Peranan Pemeriksaan Intern Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendailan Intern Atas Persediaan.

(1)

ABSTRAK

PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENINGKATKAN KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN PADA

CV KARYA INDAH EMBROIDERY

Dalam setiap perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang pasti memiliki persediaan. Persediaan pada perusahaan merupakan aktiva yang bernilai besar dan juga rentan untuk diselewengkan, karena jika terjadi penyelewengan yang bernilai material terhadap persediaan maka hal tersebut akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukannya suatu pemeriksaan intern yang memadai untuk meminimalkan terjadinya penyelewengan terhadap aktiva perusahaan yang berupa persediaan.

Objek penelitian dari pemeriksaan intern yang dilakukan oleh penulis adalah CV Karya Indah Embroidery, yang bergerak di bidang jasa bordir (embroidery). Penulis dalam melakukan penelitiannya membatasi ruang lingkupnya hanya pada persediaan. Persediaan pada perusahaan berupa benang dan aksesoris bordir, seperti payet, renda dan pita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemeriksaan intern yang memadai pada perusahaan tersebut akan meningkatkan keefektifan pengendalian intern atas persediaan juga.

Adapun penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan berbagai langkah pendekatan, antara lain untuk pendekatan primer data dikumpulkan melalui penelitian lapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara dan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Tahap pemeriksaan intern yang dilakukan oleh penulis yaitu tahap persiapan, tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam. Hal-hal yang dilakukan pada tahap-tahap ini diantaranya adalah melakukan pembicaraan dengan objek yang akan diperiksa, pengamatan fisik, mencari data tertulis, wawancara dengan manajemen, melakukan analisis.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan penulis menggunakan statistik dengan metode korelasi spearman maka hipotesa yang diajukan penulis sebagai berikut “Pemeriksaan intern yang memadai akan meningkatkan keefektifan pengendalian intern atas persediaan” dapat diterima. Maka dari itu pemeriksaan intern pada CV Karya Indah Embroidery menunjang peningkatkan keefektifan pengendalian intern persediaan pada perusahaan tersebut.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah………1

1.2.Identifikasi Masalah………..4

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian……….5

1.4.Kegunaan Penelitian………..5

1.5.Rerangka Pemikiran………..6

1.6.Metodologi Penelitian ………12

1.7.Lokasi dan Waktu Penelitian………..13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Intern……….14

2.1.1. Pengertian Pemeriksaan Intern...14

2.1.2. Fungsi dan Tanggung Jawab Pemeriksaan Intern...16

2.1.3. Tujuan dan Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern...19

2.1.4. Independensi Pemeriksaan Intern...20

2.1.5. Pelaksanaan Pemeriksaan Intern...21


(3)

2.1.6. Program dan Laporan Pemeriksaan Intern...24

2.1.7. Kriteria Pemeriksaan Intern yang Memadai...27

2.2. Pengendalian Intern...29

2.2.1. Pengertian Pengendalian Intern...29

2.2.2. Unsur-unsur Pengendalian Intern...30

2.2.3. Tujuan Pengendalian Intern...36

2.2.4. Keterbatasan Pengendalian Intern...38

2.3. Persediaan...38

2.3.1. Pengertian Persediaan...39

2.3.2. Peran Penting Persediaan...40

2.3.3. Metode Pencatatan Persediaan...41

2.3.4. Metode Penilaian Persediaan...42

2.4. Pengendalian Intern Persediaan...43

2.5. Peranan Pemeriksaan Intern Terhadap Persediaan...44

2.6. Pengertian Efisiensi dan Efektivitas...44

2.7.Peranan Pemeriksaan Intern dalam Meningkatkan Keefektifan Pengendalian Intern atas Persediaan...45

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian...47

3.1.1. Sejarah Singkat.Perusahaan...47

3.1.2. Struktur Organisasi...48

3.2. Metodologi Penelitian...53

3.2.1. Variabel yang Diteliti...53


(4)

3.2.2. Sampel...54

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data...54

3.2.4. Metode Pengolahan Data...56

3.2.5. Rancangan Uji Hipotesis...56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...59

4.1. Hasil Penelitian...59

4.1.1. Aktivitas CV Karya Indah Embroidery...59

4.1.2. Prosedur Pembelian Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...60

4.1.3. Pengendalian Intern Persediaan pada CV Karya Indah Embrodery...61

4.1.3.1. Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...61

4.1.4. Pemeriksaan Intern atas Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...65

4.1,4.1. Pelaksanaan Intern atas Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...66

4.2. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...74

5.1. Kesimpulan...74

5.2. Saran...77

DAFTAR PUSTAKA...78


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Struktur Organisasi CV Karya Indah Embroidery 80

Lampiran 2 Surat Pengajuan Kuesioner 81

Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Kuesioner 82

Lampiran 4 Kartu Pencatatan Persediaan 86

Lampiran 5 Surat Jalan 87

Lampiran 6 Bukti Pengeluaran Kas 88

Lampiran 7 Faktur Pesanan 89

Lampiran 8 Surat Permohonan Penelitian 90


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3-1 Skala Nilai Mutu 57 Tabel 4-1 Hasil Skor Kuesioner 71


(7)

Jabatan : Lama bekerja : Keterangan : SS = sangat setuju S = setuju

RR = ragu-ragu TS = tidak setuju

STS = sangat tidak setuju

PENGENDALIAN INTERN

No. Pertanyaan SS S RR TS STS

1. Ada catatan-catatan mengenai persediaan barang-barang.

2. Ditetapkan wewenang garis untuk mengajukan pembelian barang-barang. 3. Untuk mencegah kecurangan dalam biaya

pengangkutan, harus ada tindakan pencegahannya.

