
-
Jumlah gigi (Z)
-
Kelonggaran (
clearance
= C )
a.
Menghitung
pitch
(P)
P
= π x m
b. Tinggi gigi (h)
h = 2 x m + C
c.
Menghitung diameter tusuk
d = m x Z
d.
Menghitung diameter dalam
df = d – 2 (m + C)
e.
Menghitung diameter luar
da = (m x Z) + 2h
f.
Adendum
: 1
m
g.
Dedendum
: 1,25 m
h.
Working depth
: 2
m
i.
Total depth
: 2,25 m
j.
Filled radius at root
: 0,4 m
2.4.2
Poros
Dalam pembuatan mesin pemeras batang sorghum, rol diperlukan untuk
memeras batang sorghum. Poros sendiri adalah batang logam berpenampang
lingkaran yang berfungsi untuk memindahkan putaran atau mendukung suatu
beban.
(28)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Jika poros meneruskan daya, maka poros mengalami momen puntir akibat
daya yang diteruskan sehingga pada penampang normal sepanjang poros terjadi
tegangan puntir. Poros transmisi berfungsi meneruskan daya, pada poros terjadi
gaya puntir dan pada penampang poros terjadi tegangan puntir.
Bahan poros yang digunakan harus sesuai dengan fungsi poros tersebut.
Untuk mendapatkan dimensi poros yang sesuai, dibutuhkan gaya-gaya yang
bekerja pada poros tersebut. Dengan gaya tersebut dapat ditentukan momen yang
bekerja. Dengan mengetahui kekuatan material poros dan momen yang terjadi
maka didapatkan diameter poros yang diperlukan.
Bahan dan diameter yang digunakan pada poros rol adalah sama. Untuk
mengetahui beban reaksi yang terjadi pada poros dirumuskan sebagai berikut :
1.
Tinjauan terhadap momen puntir ekuivalen (Kurmi, 2002;462)
Te
=
√쿨
……….(2.1)
atau dengan persamaan :
Te
=
안慰
τs D
3
( Poros padat )
Te
=
안慰
C Do
3
(1 - K
4)
( Poros berongga )
2.
Tinjauan terhadap momen lengkung ekuivalen (Kurmi, 2002;463)
Me
=
慰( M +
√쿨
) ……….(2.2)
atau :
Me =
안D
3( Poros padat )
Me =
안Do
3(1 - K
4)
( Poros berongga )
Dimana :
Te = momen puntir ekuivalen ( Kgm)
Me = momen bending ekuivalen ( Kgmm )
Do = diameter luar poros ( mm )
K = Di / Do ( ditentukan = 0,4 )
τs
=
tegangan geser ( Kg/mm
2)
σt = tegangan tarik ( Kg/mm
2)
M = momen lentur yang terjadi ( Kg/mm )
T = torsi yang terjadi (Kg/mm)
(29)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2.4.3
Rol
Sebuah rol pemeras terdiri dari mantel (selubung) yang biasanya terbuat
dari besi cor dan di pasang dengan cara disusutkan pada sebuah poros yang
terbuat dari baja tempa. Berikut ini adalah gambar dari seperangkat rol pemeras
batang sorghum.
( Yefri Chan, ST. MT., 2011)
Gambar 2.3 Sebuah Rol Pemeras Batang Sorghum.
Biasanya, menurut standar dari Amerika ukuran diameter leher poros
seperti gambar diatas adalah separuh dari diameter rol gilingan.
Mantel rol sendiri terbuat dari besi cor dengan campuran dari beberapa
logam lain seperti karbon, mangan, silisium, fosfor, dan belerang dengan
maksud untuk memperoleh hasil pengecoran yang baik sebagai rol pemeras,
yaitu permukaannya keras dan berbutir kasar.
2.4.4
Puli
Puli merupakan salah satu elemen dalam mesin yang berfungsi sebagai
alat yang meneruskan daya dari satu poros ke poros yang lain dengan
menggunakan sabuk. Puli besi cor
(Cast Iron Pulley).
Puli secara umum terbuat
dari
cast iron,
karena harganya yang lebih murah. Puli yang digunakan pada
motor dan kompresor ini adalah terbuat dari
cast iron.
2.4.5 Sabuk
Sabuk berfungsi sebagai alat yang meneruskan daya dari satu poros ke
poros yang lain melalui dua puli dengan kecepatan rotasi sama maupun berbeda.
(30)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2.4.5.1 Perencanaan Puli dan Sabuk
1.
Perbandingan kecepatan
Perbandingan antara kecepatan puli penggerak dengan puli pengikut
ditulis dengan persamaan sebagai berikut (Khurmi, R.S., 2002) :
...
(2.3)
Dimana:
D
1= Diameter puli penggerak (mm)
D
2= Diameter puli pengikut (mm)
N
1= Kecepatan puli penggerak (Rpm)
N
2= Kecepatan puli pengikut (Rpm)
2.
Kecepatan linier sabuk
Kecepatan linier sabuk dapat ditulis dengan matematis sebagai berikut
(Khurmi, R.S., 2002) :
v =
60
.
.
d
N
p
...
(2.4)
Dimana:
v
=
Kecepatan linier sabuk (m/s)
d
=
Diameter puli pengikut (mm)
N
=
Putaran puli pengikut (Rpm)
3.
Panjang Sabuk
Panjang sabuk adalah panjang total dari sabuk yang digunakan untuk
menghubungkan puli penggerak dengan puli pengikut. Dalam perancangan
ini digunakan sabuk terbuka.
(Khurmi, R.S., 2002)
Gambar 2.4 Panjang Sabuk dan Sudut Kontak Pada Sabuk Terbuka.
(31)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Persamaan panjang total sabuk terbuka dapat ditulis sebagai berikut
(Khurmi, R.S., 2002):
÷÷
ø
ö
çç
è
æ
-+
+
+
=
x
r
r
x
r
r
L
2 2 1 2 1)
(
2
)
(
p
...
(2.5)
Dimana :
L
=
Panjang total sabuk (mm)
x
=
Jarak titik pusat puli penggerak dengan puli pengikut (mm)
r
1=
Jari-jari puli kecil (mm)
r
2=
Jari-jari puli besar (mm)
4.
