PENERAPAN STRATEGI INQUIRY MENGGUNAKAN READING INFUSION DAN SCIENCE REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN JENJANG KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMP.

(1)

KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN LITERASI

SAINS SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Fisika

Oleh

GINA GUSLIANA 1202040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP

Oleh

Gina Gusliana

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana

© Gina Gusliana 2014 Universitas Pendidikan Indoneia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

MENINGKATKAN JENJANG KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMP

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Dr. Setiya Utari, M.Si NIP. 196707251992032002

Pembimbing II,

Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd NIP. 195803011980021002

Mengetahui,

Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001


(4)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Strategi Inquiry Menggunakan Reading Infusion Dan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains

Siswa SMP Gina Gusliana

1202040

Pembimbing I : Dr. Setiya Utari, M.Si Pembimbing II : Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd

Program Studi Pendidikan Fisika, Sekolah Pascasarjana-UPI Abstrak

Literasi sains merupakan kemampuan yang dipandang penting untuk dilakukan seperti kemampuan knowing, applying, dan reasoning. Namun faktanya di lapangan kemampuan ini belum dilatihkan dengan baik, siswa belum dapat memberikan alasan ilmiah terhadap suatu peristiwa yang bersifat kontekstual. Hal ini didukung oleh hasil tes yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa masih rendah (TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights, 2011; hasil studi pendahuluan). Metode inkuiri memberikan sarana untuk melatihkan kemampuan-kemampuan tersebut, namun agar inkuiri terlaksana dengan baik dibutuhkan suatu strategi lain yaitu Strategi Reading Infusion (RI) dan Science Reflective Journal

Writing (SRJ) yang dapat memberikan pengetahuan mendasar untuk berinkuiri

dan melatihkan siswa dalam mengajukan pertanyaan. Penelitian dengan metode

quasy experiment desain Pretest and Postest Design with Matched Control Group

melibatkan tiga kelas dengan jumlah sampel 103 siswa, bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai cara yang dipandang lebih baik untuk melatihkan kemampuan literasi sains dan kemampuan kognitif untuk konten optik dan alat optik. Hasil analisis data dengan menggunakan Kruskal Wallis serta hasil uji lanjutan Mann Whitney U Test dengan

α

=0,05, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan jenjang kemampuan kognitif pada setiap kelas (p = 0,05), tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan knowing (0,896 > 0,05) dan reasoning (0,988 > 0,05), sedangkan kemampuan applying lebih meningkat secara signifikan menggunakan inkuiri ditambah strategi SRJ dibanding dengan menggunakan inkuiri ditambah RI juga SRJ (0,006 < 0,05 dan hasil uji lanjutan 0,002 < 0,05).

Kata Kunci: inquiry, jenjang kemampuan, kognitif literasi sains, Reading


(5)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Application of Inquiry Strategy Using Reading Infusion And Science Reflective Journal Writing To Improve Science Literacy Ability of Junior

High School Students Gina Gusliana

1202040

Supervisor I : Dr. Setiya Utari, M.Si Supervisor II : Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd Physics Education Study Program, Graduate School-UPI

Abstract

Scientific literacy is an ability to be seen as important as the ability of knowing, applying, and reasoning. But the fact is this capability has not been properly trained, the students have not been able to give a scientific reason to an event that is contextual. This is supported by the results of the tests which show that the ability of students' scientific literacy is still low (TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights, 2011; preliminary study results). Inquiry method provides a means to train these abilities, but that inquiry performing well requires by adding another strategy, namely Reading Strategies Infusion (RI) and Science Reflective Journal Writing (SRJ) that can provide basic knowledge to do inquiry lab and train students in asking questions. Research by the method quasy pretest and posttest experimental design with Matched Control Group Design involves three classes with a sample of 103 students, aims to provide an overview on how to better perceived ability to train scientific literacy and cognitive ability for content optics and optical devices. Results of data analysis using the

Kruskal-Wallis test and the results of the Mann Whitney U Test with α = 0.05, it was

found that there was no difference in the increase in the level of cognitive abilities in each class (p = 0.05), there was no difference in the increase in the ability of knowing (0.896 > 0.05) and reasoning (0.988> 0.05), while applying ability more significantly improved using the inquiry-plus strategy compared with the use of inquiry SRJ plus RI also SRJ (0.006 <0.05 and further test results 0.002 <0.05 ). Kata Kunci: cognitive ability, inquiry, Reading Infusion (RI), Science Reflective


(6)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II STRATEGI INQUIRY MENGGUNAKAN READING INFUSION DAN SCIECE REFLECTIVE JOURNAL WRITING KAITANNYA DENGAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA A. Metode Inquiry ... 9

B. Strategi Reading Infusion dan Science Reflective Journal Writing ... 10

C. Literasi Sains ... 13

D. Pencapaian Jenjang Kemampuan Kognitif ... 16

E. Kerangka Pemikiran ... 19

F. Matriks Pembelajaran ... 20

G. Kajian Materi Ajar ... 21

H. Asumsi dan Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek Penelitian ... 28

C. Desain Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Definisi Operasional ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Pengumpulan Data ... 33

H. Prosedur Penelitian ... 36


(7)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 61

B. Rekomendasi ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(8)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Domain Kognitif TIMSS... 15

2.2 Indikator Domain Kognitif TIMSS ... 15

2.3 Taksonomi Anderson ... 18

2.4 Matriks Pembelajaran... 20

3.1 Desain Penelitian ... 29

3.2 Interpretasi Reliabilitas Soal ... 35

3.3 Tabel ANOVA ... 39

4.1 Hasil Uji Normalitas terhadap Peningkatan Jenjang Kemampuan Kognitif Ketiga Kelas ... 43

4.2 Hasil Uji Hipotesis terhadap Peningkatan Jenjang Kemampuan Kognitif Ketiga Kelas ... 43

4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Knowing... 45

4.4 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Knowing ... 45

4.5 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Applying... 46

4.6 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Applying ... 47

4.7 Hasil Uji Lanjutan Kemampuan Applying ... 47

4.8 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Reasoning ... 48

4.9 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Reasoning ... 49

4.10 Profil Reading Infusion Kelas Eksperimen ... 49

4.11 Profil Reading Infusion Kelas Kontrol 1 ... 50

4.12 Profil Science Reflective Journal Writing Kelas Eksperimen ... 51

4.13 Profil Science Reflective Journal Writing Kelas Kontrol 2 ... 52

4.14 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 53

4.15 Profil LKS Siswa ... 54


(9)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Siklus Proses Science Reflective Journal Writing ... 13

3.1 Alur Penelitian ... 37

4.1 Grafik Peningkatan Jenjang Kemampuan Kognitif Setiap Kelompok ... 42

4.2 Grafik Kemampuan Knowing ... 44

4.3 Grafik Kemampuan Applying ... 46

4.4 Grafik Kemampuan Reasoning ... 48


(10)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kualitas sumber daya suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikan, yaitu dalam pembelajaran. Kualitas pembelajaran salah satunya berkaitan dengan kualitas membaca. Hal ini didukung oleh American Diploma Project tahun 2004, bahwa keterampilan membaca merupakan kunci sukses setelah pendidikan. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan siswa akan lebih berkembang. Sehingga dapat kita katakan bahwa kualitas membaca berbanding lurus dengan kualitas SDM.

