PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB KOTA TEBING TINGGI.

(1)

PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM

PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN KELAS IIB

KOTA TEBING TINGGI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Yesi Yanti Siagian NIM. 309111081

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

LEMBAR PNNSETTIJTIAN PEMBIMBING

Skrtpsi yang diajukrn oleh Yeri Yanti $iryirn

NI}L

Sllglll08t,

Jurusen Pendidtken Pancasih drn l(ererBnncglrrn

Dinjukan Untuk Memenuhi Sehagim Ptrtyrntrn Illemperoleh Gelar $ariem Pemdidftrn

Disetujui oleh KetuaJurusan

Medan, Juti 201.3 DosenPembimbing

/

{1,"b

Dra.tusna Melianti, MH NIP. 19561008198511 2 001

?.-lh*;

Sri Hadiningrum,

*R.t

-NIP. 19570913 199310 2 W2


(3)

LEMBAR

PERSETUJUAN DAN PENGESAHASI

Skripsi ini diajukan oleh Yesi Yanti Siryirn' NIhil

3{l!}Ill08f

Tclah dipertahonkan ili depen

TimPcngdi

Prda Trnsgd 15Ju[2013 Tim Penguji:

Sri Hpsipipsrg+. SH. M.IIUP I)oseu Pembimbing

Prg,Ypona, Meliilnf .i.,

\#I

Dosen Pengqii

Drs. Buha SiutsEoars,S H Dosen Penguji

Pfltlopnqp,q Q. Si$an+. SId'

M'flgut

Dosen Penguji

ffiw

Disetuiui dcn disahkan pada

tsngl

lS Jdi2013 Panitia Uiian

t-. i1 L -.

I

i

:

I

I

Medan,

Juli2013 Ketua Jurusrn PPJfu

fii'

zu/

,r:{

I

ffh$h'

#-

*j,


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Puja penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis

dalam hal ini memberanikan diri untuk menyusun sebuah skripsi dalam judul :“Peran

Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIB Kota Tebing Tinggi”.

Dalam merampungkan tugas akhir ini penulis banyak menghadapi hambatan baik

dari segi teknis, waktu, tenaga, serta biaya. Namun dengan petunjuk dan rahmat dari

yang Kuasa serta bantuan bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis dari

berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya.

Terkhusus penulis ucapkan banyak terimakasih untuk ibu Sri Hadingrum S.H

M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya

untuk memberikan arahan dan kritikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis, mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rector Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak, Drs. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala M.Pd, selaku pembantu dekan I Fakultas Ilmu


(5)

4. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selakupembantuDekan III Fakultas

Ilmu Sosial sekaligus dosen di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahannya.

5. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, selaku ketua Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

6. Bapak Parlaungan G.Siahaan S.H, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan juga penguji yang telah

memberikan kritk dan sarannya untuk sripsi ini.

7. Bapak Drs. Buha Simamora S.H, M.H, selaku penguji yang

memberikan banyak arahan dan bimbingan demi tersempurnanya skripsi ini.

8. Para staf pengajar/dosen dan pegawai Jurusan Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah

memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

9. Bapak Budi :. Situngkir, :md.IP.SH.MH selaku K:L:P:S

kotaTebingTinggi.

10. Teristimewa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih dan rasa hormat kepada :yahanda :. Siagian dan IbundaN. Hutauruk

yang atas jerih payahnya telah mengasuh dan memberikan bantuan serta dorongan

baik moril maupun materil serta doa yang tiada putus-putusnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi di Jurusan PP-Kn Fakultas Ilmu Sosial Universitas


(6)

11. Buat abang, kakak dan adik-adikku tercinta serta keponakan kecilku

Syivania. Penulis ucapkan terimakasih atas dorongan dan doanya juga semangat

yang diberikan agar penulis dapat menyelesaikan tanggung jawab ini dengan baik.

12. Buat rekan mahasiswa-mahasiswi stambuk 2009 : Gentina Pardosi,

Helrista Galingging, Nafra Tilofa, Rosani Manurung, Junianti Hutabarat dan

teristimewa kepada rekan Maya Masitah Harahap yang telah memberikan semangat

dan doanya serta motivasi kata-kata bijaknya yang banyak menginspirasi penulis.

:khirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan kemurahan hati bapak/ibu, saudara/I sekalian. :khir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga menjadi berkesan sepanjang masa dan dijadikan intan kehidupan untuk selama-lamanya. :min.

Medan, Juli 2013

HormatSaya,

Yesi Yanti Siagian NIM. 309 111 081


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Puja penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis

dalam hal ini memberanikan diri untuk menyusun sebuah skripsi dalam judul :“Peran

Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIB Kota Tebing Tinggi”.

Dalam merampungkan tugas akhir ini penulis banyak menghadapi hambatan baik

dari segi teknis, waktu, tenaga, serta biaya. Namun dengan petunjuk dan rahmat dari

yang Kuasa serta bantuan bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis dari

berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya.

Terkhusus penulis ucapkan banyak terimakasih untuk ibu Sri Hadingrum S.H

M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya

untuk memberikan arahan dan kritikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis, mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rector Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak, Drs. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala M.Pd, selaku pembantu dekan I Fakultas Ilmu


(8)

4. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selakupembantuDekan III Fakultas

Ilmu Sosial sekaligus dosen di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahannya.

5. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, selaku ketua Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

6. Bapak Parlaungan G.Siahaan S.H, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan juga penguji yang telah

memberikan kritk dan sarannya untuk sripsi ini.

7. Bapak Drs. Buha Simamora S.H, M.H, selaku penguji yang

memberikan banyak arahan dan bimbingan demi tersempurnanya skripsi ini.

8. Para staf pengajar/dosen dan pegawai Jurusan Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah

memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

9. Bapak Budi :. Situngkir, :md.IP.SH.MH selaku K:L:P:S

kotaTebingTinggi.

10. Teristimewa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih dan rasa hormat kepada :yahanda :. Siagian dan IbundaN. Hutauruk

yang atas jerih payahnya telah mengasuh dan memberikan bantuan serta dorongan

baik moril maupun materil serta doa yang tiada putus-putusnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi di Jurusan PP-Kn Fakultas Ilmu Sosial Universitas


(9)

11. Buat abang, kakak dan adik-adikku tercinta serta keponakan kecilku

Syivania. Penulis ucapkan terimakasih atas dorongan dan doanya juga semangat

yang diberikan agar penulis dapat menyelesaikan tanggung jawab ini dengan baik.

12. Buat rekan mahasiswa-mahasiswi stambuk 2009 : Gentina Pardosi,

Helrista Galingging, Nafra Tilofa, Rosani Manurung, Junianti Hutabarat dan

teristimewa kepada rekan Maya Masitah Harahap yang telah memberikan semangat

dan doanya serta motivasi kata-kata bijaknya yang banyak menginspirasi penulis.

:khirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan kemurahan hati bapak/ibu, saudara/I sekalian. :khir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga menjadi berkesan sepanjang masa dan dijadikan intan kehidupan untuk selama-lamanya. :min.

Medan, Juli 2013

HormatSaya,

Yesi Yanti Siagian NIM. 309 111 081


(10)

DAFTAR ISI

TEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

TEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……….. iii

KATA PENGANTAR………... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABET... x

DAFTAR TAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHUTUAN... 1

A. LatarBelakangMasalah... 1

B. IdentifikasiMasalah... 4

C. PembatasanMasalah... 5

D. RumusanMasalah... 5

E. TujuanPenelitian... 6

F. ManfaatPenelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A. KerangkaTeoritis... 7

1. PengertianPeran………. 7

2. LembagaPemasyarakatan……… 7

a. PengertianLembagaPemasyarakatan……… 7

b. FungsidanTujuanLembagaPemasyarakatan………... 9

c. SistemPembinaanPemasyarakatan………... 10

d. SistemSosialLembagaPemasyarakatan……….... 11

e. PrinsipPokokPembinaanPemasyarakatan……….. . . 12

f. Pola PembinaanNarapidana dalam Sistem Pemasyarakatan 13 1. Tahapan Pembinaan Narapidana... 15


(11)

