PERBEDAAN TINGKAT SIKAP NASIONALISME ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN DAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUNDURAN KABUPATEN BLORA.

SARI
Marlina, Bruri 2010 Perbedaan Tingkat Sikap Nasionalisme Siswa yang diajar
dengan metode pembelajaran bermain peran dan Siswaa yang diajar dengan
metode pembelajaran ceramah pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kunduran
Kabupaten Blora. Skripsi, Jurusan sejarah, fakultas ilmu Sosial, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I. Prof. Dr. Wasino, M.hum. pembimbing II. Drs.
Ba’in, M.Hum.
Kata kunci: tingkat sikap nasionalisme, metode bermain peran, metode
ceramah
Berbagai macam metode pengajaran dapat dipergunakan dalam
melaksanakan pembelajaran sejarah di kelas, namun kebanyakan para guru lebih
condong menggunakan metode ceramah sebagai metode yang dipergunakan
dalam melaksanakan pembelajaran sejarah. Alasannya yaitu metode ini mudah
untuk digunakan dan memerlukan persiapan yang relatif singkat dan sederhana.
Akan tetapi di sisi lain metode ini juga banyak memiliki kelemahankelemahannya. Salah satu diantaranya adalah metode ini dapat menimbulkan
kebosanan dan kejenuhan pada siswa dan cenderung mengurangi keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai alternatif agar pembelajaran sejarah
dapat menarik, dapat memiliki wawasan yang luas tentang berbagai peristiwa
yang terjadi serta memahami kaitan antara masa lampau dengan yang akan
datang, maka dapat digunakan metode pembelajaran bermain peran. Metode
pembelajaran bermain peran ini merupakan metode pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasikan sikap, tingkah
laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukannya dalam hubungan
sosial di masyarakat. Sehingga pengajaran sejarah dapat menarik perhatian siswa.
Di samping itu dengan memperoleh pengalaman langsung minat belajar siswa
terhadap sejarah akan meningkat. Pelajaran sejarah perlu di ajarkan di sekolah
agar siswa memiliki rasa dan sikap menghargai orang lain serta lingkungan
sekitar, memiliki jiwa yang besar dan bangga pada sejarah bangsanya serta
menghargai hasil-hasil kebudayaan masa lampau. Selain itu dengan mempelajari
sejarah dapat menanamkan semangat nasionalisme kepada para siswa. Salah satu
tujuan belajar sejarah nasional Indonesia ialah membangkitkan dan menyadarkan
generasi muda untuk mengembangkan dan memahami pengetahuan tentang
perkembangan masyarakat sejak masa lampau hingga masa kini sehingga generasi
muda memiliki kebanggan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
Rumusan masalah penelitian ini : (1) seberapa besar tingkat sikap
nasionalisme dalam pembelajaran sejarah pada siswa dengan metode bermain
peran? (2) seberapa besar tingkat sikap nasionalisme dalam pembelajaran sejarah
pada siswa dengan metode pembelajaran ceramah? (3) adakah perbedaan yang
signifikan tingkat sikap nasionalisme siswa yang diajar dengan metode
pembelajaran bermain peran dan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
ceramah?

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kunduran
yang berjumlah 272 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan random
sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian yang

dikembangkan peneliti. Intrumen penelitian ini meliputi: kuisioner (angket)
tingkat sikap nasionalisme siswa dan pedoman wawancara. Data penelitian
dianalisis dengan teknik deskriptif presentase dan uji t.
Hasil dari penelitian ini diperoleh thitung (2.847) > ttabel (2.00) dengan α =
5% yang berarti ada perbedaan antara kedua kelompok. Dapat disimpulkan bahwa
tingkat nasionalisme siswa yang dajar dengan metode bermain peran lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat nasionalisme siswa yang diajar dengan metode
ceramah. Hal ini dapat dilihat pula pada perhitungan presentase tingkat
nasionalisme pada kelas eksperimen sebesar 92% dan tingkat nasionalisme pada
kelas kontrol sebesar 88%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan sikap nasionalisme siswa,
maka sebaiknya digunakan metode pembelajaran bermain peran, dengan
menggunakan metode ini sehingga siswa dapat mendramatisasikan sikap, tingkah
laku, dan menghayati tokoh yang diperankan.


Dokumen yang terkait

Perbedaan penguasaan konsep sistem indera antara siswa yang diajar dengan metode brainstorming dan metode tanya jawab

1 9 92

Perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar mengunakan pendekatan pembelajarn kooperatif dengan metode grop investigation dengan siswa yang diajar dengan metode ekspositori

1 12 105

Perbedaan Hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan metode konvensional dan siswa yang diajar dengan metode maternal Reflektif di SDLB Negeri 01 Lenteng agung Jakarta Selatan

0 6 119

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP PHOTOSHOP ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE BRAINSTORMING DAN METODE TANYA JAWAB

0 12 154

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER DIPADUKAN DENGAN PENDEKATAN INDUKTIF DEDUKTIF DAN YANG DIAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP N

0 2 22

PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG YANG MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI DI KELAS IX SMP SWASTA HANG TUAH �.

0 3 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15

Perbedaan Sikap Anti Korupsi Siswa Yang Diajar Dengan Media Poster dan Yang Diajar Dengan Media Buku Teks Di SMP Negeri 2 Karanggede, Kabupaten Boyolali.

0 0 1

Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill dan ekspositori

0 1 8