Berdasarkan data International Education Achievement (IEA) yang meneliti kualitas mambaca anak-anak di 31 negara menunjukkan bahwa kualitas baca anak-anak Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 31 negara tersebut. Hal ini sangat mungkin terjadi karena indeks membaca Indonesia adalah 0,001, jadi dari seribu penduduk hanya satu yang memiliki minat baca tinggi. Berdasarkan fakta tersebut, tidak mengherankan jika Indonesia mempunyai indeks kualitas SDM (Human Development Index/ HDI) tahun 2013 hanya menempati peringkat ke-121 dari 185 negara.

Dari uraian di atas, membaca merupakan salah satu hal terpenting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kebiasaan membaca dapat dilatihkan di sekolah, dengan memberikan tugas membaca materi yang akan dipelajari.

Salah satu mata pelajaran di sekolah yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA berkaitan dengan sebuah proses mencari tahu tentang alam melalui proses penemuan, sehingga diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006:377). Melalui pembelajaran IPA, salah satunya Fisika yang merupakan cabang ilmu IPA, sangat diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata kepada


(12)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa berupa kegiatan penyelidikan dalam rangka menjelajahi dan memahami alam sekitar.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di salah satu SMP di Kabupaten Bandung, pembelajaran yang berlangsung masih bersifat informatif, tidak menghadirkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, kurang memberikan pengalaman nyata pada siswa, dan percobaan yang dilakukan bersifat verifikasi. Selain itu, peneliti juga melakukan studi pendahuluan menggunakan soal TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) yang merupakan salah satu literasi sains di level kelas VIII (Martin, Michael O & Mullis, Ina V.S, 2011). Dari pengujian soal-soal fisika TIMSS tahun 1999 dan 2003 tersebut, ternyata siswa masih mempunyai kelemahan pada kemampuan-kemampuan TIMSS tahun 2011, yaitu kemampuan pengetahuan (knowing) 43,33%, menerapkan (applying) 62%, mengemukakan alasan (reasoning) 55,91%. Jika dikaitkan dengan Taksonomi Anderson dan Krathwohl, siswa masih mempunyai kelemahan pada kemampuan kognitif. Kecenderungan pembelajaran seperti ini mungkin dialami oleh sekolah yang ada di Indonesia, sehingga prestasi Indonesia dalam aspek kemampuan kognitif di TIMSS pada bidang sains di level kelas VIII konten Fisika berada pada peringkat rendah.

Posisi Indonesia pada konten sains di TIMSS tahun terakhir ini berada pada peringkat 39 dari 45 negara (TIMSS-PIRLS_Australian-Highlights, 2011). Peringkat ini lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang berada pada peringkat 35 dari 48 negara (Provasnik, et all, 2009). Rendahnya posisi Indonesia dalam TIMSS dan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan ini mengakibatkan perlunya inovasi dalam pembelajaran sains, seperti proyek 2061 (Science for All

Americans, 1989) yang berfokus pada pencapaian literasi sains.

Dari negara-negara tertinggi TIMSS 2011, terdapat negara Singapura yang merupakan peringkat tertinggi TIMSS kelas VIII pada doamain konten sains. Domain dalam science curriculum framework Singapura meliputi pengetahuan, pemahaman aplikasi, keterampilan, dan proses serta budaya dan sikap. Salah satu metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum Singapura (CPDD dalam


(13)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Towndrow et.all, 2008) adalah science inquiry. Melalui inkuiri siswa akan melengkapi kemampuannya dalam hal kemampuan dan pemahaman untuk berinkuiri, sehingga siswa akan lebih siap untuk belajar. Pembelajaran secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) pun merupakan pembelajaran yang dianjurkan dalam kurikulum Indonesia, hal ini terlihat dalam latar belakang pembelajaran IPA di SMP pada kalimat terakhir dituliskan bahwa; “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup“. Sehingga, salah satu pembelajaran yang sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa adalah inkuiri.

Kemampuan literasi sains pada domain kognitif TIMSS terdiri dari kemampuan knowing, applying, dan reasoning. Kemampuan pengetahuan (knowing) terdiri dari: (1) mengingat (recall), (2) mendefinisikan (define), (3) mendeskripsikan (describe), (4) mengilustrasikan melalui contoh (ilustrate with

examples), dan (5) menggunakan alat/ prosedur (use tools and procedures). Pada

kemampuan knowing, inkuiri telah dapat meningkatkan setiap aspek tersebut, tetapi masih kekurangan pada aspek mengilustrasikan melalui contoh (ilustrate

with examples) yang ada dalam fenomena sehari-hari. Kemampuan menerapkan

(applying) terdiri dari: (1) membandingkan/ mengelompokkan (compare/

contrast/ classify), menggunakan model (use models), menghubungkan (relate),

menginterpretasi (interpret information), menemukan solusi (find solution), dan menjelaskan (explain). Kemampuan-kemampuan menerapkan (applying) tersebut telah dapat ditingkatan oleh pembelajaran inkuiri dengan baik. Sedangkan kemampuan mengemukakan alasan (reasoning) terdiri dari: (1) menganalisis (analyze/ solve problems), (2) menyintesis (integrate/ synthesize), (3) berhipotesis/ memprediksi (hypotesize/ predict), (4) mendesain/ merencanakan (design/ plan), (5) menyimpulkan (draw conclusion), (6) menyamaratakan (generalize), (7) menilai (evaluate), dan (8) menyungguhkan (justify). Pembelajaran inkuiri kurang dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan


(14)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alasan (reasoning) pada aspek menyintesis (integrate/ synthesize),

menyamaratakan (generalize), menilai (evaluate), dan menyungguhkan (justify). Karena terdapat aspek-aspek pada setiap kemampuan yang belum dapat difasilitasi oleh pembelajaran inkuiri, maka diperlukan beberapa strategi untuk dapat memfasilitasi kemampuan tersebut.

Strategi yang dapat memfasilitasi kemampuan-kemampuan yang kurang dapat difasilitasi oleh pembelajaran inkuiri diantaranya strategi reading infusion

(RI) dan science reflective journal writing (SRJ). Dalam rangka memberikan

contoh nyata pada kemampuan ilustrate with examples dan kemampuan syntesize, maka reading infusion adalah salah satu cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan memberikan bahan bacaan berupa fenomena nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep yang akan ia pelajari di awal pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk menyintesis apa yang ia dapatkan dari bacaan tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan integrate/

synthesize, generalize, evaluate, dan justify dapat dilakukan melalaui penggunaan

strategi SRJ, yaitu dengan cara menuliskan beberapa hal mengenai apa yang siswa ingin tanyakan, apa yang telah dipelajari, dan apa yang menjadi penyebab kegagalan yang siswa alami dalam pembelajaran. Selain itu, inkuiri pun sangat ditunjang oleh kemampuan bertanya, NSTA & AETS (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 25) menyatakan bahwa jantungnya inkuiri adalah kemampuan mengajukan pertanyaan dan mengidentifikasi penyelesaian masalah. Kemampuan ini juga dapat dibantu oleh strategi SRJ yang merupakan strategi yang dapat memfasilitasi kemampuan bertanya reflektif siswa, karena SRJ merupakan alat yang dapat mencatat aktivitas yang telah dilakukan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keraguan dan hambatan tentang sains. Dengan kata lain, SRJ merupakan alat komunikasi antara guru dengan siswa.

