PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT.

(1)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPACT OF TOURISM ATTRACTION TO VISITOR MOTIVATION TO VISIT BRAGA CULINARY NIGHT AND CIBADAK CULINARY NIGHT

ABSTRACT

Fadel Muhammad Kartadimaja NIM: 1001536

Braga Culinary Night and Cibadak Culinary Night are the firsts dish dinner festival held in Bandung. Variety of tourism attractions in Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night are the main thing to serve to the visitor. Visitor motivation to visit Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night depend on tourism attraction in that event. This research intended to discover the impact of tourism attraction in Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night towards visitor motivation to visit Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night. This research use descriptive method with quantitative approach through questionnaire. Simple linear regression analysis technique is used for data analysis in this research. The population in this research are visitor of Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night, and the sample of this research are 100 visitor of Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night, 50 questionaire each place. The result of this research shows that tourism attraction in Braga Culinary night affected 41.7% of visitor motivation to visit Braga Culinary Night, and the rest 58.3% are affected by another factor that unexamined. While tourism attraction in Cibadak Culinary Night affected 59.6% of visitor motivation to visit Cibadak Culinary Night, and the rest 40.4% are affected by unexamined factors. It shows that tourism attraction positively affected the visitor motivation to visit Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night. Suggestion for Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night managers to innovate the concept of the event and the facilities in order to avoid the visitors become saturated and also bring a different atmosphere each week.

Key Word : Tourism attraction, Motivation to visit Braga Culinary night and Cibadak Culinary Night.


(2)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

ABSTRAK

Fadel Muhammad Kartadimaja NIM: 1001536

Braga Culinary Night danCibadak Culinary Night merupakan festival hidangan malam yang pertama kali diselenggarakan di Bandung. Keanekaragaman atraksi wisatayang dimiliki Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night ini menjadi hal utama yang disajikan kepada para Pengunjung.Motivasi berkunjung wisatawan di Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night. salah satunya bergantung kepada atraksi wisata yang dimiliki oleh event tersebut. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atraksi wisata yang dimiliki Braga dan Cibadak Culinary Night terhadap motivasi wisatawan yang berkunjung ke Braga dan Cibadak Culinary Night. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan cara penelitian menggunakan kuesioner.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier sederhana. Populasi dalam penelitian ini yaitu wisatawan yang merupakan pengunjung yang pernah mengunjungi Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 100 responden yang disebar di dua lokasi sebanyak masing – masing 50 kuisoner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa atraksi wisata di Braga culinary night berpengaruh sebesar 41,7% dan sisa 58,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dan arah positif juga di tunjukan di Cibadak culinary night dengan hasil atraski wisata sebesar 59,6% dan sisanya 40,4 %.Hal ini menunjukan bahwa atraksi wisata berpengaruh positif terhadap motivasi berkunjung wisatawan dan atraksi wisata.Saran diberikan kepada pihak pengelola Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night agar melakukan inovasi konsep acara dan fasilitas untuk menghindari kejenuhan masyarakat dengan memberikan suasana yang berbeda pada setiap pelaksanaannya.

Kata Kunci : Atraksi wisata, MoitvasiBerkunjung,Braga Culinary Night, dan Cibadak Culinary night.


(3)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keindahan alam Indonesia dengan beraneka ragam etnik dan keunikan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dulu menjadi perhatian dan daya tarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Berdasarkan pada potensi itu, Indonesia menempatkan sektor Pariwisata menjadi sektor andalan untuk pemasukan devisa Negara sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia.

Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat dan mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya terutama DKI Jakarta. Kota Bandung merupakan suatu cekungan dan terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh pegunungan.Berkat dataran tinggi dan gunung-gunung di sekelilingnya, Kota Bandung berhawa sejuk dan memiliki panorama alam yang indah.Di daerah pegunungan di sekitar Bandung terhampar permadani hijau perkebunan teh yang menutupi hampir setiap kaki gunung.

Selain terkenal keindahan panorama alam dan berhawa sejuk, Kota Bandung juga memiliki nilai sejarah. Kota Bandung dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa

Belanda) City of Paris van java (Inggris) atau “Paris dari Jawa”, sebagai Eropanya

daerah tropis. Pada jaman revolusi, Bandung dikenal dengan semangat perjuangan

“Bandung lautan api”. Bandung juga dikenal sebagai tempat penyelenggaraan

Konfrensi Asia Afrika yang pertama (KAA), diselenggarakan pada tanggal 19 april 1955 dan dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dan Afrika.

Salah satu ruas jalan yang terkenal di kota Bandung adalah jalan Cibadak dan Braga. jalan Cibadak kental dengan nuasa oriental, karena di sini banyak tinggal penduduk dari etnis Tionghoa yang bekerja sebagai pedagang.Sedangkan jalan Braga dengan nuansa eropa dengan arsitektur Art Deco, dimana setiap jalan tersebut memiliki daya tarik tersendiri yang memiliki potensi untuk menjadi daya tarik wisata.


(4)

2

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di kawasan Cibadak, sepanjang jalan ini berjajar toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dapur, kebutuhan warung, kebutuhan kamar mandi, kebutuhan kertas, kebutuhan pakaian bayi, perlengkapan sekolah, mainan anak, plastik, alat tulis kantor danbahkan pernak-pernik untuk seserahan pernikahan ada di sana.

Banyak warga Bandung dan sekitarnya datang untuk berbelanja memenuhi kebutuhannya di kawasan ini.Hari kerja dan bahkan setiap akhir pekan bisa dipastikan tempat parkir kendaraan roda empat di kawasan ini penuh dipadati pengunjung.Uniknya di hari Minggu justru sebagian besar dari mereka menutup tokonya, mungkin hari Minggu mereka gunakan untuk beribadah atau melakukan kegiatan selain berdagang, sehingga kawasan ini berubah menjadi lebih lengang di hari Minggu.

Sedangkan dikawasan Braga dengan bangunan yang merupakan pusat historis kota Bandung dengan samping kiri dan kanan jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda.Selain itu di kawasan Braga sudah terdapat fasilitas bagi wisatawan, terdapat hotel, restaurant, café, dan aksesibilitasnya cukup srategis karena berada di pusat kota.