Perbandingan tegangan pada sisi kencang dan sisi kendor
Persamaan perbandingan tegangan antara sisi kencang dengan sisi kendor
dapat ditulis sebagai berikut : (Khurmi, R.S., 2002)
b
q
m
. .cosec log 3 , 2 2 1 = T T...
(2.6)
Dimana :
T
1=
Tegangan
tight side
sabuk (N)
T
2=
Tegangan
slack side
sabuk (N)
µ =
Koefisien gesek
θ
=
Sudut kontak (rad)
β
=
Sudut alur puli (o)
5.
Sudut kerja puli (
α
)
Persamaan sudut kerja puli dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut
: (Khurmi, R.S., 2002)
Sin
α =
X
r
r
2-
11(untuk sabuk terbuka)
...
(2.7)
Sudut kontak puli:
θ
=
(180 – 2
α
).
180
p
rad (untuk sabuk tertutup)
...
(2.8)
6.
Kecepatan sabuk (
v
)
Besarnya kecepatan sabuk dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut : (Khurmi, R.S., 2002)
(32)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
17
v
=
60
.
.
d
N
p
...
(2.9)
Dimana:
v
=
Kecepatan sabuk (m/s)
d
=
Diameter sabuk (mm)
N
=
Putaran sabuk (rpm)
7.
Daya yang ditransmisikan oleh sabuk
Persamaan daya yang dipindahkan oleh sabuk dapat ditulis dengan
persamaan sebagai berikut : (Khurmi, R.S., 2002)
P = (T1 - T2) . v . n ...
(2.10)
Dimana:
P
=
Daya yang dipindahkan oleh sabuk (W)
T
1=
Tegangan
tight side
sabuk (N)
T
2=
Tegangan
slack side
sabuk (N)
v
=
Kecepatan sabuk (m/s)
n
=
Banyak sabuk
2.5
Pasak
Pasak adalah salah satu penahan beban, dimana beban yang timbul atau
beban yang terjadi adalah beban geser dan beban bending. Pada perancangan
pasak dalam memilih besar pasak tergantung dari besar perhitungan antara
perhitungan menurut tegangan geser dan tegangan bending.
1.
Tegangan geser
Tegangan geser adalah tegangan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja
sepanjang/sejajar dengan luas penampang gaya.
Persamaan yang digunakan adalah :
A
F
=
t
...
(2.11)
Dimana :
t
= Tegangan geser (N/mm
2)
F
= Gaya (N)
(33)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2.
Tegangan bending
Dimana rumus yang digunakan :
w
s
=
o
I
Y
M
.
...
(2.12)
Y
I
Z
=
o...
(2.13)
w
s
=
Z
M
...
(2.14)
Dimana :
M
=
Momen lentur
Y
=
Jarak sumbu netral ke titik tempat tegangan yang ditinjau
w
s
=
Tegangan lentur
o
I
=
Momen inersia
Z
=
Section modulus
(Khurmi dan Gupta, 2002)
2.6
Statika
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statika dari suatu beban
terhadap gaya-gaya dan juga beban yang mungkin ada pada bahan tersebut.
Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi
suatu obyek tinjauan utama. Sedangkan dalam perhitungan kekuatan rangka,
gaya-gaya yang diperhitungkan adalah gaya luar dan gaya dalam.
Beban
Reaksi
Reaksi
Beban roda gigi
Beban puli
Gambar 2.5 Sketsa Prinsip Statika Kesetimbangan.
(34)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2.6.1
Gaya Luar
Adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar sistem
yang pada umumnya menciptakan kestabilan konstruksi. Gaya luar dapat berupa
gaya vertikal, horisontal dan momen puntir. Pada persamaan statis tertentu untuk
menghitung besarnya gaya yang bekerja harus memenuhi syarat dari
kesetimbangan :
Σ
F
x= 0
...
(2.15)
Σ
F
y= 0
...
(2.16)
Σ
M
= 0
...
(2.17)
2.6.2
Gaya Dalam
Gaya dalam dapat dibedakan menjadi :
1.
Gaya normal
(normal force)
adalah gaya yang bekerja sejajar sumbu
batang.
2.
Gaya lintang geser
(shearing force)
adalah gaya yeng bekerja tegak lurus
sumbu batang.
3.
Momen lentur
(bending momen).
Persamaan kesetimbangannya adalah : (Popov, E.P., 1996)
§
Σ F = 0
atau
Σ Fx = 0
Σ Fy = 0 (tidak ada gaya resultan yang bekerja pada suatu benda)
§
Σ M = 0
atau
Σ Mx = 0
Σ My = 0 (tidak ada resultan momen yang bekerja pada suatu benda)
2.6.3
Tumpuan
Dalam ilmu statika, tumpuan dibagi atas :
1.
Tumpuan rol/penghubung.
Tumpuan ini dapat menahan gaya pada arah tegak lurus penumpu,
biasanya penumpu ini disimbolkan dengan :
(35)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 2.6 Sketsa Reaksi Tumpuan Rol.
2.
Tumpuan sendi.
Tumpuan ini dapat menahan gaya dalam segala arah.
Gambar 2.7 Sketsa Reaksi Tumpuan Sendi.
2.6.4
Diagram Gaya Dalam.
Diagram gaya dalam adalah diagram yang menggambarkan besarnya
gaya dalam yang terjadi pada suatu konstruksi. Sedang macam-macam diagram
gaya dalam itu sendiri sebagai berikut :
1.
Diagram gaya normal (NFD).
Yaitu diagram yang menggambarkan besarnya gaya normal yang terjadi
pada suatu konstruksi.
2.
Diagram gaya geser (SFD).
Yaitu diagram yang menggambarkan besarnya gaya geser yang terjadi
pada suatu konstruksi.
3.
Diagram moment (BMD).
Yaitu diagram yang menggambarkan besarnya momen lentur yang terjadi
pada suatu konstruksi.
2.7 Mesin Bubut
Proses permesinan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
elemen-elemen mesin, yang meliputi proses kerja mesin dan waktu pemasangan.
Reaksi
Reaksi
Reaksi
( Popov, E.P., 1996 )
( Popov, E.P., 1996 )
(36)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pada umumnya mesin-mesin perkakas mempunyai bagian utama yaitu :
a.