Beberapa penelitian sebelumnya yang mengadaptasi dari kedua penelitian diatas yaitu penelitian yang dilakukan oleh Murbakara (2011) mengenai SRJ dan Desi (2012) mengenai RI. Keduanya menunjukkan hasil yang baik, bahwa


(15)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keduanya sama-sama dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian untuk membandingkan apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi RI, SRJ, dan gabungannya menggunakan metode inquiry terhadap domain kognitif literasi sains siswa. Karena masalah ini muncul pada jenjang SMP, maka alat ukur acuan literasi sains yang digunakan adalah TIMSS.

Penelitian yang akan dilakukan penting untuk dilakukan mengingat SRJ maupun RI tidak umum digunakan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Untuk melatihkan kemampuan membaca dan membekali pengetahuan awal siswa maka dilakukan RI, kemudian dilakukan penulisan SRJ di akhir pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Maka, jenis penelitian yang akan dilakukan berupa penelitian eksperimen dengan menggunakan tiga kelas, dua kelas kontrol dengan satu kelas eksperimen. Kelas kontrol pertama mendapat perlakuan strategi inquiry menggunakan RI, kelas kontrol kedua mendapat perlakuan strategi inquiry menggunakan SRJ, sedangkan kelas eksperimen mendapat perlakuan strategi inquiry menggunakan RI dan SRJ.

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui strategi yang lebih baik, yang dapat menghasilkan peningkatan kemampuan kognitif dan literasi sains yang lebih tinggi. Selain itu, kemampuan-kemampuan yang didapat oleh siswa yaitu kemampuan inquiry, kemampuan bertanya, pemahaman konsep, cara melakukan eksperimen, dan cara/ metode untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai pengaruh strategi inquiry dengan reading infusion, strategi inquiry dengan science

reflective journal writing, dan strategi inquiry dengan gabungan reading infusion

dan science reflective journal writing terhadap literasi sains siswa, dengan judul penelitian: “Penerapan Strategi Inquiry Menggunakan Reading Infusion dan Science Reflective Journal Writing untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif


(16)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini:

1. Studi internasional untuk menguji literasi sains pada tingkat SMP kelas VIII adalah TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). TIMSS dalam penelitian ini dibatasi pada domain konten fisika dan domain kognitif TIMSS tahun 2011.

2. Peningkatan literasi sains dilihat dari perbedaan antara postest dengan pretest pada setiap domain kognitif TIMSS. Kemudian diuji signifikansinya menggunakan uji hipotesis.

3. Kemampuan kognitif yang diukur dalam penelitian ini dibatasi pada jenjang kemampuan mengingat (C1) sampai dengan kemampuan menganalisis (C4). 4. Peningkatan kemampuan kognitif dilihat dari perbedaan antara postest dengan

pretest pada setiap domain kognitif TIMSS. Kemudian diuji signifikansinya menggunakan uji hipotesis.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan literasi

sains siswa dibandingkan dengan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan strategi inquiry menggunakan science reflective journal writing?”.

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dijabarkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan


(17)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion?

3. Bagaimana perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion?

4. Bagaimana perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan science reflective journal writing?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science

reflective journal writing lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan literasi

sains siswa dibandingkan dengan strategi inquiry menggunakan reading infusion, dan strategi inquiry menggunakan science reflective journal writing. Sedangkan tujuan khusunya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion.

2. Mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan


(18)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion.

4. Mengetahui perbandingan peningkatan literasi sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry menggunakan reading infusion dan

science reflective journal writing dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran inquiry menggunakan science reflective journal writing. E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dapat memberikan bukti tentang potensi strategi pembelajaran inquiry menggunakan reading Infusion, science reflective journal

writing, dan gabungannya dalam meningkatkan literasi sains siswa dan

kemampuan inquiry, yang nantinya dapat memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti: pendidik, pelajar, para peneliti, dan para tenaga kependidikan lainnya yang tekait dengan pembelajaran IPA fisika.


(19)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 BAB II

STRATEGI INQUIRY MENGGUNAKAN READING INFUSION DAN SCIENCE REFLECTIVE JOURNAL WRITING KAITANNYA DENGAN

LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

A. Metode Inquiry

Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:

1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar.

2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya.

3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga untuk belajar.

5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.

7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Harlen (Towndrow et.all, 2008) mengungkapkan bahwa “Inquiry science examines the need to allow students to improve their ideas as they encounter new


(20)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

and conflicting evidence”. Sehingga melalui metode inkuiri siswa dapat mempunyai kemampuan untuk menjadi peneliti.

Mengacu pada National Science Education Standards (NRC) tahun 1996 (Towndrow et.all, 2008), pembelajaran menggunakan inkuiri meliputi tahap berikut:

1. Mengidentifikasi dan bertanya (identifying and asking questions);

2. Mendesain dan melakukan percobaan (designing and conducting

experiments);

3. Menganalisis data dan fakta (analyzing data and evidence);

4. Menggunakan model dan penjelasan (using models and explanations);

5. Mengkomunikasikan temuan (communicating findings).

B. Strategi Reading Infusion dan Science Reflective Journal Writing (SRJ)

Strategi menurut Sanjaya (2009) merupakan sebuah rencana tindakan yang penggunaan metode dan sumber daya dalam pembelajaran dengan mengacu pada sebuah tujuan tertentu. Menurut Mayer (Warsita, 2008: 284) terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk pemilihan strategi pembelajaran, salah satunya memilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan yang diharapkan.

1. Reading Infusion

Membaca merupakan sebuah proses membangun makna melalui interaksi yang dinamis antara, pengetahuan pembaca yang ada, informasi yang disarankan oleh teks yang dibaca, dan situasi membaca. Pendapat lain yang mendukung terhadap pendapat tersebut diungkapkan oleh Leipzig (2001), bahwa membaca adalah proses beragam yang melibatkan pengenalan kata, pemahaman, kelancaran, motivasi, dan cara mengintegrasikan aspek-aspek tersebut untuk membuat makna dari sebuah tulisan.

Reading infusion merupakan sebuah bacaan yang mempunyai keistimewaan

dalam strategi pemahaman dan kegunaan teks bacaan. Seperti menurut Artley (Fang, 2010) bahwa ide pengajaran membaca pada materi seperti sains tidak perlu


(21)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usaha baru, tetapi dengan cara mengoperasionalkan ide yang berfokus pada dua komponen utama yaitu mengajar strategi pemahaman dan membangun domain pengetahuan melalui kata/ konsep yang terkait. Melalui reading infusion kesempatan siswa untuk berhasil akan lebih baik karena reading infusion meminimalisir kekhawatiran guru tentang waktu pembelajaran dan pengetahuan siswa tentang membaca.