B. KerangkaBerfikir... 18

BAB III METODOTOGI PENETITIAN... 20

A. LokasiPenelitian... 20

B. PopulasidanSampel... 21

C. VariabelPenelitian Dan DefenisiOperasional... 22

D. Kisi-Kisi Penelitian... 22

E. TeknikPengumpulan Data... 23

F. TeknikAnalisisData... 23

BAB IV HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN... 25

A. 4asil Penelitian... 25

B. Pembahasan 4asil Penelitian... 46

1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi... 46

2. Visi dan Misi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi... 50

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi...50

4. Keadaan Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi... 55

5. Keadaan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi... 59

BAB V KESIMPUTAN DAN SARAN... 63

A. Kesimpulan... 63

B. Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA... 65 Tampiran


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tindak Pidana Yang Dilakukan Narapidana... 25

Tabel 2 Faktor/alasan melakukan tindak pidana... 26

Tabel 3 Banyaknya melakukan tindak pidana... 28

Tabel 4 Vonis Hukuman Yang Dijatuhkan... 29

Tabel 5 Perlakuan Petugas Lembaga Pemasyarakatan Terhadap Narapidana... 30

Tabel 6 Sikap Petugas Ketika Terjadi Keributan Diantara Narapidana... 31

Tabel 7 Mendapatkan Ijin Bertemu Ketika Keluarga Berkunjung... 32

Tabel 8 Kehadiran Narapidana Dalam Mengikuti Pembinaan Di Lembaga Pemasyarakatan... 33

Tabel 9 Jenis Pembinaan Yang Pernah Diikuti... 34

Tabel 10 Proses Pembinaan Di Lembaga Pemasyarakatan... 36

Tabel 11Jadwal Pelaksanaan Pembinaan... 38

Tabel 12 Jadwal Kegiatan Narapidana... 39

Tabel 13 Fasilitas di Lembaga Pemasyarakatan... 39

Tabel 14 Kehadiran Mengikuti Bimbingan Lain Yang Menyangkut Perawatan Kesehatan, Dan Seni Budaya…... 41

Tabel 15 Tujuan Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan... 42

Tabel 16 Rencana Setelah Selesai Menjalani Hukuman... 42

Tabel 17 Tabulasi Jawaban Angket Responden... 44


(13)

Tabel 19 Data Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB

Tebing Tinggi Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin... 56 Tabel 20 Jumlah Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB

Tebing Tinggi Menurut Jenjang Pendidikan Formal... 57 Tabel 21 Jumlah Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB

Tebing Tinggi Menurut Jenjang Pendidikan Formal... 59 Tabel 22 Penggolongan Penghuni Lapas Tebing Tinggi Berdasarkan

Status Hukum dan Masa Pidana... 60 Tabel 23 Jumlah Penghuni Lapas Tebing Tinggi Berdasarkan Jenis

Kejahatan... 61 Tabel 24 Jumlah Penghuni Lapas Tebing Tinggi Berdasarkan Agama


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket 2. Wawancara 3. Nota Tugas

4. Surat Ijin Penerbitan Penelitian dari Jurusan

5. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

6. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Kanwil Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara

7. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi

8. Surat keterangan Bebas Perpustaka dari Perpustakaan UNIMED 9. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

10.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 11.Surat Keterangan dari Laboratorium PP-Kn

12.Surat Keterangan Penyerahan Buku dan Tidak Ada Masalah dengan Perpustakaan Fakultas

13.Pernyataan Keaslian Tulisan 14.Daftar Riwayat Hidup


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perlakuan terhadap pelanggar hukum terus mengalami perkembangan sejalan dengan meningkatnya peradaban serta perkembangan tentang hak asasi manusia yang semakin menuntut atas eksintensi martabat manusia bahwa pidana pencabutan kemerdekaan terhadap seseorang menjadi masalah yang bersifat universal. Di Indonesia sejak 27 April 1964 paradigma perlakuan terhadap Narapidana mengalami perubahan yang mendasar yaitu dari sistem kepenjaraan yang menitik beratkan pada penjeraan menjadi pemasyarakatan yang menitik beratkan pada pembinaan untuk memulihkan kesatuan hubungan hidup antara warga binaan dengan masyarakat.

Sejarah dari penjara ke lembaga pemasyarakatan tak serta-merta ada begitu saja, ternyata telah melalui proses panjang yang cukup berliku-liku dimulai sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang itu tentu dalam upaya perbaikan terhadap pelanggar hukum baik yang berada dalam penahanan sementara maupun yang sedang menjalani pidana.

