SALIGUNG SEBAGAI PENGIRING NYANYIAN NASEHAT ORANG TUA KEPADA ANAKNYA PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN DI SARIBU DOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN.

SALIGUNG SEBAGAI PENGIRING NYANYIAN NASEHAT
ORANG TUA KEPADA ANAKNYA PADA MASYARAKAT
SIMALUNGUN DI SARIBU DOLOK KECAMATAN
SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI
Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

JULIANA SABATINI OMPUSUNGGU
NIM. 071222510067

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK
Juliana Sabatini Ompusunggu NIM. 071222510067. Saligung Sebagai

Pengiring Nyanyian Nasehat Orang tua Kepada Anaknya Pada Masyarakat
Simalungun Di Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Seni
musik.Fakultas Bahasa dan Seni.Universitas Negeri Medan 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal mula,bentuk penyajian, bentuk
nyanyian, teknik bermain, serta fungsi dari saligung sebagai pengiring nyanyian
nasehat orang tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun di Saribu Dolok
kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kulitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat pendukung, tokoh masyarakat, serta
informan yang berjumlah enam orang. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi yang dilakukan
langsung terhadap objek yang akan diteliti.
Adapun yang menjadi Hasil penelitian saligung sebagai nyanyian nasehat orang
tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun yaitu mengetahui letak
geografis Kecamatan Silimakuta, asal mula saligung yang bersal dari ketidak
sengajaan seorang anak yang menggunakan bambu untuk menyalakan api untuk
memasak nasi ternak, bentuk penyajian saligung ini dilakukan dengan bergantian
dimana saligung berperan sebagai penghantar melodi aawal yang dilanjutkan
kembali dengan nyanyian oleh bapak demikian selanjutnya sampai selesai, teknik

bermain saligung dimainkan dengan cara meletakkan lobang tiupan saligung tepat
dibawah lobang hidung kemudian mengeluarkan nafas untuk menghasilkan bunyi
yang lembut, bentuk nyanyian nasehat orang tua kepada anaknya pada
masyarakat Simalungun dilakukan dengan berpantun yang saling bersahutsahutan.

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
:” Saligung Sebagai Pengiring Nyanyian Nasehat Orang Tua Kepada Anaknya
Pada Masyarakat Simalungun Di Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun”.
Penulisan skripsi ini bermaksud untuk memenuhi sebagian persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada
Program Studi Pendidikan Seni Musik, Jurusan Sendratasik, Universitas Negeri
Medan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari
hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat rahmatNya dan
bantuan semua pihak serta usaha yang maksimal sesuai kemampuan penulis,
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku ketua Jurusan Sendratasik, yang
selalu sabar dan rendah hati memberikan arahan, bimbingan, motivasi,
saran dan masukan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Panji Suroso, Msi selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Musik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Uyuni Widiastuti M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah banyak memberikan bimbingan berupa kritikan dan saran kepada
penulis mulai pengangkatan judul sampai selesainya skripsi ini.
6. Bapak Mukhlis Hasbullah, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah banyak memberikan bimbingan berupa kritikan dan saran
kepada penulis mulai pengangkatan judul sampai selesainya skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan yang tidak dapat penulis ucapkan satu

persatu, yang telah banyak membantu penulis selam perkuliahan
8. Bapak Camat Silimakuta Drs. Lamat Ludin Purba sebagai Camat
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
9. Bapak Drs. Setia Dermawan Purba , M.Si yang merupakan narasumber
penulis, yang telah banyak membantu penulis selama berjalannya
pelaksanaan penelitian.

10. Teristimewa buat bapakku tercinta Edison Ompusunggu, SH dan
mamaku Tercinta Roswati Siagian, S.Pd terima kasih atas curahan
kasih sayang yang tiada ternilai, doa, nasehat, dukungan baik moril
maupun materil mulai penulis terlahir sampai penulis mendapat gelar
ini. Makasih papa dan mama gelar ini kuberikan buat papa dan mama.
LOVE YOU papa dan mama.
11. Buat Abangku Alfredo Ompusunggu, Buat kakakku Steffi
ompusunggu serta adik-adikku Green, Josua, Josafat, Anggi, Nia yang
senantiasa mendukung penulis dalam doa.
12. Buat semua keluargaku dari keluarga besar Ompusunggu dan juga dari
keluarga besar Siagian yang senantiasa mendukung penulis dalam doa.
Terima kasih banyak. God Bless Our Families.
13. Terkhusus buat seseorang yang kukasihi Irfan Pardamean Simbolon,

