PENERAPAN STRATEGI INQUIRY MENGGUNAKAN READING INFUSION DAN SCIENCE REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN JENJANG KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMP.

(1)

PENERAPAN STRATEGI INQUIRY MENGGUNAKAN

READING INFUSION DAN SCIENCE REFLECTIVE JOURNAL

WRITING UNTUK MENINGKATKAN JENJANG

KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN LITERASI

SAINS SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Fisika

Oleh

GINA GUSLIANA 1202040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Penerapan Strategi Inquiry Menggunakan Reading Infusion dan

Science Reflective Journal Writing untuk Meningkatkan Jenjang

Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP

Oleh

Gina Gusliana

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana

© Gina Gusliana 2014 Universitas Pendidikan Indoneia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

GINA GUSLIANA

PENERAPAN STRATEGI INQUIRY MENGGUNAKAN READING

INFUSION DAN SCIENCE REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK

MENINGKATKAN JENJANG KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMP

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Dr. Setiya Utari, M.Si NIP. 196707251992032002

Pembimbing II,

Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd NIP. 195803011980021002

Mengetahui,

Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001


(4)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Strategi Inquiry Menggunakan Reading Infusion Dan Science

Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains

Siswa SMP

Gina Gusliana 1202040

Pembimbing I : Dr. Setiya Utari, M.Si Pembimbing II : Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd

Program Studi Pendidikan Fisika, Sekolah Pascasarjana-UPI

Abstrak

Literasi sains merupakan kemampuan yang dipandang penting untuk dilakukan seperti kemampuan knowing, applying, dan reasoning. Namun faktanya di lapangan kemampuan ini belum dilatihkan dengan baik, siswa belum dapat memberikan alasan ilmiah terhadap suatu peristiwa yang bersifat kontekstual. Hal ini didukung oleh hasil tes yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa masih rendah (TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights, 2011; hasil studi pendahuluan). Metode inkuiri memberikan sarana untuk melatihkan kemampuan-kemampuan tersebut, namun agar inkuiri terlaksana dengan baik dibutuhkan suatu strategi lain yaitu Strategi Reading Infusion (RI) dan Science Reflective Journal

Writing (SRJ) yang dapat memberikan pengetahuan mendasar untuk berinkuiri

dan melatihkan siswa dalam mengajukan pertanyaan. Penelitian dengan metode

quasy experiment desain Pretest and Postest Design with Matched Control Group

melibatkan tiga kelas dengan jumlah sampel 103 siswa, bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai cara yang dipandang lebih baik untuk melatihkan kemampuan literasi sains dan kemampuan kognitif untuk konten optik dan alat optik. Hasil analisis data dengan menggunakan Kruskal Wallis serta hasil uji lanjutan Mann Whitney U Test dengan

α

=0,05, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan jenjang kemampuan kognitif pada setiap kelas (p = 0,05), tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan knowing (0,896 > 0,05) dan reasoning (0,988 > 0,05), sedangkan kemampuan applying lebih meningkat secara signifikan menggunakan inkuiri ditambah strategi SRJ dibanding dengan menggunakan inkuiri ditambah RI juga SRJ (0,006 < 0,05 dan hasil uji lanjutan 0,002 < 0,05).

Kata Kunci: inquiry, jenjang kemampuan, kognitif literasi sains, Reading Infusion (RI), Science Reflective Journal Writing (SRJ).


(5)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Application of Inquiry Strategy Using Reading Infusion And Science Reflective Journal Writing To Improve Science Literacy Ability of Junior

High School Students

Gina Gusliana 1202040

Supervisor I : Dr. Setiya Utari, M.Si Supervisor II : Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd Physics Education Study Program, Graduate School-UPI

Abstract

Scientific literacy is an ability to be seen as important as the ability of knowing, applying, and reasoning. But the fact is this capability has not been properly trained, the students have not been able to give a scientific reason to an event that is contextual. This is supported by the results of the tests which show that the ability of students' scientific literacy is still low (TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights, 2011; preliminary study results). Inquiry method provides a means to train these abilities, but that inquiry performing well requires by adding another strategy, namely Reading Strategies Infusion (RI) and Science Reflective Journal Writing (SRJ) that can provide basic knowledge to do inquiry lab and train students in asking questions. Research by the method quasy pretest and posttest experimental design with Matched Control Group Design involves three classes with a sample of 103 students, aims to provide an overview on how to better perceived ability to train scientific literacy and cognitive ability for content optics and optical devices. Results of data analysis using the

Kruskal-Wallis test and the results of the Mann Whitney U Test with α = 0.05, it was

found that there was no difference in the increase in the level of cognitive abilities in each class (p = 0.05), there was no difference in the increase in the ability of knowing (0.896 > 0.05) and reasoning (0.988> 0.05), while applying ability more significantly improved using the inquiry-plus strategy compared with the use of inquiry SRJ plus RI also SRJ (0.006 <0.05 and further test results 0.002 <0.05 ).

Kata Kunci: cognitive ability, inquiry, Reading Infusion (RI), Science Reflective


(6)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II STRATEGI INQUIRY MENGGUNAKAN READING INFUSION DAN SCIECE REFLECTIVE JOURNAL WRITING KAITANNYA DENGAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA A. Metode Inquiry ... 9

B. Strategi Reading Infusion dan Science Reflective Journal Writing ... 10

C. Literasi Sains ... 13

D. Pencapaian Jenjang Kemampuan Kognitif ... 16

E. Kerangka Pemikiran ... 19

F. Matriks Pembelajaran ... 20

G. Kajian Materi Ajar ... 21

H. Asumsi dan Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek Penelitian ... 28

C. Desain Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Definisi Operasional ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Pengumpulan Data ... 33

H. Prosedur Penelitian ... 36


(7)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 61

B. Rekomendasi ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(8)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Domain Kognitif TIMSS... 15

2.2 Indikator Domain Kognitif TIMSS ... 15

2.3 Taksonomi Anderson ... 18

2.4 Matriks Pembelajaran... 20

3.1 Desain Penelitian ... 29

3.2 Interpretasi Reliabilitas Soal ... 35

3.3 Tabel ANOVA ... 39

4.1 Hasil Uji Normalitas terhadap Peningkatan Jenjang Kemampuan Kognitif Ketiga Kelas ... 43

4.2 Hasil Uji Hipotesis terhadap Peningkatan Jenjang Kemampuan Kognitif Ketiga Kelas ... 43

4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Knowing... 45

4.4 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Knowing ... 45

4.5 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Applying... 46

4.6 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Applying ... 47

4.7 Hasil Uji Lanjutan Kemampuan Applying ... 47

4.8 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Reasoning ... 48

4.9 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Reasoning ... 49

4.10 Profil Reading Infusion Kelas Eksperimen ... 49

4.11 Profil Reading Infusion Kelas Kontrol 1 ... 50

4.12 Profil Science Reflective Journal Writing Kelas Eksperimen ... 51

4.13 Profil Science Reflective Journal Writing Kelas Kontrol 2 ... 52

4.14 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 53

4.15 Profil LKS Siswa ... 54


(9)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Siklus Proses Science Reflective Journal Writing ... 13

3.1 Alur Penelitian ... 37

4.1 Grafik Peningkatan Jenjang Kemampuan Kognitif Setiap Kelompok ... 42

4.2 Grafik Kemampuan Knowing ... 44

4.3 Grafik Kemampuan Applying ... 46

4.4 Grafik Kemampuan Reasoning ... 48


(10)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kualitas sumber daya suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikan, yaitu dalam pembelajaran. Kualitas pembelajaran salah satunya berkaitan dengan kualitas membaca. Hal ini didukung oleh American Diploma Project tahun 2004, bahwa keterampilan membaca merupakan kunci sukses setelah pendidikan. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan siswa akan lebih berkembang. Sehingga dapat kita katakan bahwa kualitas membaca berbanding lurus dengan kualitas SDM.