Terdapat teknik membaca sistematik dalam mengatur proses membaca yang dapat meningkatkan pemahaman. Teknik ini salah satunya adalah SQ3R (Survey,

Question, Read, Recite, Review) yang dikemukakan oleh Francais P. Robinson

(dalam handout Southern Illinois University Carbondale). Tahapan SQ3R secara terperinci adalah sebagai berikut.

a. Pemeriksaan (Survey)

Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum membaca sebelum memulai membaca per kata. Survey menganjurkan untuk terlebih dahulu membaca paragraf pengantar, judul, ringkasan, tabel, dan gambar untuk mendapatkan ide utama. Jika bacaan tidak mempunyai pengantar, survey dapat dilakukan dengan membaca awal dan akhir paragraf.

b. Pertanyaan (Question)

Tahap ini dilakuakan untuk memfokuskan perhatian pada informasi penting pada suatu bagian dengan memikirkan apa yang ditemukan melalui tahap survey. Pertanyaan dapat dibentuk dari judul, tetapi terkadang judul saja tidak akurat sehingga dibutuhkan pertanyaan lain. Belajar untuk mengembangkan pertanyaan menuntut pembaca harus membaca untuk mendapat jawaban. Untuk mengembangkan pertanyaan, hindari pertanyaan yang tertutup yang hanya mempunyai dua pilihan jawaban. Latihlah membuat pertanyaan yang mencari kemungkinan subpoin, hubungan, dan pengembangan subjek.

c. Membaca (Read)

Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang telah disusun sebelumnya. Buatlah proses ini menjadi tidak pasif, tetapi berpola setiap baris, namun tetap aktif untuk menjawab pertanyaan yang sudah diajukan.


(22)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menceritakan kembali (Recite)

Tahap ini dilakuakan untuk menguji apakah pembaca telah mengerti materi. Menceritakan kembali (recite) menggunakan kata-kata sendiri. Tiga hal yang perlu diingat dalam melakukan recite, yaitu: (1) jangan mencatat sebelum bacaan secara keseluruhan dibaca; (2) catatan ditulis berdasarkan memori pikiran bukan dari buku; (3) catatan ditulis dalam kata-kata sendiri dan singkat.

e. Mengulas (Review)

Tahap ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa pembaca telah memahami bacaan. Pengulasan dapat terdiri dari menyebutkan/ menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan sebelumnya atau memeriksa catatan kemudian memeriksa memori mengenai materi tersebut. Lakukan review pada interval waktu tertentu, misalnya tak lama setelah baca sehingga memori kita lebih lama mengenai materi yang dibaca.

Melalui SQ3R pembaca akan mencapatkan beberapa hal, yairu: (1) memilih hal apa yang ingin diketahui; (2) memahami ide bacaan dengan cepat; (3) memperbaiki pemahaman yang ada dalam memori; dan (4) mengulas untuk tujuan ujian.

2. Metode Science Reflective Journal (SRJ)

Science merupakan tubuh dari pengetahuan mengenai alam yang meliputi

pengumpulan, penemuan, usaha, pengetahuan, dan kebijaksanaan setiap manusia (Hewitt, 1993: 1). Sedangkan refleksi merupakan sebuah kegiatan kognitif yang memungkinkan siswa untuk mengevaluasi pengalaman melihat kebelakang dan merencanakan massa depan (Towndrow, 2008). Science reflective journal writing

(SRJ) telah sukses meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa melalui

inkuiri. SRJ menurut Towndrow et all (2008) memberikan pengalaman kepada siswa untuk dapat mengidentifikasi dan merekam apa yang telah dipelajari. Dalam prakteknya, Towndrow (2008: 280) meminta siswa membuat SRJ dalam waktu lima menit dengan pertanyaan sebagai berikut:


(23)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Question I have about today’s lesson b. Something I have learned today

c. Some thought-provoking incident in class today.

SRJ melatihkan kemampuan bertanya siswa. Maka dalam pembelajarannya, beberapa pertanyaan yang diajukan guru dijawab secara langsung di dalam kelas bersama siswa, dan yang lainnya dijawab dalam kelompok. Untuk tujuan

schaffold, guru meminta siswa mencari berbagai sumber dari internet, jurnal,

maupun perpustakaan. Selain itu, orang tua juga membantu siswa dalam menindaklanjuti keterampilan tersebut.berikut merupakan gambar siklus proses SRJ yang diungkapkan oleh Towndrow (2008: 281).

C. Literasi Sains

Literasi sains dalam bahasa latin merupakan gabungan dua kata yaitu literatus yang berarti huruf, melek huruf, atau berpendidikan, dan scientia yang berarti kemampuan. Menurut Paul DeHart dalam sebuah artikel Educational Leadership dan Morris Shamos (DeBoer, 2000), mengungkapkan bahwa science literacy merupakan tujuan baru dari pendidikan sains yang memberikan pengetahuan

Gambar 2.1 Siklus proses Science Reflective Journal Writing Sumber: www.ejmste.com


(24)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai manfaatan dan kerugian dalam hal sikap terhadap pemahaman sains dan aplikasinya. Organisation for Economic Co-Operation and Development's (OECD) mengungkapkan bahwa literasi sains merupakan: "the capacity to use

scientific knowledge, to identify questions and to draw evidence-based conclusions in order to understand and help make decisions about the natural world and the changes made to it through human activity."

Dari beberapa pendapat tersebut penulis mengartikan literasi sains sebagai sebuah kemampuan ilmiah untuk mencapai suatu tujuan dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga studi internasional yang telah dipercaya sebagai intrumen untuk menguji kompetensi global pada kemampuan membaca, matematika, dan sains, yaitu PIRLS, TIMSS dan PISA (Toharudin, Hendrawati & Rustaman, 2011:8).

1. PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) adalah studi literasi membaca yang dirancang untuk mengetahui kemampuan peserta didik sekolah dasar dalam memahami bermacam ragam bacaan. Penilaiannya difokuskan pada dua tujuan membaca yang sering dilakukan peserta didik, baik membaca di sekolah maupun di rumah. Hasil penelitian PIRLS pada 2006, dengan rerata kemampuan membaca peserta didik Indonesia hanya mencapai skor 405.

2. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) untuk pertamakalinya diselenggarakan pada tahun 1995. TIMSS diselenggarakan setiap empat tahun sekali yang ditujukan untuk level kelas 4 dan 8. TIMSS bertujuan untuk mengungkapkan pencapaian matematika dan sains, gambaran pembelajaran pada konten matematika dan sains, juga meningkatkan belajar dan mengajar matematika dan sains.

3. PISA (Program for International Assessment of Sudent) pertamakali diselenggarakan pada tahun 2000. PISA diadakan setiap tiga tahun sekali yang ditujukan untuk level siswa usia 15 tahun. Tujuan diselenggarakannya PISA yaitu untuk menjaring keterampilan literasi para siswa di


(25)

masing-Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masing negara, memantapkan benchmark untuk peningkatan pendidikan, dan memahami kekuatan dan kelemahan relatif dari sistem pendidikan.

Maka, dengan melihat perbandingan setiap literasi sains diatas, literasi yang cocok diterapkan pada jenjang pendidikan SMP kelas VIII sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu TIMSS.

TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) adalah studi internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa sekolah lanjutan tingkat pertama, yaitu pada tingkat 4 dan 8. TIMSS diselenggarakan oleh IEA (The

International Association for the Evaluation of Educational Achievement) di

Amsterdam, Belanda. TIMSS diselenggarakan setiap empat tahun sekali. TIMSS pertama kali dilakukan pada tahun 1995, dan paling terakhir pada tahun 2011. Selain menilai prestasi matematika dan sains, TIMSS juga mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan sekolah, kurikulum, dan pembelajaran. Periode empat tahunan antara pengumpulan data pertama dan kedua menunjukkan bahwa populasi siswa yang awalnya berada di kelas empat akan berada di kelas delapan. Pengembangan ini akan memungkinkan negara-negara peserta TIMMS untuk membandingkan performansi siswa pada saat kelas empat dengan pada saat mereka berada di kelas delapan.

