PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER DIPADUKAN DENGAN PENDEKATAN INDUKTIF DEDUKTIF DAN YANG DIAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP N

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

HEADS TOGETHER DIPADUKAN DENGAN PENDEKATAN INDUKTIF DEDUKTIF DAN YANG DIAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI

PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 P.S TUAN T.A 2014/2015

Oleh:

Elisabeth Margareth Gultom NIM 4103111025

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Dipadukan dengan Pendekatan Induktif Deduktif dan yang Diajar dengan Metode Ekspositori pada Materi Fungsi di Kelas VIII SMP N 1 P.S Tuan T.A 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. S.Siahaan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.Zul Amry, M.Si, Ph.D, Bapak Dr. Edi Surya, M.Si, dan Bapak Prof. Dr. P.Siagian,M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Dian Armanto, M.Pd, MA, MSc, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing Akademik, kepada BapakProf. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan beserta staf-stafnya di FMIPA UNIMED. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edi Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Hj. Arwidah Parinduri, S.Pd, selaku Kepala Sekolah, Ibu Rahawarni Sri Rizki, S.Pd, Bapak Jamson Manurung, S.Pd, Ibu Radna Silaban, S.Pd, dan Ibu Tirani Siregar selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah membantu penulis selama penelitian. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada yang terkasih Ayahanda Dermawan Gultom dan Ibunda Juniar Nainggolan yang setia


(4)

v

berdoa dan memberikan dukungan material serta spiritual yang tak ternilai harganya hingga penulis bisa memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Terima kasih juga untuk kedua adik ku Perdana dan Bill serta semua keluarga yang telah mendoakan dan memberi semangat bagi penulis.

Terima kasih juga untuk Anita, Asri Sihotang, Astika Hutagaol, Bethesda Butarbutar, Efra Sinaga, Ernika Samosir, Novi Simbolon, Sefta Hutauruk, dan semua rekan seperjuangan di Kelas Matematika Reguler A 2010 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk Justin, Lilis, Syahmidun, Afifah, Marihot, Kak Eva, dan Kak Ratu teman berbagi suka duka sejak awal pengerjaan skripsi ini. Terakhir terimakasih untuk teman-teman PPLT SMANSAKA 2013, Rienda, Fatma, Maria, Dani Tevira, Parno, Mira, Herbiana, Ria, Alex, Arman, Dini, Dora, Monica, Dani, Bang Alex, Bang Memori, dan Bang Richi yang masih ingat dan memberi semangat kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat ilmu pendidikan.

Medan, November 2014 Penulis,


(5)

iii

Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Dipadukan

dengan Pendekatan Induktif Deduktif dan yang Diajar dengan Metode Ekspositori pada Materi Fungsi di Kelas VIII SMP N 1 P.S Tuan T.A 2014/2015

Elisabeth Margareth Gultom (4103111025) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada pokok bahasan fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa SMP N 1 Percut Sei Tuan Kelas VIII sebanyak 9 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan banyak sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas, kelas pertama disebut sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua disebut sebagai kelas kontrol dan jumlah siswa pada masing-masing kelas adalah 35 orang siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan komunikasi matematis tertulis, yang terdiri dari 4 butir soal uraian, dimana sebelum tes diujikan terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat daya beda soal dan tingkat kesukaran. Tes diberikan sebanyak 2 kali yaitu pretes sebelum diberikan pembelajaran dan postes diberikan setelah pembelajaran di kedua kelas berakhir.

Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa pada hasil pretes diperoleh 1,273 untuk kelas eksperimen dan 0,923 untuk kelas kontrol. Sedangkan pada postes rata-rata kemampuan berpikir logis siswa sebesar 2,73 untuk kelas eksperimen dan 1,746 untuk kelas kontrol. Masing-masing kelas meningkat sebesar 1,457 untuk kelas eksperimen dan 0,832 untuk kelas kontrol. Dari peningkatan selisih rata-rata dari kedua kelompok dapat dilihat bahwa peningkatan berpikir logis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu dengan mengggunakan uji t dengan  0,05 diperoleh thitung(2,66) > ttabel(1,66867). Hal ini menunjukkan bahwa thitung berada di luar penerimaan H0 maka berdasarkan pengujian tersebut diperoleh bahwa H0 ditolak berarti H diterima sehingga dapat a dinyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang dipadukan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada pokok bahasan fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2014/2015.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 6

1.3pembatasan Masalah 6

1.4Rumusan Masalah 7

1.5Tujuan Penelitian 7

1.6Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1.Komunikasi Matematika 9

2.1.2.Komunikasi Matematika Tertulis 11

2.1.3.Pembelajaran Matematika di SMP 13

2.1.3.1. Karakteristik Perkembangan Komunikasi Siswa SMP 13 2.1.3.2. Teori Belajar Matematika yang Berkaitan dengan

Kemampuan Komunikasi yang sesuai dengan

Karakteristik Siswa SMP 14

2.1.4.Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together 15 2.1.4.1. Model Pembelajaran Kooperatif 15 2.1.4.2. Numbered Heads Together (NHT) 17

2.1.5.Pendekatan Induktif dan Deduktif 19

2.1.5.1. Pengertian Pendekatan 19

2.1.5.2 Pendekatan Induktif 19

2.1.5.3 Pendekatan Deduktif 20

2.1.6. Metode Ekspositori 20

2.1.6.1 Pengertian Metode 20

2.1.6.2 Metode Ekspositori dan Langkah-langkahnya 21 2.1.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Ekspositori 22 2.1.7 Model Pembelajaran Numbered Heads Together

yang Dipadukan dengan Pendekatan Induktif dan Deduktif 22

2.1.8 Uraian Materi Fungsi 24


(7)

vii

2.3.Kerangka konseptual 29

2.4. Hipotesis penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 33

3.2. Populasi dan Sampel 33

3.2.1 Populasi 33

3.2.2 Sampel 33

3.3. Defenisi Operasional 33

3.4. Jenis dan Desain penelitian 34

3.4.1 Jenis Penelitian 34

4.4.2 Desain Penelitian 35

3.5. Variabel Penelitian 35

3.6. Prosedur Penelitian 36

3.7. Validitas Internal Penelitian 38

3.8. Alat Pengumpul Data 40

3.9. Analisis Uji Coba Tes 41

3.9.1 Uji Validitas 41

3.9.2 Uji Reliabitilas 41

3.9.3 Taraf Kesukaran Soal 42

3.9.4 Daya Pembeda Soal 42

3.10 Teknik Analisis Data 43

3.10.1 Uji Normalitas 44

3.10.2 Uji Homogenitas 44

3.10.3 Pengujian Hipotesis 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Butir Soal 47

4.1.1 Analisis Butir Soal Pretes 47

4.1.1. 1 Uji Validitas Soal Pretes 47

4.1.1.2 Uji Reliabilitas 48

4.1.1.3 Tingkat Kesukaran Soal Pretes 48

4.1.1.4 Daya Beda Soal Pretes 49

4.1.2 Analisis Butir Soal Postes 51

4.1.2.1 Uji Validitas Soal Postes 51

4.1.2.2 Uji Reliabilitas Soal Postes 51 4.1.2.3 Tingkat Kesukaran Soal Postes 52

4.1.2.4 Daya Beda Soal Postes 52

4. 2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 54

4.2.1. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 4.2.2. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 55

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian 55

4.4. Teknik Analisis Data 56

4.4.1 Uji Normalitas 56


(8)

viii

4.4.3 Uji Hipotesis 57

4.4 Diskusi Hasil Penelitian 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 62

5.2. Saran 62


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : RPP I Kelas Eksperimen 65

Lampiran 2 : RPP II Kelas Eksperimen 75

Lampiran 3 : RPP III Kelas Eksperimen 85

Lampiran 4 : RPP I Kelas Kontrol 94

Lampiran 5 : RPP II Kelas Kontrol 103

Lampiran 6 : RPP III Kelas Kontrol 111

Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa I 119

Lampiran 8 : Alternatif penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 123

Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa II 125

Lampiran 10 : Alternatif penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 129

Lampiran 11 : Lembar Kerja Siswa III 132

Lampiran 12 : Alternatif penyelesaian Lembar Kerja Siswa III 136 Lampiran 13 : Kisi-Kisi Soal Tes Diagnostik 139

Lampiran 14 : Soal Tes Diagnostik 140

Lampiran 15 : Alternatif Penyelesaian Soal Tes Diagnostik 142

Lampiran 16 : Kisi-Kisi Soal Pretes 145

Lampiran 17 : Soal Pretes 146

Lampiran 18 : Alternatif Penyelesaian Soal Pretes 147

Lampiran 19 : Kisi-Kisi Soal Postes 150

Lampiran 20 : Soal Postes 151

Lampiran 21 : Alternatif Penyelesaian Soal Postes 153 Lampiran 22 : Perhitungan Validitas Soal Pretes 157 Lampiran 23 : Perhitungan Reliabilitas Soal Pretes 160 Lampiran 24 : Tabel Bantu Mencari Tingkat Kesukaran 162

dan Daya Beda Soal Pretes

Lampiran 25 : Perhitungan Tingkat Kesukaran 164 dan Daya Pembeda Pretes


(10)

xiii

Lampiran 27 : Perhitungan Reliabilitas Soal Postes 170 Lampiran 28 : Tabel Bantu Mencari Tingkat Kesukaran 172

dan Daya Beda Soal Postes

Lampiran 29 : Perhitungan Tingkat Kesukaran 174 dan Daya Pembeda Pstes

Lampiran 30 : Selisih Nilai Prostes dan Nilai Pretes Kelas Eksperimen 177 Lampiran 31 : Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Simpangan 178

Baku Selisih Nilai Postes dan Nilai Pretes Kelas Eksperimen

Lampiran 32 : Selisih Nilai Postes dan Nilai Pretes Kelas Kontrol 179 Lampiran 33 : Perhitungan Rata-Rata,Varians, dan Simpangan Baku 180

Selisih Nilai Postes dan Pretes untuk Kelas Kontrol

Lampiran 34 : Uji Normalitas 181

Lampiran 35 : Uji Homogenitas 184

Lampiran 36 : Uji Hipotesis 186

Lampiran 37 : Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 189

Lampiran 38 : Lembar Validasi Soal Pretes 192

Lampiran 39 : Lembar Validasi Soal Postes 196

Lampiran 40 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran 200

Lampiran 41 : Perhitungan Hasil Observasi 209


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu ilmu yang mendukung untuk pengembangan ilmu yang lain, sehingga matematika sering disebut alat untuk ilmu. Matematika disajikan menggunakan simbol-simbol, istilah-istilah, rumus, diagram, ataupun tabel, sehingga matematika juga dipandang sebagai suatu bahasa. Matematika sebagai sebuah bahasa, tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, menemukan pola, menyelesaikan masalah, atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga alat yang tak ternilai untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan dengan jelas, akurat, dan ringkas.

Salah satu standar proses yang harus dikuasai siswa adalah komunikasi matematis (mathematical communication). NCTM (dalam Ansari, 2009:9) mengemukakan bahwa:

Matematika sebagai alat komunikasi merupakan pengembangan bahasa dan simbol untuk mengkomunikasikan ide matematik, sehingga siswa dapat:(1) mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya, (2) merumuskan defenisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi, (3) mengungkapkan ide matematik secara lisan dan tulisan, (4) membaca wacana matematika dengan pemahaman, (5) menjelaskan dan mengajukan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya, dan (6) menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematik, serta peranannya dalam mengembangkan ide/gagasan matematik.