Melihat potensi kawasan tersebut, Walikota Bandung Ridwan Kamil mengadakan kegiatan yang diberi nama Cibadak Culinary Night danBraga Culinary Night. Keduanya merupakan festival yang di selenggarakan oleh pemerintah setiap 2 minggu sekali yang bertujuan untuk menghidupkan kembali pola festival sebagai salah satu rekreasi masyarakat serta memberikan alternatif lokasi hiburan untuk masyarakat kota bandung maupun para wisatawan, terutama parapecinta kuliner.

Festival Braga Culinary Night merupakan even yang pertama yang diselengarakan pada tanggal 11 Januari 2014 dikota Bandung. Braga culinary night sangat di sambut antusias oleh wisatawan khususnya parapecinta kuliner dimana hampir semua jalan yang digunakan dipadati oleh pengunjung, Acara Braga Culinary Night ini merupakan festival makanan yang diadakan dua minggu sekali secara rutin. Konsep dari acara ini yaitu 50% food& feast dan 50% street & spaces. Jadi sebagian jalan diisi oleh stan makanan dan sisanya tempat duduk


(5)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau lahan untuk pengunjung menikmati acara. Berdasarkan kegiatannya, BCN menarik animo dan minat masyarakat maupun wisatawan untuk datang ke acara ini. Berikut ini adalah data predeksi jumlah kunjungan pengunjung yang datang ke acara BCN yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data predeksi kunjungan pengunjung ke festival Braga Culinary Night tahun 2014

Braga Culinary Night Jumlah kunjungan

Festival BCN I 2000

Festival BCN II 2500

Festival BCN III 1500

Festival BCN IV 1000

Sumber: Event organizerBraga culinary night (2014)

Makanan dalam BCN dibagi menjadi tiga kategori, yang pertama adalah Street Food Tenant, dalam area ini pengunjung dapat menikmati aneka jajanan kaki lima atau makanan tradisional yang ada di Kota Bandung. Kemudian yang kedua adalah Food Truck, di area ini pengunjung dapat mencicipi makanan yang tersedia di restoran namun dapat dinikmati saat acara BCN berlangsung.Makanan ini seperti steak, sushi dan masih banyak lagi.Yang terakhir yaitu Mini Food Truckyaitu sebuah minibus yang dikonsepkan dengan sebuah dapur dan menyajikan langsung makanan kepada para pengunjungnya. Di area ini pengunjung akan menikmati berbagai makanan menarik dan langsung melihat proses memasak dari kokinya secara langsung di dalam minibus/truk. Hal ini dapat menarik perhatian karena tempatnya yang unik dan makanannya pun beragam.

Selain festival makanan BCN juga hadir dengan beberapa event didalamnya. Terdapat panggung kecil yang disediakan untuk street performer baik masyarakat sekitar, atau komunitas lain yang ingin bergabung dalam acara ini. Jadi selain pengunjung menikmati kuliner yang tersedia mereka juga bisa bersantai sambil menyaksikan berbagai atraksi yang ada di atas panggung.Komunitas pengamen jalanan pun seringkali ikut berpartsipasi dalam acara ini. Selain terdapat penjual


(6)

4

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lukisan yang selalu ada di sekitar jalan braga, terdapat juga cindera mata dari yang dijual panitia BCN berupa baju, mug, toothbag, dan sebagainya.

Selain pagelaran acara BCN, terdapat acara bertemakan kuliner lainnya yang tersebar di berbagai titik Kota Bandung. Salah satunya adalah Cibadak Culinary Night yang merupakan event kuliner yang kedua yang dilaksanakan pada 24 Febuari 2014 di Kota Bandung. Berkaca pada suksesnya kegiatan festival di Braga, Pemerintah serta Dinas Pariwsata Kota Bandung pun mengadakan acara serupa di Cibadak dengan kekhasandaerah Cibadak yaitu kawasan pecinaan yang menjadi daya tarik di Cibadak, dengan diadakankannya acara dengan konsep yang sama namun dengan tema yang berbeda berdasarkan ciri khas masing – masing daerah, di harapkan masyarakat tidak akan bosan dengan festival yang diadakan. Dengan ciri khas kawasan pecinannya serta suasana lingkungan yang kental dengan nuasa orientaldiharapkan mampu mencuri perhatian pecinta para culinary night.Selain disuguhkan dengan berbagai hidangan, di area CCN juga terdapat sebuah panggung berukuran kecil yang diisi dengan berbagai pertunjukan, seperti barongsai, pencak silat, tari-tarian tradisional, hingga hiburan musik dari berbagai seniman.Dari pelaksanaannya, kegiatan ini pun mampu menarik minat masyarakat untuk mengunjungi acara CCN. Berikut ini adalah data dari jumlah kunjungan pengunjung yang datang kefestival Cibadak Culinary Night yangdapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2

Data predeksi kunjungan pengunjung di festival Cibadak Culinary Night tahun 2014

Cibadak Culinary Night Jumlah kunjungan

Festival CCN I 2000

Festival CCN II 2500

Festival CCN III 1500

Sumber: Event organizercibadak culinary night (2014)

Dari data tersebut dapat di lihat bahwa tingkat kunjungan wisatawan fluktuatif, dimana pada pagelaran festival yang ke dua mengalami peningkatan namun pada pagelaran festival yang ke tiga mengalami penurunan. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan merupakan masalah yang tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh pihak pengelola karena hal ini menyangkut keberlangsungan


(7)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah program yang telah dirancang dan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung. Pihak pengelola dan penyelanggara dalam hal ini Pemerintah Kota Bandung dan Event Organizer yang bertanggung jawab dirasa perlu melakukan inovasi dengan membuat maupun mengembangkan atraksi wisata baru agar kegiatan ini menjadi lebih menarik dan lebih beragam sehingga di festival yang di selengarakan ini pengunjung merasakan sesuatu yang baru dan berbeda serta motivasi untuk berkunjung kembali ke festival yang di selenggarakan di Kota Bandung tersebut.

Berdasakan latar belakang tersebutuntuk mengetahui apakah aktraksi wisata yang ada saat ini berpengaruh terhadap motivasi berkunjung di Cibadak Culinary Night dan Braga Culinary Night .penulis bermaksud untuk melakukan penelitian

“Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Berkunjung Wisatawan Ke Braga Culinary Night Dan Cibadak Culinary Night”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana atraksi wisata di kawasan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night?