Dasar penilaian dalam TIMSS khususnya sains dikategorikan ke dalam dua domain, yaitu domain isi dan domain kognitif. Domain isi sains meliputi: Biologi, Kimia, Fisika, dan Ilmu Bumi. Sedangkan domain kognitif, baik untuk matematika maupun untuk sains dari tahun ke tahun mengalami perubahan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Domain kognitif TIMSS TIMSS tahun 1999 TIMSS tahun

2003

TIMSS tahun 2007

TIMSS tahun 2011

Understanding in simple information

Factual knowledge

Knowing Knowing

Understanding in

complex informatin

Conceptual understanding

Applying Applying

Theorizing, analysis, and inquiry

Reasoning and analysis


(26)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Process

Investigating the natural world

Dimensi kognitif yang akan diteliti terdiri dari tiga domain yaitu:

knowing, applying, dan reasoning. Indikator setiap domain tersebut disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 2.2 Indikator domain kognitif TIMSS

Knowing Applying Reasoning

recall/ recognize compare/contrast/classify analyze/solve problems

define use models integrate/synthesize

describe relate hypothesize/predict

ilustrate with examples interpret information design/plan use tools and procedures find solutions draw conclusion

explain generalize

evaluate justify

Tujuan IEA mengadakan TIMSS adalah memahami keterkaitan antara:

intended curriculum (what policy requires); implemented curriculum (what is taught in schools); dan achieved curriculum (what students learn). Sehingga, hasil

studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Dengan melihat prestasi setiap negara dalam TIMSS, Singapura merupakan Negara yang menduduki peringkat pertama pada konten sains. Meninjau pembelajaran yang diajarkan pada negara Singapura, dalam pembelajarannya Singapura menggunakan hubungan fakta dan kehidupan nyata. Dengan memberikan siswa sedikit ide utama, memungkinkan siswa untuk belajar lebih aplikatif, terutama untuk melakukan pembelajaran yang membangun hubungan antara ide dan fakta.

D. Pencapaian Jenjang Kemampuan Kognitif

Pencapaian jenjang kemampuan kognitif yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif yang dikemukakan oleh Anderson dalam Taksonominya.


(27)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut adalah kemampuan kognitif yang diungkapkan oleh Anderson (Tarlington, 2003).

1. Mengingat

Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan, dan pengenalan. 2. Memahami

Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhanakan, dan membuat perhitungan.

3. Menerapkan

Memahami kapan-mengapa menerapkan dan mengenali pola penerapan dalam situasi baru.

4. Menganalisis

Memecahkan ke dalam bagian, bentuk, dan pola. 5. Menilai

Menilai berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa. 6. Menciptakan

Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk/ pola yang sebelumnya kurang jelas.

Kata kerja operasional yang digunakan oleh Taksonomi Anderson dapat dilihat pada tabel di bawah ini


(28)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 2.3 Taksonomi Anderson Mengingat (C1) Memahami (C2) Menerapkan (C3) Menganalisis (C4) Menilai (C5) Menciptakan (C6) Memilih Menguraikan Mendefinisikan Memberi label Mendaftar Menempatkan Memadankan Mengingat Menamakan Menghilangkan Mengutip Mengenali Menentukan Menyatakan Menggolongkan Mempertahankan Mendemonstrasikan Membedakan Menerangkan Mengekspresikan Mengemukakan Memperluas Memberi contoh Menggambarkan Menunjukkan Mengaitkan Menafsirkan Menaksir Mempertimbangkan Memadankan Membuat ungkapan Mewakili Menyatakan kembali Menulis kembali Menentukan Merangkum Mengatakan Menerjemahkan Menjabarkan Menerapkan Menentukan Mendramatisasikan Menjelaskan Mengeneralisasikan Memperkirakan Mengelola Mengatur Menyiapkan Menghasilkan Memproduksi Memilih Menunjukkan Membuat sketsa Menyelesaikan Menggunakan Menganalisis Mengategorikan Mengelompokkan Membandingkan Membedakan Mengunggulkan Mendiversifikasikan Mengidentifikasi Menyimpulkan Membagi Merinci Memilih Menentukan Menunjukkan Melaksanakan survei Menghargai Mempertimbangkan Mengkritik Membandingkan Memilih Menentukan Menggabungkan Mengkombinasikan Mengarang Mengkontruksi Membangun Menciptakan Mendesain Merancang Mengembangkan Melakukan Merumuskan Membuat hipotesis Menemukan Membuat Mempercantik Mengawali Mengelola Merencakan Memproduksi Memainkan peran Menentukan


(29)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Kerangka Pemikiran

Kemampuan literasi sains pada domain kognitif TIMSS terdiri atas kemampuan knowing, applying, dan reasoning. Beberapa aspek dari setiap kemampuan tersebut telah dapat ditingkatkan melalui pembelajaran inquiry, tetapi masih terdapat aspek yang belum dapat ditingkatkan, seperti aspek ilustrate with

examples pada kemampuan knowing, aspek integrate/ synthesize, generalize, evaluate, dan justify pada kemampuan reasoning. Oleh karena itu,diperlukan

beberapa strategi untuk dapat memfasilitasi kemampuan tersebut. Strategi yang dapat memfasilitasi kemampuan-kemampuan yang kurang dapat difasilitasi oleh pembelajaran inkuiri diantaranya strategi reading infusion dan science reflective

journal writing (SRJ).

Reading infusion dapat digunakan sebagai bahan bacaan berupa fenomena

nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep yang akan ia pelajari di awal pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk membuat sintesis dari bacaannya, sehingga reading infusion dapat meningkatkan aspek ilustrate with examples dan syntesize. Sedangkan science reflective journal

writing dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan integrate/ synthesize, generalize, evaluate, dan justify, yaitu dengan cara menuliskan beberapa hal

mengenai apa yang siswa ingin tanyakan, apa yang telah dipelajari, dan apa yang menjadi penyebab kegagalan yang siswa alami dalam pembelajaran. Selain itu, strategi science reflective journal writing juga dapat memfasilitasi kemampuan bertanya reflektif siswa, karena science reflective journal writing merupakan alat yang dapat mencatat aktivitas yang telah dilakukan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keraguan dan hambatan tentang sains. Dengan kata lain, SRJ merupakan alat komunikasi antara guru dengan siswa.


(30)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Matriks Pembelajaran

Tabel 2.4 Matriks pembelajaran Strategi Pembelajaran Langkah-Langkah Stategi Pembelajaran Kemampuan TIMSS yang dilatihkan Reading

infusion

Bahan bacaan berupa aplikasi optik dalam kehidupan sehari-hari

Menggunakan teknik SQ3R untuk dapat memahami ide bacaan dengan cepat dan tepat

Diberikan pertanyaan contoh penerapan lain dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep yang akan diajarkan.

Melaporkan hasil bacaan yang terdiri dari survey, question, recite.

 Mengilustrasikan melalui contoh

Menyintesis

Inkuiri Mengidentifikasi dan bertanya (identifying and asking questions); Mendesain dan melakukan percobaan

(designing and conducting experiments);

Menganalisis data dan fakta (analyzing data and evidence);

Menggunakan model dan penjelasan (using models and explanations); Mengkomunikasikan temuan

(communicating findings).

