Usulan Penjadwalan Pemenuhan Pesanan Dengan Metode Algoritma Priority Dispatching Di PT.Sarana Reksa Jakarta.

(1)

ABSTRAK

Untuk tetap dapat bersaing, maka setiap perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai faktor. PT. Sarana Wira Reksa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri manufaktur yang membuat dies.

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa pada saat ini perusahaan menghadapi masalah dalam pemenuhan pesanan dengan tepat waktu, dapat disimpulkan bahwa metode penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan kurang tepat. Metode penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan saat ini hanya berdasarkan pada tanggal terima paling cepat saja. Kekurangan dari metode perusahaan ini adalah hanya terfokus pada faktor tanggal terima dan tidak memperhatikan faktor-faktor lain seperti batas tanggal selesai, matriks routing setiap pesanan serta tidak mempunyai standar yang jelas untuk penentuan penjadwalan setelah prioritas pertama selesai ditentukan.

Metode penjadwalan yang diusulkan penulis adalah metode Priority Dispatching yang dikemukakan oleh Giffler dan Thompson. Algoritma yang digunakan adalah algoritma untuk penjadwalan aktif dan non delay. Aturan prioritas yang digunakan adalah Earlist Due Date (EDD) sebagai aturan prioritas pertama, aturan prioritas yang kedua adalah Short Processing Time (SPT), sedangkan aturan prioritas yang terakhir adalah Random. Kriteria pemilihan metode penjadwalan terbaik adalah minimum number of tardy job, sedangkan ukuran performansi lain yang turut dipertimbangkan apabila kedua alternatif metode penjadwalan menghasilkan number of tardy job yang sama adalah maximum completion time, maximum tardiness, mean tardiness, mean lateness, waktu menganggur setiap departemen dan waktu selesai setiap departemen.

Hasil dari perhitungan penjadwalan aktif dan non delay adalah tidak terdapat pesanan yang terlambat. Sedangkan hasil perbandingan dari maximum completion time dan mean lateness menunjukkan bahwa metode penjadwalan yang terbaik adalah penjadwalan non delay. Hasil dari waktu menganggur dan waktu selesai setiap departemen diperoleh bahwa penjadwalan non delay lebih banyak terpilih daripada penjadwalan aktif. Berdasarkan hasil dari semua perbandingan yang telah dilakukan, maka metode penjadwalan usulan yang terpilih adalah penjadwalan non delay. Hasil perbandingan penjadwalan usulan terpilih atau non delay dengan metode perusahaan menunjukkan bahwa penjadwalan non delay lebih baik karena tidak terdapat pesanan yang terlambat, sedangkan metode perusahaan terdapat satu pesanan yang terlambat.

Kelebihan dari metode penjadwalan usulan terpilih atau non delay adalah tidak terdapat jumlah pesanan yang terlambat, memiliki maximum completion time yang paling kecil dan juga memiliki mean lateness yang paling besar dibandingkan metode penjadwalan yang lainnya.


(2)

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI. ... viii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah... 1-1 1.2. Identifikasi Masalah ... 1-2

1.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi

1.3.1. Pembatasan Masalah ... 1-2 1.3.2. Asumsi... 1-3 1.4. Perumusan Masalah ... 1-3 1.5. Tujuan Penelitian ... 1-3 1.5. Sistematika Penulisan ... 1-4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uji Petik Pekerjaan atau Sampling Pekerjaan

2.1.1. Pengertian Sampling Pekerjaan... 2-1 2.1.2. Kegunaan Sampling Pekerjaan... 2-1 2.1.3. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Sampling

Pekerjaan ... 2-2 2.1.4. Pemisahan Kegiatan Untuk Sampling Pekerjaan ... 2-3 2.1.5. Melakukan Sampling Pekerjaan... 2-3


(3)

2.2. Utilisasi ... 2-4 2.3. Peta Proses Operasi ... 2-5

2.3.1. Kegunaan Peta Proses Operasi... 2-5 2.3.2. Analisis Peta Proses Operasi ... 2-6 2.4. Penjadwalan

2.4.1. Pengertian Penjadwalan ... 2-6 2.4.2. Tujuan Penjadwalan ... 2-7

2.4.3. Istilah yang Digunakan Dalam Penjadwalan ... 2-9 2.4.4. Jenis-jenis dari Model Penjadwalan ... 2-10 2.4.5. Kriteria Evaluasi dan Ukuran Performansi Penjadwalan ... 2-11 2.4.6. Masalah Umum Persoalan Job Shop ... 2-13 2.4.7. Klasifikasi Jadwal ... 2-15

