ANALISIS VEGETASI GULMA PADI SAWAH DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN DELI SERDANG.

ANALISIS VEGETASI GULMA PADI SAWAH DI TIGA KECAMATAN
DI KABUPATEN DELI SERDANG

Oleh
Yolanda Novia Putri Lubis
NIM 409220043
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

iii

ANALISIS VEGETASI GULMA PADI SAWAH DI TIGA KECAMATAN

DI KABUPATEN DELI SERDANG

YOLANDA NOVIA PUTRI LUBIS

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, kelimpahan,
frekuensi kehadiran, dominansi dan indeks nilai penting gulma pada areal
persawahan di Kabupaten Deli Serdang yaitu di Kecamatan Tanjung Morawa,
Kecamatan Sunggal, dan Kecamatan Deli Tua. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan metode kuadrat yaitu dengan menggunakan 10 plot
berukuran 50 cm x 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan ada 10 jenis gulma.
Kabupaten Deli Serdang termasuk kedalam keanekaragaman yang rendah yakni
0,630 pada Kecamatan Tanjung Morawa, 0,325 pada Kecamatan Sunggal dan
0,315 pada Kecamatan Deli Tua Kelimpahan setiap jenisnya yang tertinggi
terdapat pada jenis di Fimbristylis miliacea dengan jumlah 574 individu dan
kelimpahan terendah terdapat pada jenis Leersia hexxandra dengan jumlah 6
individu. Di Kabupaten Deli Serdang kerapatan terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total sebesar 69,00%, sedangkan kerapatan terendah
yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total kelimpahan hanya 0,77%,
frekuensi kehadiran terbesar yaitu pada gulma Fimbristylis miliacea dengan total

sebesar 24,00%, sedangkan frekuensi kehadiran terendah yaitu pada gulma
Leersia hexandra dengan total frekuensi hanya 2,50%, dominansi terbesar yaitu
pada gulma Fimbristylis miliacea dengan total 96,40%, sedangkan dominansi
terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total dominansi hanya
0,02%, serta indeks nilai penting terbesar yaitu pada gulma Fimbristylis miliacea
dengan total sebesar 189,40 sedangkan indeks nilai penting terendah yaitu pada
gulma Leersia hexandra dengan total indeks nilai penting hanya 3,30,
Fimbristylis miliacea merupakan gulma yang paling dominan serta memiliki
indeks nilai penting yang tertinggi. Sehingga nama vegetasi gulma di Kabupaten
Deli Serdang adalah type cyperaceae.

vii

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN

i

RIWAYAT HIDUP


ii

ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR

v

DAFTAR ISI

vii

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR TABEL


x

DAFTAR LAMPIRAN

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangMasalah
1.2. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
1.3.Rumusan Masalah
1.4.Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian

1
2
2
3
3


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Gulma
2.2. Kerugian Yang Ditimbulkan Oleh Gulma
2.2.1. Pengaruh Persaingan
2.2.2. Mengurangi Ketersediaan Unsur Hara
2.3.Klasifikasi Gulma
2.3.1.Berdasarkan Morfologi Gulma
2.3.2. Berdasarkan Siklus Hidup Gulma
2.3.3. Berdasarkan Habitat Tumbuhan Gulma
2.3.4. Perkembangbiakan Gulma
2.4. Tanaman Padi (Oryza sativa )
2.5.Gulma Tanaman Padi
2.5.1. Cyperus difformis
2.5.2. Cyperus iria
2.5.3. Cyperus rotundus
2.5.4. Digitaria ciliaris
2.5.5. Digitaria sanguinalis
2.5.6. Echinochloa colona
2.5.7. Echinochloa crus-galli
2.5.8. Echinochloa glabrescens

2.5.9.Eleusine indica
2.5.10.Fimbristylis miliacea
2.5.11. Ipomoea aquatica

4
5
5
5
7
7
7
8
8
9
11
11
12
13
14
15

15
16
17
18
19
19

viii

2.5.12.Ischaemum rugosum
2.5.13.Leptochloa chinensis
2.5.14.Monochoria vaginalis
2.5.15.Sphenoclea zeylanica
2.6. Faktor Fisika Lingkungan
2.7. Profil Kabupaten Deli Serdang