2. Bagaimana motivasi berkunjung dari pengunjung/ wisatawan di kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night?

3. Bagaimanakah pengaruh atraksi wisata terhadap motivasi berkunjung pengunjung pada kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi daya tarik atraksi wisata dikawasan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night

2. Untuk mengidentifikasi motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung pada kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night


(8)

6

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk menganalisis pengaruh aktraksi wisata terhadap motivasi berkunjung di kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penalitian ini adalah:

1. Bagi pengelola Braga culinary night & Cibadak culinary night

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi reverensi, evaluasi bagi pengelola Braga culinary night & Cibadak culinary night Di Kota Bandung sehingga bisa memberikan suatu gambaran dan pandangan-pandangan baru yang sifatnya membangun.

2. Bagi kepentingan Penelitian

Sebagai sumbangan data bagi penelitian-penilitian berkaitan selanjutnya khususnya dalam bidang pariwisata.

3. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia

Menambah wawasan dan referensi karya tulis tugas akhir terutama dalam bidang pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata.

4. Bagi penulis

Penilitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan, baik teori maupun praktek.Dalam teori berarti memperoleh pemahaman dan penghayatan yang diperoleh saat kuliah. Dalam praktek, berarti akan menambah pengetahuan dan penerapan dalam kegiatan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Proposal ini disusun sebagai langkah awal penyusunan skripsi mahasiswa Manajemen Resort and Leisure dengan menginduk kepada Pedoman Penulisa Karya ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika penulisan yang digunakan:

1. Bab I. Pendahuluan

Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.


(9)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berisi teori-teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran.

3. Bab III. Metode Penelitian

Penjabaran mengenai metode yang digunakan dan penjelasan seperti : Populasi, Sampel, Lokasi, Variabel, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, dan Teknik Pengumpulan Data.

4. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.

5. Bab V. Kesimpulan dan Implikasi

Hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang di rekomendasikan penulis

6. Daftar Pustaka


(10)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan penulis lakukan berada dikawasan BragaCulinary Night dan CibadakCulinary Night. Untuk lokasi pertama yaitu Braga Culinary Night yang lokasinya berada di sepanjang Jalan Braga panjang. Kawasan ini memiliki panjang 700 meter dimana disepanjang jalannya terdapat bangunan lama warisan budaya sejak jaman Belanda. Kawasan Braga termasuk pada Kecamatan Sumur Bandung, Kelurahan Braga. Berikut adalah gambaran peta Jalan Braga.

Gambar 3.1 Denah Jalan Braga Sumber : Google Maps

Sedangkan kawasan Cibadak Culinary Nightyang lokasinya berada di sepanjang Jalan Cibadak panjang. Kawasan ini memiliki panjang 500 meter dimana disepanjang jalannya terdapat bangunan lama warisan budaya sejak jaman Belanda. Kawasan Cibadak termasuk pada Kecamatan Astana anyar Bandung. Berikut adalah gambaran peta Jalan Cibadak.


(11)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Denah Jalan Cibadak

Sumber : Google Maps

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam setiap penelitian ditentukan terlebih dahulu jenis dan metode apa yang digunakan oleh penulis. Dilihat dari dimensi waktu, jenis penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan dalam suatu titik waktu tertentu dalam arti terbatas dan pendek waktunya (Suharsaputra, 2012 hlm. 38). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Menurut Zuriah (2009 hlm. 49) penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis. Kemudian pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Menurut Janet M. Ruane, (dalam Suharsaputra, 2012 hlm. 49).

Metode kuantitatif adalah metode yang mendokumentasikan variasi sosial dalam kategori angka-angka serta menggunakan statistik untuk meringkaskan sejumlah besar data dan menghitungnya dalam bentuk angka kemudian disimpulkan.

C. Populasi

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik


(12)

38

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasakan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah wisatwan yang pernah mengunjungi Cibadak Culinary Night Dan Braga Culinary Night.

D. Sampel

Dalam suatu penelitian, apabila objek yang diteliti adalah populasi, itu terlampau luas.Oleh karena itu, diperlukanlah penyederhanaan objek, yaitu menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data (Utama 2012 hlm. 68 dalam Sukadarrumidi, 2006 hlm. 50).Sampel pada penelitian ini adalah sebagian wisatawan yang berkunjung ke Cibadak Culinary Night Dan Braga Culinary Night.

Dalam hal ini, mengingat jumlah populasi tidak diketahui secara pasti sehingga untuk menentukan ukuran sampel minimum tidak bisa digunakan tabel karena jumlah sampel yang diambil harus cukup mewakili populasi responden yang diteliti. Maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan rumus Bernoulli (Umar Sekaran, 2011) dimana rumusnya adalah:

2 2

2 .

e q p Z

n 

  

 

Keterangan :

α = Tingkat Ketelitian

Z = Nilai standar distribusi normal p = Probabilitas ditolak

q = Probabilitas diterima (1-p) e = Tingkat Kesalahan

Dalam penelitian ini digunakan tingkat ketelitian (α) 5%, tingkat kepercayaan 95%, maka diperoleh nilai Z=1,96, kesalahan ditentukan sebesar 10%. Probabilitas kuesioner benar (diterima) atau ditolak (salah) masing-masing adalah 0,5. Dengan memasukkan kedalam persamaan rumus diatas maka diperoleh jumlah sampel minimum adalah :


(13)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

2

2 .

e q p Z

n 

  

 

= 96,04 = 100

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang di bulatkan agar memudahkan peneliti,dan di bagi menjadi 50 sampel di Cibadak Culinary Night dan 50 sampel diBraga Culinary Night.

Setelah mendapatkan jumlah sampel yang mewakili dari populasi yang ada Teknik sampling yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability Sampling. Menurut Sugiyono (2012:85) teknik Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Penentuan sampel menggunakan Sampling Insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

E. Operasionalisasi variabel

Variabel adalah unsur dari objek yang diteliti, merupakan objek yang melekat pada objek penelitian tersebut.Sedangkan variabel penelitian adalah kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasi dalam suatu penelitian.Berdasarkan hubungan antar variabel, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak berubah karena variabel lain. Fungsi variabel ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.