Motor penggerak (sumber tenaga).
b.
Kotak transmisi (roda-roda gigi pengatur putaran).
c.
Pemegang benda kerja.
d.
Pemegang pahat/alat potong.
Prinsip kerja mesin mesin bubut adalah benda kerja yang berputar dan
pahat yang menyayat baik memanjang maupun melintang. Sedangkan
macam-macam pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan mesin ini adalah antara lain :
-
Pembubutan memanjang dan melintang
-
Pengeboran
-
Pembubutan dalam atau memperbesar lubang
-
Membubut ulir luar dan dalam
Perhitungan waktu kerja mesin bubut adalah:
1.
Kecepatan pemotongan (v).
V =
π.D.
...
(2.18)
Dimana :
D = diameter banda kerja (mm).
N = kecepatan putaran (rpm).
2.
Pemakanan memanjang
Waktu permesinan pada pemakanan memanjang adalah :
n =
d
v
.
1000
.
p
...
(2.19)
Tm =
n
S
L
r.
...
(2.20)
Dimana :
T
m= waktu permesinan memanjang (menit)
L
= panjang pemakanan (mm)
S
= pemakanan (mm/put)
n
= putaran mesin (Rpm)
d
= diameter benda kerja (mm)
(37)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3.
Pada pembubutan melintang
Waktu permesinan yang dibutuhkan pada waktu pembubutan melitang
adalah :
T
m=
n
S
r
r.
...
(2.21)
Dimana :
r
= jari-jari bahan (mm)
2.8
Pengecoran atau penuangan (casting)
Pengecoran atau penuangan (casting) merupakan salah satu proses
pembentukan bahan baku/bahan benda kerja yang relatif mahal dimana
pengendalian kualitas benda kerja dimulai sejak bahan masih dalam keadaan
mentah. Komposisi unsur serta kadarnya dianalisis agar diperoleh suatu sifat
bahan sesuai dengan kebutuhan sifat produk yang direncanakan namun dengan
komposisi yang homogen serta larut dalam keadaan padat.
Proses penuangan juga merupakan seni pengolahan logam menjadi bentuk
benda kerja yang paling tua dan mungkin sebelum pembentukan dengan
panyayatan
(chipping)
dilakukan. Sebagai mana ditemukan dalam artifacts kuno
menunjukkan bukti keterampilan yang luar biasa dalam pembentukan benda dari
bahan logam dengan menuangkan logam yang telah dicairkan
(molten metals)
kedalam cetakan pasir khusus menjadi bentuk tertentu. Pengecoran dengan
menggunakan cetakan pasir juga merupakan teknologi yang menuangkan larutan
cair dari logam secara hati-hati kedalam cetakan pasir yang sudah dipersiapkan
dengan hasil yang mendekati sempurna. Oleh karena itulah proses pembentukan
melalui teknik penuangan ini juga digunakan pada level kebangsawanan seperti
pembuatan benda-benda seni seperti ornament alam dan alat memasak dan
lain-lain.
(38)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Cara KerjaSistemTransmisiPadaMesinPemerasBatangSorghum
Cara kerja mesin ini adalah tenaga dari motor diesel akan dipindahkan melalui belt menuju puli besar setelah itu putaran ditransmisikan melalui roda gigi transportir pertama ke roda gigi sedang kemudian putaran itu ditransmisikan lagi oleh roda gigi transportir kedua ke roda gigi besar. Putaran roda gigi besar ini dihubungkan dengan roda gigi pada rol depan sehingga poros rol berputar. Selanjutnya putaran poros rol depan ini ditransmisikan ke poros rol atas dan belakang melalui tiga buah roda gigi, sehingga poros rol atas dan belakang dapat berputar. Putaran ketiga buah rol dibuat searah agar saat batangsorghum dimasukkan, batangsorghum dapat terbawa oleh rol.
Secara garis besar proses mesin pemeras batangsorghum adalah mula-mula batangsorghum dimasukkan antara rol atas dan rol depan kemudian rol menggilas batangsorghum. Penggilasan rol pertama masih tersisa nira dalam ampas yang kemudian digilas kembali oleh rol belakang sehingga tidak ada lagi nira yang tersisa dalam ampas. Nira tersebut akan jatuh ke penadah yang telah disediakan. Nira yang telah terkumpul dalam penadah tersebut dapat langsung digunakan untuk proses pembuatan bio etanol selanjutnya.
3.2 PerencanaanPulidanSabuk
Diketahuispesifikasitransmisipadamesinpemerasbatangsorghumdandiesel sebagaiberikut :
1. Putarandiesel (N1) = 1420 Rpm
2. Diameter puli yang digerakan (D2) = 795 mm
(39)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Analisa perhitungan : 1. Kecepatan sabuk. V =
π
.d1.=
, , = 29,72 m/s2. Panjang sabuk yang digunakan. ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + + + = x d d x d d L 4 ) ( 2 ) ( 2 2 2 1 2 1 π = , , , . , , .
=1,57(1,195)+8+ ,
=1,876+8+0,01
=9,886 m
3. Sudut kontak (θ ) yang terjadi pada sabuk antara puli diesel dan pulimesin pemeras batang sorghum.
Gambar3.1Sabukdanpuli. x = 4 m
B Puli diesel
Puli yang digerakkan A
(40)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Untuksabukterbuka, sudutsinggung yang terjadiantarasabukdanpuli
Sin x d d x r r 2 1 2 1
2− = −
=
α
= , ,
.
α
= , = 2,83°Sudut kontak puli pada motor : θ = (180° – 2 .α)
180 π
= (180° – 2. 2,83°) 180
14 , 3
= (174,34°). 0,1744 = 3,04rad
Sudut kontak puli pada roda gigi : θ = (180°+ 2 .α)
180 π
= (180° + 2. 2,83°) 180
14 , 3
= (185,66°). 0,1744= 3,04 rad 4. Koefisien gesekan.