4. Penerimaan barang-barang dicocokkan dengan faktur-faktur pembelian atau order-order pembelian, agar diperoleh keyakinan bahwa kuantitas barang-barang yang diterima cocok dengan yang dipesan. 5. Fasilitas pergudangan dibatasi sampai

beberapa petugas yang diberi wewenang, untuk mencegah pencurian, kecurangan dan manipulasi barang-barang.


(8)

6. Kartu-kartu persediaan dikerjakan oleh petugas yang tidak menangani persediaan barang-barang, untuk mencegah kecurangan, kecuali jika ada kerja sama diantara mereka.

7. Sering dilakukannya pemeriksaan fisik dari barang-barang yang disimpan di gudang, dicocokkan dengan persediaan menurut kartu-kartu persediaan untuk menemukan perbedaannya.

8. Dilakukan pengendalian yang memadai terhadap persediaan.

9. Fungsi-fungsi pengiriman barang-barang, pembuatan faktur-faktur dan fungsi kas dipisahkan satu sama lain untuk mencegah kecurangan dan pencurian.

10. Dilakukan pencegahan untuk mencegah pencurian barang-barang di gudang.

11. Pembelian di atas jumlah tertentu diminta daftar harga dari para penjual. Hal ini untuk mencegah kerja sama antara petugas pembelian dan penjual.

12. Adanya penyusunan anggaran-anggaran pembelian untuk membatasi jumlah barang yang dapat dibeli.

13. Adanya pembatasan untuk mengawasi pekerjaan petugas pembelian.

14. Penerimaan barang dicocokkan dengan order-order pembelian dan faktur-faktur pembelian.


(9)

15. Fungsi pembelian sentralisasi memberikan tanggung jawab yang lebih baik dengan prosedur yang rutin untuk pembelian, pengecekan penerimaan barang dan pengesahan pembayaran.

16. Adanya pengontrolan dalam pembelian persediaan.

17. Adanya pemisahan tugas yang jelas antara bagian pencatatan, peneriomaan dan pengiriman barang persediaan.

PEMERIKSAAN INTERN

No. Pertanyaan SS S RR TS STS

1. Tanggung jawab untuk pencatatan persediaan diserahkan pada satu orang.

2. Pengurus persediaan independen dari karyawan lain.

3. Barang yang keluar atau masuk ke gudang selalu dicatat.

4. Barang yang keluar dari gudang diperiksa dahulu kemudian disesuaikan dengan catatan. 5 Petugas yang mencatat dan yang mengotorisasi

barang yang keluar dari gudang dilakukan oleh orang yang sama.

6. Dilakukan pre-numbered pada dokumen-dokumen pengambilan atau pembelian persediaan.


(10)

7. Orang yang membeli persediaan juga merangkap yang mencatat persediaan tersebut. 8. Pembelian persediaan dilakukan ketika barang

persediaan telah habis.

9. Setiap kali melakukan pembelian persediaan harus diotorisasi terlebih dahulu.

10. Setiap kali membeli persediaan dalam jumlah yang berbeda.

11. Diperlukannya batasan jumlah tertentu, dimana persediaan harus ditambah lagi.

12. Jumlah barang yang dibeli disesuaikan dengan jumlah barang yang ditulis di faktur pembelian. 13. Kepala gudang melakukan tugas membeli,

mencatat dan mengotorisasi barang yang keluar atau masuk ke gudang.

14. Setiap barang yang masuk atau keluar dari gudang ada surat pengantarnya.

15. Dokumen-dokumen tetap disimpan setelah diotorisasi.

16. Kartu catatan jumlah persediaan dipegang oleh orang yang sama dengan yang mengotorisasi dokumen-dokumen.

17. Terdapat pengecekan atas kebenaran (ketepatan) jumlah perkalian, penjumlahan, pengurangan atas pencatatan persediaan.


(11)

STRUKTUR ORGANISASI CV. KARYA INDAH EMBROIDERY

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA AUDITOR

MANAGER MANAGER PERSONALIA MANAGER

PRODUKSI

MANAGER MARKETING

KEPALA PRODUKSI

KEPALA ADMINISTRASI

EKSPEDISI

MARKETING

FOLLOW UP

FOLLOW UP

FOLLOW UP


(12)

Bandung, Juni 2006

Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth.