2.4.8. Prosedur Pembuatan Jadwal... 2-16 2.4.9. Teknik Priority Dispatching ... 2-19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Penelitian Pendahuluan ... 3-4 3.2. Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 3-4 3.3. Perumusan Masalah ... 3-4

3.4. Menentukan Tujuan Penelitian ... 3-4 3.5. Studi Literatur ... 3-5

3.6. Menentukan Model Penelitian ... 3-5 3.7. Pengumpulan Data ... 3-5 3.8. Pengolahan Data ... 3-5

3.8.1. Pembuatan Peta Proses Operasi untuk setiap Dies... 3-6 3.8.2. Pembuatan Matriks Routing untuk setiap Dies ... 3-7 3.8.3. Pembuatan Matriks Operasi untuk setiap Dies ... 3-7 3.8.4. Pembuatan Matriks Waktu Baku untuk setiap Dies... 3-7 3.8.5. Penghitungan Tingkat Utilisasi ... 3-7 3.8.6. Penghitungan Tingkat Kehadiran Tenaga Kerja


(4)

3.8.7. Penghitungan Ketersediaan Jam Kerja Efektif... 3-9 3.8.8. Penyusunan Penjadwalan

3.8.8.1. Metode Penjadwalan yang diterapkan oleh Perusahaan ... 3-9 3.8.8.2. Metode Penjadwalan yang Diusulkan... 3-9 3.8.8.2.1. Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Aktif... 3-10 3.8.8.2.2. Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Non Delay ... 3-10 3.9. Analisis... 3-10

3.10. Kesimpulan dan Saran... 3-11

BAB 4 PENGUMPULAN DATA 4.1. Data Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1 4.1.2. Struktur Organisasi dan Job Description ... 4-2 4.1.3. Data Waktu Kerja Perusahaan... 4-4 4.1.4. Data Tenaga Kerja Perusahaan ... 4-5 4.2. Kegiatan Produksi

4.2.1. Kegiatan Produksi Setelah Menerima Pesanan Sampai

Dengan Siap Produksi ... 4-5 4.2.2. Kegiatan Produksi Secara Umum ... 4-6 4.3. Data Mesin yang Digunakan... 4-8 4.4. Data Pesanan Perusahaan... 4-8 4.5. Waktu Siap Setiap Departemen ... 4-9 4.6. Data Kegiatan Produktif dan Tidak Produktif ... 4-10 4.6.1. Menentukan Interval Pengamatan ... 4-10 4.6.2. Menentukan Jam Kunjungan... 4-10 4.6.3. Sampling Pekerjaan... 4-13

4.7. Data Kehadiran Tenaga Kerja Langsung ... 4-15 4.8. Urutan Proses Produksi Tiap Pesanan ... 4-16


(5)

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 5.1. Pengolahan Data

5.1.1. Tingkat Utilisasi ... 5-1 5.1.1.1. Uji Keseragaman Data ... 5-1

5.1.1.2. Uji Kecukupan Data... 5-5 5.1.1.3. Perhitungan Tingkat Utilisasi... 5-8

5.1.2. Tingkat Kehadiran Tenaga Kerja Langsung ... 5-11 5.1.3. Ketersediaan Jam Kerja Efektif... 5-11 5.1.4. Matriks Routing untuk Setiap Dies ... 5-15

5.1.5. Matriks Operasi untuk Setiap Dies... 5-19 5.1.6. Matriks Waktu Baku untuk Setiap Dies... 5-23 5.1.7. Proses Penjadwalan

5.1.7.1. Penjadwalan dengan Metode Perusahaan ... 5-27 5.1.7.2. Penjadwalan dengan Metode yang Diusulkan ... 5-28 5.1.7.2.1. Penjadwalan Aktif... 5-28 5.1.7.2.2. Penjadwalan Non Delay ... 5-30 5.2. Analisis

5.2.1. Analisis Metode Penjadwalan yang Diterapkan oleh

Perusahaan Sekarang ini... 5-31 5.2.2. Analisis Alternatif Metode Penjadwalan yang

Diusulkan

5.2.2.1. Analisis Alternatif Metode Algoritma Priority

Dispatching untuk Penjadwalan Aktif ... 5-36 5.2.2.2. Analisis Alternatif Metode Algoritma Priority

Dispatching untuk Penjadwalan Non Delay ... 5-39 5.2.3. Analisis Pemilihan Alternatif Metode Penjadwalan

yang Diusulkan... 5-42 5.2.3.1. Perbandingan Ukuran Performansi Antara Metode

Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Aktif dengan Metode Algoritma


(6)

Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Non

Delay ... 5-43 5.2.3.2. Perbandingan Waktu Menganggur Antara Metode

Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Aktif dengan Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Non

Delay ... 5-44 5.2.3.3. Perbandingan Waktu Selesai Antara Metode

Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Aktif dengan Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Non

Delay ... 5-46 5.2.4. Analisis Perbandingan Antara Metode Penjadwalan

yang Diterapkan Perusahaan Saat Ini dengan Metode

Penjadwalan Usulan yang Terpilih ... 5-48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 6-1 6.2. Saran

6.2.1. Saran untuk Perusahaan ... 6-2 6.2.2. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut ... 6-3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

KOMENTAR DOSEN PENGUJI DATA PENULIS


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1. Data Waktu Kerja Perusahaan 4-4 4.2. Data Tenaga Kerja Langsung Perusahaan untuk

Satu Shift 4-5 4.3. Data Mesin yang Digunakan Perusahaan 4-8

4.4. Data Pesanan Perusahaan bulan Januari 2005 4-9 4.5. Waktu Siap Setiap Departemen 4-9 5.1. Persentase Produktif (Departemen Milling &

Drilling Mesin 1A/Darto Shift 1) 5-1 5.2. Ringkasan Hasil Pengujian Keseragaman Data 5-4 5.3. Ringkasan Hasil Pengujian Kecukupan Data 5-6 5.4. Rata-rata % Produktif untuk Setiap Departemen 5-9 5.5. Rangkuman Hasil Tingkat Kehadiran Tenaga

Kerja Langsung 5-11

5.6. Ketersediaan Jam Kerja Efektif 5-12 5.7. Matriks Routing Dm Cover TR/PI (A 21) 5-15 5.8. Matriks Routing Dm Cover BE 1 (A 22) 5-16 5.9. Matriks Routing Dm Cover BE 2 (A 23) 5-17 5.10. Matriks Routing Dac Angle (A 24) 5-18 5.11. Matriks Operasi Dm Cover TR/PI (A 21) 5-19 5.12. Matriks Operasi Dm Cover BE 1 (A 22) 5-20 5.13. Matriks Operasi Dm Cover BE 2 (A 23) 5-21 5.14. Matriks Operasi Dac Angle (A 24) 5-22 5.15. Matriks Waktu Baku Dm Cover TR/PI (A 21) 5-23 5.16. Matriks Waktu Baku Dm Cover BE 1 (A 22) 5-24


(8)

5.17. Matriks Waktu Baku Dm Cover BE 2 (A 23) 5-25 5.18. Matriks Waktu Baku Dac Angle (A 24) 5-26 5.19. Waktu Selesai Pesanan Berdasarkan Metode

Perusahaan 5-27 5.20. Perhitungan Keterlambatan (Li) untuk Setiap

Pesanan Berdasarkan Hasil Penjadwalan dengan

Metode Perusahaan 5-28

5.21. Waktu Selesai Pesanan Berdasarkan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Aktif 5-29

5.22. Perhitungan Keterlambatan (Li) untuk Setiap

Pesanan Berdasarkan Hasil Penjadwalan dengan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Aktif 5-29

5.23. Waktu Selesai Pesanan Berdasarkan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Non Delay 5-30 5.24. Perhitungan Keterlambatan (Li) untuk Setiap

Pesanan Berdasarkan Hasil Penjadwalan dengan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Non Delay 5-31 5.25. Perbandingan Tanggal Selesai Berdasarkan Hasil

Penjadwalan Metode Perusahaan dengan

Realisasi Tanggal Pengiriman 5-32 5.26. Perbandingan Tanggal Selesai Berdasarkan Hasil

Penjadwalan Metode Perusahaan dengan Batas

Tanggal Selesai (Due Date) 5-33 5.27. Waktu Menganggur Setiap Departemen

Berdasarkan Hasil Penjadwalan Metode


(9)

5.28. Waktu Selesai Setiap Departemen Berdasarkan

Hasil Penjadwalan Metode Perusahaan 5-35 5.29. Ukuran Performansi Berdasarkan Hasil

Penjadwalan Metode Perusahaan 5-36 5.30. Perbandingan Tanggal Selesai Berdasarkan Hasil

Penjadwalan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk Penjadwalan Aktif dengan

Batas Tanggal Selesai (Due Date) 5-37 5.31. Waktu Menganggur Setiap Departemen

Berdasarkan Hasil Penjadwalan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Aktif 5-37

5.32. Waktu Selesai Setiap Departemen Berdasarkan Hasil Penjadwalan Metode Algoritma Priority

Dispatching untuk Penjadwalan Aktif 5-38 5.33. Ukuran Performansi Berdasarkan Hasil

