Pengalaman Ibu Hamil dengan Kehamilan Ganda di Kabupaten Deli Serdang Tahun 20013

(1)

PENGALAMAN IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN GANDA

DI KABUPATEN DELI SERDANG

NURMA DIANA POETRI

125102054

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Pengalaman Ibu Hamil dengan Kehamilan Ganda di Kabupaten Deli Serdang Tahun 20013

Abstrak Nurma Diana Poetri

Latar belakang : Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Perubahan fisik pada ibu dengan kehamilan ganda pada umumnya sama dengan kehamilan tunggal, namun biasanya lebih besar menimbulkan masalah. Baik pada ibu maupun pada bayinya. Dalam kasus kehamilan ganda perawatan ekstra dengan pengawasan dan perhatian khusus perlu dilakukan bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.

Tujuan penelitian : Untuk menggali pengalaman ibu hamil dengan kehamilan ganda Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian fenomenologi. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan adalah 6 orang. Penelitian dilakukan di Kabupaten Deli Serdang.

Hasil : Diperoleh bahwa karakteristik hamil ganda adalah kehamilan lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal, uterus lebih besar pada trimester pertama dan kedua, gerakan janin lebih kuat, nafsu makan meningkat, kelelahan, sesak nafas, oedema tungkai mual muntah dan hipertensi. Faktor penyebab kehamilan ganda yang mungkin adalah herediter/keturunan, pil penyubur dan makanan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan pada kehamilan ganda antara lain pengobatan medis, mengurangi porsi makan, menambah waktu istirhat/tidur dan mengurangi aktivitas berlebih. Perasaan saat akhir hamil ganda adalah takut dan bahagia serta biasa saja. Perasaan saat akhir kehamilan ganda adalah takut. Proses persalinan ganda yaitu normal dan section caesarea. Berat badan lahir ganda berbeda dengan bayi yang pertama lahir dengan bayi kedua.

Kesimpulan : Diharapkan agar petugas kesehatan khususnya bidan dapat lebih mengerti tentang kehamilan ganda dan perasaan pasien dengan kehamilan ganda sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengalaman Ibu Hamil dengan Kehamilan Ganda”

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikam Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan fakultas keperawatan Universitas

sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Nur Afidarti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah

peneliti yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M.Kep selaku penguji I

5. Diah Lestari Nasution,SST,M.Keb penguji II

6. Seluruh Dosen pengajar D-IV Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administrasi.

7. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar

terutama kedua orang tua tercinta Buya Mahrizal dan Umi Masliani serta adikku Nurul Agnes Syafriani,Amd.Kom dan Ari Muhammad serta yang terkasih Chandra Ramadhan Rambe yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan berupa moril dan material serta semangat kepada penulis dalam


(6)

menyelesaikan proposal ini semoga penulis dapat memeberikan yang terbaik berkat do’a yang telah diberikan.

8. Kepada Direktur Akbid Ika Bina Labuhanbatu yang telah memberikan

kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengikuti program studi ini.

9. Teman – teman Program DIV Bidan Pendidik USU, Yulia Widianti, Rindy

Ayu Putri, Sevty Lolo M Manik,Herianda Alifa, Ardilla Fatma dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan propsal ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya proposal ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga segala bentuk bantuan yang telah di berikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Layanan Kebidanan ... 5

2. Pendidikan Kebidanan ... 5

3. Peneliti Lanjutan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman ... 6

B. Kehamilan Ganda ... 6

1. Kehamilan ... 6

2. Kehamilan Ganda ... 7

a. Pengertian ... 7

b. Frekuensi ... 7

c. Faktor-faktor Predisposisi... 7

1) Faktor ras ... 7

2) Hereditas/keturunan ... 8

3) Usia ibu dan paritas ... 9

4) Faktor giji ... 9

5) Gonadotropin hipofisis ... 10

6) Terapi kesuburan ... 10


(8)

d. Perubahan Fisik pada Ibu dengan Kehamilan Ganda ... 11

e. Perubahan Psikologis Ibu dengan Kehamilan Ganda ... 15

f. Masalah Maternal pada Kehamilan Ganda ... 17

g. Masalah Janin pada Kehamilan Ganda ... 20

h. Perawatan pada Kehamilan Ganda ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

C. Tempat Penelitian ... 31

D. Waktu Penelitian ... 31

E. Etika Penelitian ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Alat Pengumpulan Data ... 32

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 33

I. Analisi Data ... 34

J. Tingkat Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Partisipan ... 36

B. Pengalaman Ibu Hamil dengan Kehamilan Ganda ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner Data Demografi

Lampiran 3 : Lembar Panduan Wawancara

Lampiran 4 : Transkip Wawancara Partisipan

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Penelitian dari Kabupaten Deli Serdang

Lampiran 7 : Daftar Riwayat hidup


(10)

Pengalaman Ibu Hamil dengan Kehamilan Ganda di Kabupaten Deli Serdang Tahun 20013

Abstrak Nurma Diana Poetri

Latar belakang : Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Perubahan fisik pada ibu dengan kehamilan ganda pada umumnya sama dengan kehamilan tunggal, namun biasanya lebih besar menimbulkan masalah. Baik pada ibu maupun pada bayinya. Dalam kasus kehamilan ganda perawatan ekstra dengan pengawasan dan perhatian khusus perlu dilakukan bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.

Tujuan penelitian : Untuk menggali pengalaman ibu hamil dengan kehamilan ganda Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian fenomenologi. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan adalah 6 orang. Penelitian dilakukan di Kabupaten Deli Serdang.

Hasil : Diperoleh bahwa karakteristik hamil ganda adalah kehamilan lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal, uterus lebih besar pada trimester pertama dan kedua, gerakan janin lebih kuat, nafsu makan meningkat, kelelahan, sesak nafas, oedema tungkai mual muntah dan hipertensi. Faktor penyebab kehamilan ganda yang mungkin adalah herediter/keturunan, pil penyubur dan makanan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan pada kehamilan ganda antara lain pengobatan medis, mengurangi porsi makan, menambah waktu istirhat/tidur dan mengurangi aktivitas berlebih. Perasaan saat akhir hamil ganda adalah takut dan bahagia serta biasa saja. Perasaan saat akhir kehamilan ganda adalah takut. Proses persalinan ganda yaitu normal dan section caesarea. Berat badan lahir ganda berbeda dengan bayi yang pertama lahir dengan bayi kedua.

Kesimpulan : Diharapkan agar petugas kesehatan khususnya bidan dapat lebih mengerti tentang kehamilan ganda dan perasaan pasien dengan kehamilan ganda sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasikan anak kembar dua (gemelli), kembar tiga (triplet), kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintuplet), dan kembar enam (sextuplet) (Mellyna,2001).

Prevalensi kejadian kehamilan ganda di dunia sebenarnya belum diketahui. Menurut WHO kehamilan ganda yang dapat bertahan hidup pada masa kelahiran tanpa menjalani pembedahan sebanyak 40-60% dan 20 % -25 menjalani pembedahan dan pengobatan (WHO,2009). Penemu kasus kehamilan ganda menjelaskan bahwa dari 16.288 persalinan terdapat 197 persalinan gemelli (kembar 2) dan 6 persalinan triplet (kembar 3) (Prawirohardjo,2000). Di Provinsi Sumatera Utara angka kelahiran ganda sebanyak 30% dari kehamilan tunggal (Kompas,2010).

Pada kehamilan ganda, kemungkinan untuk terjadinya kematian perinatal lebih besar dibandingkan dengan kehamilan tunggal yaitu sebesar 10-12%. Dan semua kematian intrauterin yang terjadi pada kehamilan ganda 73% berhubungan dengan plasenta yang monokorion (Nadiablog,2011). Pada kehamilan normal (satu janin) angka mortalitas berkisar antara 33 per 1000 kelahiran, hal ini menunjukkan bahwa dari 1000 bayi tidak kembar ada 33 bayi yang meninggal pada usia kehamilan 28 minggu atau tujuh hari setelah lahir. Sedangkan angka mortalitas untuk kehamilan ganda tercatat lebih tinggi, berkisar antara 139 per 1000 kelahiran, berarti dari 1000 bayi kembar yang lahir, 139-nya meninggal (Kompas, 2011). Kondisi ini lebih


(12)

mungkin terkait dengan komplikasi yang tinggi pada kehamilan ganda (Yeyeh, 2001).

Perubahan fisik pada ibu dengan kehamilan ganda pada umumnya sama dengan kehamilan tunggal, namun biasanya lebih besar menimbulkan masalah. Perubahan tersebut seperti peningkatan hCG yang dapat mengakibatkan hyperemesis gravidarum,pembesaran payudara, peningkatan frekuensi berkemih, nafsu makan meningkat dan mudah lelah. Pada trimester kedua akan terjadi sesak nafas, pembengkakan pada bagian ekstremitas bawah (oedema), peningkatan berat badan, pembesaran rahim yang tidak seperti kehamilan tunggal,pergerakan janin yang lebih kuat (Obstetri Patologi,2009).

