PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA.

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Oleh:
Basaria Sitohang
NIM. 408111030
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

iii


PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Basaria Sitohang (NIM : 408111030)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui bagaimana tingkat kemampuan
pemecahan masalah siswa kelas VII-B SMP Swasta Nasrani 5 Medan dengan
menerapkan pembelajaran matematika realistik, (2) Mengetahui bagaimana tingkat
kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
matematika realistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian yaitu kelas VII-B SMP Swasta Nasrani 5 Medan yang berjumlah 46 siswa.
Objek penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah matematika dengan penerapan pembelajaran matematika realistik. Penelitian
ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan
pemecahan masalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
matematika.
Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan tes kemampuan
pemecahan masalah yang berbentuk uraian yakni tes diagnostik sebanyak 4 soal, tes
kemampuan pemecahan masalah I sebanyak 8 soal dan tes kemampuan pemecahan

masalah II sebanyak 8 soal. Dari hasil uji intrument untuk tes siklus I diperoleh 8 soal
yang valid dari 10 soal dengan reliabilitas 0,653, dan tes siklus II diperoleh 8 soal
yang valid dari 10 soal dengan reliabilitas 0,694.
Berdasarkan hasil tes diagnostik diketahui tingkat kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa sangat rendah dengan nilai rata-rata kelas 4,35. Setelah
pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa adalah rendah dengan nilai rata-rata kelas 36,96 dengan 17 siswa
atau 62,09% dari keseluruhan siswa telah masuk kategori minimal sedang.
Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa adalah sedang dengan nilai rata-rata kelas
84,78 dimana jumlah siswa yang telah masuk kategori minimal sedang sebanyak 39
orang atau 78,39 % dari seluruh siswa.
Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah terdapat 80% siswa
yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah kategori sedang. Berdasarkan
hasil observasi pada setiap pertemuan, diperoleh nilai rata-rata pada kegiatan awal
3,25, kegiatan inti 3,05 dan kegiatan akhir 3,5 pengelolaan pembelajaran yang
dilaksanakan guru termasuk kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa kelas VII-B SMP Swasta Nasrani 5 Medan sehingga pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran matematika realistik ini dapat dijadikan salah satu

alternatif pembelajaran.

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii

iv
vi
ix
xi
xii
xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Definisi operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1 Hakikat Matematika
2.1.2 Pengertian Belajar

2.1.3 Pembelajaran Matematika
2.1.4 Kesulitan Belajar Matematika
2.1.5 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik (RME)
2.1.5.2 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik dalam
Pembelajaran Matematika
2.1.5.3 Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik
2.1.5.4 Teori-Teori yang Melandasi Pembelajaran Matematika Realistik
2.1.5.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Realistik
2.1.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Pembelajaran Realistik
2.1.6 Masalah Matematika

1
5
5
5
6
6
7


8
8
8
9
11
12
12
15
16
18
24
25
27

vii

2.1.7 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
28
2.1.8 Keterampilan Guru Mengelola Pembelajaran
36

2.1.9 Materi Bilangan Pecahan
38
2.1.9.1 Pecahan dan Lambangnya
38
2.1.9.2 Operasi Hitung Bilangan Pecahan
42
2.1.9.3 Model Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Realistik
45
2.2
Kajian Penelitian yang Relevan
47
2.3
Kerangka Berpikir
47
2.4
Hipotesis Tindakan
49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3
Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
3.3.2 Objek Penelitian
3.4
Prosedur dan Rancangan Penelitian
3.4.1 Siklus I
3.4.2 Siklus II
3.5
Intrument dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
3.5.2 Observasi
3.5.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Guru
3.6
Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah
3.6.2 Paparan Data

3.6.3 Simpulan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1 Hasil Analisi Instrument Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I
4.1.1.2 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika I
4.1.1.3 Observasi I
4.1.1.4 Refleksi I

50
50
50
50
50
50
51
56
61

61
64
64
66
66
68
68

69
69
69
70
74
76

viii

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II
4.1.2.1 Hasil Analisi Instrument Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II

4.1.2.2 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika II
4.1.2.3 Observasi II
4.1.1.4 Refleksi I
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Pembahasan dan Hasil Penelitian

85
86
86
90
92
94
95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran

100
100

DAFTAR PUSTAKA

102

xi

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
72
Grafik 2. Dekripsi Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah
pada Siklus I
74
Grafik 3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
89
Grafik 4. Dekripsi Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah
pada Siklus II
90
Grafik 5. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I dan Siklus II
93
Grafik 6. Deskripsi Tes Diagnostik, Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus I dan Siklus II
96

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan pada semua aspek kehidupan.
Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang dipelajari siswa di
jenjang pendidikan formal mulai dari SD sampai SMA. Bahkan hingga jenjang
Perguruan Tinggi tidak terlepas dari matematika. Melalui pembelajaran
matematika, siswa dilatih untuk berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki
kepribadian baik, dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

Pembelajaran

matematika

juga

berfungsi

mengembangkan

kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan bahasa melalui model matematika
yang berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, dan tabel.
Menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut Sihombing (dalam
Sibarani 2011:1) adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
Untuk itu, guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah sehingga siswa dapat memecahkan masalah matematika secara
terstruktur, sistematis dan logis.

2

Selanjutnya Nasution (2006:117) menyatakan,
Pemecahan masalah bukan perbuatan yang sederhana, akan tetapi lebih
kompleks daripada yang diduga. Pemecahan masalah memerlukan
keterampilan berpikir yang banyak ragamnya termasuk mengamati,
melaporkan, mendeskripsi, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan,
mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat generalisasi
berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah.
Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui
melalui soal-soal yang berbentuk soal cerita karena kita dapat melihat langkahlangkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
sehingga pemahaman siswa dalam pemecahan masalah matematika dapat terukur.
Berdasarkan buku-buku penunjang pelajaran matematika yang mengacu pada
kurikulum, banyak dijumpai soal-soal yang berbentuk soal cerita, bahkan hampir
pada setiap materi pokok.
Abdurrahman (2003:257-258) mengatakan,
Dalam menyelesaikan soal-soal cerita, banyak anak yang mengalami
kesulitan. Kesulitan tersebut tampaknya terkait dengan pengajaran yang
menuntut anak membuat kalimat matematika tanpa terlebih dahulu
memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh.
Kenyataan serupa juga ditemui di SMP Swasta Nasrani 5 Medan.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika kelas VII SMP
Swasta Nasrani 5 Medan, Maruli Tambunan mengatakan,
Ada beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam memecahkan soal
cerita. Siswa kurang bisa menangkap dan mengolah informasi yang baru
diperoleh dari soal cerita. Akibatnya, siswa kurang mampu menentukan
apa yang diketahui dan diminta dari soal dan susah memisalkan unsur
dengan suatu variabel. Akibatnya, siswa tidak bisa menuliskan model
matematikanya. Selain itu, ada juga siswa yang tidak bisa menentukan
rencana penyelesaiannya, yaitu menentukan metode atau rumus yang akan
dipakai.
Hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik kepada 46 siswa
kelas VII-B SMP Swasta Nasrani 5 Medan menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa masih rendah seperti yang ditunjukkan
pada tabel 1.1.

3

Tabel 1.1 : Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes
Diagnostik Kelas VII SMP Swasta Nasrani 5 Medan
Tingkat
Penguasaan
80≤X≤100
60≤X