Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Pada Murid Balet Berusia 14-20 Tahun Yang Sedang Berlatih Menari En Pointe di Studio "X" Bandung.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Self Efficacy pada Murid Ballet Berusia 14-20 tahun yang Sedang Berlatih Menari En Pointe di Studio “X” di Kota Bandung. Penelitian ini dulakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai self efficacy pada murid ballet yang sedang berlatih menari en pointe di studio “X” Bandung.
Target populasi penelitian ini adalah murid remaja kelas grade 7, grade 8, dan kelas major si studio ballet “X” sebanyak 32 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui self efficacy adalah alat ukur yang dimodifikasi sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Bandura, dengan validitas berkisar antara 0,433 sampai dengan 0,849 dan reliabilitas 0.959 menggunakan program SPSS 15.0 dengan uji statistic rank spearman.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa self efficacy pada murid ballet yang sedang berlatih menari en pointe di studio “X” Bandung, sebagai berikut: 91% memiliki self efficacy yang tinggi dan 9% memiliki self efficacy rendah. Diketahui juga bahwa sumber yang mempengaruhi perkembangan self efficacy murid ballet yang sedang berlatih menari en pointe adalah mastery experience, social / verbal persuasion, dan vicarious experiences, sedangkan psychological and affective states kurang berpengaruh pada pembentukkan self efficacy murid ballet.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti mengajukan saran untuk diadakannya penelitian lanjutan mengenai: Perbandingan sumber self efficacy yang paling berpengaruh terhadap pembentukkan self efficacy pada murid ballet yang sedang berlatih menari en pointe. Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy rendah diharapkan tetap optimis dan mencari solusi dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam berlatih menari en pointe. Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy tinggi disarankan agar dapat terus menghayati keberhasilan yang telah dapat diraih serta menetapkan target-target untuk meraih prestasi yang lebih baik. Bagi pengajar, diharapkan dari penelitian ini mendapatkan banyak informasi mengenai self efficacy murid ballet dan faktor yang mempengaruhinya sehingga pengajar dapat memberi dukungan, pujian, atau masukan yang dapat meningkatkan motivasi dan memperbaiki kekurangan murid ballet dalam berlatih menari en pointe. Bagi teman sekelas murid ballet di studio ”X”, disarankan untuk bersedia saling mendukung satu dengan yang lainnya dan dapat memberikan masukan berupa kritik, pujian, dan nasehat-nasehat yang dapat memupuk tumbuhnya self efficacy teman ballet sekelasnya.
(2)
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK………...i
KATA PENGANTAR………ii
DAFTAR ISI………..v
DAFTAR TABEL………...ix
DAFTAR BAGAN……….x
DAFTAR LAMPIRAN………xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……….1
1.2Identifikasi Masalah………8
1.3Maksud dan Tujuan penelitian………8
1.3.1 Maksud Penelitian………..8
1.3.2 Tujuan Penelitian………....8
1.4Kegunaan Penelitian………9
1.4.1 Kegunaan Ilmiah………...9
1.4.2 Kegunaan Praktis………9
(3)
1.6Asumsi...………....18
BAB II TINJAUAN TEORETIS...………...19
2.2 Belief...19
2.2 Self Efficacy………...19
2.2.1 Definisi Self Efficacy………19
2.2.2 Sumber Self Efficacy……….21
2.3 Masa Remaja……….27
2.3.1 Pengertian Remaja………27
2.3.2 Ciri-ciri Remaja………28
2.3.3 Tugas-tugas Perkembangan Remaja……….29
BAB III METODOLOGI PENELTIAN……….31
3.1 Rancangan Penelitian………31
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………...32
3.2.1 Variabel Penelitian………...32
3.2.2 Definisi Konseptual………..32
3.2.3 Definisi Operasional……….32
3.3 Alat Ukur………...34
3.3.1 Alat Ukur Self Efficacy……….34
(4)
3.4 Uji Coba Alat Ukur………...37
3.4.1 Validitas………...37
3.4.2 Reliabilitas………...38
3.5 Subjek Penelitian………..………39
3.5.1 Populasi Sasaran………..39
3.5.2 Karakteristik Populasi………..39
3.5.3 Teknik Sempling…………...………...40
3.6 Teknik Analisis……….40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………...41
4.1 Gambaran Responden………41
4.2 Hasil Penelitian………..43
4.3 Pembahasan...………44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….53
5.1 Kesimpulan………53
5.2 Saran………..54
DAFTAR PUSTAKA...………...………..57
DAFTAR RUJUKAN………..………..58 LAMPIRAN
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek, Indikator, Item………..34 Tabel 3.2 Skor Jawaban………36 Tabel 4.1.1 Tabel Persentase Responden berdasarkan Usia……….41 Tabel 4.1.2 Tabel Persentase Responden berdasarkan Jangka Waktu Mengikuti
Kursus Ballet………43 Tabel 4.1.3 Tabel Persentase Responden berdasarkan Kelas yang Sedang Diikuti
………43 Tabel 4.2.1 Tabel Hasil Self Efficacy……….44 Tabel 4.2.2 Tabel Self Efficacy dan aspek Self Efficacy……….44
(6)
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir………15 Bagan 3.1 Skema Rancangan Penelitian………..32
(7)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Pribadi, Data Penunjang, Kuesioner Self Efficacy Lampiran 2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Data SkorMentah Hasil Pengukuran
Lampiran 4 Tabulasi Silang antara Data Penunjang dangan Self Efficacy Lampiran 5 Tabulasi Silang antara Self Efficacy dengan aspek Self Efficacy
(8)
Lampiran 1
KATA PENGANTAR
Saya adalah mahasiswi Fekultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Sekarang saya sedang menyusun sebuah skripsi dengan judul Studi Deskriptif Mengenai Self Efficacy Pada Murid Ballet Berusia 14-20 tahun yang Sedang Berlatih Menari En Pointe di Studio “X” Bandung. Adapun tujuan dari penelitian saya ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai self efficacy pada murid ballet yang sedang berlatih menari en pointe. Untuk keperluan tersebut, saya bermaksud meminta sedikit waktu dan kesediaan saudara untuk membantu saya mengisi kuesioner ini.
Setiap jawaban maupun keterangan saudara dalam kuesioner ini akan saya jaga kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan. Semua data yang saya ambil hanya untuk keperluan penelitian.
Atas kesediaan dan kerjasama saudara dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
(9)
IDENTITAS
Nama :
Usia :
Lama Mengikuti Kursus Ballet :
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri
saudara. Jika saudara memilih jawaban “lain-lain”, mohon saudara tuliskan jawaban saudara di sampingnya. Untuk pertanyaan isian, isilah
pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan diri saudara secara singkat dan jelas. Jika sudah selesai periksalah kembali supaya tidak ada yang terlewat.
PERTANYAAN
1. Berapa lama waktu yang saudara butuhkan untuk dapat menari en pointe? ……….
2. Hambatan apa yang biasa saudara hadapi selama belajar menari en pointe? ……… ………
(10)
3. Seberapa sering saudara mengalami hambatan tersebut? a. Sering sekali
b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
4. Bagaimana cara saudara mengatasi hambatan tersebut?
………..
5. Bagaimana penghayatan saudara ketika sedang mengalami hambatan tersebut?
a. Merasa tertantang b. Stress
c. Biasa saja
d. Lain-lain……….
6. Seberapa sering saudara berhasil mengatasi hamabatan tersebut? a. Sering sekali teratasi dengan baik
b. Sering teratasi c. Jarang teratasi d. Jarang sekali teratasi
(11)
7. Bagaimana penghayatan saudara saat dapat mengatasi hambatan dalam belajar menari en pointe?
a. Merasa lebih bersemangat untuk menari en pointe b. Puas
c. Biasa-biasa saja
d. Lain-lain………..
