DAMPAK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP KEMAMPUAN INKUIRI, BERPIKIR KREATIF, DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.

(1)

DAMPAK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP KEMAMPUAN INKUIRI, BERPIKIR KREATIF, DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SIFAT

KOLIGATIF LARUTAN

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan

Oleh

ILA ZAKHIYA AMALINA NIM 1102619

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

ii

DAMPAK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP KEMAMPUAN INKUIRI, BERPIKIR KREATIF, DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SIFAT

KOLIGATIF LARUTAN

Oleh

Ila Zakhiya Amalina

S.Pd Universitas Lampung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Ila Zakhiya Amalina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

iii

ILA ZAKHIYA AMALINA

DAMPAK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP KEMAMPUAN INKUIRI, BERPIKIR KREATIF, DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SIFAT

KOLIGATIF LARUTAN

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

PEMBIMBING I

Dr. Yayan Sunarya, M.Si NIP. 196102081990031004

PEMBIMBING II

Dr. Momo Rosbiono, M.Pd, M.Si NIP. 195712111982031006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA Pascasarjana UPI

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP. 195807121983032002


(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014 Penulis

Ila Zakhiya Amalina


(5)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil„alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia pada ajarannya hingga akhir zaman.

Tesis ini penulis susun dalam rangka memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan bidang Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan pada Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Tesis ini berjudul “Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan”. Tesis ini memaparkan bagaimana pengembangan desain pembelajaran inkuiri laboratorium serta dampaknya terhadap kemampuan inkuiri, berpikir kreatif, dan penguasaan konsep siswa yang dikembangkan pada materi sifat koligatif larutan. Selain itu, tesis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam upaya menambah pengetahuan proses pembelajaran di sekolah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan pada karya tulis selanjutnya.

Akhir kata disertai dengan rasa kerendahan hati, penulis ucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2014

Ila Zakhiya Amalina


(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah ibuku tercinta, adikku tersayang, dan kekasihku yang telah memberikan

dukungan dan do‟a sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah program S2

di Sekolah Pascasarjana UPI.

2. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., selaku Direktur SPs UPI Bandung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan IPA konsentrasi Pendidikan Kimia SL.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si., selaku Ketua Program Studi, yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

4. Ibu Dr. Hernani, M.Si., selaku Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan dan selalu memberikan motivasi.

5. Bapak Dr. Yayan Sunarya, M.Si, selaku pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian maupun dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak Dr. Momo Rosbiono, M.Pd, M.Si, selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian maupun dalam penyusunan tesis ini.

7. Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, guru-guru, staf tata usaha, dan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pagar Dewa atas dukungan dan bantuan dalam pengumpulan data dan observasi di sekolah.

8. Guru kimia dari berbagai SMA Negeri di Kabupaten Tulang Bawang Barat, yang telah memberikan penilaian terhadap desain pembelajaran inkuiri laboratorium yang dikembangkan.

9. Rekan-rekan di SPs UPI, khususnya Program Studi Pendidikan Kimia SL Angkatan 2011 yang telah membantu, memberikan motivasi, dan nasehat. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penyelesaian tesis ini.

Akhir kata disertai rasa kerendahan hati penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.


(7)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAMPAK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP KEMAMPUAN INKUIRI, BERPIKIR KREATIF, DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SIFAT

KOLIGATIF LARUTAN ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap kemampuan inkuiri, berpikir kreatif, dan penguasaan konsep siswa pada materi sifat koligatif larutan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain nonequivalent control group

design dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang

Barat kelas XII-IPA pada tahun ajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari 66 siswa yang dibagi menjadi kelompok eksperimen (N=33) dan kelompok kontrol (N=33). Pengumpulan data dilakukan melalui pretes-postes, tugas laporan praktikum, lembar observasi, penilaian kinerja guru, dan angket. Data dianalisis dengan uji Independent Samples t-test dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran inkuiri laboratorium dapat meningkatkan kemampuan inkuiri, berpikir kreatif, dan penguasaan konsep. Dari uji statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan pada aspek kemampuan inkuiri terjadi pada kemampuan mengajukan pertanyaan, merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, serta kemampuan membuat kesimpulan. Pada aspek kemampuan berpikir kreatif, perbedaan terjadi pada keterampilan berpikir orisinil dan keterampilan berpikir elaboratif. Pada aspek penguasaan konsep, perbedaan terjadi pada jenjang kognitif memahami (C2), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Penilaian kinerja guru mengenai kemampuan dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran dalam kategori baik. Guru dan siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan.

Kata Kunci : Pembelajaran Inkuiri Laboratorium, Kemampuan Inkuiri,

Kemampuan Berpikir Kreatif, Peguasaan Konsep, Sifat Koligatif Larutan.


(8)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE IMPACT OF DEVELOPMENT INQUIRY LABORATORY INSTRUCTION TOWARD INQUIRY ABILITY, CREATIVE THINKING

SKILLS, AND MASTERY OF CONCEPT ON THE TOPIC OF COLLIGATIVE PROPERTIES OF SOLUTION

ABSTRACT

This research intended to explore the impact of the inquiry laboratory instruction toward inquiry ability, creative thinking skills, and mastery of concept on topic of colligative properties of solution. The research method used quasi experiment with nonequivalent control group design implemented in SMAN 1 Pagar Dewa District Tulang Bawang Barat XII science class academic year 2013/2014. The subjects of this research were 66 students divided into experimental group (N= 33) and control group (N=33). Data gathering conducted through a pretest-posttest, laboratory report assignments, observation sheet, assessment of teacher performance, and questionnaires. Data were analyzed by Independent Samples T-test and Mann Whitney T-test. The results show that the implementation of inquiry laboratory instruction improve ability of inquiry, creative thinking skills and mastery of concept. From statistics test, there are significant differences between experimental and control group. Differences in the inquiry ability aspect occured in the ability to possing questions, designing experiments, collecting, processing and analyzing the data, and the ability to making conclusion. In aspect of creative thinking skills, differences occured in original thinking skills and elaborative thinking skills. In mastery of concept aspect, differences occur at cognitive level understanding (C2), evaluating (C5), and creating (C6). Teacher performance assessment of capabilities in designing and implementing learning in good categories. Teachers and students gave a positive responses to the inquiry laboratory instruction on topic of colligative properties of solution.

