ANALISIS EFEKTIFITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU, Analisis Efektifitas Struktur Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Kinerja Individu,Keterandandalan Dan Ketepatan PelaporanKeuangan Pemerintah Daerah ( Study Fenomen

(1)

i   

ANALISIS EFEKTIFITAS STRUKTUR PENGENDALIAN

INTERN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU,

KETERANDANDALAN DAN KETEPATAN PELAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

( Study Fenomenologi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kab. WONOGIRI)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

MIA ARDHIAWATI B 200 090 271

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

HAL-A]I{AN PENGE

SAILAA]\

Yang bertandatangan dibawah

ini

telah membaca naskah publikasi dengan

judul

:

ANALISIS

EFEKTIFITAS STRUKTUR PENGENDALIAN

INTE}LN

AKLI-NTANSI

TERHAI}AP

KINERIA

INIDIVIDU, KETERANDALAN

D,fu\

KETEPATAN PELAPORAi\ KEIJANGAN

PEMERINTAH

DAERAH

{Study Fenomenologi pada Dinas Pendapatan, Pengelclaan keuangan dan Aset Daerah

Kab. WONOGIRI)

Yang ditulis oleh :

MTA

ARDHIAWATI

8200090271

Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memcnuhi syarat untuk diterima.

Surakarta,

November 2013

(-Banu

'Mengetahui

itono. SE" Ak.,M.Si)

Dekan lakultas Ekonomi

Pembimbins


(3)

ANALISIS EFEKTIFITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU, KETERANDALAN DAN

KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

( Study Fenomenologi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kab.Wonogiri)

MIA ARDHIAWATI B200090271

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

ABSTRAKSI

Penelitian ini dilakukan pada DPPKAD Kabupaten Wonogiri sebagai instansi yang betanggungjawab atas pengelolaan pendapatan dan belanja daerah kabupaten wonogiri. Dimana peneliti mengambil sampel pada pegawai yang berhubungan dengan anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah yaitu pada bidang akuntansi. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara dan kajian dokumen serta observasi. Alasan pemilihan kasus adalah jika Sistem Akuntansi digunakan secara baik dan tepat maka Struktur Pengendalian Intern Akuntansi pada pemerintah daerah akan berjalan dengan baik, serta kinerja pagawai mengerti tentang pentingnya akuntansi pada pelaksanaan kegiatan pemerintah.

Setelah melakukan analisis seluruh data, dari informasi yang dipelroleh bahwa secara umum pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri telah melaksanakan peraturan yang berlaku dalam sistem penyusunan dan pengelolaan keuangan daerah. Dengan berpedoman Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Akuntansi adalah (1) Sumber Daya Manusia (SDM) secara kualitas dan Kuantitas belum tepat, (2) Peraturan-peraturan yang sering berubah serta sanksi dan penghargaan yang belum jelas, (3) Mutasi dan Promosi.


(4)

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi fenometologi dalam mempelajari pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Akuntansi pada Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini Fokus pada kejadian atau respon pegawai pemerintah terhadap adanya Struktur Pengendalian Akuntansi pada instansi Pemerintahan SKPD


(5)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Awal mula dibuatnya Undang-Undang tentang pemerintah daerah karena pada saat diberlakukannya sistem pemerintah terpusat dimana sentralisasi pemerintahan berada di ibukota yaitu Jakarta. Seluruh kegiatan pemerintah daerah harus mendapat persetujuan oleh pemerintah pusat. Hal ini menyebabkan sistem pelayanan kepada masyarakat membutuhkan waktu yang cukup lama serta pengembangan suatu daerah kurang dan tidak merata. Semua terpusat pada pemeritahan pusat sehingga kreatifitas dalam pengembangan daerah, pemerintah dan masyarakat daerah kurang berkembang. Kemandirian pemerintah daerah yang kurang disebabkan oleh tergantungnya pemerintah daerah kepada pemerintah pusat sangat berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanakan daerah yang lebih baik menjadi kendala pemerintah daerah (Purnamasari, blogspot 2012). Dalam pemberian wewenang pada pemerintah saat terjadi reformasi, pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuanganya sendiri. Sebagai contoh pemerintah membuat rencana anggaran dana yang dibutuhkan dalam satu tahun pemerintahannya. Pemerintah daerah Wonogiri peda tahun 2012 berambisi untuk mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian dikarenakan pada tahun 2011 mendapatkan laporan hasil pemeriksaan dari BPK mandapatkan predikat wajar dengan pengecualian (surat kabar timlo, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiyantoro (2008) menyatakan dari hipotesis yang diterima dan telah diuji yaitu hubungan kausalitas efektifitas sistem akuntansi keuangan daerah dengan sistem pengendalian intern. Dapat dimaknai bahwa semakin efektifnya sistem akuntansi keuangan daerah menyebabkan sistem pengendalian intern dapat berjalan semakin baik sehingga diharapkan dapat memunculkan informasi laporan keuangan yang berkualitas, dan tentu saja mendorong meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap

A. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka peneliti menentukan rumusan masalah sebagai berikut:


(6)

a. Bagaimana implementasi struktur pengendalian intern akuntansi pada pemerintahan daerah dalam menyusun laporan keuangan daerah Kab. Wonogiri?

b. Apakah struktur pengendalian akuntansi dapat dijadikan pedoman keterandalan dan ketepatan pelaporan keuangan daerah?

c. Apakah struktur pengendalian intern akuntansi dapat dijadikan pedoman kinerja individu dalam partisipasi penyusunan lapoaran keuangan daerah?

B. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan struktur pengendalian intern akuntansi pemerintah daerah. 2. Mengambarkan implementasi struktur pengendalian intern akuntansi sebagai

pedoman dalam keterandalan dan ketepatan pelaporan keuangan daerah

3. Menganalisis kinerja individu untuk pertisipasi dalam penyusunan laporan keuangan daerah

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah output yang dihasilkan dari sistem akuntansi guna mendapatkan informasi bagi pengguna informasi laporan keuangan sebagai dasar untuk pembuatan dan pengambilan keputusan (Mahmudi, 2011: 143).

B. Kinerja Individu Pada Instansi Pemerintahan

Kinerja adalah hasil atau target dari kegiatan atau program yang telah dicapai dalam menggunakan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang dapat diukur (Permandagri No. 13 tahun 2006 pasal 1 ayat 37). Kinerja instansi pemerintahan dapat diukur dari akuntanbilitas kinerja, baik itu kinerja individu maupun kinerja secara unit kinerja serta dalam kerja instansi di instansi pemerintah daerah. Menejemen pada instansi pemerintahan berorientasi pada peningkatan kinerja .


(7)

Keandalan (Reliability) yaitu dalam memberikan informasi laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan yang sebenarnya secara wajar. Sehingga dalam memahami informasi keuangan para pemakai informasi sangat tergantung pada kualitas dan kebenaran informasi yang dihasilkan (Ghazali dan chariri, 2007:165).

Ketepatwaktuan dapat didefinisikan dalam dua cara: (1). Ketepatan waktu yaitu keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan laporan keuangan. (2). Ketepatan waktu ditentukan dalam penentuan ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan batasan yang relatif atas tanggal pelaporan yang telah dijadwalkan (Chambers dan Penman, 1984: 21 dalam Hilmi dan Ali, 2006 dalam Vidyasari, 2012).

D. Efektivitas Laporan Keuangan Daerah

Dalam membuat laporan keuangan pemerintah dengan prinsip efektivitas. Efektivitas adalah perbandingan dari target yang telah direncanakan sehingga menjadi harapan dengan hasil yang sebenarnya dicapai. Target yang diharapkan sering disebut outcome serta hasil yang telah dicapai yaitu output.

E. Struktur Pengendalian Intern

Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Definisi SPI menurut buku Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan bahwa: Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan (assurance) yang memadai bahwa satuan usaha akan dicapai(Abdul Halim, 2001).

F. Sistem Akuntansi Pemerintah

Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian keuangan, serta penginterpretasian atas hasilnya (PP 71 tahun 2010)

Sistem Akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk:

1. Mengidentifikasi, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi

2. Menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan utang yang bersangkutan transaksi tersebut


(8)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah.

G. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 pasal 15 ayat 1 APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan pemerintah daerah. APBD memiliki beberapa fungsi dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu, fungsi otorisasi, fungsi perencanaan, fungsi pengawasan, fungsi alokasi, fungsi distribusi, fungsi stabilisasi (Pemendageri No. 13 tahun 2006 pasal 15).

H. Kerangaka Pemikiran

Dalam Struktur Pengendalian Intern Pemerintah terdapat unsur dimana terdapat lingkungan pengendalian. Setiap instansi pemerintah menciptakan suasana yang kondusif dan positif dalam malaksanakan pengendalian. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif terdapat beberapa unsur yang perlu dipenuhi diantaranya pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat serta individu yang tepat dalam pendelegasian wewenang. Intinya apabila sistem akuntansi diterapkan dengan individu yang tepat serta keterandalan dan ketepatan dalam pelaporan dapat dipenuhi maka akan terjadi efektifitas dalam menjalankan struktur pengendalian intern akuntansi dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah. 

I. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dari penelitian Wiyantoro (2008) melakukan penelitian mengenai hubungan efektivitas sistem akuntansi keuangan daerah dan pengendalian intern dengan kualitas akuntanbilitas keuangan pada daerah kabupaten kota provinsi jawa barat. Dengan mengguanakan metode survei pada desain penelitian memakai periode waktu cross sectional. Berupa fakta sesaat pada penelitian data yang diperoleh hanya digunakan sekali dalam periode pengamatan tertentu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan kualitas efektifitas sistem akuntansi keuangan daerah dengan sistem pengendalian intern.


(9)

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dilaksanakan di DPPKAD Kab. Wonogiri. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah karena peneliti dekat dengan obyek penelitian.

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya.

Untuk memahami fenomena yang terjadi jenis penelitian ini kualitatif dengan mengguanakan metode penelitian fenomenologi. Penelitian fenomenologi yang dikembangkan oleh ilmuwan Eropa dengan nama Edmund Husserl pada awal abad ke -20 (sekitar tahun 1935-an). Menurut Husserl, dalam setiap hal, manusia memiliki pemahaman dan penghayatannya tersebut sangat berpengaruh terhadap perilakunya (Giorgi & Giorgi dalam Herdiansyah, 2010).  

C. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalapm penelitian dengan metode fenomenologi ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian fenomenologi adalah: (1) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dalam penelitian ini serta dokumen-dokumen yang diperoleh dari perpustakaan. Dalam memperkuat teori sebagai dasar untuk mencari pemahaman tentang efektifitas struktur pengendalian intren akuntansi terhadap kinerja individu dan ketepatan dan keandalan dalam menyusun dan melaporkan laporan keuangan daerah.

(2) Data primer yaitu data hasil dari observasi, wawancara dari studi kasus Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kab. Wonogiri dan


(10)

SKPD serta data yang diperoleh dari dokumen dan laporan-laporan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukakn pada salah satu satuan kerja perangkat disebuah Kab. Wonogiri yaitu DPPKAD Kab. Wonogiri serta untuk mengkroscek data yang diperoleh peneliti melakukan penelitian disalah satu SKPD yang berkaitan dengan laporan keuangan pemerintah daerah. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara studi kepustakaan, observasi, penelitian sebelumnya dari dokumen-dokumen, dan wawancara.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan untuk mengumpulkan data pada wawancara menggunakan metode Purposeful Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan (Herdiansyah, 2009: 106). Syarat sebagai sampel dalam penelitian ini adalah : Pegawai Negeri Sipil, ikut serta dalam penyusunan lapoarn keuangan daerah, pengguna informasi lapooran keuangan daerah, tingkat pendidikan sederajat SMA/SMK dan S1 (memahami struktur pengendalian intern akuntasi yang ditetapkan oleh pemerintah). 

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode yang bersifat induktif dimana analisis data berdasarkan hasil informasi data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi pola hubungan tertentu, bila diterima dapat dikembangkan dari teori(Sugiyono, 2010: 428).

F. Rencana Pengujian Keabsahan data

Dalam penelitian ini, rencana pengujian keabsahan data dengan judul

“ANALISIS EFEKTIFITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU, KETERANDALAN DAN KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Study pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kab. WONOGIRI)“ adalah dengan uji kredibilitas data dengan memperpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan, trianggulasi, member check dan analisis kasus negatif (Sugiono, 2009: 270).


(11)

1. Implementasi Struktur Pengendalian Intern Akuntansi Pada Pemerintahan Daerah Dalam Menyusun Laporan Keuangan Daerah Kab. Wonogiri

a. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Kab. Wonogiri,

Dasar hukum dalam proses penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri adalah Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta perubahannya yaitu Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tantang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Permendagri No. 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Pemrintah Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Perubahannya. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 59 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2013.

Proses penyusunan laporan keuangan Kab. Wonogiri dimulai dari pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menggunakan anggaran/Penggunaan barang menyusun dan melaporkan Pertanggungjawaban secara fungsional atas pengelolaan anggaran. Pencacatan transaksi pemerintah Kab. Wonogiri menggunakan double entry, dimana setiap transaksi dicatata berkaitan dengan rekening lain atau dalam pencatatannya menggunakan dua rekening yang berkaitan. Pegawai dimudahkan dalam membuat laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi dara, aplikasi ini digunakan oleh DPPKAD pada bidang akuntansi untuk mempermudah dan mempercepat dalam mambuat laporan keuangan sehingga menggunakan aplikasi komputer. SKPD melaporkan setiap bulan menyampaikan laporan keuangan dalam bentuk SPJ atas pertanggungjawaban terhadap pengeluaran dana setiap bulan agar dalam tertib pada pelaporan pertanggungjawaban akhir tahun dalam pelaksana APBD dalam bentuk Laporan Realisasi Anggaran SKPD, Neraca SKPD, Catatan atas Laporan Keuangan SKPD ( PP No. 13 Tahun 2006 pasal


(12)