Penjadwalan Metode Algoritma Priority

Dispatching untuk Penjadwalan Aktif 5-39 5.34. Perbandingan Tanggal Selesai Berdasarkan Hasil

Penjadwalan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk Penjadwalan Non Delay

dengan Batas Tanggal Selesai (Due Date) 5-39 5.35. Waktu Menganggur Setiap Departemen

Berdasarkan Hasil Penjadwalan Metode Algoritma Priority Dispatching untuk

Penjadwalan Non Delay 5-40 5.36. Waktu Selesai Setiap Departemen Berdasarkan

Hasil Penjadwalan Metode Algoritma Priority


(10)

5.37. Ukuran Performansi Berdasarkan Hasil Penjadwalan Metode Algoritma Priority

Dispatching untuk Penjadwalan Non Delay 5-42 5.38. Perbandingan Ukuran Performansi Antara

Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Aktif dengan Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Non

Delay 5-43 5.39. Perbandingan Waktu Menganggur Setiap

Departemen Antara Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Aktif dengan Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk

Penjadwalan Non Delay 5-45 5.40. Perbandingan Waktu Selesai Setiap Departemen

Antara Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Aktif dengan Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk

Penjadwalan Non Delay 5-46 5.41. Perbandingan Ukuran Performansi Antara

Metode Algoritma Priority Dispatching Untuk Penjadwalan Non Delay dengan Metode

Perusahaan 5-48


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Matriks Routing 2-14

2.2. Matriks Waktu 2-14

2.3. Gantt Chart 2-15

2.4. Diagram Venn Jadwal Semi Aktif, Aktif, Non

Delay 2-16 3.1. Bagan Metodologi Penelitian 3-1

3.2. Bagan Pengolahan Data 3-6 3.3. Bagan Langkah Perhitungan Tingkat Utilisasi 3-8 4.1. Bagan Struktur Organisasi PT. Sarana Wira

Reksa 4-2 5.1. Grafik Uji Keseragaman (Departemen Milling &


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

A Sampling Pekerjaan LA-1

B Data Kehadiran Tenaga Kerja Langsung LB-1

C Uji Keseragaman Data LC-1

D Uji Kecukupan Data LD-1

E Penjadwalan Dengan Metode Perusahaan LE-1 F Penjadwalan Dengan Metode Algoritma Priority

Dispatching untuk Penjadwalan Aktif LF-1 G Penjadwalan Dengan Metode Algoritma Priority

Dispatching untuk Penjadwalan Non Delay LG-1 H Peta Proses Operasi Setiap Dies, Gantt Chart

Penjadwalan Metode Perusahaan, Gantt Chart Penjadwalan Aktif, Gantt Chart Penjadwalan Non Delay


(13)

Lampiran A


(14)

Lampiran B

DATA KEHADIRAN TENAGA KERJA

LANGSUNG


(15)

Lampiran C


(16)

Lampiran D


(17)

Lampiran E

PENJADWALAN DENGAN METODE

PERUSAHAAN


(18)

Lampiran F

PENJADWALAN DENGAN METODE

ALGORITMA PRIORITY DISPATCHING


(19)

Lampiran G

PENJADWALAN DENGAN METODE

ALGORITMA PRIORITY DISPATCHING


(20)

Lampiran H

PETA PROSES OPERASI SETIAP

DIES

GANTT CHART PENJADWALAN

METODE PERUSAHAAN

GANTT CHART PENJADWALAN

AKTIF

GANTT CHART PENJADWALAN


(21)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama Mahasiswa : Samuel Margono

NRP : 0023030

Judul Tugas Akhir : Usulan Penjadwalan Pemenuhan Pesanan Dengan Metode Algoritma Priority Dispatching Di PT. Sarana Wira Reksa Jakarta

Komentar-Komentar Dosen Penguji:

D Kesimpulan : sebaiknya nilai (mean lateness, dll) ditulis.

D Apakah layak investasi perusahaan untuk membuat divisi baru atau software dengan keuntungan tidak adanya denda ?

D Periode pembuatan jadwal tiap berapa lama ? Untuk implementasinya.

D Pikirkan lagi cara mengatasi agar tidak terjadi subcontract bila terjadi pesanan dies, disesuaikan dengan metode penjadwalan yang diusulkan supaya manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan.

D Sebaiknya tambahkan pertimbangan keuntungan divisi PPC dibentuk, untuk menyusun penjadwalan daripada sering terjadi keterlambatan (bandingkan biaya bentuk divisi baru dengan biaya denda keterlambatan).