Keyword : Inquiry Laboratory instruction, Inquiry Ability, Creative Thinking Skills, Mastery of Concept, Colligative Properties of Solution


(9)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan


(10)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN A.Inkuiri Laboratorium ... 8

1. Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 8

2. Tingkatan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 12

3. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ... 14

B. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 14


(11)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Materi Sifat Koligatif Larutan ... 20

E. Kerangka Pemikiran ... 24

F. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN A.Subyek Penelitian ... 30

B. Metode dan Desain Penelitian ... 30

C.Prosedur Penelitian ... 31

D.Definisi Operasional ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 37

G.Teknik Pengumpulan Data ... 38

H.Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Implementasi Pembelajaran Inkuiri Laboratorium pada Materi Sifat Koligatif Larutan ... 42

1. Desain Pembelajaran Inkuiri Laboratorium pada Materi Sifat Koligatif Larutan ... 42

2. Tanggapan Guru terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium 52

3. Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium pada Materi Sifat Koligatif Larutan ... 57

B. Dampak Implementasi Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Kemampuan Inkuiri Siswa ... 81

C.Dampak Implementasi Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 87

D.Dampak Implementasi Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Penguasaan Konsep ... 92


(12)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 101

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 106

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri ... 10

2.2 Kemampuan dan Keterampilan dalam Inkuiri Laboratorium ... 11

2.3 Tingkat Keterbukaan dalam Pembelajaran Inkuiri ... 12

2.4 Karakteristik Tingkatan Inkuiri Laboratorium ... 13

2.5 Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif ... 16

2.6 Dimensi Proses Kognitif Menurut Anderson & Krathwohl ... 19

2.7 Harga Kb Beberapa Pelarut ... 22

2.8 Harga Kf Beberapa Pelarut ... 23

3.1 Desain Penelitian ... 30

3.2 Kisi-kisi Tes Tertulis ... 35

3.3 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru ... 36

3.4 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6 Kategori Gain Ternormalisasi ... 40

3.7 Kategori Nilai Kinerja Guru ... 41


(13)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Penilaian Kinerja Pembelajaran Inkuiri oleh Guru ... 52

4.3 Tanggapan Guru terhadap Desain Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 54

4.4 Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 58

4.5 Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Inkuiri Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83

4.6 Hasil Analisis Perbedaan Rata-Rata N-Gain Kemampuan Inkuiri Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 85

4.7 Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 89

4.8 Hasil Analisis Perbedaan Rata-Rata N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 92

4.9 Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 93

4.10 Hasil Analisis Perbedaan Rata-Rata N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 95

4.11 Data Hasil Pretes-Postes dan N-Gain Kelas Eksperimen ... 97

4.12 Data Hasil Pretes-Postes dan N-Gain Kelas Kontrol ... 97

4.13 Data Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, dan Signifikansi ... 99

4.14 Data Hasil Laporan Praktikum ... 100


(14)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kesetimbangan Dua Fasa pada Kenaikan Titik Didih Larutan ... 21

2.2 Kesetimbangan Dua Fasa pada Penurunan Titik Beku Larutan ... 23

2.3 Kerangka Pikir Keterkaitan Pembelajaran Inkuiri dengan Materi ... 26

2.4 Kerangka Pikir Keterkaitan Pembelajaran Inkuiri dengan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 27

3.1 Alur Penelitian ... 33

4.1 Struktur Materi dalam Pembelajaran ... 43


(15)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3 Pertanyaan Penyelidikan Kenaikan Titik Didih Larutan ... 59

4.4 Pertanyaan Penyelidikan Penurunan Titik Beku Larutan ... 60

4.5 Contoh Hipotesis Kenaikan Titik Didih Larutan ... 61

4.6 Contoh Hipotesis Penurunan Titik Beku Larutan ... 63

4.7 Contoh Merancang Prosedur Kenaikan Titik Didih Larutan ... 65

4.8 Contoh Merancang Prosedur Penurunan Titik Beku Larutan ... 65

4.9 Penentuan Alat Kenaikan Titik Didih Larutan ... 67

4.10 Penentuan Alat Penurunan Titik beku Larutan ... 67

4.11 Contoh Penentuan Bahan Kenaikan Titik Didih Larutan ... 68

4.12 Contoh Penentuan Bahan Penurunan Titik Beku Larutan ... 68

4.13 Contoh Rangkaian Alat Kenaikan Titik Didih Larutan ... 69

4.14 Contoh Rangkaian Alat Penurunan Titik Beku Larutan ... 69

4.15 Contoh Langkah Percobaan Kenaikan Titik Didih Larutan ... 70

4.16 Contoh Langkah Percobaan Penurunan Titik Beku Larutan ... 72

4.17 Hasil Pengamatan Percobaan Kenaikan Titik Didih Larutan ... 74

4.18 Hasil Pengamatan Percobaan Penurunan Titik Beku Larutan ... 74

4.19 Grafik Hasil Pengamatan Percobaan Kenaikan Titik Didih Larutan ... 74

4.20 Grafik Hasil Pengamatan Percobaan Penurunan Titik Beku Larutan ... 75

4.21 Hasil Analisis Kenaikan Titik Didih Larutan ... 78

4.22 Hasil Analisis Penurunan Titik Beku Larutan ... 79

4.23 Simpulan Kenaikan Titik Didih Larutan ... 80

4.24 Simpulan Penurunan Titik Beku Larutan ... 80

4.25 Perbandingan Kemampuan Inkuiri Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Laporan Praktikum Siswa ... 82


(16)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.26 Perbandingan Rata-Rata N-Gain Kemampuan Inkuiri Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 84 4.27 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol Berdasarkan Laporan Praktikum Siswa ... 88 4.28 Perbandingan Rata-Rata N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 90 4.29 Perbandingan Rata-Rata N-Gain Penguasaan Konsep Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 93 4.30 Skor Rata-Rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kedua Kelas ... 96 4.31 Skor Rata-Rata Laporan Praktikum Kedua Kelas ... 101


(17)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran Halaman

A.1 Peta Konsep ... 111

A.2 Tabel Analisis Konsep Sifat Koligatif Larutan ... 112

A.3 Struktur Makro Sifat Koligatif Larutan... 116

A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 117

A.5 Lembar Kerja Siswa ... 149

A.6 Lembar Jawaban LKS ... 183

B.1 Kisi-Kisi Tes Tertulis ... 193

B.2 Validasi Instrumen Oleh Dosen Ahli ... 207

B.3 Tes Tertulis ... 329

B.4 Tugas Laporan Praktikum ... 235

B.5 Pedoman Penilaian Laporan Praktikum ... 236

B.6 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 240

B.7 Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 252

B.8 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 255

B.9 Angket Tanggapan Guru terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 256

B.10 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 258

B.11 Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 259

C.1 Skor Pretes-Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 261

C.2 Data Pretes-Postes Aspek Kemampuan Inkuiri ... 262

C.3 Data Pretes-Postes Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif ... 264

C.4 Data Pretes-Postes Aspek Penguasaan Konsep ... 265


(18)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.6 Data Laporan Praktikum Aspek Kemampuan Inkuiri ... 268

C.7 Data Laporan Praktikum Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif ... 269

C.8 Data Hasil Penilaian Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 270

C.9 Data Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 279

C.10 Data Hasil Angket Tanggapan Guru terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 283

C.11 Data Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 284

D.1 Analisis Data Pretes-Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . 286 D.2 Analisis Data N-Gain Kemampuan Inkuiri Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 288

D.3 Analisis Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 293

D.4 Analisis N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 296


(19)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan sains saat ini menunjukkan bahwa sains memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang sangat pesat membuat para guru tidak mungkin lagi untuk mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa, sedangkan penyelenggara pendidikan harus menjamin terjadinya kesesuaian dengan kebutuhan manusia di masa depan, maka untuk itu dapat dilakukan melalui pembelajaran berdasarkan kemampuan berpikirnya. Pengembangan kemampuan berpikir bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan dan ide berdasarkan pengamalan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir siswa tersebut dapat digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2011: 227). Kemampuan berpikir merupakan salah satu aspek penting kecakapan hidup yang harus dikembangkan dalam pembelajaran (BSNP, 2007: 459).