8. Apakah saudara memiliki teman sekelas atau senior yang menjadi panutan saudara dalam belajar menari en pointe?
a. Ya b. Tidak
9. Makna keberhasilan teman di kelas ballet menurut saya……
a. Merupakan suatu tantangan bagi saya untuk lebih giat berusaha lagi b. Merupakan suatu ancaman bagi saya
c. Biasa-biasa saja, tidak berpengaruh sama sekali
10.Makna kegagalan teman di kelas ballet menurut saya…… a. Mempengaruhi saya untuk lebih giat berusaha lagi b. Wajar-wajar saja, tidak berpengaruh sama sekali
(12)
11.Siapakah yang sering memberi support atau dukungan kepada saudara untuk lebih bersemangat dan bertahan dalam belajar menari en pointe?
a. Keluarga b. Teman sekelas c. Teman senior d. Pengajar ballet
e. Lain-lain………..
12.Bagaimana support atau dukungan orang tersebut mempengaruhi saudara dalam belajar menari en pointe?
a. Meningkatkan semangat dan usaha b. Menurunkan semangat dan usaha c. Biasa saja
d. Lain-lain………
13.Seberapa sering saudara menerima pujian atas keberhasilan yang dicapai? a. Sering sekali
b. Sering c. Jarang d. Jarang sekali
(13)
14.Apakah pujian atas keberhasilan saudara meningkatkan semangat saudara dalam belajar menari en pointe?
a. Ya b. Tidak
15.Dalam belajar menari en pointe, apakah saudara termasuk orang yang dipengaruhi oleh suasana hati (mood)?
a. Jika ya, mempengaruhi proses belajar menari en pointe Cara saudara mengatasinya
a. belajar lebih keras
b. melakukan hal-hal yang disukai terlebih dahulu, setelah itu baru belajar menari en pointe
c. ………
………. b. Tidak mempengaruhi proses belajar
(14)
PETUNJUK PENGISIAN
Bacalah baik-baik pernyataan-pernyataan di bawah ini, lalu berikanlah tanda check list ( √) pada kolom yang paling sesuai dengan diri saudara.
Contoh:
No Pernyataan S CS KS TS
1. Saya yakin dapat menari en pointe dengan waktu yang cepat
Keterangan: S = Sesuai
CS = Cukup Sesuai KS = Kurang Sesuai TS = Tidak Sesuai
Jika saudara merasa pernyataan itu sesuai dengan diri saudara, maka berilah tanda check list ( √ ) pada kolom S.
Tidak ada jawaban yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, tetapi isilah sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang saudara hayati mengenai diri saudara sendiri.
(15)
No Pernyataan S CS KS TS
1. Saya yakin dapat menguasai gerakan-gerakan dasar ballet dengan menggunakan pointe shoes
2. Saya yakin dengan memperbaiki kelemahan saya dalam menari en pointe, saya dapat mengasah potensi yang saya miliki
3. Saya yakin dapat meraih nilai ujian ballet kenaikan tingkat yang memuaskan
4. Saya yakin dengan selalu melakukan pemanasan / latihan terlebih dahulu, saya dapat menari en pointe dengan baik
5. Saya berusaha untuk mencari sendiri kelemahan dan kegagalan yang saya alami dalam menari en pointe dan berlatih sendiri sampai saya bisa melakukannya 6. Saya mempersiapkan diri sebaik- baiknya dan
berlatih dengan rajin sebelum ujian ballet berlangsung
7. Saya yakin dengan keseriusan dan ketahanan dalam berlatih, saya dapat menguasai gerakan-gerakan dasar ballet dengan menggunakan pointe shoes
(16)
8. Saya akan tetap optimis bahwa kegagalan yang saya alami akan mengembangkan kemampuan saya dalam menari en pointe
9. Saya yakin dengan berlatih terus-menerus, maka nilai ujian ballet saya akan memuaskan
10. Saya tidak cepat putus asa dalam mempelajari gerakan-gerakan dasar ballet menggunakan pointe
shoes
11. Saya tidak merasa stress dalam menghadapi kekurangan, kelemahan, dan kegagalan yang saya alami dalam menari en pointe
12. Saya merasa senang jika nilai ujian ballet saya memuaskan
13. Saya yakin bahwa saya mampu menari en pointe dengan baik
14. Saya yakin dengan banyak berlatih, saya dapat mengatasi kelemahan saya dalam menari en pointe 15. Saya yakin bahwa saya akan mendapatkan nilai
tertinggi pada saat ujian
16. Saya yakin dengan melenturkan pointe shoes saya terlebih dahulu, saya dapat menari en pointe
(17)
17. Saya berusaha segera memperbaiki kekurangan, kelemahan, dan kegagalan yang saya alami dalam menari en pointe
18. Saya yakin dengan usaha saya selama ini dalam berlatih menari en pointe, nilai ujian ballet kenaikan tingkat saya akan memuaskan
19. Saya yakin dapat menari en pointe dengan baik dengan keuletan dan ketahanan saya dalam berlatih menari menggunakan pointe shoes
20. Saya akan tetap berlatih walaupun saya sedang mengalami cidera pada kaki untuk memperbaiki kekurangan yang saya miliki dalam menari en pointe 21. Saya yakin dengan berlatih terus-menerus, maka
impian saya untuk menjadi penari professional dapat tercapai
22. Saya merasa tidak cepat cemas ketika saya mengalami kegagalan dalam melakukan gerakan ballet menggunakan pointe shoes
23. Saya tidak merasa putus asa dalam menghadapi kegagalan yang saya alami dalam menari en pointe
(18)
24. Saya merasa tidak putus asa jika nilai ujian ballet saya mendapat nilai yang paling rendah diantara teman-teman sekelas ballet
25. Saya menganggap menari en pointe adalah suatu tantangan yang menarik
26. Saya yakin dengan menanyakan kegagalan yang saya alami dalam melakukan gerakan ballet menggunakan
pointe shoes kepada pengajar, saya dapat berhasil
27. Saya memilih menari dengan menggunakan pointe
shoes pada saat pertunjukkan ballet
28. Saya yakin dengan melatih otot-otot kaki saya dengan menggunakan pointe shoes, saya dapat menari en pointe dengan baik
29. Saya berlatih dengan ekstra ketika saya mengalami kegagalan dalam menari en pointe
30. Saya mempersiapkan diri sebaik- baiknya dan rajin berlatih sebelum pertnjukkan ballet berlangsung 31. Saya yakin dapat menari en pointe lebih baik
dibandingkan murid lainnya dengan cara tetap bertahan dalam berlatih pointe shoes walaupun pernah mengalami kegagalan
(19)
32. Saya tetap berusaha terus menerus memperbaiki kelemahan saya dalam menari en pointe sampai akhirnya saya dapat berhasil
33. Saya yakin dengan berlatih terus-menerus, maka saya dapat menari en pointe lebih baik dibandingkan murid-murid ballet lainnya saat pertunjukkan ballet 34. Saya merasa senang ketika saya dapat berhasil
menari en pointe dengan baik
35. Saya tidak merasa cemas dalam menghadapi
kekurangan yang saya miliki dalam menari en pointe 36. Saya merasa senang dapat menari en pointe pada saat
pertunjukkan ballet
37. Saya yakin dengan kemampuan menari en pointe yang saya miliki, saya dapat menjadi penari professional
38. Saya yakin dapat berhasil menari en pointe dengan mencari sendiri kelemahan saya dalam menari en
pointe dan berlatih terus menerus
39. Saya yakin dengan memilih tarian yang sulit ketika pertunjukkan ballet, saya dapat berprestasi
(20)
40. Saya yakin dengan rajin datang ke tempat kursus ballet ketika ada latihan menari menggunakan pointe
shoes, saya dapat menari en pointe dengan baik
41. Saya berusaha memperbaiki kelemahan saya dalam menari en pointe dengan cara menanyakan kagagalan yang saya alami dalam menari en pointe kepada teman atau pengajar
42. Saya yakin dengan usaha yang telah saya keluarkan selama ini dalam berlatih menari en pointe, dapat membuahkan hasil yang baik pada saat pertunjukkan ballet berlangsung
43. Saya yakin dengan ketahanan saya dalam berlatih
pointe shoes, saya dapat menjadi penari professional
44. Saya tetap berusaha memperbaiki kekurangan yang saya miliki dalam menari en pointe dengan cara bertanya kepada teman atau pengajar sampai akhirnya saya dapat berhasil
45. Saya yakin akan mendapatkan peran yang saya inginkan pada saat pertunjukkan ballet dengan cara berlatih pointe shoes terus menerus
(21)
46. Saya tidak merasa kecewa ketika murid ballet yang lain dapat menari en pointe lebih baik dibandingkan saya
47. Saya merasa senang jika kegagalan yang saya alami dalam berlatih menari en pointe dapat saya perbaiki 48. Saya tetap merasa senang dapat menari en pointe
walaupun tidak mendapatkan tarian yang saya inginkan pada saat pertunjukkan
(22)
Lampiran 2
2.1 Validitas Alat Ukur
Aspek keyakinan dalam pilihan yang dibuat
No Item Validitas Keterangan
1 0,590 Diterima
2 0,497 Diterima
3 0,848 Diterima
13 0,596 Diterima
14 0,649 Diterima
15 0,809 Diterima
25 0,535 Diterima
26 0,701 Diterima
27 0,578 Diterima
