Journey in Dreamland: Perjalanan Di Alam Mimpi.

(1)

Abstrak

Karya saya ini memakai gaya surrealis. Obyek visual yang sering dipakai ialah lingkaran. Lingkaran adalah penggambaran dari mimpi dan keberadaan jati diri saya. Dalam karya ini, lingkaran sejalan dengan teori Jung maupun Prof. Tabrani. Saya ingin menggugah orang lain untuk memiliki mimpi tentang hari esok. Dibahas juga tentang methode penggarapan karya dan ulasan atas karya.

Kata kunci: surrealis, lingkaran, teori Jung, mimpi.

Abstract

The style which used in this works is surrealist. Object that most used is the circle. Circle is a visual for dream and actualiazion of self. In my works, circle is go along with Jung’s theories and Prof.Tabrani’s theories. I want to encourages other people to have a dream. In this paper will discuss also method of my works and some review from

artworks.


(2)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Abstrak/Abstract... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar... v

Daftar Bagan... vi

Daftar Lampiran... vi

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah... 4

1.4 Tujuan Penulisan... 4

1.5 Manfaat Penulisan... 4

1.6 Metode penciptaan…….……… 5

Bab II Landasan Teori ... 6

2.1 Journey in dreamland.. ... 6

2.2 Lingkaran... 7

2.3 Sumber Karya seni………. 8

2.4 Seniman yang Mengisnpirasi... 12

2.5 Intuisi... 14

2.6 Motorik... 14

2.7 Art as a Play... . 14

Bab III Proses Kreasi... 15

3.1 METHODE KERJA... 15

3.2 Pemilihan Media Karya... 17

3.3 Sumber Inspirasi... 17

Bab IV Tinjauan Karya... 18

4.1 The shadow of white rabbit... . 18

4.2 Mystery... 19

4.3 The Hand with orange sky... 20

4.4 The Forest of Catepillar... 21

4.5 The Street with 8 tree and trigerred by problems in life... 22

4.6 Stories of Map ... 23

4.7 The 2 wings of the animus... 24

4.8 The Red Couple... 25

4.9 The Death and Ressurection... 26

Bab 5 Kesimpulan dan Saran... 28

Daftar Pustaka... 29


(3)

Daftar Gambar

Gambar Hal

I.1 Alice in Wonderland 1

sumber: www.alltheweb.com

II.2 Shades of The Night (Salvador Dali) 7

sumber www.virtual_dali

II.3 Ying dan Yang 8

Sumber www.peaceful-spirit.org/images/yin-yang1.jpg

II.4 Anark 9

Sumber www.gracefulretreats.com/graphics/egypt-may.jpg

II.5 Taman Zen 9

Sumber: www.trapagon.com/dig-img/Huntington3/Zen_2023.jpg II.6. Seraphim, garuda, kuda kosmik dan naga bersayap 10

Sumber: www.paganathames.com/images/

II.7 Lucia Hartini: Payung 2000 11

Sumber : www.godsdirectcontact.or.id/serba/payung2000.jpg

II.8 Salvador Felip Jacint Dali Domẻnech 12

Sumber: www.wikipedia.com

II.9 Gustav Klimt 13

Sumber: www.wikipedia.com

II.10 Painting Gustav Klimt 13

Sumber: www.wikipedia.com

V.11 The shadow of white rabbit 18

V.12 Mystery 19

V.13 The Hand with orange sky 20

V.14 The Forest of Catepillar 21


(4)

V.16 Stories of Map 23

V.17 The 2 wings of the animus 24

V.18 The Red Couple 25

V.19 The Death and Ressurection 26

Daftar Bagan

III. 1 Methode kerja 16

Daftar Lampiran

Lampiran 1 30

Lampiran 2 30

Lampiran 3 31

Lampiran 4 32

Lampiran 5 33

Lampiran 6 33


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis Carol: Alice in wonderland. Buku ini memiliki kesan yang mendalam dalam memori saya, sebagai salah satu dongeng anak yang amat saya gemari. Secara garis besarnya buku ini menceritakan seorang anak yang masuk ke dalam alam lain dan mengalami berbagai perjalanan, dan yang mengejutkan dalam akhir cerita dikatakan bahwa apa yang dialaminya itu hanyalah mimpi (bunga tidur). Buku ini adalah respon dari perang dunia tetapi dengan cara bertutur lain dari kenyataan yang ada. Dengan mengadaptasi cara bertutur tadi, dalam karya ini saya ingin menyampaikan harapan yang ideal yang telah dan diharapkan terjadi.