Bapak Pimpinan CV Karya Indah Embroidery Jl. Peta No. 99

Bandung

Dengan hormat,

Saya mahasiswi semester akhir Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, dalam rangka penulisan skripsi bermaksud mendapatkan data untuk penelitian ilmiah di CV Karya Indah Embroidery, Bandung dengan judul penelitian :

“PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENINGKATKAN KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN”

Sehubungan dengan ini saya memohon kesediaan Bapak untuk mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) yang terlampir. Keberhasilan penelitian sangat tergantung pada kesediaan Bapak dalam memberikan informasi yang saya perlukan.

Demikianlah permohonan saya, atas kesediaan Bapak untuk mengisi daftar pertanyaan ini saya mengucapkan banyak terima kasih.

Mengetahui, Hormat saya,

Santy Setiawan, S.E., M.Si. Dewi Puspa Sari Pembimbing Peneliti


(13)

Hasil Survey

Responden Skor Variabel X Skor Variabel Y

1 60 85 2 60 85 3 65 73 4 57 69 5 56 67 6 58 79 7 65 68 8 65 73 9 58 79 10 85 85 11 60 85 12 60 85 13 57 69 14 57 83 15 62 64 16 57 67 17 60 85 18 57 69 19 78 68 20 65 73 21 75 85


(14)

22 57 67 23 57 78 24 65 68 25 60 85 26 60 85 27 65 85 28 65 73 29 68 69 30 57 69

Korelasi untuk two tail. Alpha : 0.05

Nonparametric Correlations Correlations 1.000 .213 . .259 30 30 .213 1.000 .259 . 30 30 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N SKOR_X SKOR_Y Spearman's rho SKOR_X SKOR_Y

Untuk 2 tailed

o Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable X dengan Skor variable

Y adalah : 0.259

Nilai alpha yang ditentukan penulis adalah : 0.05 0.259 > 0.05

Keputusan : terima

Kesimpulan : skor Variabel x berhubungan dengan skor variable y

o Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable Y dengan Skor variable

X adalah : 0.259


(15)

0.259 > 0.05 Keputusan : terima

Kesimpulan : skor Variabel Y berhubungan dengan skor variable X Korelasi untuk two tail.

Alpha : 0.05

Nonparametric Correlations Correlations 1.000 .213 . .130 30 30 .213 1.000 .130 . 30 30 Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N SKOR_X SKOR_Y Spearman's rho SKOR_X SKOR_Y

Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable X dengan Skor variabelY adalah : 0.130

Nilai alpha yang ditentukan penulis adalah : 0.025 0.130>0.025

Keputusan : terima

Kesimpulan : skor Variabel x berhubungan dengan skor variable y

Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable Y dengan Skor variable X adalah : 0.130

Nilai alpha yang ditentukan penulis adalah : 0.025 0.130>0.025

Keputusan : terima


(16)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2005 yang lalu pemerintah Indonesia memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hampir seratus persen dari harga semula. Tentu saja hal ini menyebabkan banyak pihak yang merasa keberatan, kemudian pemerintah memutuskan untuk membagi kenaikan menjadi beberapa tahap. Pada saat ini kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sudah pada tahap kedua, dan ada kemungkinan pemerintah akan menaikkan lagi, jika hal ini terjadi maka akan banyak perusahaan yang akan gulung tikar.

Perusahaan-perusahaan yang akan mengalami gulung tikar bukan hanya perusahaan kecil saja tetapi juga perusahaan-perusahaan besar, terutama perusahaan yang menggunakan mesin-mesin yang memerlukan BBM. Dampak dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang gulung tikar tentu saja jumlah pengangguran di Indonesia akan bertambah.

Ternyata selain BBM, pemerintah juga memutuskan untuk menaikan harga tarif dasar listrik yang cukup besar. Hal ini makin membuat para pengusaha merasa sangat keberatan karena biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaannya semakin bertambah besar, padahal seharusnya biaya yang dikeluarkan ditekan sampai seminimal mungkin agar dapat memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Tetapi dengan adanya kenaikan BBM dan rencana kenaikan harga tarif dasar listrik tersebut para pengusaha merasa kesulitan untuk menekan biaya yang


(17)

2

dikeluarkan, belum ditambah dengan biaya yang lainnya. Maka dari itu tidak aneh jika banyak perusahaan yang tidak dapat bertahan dan akhirnya mengalami gulung tikar. Perusahaan-perusahaan yang banyak mengalami gulung tikar kebanyakan di bidang tekstil, karena mereka memang menggunakan mesin-mesin yang cukup banyak dan hal ini membutuhkan BBM dan listrik.

Melihat keadaan di Indonesia saat ini seperti itu maka para pengusaha harus menyadari perlunya manajemen yang baik dalam perusahaan dengan cara menerapkan pengendalian intern yang memadai. Selain itu juga seorang manajer perusahaan selalu berusaha untuk mengendalikan kegiatan perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana. Semakin berkembangnya perusahaan dan semakin kompleksnya operasi perusahaan menyebabkan timbulnya masalah-masalah dalam perusahaan. Maka manajer memerlukan alat bantu baik dalam bentuk tenaga kerja yang profesional dan juga sistemnya. Oleh sebab itu, perusahaan perlu menetapkan suatu pengendalian intern yang dapat membantu mengawasi jalannya operasi perusahaan secara efektif.

