PROFIL KONDISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PADA PORDA 2014.

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

Rubbiyanto Dwi Saputra 1000490

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PORDA 2014

Oleh :

Rubbiyanto Dwi Saputra 1000490

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Rubbiyanto Dwi Saputra 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PROFIL KONDISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PADA PORDA 2014

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Drs. Dudung Hasanudin CH. NIP. 196003151987031002

Pembimbing II

Drs. Basiran, M.Pd. NIP. 195611281986031004

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr.H.Rd. Boyke Mulyana, M.Pd. NIP. 196210231989031001


(4)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PROFIL KONDISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PADA PORDA 2014

Pembimbing : 1. Drs. Dudung Hasanudin CH. 2. Drs. Basiran, M.Pd.

Rubbiyanto Dwi Saputra*

*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2010

Penelitian ini berjudul “Profil Kondisi Fisik Atlet Squash Kabupaten Bekasi Pada Porda 2014”. Penelitian ini dilatar belakangi karena pentingnya kondisi fisik dalam permainan squash, maka kondisi fisik harus menjadi perhatian yang khusus dalam porsi latihan dari tim pelatih ataupun pembina squash. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kemampuan kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada PORDA 2014. Lokasi penelitian bertempat di kampus FPOK UPI, Padasuka, Bandung, pada tanggal 7 – 10 November 2014. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu dengan mengambil seluruh atlet squash Kab. Bekasi yang berjumlah 11 orang. Alat ukur/teknik pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sit and reach test, Vertical jumps, Medicine ball push, Hand dynamometer, Lari 50 meter, Shutlle run 6 x 10 meter, Back Lifts, Sit up, Push up, Bleep test, Squat jumps dan Hand Grid. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi Porda 2014 menunjukan dalam kategori 50% putra cukup, 50% baik dan putri 100% cukup.


(5)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PHYSICAL CONDITION PROFILES OF BEKASI SQUASH ATHLETES IN PORDA 2014

Leader : 1. Drs. Dudung Hasanudin CH. 2. Drs. Basiran M. Pd.

Rubbiyanto Dwi Saputra*

*Sports Coaching Education Student Class Of 2010

This research titled is "Physical Condition Profiles of Bekasi Squash Athletes in Porda 2014”. The background of this research is based on physical conditions in the squash game, physical conditions should be a specific concern in training portion of the trainers team and squash coaches. The purpose of this study was to find a physical conditions of bekasi squash athlete abilities in Porda 2014. Research sites located in FPOK UPI campus, Padasuka, Bandung on November 7th until 10th , 2014. In this research the authors took samples using a census technique, population and sample in this research which are all of 11 people bekasi squash athletes. The measurement technique which is used in this research is Sit and reach test, Vertical jumps, Medicine ball push, Hand dynamometer, 50 meters ran, 6x10 meter Shuttle run, Back lifts, Sit up, Push up, Bleep test, Squat jumps, and Hand grip. Based on the physical condition of bekasi squash athletes research in Porda 2014 showed that 50% of men's category are skilled enough and 50% good while a woman’s category are 100% competent.


(6)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 5

F. Batasan Operasional Penelitian ... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Olahraga Squash ... 7

1. Alat Permainan Squash ... 8

2. Cara Permainan ... 10

3. Teknik Dasar Permainan Squash ... 10

B. Kondisi Fisik ... 12


(7)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kelentukan (Flexibility) ... 17

3. Kekuatan (Strength) ... 18

4. Kecepatan (Speed) ... 20

C. Kondisi Fisik pada Olahraga Squash ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

1. Lokasi Penelitian ... 23

2. Populasi Penelitian ... 23

3. Sampel Penelitian ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

C. Metode Penelitian ... 25

D. Administrasi Pelaksanaan Tes Kemampuan Fisik ... 27

1. Hand Grip ... 27

2. Squat Jumps ... 27

3. Sit and Reach Test ... 28

4. Vertical Jumps ... 29

5. Medicine Ball Push ... 30

6. Hand Dynamometer ... 31

7. Lari 50 meter ... 32

8. Shuttle Run 6 x 10 meter ... 32

9. Back Lifts ... 32

10.Sit Up ... 33

11.Push Up ... 33

12.Bleep Test ... 34

E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 41


(8)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(9)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Squash telah ada pada abad ke-19, di daerah Fleet Prison London. Seorang murid sekolah di daerah itu mengadopsi permainan tenis dengan melakukan gerakan memantul-mantulkan bola ke dinding. Awalnya gerakan tersebut merupakan warming up atau pemanasan sebelum bermain tenis di lapangan. Belakangan, gerakan tersebut dikembangkan di sebuah sekolah di Inggris yang bernama Horrow pada tahun 1820. Meski terlahir dan besar di Inggris, asosiasi Squash pertama di dirikan Amerika Serikat pada tahun 1907 dengan nama United State Squash Racquets Association. Squash baru berdiri sendiri di Inggris pada tahun 1928 dengan nama Squash Rackets Association.

Di Indonesia olahraga squash dikenal pada tahun 1948. Tentara Inggris yang pertama kali membangun lapangan squash di Indonesia yang terletak di Embong Sawo Surabaya. Lalu pada tahun 1979, seorang putra asli Indonesia yang bernama Bambang Gatot Subroto menyaksikan pertandingan squash di sebuah hotel berbintang di Jakarta, ia ingin mengembangkan olahraga squash di Indonesia.