Dalam pengembangannya pelaksanaan sistem pemasyarakatan yang telah dilaksanakan sejak tahun 1964 semakin mantap dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan mengubah sistem kepenjaraan menjadi sistem pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan merupakan suatu rangkaian kesatuan penegakan hukum, oleh karena itu pelaksanaannya


(16)

2

tidak dapat dipisahkan dari pengembangan konsep umum mengenai pemidanaan. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dinyatakan bahwa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan yang mengurusi perihal kehidupan narapidana selama menjalani masa pidana. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pidana penjara.

Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Tebing Tinggi sendiri berdiri pada Tahun 1928 Oleh pemerintahan Kolonial Belanda.Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi berada pada naungan Kantor Wilayah Departemen Hukumdan HAM RI di Sumatera Utara.Bangunan Lapas merupakan peninggalan kolonial Belanda yang memiliki daya tampung sebesar 310 orang namun pada kenyataannya penghuni Lapas ini sendiri melebihi kapasitas yang ada. Dari jumlah penghuni Lapas kota Tebing Tinggi mayoritas merupakan Tahanan Kasus Narkoba. Seiring dengan banyaknya Narkoba yang ditemukan beredar didalam Lapas menyebabkan petugas Lapas sendiri harus lebih serius secara berkesinambungan memberantas pengedaran Narkoba didalam Lapas. Hal ini menjadi menarik untuk dibahas karena Lembaga Pemasyarakatan yang seharusnya menimbulkan efek jera dalam artian pembinaan terhadap pelanggar tindak pidana ternyata didalamnya sendiri ditemukan pengedaran Narkotika.

Kondisi Lapas memiliki beberapa persoalan khas antara lainjumlah penghuni yang melebihi kapasitas,hal ini sejalan dengan persoalan kompleks masyarakat yang berimbas pada meningkatnya jumlah kejahatan konvensional maupun inkonvensional seperti korupsi, narkoba, trafficking,terorisme maupun kejahatan teknologi. Peningkatan


(17)

3

jumlah ini memberi akibat meningkatnya penghuni Lapas rata-rata 10% per tahun terutama di kota-kota besar dan sekitanya. Penghuni Lapas menjadi menumpuk, sangat variatif, tidak saja dihuni perampok, penipu, pembunuh, pemerkosa, tapi berkumpul juga bersama pengedar narkoba, bandar judi, termasuk para mantan pejabat negara, direksi bank, intelektual, pengusaha maupun profesional lainnya. Selain itu ada juga persoalan mengenaipetugas yang tidak memikirkan pembinaan tapi mengutamakan pendekatan keamanan, warung-warung tumbuh untuk memenuhi kebutuhan narapidana, penjaja makanan berkeliling demi menambah kebutuhan lauk-pauk narapidana/tahanan. Berbagai persoalan ini bahkan terabaikan dan tertutupi oleh pandangan institusional tentang Lapas, bahkan beberapa pimpinan Lapas mengaku terpaksa mencari "cara" untuk memenuhi kebutuhan dana operasional demi keberlangsungan lembaga, salah

satunya dengan “memungut biaya” pada pengunjung atau terhadap narapidana. Bukan

rahasia umum lagi, untuk narapidana “kelas elite” atau mampu secara finansial, terdapat

perlakuan tersendiri, mendapat fasilitas lebih nyaman dalam memenuhi kebutuhannya. Berbeda dengan narapidana yang tidak mampu secara ekonomi, harus berusaha sendiri memenuhi kebutuhannya.

Dapat dirumuskan bahwa Lembaga Pemasyarakatan merupakan wadah untuk membimbing dan membina narapidana. Sehubungan dengan hal tersebut dalam penelitian ini ingin mengetahui usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan khususnya Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB kota Tebing Tinggi, dalam membina dan membimbing narapidana terkhusus narapidana laki-laki dewasa agar kelak setelah selesai masa tahanan dapat diterima kembali ke tengah-tengah


(18)

4

masyarakat dan dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis mengadakan penelitian dan menjadikannya sebuah judul yaitu : “Peran Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kota Tebing

Tinggi”

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang ada dalam suatu penelitian perlu ditentukan identifikasi masalah yang diteliti, agar peneliti menjadi terarah dan jelas tujuannya sehingga tidak menimbulkan terjadinya kesimpang siuran dalam penelitian dan membahas masalah yang ada.