Pengendalian intern meliputi rencana organisasi dan semua metode serta kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh H.S. Munawir (2005:228). Tujuan dari pengendalian intern ini dapat dicapai jika benar-benar dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik. Agar pengendalian tersebut dapat dijalankan secara efektif maka diperlukan bagian yang bertugas mengawasi dan


(18)

3

mengevaluasi keefektifan pengendalian intern dan bagian itu adalah pemeriksaan intern.

Fungsi pengendalian intern berperan penting dalam sebuah perusahaan, oleh karena itu penulis melakukan penelitian mengenai pemeriksaan intern yang berkaitan dengan pengendalian intern persediaan. Hal yang menyebabkan penulis memilih persediaan dikarenakan pada perusahaan-perusahaan industri, persediaan merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja dan hal ini menyebabkan persediaan sangat dapat mempengaruhi operasi perusahaan. Selain itu juga persediaan merupakan aktiva yang sangat peka terhadap pencurian, penggelapan, kerusakan, atau hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Oleh karena itu, manajemen perlu menetapkan suatu pengendalian intern yang memadai.

Perusahaan yang penulis ambil sebagai objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa bordir. Perusahaan jasa bordir ini timbul akibat dari adanya perusahaan tekstil, dan perusahaan jasa bordir ini bukan perusahaan yang membuat baju seperti pada perusahaan tekstil pada umumnya tetapi perusahaan jasa bordir ini hanya memberikan jasa untuk membordir atau menambah hiasan-hiasan pada baju, celana, topi atau produk-produk lain yang dibuat oleh perusahaan tekstil. Selain itu perusahaan yang bergerak di bidang jasa bordir ini biasanya merupakan perusahaan home industry tetapi tidak menutup kemungkinan juga berupa perusahaan yang besar. Persediaan dalam perusahaan jasa bordir ini biasanya berupa benang dan aksesoris bordir, contoh dari aksesoris bordir ini seperti pita, payet dan hiasan-hiasan lainnya. Penulis mengambil persediaan pada


(19)

4

perusahaan jasa bordir sebagai objek penelitian karena persediaan dalam perusahaan jasa bordir ini sangat mudah untuk diselewengkan jikalau pengendalian intern dalam perusahaan tersebut tidak memadai. Dikatakan sangat mudah diselewengkan karena bentuk dari persediaan tersebut tidak begitu besar dan berat, tapi memiliki nilai yang penting dalam perusahaan jasa bordir tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi mengenai fungsi pemeriksaan intern dalam mengefektifkan pengendalian intern persediaan suatu perusahaan. Setelah penelitian dilakukan kemudian hasilnya dituangkan dalam penulisan skripsi dengan judul : “Peranan Pemeriksaan Intern dalam Meningkatkan Keefektifan Pengendalian Intern Atas Persediaan.”

I.2. Identifikasi Masalah

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pemeriksaan intern persediaan yang diterapkan perusahaan telah cukup memadai ?

2. Bagaimanakah penerapan pengendalian intern persediaan oleh perusahaan?

3. Bagaimanakah peranan pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan pengendalian intern persediaan?


(20)

5

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini bermaksud untuk:

1. Mengetahui efektivitas pelaksanaan pemeriksaan intern persediaan yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Mengetahui pengendalian intern persediaan telah diterapkan secara memadai di perusahaan.

3. Mengetahui peranan pemeriksaan intern terhadap keefektifan pengendalian intern persediaan.

I.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kegunaan untuk :

1. Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan keefektifan dari pengendalian intern sebagai alat kendali manajemen dalam pengendalian operasi perusahaan khususnya pengendalian persediaan.

2. Penulis

• Penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengendalian intern dan pemeriksaan intern yang memadai dalam praktek.


(21)

6

• Menambah pengalaman mengenai penerapan teori yang didapat penulis di bangku kuliah pada dunia kerja yang nyata.

• Sebagai upaya dalam memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian S-1 jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

3. Pihak lain

• Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi pihak yang ingin mengetahui seperti apa penerapan dengan topik yang sama dalam sebuah perusahaan.

• Sebagai dasar studi perbandingan dan referensi dalam penelitian untuk membuat laporan penelitian ilmiah yang bertopik sama.

I.5. Rerangka Pemikiran

Setiap pengusaha mengharapkan agar perusahaannya dapat berkembang, maka dari itu seluruh aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimaksudkan agar dapat terus mengendalikan jalannya perusahaan dan menjaga agar perusahaan terhindar dari faktor-faktor yang dapat menghambat kemajuan perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan pengendalian intern yang baik dan memadai, yang mana pengendalian intern ini bertujuan untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi, mengecek ketelitian, keandalan data akuntansi dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen.


(22)

7

Mengenai pengendalian intern ini AICPA, Barry E. Cushing (1990:7) memberikan pengertian Internal Control sebagai berikut :

“Internal control comprisee the plan of organization and all of coordinate methods and measure adapted within a business to safeguards its assets check the accuracy efficiency, and encourage adherence to prescribed managerial policies.”