ST yang telah banyak memberikan bantuan, semangat, doa, dukungan
dan kebersamaan kita selama ini. Makasih banyak ya sayang. I Love
You.
14. Buat teman-teman seperjuanganku Helen Kurnia Sitrinjak, Annisa
Khoirani, Ivo Andriani, adek-adek stambuk 2008 dan stambuk 2009
dan lain-lian yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
15. Buat semua teman-temanku stambuk 2007 maksih banyak buat
kebersamaan kita selama perkuliahan. Banyak kenangan yang tak
terlupakan. Semoga kita sukses ya teman-teman. I miss you so much.

Medan, Agustus 2013
Penulis,

Juliana Sabatini Ompusunggu
NIM. 071222510067

DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................5
C. Pembatasan Masalah .............................................................................6
D. Perumusan Masalah ...............................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORITIS, DAN KERANGKA KONSEPTUAL ......10
A. Landasan Teoritis .................................................................................10
1. Pengertian Saligung ..............................................................10
2. Pengertian Nyanyian ...........................................................15
3. Teknik Bermain ..................................................................15
4. Bentuk Penyajian.................................................................16
5. Bentuk Nyanyian..................................................................16
B. Kerangka Konseptual ...........................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................17
A. Metode Penelitian .................................................................................20

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................21
C. Populasi dan Sampel .............................................................................21

1.Populasi ......................................................................................21
2. Sampel .......................................................................................22
D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................23
1. Observasi Lapangan ........................................................... 24
2. Studi Kepustakaan .....................................................................24
3. Wawancara ................................................................................26
4. Dokumentasi ..............................................................................27
E. Teknik Analisis Data ............................................................................28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Kecamatan Silimakuta ....................................... 30
B. Asal Mula Saligung ........................................................................... 31
C. Teknik Bermain Saligung .................................................................... 33
D. Bentuk Penyajian Saligung Pada Nyanyian Nasehat Orang Tua Kepada
Anaknya

Pada

Masyarakat

Simalungun………………………………35

E. Bentuk Nyanyian Nasehat Orang Tua Kepada Anaknya Pada
Masyarakat
Simalungun………………………………………………38
BAB V KESIMPULAN DAN HASIL ...............................................................47
A. Kesimpulan ..........................................................................................47
B. Saran ....................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................51

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan yang beraneka
ragam. Kekayaan akan budaya ini tumbuh karena banyaknya suku atau etnis yang
ada di bumi nusantara. Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar di
Indonesia ( dari sabang sampai merauke), memiliki budaya yang berbeda yang
menjadikan Indonesia kaya akan budaya.
Indonesia memiliki beraneka ragam bentuk kesenian yang lahir melalui
pemikiran-pemikiran dan kebiasaan-kebiasaan serta kondisi lingkungan dimana

suku bangsa itu berada. Hal ini yang merupakan mempengaruhi kesenian masingmasing sukunya. Kehadiran kesenian bukan hanya sebagai hiburan semata namun
juga sebagai ungkapan suatu kehidupan yang sangat erat dengan makna dan
simbol-simbol dari setiap suku ataupun cerminan dari setiap suku. kesenian
sebagai bagian dari kebudayaan harus mengandung keseluruhan pengertian nilai,
norma, ilmu pengetahuan serta seluruh struktur-struktur sosial, religius
ditambahkan segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
dari suatu masyarakat, sehingga masyarakat dari suku manapun mampu
menghasilkan kebudayaan sebagai hasil karya, rasa dan cipta yang dapat
mencerminkan identitas tata nilai budaya jamannya
diwariskan dari generasi ke generasi

1

untuk dilestarikan dan

Musik telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Setiap budaya di
dunia ini memiliki musik yang khusus diperdengarkan atau dimainkan
berdasarkan peristiwa-peristiwa bersejarah dalam hidup anggota masyarakat.
Musik ada yang dimainkan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran
seorang anak, ada juga musik yang khusus untuk mengiringi acara-acara ataupun

upacara-upacara tertentu seperti pernikahan dan kematian. Musik juga menjadi
pendukung utama untuk melengkapi dan menyempurnakan beragam bentuk
kesenian dalam berbagai budaya. Pada kelompok masyarakat tertentu, secara
tradisional musik berperan sebagai medium dalam pelaksanaan ritual tertentu baik
yang bersifat religi, adat istiadat, maupun sebagai hiburan.
Sumatera utara adalah propinsi yang memiliki beraneka ragam suku
bangsa seperti : Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Melayu, Nias,
Pakpak, Angkola. Masing- masing suku memiliki bermacam kebudayaan dan
tradisi yang berbeda pula baik di bidang muisk, tari, adat istiadat, bahasa dan
agama. Tiap suku memiliki adat istiadat serta perbedaan budaya yang masingmasing mengungkapkan ciri khas mereka, salah satunya adalah Simalungun. Suku
Simalungun merupakan bagian dari suku Batak diantara lima kelompok etnis
lainnya yakni: Toba,