Berdasarkan data International Education Achievement (IEA) yang meneliti kualitas mambaca anak-anak di 31 negara menunjukkan bahwa kualitas baca anak-anak Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 31 negara tersebut. Hal ini sangat mungkin terjadi karena indeks membaca Indonesia adalah 0,001, jadi dari seribu penduduk hanya satu yang memiliki minat baca tinggi. Berdasarkan fakta tersebut, tidak mengherankan jika Indonesia mempunyai indeks kualitas SDM (Human Development Index/ HDI) tahun 2013 hanya menempati peringkat ke-121 dari 185 negara.

Dari uraian di atas, membaca merupakan salah satu hal terpenting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kebiasaan membaca dapat dilatihkan di sekolah, dengan memberikan tugas membaca materi yang akan dipelajari.

Salah satu mata pelajaran di sekolah yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA berkaitan dengan sebuah proses mencari tahu tentang alam melalui proses penemuan, sehingga diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006:377). Melalui pembelajaran IPA, salah satunya Fisika yang merupakan cabang ilmu IPA, sangat diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata kepada


(12)

2

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa berupa kegiatan penyelidikan dalam rangka menjelajahi dan memahami alam sekitar.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di salah satu SMP di Kabupaten Bandung, pembelajaran yang berlangsung masih bersifat informatif, tidak menghadirkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, kurang memberikan pengalaman nyata pada siswa, dan percobaan yang dilakukan bersifat verifikasi. Selain itu, peneliti juga melakukan studi pendahuluan menggunakan soal TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) yang merupakan salah satu literasi sains di level kelas VIII (Martin, Michael O & Mullis, Ina V.S, 2011). Dari pengujian soal-soal fisika TIMSS tahun 1999 dan 2003 tersebut, ternyata siswa masih mempunyai kelemahan pada kemampuan-kemampuan TIMSS tahun 2011, yaitu kemampuan pengetahuan (knowing) 43,33%, menerapkan (applying) 62%, mengemukakan alasan (reasoning) 55,91%. Jika dikaitkan dengan Taksonomi Anderson dan Krathwohl, siswa masih mempunyai kelemahan pada kemampuan kognitif. Kecenderungan pembelajaran seperti ini mungkin dialami oleh sekolah yang ada di Indonesia, sehingga prestasi Indonesia dalam aspek kemampuan kognitif di TIMSS pada bidang sains di level kelas VIII konten Fisika berada pada peringkat rendah.

Posisi Indonesia pada konten sains di TIMSS tahun terakhir ini berada pada peringkat 39 dari 45 negara (TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights, 2011). Peringkat ini lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang berada pada peringkat 35 dari 48 negara (Provasnik, et all, 2009). Rendahnya posisi Indonesia dalam TIMSS dan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan ini mengakibatkan perlunya inovasi dalam pembelajaran sains, seperti proyek 2061 (Science for All

Americans, 1989) yang berfokus pada pencapaian literasi sains.

Dari negara-negara tertinggi TIMSS 2011, terdapat negara Singapura yang merupakan peringkat tertinggi TIMSS kelas VIII pada doamain konten sains. Domain dalam science curriculum framework Singapura meliputi pengetahuan, pemahaman aplikasi, keterampilan, dan proses serta budaya dan sikap. Salah satu metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum Singapura (CPDD dalam


(13)

3

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Towndrow et.all, 2008) adalah science inquiry. Melalui inkuiri siswa akan melengkapi kemampuannya dalam hal kemampuan dan pemahaman untuk berinkuiri, sehingga siswa akan lebih siap untuk belajar. Pembelajaran secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) pun merupakan pembelajaran yang dianjurkan dalam kurikulum Indonesia, hal ini terlihat dalam latar belakang pembelajaran IPA di SMP pada kalimat terakhir dituliskan bahwa; “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup“. Sehingga, salah satu pembelajaran yang sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa adalah inkuiri.

Kemampuan literasi sains pada domain kognitif TIMSS terdiri dari kemampuan knowing, applying, dan reasoning. Kemampuan pengetahuan (knowing) terdiri dari: (1) mengingat (recall), (2) mendefinisikan (define), (3) mendeskripsikan (describe), (4) mengilustrasikan melalui contoh (ilustrate with

examples), dan (5) menggunakan alat/ prosedur (use tools and procedures). Pada

kemampuan knowing, inkuiri telah dapat meningkatkan setiap aspek tersebut, tetapi masih kekurangan pada aspek mengilustrasikan melalui contoh (ilustrate

with examples) yang ada dalam fenomena sehari-hari. Kemampuan menerapkan

(applying) terdiri dari: (1) membandingkan/ mengelompokkan (compare/

contrast/ classify), menggunakan model (use models), menghubungkan (relate),

menginterpretasi (interpret information), menemukan solusi (find solution), dan menjelaskan (explain). Kemampuan-kemampuan menerapkan (applying) tersebut telah dapat ditingkatan oleh pembelajaran inkuiri dengan baik. Sedangkan kemampuan mengemukakan alasan (reasoning) terdiri dari: (1) menganalisis (analyze/ solve problems), (2) menyintesis (integrate/ synthesize), (3) berhipotesis/ memprediksi (hypotesize/ predict), (4) mendesain/ merencanakan (design/ plan), (5) menyimpulkan (draw conclusion), (6) menyamaratakan (generalize), (7) menilai (evaluate), dan (8) menyungguhkan (justify). Pembelajaran inkuiri kurang dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan


(14)

4

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alasan (reasoning) pada aspek menyintesis (integrate/ synthesize),

menyamaratakan (generalize), menilai (evaluate), dan menyungguhkan (justify). Karena terdapat aspek-aspek pada setiap kemampuan yang belum dapat difasilitasi oleh pembelajaran inkuiri, maka diperlukan beberapa strategi untuk dapat memfasilitasi kemampuan tersebut.