Penyulit yang mungkin timbul pada ibu dengan kehamilan ganda adalah polihidramnion yang dapat mengakibatkan persalinan premature (Patologi Kebidanan, 2010). Polihidramnion biasanya mulai terjadi pada usia gestasi 18-20 minggu dan frekuensi polihidramion pada hamil ganda sekitar 10 kali lebih besar dibandingkan dengan kehamilan tunggal (Mochtar, 2000). Pertumbuhan dan perkembangan uterus dan janin di awal kehamilan memerlukan cadangan zat besi maternal yang lebih besar, di akhir kehamilan (28 minggu), kebutuhan janin tersebut dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya (Myles, 2009). Frekuensi dan resiko pre-eklampsi dan eklampsi lebih besar, pembesaran uterus mengakibatkan sukar bernafas, sering berkemih, odema dan varises pada tungkai dan vulva. Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum dan solusio plasenta (Prawirohardjo 2011). Sesudah anak pertama lahir, persalinan premature diakibatkan karena peregangan rahim yang berlebihan, persalinan sesar, disseminated intravascular coagulation atau perdarahan hebat (Obstetri Patologi, 2010). Nyeri punggung dan


(13)

meningkatnya ukuran uterus juga dapat menyebabkan terjadinya dispnea dan inidigesti yang cukup parah (Williams, 2001).

Penyulit pada bayi yang meningkatkan terjadinya morbiditas (angka serangan penyakit yang terjadi pada bayi dan selama kehamilan) serta mortalitas (kematian) pada bayi kembar, yaitu Akardius Amorfus yaitu kondisi dimana salah satu dari bayi ganda mati atau perkembangannya hanya menyerupai segumpal daging akibat dari salah satu jantung salah satu seorang anak ganda lebih kuat dibanding yang lain (Patologi Kebidanan,2010). Intrauterine Growth Restriction atau IUGR (kondisi di mana berat bayi lebih kecil dibandingkan jumlah usia bulan), amniotic fluid infections (infeksi cairan ketuban), hipertensi, dan large placental infarcts (gangguan pasokan darah dari plasenta yang menyebabkan sel-sel mati) (Kompas, 2011). Kembar siam juga merupakan salah satu penyulit pada kehamilan ganda hal ini disebabkan oleh tidak lengkapnya pembelahan ovum yang telah difertilisasi, hal ini terjadi pada satu dari 50.000 kelahiran dan lebih dari setengah kasus kembar siam ini lahir dalam keadaan mati (Myles, 2009).

Letak bayi pada kehamilan ganda juga bisa menjadi penyulit bagi kelahiran bayi ganda (Patologi Kebidanan, 2010). Meskipun uterus mengalami pembesaran dan distensi, janin tetap memilki mobilitas yang lebih sedikit dari seharusnya. Kedua janin tersebut saling menghambat gerakan masing-masing yang dapat menyebabkan terjadinya malpresentasi (Myles, 2009). Berbagai kombinasi letak, presantasi dan posisi bisa terjadi. Yang paling sering di jumpai adalah kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47%), letak membujur, presentasi kepala bokong ( 37-38%), keduanya presentasi bokong (8-10), letak lintang dan presentasi kepala ( 5-5,3%), letak lintang dan presentasi bokong ( 1,5-2%), dua-duanya letak lintang


(14)

(0,2-0,6%), letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi kunci-mengunci (Interlocking) (Mochtar,2000).

Dalam kasus kehamilan kembar perawatan ekstra dengan pengawasan dan perhatian khusus perlu dilakukan bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin, terutama diadakan pencegahan terhadap pre-eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janin. Salah satunya yaitu dengan perawatan prenatal yang baik untuk mengenal dan mencegah komplikasi yang timbul pada ibu maupun bayi (Khanzima,2008). Oleh karena itu berdasarkan dari uraian di atas penulis ingin meneliti bagaimanakah pengalaman ibu hamil dengan kehamilan ganda?

B. Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini bagaimana pengalaman ibu hamil dengan kehamilan ganda (gemelli).

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman ibu dengan kehamilan ganda (gemelli).


(15)

D. Manfaat Penelitian

Ada 3 (tiga) manfaat penelitian ini antara lain bagi layanan kebidanan, pendidikan kebidanan, dan peneliti lanjutan.

1. Layanan kebidanan Hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat dijadikan

sumber pengetahuan dan strategi bagi tenaga pelayanan khususnya bidan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan ganda (gemelli).

2. Pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada ibu dengan kehamilan ganda.

3. Peneliti lanjutan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan informasi untuk penelitian berikut yang sejenis atau penelitian lanjutan tentang kehamilan ganda.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Daehler & Bukatko, 1985, dalam Syah, 2003).

B. Kehamilan Ganda 1. Kehamilan

Kehamilan merupakan proses berkesinambungan yang diawali dengan ovulasi, terjadinya migrasi sperma dan ovum, terjadinya konsepsi, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta serta pertumbuhan janin sampai aterm (Manuaba, 2009)

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode ante partum. Periode antepartum dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau 3 bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan lebih kurang 280 hari atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir. Pembuahan terjadi ketika ovulasi lebih kurang 14 hari setelah HPHT (Varney, 2007).


(17)

2. Kehamilan Ganda a. Pengertian

Kehamilan Ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intrauterin. Kehamilan ganda dapat didefinisikan sabagai suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan Ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal (Williams, 2006). Menurut Winkjosastro (2000) Kehamilan ganda selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan ganda memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin.

b. Frekuensi

Greulich (1930) melaporkan frekuensi kehamilan kembar pada 121 juta persalinan sebagai berikut Gemelli 1 : 89, Triplet 1 : 7.629, Kuadruplet 1 : 670.743, Quintiplet 1 : 41.600.000. Angka tersebut sesuai dengan hukum Hellin yang menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan kembar dan tunggal adalah Gemelli (dua) 1:89 , Triplet (tiga) 1:892, Quadruplet (empat) 1:893, Quintuplet (lima) 1:894, Sextuplet (enam) 1:895 (Winkjosastro, 2000).

c. Faktor-faktor Predisposisi 1) Faktor ras

Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi


(18)

kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan (Cunningham, 2000). Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang Timur atau Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi (Winkjosastro, 2000)

2) Hereditas/keturunan

Sebagai faktor penentu pembentukan kembar, riwayat keluarga pihak ibu jauh lebih penting daripada riwayat pihak ayah (Myles, 2009). Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovulasi yang diturunkan (Cristina, 2001).


(19)

3) Usia ibu dan paritas

Frekuensi pembentukan meningkat dari nol saat pubertas, yaitu saat aktivitas ovarium minimal, sehingga puncaknya pada usia 37 tahun, saat terjadi stimulasi maksimal hormon yang meningkatkan angka ovulasi ganda (Myles, 2009). Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia, Petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar 2,7% (Cunningham, 2005).

4) Faktor gizi

Dalam sebuah uji coba klinis acak tentang suplementasi asam folat perikonsepsi, mendapatkan bahwa wanita yang mendapat suplementasi asam folat yang mengalami peningkatan insiden gestasi multiple (Myles, 2009). Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil (Cristina, 2001).


(20)

5) Gonadotropin hipofisis

Faktor umum yang mengaitkan ras, usia, berat, dan kesuburan dengan gestasi multiple mungkin adalah kadar FSH, hal ini disebabkan oleh pelepasan mendadak gonadotropin fipofisis dalam jumlah yang lebih besar daripada biasanya selama daur spontan pertama setelah penghentian kontrasepsi (Cunningham, 2006).

6) Terapi kesuburan

Induksi ovulasi dengan menggunakan obat hormonal gonadotropin ( FSH plus gonadotropin korionk ) atau klomifen secara nyata meningkatkan kemungkinan ovulasi multiple. Faktor resiko terbentuknya janin multiple setelah stimulasi ovarium dengan hormon gonadotropin menopause manusia antara lain meningkatkan kadar estradiol pada hari penyuntikan gonadotropin korionik dan sifat sperma seperti peningkatan konsentrasi dan motilitas (Cunningham, 2006). Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker & co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi karena induksi ovulasi dengan terapi human menopause gonadotropin (hMG). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik (Mochtar, 2000).

7) Faktor assisted reproductive technology (ART)

Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan melalui teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus. Pada umumnya, sejumlah embrio yang


(21)

ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan berisiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda (Winkjosastro, 2000).

d. Perubahan Fisik pada Ibu dengan Kehamilan Ganda

Perubahan fisik pada ibu dengan kehamilan ganda pada umumnya sama dengan kehamilan tunggal, namun biasanya lebih besar menimbulkan masalah. Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum (Cunningham, 2006). Pada kehamilan ganda kadar hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin) pada urine lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal sehingga hal ini yang dapat mengakibatkan frekuensi mual muntah lebih tinggi hyperemesis gravidarum (Obstetri Patologi, 2009).

Pada umumnya wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan (Cunningham, 2006). Tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal, pada kehamilan ganda wanita hamil juga akan merasakan ngidam dan nafsu makan yang meningkat, hal ini bisa disebabkan oleh kebutuhan nutrisi ibu lebih besar untuk perkembangan janin ganda (Elizabeth, 2010). Gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu (Cunningham, 2009). Pada


(22)

kehamilan ganda syncope bisa sering terjadi karena kelelahan pada ibu akibat beban ibu hamil yang lebih besar dan berat dibanding kehamilan tunggal.(Cristina, 2001).

Kelelahan sering terjadi pada trimester pertama pada ibu hamil ganda akibat dari penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi. Meningkatnya berat badan pada trimester pertama dengan angka yang cukup besar adalah salah satu tanda janin dalam kandungan lebih dari satu. Menurut penelitian American Journal of Obstetrics and Gynecology, bertambahnya berat badan pada ibu hamil pada trimester pertama secara signifikan, adalah tanda awal kehamilan ganda (Obstetry Ginecology, 2009).

Esterogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum itu sebabnya pada kehamilan ganda wanita hamil merasa payudara lebih tegang dan lebih besar dari kehamilan tunggal (Cunningham, 2006).

Pembesaran perut terjadi akibat pembesaran uterus hal ini terjadi pada bulan ke empat kehamilan. Pada kehamilan ganda jika periode menstruasi terakhir mengindikasikan kehamilan 8 minggu, besar uterus seperti usia kehamilan 10-12 minggu. Pada trimester kedua, kehamilan ganda dapat diduga jika lingkar abdomen dan ukuran uterus lebih besar dibandingkan dengan usia kehamilan (Prawirohardjo, 2001). Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan USG. Jika


(23)

positif hamil ganda,ukuran uterus akan membesar mengikuti usia kehamilan secara konsisten. Tinggi fundus uteri pada kehamilan tunggal pada usia kehamilan aterm mencapai 38 x 40 cm, sedangkan kehamilan kembar mencapai 48 cm (Hajmi, 2010).

Pada kehamilan ganda tanda hegar, tanda Goodel, tanda Chadwick, tanda piscasek juga bisa dilihat dan diraba sebagai tanda kemungkinan terjadinya kehamilan. Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri sedangkan tanda Goodel adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir. Tanda Chadwicks adalah perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks. Tanda Piscaseck merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu. Kontraksi Braxton Hicks juga terjadi pada kehamilan ganda, Kontraksi Braxton Hicks merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadit, tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilam delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatanya sampai mendekati persalinan (Mochtar, 2001).

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri pada kehamilan ganda teraba 2 ballotement atau lebih (Cunningham,2006).


(24)

Pemeriksaan tes biologis kehamilan adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama pemeriksaan kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieskresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130 (Mochtar, 2001).

Gerakan janin ganda baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. Janin ganda sulit didiagnosis dengan palpasi atau meraba bagian-bagian tubuh janin sebelum trimester ketiga. Bahkan pada tahap lanjut kehamilan, mungkin sangat sulit mengidentifikasi ganda dengan palpasi transabdominal, terutama apabila salah satu ganda terletak di atas ganda lainnya, apabila ibu gemuk atau apabila terdapat hidramnion (Oxorn, 2006).

Denyut jantung janin dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu. dua detak jantung yang terpisah dapat dibuktikan sampai usia kehamilan 12 minggu. Pada sekitar usia 28 minggu, sangat mungkin untuk membedakan dua kepala janin dan beberapa bagian kecil ketika melakukan pemeriksaan USG. pada kehamilan ganda terdengar 2 denyut jantung janin dengan perbedaan 10 denyutan atau lebih per menit, dapat diperkirakan bahwa denyut jantung yang terdengar berasal dari dua jantung yang berbeda. Menjelang akhir trimester pertama, kerja jantung janin dapat dideteksi dengan peralatan ultrasonik Doppler (Myles, 2009).


(25)

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG (Cunningham, 2006). Pemeriksaan USG dipastikan kehamilan ganda yaitu dua kepala/dua bokong, dua punctum maksimum DJJ, tampak satu janin mengalami hidarmnion atau tumbuh kembangnya sukar, sehingga satu janin kecil dibandingkan yang lain (Prawirohardjo, 2001). Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan I (Sastrawinata, 2005).

Kerangka janin ganda dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Cunnigham, 2006). Menurut Myles (2009) kehamilan ganda dapat diketahui paling cepat pada kehamilan minggu ke-6 atau pada pemindaian struktural rinci yang dilakukan secara rutin antara minggu ke-18 dan ke-20. Pada rontgen foto abdomen tampak gambaran dua janin (Myles, 2009). Dengan elektrokardiogram fetal diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin (Prawirohardjo, 2001). Pemeriksaan radiograf abdomen ibu sebagai upaya membuktikan adanya janin multipel (Winkjosastro, 2005).

Pada kehamilan tunggal pemeriksakan darah menunjukkan peningkatan level AFP.Alpha fetoprotein (AFP), adalah protein dalam darah ibu yang timbul karena pertumbuhan janin. Level AFP meningkat secara cepat jika janin ganda (Elizabeth, 2003).


(26)

e. Perubahan Psikologis pada Ibu dengan Kehamilan Ganda

Perubahan ibu hamil pada umumnya akan berdampak pada psikologis. Di masa kehamilan, para ibu hamil tentu akan mengalami perubahan fisik, baik itu naiknya berat badan, sampai membengkaknya kaki dan tentunya akan mempengaruhi keadaan psikologis sang ibu hamil (Vivian, 2011). Sama halnya dengan kehamilan tunggal pada kehamilan ganda juga terjadi perubahan psikologis pada ibu sehubungan dengan kehamilannya.

Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang positif hamil ganda, ada perasaan cemas, takut dan ragu terhadap kehamilannya.Timbul ketidaknyamanan seperti peningkatan kadar hormon hCG yang mengakibatkan hyperemesis gravdarum sehingga frekuensi mual muntah lebih tinggi, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan depresi yang ibu alami tentang kehamilannya (Vivian, 2011). Selain itu ketakutan ibu dengan penyulit yang timbul pada trimester pertama yaitu abortus juga menjadi gangguan psikologis ibu pada trimester pertama (Tri, 2011).

Memasuki trimester kedua ketidaknyamanan dan perasaan cemas masih menjadi gangguan psikologis ibu karena ibu kesulitan bernafas, oedem pada ekstremitas dan pembesaran uterus yang lebih cepat dibandingkan dengan kehamilan tunggal (Cristina, 2001). Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya perubahan gambaran diri (konsep diri, merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut juga senang karena sang calon bayinya (Tri Rusmi Widyatun, 2001).


(27)

Trimester ketiga pada kehamilan tunggal sering disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya (Vivian, 2011). Sering kali ibu merasa khawatir atau takut apabila bayi yang akan dilahirkannya tidak normal seperti pada kehamilan kembar yang sering disebut kembar siam (conjoined twins) (Cunningham, 2006). Seorang ibu dengan hamil mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Vivian, 2011). Pada hamil ganda perasaan takut disebabkan oleh bagaimana ibu menjalani proses persalinan apakah ibu melahirkan dengan sectio caesarea atau normal (Sastrawinata, 2005). Di trimester ini merupakan persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga jenis kelamin bayinya (apakah laki-laki atau perempuan) dan akan mirip siapa. Bahkan merekan mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya (Pusdiknakes, 2003:28).

f. Masalah Maternal pada Kehamilan Ganda

Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan ganda lebih mungkin terkait dengan masalah dan penyulit kehamilan. Masalah pada kehamilan ganda bisa terjadi pada ibu dan bayinya. Adanya lebih dari satu janin di dalam uterus dan lebih tingginya kadar hormon yang bersikulasi sering kali memperburuk gangguan kehamilan yang umum terjadi. Mual,muntah dan nyeri ulu hati dapat menjadi lebih persisten dan lebih mengganggu dibandingkan dengan kehamilan tunggal.

Anemia defisiensi zat besi dan anemia defisensi asam folat banyak terjadi pada kehamilan ganda dua. Pertumbuhan dan perkembangan uterus dan janin di awal kehamilan memerlukan cadangan zat besi maternal yang lebih besar, di akhir


(28)

kehamilan (setelah 28 minggu), kebutuhan janin serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah mengakibatkan kadar hemoblobin menjadi turun, keadaan ini berhubungan dengan kejadian edema pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan ganda dapat menyebabkan terjadinya anemia (Myles, 2009). Anemia dalam kehamilan dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam uterus. Kebutuhan janin ganda terhadap asam folat dapat menimbulkan anemia megaloblastik (Sastrawinata, 2005).

Polihidramnion juga banyak terjadi pada kehamilan ganda dan umumnya berkaitan dengan ganda monokorionik dan dengan abnormalitas janin. Polihidramnion akan menambah ketidaknyamanan yang dialami ibu. Jika polihidramnion akut terjadi, hal ini dapt menyebabkan terjadinya keguguran atau persalinan prematur. Frekuensi hidramnion pada kehamilan ganda sekitar lebih besar dari kehamilan tunggal (Cunningham, 2006).

Peningkatan berat badan dan ukuran uterus serta kandungannya dapat menimbulkan masalah. Gangguan aliran balik vena dari ekstremitas bawah meningkatkan kecendrungan terjadinya varises vena dan edema tungkai. Nyeri punggung sering terjadi dan meningkatnya ukuran uterus juga dapat menyebabkan terjadinya dispnea dan indigesti yang cukup parah (Winkjosastro, 2005).

Pertumbuhan janin yang buruk dapat terjadi karena kebutuhan ibu terhadap nutrisi sangat besar atau dapat juga karena insufisiensi uteroplasenta. Ukuran plasenta yang besar dapat menekan aliran darah pada uterus, khususnya jika terdapat kondisi patologis tertentu, semisal hipertensi pada ibu, diabetes, atau penyakit kolagen pada pembuluh darah (Varney, 2006).


(29)

Sama halnya dengan kehamilan tunggal oedema disebabkan oleh peningkatan volume darah selama kehamilan dan tekanan dari rahim ke pembuluh darah di kaki, oedema kaki ringan sering terjadi selama kehamilan. Namun, komplikasi serius kehamilan seperti trombosis pembuluh darah dalam dan preeklamsia juga bisa menyebabkan oedema (Varney, 2006).

Persalinan premature bisa terjadi pada kehamilan kembar akibat terjadinya overdistensi maka retraksi akibat keregangan otot uterus makin dini sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks, kontraksi makin sering terjadi dan menjadi his persalinan (Cristina, 2001).