(14)

40

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Variabel Atraksi Wisata

Variable X Sub variable Indikator Skala

Atraksi Wisata Menurut Noor

(2009:13)

Uniquenesses

Tidak mudah

dilupakan Ordinal Keunikan peserta Ordinal Keunikan lingkungan Ordinal Perishability

Fasilitas event yang

tersedia Ordinal

Intangibility

Pengalaman yang

didapat Ordinal

Pelayanan yang

diberikan Ordinal Personal

Interaction

Unsur informasi Ordinal Keterlibatan

pengunjung Ordinal Sumber : Diolah Penulis (2014)

2. Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang nilainya tergantung atau terpengaruhi oleh variabel lain. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruh. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah motivasi berkunjung.

Tabel 3.2

Varibel Motivasi Berkunjung

Variable Y Sub variable Indikator Ukuran Skala

Motivasi Berkunjung menurut McIntosh (1977) dan murphy (1985, cf.Sharpley, 1994) Physical or Physiological motivation Rekreasi Tingkat untuk menikmati suasana Ordinal Olah raga Tingkat untuk berolaha raga

ringan Ordinal

bersantai Tingkat untuk bersantai di kawasan Ordinal Kesehatan Tingakat untuk berjalan santai Ordinal

kenyamanan Tingkat untuk


(15)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kenyamanan Social Motivation Menemui teman Tingkat keinginan untuk berlibur dengan teman Ordinal Keluarga Tingkat keinginan untuk berlibur dengan keluarga Ordinal Menemui mitra kerja Tingkat keinginan untuk mengadakan pertemuan dengan rekan kerja atau melakukan kegiatan perusahaan Ordinal Cultural Motivation Budaya setempat Tingkat keinginan untuk mengetahui budaya ordinal Monument bersejarah Tingkat keinginan untuk peningalan bersejarah ordinal Fantasy Motivation Edukasi Tingkat keinginan untuk mendapatkan pengetahuan Ordinal Hoby Tingkat keinginan untuk menyalurkan hobby Ordinal


(16)

42

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan arahan dalam memperjelas masalah dalampenelitian, maka berikut ini adalah definisi operasional dalam penelitian ini:

1. Atraksi Wisata

Menurut Pendit, N.S (2002:19), Atraksi yaitu segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Atraksi-atraksi ini antara lain: panorama keindahan alam yang menakjubkan seperti gunung, lembah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit/terbenam, cuaca,udara dan lain-lain yang berkaitan dengan keadaan alam sekitarnya, disamping hasil yang merupakan budaya hasil cipta manusia seperti monumen, candi, bangunan klasik, peninggalan purbakala, museum, mandala budaya, arsitektur kuno, seni tari, musik/gamelan, agama adat istiadat, upacara, pekan raya,pertandingan/kompetisi, pameran/demonstrasi atau kegiatan-kegiatan budaya, sosial dan keolahragaan lainnya yang bersifat khusus, menonjol dan meriah.event merupakan salah satunya. Menurut Noor(2009:13) acara/event memeiliki beberapa karakterisitik. Karakteristik tersebut adalah :

a. Uniquenesses

Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide sehingga event memiliki keunikan tersendiri. Event dengan warna yang berbeda, tidak akan mudah untuk dilupakan oleh target audience. Keunikan dapat berasal dari peserta yang ikut serta, lingkungan sekitar, pengunjung pada event tersebut serta beberapa hal lainnya sehingga membuat event menjadi unik dan berbeda dari yang lainnya.

b. Perishability

Perishability berhubungan dengan penggunaan fasilitas untuk penyelenggaraan event. Kesediaan tempat untuk mengadakan event, bagaimana sebuah event disesuaikan tempat penyelenggaraannya dengan tema besar agar mendapatkan event yang sesuai permintaan penyelanggara, karena event yang diselnggarakan tidak akan pernah sama jika dibuat lagi atau dengan kata lain sesuatu yang tidak dapat dikembalikan.


(17)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Intangibility

Setelah menghadiri event, yang tertinggal di benak pengunjung adalah pengalaman yang mereka dapatkan dari penyelenggaraan event.Bagi penyelenggara hal ini merupakan tantangan untuk merubah bentuk pelayanan intangible menjadi sesuatu yang berwujud sehingga sekecil apapun wujud yang digunakan dalam event mampu mengubah persepsi pengunjung. Seperti penggunaan audio visual yang berkualitas yang akan selalu diingat oleh pengunjung event.

d. Personal Interaction

Personal interaction merupakan salah satu karakteristik yang penting pada saat event berlangsung.Pengunjung yang datang pada suatu event juga memiliki peran yang besar terhadap suksesnya event. Sebagai contoh, keterlibatan aktif penonton pada event konser musik dimana penonton dilibatkan untuk bernyanyi sehingga mereka berkontribusi pada terselenggaranya event tersebut

2. Motivasi Berkunjung

Motivasi berkunjung merupakan dorongan seseorang untuk mengunjungi objek wisata, dorongan tersebut terdapat dari luar ataupun dari dalam.Dorongan dari luar itu seperti pengaruh keberagaman atraksi wisata, kepopuleran objek wisata, dan kemudahan aksesibilitas menuju kawasan wisata. Sedangkan dorongan dari dalam dapat berupa kebutuhan jasmani untuk menghilangkan kepenatan dan mencari suasana baru di luar rutinitas kesehariannya.Sedangkan Menurut McIntosh (1977) dan Murphy ( 1985, cf.Sharpley, 1994) dalam I Gede Pitana dan Gayatri, mengatakan bahwa seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal yang dikelompokan menjadi empat kelompok besar yaitu:

a. Physical or physiological motivation (motifasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk rekreasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisifasi dalam kegiatan olah raga, bersantai, dan sebagainya.

b. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain.termasuk juga


(18)

44

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketertarikan akan berbagai objek peninggalan budaya (monumen bersejarah).

c. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga ( VFR. Visiting friends and relatives), menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan, dan seterusnya.

d. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa didaerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjenuhkan, dan ego-enhancement yang memberikan kepuasan psikoligis. Disebutjuga prestige motivation.