37 0,736 Diterima
38 0,651 Diterima
39 0,566 Diterima
Aspek keyakinan dalam usaha yang dikeluarkan
No Item Validitas Keterangan
4 0,187 Ditolak
5 0,769 Diterima
6 0,474 Diterima
16 0,849 Diterima
(23)
18 0,735 Diterima
28 0,635 Diterima
29 0,777 Diterima
30 0.747 Diterima
40 0,703 Diterima
41 0,503 Diterima
42 0,662 Diterima
Aspek keyakinan dalam daya tahan
No item Validitas Keterangan
7 0,640 Diterima
8 0,693 Diterima
9 0,493 Diterima
19 0,840 Diterima
20 0,703 Diterima
21 0,606 Diterima
31 0,716 Diterima
32 0,588 Diterima
33 0,754 Diterima
43 0,787 Diterima
44 0,852 Diterima
(24)
Aspek keyakinan dalam penghayatan perasaan
No item Validitas Keterangan
10 0,433 Diterima
11 0,589 Diterima
12 0,237 Direvisi
22 0,636 Diterima
23 0,727 Diterima
24 0,598 Diterima
34 0,485 Diterima
35 0,560 Diterima
36 0,355 Direvisi
46 0,414 Diterima
47 0,273 Direvisi
48 0,280 Direvisi
2.2 Reliabiltas Alat Ukur
(25)
Lampiran 3 Data Mentah Score Kuesioner Responden item 1 item 2 item 3 item 4 item 5 item 6 item 7 item 8 item 9 item
10 item 11 item 12 item 13 item 14
1 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3
2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4
3 3 2 2 1 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4
4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3
6 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3
7 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3
8 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
9 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
11 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
13 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4
14 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 2 3
16 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3
17 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
18 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
20 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2
21 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3
22 2 3 3 4 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3
23 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4
24 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4
25 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
26 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2
27 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
28 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4
29 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
(26)
31 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 3 4 2 3
32 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
responden item
15 item 16 item 17 item 18 item 19 item 20 item 21 item 22 item 23 item 24 item 25 item 26 item 27 item 28
1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 4 3 2 3
2 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 5 5 4
3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 1 4
4 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
5 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 3
6 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3
7 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3
8 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3
9 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4
10 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4
12 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
13 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
14 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3
16 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
17 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3
18 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2
19 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
20 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3
21 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3
22 1 3 3 3 3 1 3 2 2 4 4 3 4 3
23 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 4
24 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4
25 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
26 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3
27 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
(27)
29 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4
30 2 2 2 2 2 1 4 3 2 2 1 1 3 2
31 1 1 1 2 2 2 3 3 2 4 2 2 1 2
32 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3
responden item 29 item 30 item 31 item 32 item 33 item 34 item 35 item 36 item 37 item 38
1 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2
2 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3
3 1 3 3 3 2 4 2 2 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3
6 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3
7 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3
13 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
14 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3
15 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2
16 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
17 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3
18 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
19 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
20 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
21 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3
22 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4
23 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
24 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4
25 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4
(28)
27 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3
28 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
29 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3
30 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2
31 2 3 2 2 2 4 3 3 1 2
32 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3
responden item 39 item 40 item 41 item 42 item 43 item 44 item 45 item 46 item 47 item 48
1 2 3 4 2 2 3 2 2 4 3
2 2 4 3 4 3 3 2 4 4 3
3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
5 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3
6 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4
7 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
8 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
9 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1
10 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3
11 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2
12 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
13 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 2 3 3 2 2 2 2 4 4 3
16 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
17 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3
19 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
20 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
21 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3
22 2 4 4 3 3 3 2 2 4 4
23 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3
(29)
25 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4
26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
27 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
28 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3
29 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3
30 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3
31 1 2 3 3 2 3 2 3 4 2
(30)
Lampiran 4 (Tabulasi silang antara self efficacy dengan data penunjang)
Tabel L.4.1 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan jenis hambatan
Hambatan Total
kram kaki lecet keseleo kaki tidak kuat kuku patah kram Self
Efficacy
tinggi Jumlah
7 10 2 8 2 29
Persentase 24.1% 34.5% 6.9% 27.6% 6.9% 100.0%
rendah Jumlah 0 0 0 2 1 3
Persentase .0% .0% .0% 66.7% 33.3% 100.0%
Tabel L.4.2 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan frekuensi hambatan
Frekuensi hambatan Total
sering
sering
sekali Jarang Sering Self
Efficacy
tinggi Jumlah
16 6 7 29
Persentase 55.2% 20.7% 24.1% 100.0%
rendah Jumlah 2 1 0 3
Persentase 66.7% 33.3% .0% 100.0%
Tabel L.4.3 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan cara mengatasi hambatan
Mengatasi hambatan Total
istirahat
