PROSPEK PENERAPAN TES INSOLVENSI DALAM PERKARA KEPAILITAN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITOR PAILIT.
PROSPEK PENERAPAN TES INSOLVENSI DALAM PERKARA
KEPAILITAN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
DEBITOR PAILIT
Andi Taufiq Muliawan
110111100095
Kepailitan sejatinya merupakan jalan keluar dari persoalan utang
piutang yang menghimpit seorang debitor yang tidak mempunyai
kemampuan untuk membayar utang. Syarat pailit sebagaimana diatur
dalam Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU tidak mensyaratkan keadaan keuangan
debitor, sehingga debitor yang masih solven dapat dipailitkan oleh
kreditornya sesuai dengan syarat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
relevansi
pengaturan
syarat
kepailitan
dalam
UUKPKPU dan bagaimana potensi diterapkannya tes insolvensi dalam
proses permohonan kepailitan sebagai wujud perlindungan hukum
terhadap debitor pailit.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif dan metode deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan
masalah berdasarkan data yang diperoleh lalu dianalisa berdasarkan
ketentuan dalam perundang-undangan, literatur serta bahan lain yang
berhubungan dengan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer
melalui wawancara dan selanjutnya data dianalisis secara yuridis normatif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: pertama, terdapat
penyimpangan asas dan prinsip hukum kepailitan dalam persyaratan
permohonan kepailitan sebagaimana diatur dalam UUKPKPU, sehingga
undang-undang tersebut sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan di
Indonesia. Kedua, syarat insolvensi dan pelaksanaan tes insolvensi dapat
diimplementasikan
dalam
hukum
kepailitan
melakukan perubahan terhadap UUKPKPU.
di
Indonesia
dengan
KEPAILITAN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
DEBITOR PAILIT
Andi Taufiq Muliawan
110111100095
Kepailitan sejatinya merupakan jalan keluar dari persoalan utang
piutang yang menghimpit seorang debitor yang tidak mempunyai
kemampuan untuk membayar utang. Syarat pailit sebagaimana diatur
dalam Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU tidak mensyaratkan keadaan keuangan
debitor, sehingga debitor yang masih solven dapat dipailitkan oleh
kreditornya sesuai dengan syarat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
relevansi
pengaturan
syarat
kepailitan
dalam
UUKPKPU dan bagaimana potensi diterapkannya tes insolvensi dalam
proses permohonan kepailitan sebagai wujud perlindungan hukum
terhadap debitor pailit.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif dan metode deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan
masalah berdasarkan data yang diperoleh lalu dianalisa berdasarkan
ketentuan dalam perundang-undangan, literatur serta bahan lain yang
berhubungan dengan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer
melalui wawancara dan selanjutnya data dianalisis secara yuridis normatif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: pertama, terdapat
penyimpangan asas dan prinsip hukum kepailitan dalam persyaratan
permohonan kepailitan sebagaimana diatur dalam UUKPKPU, sehingga
undang-undang tersebut sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan di
Indonesia. Kedua, syarat insolvensi dan pelaksanaan tes insolvensi dapat
diimplementasikan
dalam
hukum
kepailitan
melakukan perubahan terhadap UUKPKPU.
di
Indonesia
dengan