Hal di atas menegaskan bahwa, kemampuan komunikasi matematis siswa sangat perlu untuk dikembangkan, karena melalui komunikasi matematis siswa dapat melakukan organisasi berpikir matematisnya baik secara lisan maupun tulisan, siswa bisa memberi respon dengan tepat, baik diantara siswa itu sendiri maupun antara siswa dengan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik, cenderung dapat membuat berbagai representasi yang beragam, sehingga mudah dalam mendapatkan alternatif-alternatif penyelesaian berbagai permasalahan matematis.


(12)

2

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia dalam aspek komunikasi matematis masih rendah. Sebagaimana yang diungkapkan Izzati (dalam Prayitno, 2013:566), bahwa gambaran lemahnya kemampuan komunikasi siswa dikarenakan pembelajaran matematika selama ini masih kurang memberi perhatian terhadap pengembangan kemampuan ini. Hal yang sama juga ditemukan oleh Kadir (dalam Prayitno, 2013:566), bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa SMP di pesisir masih rendah, baik ditinjau dari peringkat sekolah, maupun model pembelajaran. Sejalan juga dengan yang diungkapkan Qohar (dalam Prayitno, 2013:567), bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa SMP (terutama di daerah bukan perkotaan) masih kurang, baik lisan maupun tertulis.

Dalam tingkat Internasional, prestasi matematika siswa Indonesia juga masih berada jauh dari prestasi negara lain, terutama dalam hal kemampuan komunikasi matematis, seperti yang diungkapkan oleh Fachrurazi (2011):

Pada laporan TIMSS 2003, siswa Indonesia berada pada posisi 34 dari 45 negara yang disurvei. Prestasi Indonesia jauh di bawah Negara-negara Asia lainnya. Dari kisaran rata-rata skor yang diperoleh oleh setiap Negara 400-625 dengan skor ideal 1.000, nilai matematika Indonesia berada pada skor 411. Khususnya kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia, laporan TIMSS menyebutkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam komunikasi matematika sangat jauh di bawah Negara-negara lain. Sebagai contoh, untuk permasalahan matematika yang menyangkut kemampuan komunikasi matematis, siswa Indonesia yang berhasil benar hanya 5% dan jauh di bawah Negara seperti Singapura, Korea, dan Taiwan yang mencapai lebih dari 50%.

Dari beberapa hal di atas, menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, baik komunikasi lisan (talking) yang terlihat dari saling interaksi (dialog) yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas maupun komunikasi tertulis (writing) yang terlihat dari kemampuan siswa dalam menggunakan kosa kata-nya, notasi, dan struktur matematik baik dalam bentuk penalaran, koneksi, maupun dalam problem solving. Untuk itu sangat penting arti dan peranan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satu implikasi terhambatnya komunikasi dalam matematika adalah


(13)

3

proses membangun sebuah kerangka pemahaman serta respon terhadap pembelajaran tidak akan berjalan lancar.

Berikut ini adalah hasil pekerjaan siswa yang diberikan tes diagnostik. Tes yang diberikan berbentuk uraian untuk melihat kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa.

Tabel.1.1. Data Kesalahan Hasil Pekerjaan Siswa No

Soal Hasil Pekerjaan Siswa Keterangan

2 Tidak dapat

memberikan jawaban dari permasalahan secara jelas, dan sistematis.

3 Tidak dapat

membuat gambar dari permasalahan matematika secara lengkap dan jelas

5 Tidak dapat

memodelkan

permasalahan secara benar, sehingga tidak dapat memberikan solusi.

Tabel di atas menunjukkan kelemahan-kelemahan siswa dalam kemampuan komunikasi matematis tertulisnya. Pemberian tes diagnostik kemampuan komunikasi matematis tertulis kepada 35 orang siswa, diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa sebesar 1,14. Sebanyak 22 siswa (62,8%) masih berada dalam kategori sangat rendah dan sisanya sebanyak 13 siswa (37,2%) dalam kategori rendah.