 Mengingat; mendefinisikan; mendeskripsikan  Menggunakan alat/

prosedur; menemukan solusi; mendesain; berhipotesis/ berprediksi  Membandingkan; menginterpretasi informasi;  Menggunakan model, menjelaskan, menyimpulkan Science reflective journal writing

Mengajukan pertanyaan terkaitdengan: Pertanyaan yang ingin saya tanyakan. Apa yang telah saya pelajari.

Hal-hal yang menjadi sebab kegagalan hari ini.

Menilai


(31)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Kajian Materi Ajar Kompetensi Inti :

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar :

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan,percobaan, dan berdiskusi 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi melaksanakan

3.6 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, struktur mata pada hewan, dan prinsip kerja alat optik


(32)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6 Membuat laporan hasil penyelidikan tentang pembentukan bayangan pada cermin dan lensa

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Jumlah jam pelajaran : 8 JP (8 x 40 menit)

Topik 1: Sifat-sifat Cahaya dan Pemantulan pada Cermin Datar (2 JP) Beberapa sifat-sifat cahaya adalah merambat lurus, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, mengalami disperse, dan mengalami polarisasi.

Pembentukan bayangan pada cermin datar adalah tegak, ukurannya sama besar, jarak sama panjang, dan kanan-kiri terbalik. Pembentukan bayangan ini dapat dijelaskan melalui Hukum Snellius tentang pemantulan, bahwa:

 sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berada pada satu bidang datar;  sudut datang sama dengan sudut pantul.

Jika tersedia dua buah cermin datar yang membentuk sudut, maka bayangan yang terjadi tidak akan selalu berjumlah satu, tetapi bergantung pada sudut antara kedua cermin tersebut.

Topik 2: Pemantulan pada Cermin Lengkung (2 JP)

Cermin lengkung terdiri dari sebuah titik fokus (titik api) berjumlah satu buah. Cermin lengkung terdiri dari dua macam, yaitu cermin cekung dan cermin cembung. Keduanya mempunyai sifat yang berbeda. Cermin cekung bersifat mengumpulkan berkas cahaya (konvergen) dan jarak titik fokusnya bernilai positif (karena berada di depan cermin), sedangkan cermin cembung bersifat menyebarkan berkas cahaya (divergen) dan jarak titik fokusnya bernilai negatif (karena berada di belakang cermin). Pembentukan bayangan oleh cermin cekung dan cembung dapat dianalisis menggunakan sinar-sinar istimewa, yang sebenarnya merupakan penerapan dari Hukum Snellius.

Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:

 Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.


(33)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.

 Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui pusat kelengkungan cermin.

Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu:

 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus.

 Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan seolah-olah sejajar dengan sumbu utama.

f M

O O f

M

O f

M

O f


(34)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui pusat kelengkungan cermin.

Pembentukan bayangan dapat dilukiskan sedikitnya menggunakan dua sinar istimewa.

Selain melalui sinar istimewa, sifat bayangan juga dapat ditentukan menggunakan persamaan , dengan adalah jarak titik fokus, adalah jarak benda, dan adalah jarak bayangan dari pusat.

Topik 3: Hukum Snellius tentang Pembiasan (2 JP)

Cahaya akan mengalami pembiasan jika melewati medium yang berbeda indeks biasnya. Jika sinar datang dari medium yang rapat ke medium yang renggang, maka akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sedangkan jika sinar cahaya datang dari medium yang renggang ke medium yang rapat, maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Snellius tentang pembiasan.

f M

O

f M


(35)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Topik 4: Pembiasan pada Lensa (2 JP)

Lensa mempunyai dua titik fokus. Lensa yang banyak digunakan adalah lensa lengkung, yaitu lensa cembung dan cekung. Lensa cembung bersifat konvergen dan mempunyai jarak fokus yang bernilai positif. Sedangkan lensa cekung bersifat divergen dan mempunyai jarak fokus yang bernilai negative.

Sama halnya dengan cermin, bayangan pada lensa dapat dilukiskan menggunakan dua sinar dari tiga sinar istimewa.

Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung, yaitu:

F1 F2 R2

R1 O

_

F1 F2 R2

R1 O

_

F1 F2 R2

R1 O

_

Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus.

Sinar datang menuju titik fokus akan dibiaskan seolah-olah sejajar dengan sumbu utama.

Sinar datang melalui pusat kelengkungan lensa akan dibiaskan kembali.

rapat

renggang

renggang


(36)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung, yaitu:

H. Asumsi dan Hipotesis

Asumsi dalam penelitian ini bahwa metode inquiry dikombinasikan dengan reading infusion dan SRJ akan lebih baik dalam meningkatkan literasi sains siswa dibanding dengan strategi inquiry dikombinasikan dengan reading

infusion saja, stategi inquiry dikombinasikan dengan SRJ saja. Melalui reading infusion siswa akan mempunyai informasi sekaligus pengetahuan awal sebelum ia

belajar di kelas, juga melalui membaca siswa akan memperoleh kekuatan bagaimana cara dan proses berpikir. Setelah siswa memiliki pengetahuan/ informasi, siswa dapat menemukan konsep dan menerapkannya dalam beberapa masalah menggunakan strategi inquiry. Kemudian kemampuan siswa terutama pada kemampuan bertanya pun akan meningkat karena pada akhirnya siswa

F2 F1 R1

R2 O

+

F2 F1 R1

R2 O

+

F2 F1 R1

R2 O

+

Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus

Sinar datang melalui titik focus akan dibiaskan sejajar dengan sumbu uatama.

Sinar datang melalui pusat kelengkungan lensa akan dibiaskan kembali.


(37)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat sebuah jurnal SRJ yang memfasilitasi keingintahuan siswa mengenai apa yang ia pelajari dan apa yang ia ingin ketahui selanjutnya.

Dari asumsi diatas, maka hipotesis penelitiannya sebagai berikut.

a. Penggunaan strategi inquiry menggunakan gabungan reading infusion dan SRJ lebih meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMP dibandingkan dengan penggunaan strategi inquiry menggunakan reading infusion.

Maka, jika dibuat dalam bentuk hipotesis statistik menjadi:

b. Penggunaan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan SRJ lebih meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMP dibandingkan dengan penggunaan strategi inquiry menggunakan SRJ.

Maka, jika dibuat dalam bentuk hipotesis statistik menjadi:

c. Penggunaan strategi inquiry menggunakan gabungan reading infusion dan SRJ lebih meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP dibandingkan dengan penggunaan strategi inquiry menggunakan reading infusion.

Maka, jika dibuat dalam bentuk hipotesis statistik menjadi:

d. Penggunaan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan SRJ lebih meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP dibandingkan dengan penggunaan strategi inquiry menggunakan SRJ.

Maka, jika dibuat dalam bentuk hipotesis statistik menjadi:


(38)

28 Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif karena peneliti mengadakan suatu perlakuan terhadap sampel, yaitu menguji strategi yang paling baik dalam meningkatkan literasi sains. Peneliti menggunakan metode quasy

experiment karena terdapat beberapa faktor luar yang tidak dapat dikontrol oleh

peneliti.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu SMP di Kabupaten Bandung kelas VIII. Penelitian ini memerlukan tiga kelas sedangkan kelas yang ada berjumlah sepuluh kelas, maka dilakukan pengambilan sampel dengan teknik randomize matching

cluster sampling (Ary et.all, 2010). Pemilihan subjek penelitian tidak merubah

kelas, tetapi menggunakan kelas yang sebelumnya telah terbentuk. Tahap pertama adalah mencocokkan setiap kelas dengan variabel yang relevan dalam hal ini pretest. Dalam penelitian ini adalah kelas VIII di enam kelas yang memiliki guru IPA yang sama. Setelah didapatkan skor pretest dari keenam kelas tersebut kemudian diuji homogenitasnya menggunakan uji Barlett (Sudjana, 2005: 261) karena subjek yang diuji homogenitasnya terdiri dari tiga varians dengan tahapan sebagai berikut.