20
21
22
22

23
23

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Teknik Pengambilan sampel
3.4.Teknik Pengumpulan Data
3.5. Metode Penelitian
3.5.1. Jenis dan Sumber Data
3.6.Pelaksanaan Penelitian
3.6.1. Alat dan Bahan
3.6.2. Prosedur Kerja
3.7.Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Jenis
3.8. Analisis Data
3.8.1. Keanekaragaman Jenis
3.8.2. Kelimpahan (kerepatan) Gulma
3.8.3. Frekuensi Kehadiran
3.8.4. Dominansi
3.8.5. Indeks Nilai Penting (INP)


24
24
24
24
24
25
25
25
25
25
26
26
26
27
27
27
27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Keanekaragaman dan Kelimpahan Gulma
4.1.2 Indeks Keanekaragaman Gulma
4.1.3 Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi relatif ( FR),
Dominansi Relatif (DR) dan Indeks Nilai Penting (INP)
4.2. Pembahasan Penelitian
4.2.1 Keanakaragaman Gulma
4.2.2 Kerapatan
4.2.3 Frekuensi
4.2.4 Dominansi
4.2.5 Indeks Nilai Penting
4.2.6 Faktor Lingkungan
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

28
28
39


49
50

DAFTAR PUSTAKA

51

40
44
45
45
46
46
46
47

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Padi (Oryza sativa )
Gambar 2.2 Cyperus difformis
Gambar 2.3. Cyperus iria
Gambar 2.4. Cyperus rotundus
Gambar 2.5. Digitaria ciliaris
Gambar 2.6. Digitaria sanguinalis
Gambar 2.7. Echinochloa colona
Gambar 2.8. Echinochloa crus-galli
Gambar 2.9. Echinochloa glabrescens
Gambar 2.12. Eleusine indica
Gambar 2.11. Fimbristylis miliacea
Gambar 2.12. Ipomoea aquatica
Gambar 2.13. Ischaemum rugosum
Gambar 2.14. Leptochloa chinensis
Gambar 2.15. Monochoria vaginalis
Gambar 2.16. Sphenoclea zeylanica
Gambar 4.1 Cyperus iria
Gambar 4.2 Cyperus rotundus
Gambar 4.3. Digitaria ciliaris
Gambar 4.4. Digitaria setigera
Gambar 4.5. Echinochloa colona
Gambar 4.6. Echinochloa glabrescens
Gambar 4.7. Eleusine indica
Gambar 4.8. Fimbristylis miliacea
Gambar 4.9. Leersia hexandra
Gambar 4.10. Leptochloa chinensis

10
12
13
14
15
15
16
17
17
18
19
20
21
22
22
23
29
30
31
31
32
33
34
35
35
36

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5

52
63
66
67
69

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, sehingga
ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu terjamin. Padi
merupakan tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak
karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya
dihasilkan oleh tanaman padi. Untuk mempertahankan keberlangsungan hidup,
manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dimana kebutuhan
primer yang paling utama adalah pangan atau makanan. Padi menjadi makanan
pokok tidak hanya di Indonesia melainkan di negara-negara di benua Asia lainnya
seperti India, Thailand, China, Vietnam, dan lain-lain. Tetapi ada beberapa
kendala yang muncul dalam produksi beras yang masih mengandalkan produksi
padi sawah. Salah satu faktor memberantas dalam usaha pengingkatan produksi
pertanian adalah hama, penyakit, dan gulma. Jika suatu tanaman padi terserang
hama dan penyakit serta gulma, maka harus sesegera mungkin melakukan
pemberantasan dan pengendalian (Djatmika dalam Sihombing, L., 2008).
Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu penghasil pasokan beras
yang cukup tinggi di Propinsi Sumatera Utara. Buktinya, beberapa kali Kabupaten
ini berhasil mencapai sebagai swasembada beras (Anonim dalam Sihombing L.,
2009).
Dalam 5 tahun terakhir (1996-2000) luas padi sawah di Sumatera Utara
mengalami kenaikan rata-rata 1,36 persen per tahun. Kenaikan yang paling besar
terjadi di Kabupaten Pematang Siantar (12,75%) dan sebaliknya Tapanuli Utara
merupakan kabupaten yang paling besar menurun luas panennya (6,92%). Dari 18
kabupaten yang ada, Deli Serdang merupakan kabupaten yang paling luas namun
jika dilihat dari panennya, diikuti oleh Kabupaten Langkat dan Kabupaten
Simalungun. Laju pertumbuhan luas areal panen, justru Simalungun yang paling
besar, kemudian Langkat dan Deli Serdang, yaitu masing-masing 3,80 persen,
1,14 persen dan 0,19 persen pertahun (Darwis, 2004)

