Penyusunan Paguyuban Inseminator Sapi Potong Se - Jawa Barat.
MAKALAH
PENYUSUNAN PAGUYUBAN INSEMINATOR SAPI POTONG
SE - JAWA BARAT
Oleh
Achmad Firman
(Jurusan Sosial Ekonmi Fakultas Peternakan UNPAD)
Latarbelakang
Selama ini, kegiatan inseminasi buatan masih dominan terjadi pada usaha
peternakan sapi perah. Namun, akhir-akhir ini kegiatan inseminasi buatan
tidak hanya menjadi milik usaha peternakan sapi perah saja, melainkan
sudah merambah pada usaha perbibitan sapi potong. Ada empat hal yang
berkaitan dengan inseminasi buatan (IB), yaitu
1. Ketersediaan input produksi berupa semen beku yang berkualitas dan
peralatan IB,
2. Adanya betina induk resipien yang siap di IB
3. Ketepatan waktu saat akan melakukan IB
4. Persiapan Inseminator yang berkualitas
Bila hal-hal tersebut dijalani dengan baik, maka keberhasilan inseminasi
buatan pada sapi perah ataupun sapi potong akan tinggi. Dari keempat hal
tersebut di atas, titik terpenting bagi pelaksanaan IB adalah kualitas dari
Inseminator. Bila inseminatorny belum pengalaman, maka akan berdampak
pada keberhasilan IB.
Inseminator merupakan ujung tombak pada kegiatan reproduksi di usaha
peternakana sapi perah dan sapi potong. Persiapan sumber daya
inseminator yang berkualitas merupakan faktor penting dalam rangka
kegiatan inseminasi buatan. Bila Inseminator mempunyai kemampuan
melakukan inseminasi dengan hanya sekali suntik saja, maka dapat
mengurangi biaya dan waktu IB.
Oleh karena itu, akses terhadap informasi, pendidikan, dan pelatihan bagi
para inseminator sangat penting dilakukan untuk meningkatkan
kualitasnya. Salah satu bentuk bagi peningkatan kualitas SDM Inseminator
adalah dibentuknya Paguyuban Inseminator di Jawa Barat.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibentuknya Paguyuban Inseminator di Jawa Barat
adalah sebagai berikut:
Makalah disampaikan pada Pertemuan Inseminator Jawa Barat, Dinas Peternakan, tanggal 15
Nopember 2006
1
1.
2.
3.
4.
Meningkatkan hubungan kerjasama para Inseminator
Tukar menukar informasi dan teknologi di bidang inseminator
Peningkatan kualitas SDM Inseminator
Membangun kerjasama Inseminator dengan instansi lainnya, seperti
Perguruan Tinggi, Dinas/Subdinas Lingkup Peternakan, Lembaga
Penelitian, Balai Inseminasi Buatan, dan sebagainya
5. Pemerataan SDM Inseminator di seluruh wilayah kerja di Jawa Barat
Kerangka Penyusunan Paguyuban Inseminator
Insitusi Pendukung
Proses pelaksanaan
pembentukan
Kelembagaan
Pengguna
Perguruan Tinggi
Koperasi
Dinas Peternakan
Prov dan
Kab/Kota
Peternak
Paguyuban
Inseminator
Balai Inseminasi
Buatan
Industri Penyedia
Input (Semen
Beku dan Alsin IB
Inseminator
Mandiri
Industri Peternakan
Sapi Perah,
Perbibitan Sapi
Potong, dan
Perbibitan
Domba/Kambing
Inseminator
Non Mandiri
Tahapan Penyusunan Paguyuban Inseminator
Tahapan penyusunan Paguyuban Inseminator adalah sebagai berikut:
1. Dasar Penyusunan. Dasar penyusunan harus dititikberatkan adanya
kepentingan bersama para inseminator untuk meningkatkan kualitasnya
dan meningkatkan kesejahteraan
2. Pembentukan Tim Kecil. Tim kecil dibentuk untuk memfasilitasi
pembentukan organisasi, AD/ART, dan pemilihan ketua organisasi. Tim
Makalah disampaikan pada Pertemuan Inseminator Jawa Barat, Dinas Peternakan, tanggal 15
Nopember 2006
2
kecil ini berasal dari perwakilan tokoh inseminator, perguruan tinggi,
Dinas Peternakan Jawa Barat, dan Perwakilan Koperasi Persusuan.
3. Pelaksanaan
Kegiatan.
Proses
pelaksanaan
pembentukan
paguyuban, yaitu:
a. Penyusunan AD/ART. Tim Kecil membagi peserta dalam 3
kelompok, yaitu kelompok penyusunan organisasi, kelompok
penyusunan anggaran rumah tangga, dan kelompok penyusunan
anggaran dasar
b. Pemilihan Ketua Organisasi. Tim kecil memfasilitasi pembentukan
ketua organisasi yang dipilih dari perwakilan ketiga kelompok yang
telah dibentuk.
Penutup
Pembentukan Paguyuban Inseminator bisa mempunyai arti apabila semua
stakeholder yang terlibat berperan sesuai dengan fungsinya masingmasing agar pembentukan paguyuban ini tidak menjadi monumental
belaka.