Pengendalian intern sangat penting bagi perusahaan untuk mencegah pemborosan dan penyelewengan dalam perusahaan, hal ini sesuai dengan yng dikatakan oleh Cushing. Ketika efisiensi usaha dapat dicapai maka perusahaan dapat memenuhi kewajiban lainnya seperti membayar pajak, kemudian pajak tersebut dapat digunakan oleh pemerintah sebagai dana investasi bagi negara dan dapat menjadi pendorong bagi pembangunan di bidang lainnya.

Menurut TH. M. Tuanakota (1982:95) ada tiga prasyarat yang harus ada di dalam pengendalian intern yang memadai, adalah sebagai berikut :

1. Prosedur

Pertama-tama harus ada prosedur tertentu dan harus dijalankan, jika tidak dijalankan maka prosedur tersebut tidak berarti dari segi pengendalian. Perhatian juga tidak hanya fokus pada perencanaan saja tetapi juga pada saat pelaksanaan perencanaan tersebut.

2. Pelaksanaan

Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya. Kecakapan meliputi kombinasi dari keahlian, pengetahuan, ketelitian, dan adanya wewenang yang cukup.


(23)

8

3. Pemisahan tugas

Pelaksanaan prosedur ditetapkan oleh orang yang cakap saja tidaklah cukup. Jika seseorang menjalankan beberapa prosedur yang satu sama lain bertentangan maka struktur pengendalian tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Menurut Arens dan Loebecke dalam bukunya ada enam unsur yang harus dipenuhi untuk dapat menciptakan suatu pengendalian intern yang baik, yaitu :

1. Adanya pelaksanaan yang kompeten dan dapat dipercaya dengan garis hak dan kewajiban yang jelas.

2. Adanya pemisahan yang memenuhi setiap tugas. 3. Adanya prosedur otorisasi yang tepat.

4. Tersedianya dokumen dan catatan yang memadai.

5. Adanya pengawasan secara fisik terhadap setiap harta serta catatan perusahaan.

6. Dilaksanakannya penyelidikan secara independen.

Sebuah perusahaan harus memiliki pengendalian intern yang baik untuk dapat menunjang keefektifan operasional perusahaan tersebut. Sebuah pengendalian intern yang baik perlu mengetahui tingkat persediaan yang ada di gudang. Menurut Bambang Riyanto (1993:61) disebutkan:

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya mempunyai satu golongan inventory. Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran yang selalu dibeli dan dijual dan tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam prusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk barang yang bersangkutan.”


(24)

9

Persediaan merupakan harta yang sensitif dalam sebuah perusahaan karena sangat rawan untuk diselewengkan. Oleh karena itu, persediaan yang ada di gudang harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya karena menurut J.B. Heckert (1989) yang diterjemahkan oleh Dra. Ak. Tjintjin Fenix Tjendera (1989:429) adalah sebagai berikut :

“....unsur harta lancar terbesar pada neraca adalah persediaan. Persediaan merupakan inventory penting dan minta perhatian yang besar dari kontroler dalam mengembangkan teknik pengendalian dalam memelihara saldo persediaan yang cukup dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Persediaan merupakan harta yang sensitif terhadap kekunoan, penurunan harga pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan, dan kelebihan biaya sebagai akibat salah urus.”

Pengelolaan persediaan yang paling efektif haruslah direncanakan dan diarahkan. Hal tersebut berdasarkan pengalaman telah menunjukan bahwa ada faktor atau kondisi tertentu yang merupakan prasyarat untuk tercapainya pengelolaan persediaan. Prasyarat-prasyarat tersebut menurut Arens dan Loebbecke (1999:629) dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut :

1. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap persediaan 2. Sasaran dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan baik.

3. Klasifikasi dan identifikasi persediaan yang layak. 4. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan. 5. Standarisasi dan simplikasi persediaan.

6. Catatan dan laporan yang cukup. 7. Pegawai yang memuaskan.

Maka dari itu pengendalian intern diperlukan dan diawasi terus menerus untuk mengetahui apakah pengendalian intern tersebut berjalan dengan


(25)

10

semestinya dan dimodifikasi sesuai dengan keadaan yang berubah. Dan dengan semakin besarnya wewenang yang dilimpahkan, mulai dirasakan perlu adanya bagian khusus yang melaksanakan fungsi dan pengawasan atas seluruh aktivitas perusahaan, bagian inilah yang disebut sebagai pemeriksaan intern. Menurut Howard F. Stettler (1987:82) mendefinisikan pemeriksaan intern sebagai berikut :

“Internal auditing is an independent appraisal activity within an organization for review of operational as a service to management. It is a managerial control which functions by measuring and evaluating the effectiveness of other control.”

Fungsi pemeriksaan ini harus independen dari pihak yang diperiksa, independensi ini diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak lain. Dalam hal tersebut dukungan manajemen sangat diperlukan oleh petugas pemeriksa intern. Informasi yang diperoleh dari pemeriksa intern dapat membantu manajemen secara efektif dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan atas kejadian dalam suatu perusahaan.

Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa bordir. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang menberikan jasa bordir bagi perusahaan-perusahaan tekstil, seperti memberikan hiasan pada baju, topi, celana atau produk-produk lain yang merupakan hasil dari perusahaan tekstil. Biasanya perusahaan jasa bordir ini dimulai dari usaha yang merupakan home industry karena jenis usaha tersebut tidak terlalu memerlukan modal yang besar, tetapi kemudian ketika perusahaan jasa bordir ini semakin maju maka diperlukan suatu manajemen perusahaan yang baik. Dan salah satu cara manajemen perusahaan untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian adalah dengan adanya pengendalian intern.


(26)

11

Maka dari itu berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil persediaan sebagai objek penelitian karena persediaan merupakan aset perusahaan yang sangat mudah diselewengkan, digelapkan dan dicuri. Selain itu diperlukan pengendalian intern untuk persediaan maksudnya agar perusahaan dapat menghemat dan tidak terbebani oleh persediaan, dimana persediaan seharusnya masih cukup tetapi dikarenakan adanya pencurian atau kesalahan pencatatan jadi perusahaan harus membeli lagi. Hal-hal seperti itulah yang membuat perusahaan mengeluarkan biaya untuk membeli persediaan menjadi lebih besar, sedangkan perusahaan harusnya dapat berhemat setelah kenaikan BBM dan listrik agar perusahaan tidak gulung tikar.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut : “Pemeriksaan intern yang dilaksanakan dengan memadai akan meningkatkan keefektifan pengendalian intern persediaan.” Hipotesis tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh R. Soemita Adikoesoema (1984:139) sebagai berikut :

“Pemeriksaan intern adalah merupakan penetapan oleh para karyawan perusahaan, bahwa catatan-catatan dan laporan-laporan akuntansi menggambarkan secara wajar hasil-hasil dari operasi. Sedangkan pengendalian intern mengecek pekerjaan dari karyawan. ”

Maka dari itu jika pemeriksaan intern suatu perusahaan dilaksanakan dengan memadai maka pengendalian intern dalam perusahaan tersebut juga akan meningkat keefektifannya, karena pemeriksaan intern merupakan salah satu tahap yang penting dari pengendalian intern.


(27)

12

I.6. Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, data dan informasi yang relevan, penulis peroleh dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Data primer ( primary data )

Data diperoleh dari situasi sebenarnya di perusahaan. Data semacam ini diperoleh penulis dengan cara :

• Pengamatan ( observation )

Yaitu pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas perusahaan yang sedang diteliti.

• Wawancara ( interview )

Yaitu pengumpulan data pihak-pihak yang berwenang untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai perusahaan.

• Kuesioner ( questionaire )

Yaitu pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang disampaikan kepada pihak yang berwenang untuk mendapatkan informasi.

2. Data sekunder ( secondary data )

Diperoleh dari sumber-sumber yang telah tersedia dalam perusahaan. Data semacam ini diperoleh penulis dari catatan-catatan perusahaan yang menguraikan mengenai latar belakang, kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan perusahaan. Data juga diperoleh dari data kepustakaan.


(28)

13

I.7. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Dalam rangka pengambilan data untuk penyusunan skripsi, penulis telah melakukan penelitian pada CV. Karya Indah Embroidery yang berlokasi di Bandung. Adapun penelitian dilakukan kurang lebih selama empat bulan.


(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan pengendalian intern atas persediaan, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan intern persediaan yang diterapkan pada CV Karya Indah Embroidery telah cukup memadai hal tersebut dapat dilihat dari :

a. Kedudukan auditor internal yang independen atau tidak berada di bawah bagian manapun dalam perusahaan. Dan langsung mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan intern ke direktur utama, sehingga auditor intern dapat menjalankan tugasnyas secara objektif dan tidak memihak.

b. Auditor internal yang melakukan pemeriksaan intern harus memiliki kompetensi dengan latar belakang pendidikan SI akuntansi dan sudah berpengalaman karena telah mengikuti program-program pelatihan atau seminar mengenai pemeriksaan intern.

c. Dalam pelaksanaannya pemeriksaan intern telah dilakukan melalui tahap-tahap yang terstruktur dan jelas sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu juga dengan dilakukannya


(30)

75

pemeriksaan yang berkesinambunagn membuat manajemen selalu dapat mengantisipasi resiko-resiko yang dapat timbul.

d. Hasil-hasil yang diperoleh dari pemeriksaan intern pun masih dievaluasi kembali, hal ini bertujuan agar hasil-hasil tersebut dapat diketahui apakah cukup relevan dan memadai untuk digunakan sebagai dasar bagi auditor internal dalam memberikan saran-saran bagi manajemen perusahaan. Hal tersebut untuk menghindarkan auditor internal mengambil keputusan yang salah karena jika salah memberikan saran atau masukan bagi pihak manajemen akan mengakibatkan pihak manajemen pun akan membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan.

e. Bagian pemeriksaan intern juga masih tetap melakukan pemantauan apakah saran-saran yang diberikan dijalankan secara efektif atau tidak oleh direktur utama. Karena jika saran-saran tersebut tidak dilakukan maka perusahaan akan tetap menghadapi resiko-resiko terjadinya penyelewengan persediaan secara terus menerus dan hal ini akan merugikan perusahaan.