Salah satu kemampuan berpikir yang harus dikembangkan adalah berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif bukanlah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum ada, tetapi kemampuan untuk menghasilkan ide baru dengan menggabungkan, mengubah atau mengoleskan ide yang ada (Anwar dkk., 2012: 44-47). Secara operasional kemampuan berpikir kreatif dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuannya untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan (Munandar, 1985: 50). Kemampuan berpikir kreatif merupakan komponen


(20)

2

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting dan memang perlu. Tanpa kemampuan berpikir kreatif siswa hanya akan bekerja pada sebuah tingkat kognitif yang sempit, namun dengan kemampuan berpikir kreatif akan membantu siswa menjelaskan dan menginterpretasikan konsep-konsep yang abstrak, sehingga memungkinkan siswa untuk mencapai penguasaan yang lebih besar (Beetlestone, 2012: 28). Munandar (1985: 45-46) juga mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kreatif penting dikembangkan dalam diri siswa, karena dengan kemampuan tersebut siswa akan mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu melahirkan banyak gagasan, dapat memperkaya hidup manusia, dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa, saat ini kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa masih sangat rendah. Hal tersebut didukung dari hasil penelitian Kim (2012: 285-295) yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif mengalami penurunan secara signifikan selama 20 tahun terakhir. Gambaran yang sama tampak dalam bidang pendidikan. Penekanannya lebih pada pemikiran reproduktif, hafalan, dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan, proses berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kreatif jarang dilatihkan (Munandar, 2002: 5). Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain. Di Inggris, masalah kreatifitas tidak begitu sentral, dan kenyataannya pengembangan berpikir kreatif sering kali berada di kursi belakang sejak diberlakukannya kurikulum nasional (Beetlestone, 2012: 1). Trivic dkk. (2012: 393-424) mengungkapkan bahwa pendekatan tradisional dalam pembelajaran sains dengan cara guru menyajikan fakta dan menunjukkan eksperimen, tidak mendorong siswa untuk berpikir kreatif.

Selain kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan, penguasaan konsep tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran karena penguasaan konsep merupakan hasil utama pendidikan (Dahar, 2011: 62). Konsep


(21)

3

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya.

Salah satu materi pokok yang harus dikuasi oleh siswa kelas XII semester ganjil adalah materi sifat koligatif larutan. Materi sifat koligatif larutan merupakan materi yang aplikasinya sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran sifat koligatif larutan dapat dikembangkan menjadi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpatisipasi aktif, salah satunya dengan dilakukan praktikum. Dengan demikian siswa akan memiliki pengamalan belajar yang lebih bermakna, penguasaan konsep yang didapat akan tertanam dalam ingatan siswa, dan dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa.

Liliasari (2008: 1) menyatakan bahwa pembelajaran kimia di Indonesia pada umumnya menuntut siswa lebih banyak untuk mempelajari konsep dan prinsip kimia, menyebabkan siswa hanya mengenal banyak peristilahan kimia secara hafalan tanpa makna. Di sisi lain konsep dan prinsip kimia yang perlu dipelajari siswa sangat banyak dan terus menerus bertambah, hal ini menyebabkan munculnya kejenuhan siswa belajar kimia. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Ansar (2009: 19-27) pada 82 siswa kelas XII IPA SMA Negeri I Gangking, Kab. Bulukumba, diperoleh data bahwa, 73% diantaranya tidak menyukai materi kimia yang membutuhkan perhitungan matematis, seperti materi sifat koligatif larutan, termokimia dan stoikiometri, 17% menyatakan hanya senang dengan praktikum kimia, dan hanya 10% diantaranya menyatakan senang mempelajari keseluruhan materi pelajaran kimia.

Hasil studi lapangan di salah satu SMA di Kabupaten Lampung Tengah (Amalina, 2012: 37-41) menunjukkan bahwa pembelajaran sifat koligatif


(22)

4

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

larutan dilakukan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan praktikum. Dalam proses pembelajaran, siswa belum diajak untuk berpikir menemukan konsep sendiri karena guru hanya menjelaskan dan memberikan latihan soal-soal, akibatnya siswa mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada soal dengan bentuk yang berbeda. Banyak siswa yang tidak memiliki buku referensi sehingga siswa hanya menerima yang disampaikan oleh guru saja. Selain itu, sebagian siswa kurang aktif selama proses pembelajaran di kelas, tidak banyak siswa yang bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Adapun praktikum yang dilakukan menggunakan buku penuntun praktikum yang berisi langkah-langkah percobaan sehingga kurang mengarahkan siswa untuk mengembangkan kreativitas siswa.

Implikasi dari kenyataan tersebut, diperlukan suatu perubahan terhadap paradigma pendidikan yang semula proses pembelajaran terpusat pada aktivitas guru ke arah aktivitas yang berpusat pada siswa. Telah banyak upaya dilakukan pemerintah untuk mengubah paradigma lama pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (BSNP, 2007: 8).

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka diperlukan suatu alternatif pembelajaran pada materi sifat koligatif larutan sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih bermakna, tidak hanya penguasaan konsepnya saja tetapi juga keterampilan penyelidikan di laboratorium dan kemampuan berpikir kreatif, karena pembelajaran kimia yang baik adalah pembelajaran kimia yang memberikan makna bagi siswa. Kebermaknaan ini dapat terjadi jika siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang


(23)

5

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah mereka miliki sebelumnya (Dahar, 1989: 112). Pengetahuan baru akan didapatkan terus-menerus seiring dengan bertambahnya pengalaman yang manusia peroleh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tingkat kebermaknaan yang optimal dalam pembelajaran kimia bagi siswa dapat diperoleh dengan pengalaman siswa melakukan percobaan, salah satunya melalui penerapan desain pembelajaran inkuiri laboratorium.