265). Penyusunan laporan keuangan SKPKD dilakukan oleh Fungsi Akuntansi yang dimaksud dari bagian fungsi akuntansi adalah bidang akuntansi yang terdapat pada DPPKAD Kab. Wonogiri serta bendahara dari SKPD se Kab. Wonogiri. Fungsi Akuntansi dalam hal ini adalah menyiapkan laporan keuangan Pemerintah Daerah dengan tahun anggaran yang berkenaan kemudian disampaikan kepada Kepala DPPKAD selaku PPKD selanjutnya diteruskan kepada Bupati serta ditetapkan sebagai Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah Kab. Wonogiri masih menggunakan standar akuntansi pemerintahan berbasis kas. Yang dimaksud standar akuntansi kas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini untuk menuju basis akrual masih membutuhkan penyesuaian dan pembinaan untuk menerapkan standar akuntansi berbasis akrual. 

b. Fenomena Implementasi dan Fungsi Struktur Pengendalian Intern Akuntansi Di Kabupatean Wonogiri.

Fenomena dalam implementasi dan fungsi Struktur Pengendalian Intern Akuntansi merupakan hal yang atau realita yang mungkin terjadi. Salah satunya dalam kinerja individu dan keterandalan dan ketepatan dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pada Struktur Pengendalian Intern Akuntansi memberikan penjelasan bagaimana cara untuk mencatat dan proses melaporakan pelaksanaan APBD yang tepat. Kelemahan yang terjadi adalah minimnya pengetahuan tentang akuntansi pada pegawai pemerintah. Sehingga dalam pencatatan pada tingkat tertentu banyak kesalahan dan terdapat perbedaan metode. Sistem akuntansi pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah dan kinerjanya, serta menyediakan informasi untuk keperluan manajerial, transparasi dan akuntabilitas keuangan pemerintah. Terdapat kelemahan pada pelaksanaan SPI Akuntansi pada Kab. Wonogiri dimana keterbatasan SDM secara umum pegawai memiliki pendidikan yang berbeda-beda, sebagian secara garis besar teori belum mengerti tentang akuntansi.


(13)

2. Analisis Keterandalan dan Ketepatan laporan Kauangan Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri

Keterandalan dan ketepatan dalam pelaporan keuangan sangat penting untuk menunjukkan akuntabilitas pada APBD yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan dan kegiatannya. Sebagai dasar untuk menyajiakan laporan keuangan Pemerintah Daerah yaitu Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta perubahannya. Pada proses penyusunan laporan keungan Kab. Wonogiri telah sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006. Laporan keuangan yang telah selesai dalam penyusunan selajutnya diaudit oleh BPK yang nantinya dari hasil audit tersebut menghasilkan opini. Pada laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Wonogiri tahun 2012 mendapatkan opini adalah wajar dengan pengecualian. Dilihat dari Neraca Kab. Wonogiri Aset tetap yang dilaporkan masih terdapat kesalahan. Secara teknis pelaksanaan pengelolaan anggaran masih jauh diharapkan. Seperti yang dijelaskan oleh informan diatas tentang ketepatan dan keandalan laporan kab. Wonogiri dalam melaksanakan aturan dan perundang-undangan tetapi masih ada teknis yang belum dikuasai. Hal ini berpengaruh pada hasil opini oleh BPK tersebut sehingga terdapat kelemahan pada perbedaan metode dalam menganalisis aset tetap yang ada pada proses pencatatan dan penyusunan pelaporan keuangan. Kelemahan tersebut dikarenakan dalam proses pencatatan dan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri mengalami hambatan dan kendala yang dapat memunculkan kesalahan tersebut terjadi.  

3. Analisis Struktur Pengendalian Intern Akuntansi Pada Kinerja Individu pada Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri

Berdasarkan penjelasan informan diatas dengan adanya Struktur Pengendalian Intern Akuntansi pegawai memiliki tanggungjawab terhadap masing-masing tugas pokok dari bidang tersebut. Pada DPPKAD Kab. Wonogiri telah terdapat struktur organisasi serta penjelasan tugas pokok sehingga memperkecil terhadap penyimpangan. Setiap bidang dalam struktur organisasi saling berkaitan dalam bekerja. Setiap bidang dalam DPPAKD


(14)

terdapat sub bagian sehingga pemisahan pekerjaan menurut struktur telah baik tetapi dalam pelaksanaanyan belum maksimal. Secara individu pendidikan masing-masing pegawai dari DPPKAD Kab. Wonogiri telah mencapai tingkat S1 (sarjana). Sedangkan secara pekerjaan pegawai DPPKAD Kab. Wonogiri bekerja secara team. Dalam pelaksanaan akuntansi pada bidang akuntansi, belum banyak pegawai khususnya pada bidang akuntansi mamiliki pendidikan yang sesuai dengan bidang akuntansi. Ini sangat berpengaruh dalam proses penyusunan laporan keuangan. Disamping kurangnya SDM yang tepat dari SKPD juga memiliki keadaan yang sama. Upaya agar meminimalkan ketidaktepatan dalam membuat laporan akuntansi pemerintah daerah Kab. Wonogiri sering diadakanya pembinaan pada bendahara-bendahara SKPD. 