Karo, Pakpak,

Angkola, Mandailing yang berada di

Sumatera Utara. Masing-masing suku tersebut memiliki warisan kebudayaan dari
generasi sebelumnya yang memiliki ciri khas yang berbeda, baik dibidang musik,
tari, adat istiadat, bahasa dan agama. Sama halnya seperti suku lainnya suku

Simalungun juga memiliki warisan kebudayaan dimana berkewajiban untuk
mempertahankan dan melestarikan kebudayaan leluhur tersebut, sehingga dapat

menjadi pedoman bagi setiap warganya .Masyarakat Simalungun memiliki dua
jenis musik yaitu musik instrumental dan nyanyian (vokal), adapun beberapa
instrument yang dimiliki suku Simalungun yaitu saligung, ole-ole, sordam, suling,
sarune buluh, sarune bolon, tulila, arbab, husapi, hodong-hodong, gonrang bolon,
garantung, ogung dan tengtung. Pada masyarakat Simalungun juga terdapat dua
buah ansambel musik disamping instrument-instrumen yang bersifat solo yaitu
ansambel yang paling besar yaitu gonrang sipitu-pitu dan yang paling kecil adalah
gonrang sidua-dua
Selain musik instrument, Simalungun juga memiliki nyanyian dimana
suku Simalungun menyebut nyanyian rakyat sebagai doding, nyanyian
Simalungun memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki inggou(cengkok). Orang
Simalungun menyebut nyanyian rakyat Simalungun adalah doding. Doding
artinya nyanyian. Mandoding artinya bernyanyi. Selain istilah doding ada juga
istilah ilah dan inggou untuk mengatakan nyanyian, namun penggunaannya hanya
dikenal secara khusus untuk suatu nyanyian yang dilagukan secara bersama-sama
maupun untuk menyatakan nama suatu nyanyian, misalnya ilah bolon berarti
suatu nyanyian yang dilagukan secara bersama-sama, inggou parlajang berarti
suatu nyanyian para perantau. Secara khusus inggou adalah suatu nyanyian yang
ditandai dengan irama dan melodi khas Simalungun.
Saligung merupakan salah satu alat musik tradisional Simalungun yang unik
dimana alat musik ini digolongkan pada alat musik aerofon,yaitu alat musik yang
menggunakan udara sebagai sarana untuk menghasilkan bunyi. Saligung adalah
suatu alat musik tiup yang tebuat dari bambu. Mempunyai lima lobang suara, satu

lobang hembusan dan lobang pembelah udara. Berbeda dengan alat tiup lainnya,
saligung ditiup oleh hidung, oleh karena itu bunyi yang dihasilkannya lembut.
Asal mula alat musik saligung adalah pada zaman dahulu kala ada seorang anak
laki-laki yang sedang memasak nasi ternak dengan menggunakan kayu bakar,
ketika api padam sianak meniup api dengan menggunakan bambu, dengan penuh
rasa penasaran sianak mencoba meniup bambu tersebut dengan menggunakan
hidung,ternyata mengeluarkan suara yang lembut. Itulah yang menjadi awal
dibuatnya alat musik Saligung. Adapun teknik memainkan alat musik saligung
adalah dengan menempatkan lobang tiupan saligung

tepat dibawah lubang

hidung, kemudian meniupkan udara melalui hidung sampai mendapat suara yang
lembut. Kemudian dilakukan dengan penjarian untuk mendapatkan nada-nada
yang diinginkan. Penyajian saligung pada nyanyian nasehat orang tua antara lain :
pertama-tama saligung dimainkan sebagai melodi awal oleh si bapak kemudian
permainan saligungnya berhenti dan dilanjutkan dengan nyanyian nasehat oleh si
bapak kemudian dijawab oleh sianak dengan berupa nyanyian, demikian
selanjutnya sampai selesai.
Saligung juga sering digunakan sebagai musik iringan dalam kegiatan
adat, namun seiring perkembangan zaman alat musik ini sudah mulai jarang
ditemukan. Dilihat dari teknik permainannya dengan meniup udara melalui
hidung, tidak banyak yang bisa memainkan alat musik saligung tersebut, tetapi
ada juga yang menggunakan alat musik saligung sebagai iringan nyanyian nasehat
orang tua kepada anaknya. seperti yang kita ketahui nasihat yang sering diberikan
orang tua kita hanya berupa kata-kata, tetapi dalam hal ini dimana nasihat yang