(22)

DATA PENULIS

Nama : Samuel Margono

Alamat di Bandung : Jl. Sukamulya Indah I No. 12 A, Bandung Alamat Asal : Jl. Mawar II BN 2, Solobaru, Sukoharjo No. Telp. Bandung : -

No. Telp. Asal : (0271) 620218 No. Handphone : 0816 61 5791

Alamat Email : samuel_m2oe@yahoo.com Pendidikan : SD Marsudirini, Solo

SMP Bina Daya Bangsa, Sukoharjo SMU Kristen Widyawacana, Solo

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Nilai Tugas Akhir : A


(23)

Bab 1 Pendahuluan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan yang semakin ketat terjadi di semua jenis industri, termasuk juga industri manufaktur. Salah satunya adalah industri manufaktur yang membuat cetakan atau dies, baik yang berskala kecil hingga besar. Persaingan dalam jenis industri ini meliputi persaingan dalam hal kualitas produk dengan kepresisian yang tinggi, harga produk yang bersaing, dan pengiriman yang tepat waktu. Oleh karena itu untuk tetap dapat bersaing perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai faktor.

PT. Sarana Wira Reksa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri manufaktur yang membuat dies. Dengan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan ini untuk melakukan perbaikan. Langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan perbaikan adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan. Setelah mengetahui permasalah-masalahan yang terjadi, pihak perusahaan baru dapat melakukan perbaikan. Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam pemenuhan pesanan. Dampak dari masalah keterlambatan ini sangat merugikan perusahaan antara lain kepuasan dan kepercayaan konsumen akan menurun dan mungkin konsumen akan berpaling ke perusahaan lain. Di samping itu ada juga beberapa konsumen yang mengenakan denda jika pengiriman pesanan datang terlambat. Besarnya denda bersifat sama dan tetap setiap kali terlambat, jadi tidak tergantung dari berapa hari keterlambatan yang terjadi.

Untuk dapat memenuhi pesanan sesuai dengan perjanjian atau tepat waktu maka perlu ditinjau dari beberapa faktor, yaitu faktor bahan baku yang diperlukan, faktor metode penjadwalan yang digunakan perusahaan dengan sifat produksi job order, faktor kemahiran dan ketrampilan pekerja serta faktor mesin


(24)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

dan peralatan. Untuk faktor bahan baku, perusahaan mempunyai beberapa supplier dan juga bahan baku yang digunakan mudah untuk didapat. Untuk faktor kemahiran dan ketrampilan pekerja, pihak perusahaan sering memberikan pelatihan dan perusahaan tidak mempunyai pekerja yang baru. Sedangkan untuk faktor mesin dan peralatan, perusahaan melakukan pemeliharaan secara rutin yaitu setiap hari sabtu setelah shift terakhir. Pemeliharaan ini dilakukan oleh para pekerja dan dilakukan secara bergiliran. Para pekerja juga diwajibkan untuk selalu membersihkan mesin sebelum pergantian shift atau sebelum para pekerja pulang. Setelah mendapatkan keterangan dari pihak perusahaan serta telah dilakukannya pengamatan secara seksama di perusahaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode penjadwalan yang diterapkan oleh perusahaan kurang tepat sehingga perlu untuk diteliti dan dikaji lebih lanjut.

1.2. Identifikasi Masalah

Masalah yang dihadapi oleh PT. Sarana Wira Reksa adalah masalah keterlambatan pemenuhan pesanan. Hal ini disebabkan karena pihak perusahaan belum menerapkan metode penjadwalan yang tepat untuk memenuhi pesanan pelanggan secara tepat waktu. Penjadwalan yang selama ini dilakukan pihak perusahaan hanya berdasarkan pada tanggal terima paling cepat, jika terdapat tanggal terima yang sama maka aturan prioritas kedua adalah berdasarkan due date paling cepat. Setelah mengetahui permasalahan secara umum maka masalah yang terjadi perlu untuk difokuskan lebih detail. Fokus dari masalah yang terjadi adalah menemukan suatu metode penjadwalan yang dapat meminimasi jumlah pesanan yang terlambat.

1.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi 1.3.1. Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ada beberapa batasan yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan juga untuk membatasi ruang lingkup penelitian supaya tidak terlalu luas. Pembatasan masalah yang diperlukan


(25)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

1. Data pesanan yang digunakan untuk penelitian adalah pesanan dari tanggal 3 Januari 2005 hingga 8 Januari 2005.

1.3.2. Asumsi

Asumsi-asumsi yang diperlukan untuk membantu dalam menyelesaikan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku maupun standar part dianggap mencukupi dan juga tidak terdapat masalah dalam pengiriman bahan baku maupun standar part.