Strategi yang dapat memfasilitasi kemampuan-kemampuan yang kurang dapat difasilitasi oleh pembelajaran inkuiri diantaranya strategi reading infusion

(RI) dan science reflective journal writing (SRJ). Dalam rangka memberikan

contoh nyata pada kemampuan ilustrate with examples dan kemampuan syntesize, maka reading infusion adalah salah satu cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan memberikan bahan bacaan berupa fenomena nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep yang akan ia pelajari di awal pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk menyintesis apa yang ia dapatkan dari bacaan tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan integrate/

synthesize, generalize, evaluate, dan justify dapat dilakukan melalaui penggunaan

strategi SRJ, yaitu dengan cara menuliskan beberapa hal mengenai apa yang siswa ingin tanyakan, apa yang telah dipelajari, dan apa yang menjadi penyebab kegagalan yang siswa alami dalam pembelajaran. Selain itu, inkuiri pun sangat ditunjang oleh kemampuan bertanya, NSTA & AETS (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 25) menyatakan bahwa jantungnya inkuiri adalah kemampuan mengajukan pertanyaan dan mengidentifikasi penyelesaian masalah. Kemampuan ini juga dapat dibantu oleh strategi SRJ yang merupakan strategi yang dapat memfasilitasi kemampuan bertanya reflektif siswa, karena SRJ merupakan alat yang dapat mencatat aktivitas yang telah dilakukan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keraguan dan hambatan tentang sains. Dengan kata lain, SRJ merupakan alat komunikasi antara guru dengan siswa.

Beberapa penelitian sebelumnya yang mengadaptasi dari kedua penelitian diatas yaitu penelitian yang dilakukan oleh Murbakara (2011) mengenai SRJ dan Desi (2012) mengenai RI. Keduanya menunjukkan hasil yang baik, bahwa


(15)

5

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keduanya sama-sama dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian untuk membandingkan apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi RI, SRJ, dan gabungannya menggunakan metode inquiry terhadap domain kognitif literasi sains siswa. Karena masalah ini muncul pada jenjang SMP, maka alat ukur acuan literasi sains yang digunakan adalah TIMSS.

Penelitian yang akan dilakukan penting untuk dilakukan mengingat SRJ maupun RI tidak umum digunakan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Untuk melatihkan kemampuan membaca dan membekali pengetahuan awal siswa maka dilakukan RI, kemudian dilakukan penulisan SRJ di akhir pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Maka, jenis penelitian yang akan dilakukan berupa penelitian eksperimen dengan menggunakan tiga kelas, dua kelas kontrol dengan satu kelas eksperimen. Kelas kontrol pertama mendapat perlakuan strategi inquiry menggunakan RI, kelas kontrol kedua mendapat perlakuan strategi inquiry menggunakan SRJ, sedangkan kelas eksperimen mendapat perlakuan strategi inquiry menggunakan RI dan SRJ.

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui strategi yang lebih baik, yang dapat menghasilkan peningkatan kemampuan kognitif dan literasi sains yang lebih tinggi. Selain itu, kemampuan-kemampuan yang didapat oleh siswa yaitu kemampuan inquiry, kemampuan bertanya, pemahaman konsep, cara melakukan eksperimen, dan cara/ metode untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai pengaruh strategi inquiry dengan reading infusion, strategi inquiry dengan science

reflective journal writing, dan strategi inquiry dengan gabungan reading infusion

dan science reflective journal writing terhadap literasi sains siswa, dengan judul penelitian: “Penerapan Strategi Inquiry Menggunakan Reading Infusion dan Science Reflective Journal Writing untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif


(16)

6

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini:

1. Studi internasional untuk menguji literasi sains pada tingkat SMP kelas VIII adalah TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). TIMSS dalam penelitian ini dibatasi pada domain konten fisika dan domain kognitif TIMSS tahun 2011.

2. Peningkatan literasi sains dilihat dari perbedaan antara postest dengan pretest pada setiap domain kognitif TIMSS. Kemudian diuji signifikansinya menggunakan uji hipotesis.

3. Kemampuan kognitif yang diukur dalam penelitian ini dibatasi pada jenjang kemampuan mengingat (C1) sampai dengan kemampuan menganalisis (C4). 4. Peningkatan kemampuan kognitif dilihat dari perbedaan antara postest dengan

pretest pada setiap domain kognitif TIMSS. Kemudian diuji signifikansinya menggunakan uji hipotesis.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan literasi

sains siswa dibandingkan dengan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan strategi inquiry menggunakan science reflective journal writing?”.

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dijabarkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan


(17)

7

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion?

3. Bagaimana perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion?

4. Bagaimana perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan science reflective journal writing?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science

reflective journal writing lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan literasi

sains siswa dibandingkan dengan strategi inquiry menggunakan reading infusion, dan strategi inquiry menggunakan science reflective journal writing. Sedangkan tujuan khusunya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion.

2. Mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan


(18)

8

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion.

4. Mengetahui perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan science reflective journal writing.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dapat memberikan bukti tentang potensi strategi pembelajaran inquiry menggunakan reading Infusion, science reflective journal

writing, dan gabungannya dalam meningkatkan literasi sains siswa dan

kemampuan inquiry, yang nantinya dapat memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti: pendidik, pelajar, para peneliti, dan para tenaga kependidikan lainnya yang tekait dengan pembelajaran IPA fisika.


(19)

28

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif karena peneliti mengadakan suatu perlakuan terhadap sampel, yaitu menguji strategi yang paling baik dalam meningkatkan literasi sains. Peneliti menggunakan metode quasy

experiment karena terdapat beberapa faktor luar yang tidak dapat dikontrol oleh

peneliti.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu SMP di Kabupaten Bandung kelas VIII. Penelitian ini memerlukan tiga kelas sedangkan kelas yang ada berjumlah sepuluh kelas, maka dilakukan pengambilan sampel dengan teknik randomize matching

cluster sampling (Ary et.all, 2010). Pemilihan subjek penelitian tidak merubah

kelas, tetapi menggunakan kelas yang sebelumnya telah terbentuk. Tahap pertama adalah mencocokkan setiap kelas dengan variabel yang relevan dalam hal ini pretest. Dalam penelitian ini adalah kelas VIII di enam kelas yang memiliki guru IPA yang sama. Setelah didapatkan skor pretest dari keenam kelas tersebut kemudian diuji homogenitasnya menggunakan uji Barlett (Sudjana, 2005: 261) karena subjek yang diuji homogenitasnya terdiri dari tiga varians dengan tahapan sebagai berikut.