sejenak ditahan Latihan Pemanasan
istirahat sejenak Self
Efficacy
tinggi Jumlah
3 6 9 11 29
Persentase 10.3% 20.7% 31.1% 37.9% 100.0%
rendah Jumlah 0 0 2 1 3
Persentase .0% .0% 66.7% 33.3% 100.0%
Tabel L.4.4 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan pengahayatan mengalami hambatan
Pengahayatan mengalami hambatan Total
tertantang biasa Stress tertantang
Self Efficacy
tinggi Jumlah
16 11 2 29
Persentase 55.2% 37.9% 6.9% 100.0%
rendah Jumlah 1 1 1 3
(31)
Tabel L.4.5 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan frekuensi keberhasilan
Frekuensi keberhasilan Total
sering teratasi jarang teratasi sering teratasi Self Efficacy
tinggi Jumlah
27 2 29
Persentase 93.1% 6.9% 100.0%
rendah Jumlah 1 2 3
Persentase 33.3% 66.7% 100.0%
Tabel L.4.6 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan penghayatan keberhasilan
Penghayatan keberhasilan Total
puas lebih bersemangat biasa puas
Self Efficacy
tinggi Jumlah
16 11 2 29
Persentase 55.2% 37.9% 6.9% 100.0%
rendah Jumlah 1 2 0 3
Persentase 33.3% 66.7% .0% 100.0%
Tabel L.4.7 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan mempunyai panutan
Mempunyai panutan Total
ya tidak Ya
Self Efficacy
tinggi Jumlah
28 1 29
Persentase 96.6% 3.4% 100.0%
rendah Jumlah 2 1 3
Persentase 66.7% 33.3% 100.0%
Tabel L.4.8 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan makna keberhasilan teman
Makna keberhasilan
teman Total
tantangan biasa
Tantang an Self
Efficacy
tinggi Jumlah
20 9 29
Persentase 69.0% 31.0% 100.0%
rendah Jumlah 3 0 3
(32)
Tabel L.4.9 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan makna kegagalan teman
Makna kegagalan teman Total
mempengaruhi
tidak
mempengaruhi mempengaruhi Self
Efficacy
tinggi Jumlah
21 8 29
Persentase 72.4% 27.6% 100.0%
rendah Jumlah 0 3 3
Persentase .0% 100.0% 100.0%
Tabel L.4.10 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan orang yang signifikan
Orang yang signifikan Total
tidak ada
teman
sekelas Keluarga pengajar senior tidak ada Self
Efficacy
tinggi Jumlah
2 14 3 6 4 29
Persentase 6.9% 48.3% 10.3% 20.7% 13.8% 100.0%
rendah Jumlah 0 3 0 0 0 3
Persentase .0% 100.0% .0% .0% .0% 100.0%
Tabel L.4.11 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan hasil support
Hasil support Total
tidak ada
meningkatkan
semangat usaha tidak ada Self
Efficacy
tinggi Jumlah
2 27 29
Persentase 6.9% 93.1% 100.0%
rendah Jumlah 0 3 3
Persentase .0% 100.0% 100.0%
Tabel L.4.12 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan frekuensi pujian
Frekuensi pujian Total
jarang Sering Jarang
Self Efficacy
tinggi Jumlah
20 9 29
Persentase 69.0% 31.0% 100.0%
rendah Jumlah 2 1 3
(33)
Tabel L.4.13 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan peningkatan semangat
Peningkatan
semangat Total
Ya tidak ya
Self Efficacy
tinggi Jumlah
29 0 29
Persentase 100.0% 0 100.0%
rendah Jumlah 3 0 3
Persentase 100.0% 0 100.0%
Tabel L.4.14 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan mood
Mood Total
ya tidak Ya
Self Efficacy
tinggi Jumlah
16 13 29
Persentase 55.2% 44.8% 100.0%
rendah Jumlah 2 1 3
Persentase 66.7% 33.3% 100.0%
Tabel L.4.15 : Tabulasi silang antara self efficacy dengan performance
performance Total
ya tidak Ya
Self Efficacy
tinggi Jumlah
28 1 29
Persentase 96.6% 3.4% 100.0%
rendah Jumlah 1 2 3
(34)
Lampiran 5 Balet
Pengertian Balet
Ballet adalah nama dari salah satu teknik tarian yang dikareografi menggunakan teknik akting dan musik (baik musik orkestra ataupun nyanyian). Ballet dapat ditampilkan sendiri atau sebagai bagian dari sebuah opera.
Sedangkan balerina adalah penari yang menarikan tarian ballet di atas panggung.
Jenis-jenis sepatu
Salah satu ciri khusus dari menari ballet adalah sepatunya yang khusus. Ada beberapa jenis sepatu dalam menari ballet, antara lain:
a. Soft shoes adalah jenis sepatu balet yang lembut biasa dan lentur yang diperkuat
jahitan jarinya.
b. Soft pointe adalah sejenis sepatu balet yang memiliki karakteristik seperti halnya
sepatu balet yang lembut (soft shoes), yang bagian ujung jari serupa dengan
pointe shoes dengan sol yang lemas.
Fungsi sepatu soft pointe ini lebih untuk membiasakan penari dengan rasa-nya memakai sepatu pointe saja, sebelum si penari mulai benar-benar menari en
pointe.
c. Pointe shoes adalah jenis sepatu balet lainnya dengan sol yang bisa ditekuk, dan
(35)
Karena sepatu ini sangatlah kaku saat masih baru, para penari melenturkan sepatu itu dengan berbagai macam cara: mulai dari menghantamkan sepatu itu ke atas beton, meremasnya dengan kusen pintu, atau memijat-mijatnya dengan tangan.
Kelas-kelas dalam Balet
Balet mempunyai beberapa tingkatan, yaitu: a. Pre-primary and primary class
b. Grade 1 sampai grade 8 c. Major class
d. Advance
(36)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan sekarang ini, manusia mempunyai kesibukan masing-masing. Dari anak kecil sampai orang dewasa mempunyai kegiatan atau aktivitas masing-masing sehari-harinya, mereka melakukan pekerjaan rutin seperti sekolah, kuliah, dan bekerja. Sebagai contoh remaja yang disibukkan dengan kegiatan-kegiatan di sekolahnya, dari pelajaran yang mereka dapat dari sekolah sampai kegiatan ektrakurikuler yang disediakan sekolah. Maka sekarang ini banyak anak remaja yang melakukan berbagai macam kegiatan lainnya di luar sekolah berdasarkan minat, kesenangan, bahkan hobinya masing-masing, misalnya ada yang mengikuti kursus musik, menggambar, bahasa asing, bahkan menari. Dengan mengikuti kursus-kursus tersebut, mereka dapat mengembangkan potensi dan bakat yang ada di dalam dirinya sehingga mereka mempunyai kelebihan lain dibandingkan orang lain. Salah satunya adalah dengan mengikuti kursus balet.
Balet adalah nama dari salah satu teknik tarian yang dikoreografi menggunakan teknik akting dan musik (baik musik orkestra ataupun nyanyian). Balet dapat ditampilkan sendiri atau sebagai bagian dari sebuah opera. Tarian balet menuntut stamina dan kelenturan tubuh yang berbeda dari beberapa jenis tarian lainnya yang menekankan pada gerak saja. Berdasarkan kondisi tersebut
(37)
2
tidak semua orang dengan mudah menjadi balerina. Balerina adalah penari yang menarikan tarian ballet di atas panggung. Butuh waktu lama untuk mempelajari satu persatu teknik-teknik dasar dalam balet. Teknik dasar balet adalah gerakan dasar yang harus dikuasai agar penari dapat menarikan gerakan atau tariannya dengan benar dan indah. Salah satunya adalah teknik pointe shoes. (ADIL, edisi
09/67/1998).
Para penari balet harus mampu menahan berat badannya pada ujung jari jempol dan telunjuk kaki serta bagaimana mereka menghimpun kekuatan menahan keseimbangan badan. Meski mengandalkan kekuatan, balet ini sebenarnya memiliki gerakan-gerakan gemulai. Sering kali, gerakan dilakukan dengan slow motion sehingga keluwesan dan kelenturan badan sangat kental terlihat (Pikiran Rakyat, 25/11/2006). Di balik kesukaran secara teknis dalam menari ballet, para penari balet pun harus dapat menghayati perasaannya ketika menari berdasarkan jenis lagu yang mengiringi tariannya, Ada tarian yang harus dibawakan dengan ceria, gembira, lincah, bahkan sedih.
Pada sekolah balet terdapat tahap-tahap atau tingkatan-tingkatan seperti sekolah pada umumnya. Tingkatan tersebut dimulai dari pre-primary dan primary
class, grade 1 - 8, lalu dilanjutkan dengan major class, dan advance. Pada
pre-primary sampai grade 6 biasanya murid ballet memakai soft shoes untuk menari.
Dengan soft shoes, mereka menari dengan menumpukan berat badannya di atas jari-jari kakinya seperti menjijit tetapi tidak perlu sampai bertumpu dengan
(38)
ujung-3
ujung jari kakinya. Pada tingkat grade 7, grade 8, dan major class, mereka belajar menggunakan pointe shoes. Sebelum belajar menggunakan pointe shoes, murid-murid ballet dibiasakan berlatih menggunkan soft pointe terlebih dahulu. Soft
pointe adalah sejenis sepatu balet yang memiliki karakteristik seperti halnya
sepatu balet yang lembut (soft shoes), yang bagian ujung jari serupa dengan
pointe shoes dengan sol yang lemas. Fungsi sepatu soft pointe ini lebih untuk
membiasakan penari seperti memakai pointe shoes.