Perdarahan bisa menjadi masalah pada kehamilan ganda baik pada periode antepartum maupun postpartum. Perdarahan antepartum disebabkan oleh solutio plasenta disebabkan permukaan plasenta pada kehamilan ganda tidak normal sehingga plasenta mudah terlepas. Sedangkan pada periode postpartum penyulit kehamilan ganda terjadi akibat gangguan kontraksi otot rahim.Kondisi ini terjadi ketika bekuan-bekuan darah kecil menyebar di seluruh aliran darah sehingga menyumbat pembuluh darah kecil. Hal ini akan mengurangi produksi sel pembeku darah yang diperlukan untuk mengantisipasi perdarahan, sehingga akan menyebabkan perdarahan yang berlebihan pada ibu atau disebut disseminated intravascular coagulation (Kompas, 2010). Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal (Patologi Obstetri, 2010).

Vanishing syndrom hamil ganda. Terutama pada hamil ganda monozigotik, dengan retroplasenter sirkulasi tunggal. Jantung janin yang lebih berkembang


(30)

akan menyerap nutrisi dan oksigen amkin besar, sedangkan janin lainnya mengalami degenerasi mengecil sampai mati dan direabsorbsi (Prawirohardjo, 2001).

Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma (Wikipedia, 2011).

g. Masalah Janin pada Kehamilan Ganda

Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua, dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya : dari letak lintang dapat berubah menjadi letak sungsang atau letak kepala (Arif, 2005). Umumnya janin ganda tidak besar dan cairan amnion lebih banyak daripada biasanya, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dari posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Berbagai kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi yang paling sering dijumpai menurut Myles (2009) adalah kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47%), letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%), keduanya presentasi bokong (8-10%), letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%), letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%), dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%), letak dan


(31)

presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi “kunci mengunci” (interlocking).

Resiko berat badan lahir rendah bisa terjadi pada janin ganda hal ini dapat disebabkan karena kelahiran prematur atau pertumbuhan janin terhambat (PJT). Angka kejadian PJT pada kehamilan kembar berkisar 12-47 %, terjadi pada salah satu atau kedua janin. Pertumbuhan yang terhambat kemungkinan disebabkan oleh twin-to-twin transfusion syndrome, dimana terjadi ketidakseimbangan aliran uteroplasental antara janin selain oleh sebab kurang optimalnya implantasi plasenta (Prawirohardjo, 2001)

Fetus kompresus (fetus papiraseus) adalah janin kecil yang mengalami pembusukan atau mumifikasi dan biasanya ditemukan pada saat melahirkan bayi yang sehat. Penyebabnya diduga karena matinya salah satu dari bayi kembar, kehilangan cairan ketuban atau adanya reabsorpsi dan kompresi pada janin yang meninggal oleh janin yang tumbuh dengan baik. Penyebab dari perbedaan pertumbuhan (berat) janin kembar sering tidak diketahui. Pada kembar monokorionik, perbedaan tersebut sering dihubungkan dengan adanya komunikasi vaskular plasenta yang menghasilkan ketidakseimbangan hemodinamik. Sedangkan pada kembar dikorionik masih belum dapat ditentukan penyebab perbedaan tersebut. Ketidak seimbangan hemodinamik ini terjadi karena terdapat struktur anastomose arteriovena vili tunggal, tanpa adanya hubungan superfisial yang multipel, sehingga terjadi hubungan arteriovena satu arah dari janin donor ke janin resipien, yang akan mengakibatkan ketidakseimbangan hemodinamik (twin-to-twin transfusion syndrome). Salah satu bentuk dari adanya twin-(twin-to-twin transfusion syndrome adalah adanya hidramnion akut pada satu kantung dan berhentinya pertumbuhan janin yang lain dengan disertai oligohidramnion jika


(32)

terjadi antara minggu ke-18 sampai minggu ke-26. Sedangkan bila terdiagnosis setelah minggu ke-28, terdapat kemungkinan lahir hidup 20-45%. Pada kehamilan kembar, kemungkinan untuk terjadinya kematian perinatal adalah 10-12 %. Dan semua kematian intrauterin yang terjadi pada kehamilan kembar, 73% berhubungan dengan plasenta yang monokorion. kembar monokorionik mempunyai mortalitas perinatal lebih tinggi. Perbedaan berat lahir, dan pertumbuhan janin terhambat dibandingkan dengan kembar dikorionik (Myles, 2006).

Anomali kongenital atau malformasi kongenital terjadi dua kali lebih sering dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Kerusakan saraf, atresia saluran pencernaan, kelaianan jantung telah dilaporkan meningkat pada kehamilan kembar (Prawirohardjo, 2001).

Abortus spontan lebih besar kemungkinannya terjadi pada kehamilan ganda. Ganda dua monochorial jauh lebih banyak dibanding kembar dichorial, yang mengimplikasikan monozygot sebagai faktor resiko untuk abortus spontan (Cristina, 2001).

Akardius amorfus. Jika salah satu jantung seorang bayi lebih kuat dari yang lain, jantung ini akan menguasai plasenta dan menjadi besar sedangkan jantung yang lemah mengalami atrofi sehingga bayi ini mati atau perkembangannya hanya menyerupai segumpal daging (Patologi Obstetri, 2005).

Conjoined twins atau kembar siam ialah kembar dimana janin melekat satu dengan yang lainnya (Cunningham, 2006). Disebabkan oleh tidak lengkapnya pembelahan ovum yang telah difertilisasi, hal ini terjadi pada satu dari 50.000 kelahiran dan lebih dari setengah kasus kembar siam ini lahir dalam keadaan mati (Myles 2009). Torakopagus (dada dengan dada), dominopagus (perlekatan kedua


(33)

abdomen), kraniopagus (kedua kepala) (Mochtar 2000). Superfekundasi adalah terjadi konsepsi terhadap ovum dengan waktu yang relatif berdekatan oleh hubungan seksual dari suami sendiri atau orang lainnya (Myles, 2009). Superfetasi : kehamilan kedua terjadi pada waktu relatif jauh, setelah kehamilan pertama. Syarat superfetasi adalah desidua kapsularis dan desidua parietalis belum bersatu, sehingga masih terdapat peluang spermatozoa untuk masuk kavum uteri, menuju tuba faloopii dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya (Cunningham, 2006).

Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat. Ada beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya morbiditas (angka serangan penyakit yang terjadi pada bayi dan selama kehamilan) serta mortalitas (kematian) pada bayi ganda, yaitu Intrauterine Growth Restriction atau IUGR (kondisi di mana berat bayi lebih kecil dibandingkan jumlah usia bulan), amniotic fluid infections (infeksi cairan ketuban), hipertensi, dan large placental infarcts (gangguan pasokan darah dari plasenta yang menyebabkan sel-sel mati) (Kompas, 2010).

h. Perawatan pada Kehamilan Ganda

Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal pada kehamilan kembar, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya komplikasi seawal mungkin. Diagnosis dini kehamilan ganda harus dapat ditegakkan sebagai perencanaan pengelolaan kehamilan untuk itu pemeriksaan kehamilan harus dilaksanakan lebih sering dibandingkan kehamilan tunggal seperti pemeriksaan USG dan sejumlah tes lainnya. Tujuan pemeriksaan adalah untuk memeriksa kondisi janin dan pertumbuhan janin di dalam kandungan termasuk kondisi


(34)

kesehatan calon ibu. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk mengetahui adanya diskordansi pada kedua janin pengukuran lingkar perut merupakan indikator yang sensitif dalam menentukan diskordansi (Prawirohardjo, 2001). Pada trimester kedua, ibu hamil ganda kontrol lebih sering dibandingkan trimester pertama dan pada trimester ketiga, kontrol harus dilakukan seminggu sekali. (Kompas, 2010). Selain itu perawatan prenatal bertujuan untuk mengenal kehamilan ganda dan mencegah komplikasi yang timbul (Sastrawinata,2005).

Pengukuran tinggi badan pada kehamilan ganda juga diperlukan yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm (Rochayati, 2000). Berat badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB atau penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg (Winkojosastro, 2000). Pada kehamilan ganda peningkatan berat badan sangat signifikan, berat badan yang sehat berbeda dengan ibu hamil tunggal. Berat badan ideal untuk ibu hamil ganda mempengaruhi kesehatan janin dan memudahkan ibu menurunkan berat badan usai persalinan. Ibu hamil ganda disarankan bertambah berat 16-20 kilogram (Myles, 2009).

Nutrisi untuk kehamilan ganda lebih besar dibanding kehamilan tunggal meliputi asam folat, kalsium, zat besi, protein, dan sejumlah nutrisi penting lain dibutuhkan dalam jumlah lebih besar. Ibu hamil ganda perlu disiplin diet sehat dan konsumsi vitamin. Suplemen zat besi biasanya menjadi tambahan nutrisi yang direkomendasikan tenaga kesehatan (Cristina, 2001). Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esential juga harus cukup oleh karena kebutuhan yang meningkat pada kehamilan ganda. Kebutuhan kalori harus ditingkatkan sebesar 300 kalori perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi perhari, dan 1


(35)

mg asam folat diberikan untuk menambah zat gizi lain yang telah diberikan. Perbanyak makanan mengandung protein, dan makan lebih sering, namun dengan porsi lebih sediki hal ini untuk mencukupi kebutuhan 2 janin dan agar pengeceran volume darah ibu lebih meningkat dan untuk menghindarkan anemia secara rutin kosumsi banyak sayur hijau (Sastrawinata, 2005).