1. Menentukan varians gabungan

2. Menghitung nilai Barlett

3. Menghitung nilai


(20)

29

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mencari nilai dari tabel ( )

5. Mengkonsultasikan dengan . Dengan kriteria varians homogen jika: < .

Subjek yang terpilih adalah subjek yang mempunyai karakteristik yang sama yaitu ketiga kelas sama-sama homogen. Hasil uji homogenitas setiap kelas dapat dilihat pada Lampiran 3.1. Dari hasil uji homogenitas tersebut didapatkan bahwa semua pasangan kelas homogen. Setelah didapatkan tiga kelas, ketiga kelas dipilih secara acak untuk menentukan perlakuan yang akan didapatkan.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan membandingkan tiga kelas yang telah dicocokkan (matched) dan variabel independen merupakan peningkatan tes padanan TIMSS, maka desain yang akan digunakan adalah Pretest and Postest Design with

Matched Control Group seperti yang dilakukan oleh dan D kme (2011). Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen OK, OT X1 OK, OT

Kontrol I OK, OT X2 OK, OT

Kontrol II OK, OT X3 OK, OT

Dengan: OK adalah tes kemampuan jenjang kogntif

OT adalah tes kemampuan literasi sains siswa

X1 adalah perlakuan penggunaan strategi pembelajaran inquiry

menggunakan RI dan SRJ

X2 adalah perlakuan penggunaan strategi pembelajaran inquiry

menggunakan RI

X3 adalah perlakuan penggunaan strategi pembelajaran inquiry

menggunakan SRJ


(21)

30

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini membandingkan peningkatan literasi sains pada domain kognitif dan jenjang kemampuan kognitif siswa dengan beberapa kombinasi strategi, yang terdiri dari inquiry, RI, dan SRJ, maka variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran inkuiri. Sedangkan variabel terikatnya adalah literasi sains siswa pada domain kognitif dan jenjang kemampuan kognitif siswa.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dibawah ini bertujuan untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.Strategi inquiry yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC dalam National Science Education Standards tahun 1996 (Towndrow et.all, 2008), yang meliputi lima tahapan, yaitu: (1) mengidentifikasi dan bertanya (identifying and asking questions); (2) mendesain dan melakukan percobaan (designing and conducting experiments); (3) menganalisis data dan fakta (analyzing data and evidence); (4) menggunakan model dan penjelasan (using models and explanations); (5) mengkomunikasikan temuan (communicating findings). Keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui lembar observasi guru dan siswa.

2.Strategi inquiry menggunakan reading infusion dalam pelaksanaannya siswa diberi tugas untuk memahami teks bacaan berhubungan dengan materi atau konsep yang akan dipelajari dengan menggunakan teknik SQ3R (survey,

question, read, recide, dan review) yang diungkapkan oleh Francais P.

Robinson. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa diminta melaporkan pemahaman dari bacaannya yang meliputi survey, question, dan recite, barulah pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC. Maka akan didapat hasil baca siswa dalam bentuk tertulis. Hasil baca tadi akan menjadi profil reading infusion siswa. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui lembar observasi guru dan siswa.


(22)

31

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.Strategi inquiry menggunakan science reflective journal writing (SRJ) pada pelaksanaannya siswa belajar mengenai materi atau konsep menggunakan metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC, kemudian siswa diminta membuat SRJ pada buku catatan SRJ yang diungkapkan oleh Towndrow (2008) mengenai pembelajaran yang telah dilakukan selama 5 menit di akhir pembelajaran. SRJ tersebut meliputi: (1) sesuatu yang dipelajari hari ini, (2) pertanyaan yang ingin siswa kemukakan, dan (3) hal-hal yang memicu ketidaksuksesan belajar siswa hari ini. Pertanyaan yang telah siswa laporkan dalam SRJ, sebagian pertanyaan dibahas di awal pembelajaran materi berikutnya, tetapi semua pertanyaan akan mendapatkan tanggapan guru pada SRJ yang telah dilaporkan. Maka akan didapatkan jurnal tertulis sebagai profil SRJ. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui lembar observasi guru dan siswa.

4.Strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal

writing (SRJ) pada prakteknya siswa akan diberikan teks untuk dibaca

mengggunakan teknik SQ3R sebelum pembelajaran sebagai tugas memahami bacaan yang berhubungan dengan materi atau konsep yang akan dipelajari, dan melaporkannya dalam bentuk tertulis meliputi kegiatan survey, questioning, dan recite. Kemudian melaksanakan pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC. Lima menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa diminta membuat SRJ pada buku catatan SRJ. Sebagian pertanyaan yang telah siswa laporkan dalam SRJ, dibahas di awal pembelajaran materi berikutnya, tetapi semua pertanyaan akan mendapatkan tanggapan guru pada SRJ yang telah dilaporkan. Sehingga akan didapatkan hasil berupa profil

reading infusion dan SRJ. Keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui

lembar observasi guru dan siswa dalam keterlaksanaan pembelajaran.

5.Literasi sains adalah sebuah kemampuan ilmiah untuk mencapai suatu tujuan dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sais untuk jenjang SMP kelas VIII yaitu TIMSS (Trends in International Mathematics


(23)

32

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sains siswa merupakan tes padanan TIMSS pada domain kognitif yang meliputi beberapa kemampuan yaitu pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning). Literasi sains siswa diukur menggunakan tes berupa pre-test dan post-pre-test. Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa diidentifikasi dengan peningkatan positif antara pretes dan postes siswa di setiap kelas. Kemudian, dilakukan uji beda ANOVA satu jalur jika semua kelas terdistribusi normal, tetapi jika tidak terdistribusi normal mennggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis. Jika terdapat perbedaan antara kelas setelah menggunakan uji beda, maka dilanjutkan pada uji Post Hoc untuk mengetahui model strategi mana yang lebih baik.

6.Jenjang kemampuan kognitif siswa

Jenjang kemampuan kognitif yang diukur dalam penelitian ini adalah jenjang kemampuan kognitif Anderson yang meliputi kemampuan mengingat (C1),

memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Jenjang kemampuan

kognitif diukur menggunakan soal essay berjumlah 6 soal pada materi optik dan alat optik. Sama halnya dengan peninngkatan literasi sains, peningkatan jenjang kemampuan kognitif siswa juga diukur menggunakan pretest dan postest setiap kelas. Kemudian, dilakukan uji beda ANOVA satu jalur jika semua kelas terdistribusi normal, tetapi jika tidak terdistribusi normal mennggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis. Jika terdapat perbedaan antara kelas setelah menggunakan uji beda, maka dilanjutkan pada uji Post Hoc untuk mengetahui model strategi mana yang lebih baik dalam meningkatkan jenjang kognitif siswa.

F. Instrumen Penelitian

Mengacu pada tujuan penelitian yaitu mengetahui model strategi yang lebih baik untuk meningkatkan literasi sains, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, tes, dan dokumentasi.


(24)

33

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi yang akan dilakukan berupa observasi

sistematis, pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatannya.

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk melihat sejauhmana keterlaksanaan strategi pembelajaran inquiry menggunakan reading

infusion, SRJ, juga gabungannya oleh guru dan siswa.

2. Tes

Tes (Arikunto, 2006: 150) adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tes lisan, tes tulisan, dan tes praktek. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes soal padanan berupa pilihan ganda dengan soal-soal TIMSS pada materi optik dan soal jenjang kognitif berupa essay.

3. Dokumentasi

Instrumen dengan metode dokumentasi ini berupa LKS inquiry berisi komponen alat dan bahan, prediksi, metode, eksplorasi, pengukuran, analisis dan kesimpulan yang diberikan kepada siswa. Kemudian terdapat profil berupa hasil

reading dan jurnal SRJ.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan guna menjawab pertanyaan penelitian.

1. Teknik Analisis Tes

Teknik analisis tes dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes dalam pengambilan data. Analisis yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, dan korelasi.