µ = 0,54 – , , = 0,54 – ,
, ,
= 0,54 – , , = 0,54 - 0,233= 0,3
(41)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
26
MenghitungBesarnyaKapasitasMesinPemerasBatangSorghum : Luassatubatangsorghum
= 3,14 (12)2 = 452, 16 mm2
Luassepuluhbatangsorghum = 452, 16 mm2 x 10 batang = 4521, 6 mm2
Gaya pemerasanadalah: (Ft) =
= , ,
= 2,74kN
Gaya perasdengansudut 70Ø Ft = 2740 N/ cos 70Ø
= 8375 N
Kemudianuntukmenentukandaya yang
diperlukanpadamesinpemerastebuiniadalahsebagaiberikut : Torsi padarolatas :
T = Gaya x ½ diameter = 8375N x 0.105 m = 877,5Nm
Dayauntukmemutarrol : P = , . π
= 3673,8 watt = , = 4,92 HP
(42)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Perbandingantranmisi 1. Motor Puli A
=
N2 =
, = 732,32 Rpm 2. Puli B - Pinion C
Satuporos, maka NA = NC
NA = 732,32 Rpm
3. Pinion C – Roda Gigi D ND =
.
= . ,
= 150,35Rpm
4. Roda Gigi D – Pinion E Satuporosmaka ND=NE
ND = 150,35Rpm
5. Pinion E – Roda Gigi F
N
F=
. = , .= 39,8 Rpm 40 Rpm
Torsi padarodagigiØ 875 mm :
T =
= ,
= 877,5N.m
(43)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
28
DayauntukmemutarporosrodagigiØ 875 mm: P = π
= , π = 16734 watt
Torsipadaporospuli :
T =
=
= 234N.m
Dayauntukmemutarporospuli : P = π
= π = 17904 watt =
≈ 24 HP
Olehkarenaitu, kitamengambil diesel dengandaya 24 HP.
Daya yang ditransmisikan P = 24 HP
17904 W = ) v = ) 29,72 =
,
(44)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2,3 log = . , , ,
log ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 2 1 T
T = ,
, log ⎟⎟
⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 2 1 T
T = 0,397
⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 2 1 T
T = 2,49 ...(ii)
Dari persamaan (i) dan (ii)
, ,
602,42 + = 2,49 602,42 = 1,49
= 404,38 N
, ,
= 1006,72 N
5. Massa per meter panjang sabuk (m).
m = Area x Panjang x Densitas
= A x 9,886m x 1140kg/m3= 9886A kg/m2
6. Gaya tarik sentrifugal (Tc).
Tc = m x V2
= 9886A kg/m2x (29,72m/s)2 = 9886A x 883,2784 N = 8,732. AN
(45)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
30
7. Gaya tarik total.
T = T1+ Tc
= 1006,72N+8,732. AN ...(iii) 8. Gaya tarik maksimum pada sabuk (T).
T =
σ
.
A
= 4. A N ...(iv) Dari persamaan (iii) dan (iv)
1006,72N+8,732. A N = 4. A N 4,732. A N = 1006,72 N A = 212,747. A = 212,747
9. Daya yang ditransmisikan sabuk pada kecepatan v = 29,35m/s.
P = (T1−T2)v
= (1006,72 N– 404,38N)29,35 m/s
= 17678,679watt
= 23,70 hP
Daya yang ditransmisikan hanya 23,70 hP hal ini dikarenakan pada saat sabuk berputar terjadi selip antara sabuk dengan puli oleh karena itu daya yang ditransmisikan tidak 24 hP.
(46)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3.3 PerhitunganRoda Gigi
1. Dalam menghitung roda gigi ∅ 124 mm maka diperlukan data-data sebagai berikut :
- Modul (m) : 8 mm - Jumlah gigi (Z) : 11
- Kelonggaran ( clearance = C ) : 0,25 m a. Menghitung pitch(P)
P = π x m = π x 8 mm = 25,12 mm b. Tinggi gigi (h)
h = 2 x m + C
= 2 x 8 + 0,25 x 8 mm = 18 mm
c. Menghitung diameter tusuk d = m x Z
= 8 mm x 11 = 88 mm
d. Menghitung diameter dalam df = d – 2 (m + C)
= 88 mm – 2 (8mm + 0,25 x 8mm) = 60 mm
e. Menghitung diameter luar da = (m x Z) + 2h
= 88 mm + 36 mm= 124 mm
f. Adendum : 1 m : 8 mm
g. Dedendum : 1,25 m : 10 mm
h. Working depth : 2 m : 16 mm
i. Total depth : 2,25 m : 18 mm
(47)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Dalam menghitung roda gigi ∅875 mm maka diperlukan data-data sebagai berikut :
- Modul (m) : 14 mm - Jumlah gigi (Z) : 58 - Kelonggaran ( clearance = C ) : 0,25 m a. Menghitung pitch(P)
P = π x m = π x 14 mm = 43,96 mm b. Tinggi gigi (h)
h = 2 x m + C
= 2 x 14 + 0,25 x 14 mm = 31,5 mm
c. Menghitung diameter tusuk d = m x Z
= 14 mm x 58 = 812 mm
d. Menghitung diameter dalam df = d – 2 (m + C)
= 812 mm – 2 (14 mm + 0,25 x 14 mm) = 777 mm
e. Menghitung diameter luar da = (m x Z) + 2h
= 812 mm + 63 mm = 875 mm
f. Adendum : 1 m : 14 mm
g. Dedendum : 1,25 m : 17 mm
h. Working depth : 2 m : 28 mm
i. Total depth : 2,25 m : 31,5 mm
(48)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Dalam menghitung roda gigi ∅215 mm maka diperlukan data-data sebagai berikut :
- Modul (m) : 10 mm - Jumlah gigi (Z) : 17
- Kelonggaran ( clearance = C ) : 0,25 m a. Menghitung pitch(P)
P = π x m = π x 10 mm = 31,4 mm b. Tinggi gigi (h)
h = 2 x m + C
= 2 x 10 + 0,25 x 10 mm = 22,5 mm
c. Menghitung diameter tusuk d = m x Z
= 10 mm x 17 = 170 mm
d. Menghitung diameter dalam df = d – 2 (m + C)
= 170 mm – 2 (10 mm + 0,25 x 10 mm) = 145 mm
e. Menghitung diameter luar da = (m x Z) + 2h
= 170 mm + 45 mm) = 215 mm
f. Adendum : 1 m : 10 mm
g. Dedendum : 1,25 m : 12,5 mm
h. Working depth : 2 m : 20 mm