Gambar I.1 Alice in Wonderland sumber: www.alltheweb.com


(6)

Perjalanan adalah suatu aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia termasuk didalamnya perjalananan kehidupan. Perjalanan hidup ialah kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia. Pada masa kecil saya cukup banyak melakukan perjalanan, baik ke luar kota maupun di dalam kota. Hal tersebut membekas dan tersimpan sebagai suatu pengalaman visual yang tak terlupakan. Pengalaman ini tidak sepenuhnya tersimpan dalam ingatan, sering menjadi tidak kronologis lagi, dan terlupakan kapan waktu terjadinya.

Setiap kejadian tadi memberi suatu respon dalam pikiran yang dituangkan ke dalam karya, meskipun semuanya itu dapat dituangkan tidak dengan alam yang nyata, sama seperti pikiran itu sendiri. Kehidupan itu memiliki persamaan dengan mimpi yang terkadang tidak berjalan mulus, namun selalu memiliki harapan. Harapan itu sendiri menarik bagi saya untuk diceritakan ulang.

Waktu di masa kecil saya pernah berharap menjadi dokter hewan, lalu dokter anak, ketika beranjak remaja menjadi seorang komikus namun jalan hidup memberikan arah bahwa saya harus menempuh pendidikan sebagai seorang dokter umum. Perenungan akan menjadi apakah saya ini dimasa yang akan datang dimulai disana.

Hal diatas membawa saya untuk mengambil keputusan yang sangat penting, yaitu memutuskan untuk meninggalkan kedokteran dan menuju dunia seni rupa, yang sama sekali berbeda dalam cara berpikirnya. Manusia hanya dapat berencana namun yang Kuasalah yang menentukan jalan hidup seseorang.

Masa kecil saya suka memperhatikan obyek berbentuk lingkaran. Dari orang-orang yang sehari-hari saya temui, lingkaran sebagai objek yang memiliki 2 kriteria yang menjadikannya menarik untuk diungkap dalam bentuk visual. Dua kriteria tersebut yaitu:


(7)

dinamis dan dianggap sempurna. Seperti itulah saya menempatkan diri dalam mimpi. Tidak berlebihan bahwa lingkaran itu bisa dianggap mewakili mimpi saya dimana keinginan untuk menjadi lebih dinamis dan sempurna dalam menempuh perjalanan hidup. Maka tidak terlalu berlebihan bila mengatakan lingkaran itu ialah harapan saya atas kehidupan yang ideal. Dalam hal ini kehidupan ideal adalah kehidupan di dalam Dia (Tuhan) seperti yang tertulis dalam ajaran-Nya, “menjadi sempurna di dalam Dia.”

Dalam kehidupan banyak sekali terjadi chaos, namun dalam alam mimpi hal itu menjadi sangat normal dan dipandang sah-sah saja. Dalam perjalanan hidup saya, terdapat banyak pilihan yang diambil; entah itu benar ataupun salah. Pilihan tersebut selalu menyisakan mimpi yang ideal. Kegagalan menjadi suatu warna yang biasa bagi manusia, namun harapan memberi kemampuan bagi kita untuk kembali memperjuangkan hal yang diimpikan.

Mimpi bagi saya adalah yang hal yang memacu untuk menggapai harapan yang lebih baik. Dalam mimpi, kehidupan mejadi lebih dinamis. Hal ini mendorong saya untuk memberi ruang kontemplasi antara ekspresi dan penuangan dalam karya.

1.2 Batasan Masalah

Dalam memberi visual objek, memori masa kecil menjadi salah satu hal penting. Hal ini muncul dalam karya terinspirasi dari alam lingkungan baik warna maupun bentuknya. Bentuk lingkaran, warna pelangi, nuansa kabut (awan) dan warna kayu terutama menjadi dijewantahkan. Dalam hal ini warna dianggap sebagai pengganti bahasa, dianggap seperti pada kata-kata yang membentuk puisi. Lebih jauh lagi perjalanan ini bersifat perpindahan dari satu waktu ke waktu yang lain. Dalam hidup saya dari saya bisa memahami


(8)

(menyadari) keberadaan diri hingga saya membuat karya ini; menjadi momen yang tertuang dalam karya saya ini

1.3 Rumusan Masalah

Ada dua hal yang menjadi masalah penciptaan karya ini:

a. Bagaimana pencitraan yang tepat yang bisa mewakili keadaan yang saya alami ? b. Sepenting apakah perjalanan ini untuk diceritakan ?