2. Penerapan pengendalian intern persediaan oleh CV Karya Indah Embroidery telah memadai hal tersebut dapat dilihat dari:

a) Lingkungan pengendalian yang ditetapkan selama pemeriksaan intern dlakukan sehingga auditor internal dapat mengetahui kondisi dari perusahaan.


(31)

76

b) Adanya penilaian resiko pada perusahaan hal ini dapat membantu pihak manajemen perusahaan untuk mengantisipasi resiko-resiko penyelewengan terutama pada peresediaan yang dapat muncul. Dengan dilakukannya antisipasi tersebut maka pihak manajemen dapat memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan-penyelewengan tersebut.

c) Dengan adanya aktivitas pengendalian maka pemeriksaan intern yang telah memadai akan semakin efisien.

d) Pemantauan yang dilakuakn secara terus menerus akan menyebabkan pengendalian yang dilakukan akan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat menghindarkan terjadinya penyimpangan dalam menerapkan pengendalian oleh manajemen. 3. Peranan pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan pengendalian

intern persediaan pada CV Karya Indah Embroidery saling berkaitan. Dimana pemeriksaan intern menunjang keefektifan pengendalian intern persediaan perusahaan, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan memasukan skor yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan karyawan CV Karya Indah Embroidery yang kemudian diolah menggunakan statistik dengan metode korelasi spearman karena menggunakan skala ordinal.


(32)

77

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi CV Karya Indah Embroidery, saran yang penulis berikan yaitu agar CV Karya Indah Embroidery dapat mempertahankan kualitas kinerja dari bagian pemeriksaan intern perusahaan agar kontribusi yang diberikan bagian ini bagi pihak manajemen dapat tetap memadai dan diharapkan adanya pemisahan fungsi antara pemeriksa intern dengan staf. Selain agar pemeriksaan intern tersebut dapat tetap memadai, pemeriksaan intern tersebut juga akan tetap dapat menunjang keefektifan pengendalian intern perusahaan.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. and Loebbecke, James K.,2000, Auditing : An Integrated Approach, 8th Edition, New Jersey, Prentice Hall International, Inc.

Adikoesoema, Soemitra R., 1984, Sistem-sistem Akuntansi, buku satu, Bandung, Penerbit Tarsito.

Brink, Victor Z., Cashin, James A., Witt, Herbert, 1981, Modern Internal Auditing, An Operational Approach, 4th Edition, New York, USA, John Wileyard Sons, Inc.

Cushing, Barry E., 1991, Accounting Information System and Bussines Organization, alih bahasa Ruchyat Kosasih, Edisi Tiga, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Cashin, James A.; Neuwirth, Paul D.; and Levy, Jhon F., Cashin’s Handbook for Auditors, 2nd ed, Singapore: Mc. Graw Hill Book Company, 1997.

Champion, Dean J., Basic Statistic for Social Research, 2nd edition, New York: Mac Millan Publishing Company., 1981.

Hendriksen, Eldon S., Teori Akuntansi, 4th edition, buku satu, Gelora Aksara Pertama, Jakarta, 1999.

Hartadi, Bambang, 1982. Internal Auditing, Yogyakarta, Andi Ofset.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999, Standar Akuntansi Keuangan, buku satu, Lembaga Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1999.

Jogiyanto, H. M., Metodologi Penelitian Bisnis, cetakan pertama, Yogyakarta, penerbit BPFE.

La, Midjan, 1989, Sistem Akuntansi 1, edisi ke-4, Bandung: Lembaga Informatika Akuntansi.


(34)

79

Santoso, Singgih, 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5, edisi ke-2, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tuanakotta, Theodorus M.,1982, Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, edisi ke-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tugiman, Hiro, 1997, Standar Audit Internal, edisi satu, Yogyakarta: BPFE., 1990.

Weygant, Jerry J. and Kieso, Donald F., 2002, Intermediate Accounting, 1st edition, Cincinati Ohio: South western Publishing Co.

Wilson, James D and Jhon B. Heckert, 1989, Contollership, The Work of The Managerial Accountant, alih bahasa Tjintjin Fenix Tjendera, 1996, dalam Controllership: Tugas Akuntansi Manajemen, edisi ke-3, Jakarta: Erlangga.


(1)

5.1. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan pengendalian intern atas persediaan, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan intern persediaan yang diterapkan pada CV Karya Indah Embroidery telah cukup memadai hal tersebut dapat dilihat dari :

a. Kedudukan auditor internal yang independen atau tidak berada di bawah bagian manapun dalam perusahaan. Dan langsung mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan intern ke direktur utama, sehingga auditor intern dapat menjalankan tugasnyas secara objektif dan tidak memihak.

b. Auditor internal yang melakukan pemeriksaan intern harus memiliki kompetensi dengan latar belakang pendidikan SI akuntansi dan sudah berpengalaman karena telah mengikuti program-program pelatihan atau seminar mengenai pemeriksaan intern.

c. Dalam pelaksanaannya pemeriksaan intern telah dilakukan melalui tahap-tahap yang terstruktur dan jelas sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu juga dengan dilakukannya