(25)

34

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan alat ukur yang digunakan atau dengan kata lain sejauh mana instrumen/ tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang akan dilakukan berupa validitas internal. Validitas internal digunakan untuk mengetahui apakah treatment/ perlakuan eksperimental pada studi ini betul-betul dapat menimbulkan suatu perbedaan yang spesifik. validitas internal suatu instrumen dikatakan tinggi apabila butir-butir soal penyusun instrumen dan juga faktor-faktornya yang merupakan bagian dari instrumen tersebut sejalan atau tidak menyimpang dari fungsi instrumen itu sendiri. Beberapa teknik validitas yang digunakan sebagaimana disebutkan oleh Frankel (1993):

1) Validitas isi. validitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah bahan atau

materi yang diujikan sesuai dengan pengetahuan, pelajaran, kemampuan, pengalaman, atau latar belakang orang yang diuji. Pengujian validitas ini dilakukan melalui judgment pakar tiga orang pakar.

2) Validitas Kriteria, pada awalnya validitas kriteria ini disebut validitas concurrent dan validitas prediktif. Validitas yang akan dilakukan terhadap

instrumen yang dibuat adalah validitas concurrent. Validitas ini merujuk pada hubungan antara skor yang diperoleh dengan menggunakan instrumen dan skor yang diperoleh dengan satu atau lebih instrumen lain atau pengukuran-pengukuran (sering disebut kriteria). Maka, pada pengujiannya membandingkan instrumen TIMSS yang telah dibuat dengan instrumen TIMSS standar terhadap siswa yang telah mendapatkan pembelajaran optik dan alat-alat optik. Sehingga subjek yang dipakai untuk uji korelasi adalah kelas IX, kemudian dibuat korelasinya. Hasil korelasi menunjukkan hasil 0,421 menunjukkan bahwa soal padanan TIMSS dengan soal TIMSS standar memiliki korelasi sedang.

3) Validitas konstruk, mengacu pada sifat konstruksi atau karakteristik yang

diukur oleh suatu instrumen secara psikologi. Seberapa baik konstruksi tersebut menjelaskan perbedaan-perbedaan tingkah laku individu-individu


(26)

35

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau penampilan mereka pada tugas-tugas tertentu. Validitas ini dilakukan melalui judgment pakar.

b. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah test-retest untuk melihat sejaumana skor single tes tetap stabil, karena melalui teknik ini akan memberikan koefisien reliabilitas yang merupakan sebuah koefisien dari reliabilitas—sejaumana skor single tes tetap stabil. Kesetaraan koefisien dan didasari atas pelaksanaan tes lebih dari satu kali. Setelah didapatkan skor siswa pada pengujian pertama dan kedua, maka digunakan rumus

product-moment untuk menginterpretasikan reliabilitasnya yaitu :

(Arikunto, 2008)

keterangan: rxy = Reliabilitas yang dicari

= Skor yang diperoleh siswa pada pengujian pertama = skor yang diperoleh siswa pada pengujian kedua Interpretasi nilai koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Interpretasi reliabilitas soal

Koefisien Reliabilitas Kriteria

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Tinggi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

Hasil reliabilitas pada lampiran 2 menunjukkan bahwa tes kemampuan literasi sains TIMSS memiliki reliabilitas tinggi ( ). Sedangkan tes jenjang kemampuan kognitif berupa tes uraian. Reliabilitas tesnya diuji menggunakan perumusan yang sama dengan perumusan reliabilitas tes literasi (Arikunto, 2008)


(27)

36

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sains. Hasilnya tes jenjang kemampuan kognitif memiliki reliabilitas sedang ( ).

c. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar korelasi soal padanan dengan soal standar TIMSS. Jumlah soal yang akan dipadankan berjumlah sama, maka perumusan yang dipakai adalah Koefisien Korelasi Spearman Rank-Order sebagai berikut.

(Minium, 1993: 491)

Keterangan: adalah koefirien korelasi Spearman

D adalah selisih antara ranking skor skor yang didapat siswa pada soal TIMSS standar dengan skor yang didapat siswa pada soal padanan TIMSS

n adalah jumlah siswa

Hasil r yang didapat kemudian diklasifikasikan dengan cara membandingkannya dengan r tabel (df=n-2).

Dari hasil pengolahan, didapatkan bahwa nilai korelasi hitung ( ) adalah sebesar 0,421, sedangkan nilai korelasi tabel ( ) sebesar 0,34 sehingga didapatkan bahwa soal padanan literasi sains TIMSS berkorelasi dengan soal TIMSS standar.

2. Skor kemampuan inquiry yang didapatkan dari skor pengerjaan LKS siswa yang diolah dalam bentuk persentase.

3. Profil hasil reading dan SRJ diolah dalam bentuk skor, kemudian dibuat persentasenya pada setiap pertemuan.


(28)

37

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah. Data ini diperoleh melalui observasi dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi keterlaksaan strategi pembelajaran.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dalm tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir. Prosedur penelitian diperlihatkan dalam gambar alur penelitian sebagai berikut.


(29)

38

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kajian Pustaka

Kajian Pendahuluan

Kajian Kurikulum

Membuat perangkat Pembelajaran

Instrumen Penelitian

Kajian Studi soal-soal TIMMS dan jenjang kemampuan kognitif

Membuat padanan soal-soal TIMMS dan jenjang kemampuan kognitif

Judgement

Menentukan subjek penelitian

Kelas Eksperimen

Pretest Pengolahan Data

 Kelas Eksperimen Pembelajaran strategi inquiry dengan

reading infusion dan SRJ

 Kelas Kontrol 1Pembelajaran strategi inquiry dengan reading

infusion

 Kelas Kontrol 2Pembelajaran strategi inquiry dengan SRJ

Postest

Observasi aktivitas guru dan siswa Pengolahan Data

Pengolahan Data

 LKS dan rubrik penilaian kinerja strategi inkuiri

Profil reading infusion

 Profil SRJ

Pengolahan Data

Analisis data dan hasil temuan penelitian

Kesimpulan

Tahap Pelaksanaan Tahap Persiapan

Tahap Akhir

Gambar 3.1. Alur penelitian Kelas Kontrol 1 Kelas Kontrol 2


(30)

39

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Teknik Pengolahan Data 1. Tes

Data yang diperoleh dari skor, dengan membandingkan skor total dari tiap siswa hasil postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah analisis data tes yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Pemberian skor

Melakukan penskoran dengan menggunakan acuan penskoran dari kisi-kisi soal yang telah mendapat judgment agar unsur subjektivitas dapat diminimalisir. b. Menghitung selisih skor

Setelah diperoleh data skor – skor tes siswa dari tes yang diadakan dua kali yaitu pre-test dan post-test untuk kedua kelompok, kemudian dilakukan perhitungan dicari dengan menghitung selisih antara postest dengan pretest

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data peningkatan kemampuan TIMSS dan jenjang kemampuan kognitif terdistribusi normal ataukah tidak. Karena uji normalitas menentukan uji hipotesis yang digunakan. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa uji Kolmogorov Smirnov.

d. Hipotesis

Uji hipotesis untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara ketiga kelas dengan satu variabel terikat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program aplikasi SPSS 1.6, jika data terdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah

One-Way Analysis of Variance (ANOVA) seperti yang diungkapkan DeCoster

(2006). Pemilihan uji ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas yang akan diuji kesamaan/ ketidaksamaan reratanya lebih dari dua kelas. ANOVA menurut Minium (1993: 392) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Kedua sampel terdistribusi normal

 Kedua sampel homogen

 Variabel yang dibandingkan merupakan varibel yang saling bebas


(31)

40

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang harus di lakukan untuk menghitung nilai F:

1) Menghitung between variation ( dan within variation ( setiap kelas.