Sedangkan pointe shoes adalah jenis sepatu balet lainnya dengan sol yang bisa ditekuk, dan ujung jari yang terbuat dari kanvas, serat hessian, kertas, dan lem. Syarat untuk dapat belajar menari menggunakan pointe shoes adalah harus berumur belasan tahun, ketika para penari balet sudah memiliki badan yang cukup kuat, kalau tidak maka kaki, lutut, dan sendinya dapat cidera. Karena jika lebih muda dari itu, tulang kaki belum benar-benar terbentuk, dan kaki bisa-bisa menjadi cacat. Menari dengan menggunakan pointe shoes memerlukan dukungan seluruh badan, termasuk otot kaki dan otot perut.
Menari dengan menggunakan pointe shoes dikenal juga sebagai menari en
pointe, yaitu berjinjit hingga ujung jari kaki diikuti dengan gerakan-gerakan balet.
Teknik ini dilakukan dengan sepatu khusus yang berujung keras, yang bernama
pointe shoes. Teknik ini memerlukan kekuatan jari-jari kaki dan keterampilan
yang besar dari seorang penari balet, dan juga merupakan tujuan utama bagi seorang penari balet. Untuk menjadi seorang penari balet yang profesioanal,
(39)
4
murid balet harus dapat menari dengan menggunakan pointe shoes. Oleh karena itu, murid balet harus dapat melewati tingkatan major class dan advance yang mengharuskan murid balet menari en pointe. Meskipun menari en pointe nampak sangat halus, sebenarnya teknik ini sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan cidera kaki. Oleh karena menari en pointe bisa menyakitkan, para penari mencoba berbagai cara untuk menghindari lecet, patah kuku, jari kaki berdarah, salah otot, keseleo, dan cidera lainnya. Penari pemula biasanya menggunakan alas jari yang terbuat dari kain tebal atau dari wol. Penari profesional menggunakan alas jari seminimal mungkin atau tidak sama sekali, untuk memberikan mereka kebebasan bergerak (Wikipedia Indonesia, 2001). Secara alami, manusia tidak mampu berdiri di atas ujung jari kaki, oleh karena itu para penari balet membutuhkan latihan yang keras agar ia dapat menari en pointe. Waktu yang dibutuhkan agar dapat menari en pointe cukup lama, murid balet harus rajin untuk berlatih terus menerus agar dapat menari en pointe dengan benar dan indah. Kira-kira 6-8 tahun murid balet menari menggunakan soft shoes, setelah itu sekitar 1-2 tahun murid balet belajar menari en pointe.
Latihan yang keras ini dapat terlihat ketika murid-murid balet menunjukkan kemampuannya pada ujian kenaikan tingkat. Mereka mengejar prestasi dan berlomba-lomba menunjukkan kemampuannya setiap ujian diadakan untuk mendapatkan nilai terbaik di antara teman-temannya. Untuk naik tingkatan, murid balet harus mengikuti ujian terlebih dahulu. Sekolah balet yang akan diteliti ini
(40)
5
berada di bawah naungan Royal Academy of Dance yang berasal dari London. Setiap ujian, pengujinya sengaja didatangkan dari luar negeri. Sekolah ballet ini pun sering mengadakan pertunjukan. Biasanya anak-anak dilatih beberapa gerakan tarian, lalu nantinya akan dipilih siapa yang paling bagus menarikan gerakan tarian tersebut untuk menari di pertunjukan. Begitu juga untuk peran utama dalam cerita yang akan dipertunjukkan, pelatih akan memilih siapa yang paling cocok dan bagus menarinya. Di sini, murid-murid remaja balet saling bersaing menunjukkan kemampuannya menari en pointe dalam menari untuk mendapat peran yang mereka inginkan di pertunjukan.
Untuk melalui semua kendala dalam berlatih menari en pointe, faktor internal yang paling berperan dan harus dimiliki untuk murid remaja balet adalah keyakinan diri bahwa ia mampu menghadapi kendala yang ada dalam menari en
pointe, yang disebut dengan self-efficacy (Bandura, 2002). Keyakinan akan
kemampuan diri yang dimiliki setiap murid remaja balet akan mempengaruhi bagaimana mereka bertingkah laku dan menentukan seberapa baik performance yang mereka tampilkan.
Berdasarkan wawancara dengan murid-murid remaja balet, cukup banyak murid ballet yang kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan dirinya dalam berlatih menari en pointe. Hal ini terjadi karena mereka telah berkali-kali gagal untuk melakukan gerakan dasar ballet dengan menggunakan pointe shoes. Beberapa dari mereka ada yang pernah mengalami luka pada jari-jari kakinya,
(41)
6
kram, keseleo, bahkan terjatuh sehingga membuat mereka menjadi takut untuk mencobanya lagi dan menjadi putus asa.
Berdasarkan hasil survei pada 10 murid balet, 5 orang di antaranya memiliki keyakinan terhadap kemampuannya bahwa ia dapat menari en pointe. Terdapat 3 orang di antaranya melihat bahwa senior dan teman sekelasnya dapat berhasil, maka mereka juga menganggap dirinya dapat berhasil. Sedangkan 2 orang lainnya, memiliki keyakinan terhadap kemampuannya karena pernah memiliki pengalaman keberhasilan dalam melakukan gerakan dasar balet menggunakan
pointe shoes dan percaya bahwa dirinya dapat berhasil kembali. Kelima orang
tersebut pernah mengalami kendala atau kegagalan seperti jari kaki terluka, kulit jari kaki terkelupas, kuku patah, keseleo, dan terjatuh ketika melakukan gerakan dasar balet menggunakan pointe shoes, tetapi mereka menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha yang dikeluarkan dan mereka menjadi merasa tertantang dalam berlatih menari en pointe.
Selain itu ada 5 orang yang merasa tidak yakin dan mereka mengalami kesulitan dalam menari en pointe. Terdapat 3 orang di antaranya pernah mengalami kegagalan atau kendala ketika melakukan gerakan dasar balet dengan menggunakan pointe shoes dan mereka takut kalau ia mengalami kegagalan lagi. 2 orang lainnya memiliki masalah dengan berat badan mereka. Mereka merasa kesusahan untuk menumpu berat badannya di atas ujung jari kakinya. Mereka merasa tidak seimbang ketika berdiri di atas ujung jari kakinya dan pernah
(42)
7
terjatuh ketika mencoba untuk melakukan gerakan balet menggunakan pointe
shoes. Mereka sudah mencoba berusaha dengan melihat temannya dan meminta
saran dari pelatih dan teman, tetapi terkadang tetap saja mereka merasa takut dan tidak yakin dapat melakukan gerakan ballet menggunakan pointe shoes. Terdapat 2 orang di antara 5 orang tersebut mengatakan berlatih menari en pointe itu menyakitkan dan melelahkan, sehingga mereka malas berlatih dengan menggunakan pointe shoes, bahkan terkadang mereka tidak datang latihan ketika ada latihan menggunakan pointe shoes. Hal ini mengakibatkan mereka menjadi kurang menguasai gerakan balet menggunakan pointe shoes dan mereka membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan teman-temannya yang rajin berlatih menari en pointe.