Di Jawa Barat terdapat dua gor squash yaitu Gor Lodaya dan Gor BSC (Bandung Squash Club). Squash di Jawa Barat tergolong maju di bandingkan daerah-daerah lain karena pembibitan atlet-atlet junior di Jawa Barat sangat baik. Hal itu di karenakan Jawa Barat membuat eksperimen dengan mendirikan sekolah squash pertama di Indonesia.

Squash juga merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di masa kini serta di gemari oleh masyarakat Indonesia pada saat ini. Hal ini bisa dilihat dari antusiasme masyarakat Indonesia terhadap olahraga squash. Permainan squash dapat di katakan sebagai olahraga permainan yang menarik dan dapat dimainkan oleh semua golongan umur, karena pada dasarnya permainan squash diciptakan dengan sebuah konsep permainan olahraga dengan menonjolkan unsur


(10)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesenangan dan dimainkan secara individu. Mengenai permainan squash Cipta, S. A (2008, hlm. 1) menyatakan seperti yang tertera pada hal 2 :

Squash merupakan salah satu olahraga yang mulai berkembang dan mulai popular di kalangan Jawa Barat. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya perkumpulan-perkumpulan squash di daerah yang telah mengenal olahraga squash.

Seiring dengan perkembangan jaman, maka bertambah pula fungsi dan manfaat dari squash. Selain untuk olahraga hiburan dan olahraga prestasi, kini squash juga berkembang jadi olahraga yang memiliki cukup banyak sarana sehingga dapat dilaksanakan event-event dari olahraga squash contohnya kejuaraan-kejuaraan level regional, nasional maupun internasional sebagai sarana bisnis untuk pemasukan secara finansial bagi pengurus atau panitia pelaksana pada event tersebut.

Dilihat dari karakteristik olahraga squash sebagai olahraga individu yang di dalam permainannya dimainkan oleh dua orang yang saling bersaing menciptakan poin sebanyak mungkin hingga nilai poin maksimal yaitu 11, Dalam permainan squash terdapat 5 set dalam satu pertandingan, penentuan pemenangnya adalah mengalahkan lawan dengan memenangkan selisih 3 set dalam suatu pertandingan. Peraturan yang mengatur jalannya pertandingan dipimpin oleh dua orang wasit yang masing- masing bertugas sebagai pencatat skor dan juri.

Squash merupakan olahraga permainan yang menggunakan raket sebagai alat pemukul dan sebuah bola, olahraga ini menyerupai olahraga tenis namun berbeda cara permainannya. Mulya (2011, hlm. 1261) menyatakan bahwa

Squash adalah sejenis olahraga raket yang berasal dari Inggris. Dua orang bermain dalam sebuah ruangan tertutup dengan saling berbalas memukul bola squash kesebuah sisi ruangan yang menghadap kedua pemain (rally). Hal ini terus berlangsung hingga salah seorang pemain gagal mengembalikan bola hasil pukulan dari lawan atau melakukan kesalahan (misalnya memukul bola setelah memantul dua kali atau lebih).

Untuk menjadi pemain squash profesional, seorang pemain squash di tuntut untuk mempunyai tehnik, fisik, taktik, strategi, dan mental yang baik. Dewasa ini permainan squash, selain tehnik, taktik, dan mental, kondisi fisik juga memegang


(11)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peranan yang sangat penting dalam upaya terjun ke dunia profesional. Hal ini dikarenakan kondisi fisik di anggap sebagai salah satu faktor penting bagi atlet squash. Sepeti di ungkapkan oleh Harsono (1988, hlm. 153) dalam buku coaching Menyatakan bahwa :

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan kecepatan

3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu bertanding 4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah

pertandingan

5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon.

Permainan squash yang dilakukan secara individu yang banyak kegiatan kecepatan secara pendek atau explosive gerakan secara cepat dan mengubah arah dalam permainan squash pemain harus memaksimalkan mungkin dalam satu pertandingan agar mendapat poin dan hasil yang maksimal dalam satu pertandingan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan kemengan dalam satu pertandingan. Selain memiliki faktor kondisi fisik yang baik, vo2max pemain squash di tuntut untuk memiliki daya tahan stamina yang baik sehingga dalam menyelesikan satu pertandingan dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Berdasarkan definisi di atas, dapat diketahui bahwa dengan kondisi fisik yang prima yang dimiliki oleh pemain squash, kemampuan stamina pemain akan terjaga, dengan sendirinya dalam permainan sebenarnya. Kemampuan gerak tubuh yang continue akan sesuai dengan hasil yang maksimal dalam satu pertandingan.

Berdasarkan uraian di atas sangat jelas bahwa kondisi fisik yang harus dimiliki oleh seorang pemain squash harus lengkap untuk menunjang kemampuan bermainnya. Memperhatikan karakteristik permainan squash yang harus menyelesaikan pertandingan dengan tiga kali kemenangan dalam satu setnya harus menyelesaikan sebelas poin dengan sistem rally point.

Oleh karena pentingnya kondisi fisik dalam permainan squash, maka kondisi fisik harus menjadi perhatian yang khusus dalam porsi latihan dari tim


(12)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelatih ataupun pembina squash. Salah satu tim squash yang di persiapkan dalam event resmi untuk kompetisi Porda Jabar 2014 yang mewakili Kabupaten Bekasi. Atlet dari tim ini merupakan hasil dari tim tallent scouting tim pelatih Porda Kabupaten Bekasi untuk mengahadapi Porda Jabar 2014.

Kompetisi squash dalam pelaksanaannya menggunakan sistem setengah kompetisi bagi nomor perorangan baik putra maupun putri. Pada intinya atlet melakoni pertandingan yang ketat dengan jarak waktu pertandingan ke pertandingan selanjutnya yang pendek. Hal tersebut sangat memerlukan kondisi fisik atlet yang prima agar menunjang atlet dalam setiap penampilannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kemampuan kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi yang akan mengikuti PORDA Jabar 2014.