1.4 Tujuan Penciptaan

a. Penciptaan ini sebagai suatu perenungan hidup saya. b. Dialog antara saya dengan masyarakat sebagai pemerhati. c. Menuangkan mimpi saya untuk dinikmati orang lain.

1.5 Manfaat Penciptaan

Untuk pengeksplorasian tehnik dan menggali pengertian yang lebih dalam, atas karya saya yang pernah ada atau dibuat. Penggalian ini berguna untuk lebih mengerti pe- rasaan, keberadaan, dan jati diri saya. Lebih jauh melalui karya ini, saya ingin


(9)

1.6 Metode penciptaan a. Cara/tehnik

Saya bukan orang yang dapat membayangkan karya apa yang akan dibuat, tetapi bergerak menurut dorongan motorik yang terjadi, hampir seperti automatic drawing; cara yang umumnya dipakai oleh para pelukis surrealis. Sketsa dibuat sebagai bahan

pertimbangan. Perpindahan kanvas ialah cara untuk memaksimalkan karya. Setelah karya yang di buat dianggap/dipandang cukup mewakili tema yang telah ditentukan

sebelumnya, maka proses selanjutnya adalah mendeskripsikan karya tersebut ke dalam tulisan penghantar karya.

b. Alat dan bahan

Karya ini dibuat dalam cat minyak dan aklirik diatas kanvas dalam kebutuhan antara kontemplasi maupun ekspresi, lebih dapat dicapai dengan 2 media ini. Ukuran kanvas disesuaikan dengan kebutuhan ekspresi.


(10)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Karya saya kali ini lebih berpusat pada diri sendiri yang merasakan banyak

pengalaman dalam menjalani hidup. Karya tersebut berisi tentang pencarian saya atas jati diri hidup untuk menuju kesempurnaan itu. Karya yang diangkat sebagai ekspresi

personal mengambil gaya surealisme sebagai landasan, dengan dorongan motorik sebagai cara berkarya. Hal ini memiliki persamaan juga dengan teori Jung tentang Archetypes pencarian Self. Hal ini juga sejalan dengan karya penemuan menurut Jung, yaitu

kesadaran kolektif. Dalam pengerjaan saya juga mengalami pengalaman motorik seperti dalam teori Prof. Tabrani. Saya mengharapkan tema dan visual karya saya dapat

menggugah menjadi bahan perenungan pentingnya mimpi.

5.2 Saran

Dalam berkarya saya bergerak menurut intuisi saya. Saya percaya bahwa dengan demikian kejujuran dalam berkarya tetap dapat dilakukan dengan baik. Bagi seorang seniman surealis referensi penting tetapi identitas pribadi pelukis harus tetap terjaga. Pengamatan obyek secara langsung dapat sangat membantu dalam penggarapan karya.


(11)

Daftar Pustaka

An Illustrated Encyclopedia of Traditional Symbol; Cooper,J.C ; 1987; London ; Thames and Hudson

• Bahasa Rupa, Tabrani; Primadi; 2005; Bandung; penerbit Kelir h 113-116

Chonological and Thematic Charts of Philosopies and Philosophers; Hunnex, Milton D; 1986; Michigan; Academie books.