G. Hambatan Dalam Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Akuntansi

Dalam pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi dipemerintahan merupakan tantangan tersendiri untuk pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat. Pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi akan berpengaruh pada keterandalan dan ketapatan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah. Untuk mencapai efektifitas dalam pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi mengalami beberapa hambatan.

1. Dari sumber daya manusia (SDM) secara kualitas dan kuantitas belum tepat 2. Peraturan–peraturan yang sering berubah serta sanksi dan penghargaan yang

belum jelas

3. Mutasi dan promosi

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses penyusunan laporan keuangan Kab. Wonogiri dimulai dari pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menggunkan anggaran/Penggunaan barang menyusun dan melaporkan Pertanggungjawaban pelaksana APBD dalam bentuk Laporan Realisasi APBD Semester Pertama SKPD serta prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Penyusunan laporan keuangan digunakan untuk menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang wajib disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan perangkat daerah


(15)

Kabupaten Wonogiri yang menggunakan anggaran/ barang. laporan keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten Wonogiri meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas (Khusus SKPKD), Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam setiap pelaporan keuangan Pemerintah Daerah terdapat Surat Pernyataan Bupati untuk pertanggungjawabannya terhadap pengelolaan APBD yang telah diselenggarakan berdasarkan SPI dan Standar Akuntansi Pemerintah yang sesuai dengan peraturan perundang-perundangan. Sedangkan penyusunan laporan keuangan SKPKD dilakukan oleh Fungsi Akuntansi. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan 6 informan bahwa dari 4 informan mengetahui tingkat opni laporan keungan dari BPK. Dalam penyusunan pertanggungjawaban keuangan penerintah wonogiri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi dalam pelaksanaan penyusunan secara teknis masih belum tepat. Sistem akuntasi tidak digunakan secara optimal. Dilihat dari efektifitas Struktur Pengendalian Intern Akuntansi belum efektif terhadap keandalan dan ketepatan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dimana sangat minim kualitas dan kuantitas SDM dalam bidang akuntansi, sehingga masih menimbulkan kesalahan pada proses penyusunan laporan keuangan..

Fungsi dan implementasi SPI akuntansi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri dari DPPKAD dapat dilihat dari uraian tugas pokok dan struktur organisasi bahwa dalam kinerjanya struktur organisasi DPPKAD saling berkaitan dengan setiap bagian unit dan bagian unit yang berkaitan dengan kinerjanya. Dalam hal ini SPI akuntansi pada DPPKAD berfungsi sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dimana bertanggungjawab atas pendapatan dan pengeluaran belanja daerah. serta memiliki rumah tangga sendiri yaitu sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPD)

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi dari hasil wawancara adalah:

1. Dari sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki SKPD masih jarang yang memiliki latar belakang akuntansi

SDM yang dimiliki SKPD masih jarang yang memiliki latar belakang akuntansi hal ini sangat berpengaruh pada kinerja staf akuntansi pada DPPKAD.


(16)

2. Peraturan – peraturan yang sering berubah

Peraturan –peraturan yang sering berubah akan menyulitkan dalam pelaksanaan pengendalian intern dimana memerlukan pembelajaran dan penyesuaian lagi dalam memahami peraturan yang baru.

3. Mutasi dan promosi

Ketika staf akuntansi dari DPPKAD mendapatkan promosi dan harus mutasi kebagian lain dan beda dari bidangnya, ini akan membutuhkan penyesuaian agar dapat mengerti bagaimana kinerja dalam bidang akuntansi.

B. SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan keterbatasan yang dimiliki, peneliti mencoba untuk memberi saran kepada DPPKAD Kab. Wonogiri dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah agar dapat dipertahankan keterandalan dan ketepatan, maka saran yang diberikan yaitu:

1. Dari sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki SKPD masih jarang yang memiliki latar belakang akuntansi

Untuk mempermudah kinarjanya SKPD dapat memperoleh pelatihan dan pembinaan khususnya dalam bidang akuntansi dan menempatkan aparatur sesuai dengan bidang yang dipamahi agar dalam menyusun laporan keuangan mencapai keterandalan dan ketepatan waktu

2. Mutasi dan Promosi

Hal ini dapat dilakukan bahwa kepala bidang akuntansi perlu bekerja sama dengan Badan Kepagawaian Daerah (BKD) agar dalam memutasi pegawai ke bidang akuntansi dengan pendidikan yang sesuai dengan bidang akuntansi serta pada awal perekrutan pegawai yang sesuai dengan bidang yang akan dikerjakan.