1. Menentukan varians gabungan

2. Menghitung nilai Barlett

3. Menghitung nilai


(39)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mencari nilai dari tabel ( )

5. Mengkonsultasikan dengan . Dengan kriteria varians homogen jika: < .

Subjek yang terpilih adalah subjek yang mempunyai karakteristik yang sama yaitu ketiga kelas sama-sama homogen. Hasil uji homogenitas setiap kelas dapat dilihat pada Lampiran 3.1. Dari hasil uji homogenitas tersebut didapatkan bahwa semua pasangan kelas homogen. Setelah didapatkan tiga kelas, ketiga kelas dipilih secara acak untuk menentukan perlakuan yang akan didapatkan.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan membandingkan tiga kelas yang telah dicocokkan (matched) dan variabel independen merupakan peningkatan tes padanan TIMSS, maka desain yang akan digunakan adalah Pretest and Postest Design with

Matched Control Group seperti yang dilakukan oleh dan D kme (2011).

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen OK, OT X1 OK, OT

Kontrol I OK, OT X2 OK, OT

Kontrol II OK, OT X3 OK, OT

Dengan: OK adalah tes kemampuan jenjang kogntif OT adalah tes kemampuan literasi sains siswa

X1 adalah perlakuan penggunaan strategi pembelajaran inquiry menggunakan RI dan SRJ

X2 adalah perlakuan penggunaan strategi pembelajaran inquiry menggunakan RI

X3 adalah perlakuan penggunaan strategi pembelajaran inquiry menggunakan SRJ


(40)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini membandingkan peningkatan literasi sains pada domain kognitif dan jenjang kemampuan kognitif siswa dengan beberapa kombinasi strategi, yang terdiri dari inquiry, RI, dan SRJ, maka variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran inkuiri. Sedangkan variabel terikatnya adalah literasi sains siswa pada domain kognitif dan jenjang kemampuan kognitif siswa.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dibawah ini bertujuan untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.Strategi inquiry yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC dalam National Science Education Standards tahun 1996 (Towndrow et.all, 2008), yang meliputi lima tahapan, yaitu: (1) mengidentifikasi dan bertanya (identifying and asking questions); (2) mendesain dan melakukan percobaan (designing and conducting experiments); (3) menganalisis data dan fakta (analyzing data and evidence); (4) menggunakan model dan penjelasan (using models and explanations); (5) mengkomunikasikan temuan (communicating findings). Keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui lembar observasi guru dan siswa.

2.Strategi inquiry menggunakan reading infusion dalam pelaksanaannya siswa diberi tugas untuk memahami teks bacaan berhubungan dengan materi atau konsep yang akan dipelajari dengan menggunakan teknik SQ3R (survey,

question, read, recide, dan review) yang diungkapkan oleh Francais P.

Robinson. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa diminta melaporkan pemahaman dari bacaannya yang meliputi survey, question, dan recite, barulah pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC. Maka akan didapat hasil baca siswa dalam bentuk tertulis. Hasil baca tadi akan menjadi profil reading infusion siswa. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui lembar observasi guru dan siswa.


(41)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.Strategi inquiry menggunakan science reflective journal writing (SRJ) pada pelaksanaannya siswa belajar mengenai materi atau konsep menggunakan metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC, kemudian siswa diminta membuat SRJ pada buku catatan SRJ yang diungkapkan oleh Towndrow (2008) mengenai pembelajaran yang telah dilakukan selama 5 menit di akhir pembelajaran. SRJ tersebut meliputi: (1) sesuatu yang dipelajari hari ini, (2) pertanyaan yang ingin siswa kemukakan, dan (3) hal-hal yang memicu ketidaksuksesan belajar siswa hari ini. Pertanyaan yang telah siswa laporkan dalam SRJ, sebagian pertanyaan dibahas di awal pembelajaran materi berikutnya, tetapi semua pertanyaan akan mendapatkan tanggapan guru pada SRJ yang telah dilaporkan. Maka akan didapatkan jurnal tertulis sebagai profil SRJ. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui lembar observasi guru dan siswa.

4.Strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal

writing (SRJ) pada prakteknya siswa akan diberikan teks untuk dibaca

mengggunakan teknik SQ3R sebelum pembelajaran sebagai tugas memahami bacaan yang berhubungan dengan materi atau konsep yang akan dipelajari, dan melaporkannya dalam bentuk tertulis meliputi kegiatan survey, questioning, dan recite. Kemudian melaksanakan pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang diungkapkan oleh NRC. Lima menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa diminta membuat SRJ pada buku catatan SRJ. Sebagian pertanyaan yang telah siswa laporkan dalam SRJ, dibahas di awal pembelajaran materi berikutnya, tetapi semua pertanyaan akan mendapatkan tanggapan guru pada SRJ yang telah dilaporkan. Sehingga akan didapatkan hasil berupa profil

reading infusion dan SRJ. Keterlaksanaan pembelajaran diamati melalui

lembar observasi guru dan siswa dalam keterlaksanaan pembelajaran.

5.Literasi sains adalah sebuah kemampuan ilmiah untuk mencapai suatu tujuan dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sais untuk jenjang SMP kelas VIII yaitu TIMSS (Trends in International Mathematics


(42)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sains siswa merupakan tes padanan TIMSS pada domain kognitif yang meliputi beberapa kemampuan yaitu pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning). Literasi sains siswa diukur menggunakan tes berupa pre-test dan post-pre-test. Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa diidentifikasi dengan peningkatan positif antara pretes dan postes siswa di setiap kelas. Kemudian, dilakukan uji beda ANOVA satu jalur jika semua kelas terdistribusi normal, tetapi jika tidak terdistribusi normal mennggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis. Jika terdapat perbedaan antara kelas setelah menggunakan uji beda, maka dilanjutkan pada uji Post Hoc untuk mengetahui model strategi mana yang lebih baik.

6.Jenjang kemampuan kognitif siswa

Jenjang kemampuan kognitif yang diukur dalam penelitian ini adalah jenjang kemampuan kognitif Anderson yang meliputi kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Jenjang kemampuan kognitif diukur menggunakan soal essay berjumlah 6 soal pada materi optik dan alat optik. Sama halnya dengan peninngkatan literasi sains, peningkatan jenjang kemampuan kognitif siswa juga diukur menggunakan pretest dan postest setiap kelas. Kemudian, dilakukan uji beda ANOVA satu jalur jika semua kelas terdistribusi normal, tetapi jika tidak terdistribusi normal mennggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis. Jika terdapat perbedaan antara kelas setelah menggunakan uji beda, maka dilanjutkan pada uji Post Hoc untuk mengetahui model strategi mana yang lebih baik dalam meningkatkan jenjang kognitif siswa.

F. Instrumen Penelitian

Mengacu pada tujuan penelitian yaitu mengetahui model strategi yang lebih baik untuk meningkatkan literasi sains, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, tes, dan dokumentasi.