;

Dengan:

Keterangan:

X = skor literasi sains siswa

= rata-rata skor literasi sains kelas

= rata-rata skor literasi sains seluruh kelas = jumlah kelompok kelas

= jumlah skor literasi siswa menggunakan strategi inquiry menggunakan metode SRJ

= jumlah total siswa

= derajat kebebasan antar kelas = derajat kebebasan dalam kelas

= kuadrat rata-rata antar kelas

= kuadrat rata-rata dalam kelas 2) Menghitung perbandingan varians.

3) Membuat tabel ANOVA

Tabel 3.3 Tabel ANOVA

Variation Sum of

square (SS)

Degrees of freedom (df)


(32)

41

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Between

Within

Nilai F yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika

, maka ditolak. Atau jika menggunakan SPSS, maka dapat

dilihat p_value (sig.), jika p < 0,05 maka ditolak, dan jika p > 0,05 maka diterima.

Tetapi, jika data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji non parametrik menggunakan uji Kruskal Wallis, karena uji ini diperuntukkan untuk data yang berasal dari tiga kelas atau lebih (Minium, 1993). Perumusan uji Kruskal Wallis adalah sebagai berikut:

Keterangan : = jumlah rangking kelas eksperimen

= jumlah rangking kelas kontrol 1

= jumlah rangking kelas kontrol 2

Sama halnya dengan uji ANOVA, pengambilan kesimpulan untuk uji non parametrik menngunakan SPSS 1.6 disimpulkan dengan melihat melihat besarnya p_value (sig.), jika p < 0,05 maka ditolak, dan jika p > 0,05 maka diterima.

e. Uji Post Hoc Comparison

Jika pada pengujian hipotesis diterima ( ditolak), maka dilakukan uji

Post Hoc Comparison untuk menentukan mean dari kelas mana yang berbeda. Uji Post Hoc Comparison yang digunakan untuk data yang terdistribusi normal dan

jumlah data yang berbeda yaitu Tes HSD Tuckey untuk menentukan nilai kritis HSD. Dengan perumusan sebagai berikut:

(Minium, 1993: 394) Keterangan : = estimasi varians antar kelompok


(33)

42

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= nilai statistik baru yang disebut Studentized range statistic (didapatkan dari Tabel Studentized range statistic dengan melihat df,

k, dan α)

Keterangan : = banyaknya kelompok

= banyaknya siswa di kelompok eksperimen 1 = banyaknya siswa di kelompok eksperimen 2

Sedangkan untuk data yang tidak terdistribusi normal, maka uji lanjutannya (Post

Hoc) menggunakan uji Mann Whitney U Test pada aplikasi SPSS 1.6. Karena

menurut DeCoster (2006) bahwa tes Kruskal Wallis hanya menunjukkan adanya perbedaan antar median dari kelompok yang diuji, sehingga diperlukan uji tambahan Mann Whitney U test yang akan menunjukkan hasil perbandingan dari dua kelompok. Tes ini dilakukan juga oleh Luft, Julie A, dkk (2003) yang menggunakan Mann Whitney U test setelah pengujian menggunakan Kruskal Wallis.


(34)

61

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan, dan analisis, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan jenjang kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan

reading infusion dan science reflective journal writing dengan siswa yang

mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan science reflective journal

writing.

2. Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan jenjang kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan

reading infusion dan science reflective journal writing dengan siswa yang

mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion.

3. Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan literasi sains, baik kemampuan knowing, applying, maupun reasoning antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion.

4. Terdapat perbedaan peningkatan yang sigifikan literasi sains pada kemampuan applying antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan science

reflective journal writing. Tetapi pada kemampuan knowing dan reasoning

tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan.


(35)

62

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam rangka meningkatkan penelitian ini, maka beberapa saran yang diajukan diantaranya.

1. Konten pada Reading Infusion (RI) merupakan materi esensial sebagai pengetahuan dasar untuk mengembangkan inkuiri dan untuk jenjang SMP sebaiknya digunakan untuk konten yang memiliki lebih banyak pengetahuan dasar sebagai pengetahuan awal siswa.

2. Untuk jenjang SMP sebaiknya menggunakan salah satu strategi tambahan saja dalam pembelajaran, seperti yang dilakukan terhadap kelas kontrol 1 yaitu strategi inkuiri ditambah RI dan kelas kontrol 2 yaitu strategi inkuiri ditambah SRJ saja.

3. Alolasi waktu harus diperhatikan, pembelajaran sebaiknya patuh waktu, karena jika terlalu lama dalam satu proses akan berakibat pada proses yang lain. Seperti proses praktikum dalam penelitian ini siswa terlalu memakan waktu lama, sehingga proses konfirmasi, evaluasi, dan pengisian SRJ terlalu singkat.

4. Presentasi sebaiknya dilakukan dengan menuliskan hasil percobaan siswa di dalam tabel yang disediakan oleh guru, sehingga siswa lebih mudah dalam membandingkan hasil percobaan yang telah dilakukan. Selain itu, jika percobaan yang dilakukan oleh kelompok berbeda, maka siswa sebaiknya mempresentasikan juga prosedur percobaannya sehingga siswa yang lain tahu.

5. Pertanyaan arahan dalam proses inkuri sebaiknya lebih jelas lagi, agar proses berinkuiri lebih cepat.

6. Proses konfirmasi yang melatihkan siswa untuk menghitung sebaiknya melibatkan siswa untuk menyelesaikan beberapa kasus lain.

7. Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk menganalisis mengapa terjadi perbedaan hasil percobaan.

8. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan di terhadap siswa yang telah terbiasa dengan inkuiri, atau kelas unggulan dari suatu sekolah, sehingga akan


(36)

63

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didapatkan gambaran apakah gabungan strategi inkuiri menggunkan RI dan SRJ berdampak lebih baik terhadap peningkatan literasi sains siswa.


(37)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ary, D. dkk. (2010). Introduction to Research in Education. USA: Wadswoth,

Cengage Learning.

DeBoer, G.E. (2000). Scientic Literacy: Another Look at Its Historical and

Contemporary Meanings and Its Relationship to Science Education Reform.