i. Total depth : 2,25 m : 22,5 mm
(49)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4. Dalam menghitung roda gigi ∅604 mm maka diperlukan data-data sebagai berikut :
- Modul (m) : 8 mm - Jumlah gigi (Z) : 71
- Kelonggaran ( clearance = C ) : 0,25 m a. Menghitung pitch(P)
P = π x m = π x 8 mm = 25,12 mm b. Tinggi gigi (h)
h = 2 x m + C
= 2 x 8 + 0,25 x 8 mm = 18 mm
c. Menghitung diameter tusuk d = m x Z
= 8 mm x 71 = 568 mm
d. Menghitung diameter dalam df = d – 2 (m + C)
= 568 mm – 2 (8 mm + 0,25 x 8 mm) = 548 mm
e. Menghitung diameter luar da = (m x Z) + 2h
= 568 mm + 36 mm) = 604 mm
f. Adendum : 1 m : 8 mm
g. Dedendum : 1,25 m : 10 mm
h. Working depth : 2 m : 16 mm
i. Total depth : 2,25 m : 18 mm
(50)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3.3.1 Menghitung Kekuatan Roda Gigi
1. kekuatan roda gigi ∅124 yang berfungsi sebagai pinion a.menghitung kecepatan pinion
Dalam menghitung kecepatan dari pinion dibutuhkan data-data sebagai berikut:
- Modul (m) : 8 mm
- Jumlah gigi dari pinion (Tp) : 11 - Jumlah putaran dari roda gigi pinion ( ) : 124 rpm - Jumlah gigi dari roda gigi ( ) : 71 - Allowable Static Stress (fo) lampiran 4 : 10,5 kg/ - Lebar muka gigi (b) : 15,708 mm - Faktor keamanan (Cs) lampiran 5 :1,25 Kecepatan dari pinion adalah :
= 342,64 m/menit
(51)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3.4 Desain Poros Roda Gigi
DesainPorosPulidanRodaGigi Pinion Dengan Gear
Diketahui : P = 24 PK = 17904 watt T1 = 1006,72 N N = 730 Rpm T2 = 404,38 N T
T ,
WGear = 39,24 N
WPuli = 1066,35 N
= 40 Mpa = 40 N mm Km = 2
Kt = 2
DGear = 124 mm =RGear = 63 mm
DPuli = 795 mm = RPully = 397,5 mm
Maka torsi yang di transmisikanoleh shaft:
T =
=
234 Nm =234000Nmm Bebankebawah vertical porospadapuli= T1 + T2 + Wpuli =(1006,72 +404,38 + 1066,35) N = 2477,45 N
Torsi pada gear samapadaporos ,makabeban vertical keatasporospada gear : Ft =
=
3,9 x 103 N Total bebanvertikalkeataspadaporosFt – Wgear = 3900 – 39,24 = 3860,76 N RC
3860,76 N
2477,45 N
(52)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Dari momen di D
RC x 270 = 3860,76 x 380 + 2477,45 x 110
RC = , ,
RC = 6443 N
RD + 3860,76 = RC + 2477,45 N
RD = 6443 + 2477,45- 3860,76
RD = 1104,79 N
B.M di gear danpuli = 0
B.M di A = 3860,76 110 = 424.683,6 Nmm B.M di B = 2477,45 110 = 271.519,5 Nmm B.M maksimum di A, maka M = MA = 424,7 Nmm
Moment punter equvivalen
Te = Km M Kt T = ,
= ,
= , = 978,6 Nmm
Te = τ d 978,6 =
d = 124.662,42
d = 49,95mm atau 50 mm Diameter yang digunakan 50 mm
Dari hasil perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa poros pada mesin dengan diameter 60 mm aman karena melebihi diameter yang diperlukan yaitu 50 mm.
(53)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 3.2DesainPorosPulidanRoda Gigi Pinion. B
C D
110 270
A
C
B D
A A A
C D
B
B
D C
B C
D
(a) Space Diagram
(e) B.M Diagram (d) NFD
(c) SFD
(b) Torsi Diagram 234x103 Nmm
124184,5Nmm 304815,5Nmm
39,24 N 1066,35 N
1128,95 N 2771,05 N A
B
110
(54)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
39
DesainPorosRoda Gigi Pinion Dengan Gear Diketahui : T = 234x103Nmm
N = 150 Rpm AC = 85 mm BD = 85 mm
Dc = 215 mm = Rc = 175 mm
Dd = 604 mm = Rd = 302 mm
AB =290 mm
= 84 N/mm2
= 40 Mpa = 40 N/mm2 Θc = 80o
Wd = 810 N
Θc = 72o
Wc = 108 N
Km = 2
Kt = 2
Daya yang ditransmisikan : P x 60 = T.2π.N
P = . . .
= 3673,8 Kw
Karena Torsi kebawah di C dan di D sama. Maka, gayatangensialdigearC : FtC = =
³
= 1337 N Ftc’ =
=
4327 NGaya total kebawah di C = Ftc + Wc=4327 N + 108 N = 4435 N.
Gaya tangensial gear D :
F
tD= =
³
(55)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Ftd’ = ,
= ,
,
=
4612 NGaya total kebawah di C = FtD + WD=4612 N + 810 N = 5422 N.
Maka, RAdan RB = Reaksipada A dan B.
RA + RB = 5422 N + 4435 N
= 9857 N
Momen di A
RB x 290 = 5422 x 205 + 4435 x 85
RB =
RB = 5133 N
RA = 9857 – 5133 = 4724 N
B.M di C
MC = RA x 85
= 4724 x 85
= 401540Nmm
B,M di D
MD = RB x 85
= 5133 x 85
= 436305Nmm
Maximum bending momen :
M = MD = 436305Nmm
A
C D
B 120
290
RB
RA
5422 N 4435 N
(56)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
41
MomenPuntirEquivalent :
Te = Km x M Kt x T
= x x x = , x , x
= , x
= 9,89 x Nmm 9,89 x Nmm = x τ x d d³ = 112927,5 d ≈ 50 mm
untuk Equivalent bending momen ( Me)
Me = Km x M Kw x M Kt x T
x
= 930805Nmm
930805 Nmm= x σb x d d³ = 112927,5
d = 48 mm
darikedua diameter tersebutdiambil yang paling besar: d = 50 mm
Dari hasil perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa poros pada mesin dengan diameter 65 mm aman karena melebihi diameter yang diperlukan yaitu 50 mm. Namun sebaiknya diameter poros yang digunakan adalah 60 mm, tidak terlalu besar melebihi 50 mm.