disampaikan orang tua kepada anaknya itu berupa nyanyian dan diiringi oleh alat
musik Saligung.Nyanyian nasehat adalah nyanyian rakyat yang liriknya
memberikan nasehat untuk kebaikan. Contoh nyanyian ini di Simalungun adalah
urma lo manuk, tihtolol, dan lain-lain. Adapun manfaat nyanyian nasehat adalah
untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak dalam hal berkomunikasi
serta mendidik anak untuk mewujudkan cita-cita yang diinginkan. Kendala yang
dihadapi dalam memainkan alat musik saligung yaitu: dilihat dari teknik
permainan dengan menggunakan hidung, teknik pernapasan yang benar untuk
mendapatkan suara yang lembut sehingga tidak semua orang bisa memainkan alat
musik saligung.
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti serta membuat suatu
tulisan ilmiah dengan judul “Saligung Sebagai Pengiring Nyanyian Nasehat
Orang Tua Kepada Anaknya pada Masyarakat Simalungun di Saribu Dolok
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, ada
beberapa permasalahan yang teridentifikasi berdasarkan topik yang akan diteliti.
Hal ini sejalan Dalam penelitian perlu diadakan identifikasi masalah. Hal ini
sejalan dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa : “Identifikasi
masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih

faktor (Seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang
menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan”.

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka
permasalahan penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana asal mula Saligung pada nyanyian nasihat orang tua
kepada anaknya pada masyarakat Simalungun?
2. Bagaimana teknik bermain Saligung pada nyanyian nasihat orang tua
kepada anaknya pada masyarakat Simalungun?
3. Bagaimana bentuk penyajian Saligung pada nyanyian nasehat orang
tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun?
4. Bagaimana bentuk nyanyian pada nyanyian nasihat orang tua kepada
anaknya pada masyarakat Simalungun?
5. Apa manfaat nyanyian nasihat orang tua kepada anaknya pada
masyarakat Simalungun?
6. Apakah kendala dalam bermain alat musik Saligung pada masyarakat
Simalungun?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah,keterbatasan waktu, dana, dan
kemampuan penulis, maka peneliti merasa perlu mengadakan pembatasan
masalah untuk mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi dalam

penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi
(2003:30) yang mengatakan bahwa :
”Dalam merumuskan ataupun membatasi permaslahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti.
Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan
permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan
yang jelas”.
Maka berdasarkan identifikasi masalah yang tellah diuraikan sebelumnya,
penulis membatasi masalah yang terbatas pada kajian yang mencakup :
1.

Bagaimana asal mula Saligung pada nyanyian nasihat orang tua
kepada anaknya pada masyarakat Simalungun?

2.

Bagaimana teknik bermain Saligung pada nyanyian nasihat orang tua
kepada anaknya pada masyarakat Simalungun?

3.

Bagaimana bentuk penyajian Saligung pada nyanyian nasehat orang
tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun?

4.

Bagaimana bentuk nyanyian pada nyanyian nasihat orang tua kepada
anaknya pada masyarakat Simalungun?

D. Perumusan Masalah
Menurut pendapat Burngin (2007:55) mengatakan bahwa “Permasalahan
yang diajukan hendaknya berbentuk kalimat dan diformulasikan dalam kalimat
yang jelas tetapi tidak bertele-tele. Rumusan masalah juga diajukan sejelas
mungkin agar variabel-variabel penelitian ataupun hubungan antara variabel itu
terlihat dengan mudah dan kemudian tidak menimbulkan interprestasi lain
terhadap rumusan sebagai berikut”.Perumusan masalah merupakan fokus sebuah

penelitian yang akan dikaji. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan
dengan baik. Oleh karena itu, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: Saligung sebagai pengiring pada nyanyian nasehat
orang tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun di Saribu Dolok
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas
maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak tau apa yang ingin dicapai dalam
kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Riduwan (2004:25) yang
mengatakan bahwa: “Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti
atas hasil penelitiannya dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang
hendak ditemukan yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.”
1.