Pembelajaran inkuiri laboratorium memiliki tahapan-tahapan, yaitu: (1) menyajikan pertanyaan, (2) membuat hipotesis, (3) merancang percobaan, (4) melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, (5) mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, dan (6) membuat simpulan (Eggen & Kauchak, 1996: 137). Materi sifat koligatif larutan (kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan) merupakan materi yang aplikasinya sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apabila materi sifat koligatif larutan diajarkan dengan inkuiri laboratorium, maka siswa dapat melatih mengembangkan kemampuan berinkuiri dan berpikir kreatif dengan merancang dan melakukan percobaan sederhana. Dengan demikian, penerapan desain pembelajaran inkuiri laboratorium akan dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam proses penggalian informasi untuk menemukan konsep dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

Hal tersebut di dukung dengan pernyataan Fedhusen & Treffinger (dalam Fasko, 2000: 317-327) yaitu bahwa pembelajaran inkuiri dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa seperti berpikir lancar, luwes, elaborasi, dan orisinal. Cacciatore & Sevian (2009: 498-505) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pembelajaran inkuiri laboratorium dapat mengembangkan kemampuan desain eksperimental, kemampuan analisis data, menyelesaikan masalah yang membutuhkan aplikasi langsung dari prinsip stoikiometri. Selain itu, penelitian yang dilakukan Sesen & Tarhan (2013: 413-435) menyatakan bahwa penerapan inkuiri berbasis


(24)

6

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas laboratorium pada materi elektrokimia, dapat mengurangi miskonsepsi siswa dan pemahaman konsepnya lebih bermakna, terjadi peningkatan sikap positif terhadap pelajaran kimia dan kegiatan laboratorium, kemampuan kinerja siswa setiap tahap aktivitas laboratorium terus meningkat.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pada penelitian ini dikembangkan desain pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan.

B.Rumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah dampak pengembangan pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap kemampuan inkuiri, berpikir kreatif, dan penguasaan konsep siswa pada materi sifat koligatif larutan?”

Selanjutnya untuk menentukan langkah-langkah penelitian, permasalahan tersebut diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi

sifat koligatif larutan yang dikembangkan?

2. Seberapa besar dampak pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap kemampuan berinkuiri siswa pada materi sifat koligatif larutan?

3. Seberapa besar dampak pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sifat koligatif larutan?

4. Seberapa besar dampak pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap penguasaan konsep siswa pada materi sifat koligatif larutan?

C.Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian, maka permasalahan dibatasi dalam lingkup sebagai berikut:


(25)

7

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tingkatan inkuiri yang digunakan adalah inkuiri terbimbing. Siswa mengikuti tahap-tahap: (1) menyajikan pertanyaan, (2) membuat hipotesis, (3) merancang percobaan, (4) melakukan percobaan, (5) mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, dan (6) membuat simpulan (Eggen & Kauchak, 1996: 137), dan masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja mencari dan menemukan jawaban mengenai masalah tersebut di bawah bimbingan guru secara intensif (Suyanti, 2010: 49).

2. Kemampuan berpikir kreatif yang dimaksudkan dalam penelitian adalah keterampilan: (1) berpikir lancar, (2) berpikir luwes, (3) berpikir orisinal, (4) berpikir elaboratif (Munandar, 1985: 88-91).

3. Materi sifat koligatif larutan dalam pembelajaran, yaitu pada sub materi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan desain, mengimplementasikan, dan melihat dampak pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa SMA bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru, memberikan informasi dan wawasan tentang desain dan implementasi pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan.

2. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dalam proses pembelajaran kimia.


(26)

8

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian serupa pada pokok bahasan yang lain dan pengembangannya.


(27)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII di salah satu SMA di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung. Subyek penelitian terdiri dari satu kelas ekperimen dan satu kelas kontrol, yang masing-masing kelas terdiri dari 33 siswa. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan implementasi pembelajaran inkuiri laboratorium, sedangkan pada kelas kontrol dengan pembelajaran laboratorium konvensional menggunakan penuntun praktikum. Pemilihan subyek dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu berdasarkan pertimbangan pribadi peneliti yaitu kedua kelas adalah homogen, ditunjukkan dengan nilai semester genap tahun ajaran 2012/2013 bahwa tingkat kecerdasan rata-rata siswa pada kedua kelas adalah relatif sama.

B.Metode dan Desain Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar siswa melalui implementasi desain pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan digunakan metode quasi experiment dengan desain nonequivalent control

group design (Sugiyono, 2013: 116). Desain ini menggunakan dua kelompok

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subyek pada kedua kelas tersebut diberi tes awal terlebih dahulu, kemudian pada kelas eksperimen diberi pembelajaran inkuiri laboratorium, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran laboratorium konvensional. Setelah implementasi pembelajaran, subyek pada kedua kelas diberikan tes akhir. Desain penelitian ini digambarkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian


(28)

31

Control group O C O

Sumber: Sugiyono (2013: 116)

Keterangan:

O : Pretest dan posttest

X : Pembelajaran inkuiri laboratorium

C : Pembelajaran laboratorium konvensional

C.Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan penelitian; (2) tahap pelaksanaan penelitian; (3) tahap akhir. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain: a. Studi pendahuluan berupa studi literatur mengenai kajian standar isi

pelajaran kimia SMA/MA, studi desain pembelajaran inkuiri laboratorium dan berpikir kreatif.

b. Analisis konsep dan bahan ajar, desain pembelajaran inkuiri laboratorium, analisis tentang kemampuan berpikir kreatif.

c. Pengembangan desain pembelajaran inkuiri laboratorium melalui perumusan perangkat pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), serta instrumen penilaian pada materi sifat koligatif larutan.

d. Melakukan validasi terhadap instrumen penelitian e. Menentukan subyek penelitian

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian meliputi:

a. Pelaksanaan pretest pada kedua kelas sebelum pelaksanaan pembelajaran.


(29)

32

b. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri laboratorium pada kelas eksperimen dan melaksanakan pembelajaran laboratorium konvensional pada kelas kontrol.

c. Penyebaran instrumen penilaian kinerja guru pada guru kimia di SMA Kabupaten Tulang Bawang Barat.

d. Pelaksanaan observasi keterlaksanaan pembelajaran inkuiri laboratorium di kelas eksperimen.

e. Melakukan postest pada kedua kelas setelah pembelajaran.

f. Penyebaran angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran inkuiri laboratorium di kelas eksperimen.

3. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: a. Mengumpulkan data hasil penelitian

b. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian c. Pembahasan hasil temuan penelitian

d. Pembuatan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian e. Pembuatan laporan hasil penelitian

Sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan maka dibuat alur penelitian seperti yang terlihat pada gambar 3.1.


(30)

33

Kajian Standar isi mata pelajaran kimia SMA/MA

Studi pembelajaran inkuiri laboratorium

Analisis konsep dan bahan ajar

Analisis kegiatan inkuiri laboratorium dan

kemampuan inkuiri

Pengembangan desain pembelajaran inkuiri laboratorium

Validasi instrumen oleh ahli

Pretest Implementasi pembelajaran guided inquiry laboratorium Posttest Analisis Data Temuan dan Pembahasan

Simpulan dan Saran Gambar 3.1 Alur Penelitian

Penentuan subyek penelitian Kelas eksperimen Kelas kontrol Pretest Implementasi pembelajaran laboratorium tradisional Studi Pendahuluan Studi kemampuan berpikir kreatif Analisis kemampuan berpikir kreatif Perangkat Pembelajaran dan Instrumen RPP, LKS Butir Tes tertulis Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Lembar Penilaian Laporan Praktikum Angket Tanggapan Guru dan siswa


(31)

34

D.Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran laboratorium konvensional merupakan proses pembelajaran dengan melakukan kegiatan siswa diberitahu prinsip/teori/konsep sains, setelah itu siswa menguji/memverifikasi prinsip/teori/konsep tersebut. Modul praktikum pada pembelajaran laboratorium konvensional disajikan secara rinci memuat prosedur yang harus dilakukan oleh siswa tahap demi tahap (Putri & Sutarno, 2012: 148-155).