Sedangkan saran untuk peneliti selanjutnya yaitu:

1. Untuk peneliti lainnya, agar dapat memperbanyak instansi tingkat DPPKAD sekarisidenan Surakarta, sehingga penelitian lebih dapat dibandingakan dari berbagai Kinerja SPI Akuntansi pemerintah daerah lainnya.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemeriksaan keuangan. 2012. Hasil Pemeriksaan BPK Semester 1 Tahun 2012.

http://www.bpk.go.id/en/wp-content/uploads/2012/10/Format-PDF.pdf. 

diakses pada tanggal 25 Febuari 2013   

Badan Pusat Statistik Kab. Wonogiri. 2012. Wonogiri Dalam Angka 2012.

Arianto, Aris, 2012. Wonogiri Berambisi mendapatkan WTP. http://www.timlo.net/baca/31643/2012-wonogiri-berambisi-dapat-wtp/.

diakses pada tanggal 25 Febuari 2013   

Danim, Prof. Dr. Sudarwan, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia

Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Harryani dan Muchaman Syarifudin, 2011. “Peran Akuntansi dalam Proses Reformasi

Birkrasi : Studi Kasus pada Unit Kerja Kemendiknas. Simposium Nasional

Akuntansi XIV Aceh 2011

Herdiansyah, Haris, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika

Kartikasari, Dian, 2011. Pengaruh Pengetahuan Pegawai Pemerintah Tentang Anggaran Partisipasi Masyarakat Dan Transparasi Kebijakan Publik Terhadap Partisipasi Penyusunan Anggaran (Survey pada Pemerintah

Kabupaten Wonogiri). Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kunjadi, Latip Gancar, 2011. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset

Daerah. Sekripsi: Universitas Muhammadiyah Surakata

Kurniati, Dian, 2010 . Pengaruh Kejalasan Sasaran Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dangan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi(Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten

Sukoharja). Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Mabruri dan Jaka Winarna, 2010. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas

hasil audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional

Akuntansi XIII Purwokerto 2010

Mahmudi, 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Perss

Martiningsih, Rr Sri Pancawati, 2009. Studi Kebutuhan Informasi Pengguna Laporan

Keuangan Pemerintah. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang

2009

Mulyani, Pujianik dan Rindah F. Suryawanti, 2011 . Analisis Peran dan fungsi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP/PP No. 60 Tahun 2008) Dalam


(18)

Meminimalisasi Tingkat Salah Saji Pencatatan Akuntansi Keuangan

Pemerintah Daerah. FE Universitas Trunjoyo Madura.

Nasir. M. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 59 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2013.

Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 109 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Wonogiri

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Prasetiyo, Andi. 2011. Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar

Dilihat Dari Rasio Pendapatan Daerah Pada APBD 2006-2008. Sekripsi:

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prof. Dr. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Purnamasari, Intan, 2012. Asal Usul Latar Belakang Otonomi,

http://intansaripurnama.blogspot.com/2012/01/asal-usul-latar-belakang-otonomi-daerah.html. diakses pada tanggal 25 Febuari 2013   

Rasidi,  Didi.  2011.  Menejemen  Kinerja  Individu.  http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian‐

perencanaan/kajian‐perencanaan/manajemenkinerjaindividu.  diakses  pada  tanggal 25 Febuari 2013   

Setelah Setahun Otonomi Daerah, perpustakaan.bappenas.go.id

Vidiyasari, Tiara. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan Dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

Dan Aset Daerah Kab. Boyolali). Sekripsi: Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Wiyantoro, lilik sugeng, 2008 . Hubungan Efektifitas Sistem Akuntansi Keuangan daerah dan Pengendalian Intern Dengan Kualitas Akuntabilitas Keuangan : Kualitas Informasi laporan Keuangan Sebagai Variabel Intervening


(19)

(Penelitian pada Laporan Realisasi Anggaran di Pemda Kebupaten/Kota

Wilayah Propinsi Jawa Barat). FE Universitas Ageng Tirtayasa, Banten

Weygandt, J.J., et al. (2005). Accounting principles. New York: John Wiley & Sons Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


(1)

terdapat sub bagian sehingga pemisahan pekerjaan menurut struktur telah baik tetapi dalam pelaksanaanyan belum maksimal. Secara individu pendidikan masing-masing pegawai dari DPPKAD Kab. Wonogiri telah mencapai tingkat S1 (sarjana). Sedangkan secara pekerjaan pegawai DPPKAD Kab. Wonogiri bekerja secara team. Dalam pelaksanaan akuntansi pada bidang akuntansi, belum banyak pegawai khususnya pada bidang akuntansi mamiliki pendidikan yang sesuai dengan bidang akuntansi. Ini sangat berpengaruh dalam proses penyusunan laporan keuangan. Disamping kurangnya SDM yang tepat dari SKPD juga memiliki keadaan yang sama. Upaya agar meminimalkan ketidaktepatan dalam membuat laporan akuntansi pemerintah daerah Kab. Wonogiri sering diadakanya pembinaan pada bendahara-bendahara SKPD.  G. Hambatan Dalam Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Akuntansi