(57)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3.A B
C D
120 290
A
C
B D
A A A
C D
B
B
D C
B
C D
(a) Space Diagram
(e) B.M Diagram (d) NFD
(c) SFD
(b) Torsi Diagram 234x103 Nmm
436305 Nmm 401540 Nmm
4435N 5422N
5113 N 4724 N
(58)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3.5 Menentukan Dimensi pasak
Pasakdigunakanuntukmenahangaya geser antara poros dengan rol maupun poros dengan gear. Bahanpasakterbuatdari ST 42, kekuatanbahandiketahuikekuatangesersebesar =40 N/mm2dankekuatantariksebesar
= 70 N/mm2.
1. Kekuatanijin pasak
- Tegangantarikmaksimumpasak
u = 70 N/mm2 max = y
= 40 N/mm2 - Tegangangesermaksimumpasak
max = max =
.
40 N/mm = 20 N/mm2. Diameter poros diketahui 50 mm, dari tabel didapat w = 16 mm
t = 10mm
dan bila diketahui T = l x w x x
=
l x 16 x 42 x=
16800 l N mm...(i) dan juga T = x x = x 42 x = 1,03 x N ...(ii) maka dari persamaan (i) dan (ii) didapatl = , .
=
61, 31 mmdan bila diketahui T = l x x x
=
l x x 70 x=
87510 l N mm...(iii) maka dari persamaan (ii) dan (iii) didapatl = , .
(59)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
44
maka dimensi pasak adalah w = 16 mm t = 10 mm l = 117,7 mm
3.5.1 Lubangpasak
Proses penggefrasisan untuk lubangpasakw = 16 mm, t = 10 mm, l = 117,7 mm dengan menggunakan 2 mata frais, diameter 5 mm dan 16 mm dua tahap. Bahan poros baja ST 34. Sebelum proses pengefraisan, terlebih dahulu pastikan matafrais tidak dalam keadaan rusak.
1. Waktu pengerjaan dengan mata frais 5 mm : Putaran (n) = 150 rpm.
Sr = 0,18 Kedalaman (l) = 10 mm. Waktu untuk sekali pengefraisan :
Tm =
n Sr l d . . 3 , 0 + = , . , .
= 0,167 menit
Pengefraisan dilakukan di 4 titik, sehingga waktu pengefraisan : = 4 x 0,167
= 0.668 menit Waktu setting = 5 menit
Waktu pengefraisan untuk mata frais 5 mm adalah 0.668 + 5 = 5.668menit. 2. Waktu pengefraisan 16 mm dengan mata frais28 mm :
Putaran (n) = 150 rpm. Sr = 0,18 Kedalaman(l) = 10 mm. Waktu untuk sekali pengefraisan :
Tm =
n Sr l d . . 3 , 0 + = , .
, . = 0,38 menit
(60)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
45
= 4 x 0,38 = 1.52 menit Waktu setting = 5 menit
Waktu pengerjaan untuk mata frais 5 mm adalah 1.52 + 5 = 6.52 menit. Waktu total pengerjaan untuk pengefraisan lubang pasak= 12,188 menit atau 13 menit
3.6Desain untuk rumah bearing
Untuk diameter bearing 40 mm, diameter bor 17 mm, lebar bearing 12 mm. Dengan no bearing 203 hasil ini didapat dari tabel bearing maka tebal rumah bearing adalah :
Diketahui
= 60 mm ( jarak antar baut) w = 946,5 N
( tegangan bending cast iron) = 15 N/ . .
. σ. l
. , .
. .
√ .
t = 21,75 mm
Untuk diameter bearing 50 mm, diameter bor 20 mm, lebar bearing 15 mm. Dengan nomor bearing 304 hasil ini didapat dari tabel bearing maka tebal rumah bearing adalah :
Diketahui
a =70 mm ( jarak antar baut) w = 1134 N
( tegangan bending cast iron) = 15 N/ . .
(61)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
46
. .
. . , t = 23 mm
Dari hasil perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa rumah bearing yang ada pada mesin adalah aman dengan tebal 25 mm.
3.7 Perhitungan Las
Pengelasan yang ada pada kontruksi alat ini terbagi menjadi 2 jenis, untuk bagian rangka adalah las sudut dan las V menggunakan las listrik. Perhitungan kekuatan las pada sambungan tepi padarangka dengan tebal plat 10 mm, panjang pengelasan 500 mm, sehingga untuk memperhitungkan kekuatan las ditentukan A dengan :
A = 10mm .sin 45 . 500 mm = 10mm .0,707 .500 mm = 3535 mm2
Elektroda yang digunakan E 6013.
E 60 = Kekuatan tarik terendah setelah dilaskan adalah 60.000 psi atau 420 N/mm2.
1 = Posisi pengelasan mendatar, vertical atas kepala dan horizontal
3 = Jenis listrik adalah DC poloaritas bolik (DC+) diameter elektroda 5 mm, arus 230 – 270 A, tegangan 27-29 V
Tegangan yang terjadi pada sambungan adalah :
Fmax = ,
= 1471,5 N
A
Fmax
=
σ
3535
5 , 1471 N
=
σ
(62)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tegangan tarik ijin las (σt)
σt = 0,5 . σ ijin
= 0,5 . 420 N/mm2 = 210 N/mm2
Karena σ pengelasan <σ ijin, maka pengelasan aman.
3.8 MenentukanKapasitasPenggilasanBatangSorghum. Kapsitaspenggilasan = keliling roll x jumlahputaran
= 2 π r x 40 Rpm = 2 π 0.105 x 40 Rpm = 26,376 m/menit
Kapasitas = kapasitaspenggilasan x beratsorghum x jumlahbatangsorghum = 26,3 x 0,125 kg/m x 10
= 65,94 Kg/menit x 60 = 3956 Kg/jam
Atau 4000 Kg/jam.