2. Pembelajaran inkuiri laboratorium adalah suatu proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan: (1) menyajikan pertanyaan, (2) membuat hipotesis, (3) merancang percobaan, (4) melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, (5) mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, dan (6) membuat simpulan (Eggen & Kauchak, 1996: 137). Tingkatan inkuiri yang digunakan adalah inkuiri terbimbing, masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja mencari dan menemukan jawaban mengenai masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru (Suyanti, 2010: 49).

E.Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Butir tes tertulis

Butir tes tertulis digunakan untuk mengukur dampak implementasi pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap kemampuan inkuiri, berpikir kreatif, dan penguasaan konsep. Soal tes terdiri dari 25 soal uraian, yang berisi soal-soal tentang materi sifat koligatif larutan juga tentang kegiatan inkuiri yang dilakukan. Untuk mengukur kemampuan siswa sebelum mendapatkan perlakuan dilakukan pretes, sedangkan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan dilakukan postes. Butir soal tes tertulis terdapat pada lampiran B.3. Kisi-kisi soal yang digunakan ditunjukkan pada tabel 3.2.


(32)

35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Tertulis

Aspek Kemampuan

yang diukur

Jenis No. butir

Soal Kemampuan

Inkuiri

Kemampuan mengajukan pertanyaan 5

Kemampuan membuat hipotesis 16

Kemampuan merancang percobaan 6, 7, 8, 10, 17

Kemampuan melakukan percobaan 14, 15

Kemampuan mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data

1, 2, 3, 9, 11, 12, 13, 18, 19, 21, 22, 23, 24

Kemampuan membuat kesimpulan 4, 20,25

Kemampuan Berpikir Kreatif

Keterampilan berpikir luwes 5, 7, 20

Keterampilan berpikir lancar 16

Keterampilan berpikir elaboratif 9, 14, 15, 17, 18

Keterampilan berpikir orisinil 6, 8

Penguasaan Konsep

Mengingat (C1) 1, 2, 3

Memahami (C2) 4, 9, 14, 25

Mengaplikasikan (C3) 11, 12, 13, 19, 21, 23

Menganalisis (C4) 6, 7, 10, 22

Mengevaluasi (C5) 24

Mencipta (C6) 5, 8, 15, 16, 17, 18, 20

2. Pedoman penilaian laporan praktikum

Pedoman penilaian laporan praktikum digunakan untuk mengukur kemampuan inkuiri dan berpikir kreatif siswa. Pedoman penilaian laporan praktikum adalah seperangkat kriteria tentang penilaian laporan praktikum dalam bentuk rubrik maupun lembar penilaian sebagai acuan nilai siswa dalam mengerjakan tugas laporan. Pedoman penilaian laporan praktikum dapat dilihat pada lampiran B.5.

3. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan desain pembelajaran inkuiri laboratorium. Lembar observasi yang digunakan berupa lembar keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran berbentuk checklist untuk


(33)

36

menandai terjadi tidaknya kegiatan yang telah direncanakan dalam RPP. Observasi berlangsung sejak dimulainya pembelajaran sampai pembelajaran berakhir. Bertindak sebagai observer adalah tiga orang guru. Lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran terdapat pada lampiran B.6.

4. Instrumen Penilaian Kinerja guru

Instrumen penilaian kinerja guru digunakan untuk menilai desain pembelajaran yang dikembangkan dalam bentuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilai adalah guru-guru kimia SMA di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Instrumen penilaian kinerja guru terdapat pada lampiran B.7.

5. Angket Tanggapan

Angket tanggapan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran inkuiri laboratorium. Angket tanggapan guru dapat dilihat pada lampiran B.9 dan angket tanggapan siswa dapat dilihat pada lampiran B.11. Kisi-kisi angket tanggapan guru ditunjukkan pada tabel 3.3 dan kisi-kisi angket tanggapan siswa ditunjukkan pada tabel 3.4.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru

Aspek Indikator No.

Pertanyaan

Persiapan Tanggapan mengenai persiapan mengajar 1

Tanggapan mengenai kesulitan persiapan mengajar. 18

RPP Tanggapan mengenai RPP 2

Tanggapan mengenai kekurangan dalam penyusunan RPP

3 Tanggapan mengenai kelebihan dalam penyusunan

RPP

4 Kegiatan

Pembelajaran

Tanggapan mengenai dampak kegiatan pembelajaran

5, 6 Tanggapan mengenai kekurangan dalam kegiatan

pembelajaran

7 Tanggapan mengenai kelebihan dalam kegiatan

pembelajaran

8

LKS Tanggapan mengenai penyajian LKS 9, 10

Tanggapan mengenai dampak arahan pertanyaan LKS

11, 12

Tanggapan mengenai kelebihan LKS 13


(34)

37

Evaluasi Tanggapan mengenai penggunaan bahasa dalam

soal

15

Tanggapan mengenai kelebihan model evaluasi 16

Tanggapan mengenai kekurangan model evaluasi 17

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa

Aspek Indikator No.

Pertanyaan Pelaksanaan

Pembelajaran

Tanggapan mengenai pembelajaran 1

Tanggapan mengenai tiap tahap pembelajaran inkuiri

2, 3, 4, 5, 6, 7 Tanggapan mengenai bimbingan guru dalam

pembelajaran

8

Tanggapan mengenai dampak pembelajaran 9, 10, 11

Tanggapan mengenai kelebihan dan kekurangan pembelajaran inkuiri

12 Lembar

Kerja Siswa

Tanggapan mengenai penyajian LKS 13

Tanggapan mengenai bahasa dalam LKS 14

Tanggapan mengenai arahan dan pertanyaan dalam LKS

15 Tanggapan mengenai kelebihan dan kekurangan

LKS

16 Evaluasi Tanggapan mengenai bahasa dalam soal tes

tertulis

17

Tanggapan mengenai soal-soal tertulis 18

Tanggapan mengenai tugas yang diberikan guru 19

Tanggapan mengenai kelebihan dan kekurangan evaluasi

20

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada penelitian ini, untuk melakukan analisis instrumen peneliti hanya melakukan uji validitas saja. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan/kesahihan instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian maka instrumen harus divalidasi terlebih dahulu. Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk.