Mengurangi aktivitas berlebih. Aktivitas pada ibu hamil ganda perlu dibatasi. Pekerjaan, melakukan perjalanan jauh dan olahraga perlu dikurangi intensitasnya. Meski begitu ibu hamil ganda tak lantas harus bed rest. Istirahat total dibutuhkan jika ibu mengalami masalah pada tekanan darah, atau jika terjadi gangguan pada perkembangan janin (Patologi Obstetri, 2010). Ibu yang bekerja sebaiknya berhenti bekerja pada umur kehamilan 28 minggu, istirahat yang cukup terutama istirahat baring dianjurkan lebih banyak minimal 2 jam pada sore hari, karena hal itu menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat dan pertumbuhan janin menjadi lebih pesat dan mengingat kemungkinan terjadinya partus prematurus/kelahiran premature (Elizabeth, 2001).

Seorang wanita dengan kehamilan ganda mempunyai volume darah yang lebih besar dan mendapatkan beban ekstra pada sistem kardiovaskular, peregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri yang dapat meningkatkan kemungkinan preeklamsi dan eklampsi. Untuk itu tekanan darah diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetaui standar normal, tinggi atau rendah terutama pada kehamilan ganda resiko preeklampsi dan eklampsi lebih besar. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala ke arah hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan ke arah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg (Winkjosastro, 2000)


(36)

Konsumsi tablet tambah darah (Tablet Fe) . Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadia selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat (pusdiknakes, 2003) cara pemberian adalah satu tablet Fe per hari, sesudah makan, selama masa kehamilan dan nifas. Mengurangi konsumsi garam Mengingat kemungkinan tarjadinya toxomia gravidarium/keracunan dalam kehamilan maka dianjurkan makanan harus di perhatikandan dianjurkan makanan yang hanya sedikit mengandung garam (Prawirohardjo, 2001).

Setelah kehamilan 30 minggu, sehubungan denagn aktivitas seksual didasarkan pada kondisi serviks, riwayat obstetrik terdahulu, dan kekuatan Braxton Hicks. Penggunaan kondom disarankan mengingat prostaglandin yang terkandung di dalam cairan semen dapat meningkatkan kepekaan uterus. Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengistirahatkan panggul dan menghindari orgasme (Varney, 2006). Mengurangi memakai pakaian ketat. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya ibu dengan hamil ganda merasa lebih ringan(Winkjosastro,2005).

Imunisasi TT yang bertujuan melindungi janin dari tetanus neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu pengobatan. Ibu juga perlu sering melakukan pemeriksaan kadar Hb dan mengetahui jenis golongan darah serta rhesus ibu untuk persiapan tranfusi jika diperlukan (patologi Obstetri, 2010). Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil (cunningham, 2006). Pemeriksaan protein urine yang berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil ganda. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3 % ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah


(37)

tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan rutin urin protein ini umumnya mendeteksi ibu hamil ke arah preeklamsia (Sastrawinata, 2005). Pemeriksaan urine reduksi. Yang dilakukan hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif (+) perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus Gestasional (DMG). Diabetes Mellitus Gestasional apda ibu dapat mengakibatkan adanya penyakti berupa pre eklamsia, polihidramnion, bayi besar (Saefudin, 2000).

Perawatan payudara pada ibu hamil ganda juga penting meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditujukan kepada ibu hamil. Perawatan Payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan 6 bulan (Prawirohardjo, 2001). Selain itu senam ibu hamil juga bisa dilakukan oleh ibu dengan hamil ganda karena bermnanfaat untuk membantu ibu dalam mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melakukan serta mencegah sembelit. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul memperoleh r elaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi. Menguasai teknik pernafasan yagn berperan pada 22 minggu, dilakukan secara teratur, sesuai kemampuan fisik panggul, gerakan kepada dan gerakan bahu (memperkuat otot perut), gerakan jongkok atau berdiri (memperkuat otot vagina, perincum dan memperlancar persalinan) (Arifin, 2006).

Ibu dengan kehamilan ganda juga perlu konsumsi obat malaria terutama pada daerah endemi malaria. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi abortus, partus prematurus juga anemia (Arifin, 2006).


(38)

Dan yang terpenting adalah perbanyak konseling . Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya terasa sesak nafas, sering kencing, edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises). Untuk memperkecil kemungkinan penyulit ibu dan janin, kehamilan ganda penanganan yang lebih intensif dengan melakukan pengawasan hamil lebih sering, melakukan pemeriksaan laboratorium dasar dan pengobatan intensif terhadap kekurangan nutrisi dan preparat Fe. (Patologi Obstetri, 2010).


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Bogdan dan Taylor (1975, dalam Moleong, 2006) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan dan lebih menekankan pada proses kerja dan seluruh fenomena yang dihadapi,diterjemahkan dalam kegiatan sehari-hari terutama yang berkaitan langsung dengan masalah kebidanan (Danim, 2003). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian kualitatif. Fenomenologi memiliki


(40)

riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial. Selain itu fenomenologi juga merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2006).

Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu. Fenomenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti, yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku seseorang. Tetapi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam

kehidupannya sehari-hari (Moleong, 2006). Hal ini sesuai dengan tujuan peneliti

untuk mengidentifikasi pengalaman ibu dengan kehamilan ganda.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak ganda dan memiliki pengalaman hamil ganda

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Nursalam, 2003). Menurut Polite (2005) pada studi fenomenologi biasanya didasarkan pada jumlah sampel dalam ukuran yang kecil dengan jumlah sampel yang hanya 10 atau bahkan lebih sedikit dari 10 orang


(41)

partisipan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 partisipan. Menurut Cresswell (1998), pada penelitian fenomenologi ini sampel yang diambil adalah sampel yang pernah mengalami substansi yang akan diteliti. Cara pemilihan partisipan pada penelitian ini tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan pada asas kesesuaian dan kecukupan sampai mencapai saturasi data, artinya bahwa dengan menggunakan partisipan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti atau mengulang data yang sudah ada (Saryono, 2010). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu yang mempunyai anak ganda dan memilki pengalaman hamil ganda

2. Dapat berbahasa Indonesia.

3. Bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan peneliti pernah bertempat tinggal di lokasi tersebut dan telah mendapat informasi bahwa ada beberapa ibu yang pernah mengalami kehamilan ganda.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2013 dimana pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2013.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utarara. Setelah mendapat surat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan


(42)

langkah sebagai berikut yaitu memberi penjelasan kepada calon partisipan penelitian tentang makna dan tujuan penelitian. Apabila calon partisipan bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka partisipan dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang sebelumnya sudah dibaca oleh partisipan dan mengerti isinya. Peneliti tidak akan memaksa jika partisipan menolak atau diwawancarai dan tetap menghargai haknya. Penelitian juga tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi partisipan. Selanjutnya kerahasiaan identitas informasi yang diberikan tetap terjaga.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument yaitu :

a. Kuesioner data demografi berisi tentang data umum partisipan pada lembar

pengumpulan data (Kuesioner) yang berupa usia, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan paritas serta pengalaman berdasarkan penyuluhan yang dapat dilihat pada lampiran 2.

b. Panduan wawancara mendalam (depth interview) berupa pertanyaan seputar

perawatan dan kebiasaan yang dilakukan selama masa nifas dan tujuannya.

G. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpulan data utama dengan dibantukan kuesioner data demografi serta panduan wawancara berikut ini :

1. Kuesioner data demografi berisi tentang data umum partisipan pada lembar

pengumpulan data ( kuesioner ) yakni : usia, agama, pendidikan, pekerjaan.


(43)

H. Prosedur Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan USU dan izin dari Bupati Deli Serdang.

2. Setelah data diperoleh, peneliti melakukan wawancara awal sebagai pilot

study di mana hasil wawancara tersebut diperiksa oleh pembimbing untuk melihat proses wawancara yang dimulai dengan probing sampai menganalisis data sudah benar serta melanjutkan penelitiannya selanjutnya. 3. Setelah pilot study dilakukan, peneliti melakukan pendekatan kepada calon

partisipan untuk mendapat persetujuan sebagai sampel penelitian. 4. Pada penelitian ini, partisipan yang diperoleh sebanyak 6 partisipan.

5. Untuk setiap partisipan, peneliti melakukan prolonged engangement kepada

partisipan sebanyak 2-3 kali (setiap kunjungan lamanya 30 menit) kunjungan ke rumah masing-masing partisipan dimana pada kunjungan awal peneliti melakukan pendekatan pada calon partisipan setelah merasa cukup dekat, pada kunjungan selanjutnya peneliti membuat janji dengan partisipan mengenai waktu wawancara maka pada hari ketiga wawancara dilakukan sesuai waktu yang telah disepakati.

6. Setelah peneliti merasa cukup dengan partisipan, peneliti memberikan

kuesioner data demografi untuk diisi oleh partisipan dan panduan wawancara yang berisi beberapa pertanyaan untuk terlebih dahulu dipahami oleh partisipan.

7. Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam hasil wawancara dengan


(44)

8. Setelah selesai wawancara yang pertama, peneliti langsung membuat transkip hasil wawancara, tanpa harus menunggu wawancara berikutnya kemudian melakukan analisis data.

9. Peneliti mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 10.Pengumpulan data selesai jika sudah mencapai saturasi data.

11.Setelah diperoleh saturasi data, maka peneliti melakukan member check.