1) Psikologik

Dalam psikologik menjelaskan latihan harus dapat meningkatkan kondisi psikologik atau kondisi mental dan kejiwaan atlet sehingga dapat menghadapi suatu tekanan yang banyak terjadi dilapangan. Prinsip-prinsip latihan yang berkaitan dengan kajian psikologik ini adalah :

a) Prinsip Partisipasi Aktif (Conscientious)

Prinsip ini mengatakan bahwa atlet merupakan subjek yang paling terpenting dalam menentukan tercapainya prestasi. Keterlibatan atlet secara aktif dalam proses penetapan tujuan dan sasaran pelatih sangat dibutuhkan.

b) Prinsip Kesadaran (Awareness)

Prinsip ini didasarkan pada tujuan dan sasaran yang harus dicapai oleh atlet, dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut maka atlet harus memiliki kesadaran tentang kemampuan dirinya dan target yang harus dicapai dalam meningkatkan prestasinya.

c) Prinsip Variasi (variety)

Dalam pemberian program latihan untuk jangka panjang biasanya menimbulkan kejenuhan karena kurangnya bentuk variasi latihan, untuk itu sebaiknya pelatih lebih banyak menerapkan variasi latihan agar atlet tidak


(13)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami kejenuhan tapi variasi latihan tersebut harus tetap sesuai kebutuhan dan tujuan latihan.

d) Prinsip Istirah Mental

Biasanya kebanyakan atlet mengalami kelelahan yang disebabkan oleh tekanan mental yang terjadi di lapangan dibandingkan kelelahan fisik, untuk itu seorang atlet harus istirahat setelah melakukan aktifitas untuk memulihkan mentalnya dari tekanan pada saat latihan dan pertandingan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Profil Kondisi Fisik Atlet Squash Kabupaten Bekasi pada PORDA 2014”.

B. Idetifikasi Masalah Penelitian

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya data analisis pendukung prestasi terutama faktor komponen

kondisi fisik sebagai informasi mengenai kemampuan atlet/pemain.

2. Masih kurang diperhatikannya faktor-faktor kondisi fisik untuk kepentingan meningkatkan prestasi atlet/pemain.

3. Perlunya melakukan penelitian mengenai kemampuan kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada porda 2014 sebagai sarana perbaikan dan peningkatan prestasi atlet/pemain.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah Bagaimana profil kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada Porda 2014 ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan juul dan masalah pemikiran penelitian yang penulis tetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan kondisi atlet squash Kabupaten Bekasi pada Porda 2014


(14)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian adalah manfaat secara teoretis dan secara praktis, yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan secara teoretis mengenai profil kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada PORDA 2014.

2. Secara Praktis

Untuk memberikan informasi kepada pelatih dan masyarakat bagaimana profil kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada PORDA 2014 sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

F. Batasan Operasional Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah, untuk menjaga ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan permasalahannya di ketahui secara jelas. Penelitian ini di batasi pada hal-hal berikut:

1. Ruang lingkup penelitian hanya di tekankan pada kemampuan kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada porda 2014

2. Populasi dari penelitian ini adalah pelatda squash Kabupaten Bekasi yang akan bertanding pada porda 2014 yang berjumlah 11 orang.

3. Sampel dalam penelitian ini adalah atlet squash putra dan putri Kabupaten Bekasi sebanyak 11 orang.

4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

5. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan fisik pada cabang olahraga squash.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Bab 1 pendahuluan yang berisikan : Latar belakang, Masalah penelitian, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Struktur organisasi skripsi.


(15)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II Kajian teoretis yang berisikan : Pengertian permainan squash, alat permainan olahraga squash, pengertian kondisi fisik, kondisi fisik pada permainan squash.

Bab III Metode penelitian yang berisikan : Metode penelitian, Desain penelitian, Populasi, Sampel, Instrumen penelitian, Tempat dan waktu penelitian, Prosedur pengolahan data dan analisis data.

Bab IV Hasil pengolahan data dan analisis data yang berisikan : Hasil pengolahan data, Diskusi penemuan.


(16)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang di gunakan selama berlangsungnya penelitian ini adalah bertempat di kampus FPOK UPI, Padasuka, Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan penelitian tersebut, maka populasi merupakan keseluruhan elemen yang ada dalam penelitian yang akan dilakukan.

Sesuai dengan kutipan di atas maka penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti, seperti sekumpulan individu, sekumpulan orang-orang, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang dapat memecahkan masalah penelitian. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 11 orang.

3. Sampel Penelitian

Penarikan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.

Dalam penelitian ini seluruh atlet squash Kab. Bekasi 11orang menjadi sampel. Penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampling jenuh yang dimaksud sampling jenuh adalah penulis mengambil seluruh atlet squash Kab. Bekasi menjadi sampel pada penelitian ini. Menurut Sugiono (2012, hlm. 124) sampling jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.


(17)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi sampel penelitian disini adalah seluruh atlet squash Kab. Bekasi yang berjumlah 11 orang.

B.Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah “Paradigma

sederhana”. Dalam rancangan terdiri atas satu variabel independen dan dependen.