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Usaha-usaha Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi.

2. Pembinaan yang diberikan terhadap narapidana sudah sesuai atau tidak dengan 10 prinsip pokok Lembaga Pemasyarakatan,

3. Peran Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana.

4. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pembinaan narapidana. C. Pembatasan Masalah

Agar lebih jelas arah pandang dan pembahasan masih perlu ada pembatasan masalah. Sehubungan dengan hal itu Supryanto (2003 :181) menyatakan :Mengingat adanya keterbatasan sarana, prasarana, waktu, biaya, dan tenaga serta tidak tersedianya


(19)

5

data dan teori yang memadai maka tidak semua masalah atau faktor penyebab diteliti, perlu adanya pembatasan masalah.

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Usaha-usaha Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan khususnya narapidana laki-laki dewasa.

2. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat dibentuk perumusan masalah yang tepat. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana laki-laki dewasa di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB kotaTebing Tinggi?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembinaan narapidana laki-laki dewasa di Lembaga Pemasyaraktan kota Tebing Tinggi? E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian memiliki tujuan serta bernilai praktis yang akan dijadikan dasar pemecahan masalah yang dimaksud. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :


(20)

6

1. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tnggi

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pembinaan Tebing Tinggi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian ilmia dan menambah serta memperluas wawasan berfikir penulis dalam bidang pembinaan narapidana.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat bahwa narapidana pada masa tahanannya dibimbing baik keterampilannya, agamanya, agar masyrakat dapat menerima mereka kelak setelah menjalani hukumnya.

3. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca yang meminati ilmu-ilmu hukum dan ilmu-ilmu sosial sekaligus sebagai sumbangan pemikiran yang dijadikan literatur dalam mengkaji ulang untuk perbaikan dan meningkatkan layanan pembinaan sekarang dan masa yang akan datang.


(21)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data-data yang telah diperoleh maka sampailah penulis pada kesimpulan, adapun yang menjadi kesimpulan yaitu :

1. Bentuk pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi yaitu Pembinaan mental (Rohani) berupa ceramah/khotbah kepada narapidana yang dilakukan oleh para tokoh agama sesuai dengan agama masing-masing, Pembinaan keterampilan berupa (menjahit, membuat papan bunga, bengkel dll), Pendidikan formal (kejar paket A, paket B, dan paket C). Pelaksanaan dalam setiap pembinaan dapat dikatakan cukup baik.

2. Kendala yang dihadapi dalam melakukan pembinaan yaitu pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi tidak ada keharusan narapidana untuk ikut serta dalam pembinaan, narapidana tidak diwajibkan ikut serta dalam setiap pembinaan yang dilakukan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan, kemudian yang hanya ikut serta dalam pembinaan keterampilan adalah narapidana yang memang memiliki skill sebelumnya, lalu untuk pembinaan pendidikan formal juga demikian. Artinya narapidana yang ingin untuk dibina saja lah yang hadir dalam setiap pembinaan yang dilakukan di dalam Lapas.Selain kendala yang telah disampaikan di atas kendala yang lain adalah faktor internal narapidana itu sendiri. Narapidana merasa kehidupan yang dijalani


(22)

64

di dalam Lapas sudah cukup buatnya untuk menjalani hari-harinya artinya semangat yang dimiliki oleh narapidana tidak begitu kuat, tetapi walaupun demikian petugas setiap harinya memberikan arahan agar narapidana tumbuh lagi rasa percaya dirinya dan semangat untuk menjalani hari-harinya di dalam Lapas. 3. Sarana dan Prasarana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi belum

bisa dikatakan memadai karena kapasitas penghuni Lembaga Pemasyarakatan yang overcrowded(kelebihan kapasitas), tidak sebandingnya jumlah petugas dengan narapidana, kemampuan para petugas yang kurang, tidak adanya pengawasan dari atasan maupun instansi yang terkait masalah kinerja para petugas.