I. Analisis Data

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, peneliti menganalisa data dengan menggunakan metode Colaizzi (1978, dalam Polit, et al., 2001), yaitu:

1. Membaca semua panduan dan menyaring perasaan mereka.

2. Mengulangi setiap panduan dan menyaring pernyataan penting.

3. Menerangkan pengertian dari setiap pernyataan penting (misalnya merumuskan

pengertian).

4. Mengumpulkan data pada kelompoknya, (a) menunjukkan kelompok ini kembali

pada panduan awalnya untuk mensahkan mereka; (b) mencatat ketidakcocokan diantara dan/atau diantara variasi kelompok, menghindarkan godaan pengabaian data atau tema yang tidak cocok.

5. Menyatukan hasil kedalam deskripsi lengkap tentang fenomena yang sedang

diteliti.

6. Merumuskan deskripsi lengkap tentang fenomena yang diteliti dengan

pernyataan tegas dengan identifikasi yang mungkin.

7. Menyatakan kepada partisipan tentang sejauh mana temuan sebagai akhir

pengesahan langkah dan disajikan dalam bentuk narasi dan analisapun langsung dilakukan.


(45)

J. Tingkat Keabsahan Data

Tingkat kepercayaan hasil penelitian berpegang kepada empat prinsip dan kriteria Linkoln dan Guba (1985, dalam Danim, 2003) . Dalam penelitian ini peneliti berpegang pada dua kriteria yang digunakan untuk menjaga derajat keabsahan data yaitu :

a. Credibility : dalam kriteria ini peneliti menunjukkan kebenaran hasil penelitian

yang telah dikumpulkan sudah dapat dipercaya atau belum yaitu dengan cara member check. Member check adalah suatu tehnik untuk mempertahankan keabsahan data dengan cara peneliti memferifikasi dan menguraikan data yang diperoleh. Jadi dengan cara ini peneliti mengklarifikasi kembali data yang telah diperoleh kepada partisipan untuk mengetahui kesesuainya. Proses member check ini peneliti lakukan mulai dari saat peneliti bertemu dengan partisipan, dengan memberikan fotocopy transkrip kemudian mendiskusikan kembali proses member check yang telah dilakukan dengan dosen pembimbing peneliti.

b. Dependability

Dependability telah diterapkan oleh peneliti dengan membuat catatan lengkap yang berisi keseluruhan aktivitas peneliti selama proses penelitian, mulai dari awal penelitian, proses pengumpulan data, turun kelapangan, proses wawancara, proses analisis data, proses pengujian keabsahan data sampai proses membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.

c. Confirmability : dalam kriteria ini peneliti menunjukkan kebenaran hasil

penelitian dapat dibuktikan dengan menyesuaikan hasil penelitian dengan data yang dikumpulkan dan untuk memenuhi kriteria ini peneliti mendiskusikan hasil penelitian kepada pembimbing yang merupakan seorang yang ahli dalam bidang penelitian fenomenologis.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, yaitu karakteristik partisipan (data demografi) dan pengalaman ibu hamil dengan kehamilan ganda. Keenam partisipan yang diteliti adalah ibu yang pernah hamil ganda di daerah Kabupaten Deli Serdang.

A. Karakteristik Partisipan

Penelitian ini melibatkan enam orang partisipan. Keenam partisipan tersebut adalah wanita yang pernah hamil anak ganda dan mempunyai anak ganda hidup maupun sudah meninggal. Berikut ini paparan masing-masing karakteristik partisipan dan narasumber :

a. Partisipan 1

Partisipan 1 adalah seorang wanita berusia 32 tahun. Beragama Islam dan bersuku batak. Pendidikan terakhir partisipan adalah Sekolah Menengah Atas. Partisipan memiliki empat orang anak, dua diantaranya adalah anak ganda yaitu anak perempuan dan dua orang anak laki-laki berusia dua tahun. Partisipan ini adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki pengalaman kehamilan ganda. Partisipan 1 menyatakan ada beberapa keluhan pada kehamilan ganda yang dialaminya. Menikah umur 20 tahun dan hamil anak ganda saat berusia 30 tahun. Sebelum dokter memberitahu partisipan saat kehamilan trimester kedua bahwa ia hamil ganda, partisipan sama sekali tidak mengetahuinya. Namun partisipan sudah merasakan hal-hal yang berbeda dengan kehamilan sebelumnya. Salah satunya adalah perutnya terasa tidak ada yang kosong. Persalinan dengan langkah operasi pada usia


(47)

kehamilan aterm dikarenakan letak kedua bayi dalam letak kepala dan berat badan masing-masing bayi yang cukup besar untuk dilahirkan normal.

b. Partisipan 2

Partisipan 2 adalah seorang wanita berumur 33 tahun. Beragama Kristen Protestan dan bersuku batak. Pendidikan terakhir partisipan Perguruan Tinggi. Partisipan adalah seorang ibu rumah tangga. Partisipan mempunyai tiga orang anak yang terdiri dari dua orang anak perempuan dan satu orang anak laki-laki yang mana anak laki-laki dan anak perempuan adalah anak ganda berusia satu tahun empat bulan. Hamil ganda pada usia 32 tahun dan diketahui partisipan pada saat usia kehamilan 24 minggu. Selama kehamilan ganda keluhan utama partisipan adalah mual muntah sampai usia kehamilan 20 minggu dan diatasi partisipan dengan konsumsi obat dan istirahat total. Akibat keluhan tersebut partisipan tidak ada selera makan seperti kehamilan sebelumnya dan partisipan memilih meminum susu hamil. c. Partisipan 3

Partisipan 3 adalah seorang wanita yang berumur 33 tahun. Beragama Islam dan bersuku Minang. Pendidikan terakhir partisipan SMA. Partisipan adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai empat orang anak yang terdiri dari empat perempuan dimana dua diantaranya adalah anak ganda berusia tiga tahun sembilan bulan. Partisipan mengetahui bahwa ia hamil ganda saat usia kehamilan 4 minggu di usia partisipan 30 tahun. Dokter menganjurkan selalu memeriksakan kehamilannya setiap bulan hingga usia kehamilan 28 minggu. Partisipan tidak memiliki keluhan secara spesifik pada kehamilannya namun perasaan takut dengan bahaya kehamilan ganda yaitu ganda dempet (ganda siam) setelah diberitahu dokter melalui pemeriksaan USG bahwa dalam kandungan bayinya memiliki sekat barulah partisipan merasa tenang.


(48)

d. Partisipan 4

Partisipan 4 adalah seorang wanita yang berusia 27 tahun. Beragama Islam dan bersuku Jawa. Pendidikan terakhirnya adalah SMP. Partisipan adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki empat orang anak yang terdiri dari dua orang perempuan dan dua orang laki-laki yang merupakan anak ganda berusia satu bulan sepuluh hari. Partisipan hamil ganda saat usia 28 tahun dan mengetahui hamil ganda saat usia kehamilan 32 minggu. Partisipan sama sekali tidak mengetahui sebelumnya bahwa ia hamil ganda namun ia merasa kehamilan mudanya lebih besar. Keluhan yang signifikan adalah mual muntah yang diatasi partisipan dengan konsumi obat. Partisipan juga menyatakan bahwa kehamilannya cukup besar dengan kehamilan sebelumnya namun ia tidak mengetahui secara pasti berapa kenaikan berat badan selama kehamilannya.

e. Partisipan 5

Partisipan 5 adalah seorang wanita yang berusia 36 tahun. Beragama Islam dan bersuku Batak. Pendidikan terakhirnya adalah SMA. Partisipan adalah ibu yang memiliki usaha sendiri/wiraswasta yang memiliki empat orang anak yang terdiri dari empat orang anak laki-laki dimana dua diantaranya adalah anak ganda berusia tiga bulan. Partisipan mengetahui bahwa ia hamil ganda setelah memeriksakan kehamilannya ke bidan saat usia kehamilan 28 minggu dan ibu menyadarinya karena nafsu makannya yang lebih besar dibandingkan kehamilan sebelumnya. Bidan menganjurkan ibu untuk ke dokter untuk USG namun ibu memilih untuk bekusuk dengan alasan biaya USG yang mahal. Setelah partisipan bekusuk, tukang kusuk mengatakan bahwa partisipan harus ke dokter karena bayinya ganda. Persalinan partisipan pervaginam karena letak dan berat badan bayi yang dapat lahir normal.


(49)

f. Partisipan 6

Partisipan 6 adalah seorang wanita yang berusia 26 tahun. Beragama Islam dan bersuku Jawa dengan pendidikan terakhirnya adalah SD. Partisipan ini adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak yang terdiri satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Pasangan anak ganda ibu adalah seorang anak laki-laki yang meninggal di dalam kandungan pada waktu usia kehamilan aterm. Hamil ganda pada usia 27 tahun. Partisipan tidak mengetahui sama sekali bahwa ia hamil ganda namun ia merasakan bahwa pada kehamilan trimester satu kehamilannya lebih besar. Keluhan ibu secara spesifik adalah mual muntah dan diatasi dengan mengonsumsi obat dari bidan. Melahirkan anak ganda secara normal namun bayi ganda yang pertama meninggal karena dokter tidak mengetahui bahwa partisipan hamil ganda. Menurut hasil pemeriksaan bayi partisipan tunggal namun didiagnosa bayi besar.