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1

Desain Penelitian (sumber Sugiyono: 2012, hlm. 66) (Paradigma sederhana)

Keterangan:

X : Atlet squash Kab. Bekasi Y : Profil kondisi fisik

Berdasarkan desain penelitian yang akan digunakan maka, dapat dibuat langkah-langkah penelitian yaitu, sebagai berikut :

Langkah-langkah Penelitian Y X


(18)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skema tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

1. Langkah pertama menentukan populasi yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Kemudian setelah menetukan populasi dari populasi itu di ambil sampel dengan teknik sampling seluruh populasi dijadikan sampel yang akan diteliti. 3. Setelah sampel terpilih diberikan tes seperti yang ada diskema penelitian

diatas, lalu hasil tes dari setiap subjek sampel di susun dari mulai yang terendah sampai yang tertinggi.

4. Berdasarkan data-data yang diperoleh maka dilakukan pengolahan dan analisis data sehingga hasilnya dapat ditafsirkan.

5. Sebagai langkah akhir yaitu dengan membuat kesimpulan yang didasarkan hasil pengolahan data.

C. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode. Metode adalah cara utama yang dipergunakan dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan peneliti untuk membuktikan sesuatu atau mencari jawaban penelitian tersebut. Arikunto (2010, hlm. 203)


(19)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan “Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”. Maka dari itu dalam suatu penelitian harus

menggunakan metode yang sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup penelitian.

Banyak metode yang digunakan peneliti dalam mengadakan penelitian suatu masalah, Sedangkan metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif Sukardi (2003, hlm. 157) mengungkapkan

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang di teliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptifjuga banyak dilakukan oleh oara peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamtan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan peneliti dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa deskriptif adalah suatu metode yang bisa digunakan dalam melakukan penelitian untuk mencari data kemampuan kondisi fisik atlet squash Kab. Bekasi dengan adannya pengumpulan data yang didapat penulis.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif karena dalam penelitian hanya ada dilakukan pengambilan data untuk mengetahui tingkat kemampuan kondisi fisik atlet squash Kab. Bekasi yang akan menghadapi PORDA XII 2014 di Kab. Bekasi. Penulis melakukan pengambilan data yang sangat mendetail juga sesuai dengan kebutuhan olahraga squash itu sendiri yang didalam pengambilan data tersebut melibatkan komponen-komponen fisik yang dominan pada olahraga squash.

Beberapa yang harus diperhatikan dalam penelitian ini adalah :

1. Alat ukur/teknik pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah: - Sit and reach test

- Vertical jumps - Medicine ball push - Hand dynamometer


(20)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Lari 50 meter

- Shutlle run 6 x 10 meter - Back Lifts

- Sit up - Push up - Bleep test - Squat jumps - Hand Grip

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka diharapkan data yang dikumpulkan memberikan gambaran yang objektif dari kelompok sampel tersebut mengenai aspek-aspek yang diukur.

D. Administrasi Pelaksanaan Tes Kemampuan Fisik Dasar Cabang Olahraga Squash

Perencanaan tes ini dilaksanakan untuk mendapatkan data sampel yang akan di teliti dari berbagai macam tes yang akan dilaksanakan sesuai dengan pemaparan penulis yang sebelumnya dibahas. Setelah dilaksanakan tes akan didapat hasil yang nantinya akan dianalisis secara perhitungan statistik.

1. Hand Grip

Bertujuan untuk mengukur kekuatan otot jari, cara pelaksanaannya dengan cara menekan alat selama mungkin sampai sampel tidak mampu melakukannya lagi. Skor yang di ambil adalah hasil maksimal yang sampel lakukan selama menekan alat tersebut.


(21)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Hand Grip) Gambar 3.2

(sumber: www.google.com, 2014)

2. Squat jumps

Tes ini untuk mengukur daya tahan lokal otot tungkai pada sampel yang akan diteliti oleh penulis. Pada tes ini hanya membutuhkan ruangan yang datar lantainya untuk pelaksanaan tes. Pelaksanaan tes ini sampel coba berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki menyentuh pantatnya, dan kaki yang lainnya berada di depan, sedangkan kedua tangan saling berkait di belakang kepala, pandangan ke depan. Sampel melompat keatas sehingga kedua tungkai lurus lalu mendarat dengan kedua kaki menyilang ke depan dan ke belakang.

Lakukan berulangkali dengan sikap kaki bergantian sampai sampel tidak dapat melaksanakan lompatan secara sempurna. Penentuan skor tes ini sampel dihitung apabila melakukan gerakan dengan betul.

(Squat Jump)

Gambar 3.3

(sumber: www.google.com, 2014)

3. Sit and reach test

Tujuan : Mengukur komponen fleksibilitas Alat/fasilitas : - Pita ukuran


(22)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Alat pengukur fleksi ( flexometer ) Pelaksanaan :

Orang coba berdiri tegak di atas alat ukur dengan kedua kaki rapat dan kedua ujung ibu jari kaki rata dengan pinggir alat ukur. Badan dibungkukkan ke bawah, tangan lurus. Renggutkan badan ke bawah perlahan-lahan sejauh mungkin, kedua tangan menelusuri alat ukur dan berhenti pada jangkauan terjauh.

Skor :

Jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh orang coba dari dua kali percobaan, yang diukur dalam cm.

(Sit and Reach) Gambar 3.4

(sumber: www.google.com, 2014)

4. Vertical jumps

Tujuan : Mengukur komponen power otot tungkai Pelaksanaan :

Orang coba berdiri menghadap dinding dengan salah satu lengan diluruskan ke atas. Lalu dicatat tinggi jangkauan tersebut. Kemudian orang coba berdiri dengan bagian samping tubuhnya ke arah tembok, dan salah satu lengan yang terdekat dengan tembok lurus ke atas, kemudian dia mengambil sikap jongkok sehingga lututnya membentuk sudut 450.