2. Mesin dan peralatan dalam kondisi baik.

3. Pekerja cukup mahir dan trampil dalam bekerja.

4. Tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa kekurangan dari metode penjadwalan yang diterapkan oleh perusahaan sekarang ini ?

2. Alternatif metode penjadwalan apa saja yang dapat digunakan perusahaan ? 3. Metode penjadwalan apa yang sebaiknya digunakan perusahaan ?

4. Apa kelebihan dari metode penjadwalan yang diusulkan ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kekurangan dari metode penjadwalan yang diterapkan oleh perusahaan saat ini.

2. Mengemukakan alternatif dari metode penjadwalan yang dapat digunakan perusahaan.

3. Mengusulkan metode penjadwalan yang sebaiknya digunakan perusahaan. 4. Mengemukakan kelebihan dari metode penjadwalan yang diusulkan.


(26)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah (berisi permasalahan yang terjadi di perusahaan), pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam membuat laporan ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai tahap-tahap yang dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan ini dari awal sampai akhir.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi informasi mengenai kondisi perusahaan dan data-data perusahaan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini mencakup perhitungan atau hasil dari pengolahan data-data yang didapat melalui pengamatan dan penganalisisan terhadap hasil-hasil dari pengolahan data yang telah didapat dan juga hasil-hasil dari pengolahan data dibandingkan dengan teori yang ada.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil pengolahan data dan analisis secara umum dan juga berisi saran-saran yang ditujukan untuk perusahaan dan juga untuk penelitian lebih lanjut.


(27)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan saat ini belum baik karena terjadi keterlambatan dalam pemenuhan pesanan. Salah satu faktor keterlambatan ini disebabkan oleh metode penjadwalan yang diterapkan oleh perusahaan saat ini hanya terfokus pada tanggal terima yang paling cepat dan juga dalam pemilihan description pihak perusahaan tidak memiliki standar yang jelas.

2. Berdasarkan pola aliran proses produksi yang terjadi di perusahaan yaitu pola aliran job shop, maka metode usulan yang akan digunakan adalah metode prosedur Heuristic. Metode prosedur Heusristic yang digunakan adalah metode Priority Dispatching yang terdiri dari dua algoritma yaitu algoritma untuk penjadwalan aktif dan non delay. Aturan prioritas yang digunakan terdiri dari tiga aturan prioritas yaitu Earlist Due Date (EDD) sebagai aturan prioritas pertama, aturan prioritas yang kedua adalah Short Processing Time (SPT), sedangkan aturan prioritas yang terakhir adalah Random. Metode penjadwalan usulan yang terpilih adalah penjadwalan non delay, pemilihan ini didasarkan pada perbandingan ukuran performansi, waktu menganggur dan waktu selesai. Penjadwalan non delay memiliki maximum completion time pada menit ke12876,05, mean lateness sebesar -557,340 menit (-0,777 hari) sedangkan penjadwalan aktif memiliki maximum completion time pada menit ke12982, mean lateness sebesar -451,840 menit (-0,630 hari). Jadi dari ukuran performansi terlihat bahwa penjadwalan non delay lebih baik daripada penjadwalan aktif. Di samping


(28)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

itu penjadwalan non delay memiliki waktu menganggur dan waktu selesai yang lebih kecil dibandingkan dengan penjadwalan aktif.

3. Metode yang lebih baik diterapkan di perusahaan adalah penjadwalan non delay, karena hasil dari perbandingan untuk kriteria utama yaitu jumlah pesanan yang terlambat terlihat bahwa metode penjadwalan yang digunakan perusahaan saat ini menghasilkan pesanan yang terlambat sedangkan penjadwalan non delay tidak memiliki pesanan yang terlambat.

4. Kelebihan dari penjadwalan non delay adalah tidak terdapat jumlah pesanan yang terlambat, memiliki maximum completion time yang paling kecil dan juga memiliki mean lateness yang paling besar dibandingkan metode penjadwalan yang lainnya.

6.2. Saran

6.2.1. Saran untuk Perusahaan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran untuk perusahaan sebagai berikut:

• Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menerapkan metode penjadwalan usulan yang terpilih, yaitu penjadwalan non delay.

• Untuk mendukung penerapan metode penjadwalan usulan yang terpilih perlu diadakan pelatihan mengenai metode penjadwalan usulan tersebut. Di samping itu untuk lebih memudahkan proses penjadwalan maka sebaiknya perlu dibuat suatu program untuk metode penjadwalan yang sesuai karakteristik perusahaan.