Essensial Dali; Bradbury,Kristen ; 2000; London; Parragon Books

The Wisdom of Gibran-Aphorisms and Maxims, Joseph Sheban;2001

Surrealisme Yogyakarta; Marianto, M. Dwi, 2001, Yogyakarta, Rumah Penerbitan Merapi

The Nature of art, A.L Cothey, 1990;London, Routledge

• www.artlex.org

• www. freud: dream.com

• www.gracefulretreats.com/graphics/egypt-may.jpg

• www.godsdirectcontact.or.id/serba/payung2000.jpg

• www. jungindex.net

• www.paganathames.com/images/

• www.peaceful-spirit.org/images/yin-yang1.jpg

• www.trapagon.com/dig-img/Huntington3/Zen_2023.jpg


(1)

Perjalanan adalah suatu aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia termasuk didalamnya perjalananan kehidupan. Perjalanan hidup ialah kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia. Pada masa kecil saya cukup banyak melakukan perjalanan, baik ke luar kota maupun di dalam kota. Hal tersebut membekas dan tersimpan sebagai suatu pengalaman visual yang tak terlupakan. Pengalaman ini tidak sepenuhnya tersimpan dalam ingatan, sering menjadi tidak kronologis lagi, dan terlupakan kapan waktu terjadinya.

Setiap kejadian tadi memberi suatu respon dalam pikiran yang dituangkan ke dalam karya, meskipun semuanya itu dapat dituangkan tidak dengan alam yang nyata, sama seperti pikiran itu sendiri. Kehidupan itu memiliki persamaan dengan mimpi yang terkadang tidak berjalan mulus, namun selalu memiliki harapan. Harapan itu sendiri menarik bagi saya untuk diceritakan ulang.

Waktu di masa kecil saya pernah berharap menjadi dokter hewan, lalu dokter anak, ketika beranjak remaja menjadi seorang komikus namun jalan hidup memberikan arah bahwa saya harus menempuh pendidikan sebagai seorang dokter umum. Perenungan akan menjadi apakah saya ini dimasa yang akan datang dimulai disana.

Hal diatas membawa saya untuk mengambil keputusan yang sangat penting, yaitu memutuskan untuk meninggalkan kedokteran dan menuju dunia seni rupa, yang sama sekali berbeda dalam cara berpikirnya. Manusia hanya dapat berencana namun yang Kuasalah yang menentukan jalan hidup seseorang.

Masa kecil saya suka memperhatikan obyek berbentuk lingkaran. Dari orang-orang yang sehari-hari saya temui, lingkaran sebagai objek yang memiliki 2 kriteria yang menjadikannya menarik untuk diungkap dalam bentuk visual. Dua kriteria tersebut yaitu:


(2)

dinamis dan dianggap sempurna. Seperti itulah saya menempatkan diri dalam mimpi. Tidak berlebihan bahwa lingkaran itu bisa dianggap mewakili mimpi saya dimana keinginan untuk menjadi lebih dinamis dan sempurna dalam menempuh perjalanan hidup. Maka tidak terlalu berlebihan bila mengatakan lingkaran itu ialah harapan saya atas kehidupan yang ideal. Dalam hal ini kehidupan ideal adalah kehidupan di dalam Dia (Tuhan) seperti yang tertulis dalam ajaran-Nya, “menjadi sempurna di dalam Dia.”

Dalam kehidupan banyak sekali terjadi chaos, namun dalam alam mimpi hal itu menjadi sangat normal dan dipandang sah-sah saja. Dalam perjalanan hidup saya, terdapat banyak pilihan yang diambil; entah itu benar ataupun salah. Pilihan tersebut selalu menyisakan mimpi yang ideal. Kegagalan menjadi suatu warna yang biasa bagi manusia, namun harapan memberi kemampuan bagi kita untuk kembali memperjuangkan hal yang diimpikan.

Mimpi bagi saya adalah yang hal yang memacu untuk menggapai harapan yang lebih baik. Dalam mimpi, kehidupan mejadi lebih dinamis. Hal ini mendorong saya untuk memberi ruang kontemplasi antara ekspresi dan penuangan dalam karya.

1.2 Batasan Masalah

Dalam memberi visual objek, memori masa kecil menjadi salah satu hal penting. Hal ini muncul dalam karya terinspirasi dari alam lingkungan baik warna maupun bentuknya. Bentuk lingkaran, warna pelangi, nuansa kabut (awan) dan warna kayu terutama menjadi dijewantahkan. Dalam hal ini warna dianggap sebagai pengganti bahasa, dianggap seperti pada kata-kata yang membentuk puisi. Lebih jauh lagi perjalanan ini bersifat perpindahan dari satu waktu ke waktu yang lain. Dalam hidup saya dari saya bisa memahami


(3)

(menyadari) keberadaan diri hingga saya membuat karya ini; menjadi momen yang tertuang dalam karya saya ini

1.3 Rumusan Masalah

Ada dua hal yang menjadi masalah penciptaan karya ini:

a. Bagaimana pencitraan yang tepat yang bisa mewakili keadaan yang saya alami ? b. Sepenting apakah perjalanan ini untuk diceritakan ?