Journal of Research in Science Teaching Vol. 37, no. 6, PP.582-601(2000).[Online].Tersedia di:

http://web.nmsu.edu/~susanbro/eced440/docs/scientific_literacy_another_lo ok.pdf(16 September 2013)

DeCoster, Jamie. (2006). Testing Group DiÆerences using T-tests, ANOVA, and

Nonparametric Measures. Department of Psychology University of

Alabama. [Online]. Tersedia di:

http://www.stat-help.com/ANOVA%202006-01-11.pdf

Depdiknas. (2013). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Desi, T.L. (2012). Penerapan Strategi Problem Solving dengan Reading Infusion

untuk Meningkatkan Pencapaian hasil belajar dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi, Pendidikan Fisika, UPI.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


(38)

64

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DPSMP. (2007). TIMSS Indonesia. [Online]. Tersedia di:

http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian-bahan-ajar-materi-pembelajaran/ (20 Februari 2010).

Fang, Z & Wei, Y. (2010). Improving Middle School Students’ Science Literacy

Through Reading Infusion. The Journal of Educational Research, 103:262

273, 2010. [Online]. Tersedia di: Error! Hyperlink reference not valid. (13 September 2013)

Frankel. (2011). How to Design and Evaluate Research. New York Amerika: McGRAW-HILL INC.

Gök, T, dkk. (2010). TheEffect of Inquiry Strategies on Students’ Achievement,

Attitude and Motivation. Kolorado: Edvcatio Physicrum. [Online].

Tersedia: LAJPE (12 Oktober 2010).

Hewitt, P.G. (1993). Conceptual Physics. USA: Harper Collins College Publisher. Luft, Julie A., dkk. (2003). Contrasting Landscapes: A Comparison of the Impact

of Different Induction Programs on Beginning Secondary Science Teachers’

Practices, Beliefs, and Experiences. Journal of Research Science Teaching

VOL. 40, NO. 1, PP. 77–97 (2003).

Kathlee, Roth. dkk. (2007). What Science Teaching Looks Like: An International

Perspective. Science in the Spotlight – Science Tesching December 2006/January 2007 Volume 64 Number 4. (13 Oktober 2010)

Leipzig, D.H. (2001). What is reading? . WETA. [Online]. Tersedia: http://www.readingrockets.orgarticle352

M. Eckert, J. (2008). Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS):

international accountability and implication for science instruction. USA:


(39)

65

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Comparative and International Education Volume 3 Number 2 2008. www.wwwprds.co.uk/RCIE.

Martin, M.O. (2000). TIMSS 1999 International Science Report. [Online]. Tersedia http://tims.bc.edu/timss1999i/Science_achievement_report.html Martin, M.O. (2004). TIMSS 2003 International Science Report.[Online].

Tersedia http://tims.bc.edu/timss2003i/ScienceD.html

Martin, M.O., Mullis, I.V.S. (2011). TIMSS and PIRLS 2011 Progress Report.

Dublin: IEA General Assembly. [Online]. Tersedia:

http://www.iea.nlfileadminuser_uploadGeneral_Assembly52nd_GAGA52_ TIMSS_PIRLS_2011.pdf

Ministry of Education. (2007). Science Syllabus Lower Secondary Normal

(Tehnical). Singapura: Curriculum Planning & Development Design.

Ministry of Education. (2008). Science Syllabus Primary. Singapura: Curriculum Planning & Development Design.

Minium, E. dkk. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. USA: John Wiley & Sons, inc.

MOE. (____). Singapore Tops The Trends In International Mathematics and

Science Study (TIMSS) 2003. [Online]. Tersedia di: http://www.moe.gov.sg/media/press/2004/pr20041214.htm (20 Februari 2010)

Mullis, I.V.S. dkk. (2000). TIMSS 1999: International Mathematics Report. Boston: ISC.

Murbakara, R.P. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry dengan Strategi

Science Reflective Journal Writing dalam Meningkatkan Pencapaian hasil belajar Siswa SMP. Skripsi, Pendidikan Fisika, UPI.


(40)

66

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Novak, J. D., & Gowin, D. B. (1984). Learning How to Learn. New York: Camridge University Press. (15 Mei 2010)

Panggabean, L. (2001). Statistika Dasar. Jurusan Pendidikan Fisika–Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam–Universitas Pendidikan Indonesia.

Project 2061: Science fo All Americans. (1989). America: A Publication of the

American Physicological Society Vol. 32 No. 5. [Online]. Tersedia di: http://www.iiep.unesco.orgfileadminuser_uploadCap_Dev_TrainingTrainin g_MaterialsQualityQu_Mod1.pdf (13 September 2013)

Provasnik, dkk. (2009). U.S. Performance Across International Assessments of

Student Achievement: Special Supplement to The Condition of Education 2009 (NCES 2009-083). National Center for Education

Robinson, Francais P. Handout Southhern Illinois University Carbondale.

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaan Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Satu News. (2013). [Online]. Tersedia di:

http://www.satunews.com/read/20034/2013/03/20/maret-2013--hdi-indonesia-naik-tiga-peringkat--html

Selçuk, G.S. dkk. (2008). The Effects of Inquiry Instruction on Physics

Achievement, Inquiry Performance and Strategy Use. Latin American

Journal Physics Education volume 2 No. 3 September 2008.

Southern Illinois University Carbondale. SIUC Writing Center www.siu.edu/~write.[Online]. Tersedia di: Error! Hyperlink reference not


(41)

67

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Statistics, Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education. Washington, DC.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Tarlington, D. (2003). Bloom’s Revised Taxonomy. Presentation for Pupil Free

Day, July 14, 2003. [Online]. Tersedia di:

http://www.kurwongbss.eq.edu.au/thinking/Bloom/bloomspres.ppt(1 Juli 2011)

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2002). Pemerintah Balai Pustaka.

TIMSS 2011 Science Framework. (2011). [Online]. Tersedia di: http://timssandpirls.bc.edu/timss2011/downloads/TIMSS2011_Frameworks-Chapter2.pdf (15 September 2013)

TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights. (2011). Tersedia di:

http://www.acer.edu.audocumentsTIMSS-PIRLS_Australian-Highlights.pdf Toharudin, Uus., Hendrawati, Sri., Rustaman, Andrian. (2011). Membangun

Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Towndrow., Philip, A., dan Ling, Tan Aik. (2008). Promoting Inquiry Through

Science Reflective Journal Writing. Eurasian Journal of Mathematics,

Science & Technology Education 4(3), 279-283. [Online]. Tersedia di: http://www.ejmste.comv4n3EURASIA_v4n3_Towndrow

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

, Zeynep K., D kme, bilge. (2011). The Effect of Combining Analogy Based


(42)

68

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Students’ Understanding of Simple Electric Circuits. The Turkish Online Journal of Education Technology, Oktober 2011, Vol. 10 Issue 4.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel, W. S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Zhang, P, et.all. (2012). Effects of Play Practice on Teaching Table Tennis Skills. Journal of Teaching in Physical Education, Jan 2012, Vol. 31 Issue 1, p71.


(1)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ary, D. dkk. (2010). Introduction to Research in Education. USA: Wadswoth,

Cengage Learning.