Perusahaan sebaiknya memiliki networking dengan perusahaan dies lain yang kualitas, kinerja yang baik serta harga yang dapat diterima. Hal ini dibutuhkan jika terdapat konsumen yang datang secara tiba-tiba dan meminta pelayanan cepat, maka pihak perusahaan perlu melakukan subcontract agar kepercayaan dan kepuasan konsumen tidak menurun dan juga kesempatan untuk mendapatkan konsumen yang baru tidak hilang.


(29)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3

6.2.2. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut:

• Karena proses penjadwalan yang telah dilakukan sangat banyak maka disarankan untuk penelitian lebih lanjut adalah membuat metode penjadwalan dengan menggunakan software dengan memperhatikan metode penjadwalan yang telah dibuat pada penelitian ini.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Baker, Kenneth R.; “Introduction to Sequencing and Scheduling”, John Wiley & Sons Inc., New York, 1974.

2. Bedworth, David D., and Bailey, James E.; “Integrated Production Control Systems : Management, Analysis, Design”, John Wiley & Sons Inc., New York, 1982.

3. Blackstone Jr., John H.; “Capacity Management”, South Western Publishing Co., Cincinnati, Ohio, 1989.

4. Conway, Richard W., et al.,; “Theory of Scheduling”, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts, 1967.

5. Elsayed A., Boucher, Thomas O.; “Analysis & Control of Production System”, Prentice Hall, 1990.

6. Fogarty, Blackstone, Hoffman; “Production and Inventory Management”, South Western Publishing Co., Cincinnati, Ohio, 1991.

7. French, Simon, B.A., M.A., D.Phil.; “Sequencing and Scheduling : An

Introduction to The Mathematics of The Job Shop”, Ellis Horwood

Limited, New York, 1982.

8. Morton, Thomas E., and Pentico, David W.; “Heuristic Scheduling Systems with Application to Production Systems and Project Management”, John Wiley & Sons Inc., New York, 1993.

9. Kusuma, Hendra Ir.; “Manajemen Produksi : Perencanaan dan Pengendalian Produksi”, Andi, Yogyakarta, 2002.

10. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana, dan Tjakraatmadja, John H.; “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.


(1)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

1. Data pesanan yang digunakan untuk penelitian adalah pesanan dari tanggal 3 Januari 2005 hingga 8 Januari 2005.

1.3.2. Asumsi

Asumsi-asumsi yang diperlukan untuk membantu dalam menyelesaikan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku maupun standar part dianggap mencukupi dan juga tidak terdapat masalah dalam pengiriman bahan baku maupun standar part.

2. Mesin dan peralatan dalam kondisi baik.

3. Pekerja cukup mahir dan trampil dalam bekerja.

4. Tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa kekurangan dari metode penjadwalan yang diterapkan oleh perusahaan sekarang ini ?

2. Alternatif metode penjadwalan apa saja yang dapat digunakan perusahaan ? 3. Metode penjadwalan apa yang sebaiknya digunakan perusahaan ?

4. Apa kelebihan dari metode penjadwalan yang diusulkan ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kekurangan dari metode penjadwalan yang diterapkan oleh perusahaan saat ini.

2. Mengemukakan alternatif dari metode penjadwalan yang dapat digunakan perusahaan.

3. Mengusulkan metode penjadwalan yang sebaiknya digunakan perusahaan. 4. Mengemukakan kelebihan dari metode penjadwalan yang diusulkan.


(2)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah (berisi permasalahan yang terjadi di perusahaan), pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam membuat laporan ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai tahap-tahap yang dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan ini dari awal sampai akhir.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi informasi mengenai kondisi perusahaan dan data-data perusahaan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini mencakup perhitungan atau hasil dari pengolahan data-data yang didapat melalui pengamatan dan penganalisisan terhadap hasil-hasil dari pengolahan data yang telah didapat dan juga hasil-hasil dari pengolahan data dibandingkan dengan teori yang ada.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil pengolahan data dan analisis secara umum dan juga berisi saran-saran yang ditujukan untuk perusahaan dan juga untuk penelitian lebih lanjut.


(3)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan saat ini belum baik karena terjadi keterlambatan dalam pemenuhan pesanan. Salah satu faktor keterlambatan ini disebabkan oleh metode penjadwalan yang diterapkan oleh perusahaan saat ini hanya terfokus pada tanggal terima yang paling cepat dan juga dalam pemilihan description pihak perusahaan tidak memiliki standar yang jelas.