(50)

Data demografi partisipan dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Demografi Partisipan

Karakteristik Jumlah

Usia ibu

25 – 30 tahun 31 – 36 tahun Lama usia perkawinan 6 – 10 tahun

11 – 12 tahun Jumlah anak 2 3 4 Agama Islam Kristen protestan Pendidikan SD SMP SMA Ahlimadya Suku bangsa Batak Jawa Minang Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga (IRT) Wiraswasta Kehamilan ganda Scundygravida Multigravida 2 orang 4 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang 4 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 1 orang 5 orang 1 orang 1 orang 5 orang 1 orang 2 orang 4 orang


(51)

B. Pengalaman Ibu Hamil dengan Kehamilan Ganda

Dari hasil penelitian ditemukan karakteristik, faktor penyebab, upaya ibu menghilangkan keluhan akibat hamil ganda, perasaan ibu saat hamil ganda, perasaan ibu pada akhir kehamilan ganda, persalinan hamil ganda dan berat badan lahir bayi ganda.

1. Karakteristik kehamilan ganda

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap enam orang partisipan yang telah memiliki pengalaman langsung dalam hamil ganda maka peneliti menemukan kehamilan lebih besar dibandingkan hamil tunggal, uterus lebih besar pada kehamilan trimester pertama dan kedua, gerakan janin yang kuat, nafsu makan meningkat, kelelahan, sesak nafas, oedema tungkai, mual muntah dan hipertensi. a. Kehamilan lebih besar dibandingkan hamil tunggal

Empat dari enam partisipan menyatakan kehamilan lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal. Sampai-sampai satu partisipan mengeluh tidak bisa tidur karena hamilnya terlalu besar. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Melebihi la pokoknya dari hamil abangnya yang pertama dan kedua Kalau hamil abangnya dulu waktu hamil mudanya berat badan kakak ya normal-normal aja dek. Tapi kalau orang ni dek lumayan la dek”

(Partisipan 1)

“Hamil anak ganda tu gimana ya lebih susah la gitu ya kan. Mau apa-apa kita serba susah kan istilahnya perut kita ni dua kali lipat. Naik badan tadi gak pala kayak hamil pertama dan kedua gitu kan drastis kalau ini gak, mungkin lari ke orang ni kayaknya sampai la pas kakak mau partus”

(Partisipan 3)

“Kakak kan kurus waktu hamil pertama yang kedua agak gemuk kurang nampak karena kakak gemuk tu. Kalau yang ganda ni kakak kurus jadi nampak kali besarnya”


(52)

“Perutnya aja nampak besar kalau badan kakak tetap kurus ditimbang pun tempat bidan biasa aja berat kakak biasa perutnya yang makin besar.Kalau malam gak bisa tidur karena nanti tidur arah sini salah sebelah sini pun salah jadi diganjal la pakek bantal biar gak sakit dek besar kali pulak”.

(Partisipan 5)

b. Uterus lebih besar pada trimester pertama dan kedua

Meningkatnya berat badan pada trimester pertama dan kedua dengan angka yang cukup besar adalah salah satu tanda janin dalam kandungan lebih dari satu. Tiga dari enam partisipan menyatakan pada kehamilan trimester I perutnya lebih besar. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Waktu hamil mudanya aja udah besar rasa kakak. Hamil 3 bulan udah kayak hamil 5 bulan”.

(Partisipan 1) “Lumayan besar juga la dek tapi kakak gak cek berapa tu dek yang jelas besar dek karena pas hamil muda aja waktu kalau gak salah waktu hamil 5 bulan udah kayak hamil 7 bulan gitu la dek”.

(Partisipan 2) “Tetangga sering bilang brapa bulan tu? 5 bulan. Kok besar kali nnt salah trus kakak bilang gak la. Mana mungkin ganda karena gak ada keturunan ganda jadi gak mungkin aja rasa kakak. Lebih besar dek orang 5 bulan kayak udah 7 bulan dek”.

(Partisipan 4) Gini dek waktu hamilnya tu kok besar gitu dek kakak takut ada apa-apa. Udah hamil 5 bulan la dek nampak kayak 7 bulan

(Partisipan 6)

c. Gerakan janin lebih kuat

Gerakan janin dapat dirasakan ibu pada usia kehamilan 16 minggu. Empat dari enam partisipan mengatakan bahwa gerakan janin mulai dirasakan pada usia kehamilan 16-20 minggu dan gerakannya lebih kuat dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :


(53)

“Waktu hamil mudanya biasa aja dek, Cuma detaknya itu ada dua... detak apanya tu jantungnya itu. 3 bulan 4 bulan gitu dek baru terasa, kakak gak berpikir itu ganda malahan bulan ke-5 ke-6 gak ada yang kosong, kalau hamil pertama kan ada yang kosong kalau ini gak, malah berisi semua, begerak sebelah kanan begerak sebelah kiri”

(Partisipan 1)

“Kalau hamil ganda ini lain dari anak pertama sama yang kedua ya kan? Soalnya di dalam tu kan dua dia jadi gerakannya tu kan penuh, semua bergerak. Kalau anak pertama kan biasanya cuma sebelah kanan aja begerak ni kan gak kan gitu dek. Kalau anak ganda kan kanan kiri semua la begerak kan. Jadi rasa kakak hamil ganda ini macam mana ya dek kayaknya perutku penuh”

(Partisipan 3)

“Kalau geraknya kencang dek. Cuma kata orang mungkin laki-laki katanya gitu. Kalau orang ini kencang tendangannya”.

(Partisipan 4)

“Bedanya gini dek anak pertama gak pala kuat gerakannya Kalau yang ganda ni kuat Hamil 3 bulan dek pas 2 bulan memang agak sikit-sikit kan. Pas 3 bulan udah terbiasa la dek”

(Partisipan 5)

“Hamil muda la dek kakak rasakan gerakannya kuat kencang gitu dek”

(Partisipan 6)

d. Nafsu makan meningkat

Dua dari enam partisipan menyatakan nafsu makannya meningkat waktu hamil ganda. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut :

“Pas hamil tua orang ni kakak kuat makan. Makan aja pun dek kerja kakak gak ada berhenti, lapar aja bawaannya”.

(Partisipan 1)

“Trus kakak congok makan dari hamil muda sampai mau lahir pun kuat makan. Gak ada muntah la kalau udah berisi perut kakak”.


(54)

“Kakak kuat makannya mungkin karena bayinya dua itu ya”

(Partisipan 6)

e. Kelelahan

Kelelahan juga dirasakan oleh dua partisipan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Trus bawaan nya capek dek”.

(Partisipan 1) “Merasa agak berat, bawaannya mau tidur aja karean ngapa-ngapain pun capek”.

(Partisipan 5)

f. Sesak nafas

Kehamilan yang cukup besar dapat menyebabkan sesak nafas pada ibu. Dua dari enam partisipan menyatakan hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Waktu hamil tuanya dek sesak la dek. Beratnya pun terasa kalau udah teduduk gak bisa bangkit lagi”.

(Partisipan 2)

“Trus hamil tuanya ni kakak sesak dek, sesak kali pun gak bisa ngerjain apa-apa waktu udah mau melahirkan mudah capek lagi.tidur pun susah dek”.

(Partisipan 4)

g. Oedema tungkai

Oedema tungkai juga dirasakan satu dari enam partisipan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Dari hamil abangnya gak ada bengkak. Hamil orang ni bengkak-bengkak dek besar kali”.


(55)

“Kalau anak pertama tu biasa aja bisa begerak dek tapi kalau anak ganda ini aktif kali dek trus kakak gak bisa apa-apa dek kaki kakak bengkak-bengkak pas hamil tua, kata orang karena hamil ganda air tu”.

(Partisipan 6)

h. Mual muntah

Tiga dari enam partisipan menyatakan mengalami mual muntah berlebihan saat hamil ganda. Pernyataan partisipan yang berkaitan dengan hal tersebut adalah :

“Mual muntah ada dek sampai hamil 5 bulan, udah tu parah pun, makan gak bisa minum pun gak bisa”

(Partisipan 1)

“Ngidamnya ngeri kali. Gak bisa makan trus gak bisa nyium yang bauk-bauk jadi bawaannya tidur aja, memang beda kali la dek”. Kalau yang pertama masih bisa jalan masih bisa kemana-kemana kalau yag ni gak bisa jadi bawaannya tidur aja

(Partisipan 2)

“Mual muntah dek. Sampai 9 bulan dek”

(Partisipan 4) “Mual muntah dek sampai hamil tua sampai gak bisa makan dek. Mau ngerjain sesuatu aja payah dek jongkok pun susah”

(Partisipan 6) i. Hipertensi

Hipertensi juga dialami oleh satu partisipan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

Tensi kakak tinggi dek gak kayak hamil yang biasa 150 la dek rata-rata


(56)

2. Faktor penyebab kehamilan ganda

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab terjadinya kehamilan ganda yang dialami oleh partisipan adalah karena hereditas (keturunan), pil penyubur dan makanan.

a. Hereditas (keturunan)

Sebagian besar partisipan menyatakan bahwa penyebab hamil gandanya kemungkinan adalah keturunan lima dari enam partisipan menyatakan hal tersebut berikut ini :

“Kakak ingat-ingat keturunan dari ayahnya la dek nenek orang ni ada yang ganda”.

(Partisipan 1)

“Ada dek dari mamak kakak. Dari opung ntah dari opung apa la namanya tu lumayan jauh juga la dek”.

(Partisipan 2)

“...trus dokternya tanya sama kakak kan “ apa ada keturunan ganda?” kata dokternya gitu ganda tu kan keturunan jadi kakak bepikir gini “lo kok tau dok?” dari dokter tu la kakak tau keturunan bisa buat kakak hamil ganda.