(63)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
PROSES PEMBUATAN ALAT
4.1 Pembuatan Mesin
Mesin ini dibuat atas kerjasama antara mahasiswa Teknik Universitas Sebelas Maret dengan bengkel mesin Universitas Sebelas Maret. Untuk menyelesaikannya dibutuhkan waktu 3 bulan dan untuk pengetesan mesin membutuhkan waktu 1 minggu.
4.1.1 BahanYang Digunakan :
a. Dua buah rol dengan diameter 200 mm dan sebuah rol dengan diameter 250 mm sebagai penggilas.
b. Besi plat dengan tebal 10mm sebagai tempat penghantar nira dan sorghum.
c. Besi profil U ukuran 150 x 38 x 38 mm sebagai rangka dan landasan. d. Kayu jati ukuran 150 mm x 200 mm sebagai landasan mesin.
e. Kuningan plat sebagai bantalan geser / metal. f. Bearing.
g. Baut M 14 dan M 12 sebagai pengunci bantalan. h. Besi diameter 60 mm dan 50 mm sebagai poros.
4.1.2 Alat Yang Dibutuhkan : a. Gergaji
b. Mesin bubut c. Mesin bor d. Mesin gerinda e. Mesin las f. Meteran
g. Siku / mistar baja h. Amplas
i. Cat/thinner j. Kapur k. kuas
(64)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4.1.3 Peta Operasi Kerja :
Peta operasi kerja adalah Peta Kerja yang menggunakan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut kedalam elemen-elemen operasi secara detail.
Peta Operasi Kerja Pembuatan Roda Gigi dan Roll
Poros Roda Gigi 1 & 2 Poros Rol 3, 4 & 5 Roda gigi
0-1 0-1 0-1
0-2 0-2 0-2
1-1 1-2 1-3 1-2 1-1 1-1
Di ukur dengan sket match Operasi Bubut Pemeriksaan ukuran 0-3 0-4 0-3 0-4 0-3 0-5 Di ukur dengan sket match Operasi bubut Pemeriksaan ukuran Pembuatan cetakan Pemeriksaan
ukuran Operasi
pengecoran Di ukur dengan sket match Operasi bubut Pemeriksaan dengan sket match Operasi bubut Pemeriksaan ukuran Pemeriksaan ukuran Pemeriksaan ukuran Operasi mesin bor Pemeriksaan ukuran 0-4 Operasi mesin gerinda Pemeriksaan ukuran 1-2 Dirakit 0-5 Proses Perlakuan panas
(65)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Resume
Langkah Kerja Pembuatan Poros Roda Gigi 1 & 2 :
- Operasi 1 : Proses pengukuran dengan sket match poros yang akan Dibubut, menandainya sesuai dengan ukuran
masing-masing poros.
- Operasi 2 : Proses pembubutan pada ujung kanan sepanjang 300 mm dari diameter 70 mm menjadi diameter 65 mm.
- Pemeriksaan 1 : Diperiksa ukurannya.
- Operasi 3 : Mengukur dengan menggunakan sket match.
- Operasi 4 : Dilakukan proses pembubutan pada ujung kiri sepanjang 250 mm dari diameter 70 mm menjadi diameter 65 mm.
- Pemeriksaan 2 : Diperiksa ukurannya.
- Operasi 5 : Proses pengefraisan sepanjang 50 mm dengan kedalaman 7mm.
- Pemeriksaan 3 : Diperiksa ukurannya.
Poses pengerjaan :
Bahan cast iron grade 15 Ø70 panjang 555 mm
1. Mengambil bahan dan perlengkapan mesin bubut. 2. Mengecek ukuran bahan dan alat bantu yang diperlukan. 3. Mempersiapkan mesin bubut dan perlengkapan yang lainya. 4. Menyeting pahat dan putaran mesin bubut.
5. Menyekam benda kerja sepanjang 180 mm. 6. Membubut rata permukaan ujung benda kerja.
(66)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
51
7. Membubut memanjang benda kerja dari Ø70 mm menjadiØ 65 mm sepanjang 500 mm.
8. Membalik benda kerja.
9. Menyekam benda kerja sepanjang 220 mm.
10. Memfacing benda kerja sampai benda kerja berukuran panjang 550 mm. 11. Membubut memanjang benda kerja dari Ø70 mm menjadiØ65 mm
sepanjang250 mm .
12. Menganti pahat rata dengan pahat alur.
13. Membubut alur benda kerja dengan posisi pahat alur 50 mm dari ujung benda kerja sedalam 9,5 mm.
14. Mengganti pahat alur dengan pahat rata. 15. Melepas benda kerja.
Poses pengerjaan :
Bahan cast iron grade 15 Ø 70 panjang 310 mm
1. Mengambil bahan dan perlengkapan mesin bubut. 2. Mengecek ukuran, bahan dan alat bantu yang diperlukan. 3. Mempersiapkan mesin bubut dan perlengkapan yang lainya. 4. Menyeting pahat dan putaran mesin bubut.
5. Menyekam benda kerja sepanjang 100 mm. 6. Membubut rata permukaan ujung benda kerja.
7. Membubut memanjang benda kerja dari Ø70 mm menjadi Ø 65 mm sepanjang 150 mm.
(67)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
52
9. Menyekam benda kerja sepanjang100 mm.
10. Memfacing benda kerja sampai benda kerja berukuran panjang 300 mm. 11. Membubut memanjang benda kerja dari Ø70 mm menjadi Ø65 mm
sepanjang 160 mm .
12. Mengganti pahat rata dengan pahat alur.
13. Membubut alur benda kerja dengan posisi pahat alur 50 mm dari ujung benda kerja sepanjang 78 mm sedalam 9,5 mm.
14. Mengganti pahat alur dengan pahat rata. 15. Melepas benda kerja.
Langkah Kerja Pembuatan Roda Gigi :
- Operasi 1 : Proses pengukuran dengan sket match dan meteran untuk roda gigi yang akan dibuat.
- Operasi 2 : Proses pembuatan cetakan negative sesuai dengan ukuran masing-masing roda gigi yang akan dibuat.