Melihat data di atas, maka faktor internal yang harus dimiliki oleh penari balet saat berhadapan dengan situasi atau mempelajari sesuatu yang sulit seperti menari
en pointe adalah self-efficacy. Murid balet yang memiliki self-efficacy yang tinggi
biasanya cenderung menghadapi segala hambatan yang harus dilewati bukan untuk dihindari dan menganggap situasi yang sulit sebagai suatu tantangan sehingga ia dapat mencapai suatu hasil yang baik dan sesuai dengan harapan mereka. Sedangkan murid ballet yang memiliki self-efficacy rendah biasanya cenderung menghindari situasi yang sulit dan memandang situasi tersebut sebagai sesuatu yang mengancam. Mereka menurunkan usahanya dengan cepat dan menyerah saat menghadapi kesulitan.
(43)
8
Berdasarkan data yang diperoleh dari survei awal yang dilakukan pada murid remaja balet, peneliti melihat adanya perbedaan derajat keyakinan diri akan kemampuan dirinya dalam melakukan gerakan ballet dengan menggunakan pointe
shoes. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti derajat self-efficay pada
murid balet berusia 14-20 tahun yang sedang berlatih menari en pointe di salah satu studio balet di Kota Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana gambaran self-efficacy pada murid balet berusia 14-20 tahun yang sedang berlatih menari en pointe di Studio Ballet “X” di Kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
self-efficacy pada murid balet berusia 14-20 tahun yang sedang berlatih menari
en pointe di Studio Balet “X” di Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan sumber-sumber
self-efficacy dengan self-efficacy pada murid balet berusia 14-20 tahun yang
(44)
9
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
- Sebagai masukan bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Perkembangan mengenai self-efficacy pada murid balet berusia 14-20 tahun yang sedang berlatih menari en pointe di Studio Balet “X” di Kota Bandung.
- Sebagai bahan masukan dan wawasan pada mereka yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai self-efficacy pada murid balet berusia 14-20 tahun yang sedang berlatih menari en pointe di Studio Balet “X” di Kota Bandung. 1.4.2 Kegunaan Praktis
- Memberi informasi bagi para pengajar atau pelatih balet agar mengetahui bahwa sumber-sumber efficacy mempengaruhi pembentukan
self-efficacy dalam menari en pointe
- Memberi informasi kepada murid-murid ballet tentang pengaruh sumber-sumber self-efficacy pada pembentukan self-efficacy dalam berlatih menari
en pointe.
1.5 Kerangka Pikir
Pada umumnya murid ballet memiliki tujuan dalam mengikuti kursus ballet, yaitu dapat menari en pointe. Murid ballet yang sedang berlatih menari menggunakan
pointe shoes di studio ballet “X” pada umumnya berusia 14 - 20 tahun. Usia tersebut
(45)
10
banyak tugas perkembangan yang ada pada masa remaja, salah satunya adalah mencari identitas diri untuk memahami apa yang akan dilakukannya di kehidupan masyarakat. Selain belajar menuntut ilmu untuk masa depan, di zaman sekarang ini manusia perlu mempunyai keterampilan lain agar dapat diterima di kehidupan masyarakat, salah satunya dengan mengikuti kursus ballet.
Dengan mengikuti kursus ballet, remaja dapat mengembangkan keterampilan dan potensi yang ada dalam dirinya. Untuk menjadi penari ballet yang profesional, murid ballet harus dapat melewati grade yang ada di sekolah ballet. Untuk menjadi penari professional salah satunya murid ballet harus dapat menari en pointe. Menari
en pointe adalah menari dengan menggunakan pointe shoes, yaitu berjinjit hingga
ujung jari kaki diikuti dengan gerakan-gerakan ballet. Menari en pointe merupakan salah satu kegiatan yang sulit, tidak semua orang bisa melakukannya, sehingga diperlukan kemampuan untuk mengatasi rintangan dan hambatan yang ada.
Keberhasilan dan kemampuan murid ballet dalam mengatasi setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapinya ditentukan oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor internal yang dapat membuat murid Ballet dapat mengatasi hambatan dan rintangan yang ada adalah self-efficacy belief. Self-efficacy diartikan sebagai belief seseorang tentang kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang (Bandura, 2002). Self-efficacy yang dimiliki murid ballet akan terlihat dari beberapa perilaku seperti pilihan yang dibuat,
(46)
11
seberapa banyak usaha yang mereka keluarkan, berapa lama mereka dapat bertahan pada saat menghadapi rintangan atau kegagalan, dan bagaimana penghayatan perasaan mereka.
Murid ballet yang memiliki self-efficacy tinggi akan memilih tugas dan aktivitas dalam bidang di mana mereka merasa yakin dan berkompeten, mereka menentukan tujuan yang menantang dan berkomitmen terhadap tujuan tersebut. Murid ballet akan menentukan target bahwa dirinya mampu menari en pointe dalam jangka waktu tertentu. Murid ballet akan sabar dan tahan menghadapi kesulitan atau hambatan yang dialami selama belajar en pointe, tekun dan rajin berlatih menari en
pointe. Dengan ketekunannya dalam berlatih menari en pointe, murid ballet akan
berhasil menari en pointe tepat pada waktunya. Murid ballet yang memiliki self efficacy tinggi mempunyai minat yang berasal dari dalam diri dan perhatian yang mendalam pada aktivitas. Mereka memandang kegagalan atau kesulitan yang dihadapinya seperti cidera kaki atau yang lainnya sebagai kurangnya pengetahuan dan usaha yang mereka keluarkan.
Mereka akan mengeluarkan usaha seperti rajin berlatih pointe shoes, selalu melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum latihan dimulai, melatih otot-otot kaki agar kuat sehingga ujung jari kaki dapat menumpu berat badan dengan baik, dan memperhatikan pengajar ketika sedang memberikan contoh. Mereka menganggap menari en pointe sebagai aktivitas yang sulit dan merupakan tantangan yang harus dikuasai, bukan ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Mereka akan
(47)
12
meningkatkan dan mempertahankan usaha mereka pada waktu menghadapi kesulitan dan kegagalan. Jika mereka pernah mengalami kegagalan, mereka akan belajar dari pengalaman dan berjuang lebih keras lagi agar mereka dapat berhasil menari en
pointe. efficacy juga akan mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional.
Self-efficacy yang tinggi akan menciptakan ketenangan dalam melakukan aktivitas atau
kegiatan yang sulit. Usaha penuh keyakinan yang dilakukan murid ballet akan menghasilkan keberhasilan dalam menari en pointe sehingga dapat mengurangi stres dan membuat murid ballet merasa senang atas keberhasilan yang dicapainya.
Sedangkan murid balet dengan self-efficacy yang rendah memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan-tujuan yang telah mereka tetapkan. Murid balet akan meragukan kemampuannya dan menghindari tugas-tugas yang sulit yang dipandang sebagai ancaman terhadap diri mereka. Mereka menganggap menari en pointe sebagai aktivitas yang sulit, terpaku pada kelemahan-kelemahan dan hambatan-hambatan yang mereka hadapi dalam menari en pointe. Mereka menurunkan usahanya dan cepat menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam menari en pointe, akan menjadi malas berlatih pointe shoes, tidak mau mendengarkan saran dari pengajar, bahkan akan bolos ketika ada latihan menari en
pointe. Hanya dengan mengalami sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan
keyakinan mengenai kemampuan mereka. Murid balet yang memiliki self-efficacy rendah akan mengalami kecemasan, stres, bahkan mungkin depresi, sehingga akan mempersempit pikirannya dalam mencari cara untuk menghadapi rintangan dan
(48)
13
hambatan dalam menari en pointe. Oleh karena itu orang dengan penghayatan sel-
efficacy rendah akan mudah terkena stres dan mudah putus asa.
Self-efficacy dibentuk melalui empat sumber utama, yaitu mastery experience,
vicarious experience, social/verbal persuasion, dan physiological & affective states.