1.4 Tujuan Penciptaan

a. Penciptaan ini sebagai suatu perenungan hidup saya. b. Dialog antara saya dengan masyarakat sebagai pemerhati. c. Menuangkan mimpi saya untuk dinikmati orang lain.

1.5 Manfaat Penciptaan

Untuk pengeksplorasian tehnik dan menggali pengertian yang lebih dalam, atas karya saya yang pernah ada atau dibuat. Penggalian ini berguna untuk lebih mengerti pe- rasaan, keberadaan, dan jati diri saya. Lebih jauh melalui karya ini, saya ingin


(4)

1.6 Metode penciptaan a. Cara/tehnik

Saya bukan orang yang dapat membayangkan karya apa yang akan dibuat, tetapi bergerak menurut dorongan motorik yang terjadi, hampir seperti automatic drawing; cara yang umumnya dipakai oleh para pelukis surrealis. Sketsa dibuat sebagai bahan

pertimbangan. Perpindahan kanvas ialah cara untuk memaksimalkan karya. Setelah karya yang di buat dianggap/dipandang cukup mewakili tema yang telah ditentukan

sebelumnya, maka proses selanjutnya adalah mendeskripsikan karya tersebut ke dalam tulisan penghantar karya.

b. Alat dan bahan

Karya ini dibuat dalam cat minyak dan aklirik diatas kanvas dalam kebutuhan antara kontemplasi maupun ekspresi, lebih dapat dicapai dengan 2 media ini. Ukuran kanvas disesuaikan dengan kebutuhan ekspresi.


(5)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Karya saya kali ini lebih berpusat pada diri sendiri yang merasakan banyak

pengalaman dalam menjalani hidup. Karya tersebut berisi tentang pencarian saya atas jati diri hidup untuk menuju kesempurnaan itu. Karya yang diangkat sebagai ekspresi

personal mengambil gaya surealisme sebagai landasan, dengan dorongan motorik sebagai cara berkarya. Hal ini memiliki persamaan juga dengan teori Jung tentang Archetypes pencarian Self. Hal ini juga sejalan dengan karya penemuan menurut Jung, yaitu

kesadaran kolektif. Dalam pengerjaan saya juga mengalami pengalaman motorik seperti dalam teori Prof. Tabrani. Saya mengharapkan tema dan visual karya saya dapat

menggugah menjadi bahan perenungan pentingnya mimpi.

5.2 Saran

Dalam berkarya saya bergerak menurut intuisi saya. Saya percaya bahwa dengan demikian kejujuran dalam berkarya tetap dapat dilakukan dengan baik. Bagi seorang seniman surealis referensi penting tetapi identitas pribadi pelukis harus tetap terjaga. Pengamatan obyek secara langsung dapat sangat membantu dalam penggarapan karya.


(6)

Daftar Pustaka

An Illustrated Encyclopedia of Traditional Symbol; Cooper,J.C ; 1987; London ; Thames and Hudson

• Bahasa Rupa, Tabrani; Primadi; 2005; Bandung; penerbit Kelir h 113-116

Chonological and Thematic Charts of Philosopies and Philosophers; Hunnex, Milton D; 1986; Michigan; Academie books.

Essensial Dali; Bradbury,Kristen ; 2000; London; Parragon Books The Wisdom of Gibran-Aphorisms and Maxims, Joseph Sheban;2001 Surrealisme Yogyakarta; Marianto, M. Dwi,

2001, Yogyakarta, Rumah Penerbitan Merapi

The Nature of art, A.L Cothey, 1990;London, Routledge

• www.artlex.org

• www. freud: dream.com

• www.gracefulretreats.com/graphics/egypt-may.jpg

• www.godsdirectcontact.or.id/serba/payung2000.jpg

• www. jungindex.net

• www.paganathames.com/images/

• www.peaceful-spirit.org/images/yin-yang1.jpg

• www.trapagon.com/dig-img/Huntington3/Zen_2023.jpg