Dalam pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi dipemerintahan merupakan tantangan tersendiri untuk pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat. Pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi akan berpengaruh pada keterandalan dan ketapatan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah. Untuk mencapai efektifitas dalam pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi mengalami beberapa hambatan.

1. Dari sumber daya manusia (SDM) secara kualitas dan kuantitas belum tepat 2. Peraturan–peraturan yang sering berubah serta sanksi dan penghargaan yang

belum jelas

3. Mutasi dan promosi PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses penyusunan laporan keuangan Kab. Wonogiri dimulai dari pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menggunkan anggaran/Penggunaan barang menyusun dan melaporkan Pertanggungjawaban pelaksana APBD dalam bentuk Laporan Realisasi APBD Semester Pertama SKPD serta prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Penyusunan laporan keuangan digunakan untuk menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang wajib disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan perangkat daerah


(2)

Kabupaten Wonogiri yang menggunakan anggaran/ barang. laporan keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten Wonogiri meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas (Khusus SKPKD), Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam setiap pelaporan keuangan Pemerintah Daerah terdapat Surat Pernyataan Bupati untuk pertanggungjawabannya terhadap pengelolaan APBD yang telah diselenggarakan berdasarkan SPI dan Standar Akuntansi Pemerintah yang sesuai dengan peraturan perundang-perundangan. Sedangkan penyusunan laporan keuangan SKPKD dilakukan oleh Fungsi Akuntansi. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan 6 informan bahwa dari 4 informan mengetahui tingkat opni laporan keungan dari BPK. Dalam penyusunan pertanggungjawaban keuangan penerintah wonogiri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi dalam pelaksanaan penyusunan secara teknis masih belum tepat. Sistem akuntasi tidak digunakan secara optimal. Dilihat dari efektifitas Struktur Pengendalian Intern Akuntansi belum efektif terhadap keandalan dan ketepatan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dimana sangat minim kualitas dan kuantitas SDM dalam bidang akuntansi, sehingga masih menimbulkan kesalahan pada proses penyusunan laporan keuangan..

Fungsi dan implementasi SPI akuntansi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri dari DPPKAD dapat dilihat dari uraian tugas pokok dan struktur organisasi bahwa dalam kinerjanya struktur organisasi DPPKAD saling berkaitan dengan setiap bagian unit dan bagian unit yang berkaitan dengan kinerjanya. Dalam hal ini SPI akuntansi pada DPPKAD berfungsi sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dimana bertanggungjawab atas pendapatan dan pengeluaran belanja daerah. serta memiliki rumah tangga sendiri yaitu sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPD)

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan struktur pengendalian intern akuntansi dari hasil wawancara adalah:

1. Dari sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki SKPD masih jarang yang memiliki latar belakang akuntansi

SDM yang dimiliki SKPD masih jarang yang memiliki latar belakang akuntansi hal ini sangat berpengaruh pada kinerja staf akuntansi pada DPPKAD.


(3)

2. Peraturan – peraturan yang sering berubah

Peraturan –peraturan yang sering berubah akan menyulitkan dalam pelaksanaan pengendalian intern dimana memerlukan pembelajaran dan penyesuaian lagi dalam memahami peraturan yang baru.

3. Mutasi dan promosi

Ketika staf akuntansi dari DPPKAD mendapatkan promosi dan harus mutasi kebagian lain dan beda dari bidangnya, ini akan membutuhkan penyesuaian agar dapat mengerti bagaimana kinerja dalam bidang akuntansi.

B. SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan keterbatasan yang dimiliki, peneliti mencoba untuk memberi saran kepada DPPKAD Kab. Wonogiri dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah agar dapat dipertahankan keterandalan dan ketepatan, maka saran yang diberikan yaitu:

1. Dari sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki SKPD masih jarang yang memiliki latar belakang akuntansi

Untuk mempermudah kinarjanya SKPD dapat memperoleh pelatihan dan pembinaan khususnya dalam bidang akuntansi dan menempatkan aparatur sesuai dengan bidang yang dipamahi agar dalam menyusun laporan keuangan mencapai keterandalan dan ketepatan waktu

2. Mutasi dan Promosi

Hal ini dapat dilakukan bahwa kepala bidang akuntansi perlu bekerja sama dengan Badan Kepagawaian Daerah (BKD) agar dalam memutasi pegawai ke bidang akuntansi dengan pendidikan yang sesuai dengan bidang akuntansi serta pada awal perekrutan pegawai yang sesuai dengan bidang yang akan dikerjakan.