2. Berdasarkan pola aliran proses produksi yang terjadi di perusahaan yaitu pola aliran job shop, maka metode usulan yang akan digunakan adalah metode prosedur Heuristic. Metode prosedur Heusristic yang digunakan adalah metode Priority Dispatching yang terdiri dari dua algoritma yaitu algoritma untuk penjadwalan aktif dan non delay. Aturan prioritas yang digunakan terdiri dari tiga aturan prioritas yaitu Earlist Due Date (EDD) sebagai aturan prioritas pertama, aturan prioritas yang kedua adalah Short Processing Time (SPT), sedangkan aturan prioritas yang terakhir adalah Random. Metode penjadwalan usulan yang terpilih adalah penjadwalan non delay, pemilihan ini didasarkan pada perbandingan ukuran performansi, waktu menganggur dan waktu selesai. Penjadwalan non delay memiliki maximum completion time pada menit ke12876,05, mean lateness sebesar -557,340 menit (-0,777 hari) sedangkan penjadwalan aktif memiliki maximum completion time pada menit ke12982, mean lateness sebesar -451,840 menit (-0,630 hari). Jadi dari ukuran performansi terlihat bahwa penjadwalan non delay lebih baik daripada penjadwalan aktif. Di samping


(4)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

itu penjadwalan non delay memiliki waktu menganggur dan waktu selesai yang lebih kecil dibandingkan dengan penjadwalan aktif.

3. Metode yang lebih baik diterapkan di perusahaan adalah penjadwalan non delay, karena hasil dari perbandingan untuk kriteria utama yaitu jumlah pesanan yang terlambat terlihat bahwa metode penjadwalan yang digunakan perusahaan saat ini menghasilkan pesanan yang terlambat sedangkan penjadwalan non delay tidak memiliki pesanan yang terlambat.

4. Kelebihan dari penjadwalan non delay adalah tidak terdapat jumlah pesanan yang terlambat, memiliki maximum completion time yang paling kecil dan juga memiliki mean lateness yang paling besar dibandingkan metode penjadwalan yang lainnya.

6.2. Saran

6.2.1. Saran untuk Perusahaan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran untuk perusahaan sebagai berikut:

• Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menerapkan metode penjadwalan usulan yang terpilih, yaitu penjadwalan non delay.

• Untuk mendukung penerapan metode penjadwalan usulan yang terpilih perlu diadakan pelatihan mengenai metode penjadwalan usulan tersebut. Di samping itu untuk lebih memudahkan proses penjadwalan maka sebaiknya perlu dibuat suatu program untuk metode penjadwalan yang sesuai karakteristik perusahaan.

Perusahaan sebaiknya memiliki networking dengan perusahaan dies lain yang kualitas, kinerja yang baik serta harga yang dapat diterima. Hal ini dibutuhkan jika terdapat konsumen yang datang secara tiba-tiba dan meminta pelayanan cepat, maka pihak perusahaan perlu melakukan subcontract agar kepercayaan dan kepuasan konsumen tidak menurun dan juga kesempatan untuk mendapatkan konsumen yang baru tidak hilang.


(5)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3

6.2.2. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut:

• Karena proses penjadwalan yang telah dilakukan sangat banyak maka disarankan untuk penelitian lebih lanjut adalah membuat metode penjadwalan dengan menggunakan software dengan memperhatikan metode penjadwalan yang telah dibuat pada penelitian ini.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Baker, Kenneth R.; “Introduction to Sequencing and Scheduling”, John Wiley & Sons Inc., New York, 1974.

2. Bedworth, David D., and Bailey, James E.; “Integrated Production Control Systems : Management, Analysis, Design”, John Wiley & Sons Inc., New York, 1982.

3. Blackstone Jr., John H.; “Capacity Management”, South Western Publishing Co., Cincinnati, Ohio, 1989.

4. Conway, Richard W., et al.,; “Theory of Scheduling”, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts, 1967.

5. Elsayed A., Boucher, Thomas O.; “Analysis & Control of Production System”, Prentice Hall, 1990.

6. Fogarty, Blackstone, Hoffman; “Production and Inventory Management”, South Western Publishing Co., Cincinnati, Ohio, 1991.

7. French, Simon, B.A., M.A., D.Phil.; “Sequencing and Scheduling : An Introduction to The Mathematics of The Job Shop”, Ellis Horwood Limited, New York, 1982.

8. Morton, Thomas E., and Pentico, David W.; “Heuristic Scheduling Systems with Application to Production Systems and Project Management”, John Wiley & Sons Inc., New York, 1993.

9. Kusuma, Hendra Ir.; “Manajemen Produksi : Perencanaan dan Pengendalian Produksi”, Andi, Yogyakarta, 2002.

10. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana, dan Tjakraatmadja, John H.; “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.