Setelah itu orang coba berusaha melompat ke atas setinggi mungkin. Pada saat titik tertinggi dan lompatan itu, ia segera menyentuhkan ujung jari dari


(23)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu tangannya pada papan ukuran kemudian mendarat dengan kedua kaki. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan. Skor :

Selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat dengan tinggi jangkauan sebelum melompat, dari tiga kal percobaan. Tinggi jangkauan diukur dalam satuan cm.

(Vertical Jump) Gamnbar 3.5

(sumber: www.google.com, 2014)

5. Medicine ball push

Tujuan : Mengukur komponen power otot lengan dan bahu Alat/fasilitas : - Bola medicine 6 pound

- Tali

Pelaksanaan :


(24)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedua tangannya memegang bola medicine sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian tangan mendorong bola tersebut ke depan sejauh mungkin. Sebelum orang coba mendorong bola medicine, badan bersandar pada dinding. Hal ini untuk mencegah agar orang doba pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

Skor :

Jarak tolakan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan, yang diukur mulai dinding tembok, tempat bersandar sampai batas/ tanda dimana bola medicine tersebut jatuh. Jarak dukur dalam satuan cm.

Gambar 3.5)

(sumber: www.google.com, 2014)

(Medicine Ball Push) Gambar 3.6

(sumber: www.google.com, 2014)

6. Hand dynamometer

Tujuan : Mengukur komponen kekuatan otot lengan dan bahu Alat/fasilitas : Hand Dynamometer


(25)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Orang coba berusaha meneken alat dengan kedua tangan secara bersama-sama sekuatnya, kemudian alat tersebut menunjukkan besarnya dari kemampuan menekan orang coba tersebut.

b. Orang coba berusaha menarik alat tersebut dengan kedua tangan dengan arah berlawanan sekuat-kuatnya pada alat tersebut dapat terlihat besarnya kemampuan menarik dari orang tersebut.

Tiap-tiap orang coba diberi kesempatan masing- masing dua kali percobaan.

Gambar 3.7 (Hand Dynamometer) (sumber: www.google.com, 2014)

7. Lari 50 meter

Tujuan : Mengukur komponen power tungkai. Alat/fasilitas : - Stopwatch

- Meteran

- Lintasan 50 meter - Pluit

- Garis start

Pelaksanaan : Orang coba berdiri di belakang garis start, dengan sikap start melayang. Pada aba-aba “ya” ia berusaha berlari secepat mungkin mencapai finish. Tiap orang coba diberikan kesempatan dua kali kesempatan. Skor : Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari dua kal kesempatan.

8. Shutlle run 6 x 10 meter

Tujuan : Mengukur kelincahan dan koordinasi. Alat dan fasilitas : Stopwatch dan bidang datar selembar maks 15 m. Pelaksanaan : Subjek berdiri dibelakang garis start, dengan salah satu kaki diletakan di depan. Pada aba-aba


(26)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“ya” di berikan, subjek dengan segera dan secepat mungkin lari ke depan menuju garis akhir dan menyentuh garis tersebut dengan tangan. Setelah itu segera kembali ke garis start dan menyentuh garis tersebut, terus menerus bolak-balik sehingga mencapai frekuensi 6 x 10 meter. Orang coba diberi kesempatan melakukan tes tersebut sebanyak dua kali. Skor :Waktu terbaik dari dua kali kesempatan.

9. Back Lifts

Tujuan : Mengukur kekuatan otot punggung. Alat yang digunakan matras. Cara pelaksanaan nya sampel tidur tengkurep, kedua tangan berada di samping badan, kedua kaki lurus ke belakang, Sampel melakukan gerakan mengangkat kepala dan kaki secara bersama-sama, Gerakan ini dilakukan sampai sampel tidak bisa mengangkat kepala dan kaki nya lagi. Penentuan skor pada tes ini adalah menghitung gerakan back lifts yang betul.

(Back Up) Gambar 3.8

(sumber: www.google.com, 2014)

10. Sit up

Bertujuan mengukur komponen daya tahan lokal otot perut dengan menggunakan fasilitas matras. Cara pelaksanaan nya sampel tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan disimpan dibelakang kepala, kedua kaki ditekuk sehingga lutut membentuk sudut 90 derajat. Seorang pembantu memegang pergelangan kaki sampel yang sedang melakukan sit up. Sampel melakukan gerakan bangun dan tidur tetapi tetap mempertahankan posisi lutut yang 90 derajat. Gerakan ini dilakukan sampai sampel tidak bisa melakukan gerakan sit up


(27)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lagi. Penentuan skor pada tes ini adalah menghitung jumlah gerakan sit up yang betul.

(Sit Up) Gambar 3.9

(sumber: www.google.com, 2014)

11. Push up

Bertujuan mengukur komponen daya tahan otot lengan yang dilakukan pada bidang datar. Cara pelaksanaannya sampel berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan dilurukan, sehingga badan terangkat sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus.

Setelah itu turunkan badan dengan cara membengkokan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang dan kontinyu sampai orang coba tak dapat mengangkat badan nya lagi. Penentuan skor diambil jika gerakan push up yang benar oleh sample.

(Push Up) Gambar 3.10


(28)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12. Bleep test

Tujuan : mengukur komponen daya tahan cardiovascular Alat/fasilitas :

1. Lintasan datar dan tidak licin 2. Meteran

3. Kaset / CD 4. Pembatas Jarak 5. Stopwatch Petugas : 1.Pengukuran Jarak 2.Petugas Start 3.Pengawas Lintasan

4. Pencatat Skor dan Formulir Catatannya

Pelaksanaan :

Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter pada lintasan datar yang telah disediakan dan beri tanda pada kedua ujungnya dengan kerucut atau sejenisnya. Siapkan pita suara / cd untuk dijadikan ukuran irama langkah. Peserta tes disarankan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti tes sampai benar-benar siap untuk mengikuti tes dengan tuntunan irama sinyal bunyi “TUT“.