Sedangkan saran untuk peneliti selanjutnya yaitu:

1. Untuk peneliti lainnya, agar dapat memperbanyak instansi tingkat DPPKAD sekarisidenan Surakarta, sehingga penelitian lebih dapat dibandingakan dari berbagai Kinerja SPI Akuntansi pemerintah daerah lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemeriksaan keuangan. 2012. Hasil Pemeriksaan BPK Semester 1 Tahun 2012. http://www.bpk.go.id/en/wp-content/uploads/2012/10/Format-PDF.pdf.  diakses pada tanggal 25 Febuari 2013   

Badan Pusat Statistik Kab. Wonogiri. 2012. Wonogiri Dalam Angka 2012.

Arianto, Aris, 2012. Wonogiri Berambisi mendapatkan WTP. http://www.timlo.net/baca/31643/2012-wonogiri-berambisi-dapat-wtp/. diakses pada tanggal 25 Febuari 2013   

Danim, Prof. Dr. Sudarwan, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia

Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Harryani dan Muchaman Syarifudin, 2011. “Peran Akuntansi dalam Proses Reformasi Birkrasi : Studi Kasus pada Unit Kerja Kemendiknas. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011

Herdiansyah, Haris, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Kartikasari, Dian, 2011. Pengaruh Pengetahuan Pegawai Pemerintah Tentang Anggaran Partisipasi Masyarakat Dan Transparasi Kebijakan Publik Terhadap Partisipasi Penyusunan Anggaran (Survey pada Pemerintah Kabupaten Wonogiri). Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kunjadi, Latip Gancar, 2011. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah. Sekripsi: Universitas Muhammadiyah Surakata

Kurniati, Dian, 2010 . Pengaruh Kejalasan Sasaran Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dangan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi(Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharja). Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Mabruri dan Jaka Winarna, 2010. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010

Mahmudi, 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Perss

Martiningsih, Rr Sri Pancawati, 2009. Studi Kebutuhan Informasi Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang 2009

Mulyani, Pujianik dan Rindah F. Suryawanti, 2011 . Analisis Peran dan fungsi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP/PP No. 60 Tahun 2008) Dalam


(5)

Meminimalisasi Tingkat Salah Saji Pencatatan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. FE Universitas Trunjoyo Madura.

Nasir. M. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 59 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2013.

Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 109 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Wonogiri

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Prasetiyo, Andi. 2011. Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar Dilihat Dari Rasio Pendapatan Daerah Pada APBD 2006-2008. Sekripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prof. Dr. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Purnamasari, Intan, 2012. Asal Usul Latar Belakang Otonomi,

http://intansaripurnama.blogspot.com/2012/01/asal-usul-latar-belakang-otonomi-daerah.html. diakses pada tanggal 25 Febuari 2013   

Rasidi,  Didi.  2011.  Menejemen  Kinerja  Individu.  http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian‐ perencanaan/kajian‐perencanaan/manajemenkinerjaindividu.  diakses  pada  tanggal 25 Febuari 2013   

Setelah Setahun Otonomi Daerah, perpustakaan.bappenas.go.id

Vidiyasari, Tiara. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan Dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kab. Boyolali). Sekripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wiyantoro, lilik sugeng, 2008 . Hubungan Efektifitas Sistem Akuntansi Keuangan daerah dan Pengendalian Intern Dengan Kualitas Akuntabilitas Keuangan : Kualitas Informasi laporan Keuangan Sebagai Variabel Intervening


(6)

(Penelitian pada Laporan Realisasi Anggaran di Pemda Kebupaten/Kota Wilayah Propinsi Jawa Barat). FE Universitas Ageng Tirtayasa, Banten Weygandt, J.J., et al. (2005). Accounting principles. New York: John Wiley & Sons Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

22 191 103

Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terhadap Kinerja Manajerial Pejabat Pemerintah Kota Tebing Tinggi

4 102 108

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KEEFEKTIFAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Jember)

0 9 21

Pengaruh Pengendalian Intern dan Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kinerja Instansi Pemerintah (Survey pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat)

0 4 16

Pengaruh Pengawasan Intern dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bandung)

11 37 65

Pengaruh Akuntabilitas dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah (Survei pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Bandung)

9 69 73

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA CV SAYAP MEDIA

0 0 15

PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus)

0 0 15

Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terhadap Kinerja Manajerial Pejabat Pemerintah Kota Tebing Tinggi

0 0 21

Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terhadap Kinerja Manajerial Pejabat Pemerintah Kota Tebing Tinggi

0 0 16