B. Saran

1. Kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi diharapkan bisa terus ditingkatkan atau digali lagi potensi apa saja yang bisa menjadi bekal narapidana ketika mereka sedang menjalani proses hukum, sehingga waktu yang mereka miliki di dalam Lembaga Pemasyarakatan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan mengikuti kegiatan pembinaan yang diadakan. 2. Perlu adanya ruangan khusus untuk kebutuhan seksual para narapidana yang

berada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi mengingat wacana Rumah Biologis yang sedang dibicarakan untuk mengurangi tindakan asusila yang banyak terjadi di dalam penjara.


(23)

65

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Hariwijaya, 2008. Proposal dan skripsi. Yogyakarta : Tugu Publisher.

HudaNi’matul, 2010. Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

JosiasSimon, 2012. Budaya Penjara (pemahaman dan implementasi). Bandung: Karya Putra Darwati.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.

Marlina, 2009. Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung : PT. Refika Aditama. Marlina, 2001. Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan menurut

Undang-Undang RI No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan StudiKasus Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta medan, TesisMedan:

Universitas Sumatera Utara.

Nurulaen Yuyun. 2012. Lembaga Pemasyarakatan, Masalah dan Solusi: perspektif

sosiologi islam. Bandung : Marja.

PrayogoSoesilo, 2007. Kamus Hukum Internasional dan Indonesia, Jakarta : WIPRES.

PriyatnoDwidja, 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama.

Petrus Irwan Pandjaitan dan Wiwik Sri Widiarty, 2008. Pembaharuan Pemikiran

Dr. Sahardjo Mengenai Pemasyarakatan Narapidana, Jakarta: CV Indhill

Co.

Petrus Irwan Pandjaitan & SamuelnKikilaitety, 2007. Pidana Penjara Mau Kemana, Jakarta : CV INDHILL CO.

SuharsimiArikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.


(24)

66

SujatnoAdi, 2004, Sistem Pemasyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri, Jakarta: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM RI.

INTERNET :

Azriadi : Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Residivis Berdasarkan Prinsip

Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Ii.A Biaro (Tinjauan

Mengenai Prinsip Pemasyarakatan Tentang Perlindungan

Negara)

file:///D:/jurnal%20sistem-pemasyarakatan-indonesia-belum%20baik.html di akses pada sabtu, 2 Maret 2013 pukul 11.30. Online

Wahyudi Lutfi : Model Pembinaan Bagi Narapidana Di Dalam Lembaga

Pemasyarakatanhttp://lutfi-wahyudi.blogspot.com/di akses pada

sabtu, 2 Maret 2013 pukul 11.30. Online Undang-Undang :

Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan


(1)

data dan teori yang memadai maka tidak semua masalah atau faktor penyebab diteliti, perlu adanya pembatasan masalah.

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Usaha-usaha Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan khususnya narapidana laki-laki dewasa.

2. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat dibentuk perumusan masalah yang tepat. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana laki-laki dewasa di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB kotaTebing Tinggi?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembinaan narapidana laki-laki dewasa di Lembaga Pemasyaraktan kota Tebing Tinggi? E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian memiliki tujuan serta bernilai praktis yang akan dijadikan dasar pemecahan masalah yang dimaksud. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :


(2)

1. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tnggi

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pembinaan Tebing Tinggi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian ilmia dan menambah serta memperluas wawasan berfikir penulis dalam bidang pembinaan narapidana.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat bahwa narapidana pada masa tahanannya dibimbing baik keterampilannya, agamanya, agar masyrakat dapat menerima mereka kelak setelah menjalani hukumnya.

3. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca yang meminati ilmu-ilmu hukum dan ilmu-ilmu sosial sekaligus sebagai sumbangan pemikiran yang dijadikan literatur dalam mengkaji ulang untuk perbaikan dan meningkatkan layanan pembinaan sekarang dan masa yang akan datang.


(3)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data-data yang telah diperoleh maka sampailah penulis pada kesimpulan, adapun yang menjadi kesimpulan yaitu :

1. Bentuk pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi yaitu Pembinaan mental (Rohani) berupa ceramah/khotbah kepada narapidana yang dilakukan oleh para tokoh agama sesuai dengan agama masing-masing, Pembinaan keterampilan berupa (menjahit, membuat papan bunga, bengkel dll), Pendidikan formal (kejar paket A, paket B, dan paket C). Pelaksanaan dalam setiap pembinaan dapat dikatakan cukup baik.