1. Ketika peserta tes sudah siap di lintasan, hidupkan pita suara / CD

2. Setelak ada bunyi “TULALIT”, maka peserta mulai melakukan lari kecil

layaknya melakukan jogging.

3. Peserta berlari sampai garis akhir jarak 20 m yang sudah ditandai sampai terdengar sinyal bunyi “TUT“ (1 balikan), setelah itu mulai berlari kembali ke tempat star sampai terdengar sinyal bunyi “TUT“ berikutnya.


(29)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Demikian seterusnya, sampai peserta sudah tidak mampu lagi berlari sesuai dengan irama sinyal bunyi “TUT“ tadi dengan irama langkah yang sama agar sampai di garis batas 20 m bertepatan dengan sinyal bunyi “TUT“.

5. Jarak antara dua sinyal bunyi “TULALIT“ menandai suatu interval 1 menit

6. Apabila sumber sinyal bunyi “TUT“ dihasilkan dari Pita Kaset, maka harus

dipastikan bahwa pita kaset tersebut belum mengalami peregangan dan Tape Recorder bekerja secara benar (tidak mengalami gangguan). Untuk lebih amannya kita gunakan CD, dengan harapan tidak terjadi peregangan seperti pita kaset.

7. Setelah mencapai waktu selama 1 menit interval waktu diantara kedua sinyal

bunyi “TUT“ akan berkurang, sehingga kecepatan lari harus makin

ditingkatkan dengan irama langkah sesuai dengan sinyal bunyi “TUT“ level (tahap) berikutnya.

8. Tiap Level terdiri dari beberapa balikan yang bervariasi untuk tiap Levelnya (lihat tabel 1).

9. Dalam beberapa kasus, tester yang menyelenggarakan tes ini perlu menghentikan testee(peserta tes) apabila sudah dua kali berturut-turut irama langkahnya tidak sesuai dengan sinyal bunyi “TUT“.

10.Setelah melakukan tes, lakukanlah gerakan-gerakan pendinginan dengan cara berjalan yang diikuti dengan peregangan-peregangan otot (relaksasi).

Tes ini bersifat maksimal dan progresif, artinya bahwa cukup mudah pada permulaannya kemudian meningkat dan makin sulit menjelang saat-saat akhir kegiatan.

Penilaian :

Jumlah terbanyak dari level dan balikan sempurna yang berhasil diperoleh testee yang sudah tercatat diformulir catatan petugas

Denah Lapangan Tes :

TUT 1 Balikan Start

TULALIT


(30)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Balikan TUT

20 meter

Tabel 3.2

Formulir Catatan Bleep Test NOMOR

TAHAP N O M O R B A L I K A N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14


(31)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18 19 20 21

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Tabel 3.3

Prediksi Ambilan VO2 Max dengan Bleep Test T K BL K VO2ma x T

K BLK VO2ma x T

K BLK VO2ma x T K BL K VO2ma x

2 1 20.1 3 1 23 4 1 26.2 5 1 29.9

2 2 20.4 3 2 23.6 4 2 26.8 5 2 30.2

2 3 20.7 3 3 23.9 4 3 27.2 5 3 30.6

2 4 21.1 3 4 24.3 4 4 27.6 5 4 31

2 5 21.4 3 5 24.6 4 5 27.9 5 5 31.4

2 6 21.8 3 6 25 4 6 28.3 5 6 31.8

2 7 22.1 3 7 25.3 4 7 28.9 5 7 32.1

2 8 22.5 3 8 25.7 4 8 29.5 5 8 32.5

4 9 29.7 5 9 32.9

T K BL K VO2ma x T

K BLK VO2ma x T

K BLK VO2ma x T K BL K VO2ma x

6 1 33.2 7 1 36.7 8 1 40.2 9 1 43.6

6 2 33.6 7 2 37.1 8 2 40.5 9 2 43.9

6 3 33.9 7 3 37.4 8 3 40.8 9 3 44.2

6 4 34.3 7 4 37.8 8 4 41.1 9 4 44.5

6 5 34.6 7 5 38.1 8 5 41.4 9 5 44.8

6 6 35 7 6 38.5 8 6 41.8 9 6 45.2


(32)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 8 35.7 7 8 39.2 8 8 42.4 9 8 45.9

6 9 36 7 9 39.5 8 9 42.7 9 9 46.2

6 10 36.4 7 10 39.9 8 10 43 9 10 46.5


(33)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 2 47.4 11 2 50.3 12 2 54.3 13 2 57.6 10 3 47.9 11 3 50.8 12 3 54.5 13 3 57.9 10 4 48.4 11 4 51 12 4 54.8 13 4 58.2 10 5 48.5 11 5 51.6 12 5 55.1 13 5 58.4 10 6 48.7 11 6 51.9 12 6 55.4 13 6 58.7

10 7 49 11 7 52.2 12 7 55.7 13 7 59

10 8 49.3 11 8 52.5 12 8 56.4 13 8 59.3 10 9 49.6 11 9 52.9 12 9 56.2 13 9 59.5 10 10 49.9 11 10 53.3 12 10 56.5 13 10 59.8 10 11 50.2 11 11 53.7 12 11 57.1 13 11 60.2