Mastery experience merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari pengalaman
berhasil atau tidaknya individu melakukan suatu keterampilan. Murid ballet yang memiliki pengalaman bahwa mereka memahami teknik-teknik dasar gerakan ballet, selama melewati kenaikan tingkat mereka berhasil lulus dan mendapat nilai yang baik, dan berhasil dapat melakukan gerakan ballet dengan menggunakan pointe shoes akan membangun self-efficacy para murid balet. Akan tetapi murid ballet yang kurang memahami teknik-teknik dasar ballet, pernah mendapat nilai yang kurang baik bahkan tidak lulus ujian kenaikan tingkat, pernah mengalami kegagalan dalam melakukan gerakan ballet dengan menggunakan pointe shoes, dan apabila murid ballet tersebut menilai bahwa ia gagal maka akan menghambat perkembangan
self-efficacy-nya, terutama bila kegagalan terjadi sebelum murid balet membentuk
penghayatan self-efficacy yang mantap. Bila murid balet merasa yakin bahwa ia memiliki keterampilan untuk mencapai keberhasilan maka ia akan mampu bertahan dalam menghadapi rintangan atau kesulitan yang ada dan akan cepat pulih ketika mengalami kegagalan.
Sumber yang kedua adalah vicarious experience, yaitu sumber self-efficacy yang berasal dari pengamatan individu terhadap individu lain dan menemukan
(49)
14
beberapa kesamaan antara dirinya dengan model yang diambil, mereka cenderung untuk meniru model tersebut. Melalui vicarious experience, murid ballet akan memiliki self-efficacy melalui pengamatan yang dilakukannya terhadap individu lain yang dianggap sebagai model oleh murid ballet tersebut. Murid ballet yang melihat rekan dan seniornya yang serupa dengan dirinya dan sudah terlebih dahulu berhasil mengatasi hambatan yang mirip dengan yang pernah dialami dirinya kemudian berhasil melalui usaha yang terus menerus, maka hal ini akan meningkatkan
self-efficacynya bahwa dirinya juga dapat mencapai keberhasilan yang sama.
Jika di antara model dan murid ballet sebagai peniru terdapat beberapa kesamaan, atau jika banyak memiliki kesamaan, maka murid ballet tersebut akan meniru apa yang dilakukan oleh model. Semakin besar kesamaan yang terdapat antara model dengan dirinya, maka semakin besar pengaruh kegagalan dan keberhasilan dari model tersebut. Jika model melakukan suatu kegiatan dan ternyata berhasil, maka murid ballet yang bersangkutan akan memiliki self efficacy yang tinggi terhadap kegiatan yang sama. Demikian sebaliknya, jika model melakukan suatu kegiatan dan ternyata gagal, maka akan menurunkan self efficacy dan menurunkan usaha mereka.
Social/verbal persuasion adalah sumber ketiga untuk membentuk dan
memperkuat self-efficacy. Social/verbal persuasion merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari perkataan atau tindakan dari lingkungan kepada individu yang menyatakan mampu atau tidaknya individu melakukan suatu keterampilan tertentu.
(50)
15
Melalui social/verbal persuasion, murid ballet akan memiliki self-efficacy melalui suatu persuasi secara verbal oleh bahwa mereka mampu dan memiliki kemungkinan untuk berhasil dalam melakukan suatu kegiatan. Murid ballet yang dipersuasi verbal dari orang-orang yang merupakan significant person seperti orang tua, saudara, teman dekat, atau orang-orang yang dikagumi oleh para murid ballet, secara efektif dapat memperkuat self-efficacy murid ballet dan mengarahkan para murid ballet untuk berusaha lebih keras dalam mencapai keberhasilan. Sedangkan murid ballet yang jarang atau sama sekali tidak pernah mendapatkan persuasi verbal dari significant
person, maka ia akan cenderung menghindari kegiatan-kegiatan yang menantang dan
akan mudah menyerah bila menghadapi hambatan atau kesulitan.
Sumber terakhir yang dapat meningkatkan self efficacy adalah physiological
& affective states. Physiological & affective states yaitu usaha untuk meningkatkan
status fisik, mengurangi reaksi stress dan kecenderungan emosional yang negatif, dan mengoreksi kesalahan dalam menafsir tentang keadaan fisik seseorang. Sebagian orang bergantung pada keadaan fisik dan keadaan emsional ketika menilai kemampuan diri sendiri. Mereka menginterpretasikan reaksi stres dan ketegangan mereka sebagai tanda-tanda kerentanan terhadap hasil kerja yang tidak memuaskan. Suasana hati (mood) para murid ballet juga dapat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap personal efficacy-nya. Murid ballet yang sedang bersemangat suasana hatinya dalam berlatih menari en pointe, maka mood positive tersebut dapat meningkatkan self efficacynya. Sedangkan bila mereka dalan keadaan bad mood
(51)
16
dalam berlatih menari en pointe, mood negative tersebut dapat menurunkan sel-
efficacy yang mereka miliki.
Keempat sumber pembentuk self-efficacy tersebut secara tidak langsung akan diolah secara kognitif sehingga akan terbentuk self-efficacy belief yang berbeda-beda tergantung bagaimana seorang murid ballet menginterpretasikan sumber-sumber tersebut yang ia peroleh. Kemudian self-efficacy yang sudah terbentuk akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan oleh individu. Perilaku yang akan timbul berupa pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, daya tahan dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, dan penghayatan perasaan. Tingkah laku yang ditampilkan akan menggambarkan tinggi atau rendahnya self-efficacy yang dimiliki murid ballet di studio ”X” di kota Bandung. Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana
self-efficacy pada murid balet berusia 14-20 tahun yang sedang berlatih menari en pointe
di Studio Balet ”X” di kota Bandung, dapat digambarkan pada skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
(52)
17
Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir
Sumber-sumber Self-Efficacy:
- Mastery Experience
- Vicarious Experience
- Social / Verbal
Persuasion - Physiological &
Affectiven States
Murid Balet yang sedang berlatih menari
en pointe
Proses Kognitif
Self-Efficacy
● Pilihan yang dibuat
● Usaha yang dikeluarkan
● Daya tahan dalam
menghadapi kesulitan dan kegagalan
● Penghayatan perasaan
Tinggi
(53)
18
1.6 Asumsi
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti mempunyai asumsi bahwa: 1. Keberhasilan murid remaja ballet dalam berlatih menari en pointe dipengaruhi
oleh self- efficacy yang dimilikinya.
2. Self-efficacy murid remaja ballet akan terlihat dari pilihan yang dibuatnya,
usaha yang dikeluarkannya, daya tahan dalam menghadapi kesulitan atau kegagalan yang dialaminya, dan bagaimana penghayatan perasaannya.
3. Mastery experience, vicarious experience, social persuasion dan
physiological and affective needs akan mempengaruhi self-efficacy yang
(54)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Murid ballet di studio ”X” mayoritas (90%) memiliki self efficacy yang tinggi. Mereka merasa yakin bahwa mereka mampu dapat menari en pointe. Dan 10 % memiliki self efficacy yang rendah. Mereka merasa kurang yakin bahwa mereka mampu dapat menari en pointe.
2. Mastery Experience merupakan sumber yang cukup terkait dalam pembentukan self efficacy. Hal ini terlihat dari murid ballet yang memiliki
self efficacy tinggi sering mempunyai pengalaman keberhasilan dalam
berlatih menari en pointe dan hambatan-hambatan yang dialami dalam berlatih menari en pointe sering teratasi, sedangkan murid ballet yang memiliki self efficacy rendah jarang mempunyai pengalaman keberhasilan dalam berlatih menari en pointe dan hambatan-hambatan yang dialami dalam berlatih menari en pointe jarang dapat diatasi.
3. Social/verbal persuasion merupakan sumber lain yang cukup terkait dalam
pembentukan self efficacy, baik bagi murid ballet dengan self efficacy rendah maupun tinggi. Bagi mereka, teman sekelas merupakan figur
(55)
54
signifikan dalam memberi masukan atas keberhasilan-keberhasilan yang mereka raih. Mereka jarang menerima pujian, padahal pujian tersebut dapat meningkatkan motivasi mereka. Selain itu, mereka juga tetap mampu meningkatkan motivasinya walaupun jarang menerima pujian atas keberhasilan yang mereka raih.