Validitas isi adalah validitas suatu alat ukur yang dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Suatu tes memiliki validitas isi apabila tes tersebut dapat mengukur hal-hal yang


(35)

38

mewakili keseluruhan isi bahan pelajaran yang akan diukurnya. Validitas konstruk adalah ukuran sejauh mana hasil pengukuran dianggap mencerminkan konstruk tertentu dalam pengukuran psikologis (Firman, 2000: 107).

Secara teknis pengujian validitas konstruk dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur, dan nomor butir pertanyaan dan pernyataan yang telah dijabarkan dalam indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2013: 182).

Berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli, terdapat saran dan beberapa kali butir soal harus diperbaiki. Adapun saran-saran dari dosen ahli dan perbaikan yang dilakukan adalah (1) kesesuaian butir soal dengan tahapan pembelajaran inkuiri, indikator kemampuan berpikir kreatif, dan jenjang kognitifnya, (2) ketepatan penyusunan kalimat pada butir soal, (3) kesesuaian kunci jawaban dengan butir soal, (4) jumlah butir soal diperbanyak dengan soal-soal konsep sifat koligatif larutan. Adapun contoh hasil validasi dosen ahli dapat dilihat pada lampiran B.2.

G.Teknik Pengumpulan Data

Berikut merupakan gambaran secara ringkas mengenai teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tertera pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data

No. Sumber

Data Data yang Diperoleh

Teknik

Pengumpulan Instrumen

1. Siswa Kemampuan inkuiri, berpikir

kreatif, dan penguasaan konsep sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan

Pretes dan postes

Butir Tes Tertulis

2. Siswa Kemampuan inkuiri dan berpikir

kreatif Laporan Praktikum Pedoman Penilaian Laporan Praktikum

3. Guru Penilaian desain pembelajaran

inkuiri laboratorium yang dikembangkan Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Guru Instrumen Penilaian Kinerja Guru


(36)

39

No. Sumber

Data Data yang Diperoleh

Teknik

Pengumpulan Instrumen

inkuiri laboratorium Observasi

5. Guru Tanggapan guru terhadap

pembelajaran inkuiri laboratorium

Pengisian Angket

Angket

Tanggapan Guru

6. Siswa Tanggapan siswa terhadap

pembelajaran inkuiri laboratorium

Pengisian Angket

Angket

Tanggapan Siswa

H.Teknik Analisis Data

Setelah diperoleh data penelitian, maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

1. Uji Skor Pretes-Postes

Pengolahan data pretes dan postes dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui uji signifikansi yang digunakan selanjutnya adalah statistik parametrik atau nonparametrik. Ketika data memenuhi uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan uji statistik parametrik yaitu independent samples t-test. Sedangkan ketika data tidak memenuhi uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji statistik nonparametrik yakni uji Mann-Whitney. Dalam penelitian ini, analisis data statistik menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0.

Sedangkan uji independent samples t-test atau Mann-Whitney digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak berkorelasi (Sugiyono, 2011: 137). Pada hasil uji ini terdapat nilai signifikansi (sig.) untuk mengetahui hasil hipotesis, yaitu membandingkan sig. dengan tingkat kepercayaan . Jika sig. > maka H0 ditolak, begitu juga sebaliknya. Pada penelitian ini, digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi rata-rata antara data kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan dalam analisis adalah data pretes, data postes, data aspek kemampuan inkuiri, data aspek kemampuan berpikir kreatif, data aspek penguasaan konsep.

Namun, untuk data aspek kemampuan inkuiri, aspek kemampuan berpikir kreatif, aspek penguasaan konsep dari hasil tes tertulis dilihat dari


(37)

40

besarnya peningkatan masing-masing kemampuan pada siswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran inkuiri laboratorium, maka dicari gain ternormalisasi dengan rumus (Meltzer, 2002: 1259-1286):

Kategorisasi perolehan skor N-Gain dapat dilihat pada tabel 3.6 (Hake, 1998: 1-26).

Tabel 3.6 Kategori Gain Ternormalisasi

Gain ternormalisasi (g) Kategori

g < 0,30 Rendah

0,7 > g ≥ 0,3 Sedang

g ≥ 0,70 Tinggi

2. Penilaian Laporan Praktikum

Penilaian laporan praktikum siswa dengan mengisi kolom nilai pada lembar penilaian untuk semua kriteria. Nilai yang didapat digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata kemampuan inkuiri dan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Analisis Hasil Penilaian Kinerja Guru

Analisis ini digunakan untuk menguji kinerja guru selama proses pembelajaran di kelas dan dalam mengembangkan desain pembelajaran inkuiri laboratorium. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data hasil observasi kegiatan pembelajaran dan penilaian kinerja guru dalam membuat RPP. Penilaian hasil observasi kegiatan pembelajaran dilakukan terhadap peneliti selama proses pembelajaran dengan melihat daftar cek yang dibubuhkan observer. Sedangkan penilaian kinerja guru dalam mengembangkan desain pembelajaran inkuiri laboratorium dilakukan oleh guru-guru kimia SMA di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Peneliti mengolah data tersebut dengan cara:


(38)

41

Kategorisasi perolehan nilai akhir kinerja guru dapat dilihat pada tabel 3.7 (Mendiknas, 2010: 30).

Tabel 3.7 Kategori Nilai Kinerja Guru

Nilai Kinerja Guru Kategori

91-100 Amat baik

76-90 Baik

61-75 Cukup

51-60 Sedang

≤ 50 Kurang

4. Hasil Angket Tanggapan

Hasil angket tanggapan yang didapat adalah mengenai tanggapan guru dan siswa. Hasil tersebut dianalisis secara deskriptif untuk melengkapi hasil observasi dan pengembangan desain pembelajaran sehingga diperoleh data tentang tanggapan guru dan siswa terhadap desain pembelajaran dan keterlaksanaannya secara akurat.


(39)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

106

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan, yaitu:

1. Implementasi pembelajaran inkuiri laboratorium diketahui bahwa hampir seluruh kegiatan terlaksana, meskipun ada kegiatan yang masih belum terlaksana dengan baik, khususnya pada tahap melakukan percobaan dan menganalisis data, siswa masih mengalami kendala. Namun semuanya dapat diatasi melalui bimbingan guru dan membaca referensi.

2. Pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan dapat meningkatkan kemampuan berinkuiri siswa (rata-rata N-Gain = 0,62) lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran laboratorium konvensional (rata-rata N-Gain = 0,51). Perbedaan yang signifikan terjadi pada kemampuan mengajukan pertanyaan, merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, serta kemampuan membuat simpulan.

3. Pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa (rata-rata N-Gain = 0,68) lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran laboratorium konvensional (rata-rata N-Gain = 0,57). Perbedaan yang signifikan terjadi pada keterampilan berpikir orisinil dan keterampilan berpikir elaboratif. 4. Pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa (rata-rata N-Gain = 0,56) lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran laboratorium konvensional (rata-rata N-Gain = 0,45). Perbedaan yang signifikan terjadi


(40)

107

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu pada jenjang kognitif memahami (C2), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal berikut:

1. Guru kimia hendaknya mengimplementasikan pembelajaran inkuiri laboratorium sehingga dapat melatih siswa mengembangkan kemampuan inkuiri dan berpikir kreatif.