11 12 53.9 12 12 57.3 13 12 60.6 13 13 60.8

TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x

14 1 61 15 1 64.4 16 1 67.8 17 1 71.1 14 2 61.1 15 2 64.6 16 2 68 17 2 71.4 14 3 61.3 15 3 64.8 16 3 68.2 17 3 71.6 14 4 61.6 15 4 65.1 16 4 68.5 17 4 71.9 14 5 61.9 15 5 65.4 16 5 68.8 17 5 72.1 14 6 62.2 15 6 65.6 16 6 69 17 6 72.4 14 7 62.4 15 7 65.9 16 7 69.2 17 7 72.6 14 8 62.7 15 8 66.2 16 8 69.5 17 8 72.9 14 9 63 15 9 66.4 16 9 69.8 17 9 73.1 14 10 63.3 15 10 66.7 16 10 70 17 10 73.4 14 11 63.6 15 11 67 16 11 70.2 17 11 73.6 14 12 64 15 12 67.4 16 12 70.5 17 12 73.9 14 13 64.2 15 13 67.6 16 13 70.7 17 13 74.1

16 14 70.9 17 14 74.3

TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x

18 1 74.5 19 1 78.1 20 1 81.5 21 1 85 18 2 74.8 19 2 78.3 20 2 81.8 21 2 85.2

18 3 75 19 3 78.5 202 3 82 21 3 85.4

18 4 75.2 19 4 78.8 20 4 82.2 21 4 85.6 18 5 75.5 19 5 79 20 5 82.4 21 5 85.8 18 6 75.8 19 6 79.2 20 6 82.6 21 6 86.1 18 7 76 19 7 79.4 20 7 82.8 21 7 86.3 18 8 76.2 19 8 79.7 20 8 83 21 8 86.5 18 9 76.4 19 9 80 20 9 83.2 21 9 86.7


(34)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor : Level dan balikan yang ditempuh oleh subyek tersebut, dicatat untuk dikonversi menjadi skor sesuai dengan tabel yang tersedia.

E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakan skor yang mentah dan harus diolah menggunakan rumus-rumus statistika agar data dapat ditafsirkan, sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar.

Dalam pengolahan data penulis menggunakan beberapa rumus statistika yaitu menggunakan program pengolahan dan analisis data Microsoft Excel.

18 10 76.7 19 10 80.2 20 10 83.5 21 10 86.9 18 11 77 19 11 80.4 20 11 83.7 21 11 87.1 18 12 77.2 19 12 80.6 20 12 83.8 21 12 87.4 18 13 77.4 19 13 80.8 20 13 84 21 13 87.6 18 14 77.7 19 14 81 20 14 84.3 21 14 87.8 18 15 77.9 19 15 81.3 20 15 84.6 21 15 88


(35)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisa data yang dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada porda 2014 untuk atlet putera mempunyai katagori baik yaitu sebesar 50% dan katagori cukup 50%.

2. Profil kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada porda 2014 untuk atlet puteri mempunyai katagori cukup yaitu sebesar 100%.

B. SARAN

1. Agar dapat mempertahankan kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi atau bahkan meningkatkan kondisi fisik atlet squash perlu latihan yang teratur dan berkelanjutan, Dan juga sebelum melakukan latihan kondisi fisik semestinya di lakukan test awal untuk mengetahui kemampuan maksimal dari masing-masing atlet untuk keperluan pemberian beban latihannya.

2. Diperlukan dukungan kepada atlet berupa motivasi dari pelatih, keluarga dan sahabat, terutama dukungan materi berupa sarana prasarana dari KONI Kabupaten Bekasi.


(36)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.

Cholil, D. H. 2010. Tes Kemampuan Komponen-Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Cipta, S.A. 2008. Profil Denyut Nadi Atlet Squash Pelatda Jabar Pada Saat Bertanding dan Pada Saat Istirahat. Skripsi. Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Giriwijoyo, Santoso, dan Sidik, Dikdik Zafar. 2010, Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga : Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi, edisi 8, Bandung : Buku Ajar Jurusan Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung : CV. Tambak Kusuma.

Ingram, D.V., Lewkonia, I. (1973). Ocular Hazard of Playing Squash Racket, 54 (1), 434-438.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1214917/pdf/brjoptha1002 82-0074.pdf. Diakses 3 Oktober 2014.

Mahendra, A. 2007. Modul Teori Belajar Mengajar Motorik. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Matjan, N.B. 2010. Modul Ilmu Kesehatan Olahraga. Jurusan Pendidikan

Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Migley, R. 1996. Ensiklopedia Olahraga. Semarang : Bahasa Prize.

Mulya, A. 2011. Ensiklopedia Olahraga Indonesia Jilid 3. Bandung : PT Angkasa.

Nuryadi. 2010. Analisis Permainan Olahraga Squash dan Implikasinya dalam

Pelatihan. Online. Tersedia di

http://www.file.upi.edu/mak.ana.squash.pdf. Diakses pada tanggal 4 November 2014.


(37)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satriya dan Sidik, Z.D. dan Imanudin I. 2007. Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A. 2009. Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sukardi. 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : P.T Bumi Aksara.