Pada umumnya, komunikasi yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas hanya berlangsung secara linier, yang berarti komunikasi hanya berlangsung satu arah, dengan guru sebagai pemberi informasi, dan siswa


(14)

4

sebagai penerima informasi. Padahal komunikasi yang terjadi sebaiknya adalah komunikasi yang konvergen, yaitu komunikasi yang berlangsung secara multi arah sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara dinamis dan berkembang ke arah pemahaman kolektif yang berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Ansari (2009:9), “Komunikasi konvergen dalam pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.”

Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru sangat berperan dalam mendorong terjadinya proses belajar secara optimal sehingga siswa belajar secara aktif. Seperti yang diungkapkan Ansari (2009:2007), “Perlu bagi guru mengetahui cara menumbuhkembangkan kemampuan komunikasi matematis di kalangan siswanya.”

Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap tiga orang guru matematika yang mengajar di SMP Negeri 1 P.S Tuan pada tanggal 26 dan 28 Maret 2014 diperoleh nilai rata-rata ketiga orang guru tersebut sebagai berikut:

Tabel 1.2 Hasil Penilaian Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Skala

Penilaian Kategori 1 Keterampilan Membuka Pelajaran 1,83 Kurang Baik

2 Penyajian Materi 2,23 Baik

3 Metode Pembelajaran 1,92 Kurang Baik 4 Pengelolaan Kelas 2,0 Kurang Baik 5 Komunikasi dengan Siswa 2,08 Kurang Baik 6 Pemanfaatan Alat Peraga 1,67 Kurang Baik 7 Melaksanakan Evaluasi 2,22 Baik 8 Keterampilan Menutup Pelajaran 1,92 Kurang Baik 9 Efisiensi Penggunaan Waktu 3,3 Sangat Baik

Hasil observasi diatas menunjukkan bahwa pada aspek metode pembelajaran yang digunakan dan komunikasi dengan siswa masih berada pada kategori kurang baik. Kurang baiknya komunikasi dengan siswa ini diakibatkan karena metode pembelajaran yang digunakan guru kurang dapat mengaktifkan siswa untuk berkomunikasi dan mengeluarkan ide-ide matematikanya dengan baik karena pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru (teacher oriented). Guru menyampaikan materi pembelajaran secara langsung dengan siswa tidak dituntut untuk menemukan pemahaman mereka sendiri. Metode mengajar seperti ini


(15)

5

disebut sebagai metode ekspositori. Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa pada metode ekspositori ini menggunakan komunikasi satu arah yang mengakibatkan kegiatan belajar siswa kurang optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sekali-sekali bertanya kepada guru.

Maka, untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti merasa perlu adanya perbaikan yang dilakukan guru dalam menerapkan suatu model pembelajaran yang lebih efektif, yang dapat lebih mengaktifkan siswa, terutama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa mengingat pentingnya kemampuan komunikasi matematis tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang dinilai mampu mendukung kemampuan komunikasi matematika siswa adalah model pembelajaran kooperatif, karena salah satu manfaat pembelajaran kooperatif adalah terjadinya sharing process antara peserta belajar. Bentuk sharing ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan pikirannya baik lisan maupun tulisan. Selain itu, penting bagi guru untuk menetapkan suatu pendekatan pembelajaran yang dipandang tepat untuk memudahkan siswa memahami pelajarannya dan mampu memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan. Untuk itu peneliti tertarik untuk menerapkan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Heads Together yang berdasarkan dari pengamatan peneliti pada saat observasi belum pernah dilaksanakan di SMP N 1 P.S Tuan.

Selanjutnya, pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together ini dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif, karena selama ini kegiatan pembelajaran di kelas berpusat pada guru yang menurunkan pembelajaran dengan pendekatan deduktif atau pembelajaran ekspositori, sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang menurunkan pembelajaran dengan pendekatan induktif masih sangat jarang diterapkan sehingga siswa tidak dapat menemukan pemahamannya sendiri, sehingga peneliti tertarik untuk menerapkan pendekatan deduktif dan induktif bersama-sama dalam penyampaian materi pembelajaran.