(43)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi yang akan dilakukan berupa observasi

sistematis, pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatannya.

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk melihat sejauhmana keterlaksanaan strategi pembelajaran inquiry menggunakan reading

infusion, SRJ, juga gabungannya oleh guru dan siswa.

2. Tes

Tes (Arikunto, 2006: 150) adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tes lisan, tes tulisan, dan tes praktek. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes soal padanan berupa pilihan ganda dengan soal-soal TIMSS pada materi optik dan soal jenjang kognitif berupa essay.

3. Dokumentasi

Instrumen dengan metode dokumentasi ini berupa LKS inquiry berisi komponen alat dan bahan, prediksi, metode, eksplorasi, pengukuran, analisis dan kesimpulan yang diberikan kepada siswa. Kemudian terdapat profil berupa hasil

reading dan jurnal SRJ.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan guna menjawab pertanyaan penelitian.

1. Teknik Analisis Tes

Teknik analisis tes dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes dalam pengambilan data. Analisis yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, dan korelasi.


(44)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan alat ukur yang digunakan atau dengan kata lain sejauh mana instrumen/ tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang akan dilakukan berupa validitas internal. Validitas internal digunakan untuk mengetahui apakah treatment/ perlakuan eksperimental pada studi ini betul-betul dapat menimbulkan suatu perbedaan yang spesifik. validitas internal suatu instrumen dikatakan tinggi apabila butir-butir soal penyusun instrumen dan juga faktor-faktornya yang merupakan bagian dari instrumen tersebut sejalan atau tidak menyimpang dari fungsi instrumen itu sendiri. Beberapa teknik validitas yang digunakan sebagaimana disebutkan oleh Frankel (1993):

1) Validitas isi. validitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah bahan atau materi yang diujikan sesuai dengan pengetahuan, pelajaran, kemampuan, pengalaman, atau latar belakang orang yang diuji. Pengujian validitas ini dilakukan melalui judgment pakar tiga orang pakar.

2) Validitas Kriteria, pada awalnya validitas kriteria ini disebut validitas concurrent dan validitas prediktif. Validitas yang akan dilakukan terhadap instrumen yang dibuat adalah validitas concurrent. Validitas ini merujuk pada hubungan antara skor yang diperoleh dengan menggunakan instrumen dan skor yang diperoleh dengan satu atau lebih instrumen lain atau pengukuran-pengukuran (sering disebut kriteria). Maka, pada pengujiannya membandingkan instrumen TIMSS yang telah dibuat dengan instrumen TIMSS standar terhadap siswa yang telah mendapatkan pembelajaran optik dan alat-alat optik. Sehingga subjek yang dipakai untuk uji korelasi adalah kelas IX, kemudian dibuat korelasinya. Hasil korelasi menunjukkan hasil 0,421 menunjukkan bahwa soal padanan TIMSS dengan soal TIMSS standar memiliki korelasi sedang.

3) Validitas konstruk, mengacu pada sifat konstruksi atau karakteristik yang diukur oleh suatu instrumen secara psikologi. Seberapa baik konstruksi tersebut menjelaskan perbedaan-perbedaan tingkah laku individu-individu


(1)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Soal

Tujuan

Kemampuan Kognitif

Soal

Kesukaran

Anderson

TIMSS

7.

Mengidentifikasi

teropong yang

dipakai untuk

melihat objek

berdasarkan gambar.

Menganalisis

(C4)

Applying

(interpret

information)

Andri melihat kucing yang sedang duduk di teras menggunakan

teropong, sehingga terlihat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar (A) diatas adalah gambar botol sebenarnya tanpa

menggunakan teropong. Sedangkan gambar (B) adalah sebuah gambar

sedang


(2)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diambil ketika melihat botol menggunakan teropong dengan jarak

benda yang sama. Maka teropong yang dipakai dalam mengamati

kucing tersebut

adalah jenis teropong….

a.

bintang c. panggung

b.

bumi d. pantul

Jawaban benar: a

No

Soal

Tujuan

Kemampuan Kognitif

Soal

Kesukaran

Anderson

TIMSS

8.

Memilih

hipotesis

yang tepat jika lensa

yang dipakai pada

teropong

bintang

ditambah oleh lensa

jenis lain.

Menciptakan

(C6)

Reasoning

(hypothesize/

[redict)

Teropong bintang terdiri dari dua buah lensa positif (lensa cembung)

terbentuk bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil. Apabila kita

tambahkan dengan satu lensa positif yang ditempatkan antara lensa

okuler dan objektif, maka sifat bayangan yang akan terbentuk

adalah….

a. maya, diperkecil, tegak

b. maya, diperbesar, tegak

c. maya, diperkecil, terbalik

d. maya, diperbesar, terbalik


(3)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Nilai

kelas A kelas B kelas C kelas D kelas E kelas F

53 33 37 33 27 43

43 33 27 40 27 43

30 27 43 40 47 43

40 40 37 40 47 40

33 37 40 43 27 37

40 43 40 37 43 27

40 33 27 47 47 30

30 27 40 43 30 33

60 43 43 40 37 30

60 33 40 47 40 23

40 47 30 37 57 37

50 33 33 40 47 30

53 43 40 37 40 50

33 43 40 43 53 27

37 33 33 33 27 23

33 43 53 40 47 30

60 37 33 47 37 43

37 40 53 33 40 40

33 43 40 33 40 50

47 20 40 40 33 20

27 20 40 40 47 30

50 23 47 37 37 47

27 23 37 40 27 33

30 30 43 43 43 37

40 43 53 47 40 37

63 43 33 43 33 23

60 30 50 40 40 50

53 27 33 40 33 37

47 37 47 43 30 50

37 30 43 60 37 33

50 37 23 47 43 37

37 23 40 47 37 30

50 37 43 43 30 33

23 27 40 37 43 30

40 40 33 33 17 27

40 40 40 33 43 43

27 33 53 37 43 43

27 43 40 47 47 43

43 30 40 50 47

63 27 47 50 37

HOMOGENITAS TIAP KELAS UNTUK PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN


(5)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40 30 40 37

33 37 37 33

40 43

frekuensi 42 42 42 42 40 38

Variansi (s2) 125,280 53,923 49,84 32,675 70,021 69,93

(n-1)*s2 5137 2211 2043 1340 2731 2587

n-1 41 41 41 41 39 37

log sI2 2,098 1,732 1,698 1,514 1,845 1,845

(n-1)* log sI2 86,013 71,003 69,6 62,082 71,963 68,253

Hubungan Homogenitas Masing-Masing Kelas

A,B,C

sg^2

76,35

homogen

B

231,58

chi kuadrat

11,44

B,C,D

sg^2

45,48

homogen

B

203,91

chi kuadrat

2,82

C,D,E

sg^2

50,53

homogen

B

206,13

chi kuadrat

5,71

D,E,F

sg^2

56,91

homogen

B

205,35

chi kuadrat

7,03

A,B,D

sg^2

69,26

homogen

B

226,38

chi kuadrat

20,00

A,C,D

sg^2

76,09

homogen

B

227,64

chi kuadrat

17,46

A,C,E

sg^2

81,91

homogen

B

231,51


(6)

Gina Gusliana, 2014

Penerapan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing untuk meningkatkan jenjang kemampuan kognitif dan kemampuan literasi sains siswa SMP