2. Perlu penelitian lanjutan untuk mengembangkan pembelajaran inkuiri untuk topik sifat koligatif larutan lainnya, yaitu penurunan tekanan uap jenuh larutan dan tekanan osmotik, maupun topik kimia lainnya, baik melalui inkuiri praktikum maupun nonpraktikum.

3. Subyek penelitian yang diteliti lebih banyak (beberapa sekolah) yang dapat mewakili satu kabupaten.


(41)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alberta Learning. (2004). Focus on inquiry: a teacher’s guide to implementing

inquiry-based learning. Edmonton : Alberta.

Amalina, I.Z. (2012). Laporan studi kasus efektivitas sistem moving class di SMA

“KG” Lampung Tengah. (Tugas mata kuliah studi kasus kimia sekolah lanjut). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka landasan untuk

pembelajaran, pengajaran, dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ansar. (2009). Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA1 SMA Negeri

Gangking melalui penggunaan approach to problem solving (Studi pada materi sifat koligatif larutan). Jurnal Chemica, 10 (1), hlm. 19-27.

Anwar, M. N. dkk. (2012). Relationship of creative thinking with the academic achievements of secondary school students. International Interdisciplinary

Journal of Education, 1 (3), hlm. 44-47.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar isi untuk satuan pendidikan

dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar proses untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.

Beetlestone, F. (2012). Creative learning: strategi pembelajaran untuk

melesatkan kreatifitas siswa. Bandung: Nusa Media.

Bilgin, I. (2009). The effects of guided inquiry instruction incorporating a cooperative learning approach on university students’ achievement of acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry instruction. Scientific

Research and Essay, 4 (10), hlm. 1038-1046.

Buck, L.B., Bretz, S.L., & Towns, M.H. (2008). Research and teaching: characterizing the level of inquiry in the undergraduate laboratory. Journal

of College Science Teaching, 38 (1), hlm. 52-58.

Cacciatore, K.L dan Sevian, H. (2009). Incrementally approaching an inquiry lab curriculum: can changing a single laboratory experiment improve student performance in general chemistry?. Journal of Chemical Education, 86 (4), hlm. 498-505.


(42)

109

Chatterjee, S. dkk. (2009). Surveying students’ attitudes and perceptions toward guided-inquiry and open-inquiry laboratories. Journal of Chemical

Education, 86 (12), hlm. 1427-1432.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dkeidek, I., Naaman, R.M., & Hofstein, A. (2011). Effect of culture on

high-school students’ question-asking ability resulting from an inquiry-oriented

chemistry laboratory. International Journal of Science and Mathematics

Education, 9 (6), hlm. 1305-1331.

Eggen, P., dan Kauchak, D. (1996). Strategies and models for teachers teaching

content and thinking skills. Boston: Allyn & Bacon.

Fasko, D. (2000). Education and creativity. Creativity Research Journal, 13 (3), hlm. 317–327.

Firman, H. (2000). Penilaian hasil belajar dalam pengajaran kimia. Bandung: UPI.

Gaddis, B.A., dan Schoffstall, A.M. (2007). Incorporating guided-inquiry learning into the organic chemistry laboratory. Journal of Chemical Education, 84 (5), hlm. 848-851.

Hake, R.R. (1998). Interactive-engagement vs traditional methods: a six-thousand student survey of mechanics test data for introductory physics courses.

Journal American Association of Physics Teacher, 66 (1), hlm. 64-74.

Heryadi, D. (2012). Model pembelajaran inkuiri bebas yang dimodifikasi untuk

meningkatkan penguasaan konsep fluida statis dan berpikir kreatif siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Hofstein, A. dkk. (2005). Developing students’ ability to ask more and better questions resulting from inquiry-type chemistry laboratories. Journal of

Research In Science Teaching, 42 (7), hlm. 791–806.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Model of teaching. Boston: Pearson Education.

Kim, K. H. (2012). The creativity crisis: the decrease in creative thinking scores on the torrance tests of creative thinking. Creativity Research Journal, 23 (4), hlm. 285–295.

Liliasari. (2008). Peningkatan Kualitas Pendidikan Kimia dari Pemahaman

Konsep Kimia menjadi Berpikir Kimia. Keynote Speaker, Seminar Nasional


(43)

110

Marliani, N. (2013). Pembelajaran inkuiri reflektif untuk meningkatkan

pemahaman konsep termokimia dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Meltzer, D.E. (2002). The relationship between mathematics preparation and conceptual learning grains in physics: a possible “hidden variable” in diagnostice pretest scores. American Journal Physics, 70 (12), hlm. 1259-1286.

Menteri Pendidikan Nasional. (2010). Petunjuk teknis pelaksanaan jabatan

fungsional guru dan angka kreditnya. Jakarta: Kementerian Pendidikan

Indonesia.

Munandar, S. C. U. (1985). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah:

petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: PT. Gramedia.

Munandar, S. C. U. (2002). Kreativitas & keberbakatan: strategi mewujudkan

potensi kreatif & bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Putri, D. H. dan Sutarno, M. (2012). Model kegiatan laboratorium berbasis problem solving pada pembelajaran gelombang dan optik untuk meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa. Jurnal Exacta, 10 (2), hlm. 148-155.

Sagala, S. (2013). Konsep dan makna pembelajaran: untuk membantu

memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sesen, B.A. dan Tarhan, L. (2013). Inquiry-based laboratory activities in electrochemistry: high school students’ achievements and attitudes.

Research in Science Education, 1 (43), hlm. 413-435.

Sopamena, O. (2009). Model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk

meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa SMK pada konsep hasil kali kelarutan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudijono, A. (2009). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarya, Y. (2003). Kimia dasar: prinsip-prinsip kimia terkini jilid 2. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.


(44)

111

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovativ-progresif. Jakarta: Prenada Media.

Trivic, D., Tomasevic, B., & Vukovic, I. (2012). Student creativity in chemistry classes. La Chimica Nella Scuola, 3 (34), hlm. 393-424.


(1)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

106 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan, yaitu:

1. Implementasi pembelajaran inkuiri laboratorium diketahui bahwa hampir seluruh kegiatan terlaksana, meskipun ada kegiatan yang masih belum terlaksana dengan baik, khususnya pada tahap melakukan percobaan dan menganalisis data, siswa masih mengalami kendala. Namun semuanya dapat diatasi melalui bimbingan guru dan membaca referensi.

2. Pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan dapat meningkatkan kemampuan berinkuiri siswa (rata-rata N-Gain = 0,62) lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran laboratorium konvensional (rata-rata N-Gain = 0,51). Perbedaan yang signifikan terjadi pada kemampuan mengajukan pertanyaan, merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, serta kemampuan membuat simpulan.

3. Pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa (rata-rata N-Gain = 0,68) lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran laboratorium konvensional (rata-rata N-Gain = 0,57). Perbedaan yang signifikan terjadi pada keterampilan berpikir orisinil dan keterampilan berpikir elaboratif. 4. Pembelajaran inkuiri laboratorium pada materi sifat koligatif larutan dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa (rata-rata N-Gain = 0,56) lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran laboratorium konvensional (rata-rata N-Gain = 0,45). Perbedaan yang signifikan terjadi


(2)

107

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu pada jenjang kognitif memahami (C2), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal berikut:

1. Guru kimia hendaknya mengimplementasikan pembelajaran inkuiri laboratorium sehingga dapat melatih siswa mengembangkan kemampuan inkuiri dan berpikir kreatif.

2. Perlu penelitian lanjutan untuk mengembangkan pembelajaran inkuiri untuk topik sifat koligatif larutan lainnya, yaitu penurunan tekanan uap jenuh larutan dan tekanan osmotik, maupun topik kimia lainnya, baik melalui inkuiri praktikum maupun nonpraktikum.

3. Subyek penelitian yang diteliti lebih banyak (beberapa sekolah) yang dapat mewakili satu kabupaten.


(3)

Ila Zakhiya Amalina, 2014

Dampak Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Kemampuan Inkuiri, Berpikir, Kreatif, dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alberta Learning. (2004). Focus on inquiry: a teacher’s guide to implementing

inquiry-based learning. Edmonton : Alberta.

Amalina, I.Z. (2012). Laporan studi kasus efektivitas sistem moving class di SMA

“KG” Lampung Tengah. (Tugas mata kuliah studi kasus kimia sekolah lanjut). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka landasan untuk

pembelajaran, pengajaran, dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ansar. (2009). Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA1 SMA Negeri Gangking melalui penggunaan approach to problem solving (Studi pada materi sifat koligatif larutan). Jurnal Chemica, 10 (1), hlm. 19-27.

Anwar, M. N. dkk. (2012). Relationship of creative thinking with the academic achievements of secondary school students. International Interdisciplinary

Journal of Education, 1 (3), hlm. 44-47.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar isi untuk satuan pendidikan

dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar proses untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.

Beetlestone, F. (2012). Creative learning: strategi pembelajaran untuk

melesatkan kreatifitas siswa. Bandung: Nusa Media.

Bilgin, I. (2009). The effects of guided inquiry instruction incorporating a

cooperative learning approach on university students’ achievement of acid

and bases concepts and attitude toward guided inquiry instruction. Scientific

Research and Essay, 4 (10), hlm. 1038-1046.

Buck, L.B., Bretz, S.L., & Towns, M.H. (2008). Research and teaching: characterizing the level of inquiry in the undergraduate laboratory. Journal

of College Science Teaching, 38 (1), hlm. 52-58.

Cacciatore, K.L dan Sevian, H. (2009). Incrementally approaching an inquiry lab curriculum: can changing a single laboratory experiment improve student performance in general chemistry?. Journal of Chemical Education, 86 (4), hlm. 498-505.


(4)

109

Chatterjee, S. dkk. (2009). Surveying students’ attitudes and perceptions toward guided-inquiry and open-inquiry laboratories. Journal of Chemical

Education, 86 (12), hlm. 1427-1432.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dkeidek, I., Naaman, R.M., & Hofstein, A. (2011). Effect of culture on

high-school students’ question-asking ability resulting from an inquiry-oriented chemistry laboratory. International Journal of Science and Mathematics

Education, 9 (6), hlm. 1305-1331.

Eggen, P., dan Kauchak, D. (1996). Strategies and models for teachers teaching

content and thinking skills. Boston: Allyn & Bacon.

Fasko, D. (2000). Education and creativity. Creativity Research Journal, 13 (3), hlm. 317–327.

Firman, H. (2000). Penilaian hasil belajar dalam pengajaran kimia. Bandung: UPI.

Gaddis, B.A., dan Schoffstall, A.M. (2007). Incorporating guided-inquiry learning into the organic chemistry laboratory. Journal of Chemical Education, 84 (5), hlm. 848-851.

Hake, R.R. (1998). Interactive-engagement vs traditional methods: a six-thousand student survey of mechanics test data for introductory physics courses.

Journal American Association of Physics Teacher, 66 (1), hlm. 64-74.

Heryadi, D. (2012). Model pembelajaran inkuiri bebas yang dimodifikasi untuk

meningkatkan penguasaan konsep fluida statis dan berpikir kreatif siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Hofstein, A. dkk. (2005). Developing students’ ability to ask more and better questions resulting from inquiry-type chemistry laboratories. Journal of

Research In Science Teaching, 42 (7), hlm. 791–806.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Model of teaching. Boston: Pearson Education.

Kim, K. H. (2012). The creativity crisis: the decrease in creative thinking scores on the torrance tests of creative thinking. Creativity Research Journal, 23 (4), hlm. 285–295.

Liliasari. (2008). Peningkatan Kualitas Pendidikan Kimia dari Pemahaman

Konsep Kimia menjadi Berpikir Kimia. Keynote Speaker, Seminar Nasional


(5)

Marliani, N. (2013). Pembelajaran inkuiri reflektif untuk meningkatkan

pemahaman konsep termokimia dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Meltzer, D.E. (2002). The relationship between mathematics preparation and

conceptual learning grains in physics: a possible “hidden variable” in

diagnostice pretest scores. American Journal Physics, 70 (12), hlm. 1259-1286.

Menteri Pendidikan Nasional. (2010). Petunjuk teknis pelaksanaan jabatan

fungsional guru dan angka kreditnya. Jakarta: Kementerian Pendidikan

Indonesia.

Munandar, S. C. U. (1985). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah:

petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: PT. Gramedia.

Munandar, S. C. U. (2002). Kreativitas & keberbakatan: strategi mewujudkan

potensi kreatif & bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Putri, D. H. dan Sutarno, M. (2012). Model kegiatan laboratorium berbasis problem solving pada pembelajaran gelombang dan optik untuk meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa. Jurnal Exacta, 10 (2), hlm. 148-155.

Sagala, S. (2013). Konsep dan makna pembelajaran: untuk membantu

memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sesen, B.A. dan Tarhan, L. (2013). Inquiry-based laboratory activities in electrochemistry: high school students’ achievements and attitudes.

Research in Science Education, 1 (43), hlm. 413-435.

Sopamena, O. (2009). Model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk

meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa SMK pada konsep hasil kali kelarutan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudijono, A. (2009). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarya, Y. (2003). Kimia dasar: prinsip-prinsip kimia terkini jilid 2. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.


(6)

111

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovativ-progresif. Jakarta: Prenada Media.

Trivic, D., Tomasevic, B., & Vukovic, I. (2012). Student creativity in chemistry classes. La Chimica Nella Scuola, 3 (34), hlm. 393-424.