(Partisipan 3) “Kalau kata mamak kakak ada juga dari keluarga ayah kami. Adek ayah kakak la punya anak ganda. Adek ayah kakak kan perempuan punya anak ganda”.

(Partisipan 5) Mungkin keturunan ganda dari kakek kakak trus suami kakak kakeknya juga ada keturunan ganda

(Partisipan 6) b. Pil penyubur

Satu orang partisipan menyatakan mungkin karena mengonsumsi pil penyubur maka ia positif hamil ganda. Pernyataan partisipan yang berkaitan dengan hal tersebut adalah :


(57)

“Kemaren kan kakak takut karena yang besar udah umur 3 tahun, kakak takut nanti lama nyusulnya jadi kakak mengonsumsi vitamin penyubur namanya juvelon tapi tu belum juga, rupanya gitu minum satu bulan haid langsung berisi gak ada program gak ada apa-apa. Memang udah kakak program hamilnya dek cuma gak ada pikir hamil ganda”.

(Partisipan 2)

c. Makanan

Satu orang partisipan menyatakan kemungkinan hamil gandanya karena mengonsumsi makanan tertentu. Pernyataan partisipan yang berkaitan dengan hal tersebut adalah :

“Kakak pengen anak laki-laki makanya kakak perbanyak makan daging-dagingan trus banyak mengandung vitamin kata orang kan. Rupanya jadinya dua ganda laki-laki dan perempuan”

(Partisipan 2)

3. Upaya ibu mengurangi keluhan akibat hamil ganda

Dari hasil wawancara diketahui bahwa beberapa upaya yang dilakukan oleh partisipan untuk mengurangi keluhan akibat kehamilan ganda yang dialaminya antara lain pengobatan medis, mengurangi porsi makan, menambah waktu istirahat/tidur dan mengurangi aktivitas berlebih.

a. Pengobatan medis

Tiga dari enam partisipan mencoba melakukan pengobatan medis untuk mengurangi keluhan akibat kehamilan ganda yang mereka alami seperti mual muntah yaitu dengan periksa ke dokter atau bidan dan minum obat atau vitamin. Pernyataan yang berhubungan dengan hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Cepat kakak periksa ke dokter, suami kakak pun kasian kakak gak makan-makan jadi kakak periksa trus kata dokter ya banyak istirahat trus dikasihnya obat”.


(58)

(Partisipan 2) “Periksa ke bidan ada dek cuma harus minum obat terus. Kalau habis kakak periksa lagi ke bidan. Udah minum vitamin barulah mau makan”.

(Partisipan 4) Selain periksa ke dokter atau konsumsi obat dari petugas kesehatan, salah satu partisipan menyatakan minum vitamin dan minum susu untuk mencegah keluhan akibat hamil ganda dan untuk menjaga kesehatannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan berikut :

Kakak kayaknya gak ada bahaya jadi kakak gak ada mencegah apa-apa dek cuma kakak jaga kesehatan aja trus menjalankan anjuran dokter aja. Kayak minum vitamin, minum susu, makan buah udah gitu aja”.

(Partisipan 3)

b. Mengurangi porsi makan

Salah satu partisipan mencoba mengurangi porsi makan untuk mengurangi mual muntah akibat kehamilan ganda yang pernah dialaminya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan berikut :

“Makan dek tapi gak banyak-banyak, sikit la dek. Makan sikit aja udah mual. Daripada gak ada yang masuk bagus kakak coba pelan-pelan.Kakak rasa bisa sembuh sendiri kalau kakak gak banyak makan”.

(Partisipan 1) c. Menambah waktu istirahat/tidur

Dua dari enam orang partisipan menyatakan bahwa cara yang mereka lakukan untuk mengurangi keluhan akibat kehamilan ganda yang mereka alami adalah dengan menambah waktu istirahat atau tidur. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :

“Kata mamak kakak banyak minum air hangat trus banyak tidur”.

(Partisipan 1) “Jadi kakak tidur aja selama 4 bulan istilahnya tegeletak aja dek”.


(59)

d. Mengurangi aktivitas berlebih

Satu dari enam partisipan menyatakan bahwa cara yang ia lakukan untuk mengurangi tekanan darah tinggi yang kemungkinan akibat kehamilan gandanya yaitu mengikuti saran dokter dengan mengurangi aktivitas berlebih. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :

Kata dokter jangan capek-capek kali trus jangan banyak makan yang santan-santan atau banyak garamnya. Trus setelah kakak ikuti saran dokter kakak periksa lagi tensi kakak turunnya jadi 130 la dek. Gak tinggi-tinggi lagi.

(Partisipan 1) 4. Perasaan ibu saat hamil ganda

a. Takut dan bahagia

Dari hasil wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa sebagian besar ibu yang diwawancarai merasakan takut dan bahagia ketika mengetahui dirinya hamil ganda.

“Ada senangnya ada takutnya karena anak pertama dan kedua kan hamil biasa. Kalau

takutnya karena kakak gak pernah hamil ganda tu yang pertama, paling takut

aku dengar-dengar orang ganda lengket itu yang kutakutkan dek. Kalau

senangnya ya gimana ya dek berarti kakak nanti punya anak sekaligus dua jadi kakak langsung membayangkan kayak mana nanti mengurus kedua anak kakak. Bahagia la dek rasa kakak”.

(Partisipan 1)

“Sempat stress juga. Masalahnya kan kalau kita lihat yang ganda itu kan ada ganda siam trus kan ada yang ntah kayak-kayak mana bentuknya itu takutnya kalau senangnya tu senang”.

(Partisipan 2)

“Pertamanya ada la rasa takut dek kan gitu tapi karena setiap bulan tu kakak kontrol jadi istilahnya kakak jauhkan la ketakutan-ketakutan kakak kayak gitu”.

(Partisipan 3)

“Ya rasa kakak lucu aja dek. Kok bisa ganda ya? Trus kakak mikir patut la awk makannya congok kali, biasa makan seiring ni kok minta tambuh, Kakak takut tu ntah dempet atau gimana jd dokternya bilang normal ni buk”.


(1)

Ps 5. Anak ketiga dan keempat dek jadi laki-laki smua anak kakak empat-empatnya

Ps 2. Cepat kakak periksa ke dokter, suami kakak pun kasian kakak gak makan-makan jadi kakak periksa trus kata dokter ya banyak istirahat trus dikasihnya obat.

Ps 3. Kakak kayaknya gak ada bahaya jadi kakak gak ada mencegah apa-apa dek cuma kakak jaga

kesehatan aja trus menjalankan anjuran dokter aja. Kayak minum vitamin, minum susu, makan buah udah gitu aja. Ps 4. Ada dek Cuma harus minum terus. Kalau habis kakak periksa lagi ke bidan. Udah

minum vitamin barulah mau makan

Ps 1. Kakak biarkan aja. Kakak rasa bisa sembuh sendiri kalau kakak gak banyak makan.

Ps 1. Kata mamak kakak banyak minum air hangat trus banyak tidur

Ps 2. Jadi kakak tidur aja selama 4 bulan istilahnya tegeletak aja dek

Upaya ibu mengurangi keluhan akibat hamil ganda

1. Pengobatan medis

2. Mengurangi porsi makan

3. Istirahat/tidur

Ps 3. Kakak kan

melahirkan normal gak operasi. Kakak tanya kalau bisa kak normal la dok karna anak pertama dan kedua saya dok gak

Proses persalinan

1. Normal


(2)

operasi jadi walaupun ni ganda kalau bisa gak usah dioperasi kakak bilang gitu ke dokternya. Trus kata dokternya kita lihat dulu ya buk. Trus pas di USG pas kepalanya yang di bawah jadi

kemungkinan bisa la melahirkan normal jadi dua-duanya beratnya 5,5kg

Ps 5. Kakak kan gak mau dioperasi jadi pas

diperiksa ibuk bidan katanya posisinya bagus kepala dua-duanya jadi bisa normal. Mungkin dek tergantung ibunya juga kalau ibunya banyak gerak mungkin bisa normal. Kayak kakak kan semua anak laki-laki jadi kakak sendiri yang ngerjai ntah tu nyuci, masak ngurus jualan dan lain-lain jadi aktif kakak.

Ps 1. Kakak operasi.waktu hamil 7 – 8 bulan kata dokter bisa normal karena satu di bawah dan satu lagi di atas, trus pas hamil tua dua-dua kepala nya di bawah jadi gak bisa normal kata dokter harus operasi

Ps 2 Kakak operasi dek karena yangperempuannya melintang. Udah masuk 8 bulan dia melintang jadi masuk 9 bulan lewat 1 hari operasi la dek

Ps 4. Sebenarnya kakak mau normal Cuma karena dibilang ibuk gak


(3)

satunya nyungsang nanti kau pendarahan kau gak tahan gitu lain lagi nnt gak selamat satu gitu kata bidannya dek cari jalan yang benarnya aja


(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Nurma Diana Poetri

Tempat / Tanggal Lahir : Rantauprapat, 11 Juni 1989

Agama : Islam

Alamat : Jln. Sirandorung No.125 Rantauprapat

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Mahrizal

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : Masliani

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1995 – 2001 : SD Negeri 112143 Rantauprapat

Tahun 2001 – 2004 : SMP Negeri 2 Rantauprapat

Tahun 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Rantau Selatan

Tahun 2007 – 2010 : Akbid Ika Bina Labuhanbatu Rantauprapat


(6)