2

Organisme

pengganggu

tanaman (OPT)

merupakan

faktor

yang

mempengaruhi hasil produksi tanaman di Indonesia. Gulma sebagai organisme
pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala penting yang harus diatasi dalam
peningkatan produksi padi di Indonesia. Penurunan hasil padi akibat gulma
berkisar 35 persen. Sedangkan pada padi gogo mengalami penurunan lebih besar
lagi yaitu sampai 30 sampai 80 persen (Soelin, 2011)
Gulma menimbulkan persaingan antara gulma itu sendiri dengan tanaman
disekitarnya. Persaingan terjadi apabila bahan faktor tumbuh yang diperlukan
tidak lagi mencukupi kebutuhan oleh tanaman-tanaman tersebut, karena gulma
sama dengan tanaman lainnya yang membutuhkan faktor tumbuh. Dimana faktor
tumbuh yang diperlukan adalah energi cahaya, H2O, CO2, O2, dan ruang.
Semakin dekat suatu gulma tumbuh dengan tanaman sekitarnya maka akan
semakin sulit untuk mengendalikan persaingannya(Suparyono, 1997).
Didalam persaingan ada yang dikatakan pesaing kuat dan pesaing lemah.
Pesaing kuat mampu mendapatkan faktor tumbuh dengan maksimal sedangkan
pada pesaing lemah mengalami sebaliknya (Pitoyo dalam Kastanja 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan mengkaji lebih
lanjut tentang Analisis vegetasi gulma padi sawah di tiga kecamatan di
Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup dan batasan masalah penelitian ini jenis gulma apa yang
paling banyak dijumpai di daerah persawahan padi di Kabupaten Deli Serdang.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keanekaragaman gulma pada areal persawahan di Kabupaten
Deli Serdang.
2. Bagaimana kerapatan gulma pada areal persawahan di Kabupaten Deli
Serdang.
3. Bagaimana frekuensi kehadiran besar pada areal persawahan di Kabupaten
Deli Serdang.

3

4. Bagaimana dominansi gulma pada areal persawahan di Kabupaten Deli
Serdang.
5. Bagaimana indeks nilai penting gulma pada areal persawahan di
Kabupaten Deli Serdang.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keanekaragaman gulma pada areal persawahan

di

Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui kerapatan gulma pada areal persawahan di Kabupaten
Deli Serdang.
3. Untuk mengetahui frekuensi kehadiran gulma pada areal persawahan di
Kabupaten Deli Serdang.
4. Untuk mengetahui dominansi gulma pada areal persawahan di Kabupaten
Deli Serdang.
5. Untuk mengetahui indeks nilai penting gulma pada areal persawahan di
Kabupaten Deli Serdang.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Menjadi sumber referensi atau informasi tambahan bagi penduduk tentang
jenis gulma yang ada disekitar tanaman padi di Kabupaten Deli Serdang.
2. Sebagai data dasar bagi Dinas dalam rangka mengidentifikasi populasi
gulma di areal pertanian.
3. Sebagai bahan informasi tambahan bagi peneliti lain yang melanjutkan
penelitian ini.
4. Sebagai informasi penting kepada para petani untuk mengetahui cara
pengendalian gulma pada tanaman padi.

49

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di tiga kecamatan,

Kabupaten Deli Serdang maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keanekaragaman di Kabupaten Deli Serdang termasuk keanekaragaman
yang rendah. Ditemukan ada 10 jenis gulma di Kabupaten Deli Serdang
yang masing-masing disetiap Kecamatan sebagai berikut : ada 9 jenis di
Kecamatan Tanjung Morawa yakni :Fimbristylis miliacea, Leptochloa
chinensis, Echinochloa colona, Cyperus iria, Digitaria setigera, Cyperus
rotundus, Eleushine indica, Digitaria ciliaris, Echinochloa glabrescens,
sedangkan pada Kecamatan Sunggal terdapat 7 gulma yakni: Fimbristylis
miliacea, Leptochloa chinensis, Echinochloa colona, Cyperus iria,
Digitaria

setigera,Cyperus

rotundus,

Leersia

hexandradan

pada

Kecamatan Deli Tua terdapat 6 jenis gulma yakni : Fimbristylis miliacea,
Leptochloa chinensis, Echinochloa colona, Cyperus iria, Digitaria
setigera, Eleushine indica.
2. Dari kesepuluh jenis gulma yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa
di Kabupaten Deli Serdang kerapatan terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total sebesar 69,00%, sedangkan kerapatan
terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total kelimpahan
hanya 0,77%.
3. Kabupaten Deli Serdang frekuensi kehadiran terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total sebesar 24,00%, sedangkan frekuensi
kehadiran terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total
frekuensi hanya 2,50%.
4. Kabupaten Deli Serdang dominansi terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total 96,40%, sedangkan dominansi
terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total dominansi
hanya 0,02%.

50

5. Kabupaten Deli Serdang indeks nilai penting terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total sebesar 189,40 sedangkan indeks nilai
penting terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total indeks
nilai penting hanya 3,30. Sehingga vegetasi gulma di Kabupaten Deli
Serdang merupakan type vegetasi cyperaceae.
1.2

Saran
Dari hasil penelitian ini disarankan sebagai berikut :
1.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih khusus mengkaji biologi
dan masing-masing perkembangan gulma.

2.

Perlu dilakukan penelitian dengan metode yang sama di berbagai daerah
yang berbeda yang masih di sekitar Deli Serdang.

3.

Perlu dilakukan sosialisasi dan tindakan pengendalian dan pemusnahan
gulma di areal persawahan, karena gulma selain sebagai organism
pengganggu tanaman (OPT) gulma juga dapat menjadi tanaman inang
bagi wereng.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Direktori Padi Indonesia 2006, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta.
Anonymous, (1986), Beberapa Gulma Penting pada Tanaman Pangan dan Cara
Pengendaliannya, Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Jakarta.
Darwis, V., (2004), Peluang Peningkatan Pendapatan dan Produksi Padi Sawah
Di Kabupaten Deli Serdang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian, Bogor.
Holm, L. G, 1977, Some Characteristic of weed Problems in the World, Proc.
West. Soc. Weed Sci., pp: 3-12.
IRRI, (1987), Gulma : Permasalahan Lapangan Tentang Padi di Daerah Tropika,
Pustaka Desa. Jakarta.
Kastanja, A. Y., (2011), Identifikasi Jenis dan Dominansi Gulma Pada
Pertanaman Padi Gogo, Jurnal Agroforestri, VI:1 : 40-46
Manurung, B.,Tarigan, R., Simatupang, Z., (2011), Panduan Teori Ekologi
Tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED,
Medan.
Manurung, B., Sihombing, L., (2010). Ekologi Serangga Wereng (Hemiptera :
Auchenorryncha) padaSinggang-Singgang Tanaman Padi di Kabupaten
Deli Serdang-Sumatera Utara, Prosiding Seminar Nasional Biologi :
Meningkatkan Peranan Biologi dalam Mewujudkan National Achievement
with Global Reach : 405-413.
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta: UI Press.
Sastroutomo, S., (1990), Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sihombing, L., (2010), Ekologi Serangga Wereng (Hemiptera : Auchenorryncha)
padaSinggang-Singgang Tanaman Padi di Kabupaten Deli SerdangSumatera Utara, FMIPA Unimed, Medan.
Soelin, S., Syam, Z., Daud, M., (2010), Keanekaragaman Jenis Gulma Padi
Sawah di Desa Rambah Baru Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan
Hulu, Prosiding Seminar Nasional Biologi : Meningkatkan Peranan
Biologi dalam Mewujudkan National Achievement with Global Reach: Hal
130-137.
Soerjandono, N. B., (2001), Teknik Pengendalian Gulma dengan Herbisida
Persistensi Rendah Pada Tanaman Padi, Prosiding Buletin Teknik
Pertanian 10(1) : 5-8.