G.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti memberikan beberapa pertanyaan atau penyataan secara tertulis untuk dijawab oleh responden.

a. Pendekatan Skala Likert

Menurut Sarwono (2006, hlm. 96), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Menurut Thrustone dalam Sarwono (2006, hlm. 96) yang dimaksud dengan sikap ialah 1) pengaruh atau penolakan, 2) penilaian, 3) suka atau tidak suka, 4) kepositifan dan kenegatifan terhadap suatu obyek psikologis. Biasanya sikap dalam skala Likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral sampai ke paling positif. Untuk melakukan kuantifikasi maka skala tersebut kemudian diberi angka-angka sebagai simbol agar dapat dilakukan perhitungan (Sarwono, 2006, hlm. 96). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.


(19)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan pernyataan diatas, setiap instrument yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan memiliki jawaban yang diekspresikan mulai dari paling negatif sampai ke paling positif. Jawaban tersebut diberi nilai untuk membedakan bobot dari jawaban tersebut sesuai tabel 5 dibawah ini:

Tabel 3.3

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Jawaban Nilai / Skor

Sangat baik 5

Baik 4

Cukup baik 3

Tidak baik 2

Sangat tidak baik 1

Sumber : Sugiyono, 2013

Karena hasil dari data yang menggunakan skala Likert merupakan data ordinal sedangkan analisis data menggunakan regresi yang membutuhkan data interval. Maka perlu dikonversikan terlebih dahulu. Data ordinal yang telah didapat dikonversikan menjadi data interval melalui alat yaitu Method Success Interval (MSI).

b. Metode Method Success Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan cara MSI (Method Success Interval). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut menurut Harun Al-Rasyid (1994, hlm. 131) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.


(20)

46

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan dilakuakan perhitungan proporsi (ρ) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan.

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban pertanyaan.

e. Menentukan nilai interval rata-rata (scale value) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value

= �� ���� �� ����� �� − �� ���� �� ���� ����� � �� ���� �� − ��� � �� ����� �� f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban

melalui rumus persamaan sebagai berikut:

Nilai hasil transformasi : score = scale value minimum + 1

Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.

c. Garis Kontinum

Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dimana hasil dari skala Likert merupakan data ordinal. Menurut Hasan (2009, hlm. 21) data ordinal merupakan data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya, dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.

Data ordinal tersebut selanjutnya di buat skoring yang kemudian digambarkan melalui penggunaan tabel distribusi frekuensi untuk keperluan menganalisa data. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval. Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat garis kontinum. Setelah mengetahui skor jumlah indikator, skor tersebut diklasifikasikan dengan garis kontinum.


(21)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelumnya ditentukan dulu jenjang intervalnya, yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005, hlm. 79) sebagai berikut:

Nilai Jenjang Interval (NJI) = �� ��� � � ���−�� ��� � �ℎ

�ℎ �� ���� � �� ��

Dimana hasil dari Nilai Jenjang Interval (NJI) adalah interval untuk menentukan sangat baik, baik, cukup baik, buruk, atau sangat buruk dari suatu variabel. Berikut merupakan gambar garis kontinum.

Gambar 3.3 Garis Kontinum

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013: 52) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung pada tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indicator variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yang digunakan dan k adalah jumlah variabel independennya menurut Ghozali (2013: 53). Dengan jumlah sampel (n) adalah dan tingkat signifikansi 0,05 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0,1946.Bila :hitung r >tabel r , berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. Bila hitung r tabel r , berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

a. Braga Culinary Night

1. Uji Validitas Variabel Atraksi Wisata (X) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi


(22)

48

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, variabel atraksi wisata(X) terdiri dari keunikan event, peserta, tempat, fasilitas, pengalama , informasi, pelayanan, keterlibatan pengunjung. Proses perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS. Hasil analisis pada variabel fasilitas sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Atraksi Wisata (X)

No. Pernyataan r hitung r tabel Ket.

1. Keunikan event culinary night 0,874 0,1946 Valid 2. Keunikan peserta event culinary night 0,353 0,1946 Valid 3. Keunikan tempat diselengarakan event 0,696 0,1946 Valid 4. Ketersedian fasilitas dalam

penyelengaraan event 0,896 0,1946 Valid

5. Pengalaman dan informasi yang didapat

dari eventculinary night 0,533 0,1946 Valid 6. Pelayanan yang diberikan di

eventculinary night 0,896 0,1946 Valid

7. Keterlibatan pengunjung di dalam event

culinary night 0,874 0,1946 Valid

Sumber : Diolah penulis (2014)

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada variabel atraksi wisata yang tertera pada tabel 3.4 diketahui bahwa seluruh butir pernyataan variabel atraksi wisata menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,1946) dengan nilai terendah 0,353 dan nilai tertinggi 0,896. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan variabel atraksi wisata dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel atraksi.

2. Uji Validitas Variabel Motivasi Berkunjung (Y)

Dalam penelitian ini, variabel motivasi berkunjung (Y) terdiri dari menikmati, bersantai, mendapatkan kesahatan, merasakan, mengisi waktu luang, pendidikan, dan menyalurkan hobi.Proses perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS. Hasil analisis pada variabel motivasi berkunjung sebagai berikut:


(23)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Motvasi Berkunjung(Y)

No. Pernyataan r hitung r tabel Ket.

1. Menikmati suasana di culinary night 0,624 0,1946 Valid 2. Bersantai di kawasan culinary night 0,639 0,1946 Valid

3.

Mendapatkan kesehatan dengan berjalan-jalan santai di sekitar kawasan culinary

night

0,599 0,1946 Valid

4. Mersakan dan menikmati suasana malam

di kawasan culinary night 0,639 0,1946 Valid 5. Berlibur mengisi waktu luang bersama

teman 0,596 0,1946 Valid

6. Berlibur mengisi waktu luang bersama

keluarga 0,597 0,1946 Valid

7.

Melakukan kegiatan bersama rekan kerja, keluarga atau teman sekolaj seperti

(makan bersama)

0,660 0,1946 Valid

8. Mendapatkan pengetahuan mengenai

budaya setempat 0,609 0,1946 Valid

9. Mengetahui mengenai peningalanggalan

bersejarah (monument bersejarah) 0,664 0,1946 Valid

10.