Sukmadinata, S.N. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(38)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014


(1)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 2 47.4 11 2 50.3 12 2 54.3 13 2 57.6

10 3 47.9 11 3 50.8 12 3 54.5 13 3 57.9

10 4 48.4 11 4 51 12 4 54.8 13 4 58.2

10 5 48.5 11 5 51.6 12 5 55.1 13 5 58.4

10 6 48.7 11 6 51.9 12 6 55.4 13 6 58.7

10 7 49 11 7 52.2 12 7 55.7 13 7 59

10 8 49.3 11 8 52.5 12 8 56.4 13 8 59.3

10 9 49.6 11 9 52.9 12 9 56.2 13 9 59.5

10 10 49.9 11 10 53.3 12 10 56.5 13 10 59.8

10 11 50.2 11 11 53.7 12 11 57.1 13 11 60.2

11 12 53.9 12 12 57.3 13 12 60.6

13 13 60.8

TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x

14 1 61 15 1 64.4 16 1 67.8 17 1 71.1

14 2 61.1 15 2 64.6 16 2 68 17 2 71.4

14 3 61.3 15 3 64.8 16 3 68.2 17 3 71.6

14 4 61.6 15 4 65.1 16 4 68.5 17 4 71.9

14 5 61.9 15 5 65.4 16 5 68.8 17 5 72.1

14 6 62.2 15 6 65.6 16 6 69 17 6 72.4

14 7 62.4 15 7 65.9 16 7 69.2 17 7 72.6

14 8 62.7 15 8 66.2 16 8 69.5 17 8 72.9

14 9 63 15 9 66.4 16 9 69.8 17 9 73.1

14 10 63.3 15 10 66.7 16 10 70 17 10 73.4

14 11 63.6 15 11 67 16 11 70.2 17 11 73.6

14 12 64 15 12 67.4 16 12 70.5 17 12 73.9

14 13 64.2 15 13 67.6 16 13 70.7 17 13 74.1

16 14 70.9 17 14 74.3 TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x TK BLK VO2ma x

18 1 74.5 19 1 78.1 20 1 81.5 21 1 85

18 2 74.8 19 2 78.3 20 2 81.8 21 2 85.2

18 3 75 19 3 78.5 202 3 82 21 3 85.4

18 4 75.2 19 4 78.8 20 4 82.2 21 4 85.6

18 5 75.5 19 5 79 20 5 82.4 21 5 85.8

18 6 75.8 19 6 79.2 20 6 82.6 21 6 86.1

18 7 76 19 7 79.4 20 7 82.8 21 7 86.3

18 8 76.2 19 8 79.7 20 8 83 21 8 86.5


(2)

41

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor : Level dan balikan yang ditempuh oleh subyek tersebut, dicatat untuk dikonversi menjadi skor sesuai dengan tabel yang tersedia.

E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakan skor yang mentah dan harus diolah menggunakan rumus-rumus statistika agar data dapat ditafsirkan, sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar.

Dalam pengolahan data penulis menggunakan beberapa rumus statistika yaitu menggunakan program pengolahan dan analisis data Microsoft Excel.

18 10 76.7 19 10 80.2 20 10 83.5 21 10 86.9

18 11 77 19 11 80.4 20 11 83.7 21 11 87.1

18 12 77.2 19 12 80.6 20 12 83.8 21 12 87.4

18 13 77.4 19 13 80.8 20 13 84 21 13 87.6

18 14 77.7 19 14 81 20 14 84.3 21 14 87.8

18 15 77.9 19 15 81.3 20 15 84.6 21 15 88


(3)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisa data yang dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada porda 2014 untuk atlet putera mempunyai katagori baik yaitu sebesar 50% dan katagori cukup 50%.

2. Profil kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi pada porda 2014 untuk atlet puteri mempunyai katagori cukup yaitu sebesar 100%.

B. SARAN

1. Agar dapat mempertahankan kondisi fisik atlet squash Kabupaten Bekasi atau bahkan meningkatkan kondisi fisik atlet squash perlu latihan yang teratur dan berkelanjutan, Dan juga sebelum melakukan latihan kondisi fisik semestinya di lakukan test awal untuk mengetahui kemampuan maksimal dari masing-masing atlet untuk keperluan pemberian beban latihannya.

2. Diperlukan dukungan kepada atlet berupa motivasi dari pelatih, keluarga dan sahabat, terutama dukungan materi berupa sarana prasarana dari KONI Kabupaten Bekasi.


(4)

51

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.

Cholil, D. H. 2010. Tes Kemampuan Komponen-Komponen Fisik Dasar

Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Cipta, S.A. 2008. Profil Denyut Nadi Atlet Squash Pelatda Jabar Pada Saat Bertanding dan Pada Saat Istirahat. Skripsi. Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Giriwijoyo, Santoso, dan Sidik, Dikdik Zafar. 2010, Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga : Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi, edisi 8, Bandung : Buku Ajar Jurusan Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung : CV. Tambak Kusuma.

Ingram, D.V., Lewkonia, I. (1973). Ocular Hazard of Playing Squash Racket, 54 (1), 434-438.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1214917/pdf/brjoptha1002 82-0074.pdf. Diakses 3 Oktober 2014.

Mahendra, A. 2007. Modul Teori Belajar Mengajar Motorik. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Matjan, N.B. 2010. Modul Ilmu Kesehatan Olahraga. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Migley, R. 1996. Ensiklopedia Olahraga. Semarang : Bahasa Prize.

Mulya, A. 2011. Ensiklopedia Olahraga Indonesia Jilid 3. Bandung : PT Angkasa.

Nuryadi. 2010. Analisis Permainan Olahraga Squash dan Implikasinya dalam

Pelatihan. Online. Tersedia di

http://www.file.upi.edu/mak.ana.squash.pdf. Diakses pada tanggal 4 November 2014.


(5)

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satriya dan Sidik, Z.D. dan Imanudin I. 2007. Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A. 2009. Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sukardi. 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta : P.T Bumi Aksara.

Sukmadinata, S.N. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(6)

53

Rubbiyanto Dwi Saputra, 2015

PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu