PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

(1)

043/S/PGSD-Reg/9A/Juli/2015 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ASRI NURLAELA SARI 1003327

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Oleh

ASRI NURLAELA SARI 1003327

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Indonesia

© ASRI NURLAELA SARI 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Oleh Asri Nurlaela Sari

NIM. 1003327

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dra. Ani Hendriani, M.Pd NIP. 196006241986032001

Pembimbing II

Andhin Dyas Fitriani, M.Pd NIP. 1985071120091222006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teoritik ... 8

1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 8

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ... 13

3. Kemampuan Bekerjasama ... 16

4. Pembelajaran IPS ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Definisi Operasional ... 26

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian ... 28

B. Disain Penelitian ... 28

C. Lokasi Penelitian ... 29

D. Subjek Penelitian ... 30


(5)

F. Instrumen Penelitian ... 31

1. Instrumen Pembelajaran ... 31

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian ... 32

G. Prosedur Penelitian ... 32

1. Perencanaan Tindakan ... 33

2. Pelaksanaan Tindakan ... 33

3. Observasi ... 39

4. Refleksi ... 39

H. Rencana Pengolahan Data ... 39

I. Kriteria Keberhasilan ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Awal Penelitian ... 43

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 44

1. Siklus I ... 44

2. Siklus II ... 64

3. Hasil Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II ... 78

C. Keterbatasan Penelitian ... 84

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 85

A. Simpulan ... 85

B. Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(6)

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam pendahuluan ini, akan dibahas mengenai apa yang melatar belakangi peneliti sehingga bermaksud meneliti penggunaan model Numbered Head Together untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa pada pembelajaran IPS kemudian akan diungkap pula mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitiannya.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupannya, dari sekian banyak hak dan kewajiban yang harus diperoleh oleh seorang manusia adalah pendidikan. Manusia berhak mendapatkan pendidikan yang layak sejak dari dalam kandungan melalui stimulasi dari Ibunya, kemudian setelah dilahirkan melalui pendidikan dari keluraga dan ketika manusia telah memasuki usia sekolah maka manusia berhak mendapatkan pendidikan di Sekolah yang akan dibimbing oleh seorang guru. Pendidikan dianggap penting karena melalui pendidikanlah manusia dibina dan diajarkan hal-hal positif serta pembentukan kepribadiannya untuk dapat menjalankan kehidupannya di tengah-tengah masyarakat.

Maka dari itu, dari sekian banyak pelajaran yang harus disampaikan oleh Guru pada intinya harus membentuk generasi yang cerdas agar kelak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Siswa harus mampu berkomunikasi, melakukan kontak sosial dan memiliki wawasan yang luas. Salah satu pembelajaran yang harus diberikan oleh Sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini tercantum pada Depdiknas (2006, hlm. 140), mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah :

Salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial pada jenajang SD/MI mata pelajaran IPS memuat Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang baik, demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. IPS merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan lingkungan, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Tujuan utama IPS adalah untuk membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik. Oleh karena itu


(7)

tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan IPS yang lebih tinggi itu terdapat dalam tujuan IPS menurut Depdiknas (2006, hlm. 140) adalah:

Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

Dalam tujuan pembelajaran IPS yang telah dipaparkan di atas siswa dibekali dengan berbagai keterampilan yang sangat berguna untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Dari sekian banyak keterampilan yang harus dikembangkan adalah kemampuan bekerjasama. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Jarolemik (dalam Susanto, A, 2014, hlm. 43) menyatakan bahwa ‘salah satu keterampilan sosial yang perlu dimiliki peserta didik mencakup Living and working together (keterampilan untuk hidup bekerjasama)’. Kemampuan bekerjasama dalam pembelajaran adalah merupakan bentuk interaksi siswa selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelompok atau kelas. Kerjasama adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncakan bersama. Dari berbagai penelitian mengenai kerjasama, terbukti bahwa kerjasama dalam sebuah tim atau kelompok yang memiliki manfaat diantaranya adalah untuk menyelesaikan berbagai masalah atau persoalan dengan cepat dan tepat. Selain menyelesaikan masalah, kerjasama pun sangat baik untuk memperbaiki hubungan interpersonal dimana para anggota dalam sebuah kelompok dapat menjalin kekompakan sehingga sama-sama mencapai tujuan tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya dan setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab tanpa mengandalkan satu orang atau ingin menonjolkan diri sendiri.

Selain merujuk pada tujuan pembeajaran IPS yang telah dikemukakan, kemampuan bekerjasama perlu ditingkatkan karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk saling membantu dan mengerjakan sesuatu. Selain berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah atau tempat bermain, siswa Sekolah Dasar pun dituntut untuk memiliki hubungan sosial yang


(8)

baik di dalam sekolah terutama di dalam kelasnya. Setiap hari dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) ataupun di luar jam pelajaran, siswa pasti selalu berinteraksi dengan teman sebayanya. Selain dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat, kemampuan kerjasama pun sangat dibutuhkan di lingkungan Sekolah, lebih kecil lagi di dalam kelas. Saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa dihadapkan pada masyarakat belajar yaitu teman sekelasnya.

Kerjasama yang baik adalah yang benar-benar dilaksanakan oleh semua anggota kelompok dimana semua anggota memiliki peranan masing-masing, diantaranya adalah setiap anggota harus dapat menghargai perbedaan individu yang ada di dalam kelompok, bertanggung jawab kepada kelompok dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kerja kelompok.

Adapun aspek-aspek kemampuan bekerjasama yang harus dimiliki oleh setiap siswa adalah menghargai perbedaan individu dengan cara menghargai pendapat teman, menghargai perbedaan pendapat saat proses diskusi dan menghargai perbedaan agama, kebudayaan dan perbedaan sosial. Aspek yang kedua adalah tanggung jawab pada kelompok dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan dengan benar, menyelesaikan tugas secara bersama-sama, membuat ringkasan atau kesimpulan tugas yang telah dikerjakan secara bersama-sama, menyelesaikan tugas tepat waktu dan mampu menjelaskan materi dengan baik saat ditanya oleh Guru. Kemudian aspek yang ketiga adalah berpartisipasi yang dapat dilihat dengan cara memberikan ide atau pendapat saat proses diskusi dalam kelompok, menyampaikan pendapat dengan santun, tidak egois atau menonjolkan diri, memotivasi atau mendorong sesama anggota kelompok untuk aktif dalam proses kerja kelompok dan tidak mengobrol saat proses kerja kelompok.

Maka dari itu siswa harus memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dengan baik. Kemampuan bekerjasama ini diperlukan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah dibuat oleh Guru.

Namun pada kenyataan di lapangan, siswa-siswi di salah satu SD Negeri yang berada di Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung masih belum mampu mengimplementasikan hal tersebut. Terlihat pada saat proses pembelajaran IPS berlangsung, saat dibentuk kelompok untuk tercipta masyarakat belajar yang baik,


(9)

kebanyakan siswa kurang berperan aktif.Saat mengobservasi proses diskusi hanya beberapa orang yang berperan aktif dalam setiap kelompok, dalam satu kelompok paling banyak yang benar-benar berperan aktif dalam diskusi kelompok adalah dua orang. Selebihnya mereka hanya menjadi pendengar, menanti pekerjaan selesai diselesaikan tanpa memberikan ide atau pendapat. Oleh karena itu, tidak ada kerjasama yang terjalin. Hampir sebagian besar siswa mengandalkan salah satu temannya yang lebih aktif atau pandai untuk menyelesaikan setiap tugas kelompok yang diberikan oleh Guru. Hal tersebut terjadi karena kebiasaan Guru saat mengajar hanya membentuk kelompok, memberikan tugas, kemudian tugas langsung dipresentasikan oleh salah seorang atau ketua kelompok kemudian dikumpulkan setelah selesai dikerjakan. Maka dari itu hanya beberapa orang siswa saja yang mampu menguasai materi dan bisa menyelesaikan tugas sehingga kemampuan bekerjasamanya sangat rendah.

Berdasarkan pemaparan permasalahan yang ada, maka diperlukan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dan membantu siswa untuk memiliki kemampuan bekerjasama. Maka peneliti mencari alternatif pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif ini memberikan kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang lebih kondusif agar siswa dapat memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan banyak komponen seperti siswa, guru dan realitas sosial. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together siswa terlibat aktif dan menjalin kerjasama dalam merumuskan suatu jawaban atau menyelesaikan masalah agar memiliki pemahaman yang sama karena dalam menjawab pertanyaan, jawaban yang dihasilkan oleh siswa merupakan hasil kesepakatan dari kegiatan diskusi bersama kelompoknya. Kemudian setelah berdiskusi salah seorang anggota kelompok akan diminta memaparkan hasil diskusi di depan kelas secara acak tanpa ditentukan terlebih dahulu siapa yang akan maju untuk menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya. Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe


(10)

Numbered Head Together di kelas V SD Negeri yang berada di Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung diharapkan dapat meningkatkan kerjasama siswa terhadap mata pelajaran IPS. Menurut beberapa penelitian pun, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan kerjasama siswa, siswa menjadi lebih aktif, mampu bekerjasama serta dapat menguasai materi yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tidakan kelas dengan judul:

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumya, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran koopertif tipe Numbered Head Together untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa pada pembelajaran IPS?”

Dari rumusan umum masalah diatas dapat diuraikan menjadi beberapa bentuk pertanyaan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri di kota Bandung semester II tahun ajaran 2014-2015 untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa?

2. Bagaimana perkembangan kemampuan kerjasama siswa kelas V SD Negeri di kota Bandung semester II tahun ajaran 2014-2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah peneltian, secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran koopertif tipe Numbered Head Together untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa pada pembelajaran IPS.


(11)

1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri di kota Bandung semester II tahun ajaran 2014-2015 untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa.

2. Untuk mendeskripsikan perkembangan kemampuan kerjasama siswa kelas V SD Negeri di kota Bandung semester II tahun ajaran 2014-2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran IPS, khususnya pada kegiatan belajar mengajar di kelas V SD Negeri yang berlokasi di Kecamatan Sukajadi, kota Bandung. Adapun secara rincinya manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya:

1. Manfaat Teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai bagaimana cara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

1) Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan aktifitas dan kerjasama dalam proses belajarnya.

2) Membantu siswa agar mudah dalam memahami materi pelajaran IPS.

b. Manfaat bagi Guru

1) Dapat mengetahui cara merancang dan melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head together.

2) Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.


(12)

3) Mewujudkan pembelajaran IPS yang dapat menarik minat dan motivasi siswa.

c. Manfaat bagi Sekolah

Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, penelitian ini menjadi bahan informasi untuk SD Negeri di kota Bandung.


(13)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada BAB V ini akan dipaparkan simpulan dan rekomendasi yang diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan temuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa kelas V pada pembelajaran IPS, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan memperhatikan karakteristik siswa dan tahapan-tahapan yang ada pada model Numbered Head Together (NHT), yaitu penomoran (numbering), pengajuan pertanyaan, bepikir bersama (head together), pemberian jawaban dan penutup.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran IPS berpengaruh positif terhadap kemampuan bekerjasama siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada pemaparan hasil penelitian, dimana kemampuan bekerjasama siswa kelas V pada pembelajaran IPS mengalami peningkatan, pada siklus I kemampuan bekerjasama siswa sebesar 64,2% dan siklus II meningkat menjadi 89,42%. Siswa sudah dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat waktu dan semua dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Guru di akhir pembelajaran, hal ini terjadi karena semua siswa menyelesaikan tugas dengan menerapkan cara kerja secara bersama-sama.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan mengacu pada kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa rekomendasi antara lain:

1. Model pembelajaran kooperatif tiipe Numbered Head Together (NHT) dapat diterapkan pada proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama pada siswa.


(14)

2. Kepada Guru Sekolah Dasar dan bagi yang lainnya, hendahnya dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai variasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama, Numbered Head Together pun dapat dikembangkan pada pembelajaran lain dengan mempertimbangkan karakteristik pembelajarannya.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ardina, P. (2014). Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Menumbuhkan Kecerdasan Interpersonal Siswa dalam Pembelajaran IPS. (Skripsi). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Azmi, R H. (2013). Teamwork (Kerjasama Team) & Implikasi Manajerial. [Online]. http://rihanaz.blogspot.com/2013/10/teamwork-kerjasama-team-implikasi.html [08 Maret 2015)

Citrawati, D. Suseno, M N. (t.t) . Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal

dengan Teamwork pada Group Band Musik. [Online].

http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-05320188.pdf. [10 Maret 2015]

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri.

Isjoni. (2014). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kosasih, E. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Laelasari, R L. (2014). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Luas Persegi dan Luas Persegi Panjang. (Skripsi). Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2012). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purba, V L. (2013). Teamwork: Studi Indigenous pada Karyawan PNS dan Karyawan Swasta Bersuku Jawa di Pulau Jawa. (Skripsi). Psikologi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Respati, D. (2012). Pengolahan Data Kualitatif dalam Penelitian Sosial. [Online]. Diakses dari http://ssbelajar.blogspot.com/2012/11/pengolahan-data-kualitatif.html. [10 Maret 2015]

Ruhimat, T. et. al. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.


(16)

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sa’dijah, C. (2011). Kemampuan Partisipasi dan Kerjasama Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivis dengan Setting Kooperatif, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya (hlm. 73). Surabaya: Unesa University Press.

Seplita, M. (2012). Kerjasama. [Online]. Diakses dari http://mira-seplita.blogspot.com/2012/01/kerjasama.html. [21 April 2015]

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyani, S.N. (2012). Peningkatan Kreatif Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Guide Note Talking pada Mata Diklat Memilih Bahan Baku Busana di SMK Negeri 4 Yogyakarta. (Skripsi). Pendidikan Teknik Busana, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS. Jakarta: Prenamedia Group.

Wahyuni, N S. (2011). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe (NHT) Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IPA Materi Gaya. (Skripsi). Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wiriatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

Asri Nurlaela Sari, 2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri di kota Bandung semester II tahun ajaran 2014-2015 untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa.

2. Untuk mendeskripsikan perkembangan kemampuan kerjasama siswa kelas V SD Negeri di kota Bandung semester II tahun ajaran 2014-2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran IPS, khususnya pada kegiatan belajar mengajar di kelas V SD Negeri yang berlokasi di Kecamatan Sukajadi, kota Bandung. Adapun secara rincinya manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya:

1. Manfaat Teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai bagaimana cara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

1) Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan aktifitas dan kerjasama dalam proses belajarnya.

2) Membantu siswa agar mudah dalam memahami materi pelajaran IPS.

b. Manfaat bagi Guru

1) Dapat mengetahui cara merancang dan melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head together.

2) Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.


(2)

3) Mewujudkan pembelajaran IPS yang dapat menarik minat dan motivasi siswa.

c. Manfaat bagi Sekolah

Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, penelitian ini menjadi bahan informasi untuk SD Negeri di kota Bandung.


(3)

Asri Nurlaela Sari, 2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada BAB V ini akan dipaparkan simpulan dan rekomendasi yang diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan temuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama siswa kelas V pada pembelajaran IPS, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan memperhatikan karakteristik siswa dan tahapan-tahapan yang ada pada model Numbered Head Together (NHT), yaitu penomoran (numbering), pengajuan pertanyaan, bepikir bersama (head together), pemberian jawaban dan penutup.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran IPS berpengaruh positif terhadap kemampuan bekerjasama siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada pemaparan hasil penelitian, dimana kemampuan bekerjasama siswa kelas V pada pembelajaran IPS mengalami peningkatan, pada siklus I kemampuan bekerjasama siswa sebesar 64,2% dan siklus II meningkat menjadi 89,42%. Siswa sudah dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat waktu dan semua dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Guru di akhir pembelajaran, hal ini terjadi karena semua siswa menyelesaikan tugas dengan menerapkan cara kerja secara bersama-sama.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan mengacu pada kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa rekomendasi antara lain:

1. Model pembelajaran kooperatif tiipe Numbered Head Together (NHT) dapat diterapkan pada proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama pada siswa.


(4)

2. Kepada Guru Sekolah Dasar dan bagi yang lainnya, hendahnya dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai variasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama, Numbered Head Together pun dapat dikembangkan pada pembelajaran lain dengan mempertimbangkan karakteristik pembelajarannya.


(5)

Asri Nurlaela Sari, 2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ardina, P. (2014). Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Menumbuhkan Kecerdasan Interpersonal Siswa dalam Pembelajaran IPS. (Skripsi). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Azmi, R H. (2013). Teamwork (Kerjasama Team) & Implikasi Manajerial. [Online]. http://rihanaz.blogspot.com/2013/10/teamwork-kerjasama-team-implikasi.html [08 Maret 2015)

Citrawati, D. Suseno, M N. (t.t) . Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Teamwork pada Group Band Musik. [Online]. http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-05320188.pdf. [10 Maret 2015]

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri.

Isjoni. (2014). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kosasih, E. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Laelasari, R L. (2014). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Luas Persegi dan Luas Persegi Panjang. (Skripsi). Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2012). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purba, V L. (2013). Teamwork: Studi Indigenous pada Karyawan PNS dan Karyawan Swasta Bersuku Jawa di Pulau Jawa. (Skripsi). Psikologi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Respati, D. (2012). Pengolahan Data Kualitatif dalam Penelitian Sosial. [Online]. Diakses dari http://ssbelajar.blogspot.com/2012/11/pengolahan-data-kualitatif.html. [10 Maret 2015]

Ruhimat, T. et. al. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.


(6)

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sa’dijah, C. (2011). Kemampuan Partisipasi dan Kerjasama Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivis dengan Setting Kooperatif, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya (hlm. 73). Surabaya: Unesa University Press.

Seplita, M. (2012). Kerjasama. [Online]. Diakses dari http://mira-seplita.blogspot.com/2012/01/kerjasama.html. [21 April 2015]

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyani, S.N. (2012). Peningkatan Kreatif Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Guide Note Talking pada Mata Diklat Memilih Bahan Baku Busana di SMK Negeri 4 Yogyakarta. (Skripsi). Pendidikan Teknik Busana, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS. Jakarta: Prenamedia Group.

Wahyuni, N S. (2011). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe (NHT) Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IPA Materi Gaya. (Skripsi). Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wiriatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 3 19

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 2 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS.

3 10 76

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 14

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 12

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 161 Pekanbaru

0 0 13