Mendapatkan pengetahuan mengenai keanekaragam makanan dan keunikan

lokasi

0,596 0,1946 Valid

11. Menyalurkan hoby seperti berkuliner dan


(24)

50

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Diolah Penulis (2014)

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada variabel motivasi berkunjung yang tertera pada tabel 3.5.diketahui seluruh butir pernyataan variabel motivasi berkunjung menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,1946) dengan nilai terendah 0,429 dan nilai tertinggi 0,664. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan variabel motivasi berkunjung dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel motivasi berkunjung.

b. Cibadak Culinary Night

1. Uji Validitas Variabel Atraksi Wisata (X)

Dalam penelitian ini, variabel atraksi wisata (X) terdiri dari keunikan event, peserta, tempat, fasilitas, pengalaman, informasi, pelayanan, keterlibatan pengunjung. Proses perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS. Hasil analisis pada variabel fasilitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Atraksi Wisata (X)

No. Pernyataan r hitung r tabel Ket.

1. Keunikan event culinary night 0,894 0,1946 Valid 2. Keunikan peserta event culinary night 0,596 0,1946 Valid 3. Keunikan tempat diselengarakan event 0,741 0,1946 Valid

4. Ketersedian fasilitas dalam

penyelengaraan event 0,886 0,1946 Valid 5. Pengalaman dan informasi yang didapat

dari eventculinary night 0,588 0,1946 Valid 6. Pelayanan yang diberikan di

eventculinary night 0,886 0,1946 Valid 7. Keterlibatan pengunjung di dalam

eventculinary night 0,894 0,1946 Valid Sumber : Diolah Penulis (2014)


(25)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Hasil pengujian validitas pada variabel atraksi wisata yang tertera pada tabel 3.6 diketahui seluruh butir pernyataan variabel atraksi wisata menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,1946) dengan nilai terendah 0,588 dan nilai tertinggi 0,894. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan variabel atraksi wisata dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel fasilitas.

2. Uji Validitas Variabel Motivasi Berkunjung (Y)

Dalam penelitian ini, variabel motivasi berkunjung (Y) terdiri dari menikmati, bersantai, mendapatkan kesahatan, merasakan, mengisi waktu luang, pendidikan, dan menyalurkan hoby.Proses perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS. Hasil analisis pada variabel motivasi berkunjung sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Berkunjung(Y)

No. Pernyataan r hitung r tabel Ket.

1. Menikmati suasana di culinary night 0,730 0,1946 Valid 2. Bersantai di kawasan culinary night 0,789 0,1946 Valid

3.

Mendapatkan kesehatan dengan berjalan-jalan santai di sekitar kawasan

culinary night

0,804 0,1946 Valid

4. Mersakan dan menikmati suasana

malam di kawasan culinary night 0,777 0,1946 Valid 5. Berlibur mengisi waktu luang bersama

teman 0,835 0,1946 Valid

6. Berlibur mengisi waktu luang bersama

keluarga 0,477 0,1946 Valid

7.

Melakukan kegiatan bersama rekan kerja, keluarga atau teman sekolah

seperti (makan bersama)

0,708 0,1946 Valid


(26)

52

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu budaya setempat

9. Mengetahui mengenai peninggalan

bersejarah (monument bersejarah) 0,766 0,1946 Valid

10.

Mendapatkan pengetahuan mengenai keanekaragam makanan dan keunikan

lokasi

0,663 0,1946 Valid

11. Menyalurkan hoby seperti berkuliner

dan fotografi 0,619 0,1946 Valid

Sumber : Diolah Penulis (2014)

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada variabel motivasi berkunjung yang tertera pada tabel 3.7.diketahui seluruh butir pernyataan variabel motivasi berkunjung menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,1946) dengan nilai terendah 0,447 dan nilai tertinggi 0,841. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan variabel motivasi berkunjung dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel keputusan berkunjung.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47) Realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. Menurut Ghozali (2013: 48), pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukurnya digunakan program SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α).Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally dalam Ghozali 2013 hlm. 48).

a. Braga Culinary Night Tabel 3.8


(27)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan

1 Atraksi Wisata 0,870 0,70 Reliabel

2 Motivasi

Berkunjung 0,820 0,70 Reliabel

Sumber : Diolah penulis (2014)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 3.8.variabel atraksi dan variabel motivasi berkunjung di Braga Culinary Night, keduanya menunjukkan nilai cronbach alpha berada di atas 0,70.Variabel atraksi bernilai 0,870 dan variabel motivasi berkunjung bernilai 0,820.Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan reliabel.Setelah instrument dikatakan valid dan reliable maka instrument dapat dipakai untuk pengumpulan data.

b. Cibadak Culinary Night Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan

1 Atraksi Wisata 0,900 0,70 Reliabel

2 Motivasi

Berkunjung 0,907 0,70 Reliabel

Sumber : Diolah penulis(2014)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 3.9.variabelatraksi dan variabel motivasi berkunjung, keduanya menunjukkan nilai cronbach alpha berada di atas 0,70. Variabel atraksi bernilai 0,900 dan variabel motivasi berkunjung bernilai 0,907.Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan reliabel.Setelah instrument dikatakan valid dan reliable maka instrument dapat dipakai untuk pengumpulan data.


(28)

54

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber data adalah segala sesuatu berupa data yang dapat memberikan informasi untuk penelitian ini.Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sarwono, (2006 : 129) data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung ketika penenelitian dengan menggunakan metode kuisioner langsung dengan responden mengenai kegiatan atraksi di Cibadak Culinary Night & Braga Culinary Night.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berupa data dokumentasi atau laporan yang sudah tersedia yang kemudian harus dianalisis kembali.

a. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan dilakukan dengan cara mencari data yang diperoleh dengan cara membaca buku, literatur, artikel serta laporan dari dinas terkait yang berhubungan erat dengan permasalahan yang diteliti.

J. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik Regresi

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresilogistik atau regresi ordinal. Teknik analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya apakah mempunyai distribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2013: 160).Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov. Menurut


(29)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ghozali (2013: 32-34), UjiKolmogorov-Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal

2) Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak berdistribusi normal

b. .Uji Linearitas

Uji Linieritas ini melalui hipotesis nol (Hο) bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.Untuk itu penulis melakukan uji linieritas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan Software SPSS 20.0 for Window.