DeBoer, G.E. (2000). Scientic Literacy: Another Look at Its Historical and

Contemporary Meanings and Its Relationship to Science Education Reform. Journal of Research in Science Teaching Vol. 37, no. 6,

PP.582-601(2000).[Online].Tersedia di:

http://web.nmsu.edu/~susanbro/eced440/docs/scientific_literacy_another_lo ok.pdf(16 September 2013)

DeCoster, Jamie. (2006). Testing Group DiÆerences using T-tests, ANOVA, and Nonparametric Measures. Department of Psychology University of Alabama. [Online]. Tersedia di: http://www.stat-help.com/ANOVA%202006-01-11.pdf

Depdiknas. (2013). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Desi, T.L. (2012). Penerapan Strategi Problem Solving dengan Reading Infusion untuk Meningkatkan Pencapaian hasil belajar dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi, Pendidikan Fisika, UPI.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


(2)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DPSMP. (2007). TIMSS Indonesia. [Online]. Tersedia di: http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian-bahan-ajar-materi-pembelajaran/ (20 Februari 2010).

Fang, Z & Wei, Y. (2010). Improving Middle School Students’ Science Literacy Through Reading Infusion. The Journal of Educational Research, 103:262– 273, 2010. [Online]. Tersedia di: Error! Hyperlink reference not valid.

(13 September 2013)

Frankel. (2011). How to Design and Evaluate Research. New York Amerika: McGRAW-HILL INC.

Gök, T, dkk. (2010). TheEffect of Inquiry Strategies on Students’ Achievement, Attitude and Motivation. Kolorado: Edvcatio Physicrum. [Online]. Tersedia: LAJPE (12 Oktober 2010).

Hewitt, P.G. (1993). Conceptual Physics. USA: Harper Collins College Publisher. Luft, Julie A., dkk. (2003). Contrasting Landscapes: A Comparison of the Impact

of Different Induction Programs on Beginning Secondary Science Teachers’ Practices, Beliefs, and Experiences. Journal of Research Science Teaching VOL. 40, NO. 1, PP. 77–97 (2003).

Kathlee, Roth. dkk. (2007). What Science Teaching Looks Like: An International Perspective. Science in the Spotlight – Science Tesching December 2006/January 2007 Volume 64 Number 4. (13 Oktober 2010)

Leipzig, D.H. (2001). What is reading? . WETA. [Online]. Tersedia: http://www.readingrockets.orgarticle352

M. Eckert, J. (2008). Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS): international accountability and implication for science instruction. USA: Peabody College, Vanderbilt University, USA, melalui Research in


(3)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Comparative and International Education Volume 3 Number 2 2008. www.wwwprds.co.uk/RCIE.

Martin, M.O. (2000). TIMSS 1999 International Science Report. [Online]. Tersedia http://tims.bc.edu/timss1999i/Science_achievement_report.html Martin, M.O. (2004). TIMSS 2003 International Science Report.[Online].

Tersedia http://tims.bc.edu/timss2003i/ScienceD.html

Martin, M.O., Mullis, I.V.S. (2011). TIMSS and PIRLS 2011 Progress Report. Dublin: IEA General Assembly. [Online]. Tersedia: http://www.iea.nlfileadminuser_uploadGeneral_Assembly52nd_GAGA52_ TIMSS_PIRLS_2011.pdf

Ministry of Education. (2007). Science Syllabus Lower Secondary Normal (Tehnical). Singapura: Curriculum Planning & Development Design.

Ministry of Education. (2008). Science Syllabus Primary. Singapura: Curriculum Planning & Development Design.

Minium, E. dkk. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. USA: John Wiley & Sons, inc.

MOE. (____). Singapore Tops The Trends In International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2003. [Online]. Tersedia di: http://www.moe.gov.sg/media/press/2004/pr20041214.htm (20 Februari 2010)

Mullis, I.V.S. dkk. (2000). TIMSS 1999: International Mathematics Report. Boston: ISC.

Murbakara, R.P. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry dengan Strategi Science Reflective Journal Writing dalam Meningkatkan Pencapaian hasil belajar Siswa SMP. Skripsi, Pendidikan Fisika, UPI.


(4)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Novak, J. D., & Gowin, D. B. (1984). Learning How to Learn. New York: Camridge University Press. (15 Mei 2010)

Panggabean, L. (2001). Statistika Dasar. Jurusan Pendidikan Fisika–Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam–Universitas Pendidikan Indonesia.

Project 2061: Science fo All Americans. (1989). America: A Publication of the American Physicological Society Vol. 32 No. 5. [Online]. Tersedia di: http://www.iiep.unesco.orgfileadminuser_uploadCap_Dev_TrainingTrainin g_MaterialsQualityQu_Mod1.pdf (13 September 2013)

Provasnik, dkk. (2009). U.S. Performance Across International Assessments of Student Achievement: Special Supplement to The Condition of Education 2009 (NCES 2009-083). National Center for Education

Robinson, Francais P. Handout Southhern Illinois University Carbondale.

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaan Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Satu News. (2013). [Online]. Tersedia di:

http://www.satunews.com/read/20034/2013/03/20/maret-2013--hdi-indonesia-naik-tiga-peringkat--html

Selçuk, G.S. dkk. (2008). The Effects of Inquiry Instruction on Physics Achievement, Inquiry Performance and Strategy Use. Latin American Journal Physics Education volume 2 No. 3 September 2008.

Southern Illinois University Carbondale. SIUC Writing Center www.siu.edu/~write.[Online]. Tersedia di: Error! Hyperlink reference not valid. (16 September 2013)


(5)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Statistics, Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education. Washington, DC.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Tarlington, D. (2003). Bloom’s Revised Taxonomy. Presentation for Pupil Free Day, July 14, 2003. [Online]. Tersedia di: http://www.kurwongbss.eq.edu.au/thinking/Bloom/bloomspres.ppt(1 Juli 2011)

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2002). Pemerintah Balai Pustaka.

TIMSS 2011 Science Framework. (2011). [Online]. Tersedia di: http://timssandpirls.bc.edu/timss2011/downloads/TIMSS2011_Frameworks-Chapter2.pdf (15 September 2013)

TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights. (2011). Tersedia di: http://www.acer.edu.audocumentsTIMSS-PIRLS_Australian-Highlights.pdf Toharudin, Uus., Hendrawati, Sri., Rustaman, Andrian. (2011). Membangun

Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Towndrow., Philip, A., dan Ling, Tan Aik. (2008). Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal Writing. Eurasian Journal of Mathematics, Science & Technology Education 4(3), 279-283. [Online]. Tersedia di: http://www.ejmste.comv4n3EURASIA_v4n3_Towndrow

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

, Zeynep K., D kme, bilge. (2011). The Effect of Combining Analogy Based Simulation and Laboratory Activities on Turkish Elementary School


(6)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Students’ Understanding of Simple Electric Circuits. The Turkish Online Journal of Education Technology, Oktober 2011, Vol. 10 Issue 4.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel, W. S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Zhang, P, et.all. (2012). Effects of Play Practice on Teaching Table Tennis Skills. Journal of Teaching in Physical Education, Jan 2012, Vol. 31 Issue 1, p71.