4. Vicarious experiences merupakan sumber lain yang cukup terkait dalam
membentuk self efficacy pada murid ballet, baik murid ballet dengan self
efficacy tinggi maupun rendah. Teman sekelas merupakan model yang
signifikan dalam keberhasilan murid ballet dalam berlatih menari en pointe.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Bagi peneliti lain yang hendak melanjutkan penelitian ini dapat disarankan untuk meneliti:
● Pengaruh sumber self efficacy yang paling berpengaruh terhadap derajat self
efficacy belief murid ballet yang sedang berlatih menari en pointe
● Meneliti hubungan antara self efficacy dengan variabel lainnya (misalnya motivasi berprestasi) murid ballet pada tingkatan-tingkatan kelas ballet tertentu.
(56)
55
Bagi pihak yang terlibat dalam penelitian ini dapat diberikan saran seperti berikut ini:
● Bagi pengajar, diharapkan dari penelitian ini mendapatkan banyak informasi mengenai self efficacy murid ballet dan faktor yang berkaitan sehingga pengajar dapat memberi dukungan, pujian, atau masukan yang dapat meningkatkan motivasi dan memperbaiki kekurangan murid ballet dalam berlatih menari en pointe.
● Bagi murid ballet di studio ”X”, disarankan untuk bersedia saling mendukung dan dapat memberikan masukan berupa kritik, pujian, dan nasihat-nasihat yang dapat memupuk pembentukan self efficacy teman ballet sekelasnya.
● Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy rendah diharapkan dapat mencari solusi dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam berlatih menari en pointe. Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy tinggi disarankan agar dapat terus menghayati keberhasilan yang telah dapat diraih serta menetapkan target-target untuk meraih prestasi yang lebih baik.
● Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy tinggi diharapkan tetap mempertahankan keyakinan dirinya dalam berlatih menari en pointe.
● Bagi lembaga atau yayasan yang mendirikan sekolah ballet, diharapkan dari penelitian ini mendapatkan banyak informasi bahwa self efficacy sangat
(57)
56
dibutuhkan untuk performance menari en pointe baik dalam pertunjukkan maupun ujian yang diselenggarakan.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, Albert. 1999. Self Efficacy in Changing Societies, USA: Cambriedge University Press.
Bandura, Albert. Stanford University.2002. Self Efficacy: The Exercise of Control. 5th . ed. New York: W. H. Freeman and Company.
Gulo, W., Metodologi Penelitian, Jakarta :PT Grasindo, 2002.
Nazir, Moh, Ph.D. 2003.Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Santrock, John W. 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, terjemahan Juda Damanik., Ahmad Chusairi, Jakarta: Erlangga.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametrik: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
(59)
DAFTAR RUJUKAN
http://www.des.emory.edu/mfp/self efficacy.html
www.google.com
www.tabloidnova.com
ADIL, edisi 09/67/1998
Catharina Dyna, 2007. Studi Deskriptif Mengenai Self Efficacy Pada Sales Asuransi PT.X di Kota Bandung
Firma, 2007. Survey Mengenai Self Efficacy Pada Warga Binaan Kasus Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan “X” Bandung
Pikiran Rakyat, 25/11/2006
(1)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Murid ballet di studio ”X” mayoritas (90%) memiliki self efficacy yang tinggi. Mereka merasa yakin bahwa mereka mampu dapat menari en pointe. Dan 10 % memiliki self efficacy yang rendah. Mereka merasa kurang yakin bahwa mereka mampu dapat menari en pointe.
2. Mastery Experience merupakan sumber yang cukup terkait dalam pembentukan self efficacy. Hal ini terlihat dari murid ballet yang memiliki self efficacy tinggi sering mempunyai pengalaman keberhasilan dalam berlatih menari en pointe dan hambatan-hambatan yang dialami dalam berlatih menari en pointe sering teratasi, sedangkan murid ballet yang memiliki self efficacy rendah jarang mempunyai pengalaman keberhasilan dalam berlatih menari en pointe dan hambatan-hambatan yang dialami dalam berlatih menari en pointe jarang dapat diatasi.
3. Social/verbal persuasion merupakan sumber lain yang cukup terkait dalam pembentukan self efficacy, baik bagi murid ballet dengan self efficacy
(2)
54
signifikan dalam memberi masukan atas keberhasilan-keberhasilan yang mereka raih. Mereka jarang menerima pujian, padahal pujian tersebut dapat meningkatkan motivasi mereka. Selain itu, mereka juga tetap mampu meningkatkan motivasinya walaupun jarang menerima pujian atas keberhasilan yang mereka raih.
4. Vicarious experiences merupakan sumber lain yang cukup terkait dalam membentuk self efficacy pada murid ballet, baik murid ballet dengan self efficacy tinggi maupun rendah. Teman sekelas merupakan model yang signifikan dalam keberhasilan murid ballet dalam berlatih menari en pointe.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Bagi peneliti lain yang hendak melanjutkan penelitian ini dapat disarankan untuk meneliti:
● Pengaruh sumber self efficacy yang paling berpengaruh terhadap derajat self efficacy belief murid ballet yang sedang berlatih menari en pointe
● Meneliti hubungan antara self efficacy dengan variabel lainnya (misalnya motivasi berprestasi) murid ballet pada tingkatan-tingkatan kelas ballet tertentu.
(3)
Bagi pihak yang terlibat dalam penelitian ini dapat diberikan saran seperti berikut ini:
● Bagi pengajar, diharapkan dari penelitian ini mendapatkan banyak informasi mengenai self efficacy murid ballet dan faktor yang berkaitan sehingga pengajar dapat memberi dukungan, pujian, atau masukan yang dapat meningkatkan motivasi dan memperbaiki kekurangan murid ballet dalam berlatih menari en pointe.
● Bagi murid ballet di studio ”X”, disarankan untuk bersedia saling mendukung dan dapat memberikan masukan berupa kritik, pujian, dan nasihat-nasihat yang dapat memupuk pembentukan self efficacy teman ballet sekelasnya.
● Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy rendah diharapkan dapat mencari solusi dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam berlatih menari en pointe. Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy tinggi disarankan agar dapat terus menghayati keberhasilan yang telah dapat diraih serta menetapkan target-target untuk meraih prestasi yang lebih baik.
● Bagi murid ballet yang memiliki self efficacy tinggi diharapkan tetap mempertahankan keyakinan dirinya dalam berlatih menari en pointe.
● Bagi lembaga atau yayasan yang mendirikan sekolah ballet, diharapkan dari penelitian ini mendapatkan banyak informasi bahwa self efficacy sangat
(4)
56
dibutuhkan untuk performance menari en pointe baik dalam pertunjukkan maupun ujian yang diselenggarakan.
(5)
University Press.
Bandura, Albert. Stanford University.2002. Self Efficacy: The Exercise of Control. 5th . ed. New York: W. H. Freeman and Company.
Gulo, W., Metodologi Penelitian, Jakarta :PT Grasindo, 2002.
Nazir, Moh, Ph.D. 2003.Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Santrock, John W. 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, terjemahan Juda Damanik., Ahmad Chusairi, Jakarta: Erlangga.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametrik: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
(6)
DAFTAR RUJUKAN
http://www.des.emory.edu/mfp/self efficacy.html
www.google.com
www.tabloidnova.com
ADIL, edisi 09/67/1998
Catharina Dyna, 2007. Studi Deskriptif Mengenai Self Efficacy Pada Sales Asuransi PT.X di Kota Bandung
Firma, 2007. Survey Mengenai Self Efficacy Pada Warga Binaan Kasus Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan “X” Bandung
Pikiran Rakyat, 25/11/2006