Selanjutnya membandingkan nilai Probably value terhadap a dengan derajat kebebasan (dk) = n 2 untuk tingkat signifikansi (a) = 5%

1) Jika nilai Probably Value>a maka Hο ditolak dan Ha diterima 2) Jika nilai Probably Value <a maka Hο diterima dan Ha ditolak c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatanke pengamatan yang lain menurut Ghozali (2013: 139). Jika variance dari residual satu pengamatanke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, namunjika berbeda disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yangbaik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitasadalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel dependen (ZPRED)dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapatdilakukan dengan dengan melihat ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplotantara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dansumbu X adalah residual yang telah di-standarized menurut Ghozali (2013: 139). Dasaranalisisnya sebagai berikut


(30)

56

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatupola yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) makaterjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dandibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidakterjadi heteroskedastisitas.

2. Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.Rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y’ = a + bX Keterangan :

Y’ = Variabel Dependen (variabel terikat) X = Variabel Independen (variabel bebas) a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien Regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2004). Adapun perhitungannya yaitu sebagai berikut:

Statistik uji :

Fh =

F tabel = : df = k, df2 = n-k-1

α = 5 %.

Kriteria uji : 1. Terima Ho jika F hitung < F tabel 2. Tolak Ho jika F hitung ≥ F tabel


(31)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji F merupakan uji simultan untuk melihat pengaruh variabel X terhadap terhadap variabel Y. Sedangkan Uji t adalah uji parsial yang digunakan untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.

Statistik Uji :

Keterangan :

t = distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel

Ketentuan dari uji hipotesis ini adalah:

Ho : β = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y

: β = 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y

Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:

a. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan diterima

b. Jika t hitung< t tabel maka Ho diterima dan ditolak 4. Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisen Determinasi untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi variabel X terhadap variabel Y dengan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu :

Keterangan :

kd = koefisien determinasi

r = koefisien korelas

Tabel 3.10

Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0% - 19,99% Sangat Lemah


(32)

58

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20% -39,99% Lemah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat


(33)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta hasil pembahasan yang disertai dengan teori – teori yang mendukung mengenai Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Berkunjung Wisatawan Ke Braga Culinary Night Dan Cibadak Culinary Night, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai atraksi wisata di acara Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night dapat dikatakan baik, hal ini bisa dilihat dari hasil rekapitulasi data atraksi wisata dari kedua objek yang diteliti oleh penulis. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa baik BCN maupun CCN memiliki hasil yang baik karena secara konsep kedua acara tersebut memang dirancang dengan tema yang sama. Perbedaan ditunjukkan dari lokasi digelarnya acara tersebut dimana masing - masing lokasi memiliki nilai sejarah tersendiri. Jalanan Braga dengan bangunan – bangunan khas bergaya arsitektur art deco dan jalanan Cibadak yang merupakan kawasan pecinan dimana masyarakat Tiongkok yang menetap di Kota Bandung masih terdapat di sana. Perbedaan yang lain ditunjukkan oleh fasilitas penunjang yang terdapat di acara BCN sudah baik dalam menunjang aktivitas pengunjung sedangkan di CCN pengunjung merasakan kurangnya fasilitas penunjang seperti tempat sampah yang terbatas, penerangan di acara tersebut yang kurang dan terkadang mati dalam beraktivitas di tempat tersebut dan terbatasnya jumlah toilet yang tersedia. Namun di BCN pengunjung merasa tidak dapat berinteraksi dengan acara tersebut dikarenakan banyaknya orang datang ke tempat tersebut dan membatasi ruang gerak mereka, sedangkan di CCN pengunjung merasakan nyaman ketika mereka berinteraksi di tempat tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan para pengisi acara yang ada di acara ini, memberikan


(34)

124

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengunjung kesempatan untuk mencoba kegiatan yang dilakukan oleh pengisi acara seperti bernyanyi, mencoba alat-alat music tradisional, ataupun terlibat dalam sebuah permainan.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai motivasi dari pengunjung / wisatawan di kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night. hal ini bisa dilihat dari hasil rekapitulasi data motivasi berkunjung dari kedua objek yang diteliti oleh penulis. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa baik BCN maupun CCN memiliki hasil yang baik. Berdasarkan data yang di olah penulis baik BCN maupun CCN mendapatkan hasil yang sama, dimana pengunjung yang datang ke acara tersebut hanya untuk menikmati suasana culinary night, bersantai, berjalan – jalan santai untuk mendapatkan kesehatan, serta merasakan dan menikmati suasana malam di kawasan culinary night, pengunjung tidak begitu mempermasalahkan mengenai pengetahuan budaya dan peninggalan yang ada di tempat acara diselenggarakan karena pengunjung di BCN dan CCN datang untuk menikmati berbagai macam makanan dan minuman yang di dukung dengan suasana malam karena para pengunjung yang datanng rata rata berusia remaja dan dewasa 20 – 25 tahun yang umumnya adalah pecinta kuliner

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, Atraksi wisata di Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night berpengaruh terhadap motivasi wisata pengunjung. Dengan menggunakan regresi linear sederhana kedua variable dalam penelitian ini memiliki hubungan yang positif, yang dalam hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh atraksi wisata terhadap motivasi berkunjung pengunjung pada kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi linear sederhana bahwa terdapat pengaruh Atraksi Wisata dengan Motivasi Berkunjung ke Braga Culinary Night. Arah positif ini berarti apabila Atraksi Wisata meningkat maka motivasi berkunjung ke Braga Culinary Night juga semakin meningkat. Motivasi


(35)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkunjung ke Braga Culinary Night dipengaruhi oleh variable Atraksi Wisata sebesar 41,7% dan sisanya 62,7% dipengaruhi faktor lain dan arah positif juga ditunjukkan di Cibadak Culinary Night dengan hasil atraksi wisata sebesar Atraksi Wisata sebesar 59,6% dan sisanya 40,4%.

B. Saran

1. Untuk pihak pengelola, Braga dan Cibadak Culinary Night di harapkan untuk menambahkan fasiltas berupa tempat sampah agar setiap pengjung tidak membuang sampah sembarangan saat acara berlangsung.

2. Untuk Pihak pengelola Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night agar melakukan inovasi konsep acara untuk menghindari kejenuhan masyarakat dengan memberikan atmosphere yang berbeda pada setiap pelaksanaannya. Selain itu pengelola Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night menjalin komunikasi dengan masyarakat agar mendapatkan masukan dan kritikan dari konsumen mengenai pelaksanaan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night, sehingga diharapkan masyarakat yang sudah berkunjung akan berkunjung kembali, serta masyarakat akan merekomendasikan mengenai keberadaan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night.