(2)

pemeriksaan yang berkesinambunagn membuat manajemen selalu dapat mengantisipasi resiko-resiko yang dapat timbul.

d. Hasil-hasil yang diperoleh dari pemeriksaan intern pun masih dievaluasi kembali, hal ini bertujuan agar hasil-hasil tersebut dapat diketahui apakah cukup relevan dan memadai untuk digunakan sebagai dasar bagi auditor internal dalam memberikan saran-saran bagi manajemen perusahaan. Hal tersebut untuk menghindarkan auditor internal mengambil keputusan yang salah karena jika salah memberikan saran atau masukan bagi pihak manajemen akan mengakibatkan pihak manajemen pun akan membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan.

e. Bagian pemeriksaan intern juga masih tetap melakukan pemantauan apakah saran-saran yang diberikan dijalankan secara efektif atau tidak oleh direktur utama. Karena jika saran-saran tersebut tidak dilakukan maka perusahaan akan tetap menghadapi resiko-resiko terjadinya penyelewengan persediaan secara terus menerus dan hal ini akan merugikan perusahaan.

2. Penerapan pengendalian intern persediaan oleh CV Karya Indah Embroidery telah memadai hal tersebut dapat dilihat dari:

a) Lingkungan pengendalian yang ditetapkan selama pemeriksaan intern dlakukan sehingga auditor internal dapat mengetahui kondisi dari perusahaan.


(3)

b) Adanya penilaian resiko pada perusahaan hal ini dapat membantu pihak manajemen perusahaan untuk mengantisipasi resiko-resiko penyelewengan terutama pada peresediaan yang dapat muncul. Dengan dilakukannya antisipasi tersebut maka pihak manajemen dapat memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan-penyelewengan tersebut.

c) Dengan adanya aktivitas pengendalian maka pemeriksaan intern yang telah memadai akan semakin efisien.

d) Pemantauan yang dilakuakn secara terus menerus akan menyebabkan pengendalian yang dilakukan akan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat menghindarkan terjadinya penyimpangan dalam menerapkan pengendalian oleh manajemen. 3. Peranan pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan pengendalian

intern persediaan pada CV Karya Indah Embroidery saling berkaitan. Dimana pemeriksaan intern menunjang keefektifan pengendalian intern persediaan perusahaan, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan memasukan skor yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan karyawan CV Karya Indah Embroidery yang kemudian diolah menggunakan statistik dengan metode korelasi spearman karena menggunakan skala ordinal.


(4)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi CV Karya Indah Embroidery, saran yang penulis berikan yaitu agar CV Karya Indah Embroidery dapat mempertahankan kualitas kinerja dari bagian pemeriksaan intern perusahaan agar kontribusi yang diberikan bagian ini bagi pihak manajemen dapat tetap memadai dan diharapkan adanya pemisahan fungsi antara pemeriksa intern dengan staf. Selain agar pemeriksaan intern tersebut dapat tetap memadai, pemeriksaan intern tersebut juga akan tetap dapat menunjang keefektifan pengendalian intern perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. and Loebbecke, James K.,2000, Auditing : An Integrated Approach, 8th Edition, New Jersey, Prentice Hall International, Inc.

Adikoesoema, Soemitra R., 1984, Sistem-sistem Akuntansi, buku satu, Bandung, Penerbit Tarsito.

Brink, Victor Z., Cashin, James A., Witt, Herbert, 1981, Modern Internal

Auditing, An Operational Approach, 4th Edition, New York, USA, John

Wileyard Sons, Inc.

Cushing, Barry E., 1991, Accounting Information System and Bussines

Organization, alih bahasa Ruchyat Kosasih, Edisi Tiga, Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Cashin, James A.; Neuwirth, Paul D.; and Levy, Jhon F., Cashin’s Handbook for

Auditors, 2nd ed, Singapore: Mc. Graw Hill Book Company, 1997.

Champion, Dean J., Basic Statistic for Social Research, 2nd edition, New York: Mac Millan Publishing Company., 1981.

Hendriksen, Eldon S., Teori Akuntansi, 4th edition, buku satu, Gelora Aksara Pertama, Jakarta, 1999.

Hartadi, Bambang, 1982. Internal Auditing, Yogyakarta, Andi Ofset.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999, Standar Akuntansi Keuangan, buku satu, Lembaga Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1999.

Jogiyanto, H. M., Metodologi Penelitian Bisnis, cetakan pertama, Yogyakarta, penerbit BPFE.


(6)

Santoso, Singgih, 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi

11.5, edisi ke-2, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tuanakotta, Theodorus M.,1982, Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik,

edisi ke-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tugiman, Hiro, 1997, Standar Audit Internal, edisi satu, Yogyakarta: BPFE., 1990.

Weygant, Jerry J. and Kieso, Donald F., 2002, Intermediate Accounting, 1st edition, Cincinati Ohio: South western Publishing Co.

Wilson, James D and Jhon B. Heckert, 1989, Contollership, The Work of The

Managerial Accountant, alih bahasa Tjintjin Fenix Tjendera, 1996, dalam

Controllership: Tugas Akuntansi Manajemen, edisi ke-3, Jakarta: Erlangga.