- Pemeriksaan 1 : Diperiksa ukurannya.
- Operasi 3 : Proses pengecoran dan pembentukan roda gigi.
- Operasi 4 : Proses penghalusan setelah proses pengecoran.
- Operasi 5 : Proses perlakuan panas, dengan penambahan kadar carbon untuk meningkatkan tingkat kekerasannya.
(1)
commit to user
3. Rangka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan rangka adalah : a. Mengecat rangka untuk menghindari karat dan keropos.
b. Membersihkan rangka setelah digunakan untuk menggilas tebu. c. Memeriksa sambungan las pada rangka secara berkala.
4. Bantalan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan bantalan : a. Melumasi bantalan dengan grease.
b. Dalam penggunaan, apabila perputaran poros dan rol terasa berat dan suaranya agak kasar maka harus dicek keadaan bantalannya masih dalam keadaan baik atau tidak.
5. Puli dan sabuk.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan puli dan sabuk : a. Memeriksa sabuk sebelum digunakan untuk memeras batang sorghum. b. Setelah selesai digunakan, membersihkan puli dan sabuk dari kotoran dan
debu. 6. Diesel.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan diesel : a. Mengecek selalu kondisi air pendingin pada mesin diesel.
b. Mengecek putaran mesin diesel apakah stabil atau tidaknya, bila tidak segera melakukan pengecekan mesin diesel secara menyeluruh.
(2)
commit to user
4.3 Analisa Biaya Komponen Mesin
Tabel 4.1 a.Biaya Komponen Mesin.
No Jenis Komponen Jumlah
Harga satuan (Rp.)
Harga (Rp.)
1 Gear Ø 20, l = 15 cm 3 @30 kg 20.000 / kg 1.800.000 2 Gear Ø 10, l = 10 cm 2 @40 kg 20.000 / kg 1.600.000 3 Pulley Ø 100, l = 15 cm 1 @100 kg 20.000 / kg 2.000.000 4 Gear Ø 80, l = 15 cm 1 @120 kg 20.000 / kg 2.400.000 5 Gear Ø 60, l = 15 cm 1 @ 80 kg 20.000 / kg 1.600.000 6 Roller Ø 20, p = 35 cm 2 @60 kg 20.000 / kg 2.400.000 7 Roller Ø 22, l = 15 cm 1 @80 kg 20.000 / kg 1.600.000 8 Poros penggerak roda gigi 2 @20 kg 20.000 / kg 800.000 9 Poros roller 3 @ 15 kg 20.000 / kg 900.000 10 Pasak p=15x1x1 cm 10@22.000 220.000 11 Baut Ø 26 mm
Baut besar untuk dudukan
8 @10.000 80.000
12 Baut Ø 26 mm Baut pengunci roller
4 @15.000 60.000
13 Plat U p= 10x6x1cm 10m @70.000 700.000 14 Baut Ø 22 mm
Baut pengunci roda gigi
8 @10.000 80.000
15 Baut Ø 24 mm
Baut penyetel horisontal
2 @15.000 30.000
16 Bearing roller Ø 40 mm 6@80.000 480.000 17 Bearing gear Ø 50 mm 2 @110.000 220.000
18 Bantalan jati 1.000.000
19 Beaya Transport mesin dari kudus
750.000
20 Beaya lain-lain 250.000
(3)
commit to user
b.Honor Teknisi.No Nama Anggaran Waktu Biaya (Rp)
Total (Rp) 1 Honor Teknisi pembuatan 3
buah roller (1 orang ) 1 bulan 600.000 600.000 2 Honor Teknisi pembuatan 5
buah roda gigi pinion (1orang )
2
minggu 600.000 600.000 3 Honor Teknisi pembuatan 2
buah roda gigi besar (1 orang )
2
minggu 500.000 500.000 4 Honor Teknisi pembuatan 1
buah pulley (1 orang )
2
minggu 300.000 300.000 5 Honor Teknisi pembuatan 3
buah mantel roller (1 orang )
3
minggu 1.200.000 1.200.000
Total 3.200.000
Biaya total pembuatan mesin pemeras batang sorghum.
Biaya teknisi Rp. 3.200.000,00 Biaya komponen mesin Rp. 18.980.000,00 +
(4)
commit to user
60BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembuatan Rancang Bangun Sistem Transmisi Mesin Pemeras Batang Sorghum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mesin pemeras batang sorghum ini bekerja dengan menggunakan penggerak diesel dengan daya 24 HP dan putaran 1420 Rpm.
2. Mesin pemeras batang sorghum ini memiliki kapasitas 4000 kg/jam.
3. Total biaya untuk membuat Mesin Pemeras Batang Sorghum sebesar
Rp.22.180.000,-4. Mesin pemeras batang sorghum ini memiliki tiga buah roller dengan putaran 40 Rpm.
5. Mesin pemeras batang sorghum ini memiliki tiga tingkatan sistem transmisi dengan tiga buah poros penyangga.
(5)
commit to user
5.2 Saran
1. Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan oleh karena itu :
a. Sebaiknya dalam penulisan Laporan harus dirancang dengan matang tanpa buru-buru.
b. Sebaiknya dalam penulisan maupun menggambar teknik harus memiliki buku panduan sehingga gambar sesuai standar ISO.
c. Dalam pengerjaan alat maupun laporan sebaiknya lebih sering konsultasi dengan dosen pembimbing maupun orang yang ahli dalam bidangnya.
(6)
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
J. E. Shigley dan Larry D. M, 1995, “Perancanaan Teknik Mesin”, jilid II, Edisi keempat, Erlangga.Jakarta.
Jutz H dan Scharkus E, 1996, “ Westerman Table for The Metal Trade” New Delhi: Weley Eastern Limited.
Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002. Machine Design.S. CHad & Company LTD. Ram Nagar-New Delhi.
Popov, E.P. 1996. Mekanika Teknik (Machine of Material). Erlangga. Jakarta. Sato T dan N. Sugiarto H, 1994, “Menggambar Mesin Menurut Standart Iso”, PT.
Pradya Paramita, jakarta.
Sularso dan Suga, K. 1987, Dasar dan PemilihanElemenMesin, Cetakankeenam, PradnyaParamitha. Jakarta.