(1)

56

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatupola yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) makaterjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dandibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidakterjadi heteroskedastisitas.

2. Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.Rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y’ = a + bX

Keterangan :

Y’ = Variabel Dependen (variabel terikat)

X = Variabel Independen (variabel bebas)

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien Regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2004). Adapun perhitungannya yaitu sebagai berikut:

Statistik uji :

Fh =

F tabel = : df = k, df2 = n-k-1

α = 5 %.

Kriteria uji : 1. Terima Ho jika F hitung < F tabel


(2)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji F merupakan uji simultan untuk melihat pengaruh variabel X terhadap terhadap variabel Y. Sedangkan Uji t adalah uji parsial yang digunakan untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.

Statistik Uji :

Keterangan :

t = distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel

Ketentuan dari uji hipotesis ini adalah:

Ho : β = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y

: β = 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel X dan variabel Y Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:

a. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan diterima

b. Jika t hitung< t tabel maka Ho diterima dan ditolak

4. Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisen Determinasi untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi variabel X terhadap variabel Y dengan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu :

Keterangan :

kd = koefisien determinasi

r = koefisien korelas Tabel 3.10

Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0% - 19,99% Sangat Lemah


(3)

58

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20% -39,99% Lemah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat


(4)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta hasil pembahasan yang disertai dengan teori – teori yang mendukung mengenai Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Berkunjung Wisatawan Ke Braga Culinary Night Dan Cibadak Culinary Night, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai atraksi wisata di acara Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night dapat dikatakan baik, hal ini bisa dilihat dari hasil rekapitulasi data atraksi wisata dari kedua objek yang diteliti oleh penulis. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa baik BCN maupun CCN memiliki hasil yang baik karena secara konsep kedua acara tersebut memang dirancang dengan tema yang sama. Perbedaan ditunjukkan dari lokasi digelarnya acara tersebut dimana masing - masing lokasi memiliki nilai sejarah tersendiri. Jalanan Braga dengan bangunan – bangunan khas bergaya arsitektur art deco dan jalanan Cibadak yang merupakan kawasan pecinan dimana masyarakat Tiongkok yang menetap di Kota Bandung masih terdapat di sana. Perbedaan yang lain ditunjukkan oleh fasilitas penunjang yang terdapat di acara BCN sudah baik dalam menunjang aktivitas pengunjung sedangkan di CCN pengunjung merasakan kurangnya fasilitas penunjang seperti tempat sampah yang terbatas, penerangan di acara tersebut yang kurang dan terkadang mati dalam beraktivitas di tempat tersebut dan terbatasnya jumlah toilet yang tersedia. Namun di BCN pengunjung merasa tidak dapat berinteraksi dengan acara tersebut dikarenakan banyaknya orang datang ke tempat tersebut dan membatasi ruang gerak mereka, sedangkan di CCN pengunjung merasakan nyaman ketika mereka berinteraksi di tempat tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan para pengisi acara yang ada di acara ini, memberikan


(5)

124

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengunjung kesempatan untuk mencoba kegiatan yang dilakukan oleh pengisi acara seperti bernyanyi, mencoba alat-alat music tradisional, ataupun terlibat dalam sebuah permainan.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai motivasi dari pengunjung / wisatawan di kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night. hal ini bisa dilihat dari hasil rekapitulasi data motivasi berkunjung dari kedua objek yang diteliti oleh penulis. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa baik BCN maupun CCN memiliki hasil yang baik. Berdasarkan data yang di olah penulis baik BCN maupun CCN mendapatkan hasil yang sama, dimana pengunjung yang datang ke acara tersebut hanya untuk menikmati suasana culinary night, bersantai, berjalan – jalan santai untuk mendapatkan kesehatan, serta merasakan dan menikmati suasana malam di kawasan culinary night, pengunjung tidak begitu mempermasalahkan mengenai pengetahuan budaya dan peninggalan yang ada di tempat acara diselenggarakan karena pengunjung di BCN dan CCN datang untuk menikmati berbagai macam makanan dan minuman yang di dukung dengan suasana malam karena para pengunjung yang datanng rata rata berusia remaja dan dewasa 20 – 25 tahun yang umumnya adalah pecinta kuliner

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, Atraksi wisata di Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night berpengaruh terhadap motivasi wisata pengunjung. Dengan menggunakan regresi linear sederhana kedua variable dalam penelitian ini memiliki hubungan yang positif, yang dalam hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh atraksi wisata terhadap motivasi berkunjung pengunjung pada kegiatan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi linear sederhana bahwa terdapat pengaruh Atraksi Wisata dengan Motivasi Berkunjung ke Braga Culinary Night. Arah positif ini berarti apabila Atraksi Wisata meningkat maka motivasi berkunjung ke Braga Culinary Night juga semakin meningkat. Motivasi


(6)

Fadel Muhammad Kartadimaja, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE BRAGA CULINARY NIGHT DAN CIBADAK CULINARY NIGHT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkunjung ke Braga Culinary Night dipengaruhi oleh variable Atraksi Wisata sebesar 41,7% dan sisanya 62,7% dipengaruhi faktor lain dan arah positif juga ditunjukkan di Cibadak Culinary Night dengan hasil atraksi wisata sebesar Atraksi Wisata sebesar 59,6% dan sisanya 40,4%.

B. Saran

1. Untuk pihak pengelola, Braga dan Cibadak Culinary Night di harapkan untuk menambahkan fasiltas berupa tempat sampah agar setiap pengjung tidak membuang sampah sembarangan saat acara berlangsung.

2. Untuk Pihak pengelola Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night agar melakukan inovasi konsep acara untuk menghindari kejenuhan masyarakat dengan memberikan atmosphere yang berbeda pada setiap pelaksanaannya. Selain itu pengelola Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night menjalin komunikasi dengan masyarakat agar mendapatkan masukan dan kritikan dari konsumen mengenai pelaksanaan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night, sehingga diharapkan masyarakat yang sudah berkunjung akan berkunjung kembali, serta masyarakat akan merekomendasikan mengenai keberadaan Braga Culinary Night dan Cibadak Culinary Night.