Makalah disampaikan pada Pertemuan Inseminator Jawa Barat, Dinas Peternakan, tanggal 15
Nopember 2006
3
PENYUSUNAN PAGUYUBAN INSEMINATOR SAPI POTONG
SE - JAWA BARAT
Oleh
Achmad Firman
(Jurusan Sosial Ekonmi Fakultas Peternakan UNPAD)
Latarbelakang
Selama ini, kegiatan inseminasi buatan masih dominan terjadi pada usaha
peternakan sapi perah. Namun, akhir-akhir ini kegiatan inseminasi buatan
tidak hanya menjadi milik usaha peternakan sapi perah saja, melainkan
sudah merambah pada usaha perbibitan sapi potong. Ada empat hal yang
berkaitan dengan inseminasi buatan (IB), yaitu
1. Ketersediaan input produksi berupa semen beku yang berkualitas dan
peralatan IB,
2. Adanya betina induk resipien yang siap di IB
3. Ketepatan waktu saat akan melakukan IB
4. Persiapan Inseminator yang berkualitas
Bila hal-hal tersebut dijalani dengan baik, maka keberhasilan inseminasi
buatan pada sapi perah ataupun sapi potong akan tinggi. Dari keempat hal
tersebut di atas, titik terpenting bagi pelaksanaan IB adalah kualitas dari
Inseminator. Bila inseminatorny belum pengalaman, maka akan berdampak
pada keberhasilan IB.
Inseminator merupakan ujung tombak pada kegiatan reproduksi di usaha
peternakana sapi perah dan sapi potong. Persiapan sumber daya
inseminator yang berkualitas merupakan faktor penting dalam rangka
kegiatan inseminasi buatan. Bila Inseminator mempunyai kemampuan
melakukan inseminasi dengan hanya sekali suntik saja, maka dapat
mengurangi biaya dan waktu IB.
Oleh karena itu, akses terhadap informasi, pendidikan, dan pelatihan bagi
para inseminator sangat penting dilakukan untuk meningkatkan
kualitasnya. Salah satu bentuk bagi peningkatan kualitas SDM Inseminator
adalah dibentuknya Paguyuban Inseminator di Jawa Barat.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibentuknya Paguyuban Inseminator di Jawa Barat
adalah sebagai berikut:
Makalah disampaikan pada Pertemuan Inseminator Jawa Barat, Dinas Peternakan, tanggal 15
Nopember 2006
1
1.
2.
3.
4.
Meningkatkan hubungan kerjasama para Inseminator
Tukar menukar informasi dan teknologi di bidang inseminator
Peningkatan kualitas SDM Inseminator
Membangun kerjasama Inseminator dengan instansi lainnya, seperti
Perguruan Tinggi, Dinas/Subdinas Lingkup Peternakan, Lembaga
Penelitian, Balai Inseminasi Buatan, dan sebagainya
5. Pemerataan SDM Inseminator di seluruh wilayah kerja di Jawa Barat
Kerangka Penyusunan Paguyuban Inseminator
Insitusi Pendukung
Proses pelaksanaan
pembentukan
Kelembagaan
Pengguna
Perguruan Tinggi
Koperasi
Dinas Peternakan
Prov dan
Kab/Kota
Peternak
Paguyuban
Inseminator
Balai Inseminasi
Buatan
Industri Penyedia
Input (Semen
Beku dan Alsin IB
Inseminator
Mandiri
Industri Peternakan
Sapi Perah,
Perbibitan Sapi
Potong, dan
Perbibitan
Domba/Kambing
Inseminator
Non Mandiri
Tahapan Penyusunan Paguyuban Inseminator
Tahapan penyusunan Paguyuban Inseminator adalah sebagai berikut:
1. Dasar Penyusunan. Dasar penyusunan harus dititikberatkan adanya
kepentingan bersama para inseminator untuk meningkatkan kualitasnya
dan meningkatkan kesejahteraan
2. Pembentukan Tim Kecil. Tim kecil dibentuk untuk memfasilitasi
pembentukan organisasi, AD/ART, dan pemilihan ketua organisasi. Tim
Makalah disampaikan pada Pertemuan Inseminator Jawa Barat, Dinas Peternakan, tanggal 15
Nopember 2006
2
kecil ini berasal dari perwakilan tokoh inseminator, perguruan tinggi,
Dinas Peternakan Jawa Barat, dan Perwakilan Koperasi Persusuan.
3. Pelaksanaan
Kegiatan.
Proses
pelaksanaan
pembentukan
paguyuban, yaitu:
a. Penyusunan AD/ART. Tim Kecil membagi peserta dalam 3
kelompok, yaitu kelompok penyusunan organisasi, kelompok
penyusunan anggaran rumah tangga, dan kelompok penyusunan
anggaran dasar
b. Pemilihan Ketua Organisasi. Tim kecil memfasilitasi pembentukan
ketua organisasi yang dipilih dari perwakilan ketiga kelompok yang
telah dibentuk.
Penutup
Pembentukan Paguyuban Inseminator bisa mempunyai arti apabila semua
stakeholder yang terlibat berperan sesuai dengan fungsinya masingmasing agar pembentukan paguyuban ini tidak menjadi monumental
belaka.
Makalah disampaikan pada Pertemuan Inseminator Jawa Barat, Dinas Peternakan, tanggal 15
Nopember 2006
3