(16)

6

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together yang Dipadukan dengan Pendekatan Induktif dan Deduktif dan Metode Ekspositori pada Pokok Bahasan Fungsi di Kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2014/2015.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa.

2. Kegiatan pembelajaran matematika yang umum digunakan guru di kelas adalah dengan menerapkan metode ekspositori yaitu guru menyampaikan materi pelajaran dengan berceramah.

3. Kemampuan guru dalam aspek metode pembelajaran yang digunakan dan komunikasi dengan siswa masih dalam kategori kurang baik. 4. Penerapan model pembelajaran kooperatif masih jarang diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together.

5. Pembelajaran di kelas cenderung menerapkan pendekatan deduktif dan sangat jarang dilakukan dengan pendekatan induktif sehingga siswa tidak dapat menemukan pemahamannya sendiri.

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya kemampuan peneliti, dana, waktu, serta luasnya cakupan identifikasi masalah, maka agar pokok permasalahan tidak mengambang maka masalah dibatasi pada kemampuan komunikasi matematis tertulis yang rendah, metode ekspositori yang masih umum digunakan guru, penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together yang belum pernah dilaksanakan, serta penerapan pendekatan induktif dan deduktif.


(17)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan mengenai pembelajaran dengan model Numbered Heads Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif dapat mengetahui peningkatan dan komunikasi matematis tertulis siswa dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. 2. Bagi siswa, melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads

Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulisnya.

3. Pihak pengelola sekolah, sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan dalam mengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.


(18)

8

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa akan datang.

5. Bagi penelitian sejenisnya, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berkaitan.


(19)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang dipadukan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2014/2015.

5.2Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini, yaitu:

1. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya mempelajari model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together agar dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika karana model pembelajaran ini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa. 2. Bagi pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan

kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. 3. Bagi siswa sebaiknya lebih percaya diri dan berani untuk

mengkomunikasikan ide-ide dan pendapatnya dan dapat lebih menjaga ketertiban dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya mempersiapkan soal tes kemampuan komunikasi matematis tertulis yang lebih handal agar lebih baik dalam mengungkap kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa serta melakukan persiapan yang lebih teliti dan cermat mengalokasikan waktu sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi menjadi lebih baik.


(20)

63

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansu , (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Asmin, Mansyur, A, (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan

Fachrurazi, (2011), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar, Edisi Khusus 1:76 - 88.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed. Isjoni, (2011), Cooperative Learning-Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

ALFABETA, Bandung.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Izzati, Nur, (2010), Komunikasi Matematik dan Pendidikan Matematika Realistik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika:721-725

Matondang, Lidya, (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Stabat T.A 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Munte, Desy, (2013), Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar Kelas VII MTS Swasta Sidikalang Tahun jaran 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Prayitno, Sudi, (2013), Komunikasi Matematis Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berjenjang Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Pendidikan Matematika FMIPA UNY,9 November 2013


(21)

64

Qohar, Abdul, ( 2011), Pengembangan Instrumen Komunikasi Matematis untuk Siswa SMP, Lomba dan Seminar Matematika XIX :46-47

Riyanto, Yatim, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran, Prenada Media Grup, Jakarta

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, ALFABETA, Bandung.

Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Bandung

Saragih, M., (2001), Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Antara Pendekatan Pembelajaran Open Ended Dan Konvensional Siswa SMP Negeri 28 Medan, Pasca Sarjana Unimed, Medan.

Siahaan, Sahat., (2014), Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA, Medan

Sudjana, Nana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta


(22)

ii

RIWAYAT HIDUP

Elisabeth Margareth Gultom dilahirkan di Medan pada tanggal 04 Oktober 1992. Ayah bernama Dermawan Gultom dan Ibu bernama Juniar Nainggolan. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Katolik Setia Budi Medan. Pada tahun 2001 penulis pindah ke SD Negeri 104202 Percut Sei Tuan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Katolik Budi Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.