Untuk mengetahui asal mula Saligung pada nyanyian nasihat orang
tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun

2.

Untuk mengetahui teknik bermain Saligung pada nyanyian nasihat
orang tua kepada anaknya masyarakat Simalungun

3.

Untuk mengetahui bentuk penyajian Saligung pada nyanyian nasehat
orang tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun

4.

Untuk mengetahui bentuk nyanyian pada nyanyian nasihat orang tua
kepada anaknya pada masyarakat Simalungun

F. Manfaat penelitian

Setiap penelitian pastilah hasilnya akan bermanfaat, karena penelitian akan
mendapat danmengetahui keberadaan budaya dan seni yang selama ini kurang di
ketahui banyak orang.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi setiap pembaca.
2. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan
wawasan mengenai peranan saligung sebagi pengiring pada nyanyian
nasihat orang tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun
3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki
topik yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Sebagai bahan refrensi bagi mahasiswa jurusan pendidikan seni musik
UNIMED

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan mengenai saligung sebagai pengiring nyanyian
nasehat orang tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun di Saribu Dolok
kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun dapat diambil kesimpulan :
1. Asal mula saligung sebagai pengiring nyanyian nasehat orang tua pada
masyarakat Simalungun adalah diawali dengan ketidak sengajaan
,dimana pada saat memasak nasi seorang anak menggunakan bambu
sebagai alat untuk meniup api hingga menyala, pada saat meniupkan
udara melalui bambu tersebut tanpa disengaja terdengar suara yang
lembut dari tiupan bambu dan dengan penasaran timbullah inspirasi untuk
mencoba meniupkan bambu tersebut dengan hidung dan ternyata
menghasilkan sebuah nada yang lembut. Sehingga timbullah keinginan si
anak untuk membuat sebuah alat musik yang ditiup dari hidung yaitu
Saligung, dimana saligung ini digunakan sebagai penghantar nyanyian
nasehat orang tua kepada anaknya pada masyarakat Simalungun.
2. Teknik bermain Saligung dilakukan dengan cara meletakkan saligung
tepat di bawah lobang hidung dengan lobang tiupan udara berada di
bawah lobang hidung. Kemudian menghembuskan udara tepat ke lobang
tiupan udara hingga menghasilkan bunyi yang lembut, kemudian
melakukan penjarian yang baik untuk menghasilkan sebuah nada yang
merdu.
47

3. Bentuk penyajian saligung sebagai pengiring nyanyian nasehat orang tua
kepada anaknya pada masyarakat Simalungun di Saribu Dolok kecamatan
Silimakuta kabupaten Simalungun yaitu dilakukan secara bergantian.
Saligung sebagai pembawa melodi awal, yang kemudian dilanjutkan
dengan nyanyian dari orang tua, kemudian dilanjutkan kembali dengan
permainan saligung, selanjutnya dijawab oleh si anak dengan nyanyian
juga demikian selanjutnya hingga selesai.
4. Bentuk nyanyian nasehat orang tua kepada anaknya pada masyarakat
Simalungun di Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun yaitu dilakukan seperti berpantun yang saling berbalasan
seperti sebuah pertanyaan dan jawaban tentang tujuan atau cita-cita antara
si anak dan orang tua sehingga terjalinlah suatu komunikasi yang menarik
antara orang tua dan anak.

B. SARAN
Untuk memperoleh data serta informasi yang akurat dalam penulisan skripsi
ini banyak saran yang penulis peroleh untuk dapat dijadikan sebagai motivasi
atau penyemangat dalam menyelesaikan tulisan ini. Adapun saran yang penulis
peroleh antara lain:
1. Menjaga kelestarian alat musik saligung karena

banyak masyarakat

Simalungun yang tidak mengenal alat musik saligung karena sudah hampir
punah keberadaannya.

2. Bapak camat Silimakuta Drs. Lamat Ludin Purba menyarankan kepada
Bupati Simalungun agar membuat sebuah sanggar untuk kesenian
Simalungun agar kesenian Simalungun tidak hilang.
3. Kepada para seniman Simalungun agar menjaga serta melestarikan
kebudayaan Simalungun serta menjaga alat- alat musik tradisional yang
hampir punah.
4. Agar mengangkat atau memperkenalkan kembali alat musik yang sudah
jarang dilihat oleh masyarakat Simalungun.