2. Kendala yang dihadapi dalam melakukan pembinaan yaitu pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi tidak ada keharusan narapidana untuk ikut serta dalam pembinaan, narapidana tidak diwajibkan ikut serta dalam setiap pembinaan yang dilakukan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan, kemudian yang hanya ikut serta dalam pembinaan keterampilan adalah narapidana yang memang memiliki skill sebelumnya, lalu untuk pembinaan pendidikan formal juga demikian. Artinya narapidana yang ingin untuk dibina saja lah yang hadir dalam setiap pembinaan yang dilakukan di dalam Lapas.Selain kendala yang telah disampaikan di atas kendala yang lain adalah faktor internal narapidana itu sendiri. Narapidana merasa kehidupan yang dijalani


(4)

di dalam Lapas sudah cukup buatnya untuk menjalani hari-harinya artinya semangat yang dimiliki oleh narapidana tidak begitu kuat, tetapi walaupun demikian petugas setiap harinya memberikan arahan agar narapidana tumbuh lagi rasa percaya dirinya dan semangat untuk menjalani hari-harinya di dalam Lapas. 3. Sarana dan Prasarana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi belum

bisa dikatakan memadai karena kapasitas penghuni Lembaga Pemasyarakatan yang overcrowded(kelebihan kapasitas), tidak sebandingnya jumlah petugas dengan narapidana, kemampuan para petugas yang kurang, tidak adanya pengawasan dari atasan maupun instansi yang terkait masalah kinerja para petugas.

B. Saran

1. Kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Tebing Tinggi diharapkan bisa terus ditingkatkan atau digali lagi potensi apa saja yang bisa menjadi bekal narapidana ketika mereka sedang menjalani proses hukum, sehingga waktu yang mereka miliki di dalam Lembaga Pemasyarakatan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan mengikuti kegiatan pembinaan yang diadakan. 2. Perlu adanya ruangan khusus untuk kebutuhan seksual para narapidana yang

berada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tebing Tinggi mengingat wacana Rumah Biologis yang sedang dibicarakan untuk mengurangi tindakan asusila yang banyak terjadi di dalam penjara.


(5)

65

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Hariwijaya, 2008. Proposal dan skripsi. Yogyakarta : Tugu Publisher.

HudaNi’matul, 2010. Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

JosiasSimon, 2012. Budaya Penjara (pemahaman dan implementasi). Bandung: Karya Putra Darwati.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.

Marlina, 2009. Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung : PT. Refika Aditama. Marlina, 2001. Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan menurut

Undang-Undang RI No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan StudiKasus Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta medan, TesisMedan: Universitas Sumatera Utara.

Nurulaen Yuyun. 2012. Lembaga Pemasyarakatan, Masalah dan Solusi: perspektif sosiologi islam. Bandung : Marja.

PrayogoSoesilo, 2007. Kamus Hukum Internasional dan Indonesia, Jakarta : WIPRES.

PriyatnoDwidja, 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama.

Petrus Irwan Pandjaitan dan Wiwik Sri Widiarty, 2008. Pembaharuan Pemikiran Dr. Sahardjo Mengenai Pemasyarakatan Narapidana, Jakarta: CV Indhill Co.

Petrus Irwan Pandjaitan & SamuelnKikilaitety, 2007. Pidana Penjara Mau Kemana, Jakarta : CV INDHILL CO.

SuharsimiArikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.


(6)

SujatnoAdi, 2004, Sistem Pemasyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri, Jakarta: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM RI.

INTERNET :

Azriadi : Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Residivis Berdasarkan Prinsip Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Ii.A Biaro (Tinjauan Mengenai Prinsip Pemasyarakatan Tentang Perlindungan Negara)

file:///D:/jurnal%20sistem-pemasyarakatan-indonesia-belum%20baik.html di akses pada sabtu, 2 Maret 2013 pukul 11.30. Online Wahyudi Lutfi : Model Pembinaan Bagi Narapidana Di Dalam Lembaga

Pemasyarakatanhttp://lutfi-wahyudi.blogspot.com/di akses pada sabtu, 2 Maret 2013 pukul 11.30. Online

Undang-Undang :

Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.