(1)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan mengenai pembelajaran dengan model Numbered Heads Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif dapat mengetahui peningkatan dan komunikasi matematis tertulis siswa dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. 2. Bagi siswa, melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads

Together yang dipadukan dengan pendekatan induktif dan deduktif dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulisnya.

3. Pihak pengelola sekolah, sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan dalam mengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.


(2)

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa akan datang.

5. Bagi penelitian sejenisnya, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berkaitan.


(3)

62

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang dipadukan pendekatan induktif dan deduktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2014/2015.

5.2Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini, yaitu:

1. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya mempelajari model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together agar dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika karana model pembelajaran ini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa. 2. Bagi pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan

kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. 3. Bagi siswa sebaiknya lebih percaya diri dan berani untuk

mengkomunikasikan ide-ide dan pendapatnya dan dapat lebih menjaga ketertiban dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya mempersiapkan soal tes kemampuan komunikasi matematis tertulis yang lebih handal agar lebih baik dalam mengungkap kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa serta melakukan persiapan yang lebih teliti dan cermat mengalokasikan waktu sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi menjadi lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansu , (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Asmin, Mansyur, A, (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan

Fachrurazi, (2011), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar, Edisi Khusus 1:76 - 88.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed. Isjoni, (2011), Cooperative Learning-Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

ALFABETA, Bandung.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Izzati, Nur, (2010), Komunikasi Matematik dan Pendidikan Matematika Realistik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika:721-725

Matondang, Lidya, (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Stabat T.A 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Munte, Desy, (2013), Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar Kelas VII MTS Swasta Sidikalang Tahun jaran 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Prayitno, Sudi, (2013), Komunikasi Matematis Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berjenjang Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Pendidikan Matematika FMIPA UNY,9 November 2013


(5)

Qohar, Abdul, ( 2011), Pengembangan Instrumen Komunikasi Matematis untuk Siswa SMP, Lomba dan Seminar Matematika XIX :46-47

Riyanto, Yatim, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran, Prenada Media Grup, Jakarta

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, ALFABETA, Bandung. Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Prenada Media Grup, Bandung

Saragih, M., (2001), Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Antara Pendekatan Pembelajaran Open Ended Dan Konvensional Siswa SMP Negeri 28 Medan, Pasca Sarjana Unimed, Medan.

Siahaan, Sahat., (2014), Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA, Medan

Sudjana, Nana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta


(6)

RIWAYAT HIDUP

Elisabeth Margareth Gultom dilahirkan di Medan pada tanggal 04 Oktober 1992. Ayah bernama Dermawan Gultom dan Ibu bernama Juniar Nainggolan. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Katolik Setia Budi Medan. Pada tahun 2001 penulis pindah ke SD Negeri 104202 Percut Sei Tuan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Katolik Budi Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.


Dokumen yang terkait

Perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar mengunakan pendekatan pembelajarn kooperatif dengan metode grop investigation dengan siswa yang diajar dengan metode ekspositori

1 12 105

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GI DAN STAD PADA MATERI TEOREMA PHYTAGORAS DI KELAS VIII SMP SWASTA SINAR HUSNI MEDAN T.A 2016/2017.

0 3 27

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN MAKE A MATCH DI SMP SWASTA KRAKATAU MEDAN.

0 3 29

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIK ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SMP N 2 BANDAR KHALIPAH.

0 2 47

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SUB MATERI JARINGAN TUMBUHAN DI SMA N 1 SIANTAR NARUMONDA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 2 13

PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG YANG MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI DI KELAS IX SMP SWASTA HANG TUAH �.

0 3 16

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF.

0 2 17

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR RECIPROCAL TEACHING DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF DAN DIAJAR PENDEKATAN EKSPOSITORI DI KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2012/2013.

0 2 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI, DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF DAN BELAJAR KOOPERATIF TIPE NUMBERED-HEADS-TOGETHER.

1 3 59