PENGARUH KOMPOS KOTORAN SAPI DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL POLONG MUDA KEDELAI EDAMAME (Glycine max (L) Merill) DI LAHAN KERING.

(1)

TESIS

PENGARUH KOMPOS KOTORAN SAPI DAN MULSA

JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

HASIL POLONG MUDA KEDELAI EDAMAME

(Glycine max (L) Merill) DI LAHAN KERING

NI KETUT SUDARMINI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015


(2)

PENGARUH KOMPOS KOTORAN SAPI DAN MULSA JERAMI

PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL POLONG

MUDA KEDELAI EDAMAME (Glycine max (L) Merill) DI

LAHAN KERING

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Agroteknologi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI KETUT SUDARMII NIM: 1390961003

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL : 18 DESEMBER 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Ni Luh Kartini, MS. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS. NIP.19620421 198803 2 001 NIP. 19580824 198403 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Agroteknologi Program Pascasarjana Universitas Udayana

Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana

Dr. Ir. Gede Wijana, MS. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19610707 198603 1 001 NIP. 19590215 198510 2 001


(4)

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 22 Desember 2015

Panitia Penguji Tesis, berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. : 0394 UN 14.4/ HK/2015, tanggal, 21 Desember 2015

Ketua : Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S. Anggota

1 : Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S. 2 : Dr. Ir. I Gede Wijana, M.S.

3 : Prof. Dr. Ir. I Made Sudana, M.S. 4 : Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, M.S.


(5)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : NI Ketut Sudarmini

NIM : 1390961003

Program Studi : Magister Agroteknologi

Judul Tesis : Pengaruh Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Polong Muda Kedelai Edamame (Glycine max (L) Merill) di Lahan Kering

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 22 Desember 2015 Yang membuat pernyataan


(6)

RIWAYAT HIDUP

Ni Ketut Sudarmini lahir di Mataram pada tanggal 16 Mei 1968, merupakan anak ke empat dari pasangan hasil pernikahan I Wayan Mena (almarhum) dengan Ni Wayan Wisma (almarhum). pada tahun ajaran 1975-1981 Pendidikan diawali dengan sekolah Dasar (SD) Negeri No. 7 Cakranegara di NTB, tahun ajaran 1981-1984, melanjutkan Pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri No.2 Cakranegara, tahun ajaran 1984-1987 melanjutkan lagi Sekolah Menengah Atas (SMA) Saraswati Mataram. Pada tahun 1988 mulai bekerja sebagai tenaga honorer administrasi di kantor pertanian di Mataram, pada tahun 1994 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), pada tahun 1997 saya menikah dengan Drh. I Ketut Subrata yang berdomisili di Denpasar, Tahun 1998 saya memiliki seorang anak yang bernama I Putu Mahendra Putra Gautama. Yang kemudian saya pindah ke BPTP Bali Pada Tahun 2001 sampai sekarang. Setelah itu pada tahun ajaran 2007-2011 saya kembali melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Udayana Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Pada akhirnya berlanjut ke pendidikan program studi pascasarjana Program Studi Magister Agroteknologi Universitas Udayana pada tahun ajaran 2013-2015. Saya pada tahun 2013 mulai beralih tugas mengemban jabatan fungsional penyuluh muda di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menghaturkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister di Program Studi Magister Agroteknplogi, Program Pascasarjana, Universitas Udayana., karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Tesisi ini yang berjudul :Pengaruh Pupuk Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami padi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Edamame (Glycine max (L) Merill) di Lahan kering

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S. sebagai Ketua Program Studi Pertanian Lahan Kering, sekaligus sebagai pembimbing I serta Bapak Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S. selaku pembimbing II dengan penuh bijaksana telah memberikan bimbingan, bantuan, saran, semangat dan dorongan yang terus menerus dari penulisan usulan penelitian, pelaksanaan percobaan sampai penyelesaian penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika,SP.PD.KEMD. Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) dan Pengelola Program Studi Magister Agroteknologi beserta seluruh staf pengajar maupun administrasi yang telah memberikan fasilitas dan bimbingan selama menempuh pendidikan di Program Magister ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ir. A.A.N.B. Kamandalu, M.Si. sebagai Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali yang telah memberikan ijin, kesempatan untuk mengikuti pendidikan Program Magister. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada suami tercinta (Drh.I Ketut Subrata) dan putra tersayang semata wayang (I Putu Mahendra Putra Gautama),


(8)

serta kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungannya baik secara moril maupun materil.

Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua dan memberikan jalan bagi kita untuk senantiasa berbagi ilmu dan mengalaman kepada orang lain merupakan guru yang terbaik”. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini besar harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi masyarakat ilmiah pada umumnya, dan pertanian organik dalam pemanfaatan Jerami, limbah ternak sapi dan biourin sapi pada tanaman kedelai pada khususnya.

Denpasar, 22 Desember 2015 Penulis


(9)

DAFTAR ISI Halama n

SAMPUL DALAM ………... i

PRASYARATAN GELAR ..………... ii

LEMBAR PENGESAHAN ………... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ………... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT………... v

RIWAYAT HIDUP ………... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vii

ABSTRAK ………... ix

ABSTRACT ……….. x

RINGKASAN ………... Xi DAFTAR ISI ………... Xii TABEL ………... Xvi GAMBAR ………... xvii

LAMPIRAN………... xviii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 4

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 4


(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 6

2.1 Lahan Kering ………... 6

2.2 Karakteristik Lahan Penelitian ………. 6

2.3 Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) ………. 7

2.3.1 Sejarah Kacang Kedelai Edamame... ... 9

2.3.2 Morfologi Tanaman Kedelai Edamame ... 10

2.3.3 Syarat Tumbuh ………. 12

2.3.4 Teknik Budidaya ……….. 12

2.3.5 Hama dan Penyakit ……….. 14

2.3.6 Panen ………... 15

2.4 Pupuk Organik Kompos Kotoran Sapi ……… 15

2.5 Mulsa Jerami Bagi Tanaman …………... 19

2.6 Kelayakan Teknologi Usahatani Kedelai Edamame ……… 25

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………... 27 3.1 Kerangka berpikir ……… 27

3.2 Kerangka Konsep ……… 29

3.3 Hipotesis Penelitian ………. 32

BAB IV METODE PENELITIAN ……….. 33


(11)

4.2 Lokasi dan Waktu Percobaan ………... 33

4.3 Bahan dan Alat ………... 34

4.4 Pelaksanaan Percobaan ………. 35

4.4.1 Persiapan Lahan ………... 35

4.4.2 Penanaman ………... 35

4.4.3 Pemupukan ………... 37

4.4.4 Pengairan ……….. 37

4.4.5 Penyulaman ……….. 38

4.4.6 Pengendalian Gulma ………... 38

4.4.7 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT).. 38

4.4.8 Panen ………... 39

4.5 Pengamatan ………... 39

4.6 Analisis Data ………... 42

BAB V HASIL PENELITIAN ……….. 44

5.1 Tinggi Tanaman……… 47

5.2 Jumlah Daun ……… 48

5.3 Bobot Segar Berangkasan Per Tanaman Umur 75 hst... 48

5.4 Bobot Kering Oven Brangkasan Per Tan. Umur 75 hst.. 49

5.5 Jumlah Polong Bernas Per Tanaman ... 50 5.6

5.7

Jumlah Polong Segar Per tanaman ……….. Bobot Polong Segar Per Tanaman ………

51 51


(12)

5.8 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13 5.14 5.15 5.16 5.17 5.18 5.19 5.20

Jumlah Biji Segar Per Tanaman ……… Bobot Biji Segar Per Tanaman ………. Bobot 100 Biji Segar Per Tanaman ……… Bobot Kering Biji Oven Per Tanaman ……… Hasil Panen Polong Muda Per Petak Tanaman ……….. Hasil Panen Polong Muda Per Hektar Tanaman ……… Berat Volume Tanah Sesudah Panen ……… Kadar Air Tanah Sesudah Panen ……….. Total Ruang Pori Tanah Sesudah Panen ………...

N Total Tanah Sesudah Panen ………..

C- organik Tanah Sesudah Panen ………

pH Tanah Sesudah Panen ……….. Kelayakan Teknologi Usahatani Kedelai Edamame …….

52 53 53 55 55 56 57 58 59 60 60 61 62

BAB VI PEMBAHASAN ………... 65

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ……….. 78

7.1 Simpulan ……….. 78

7.2 Saran ………. 79

DAFTAR PUSTAKA ………... 81


(13)

No.

5

DAFTAR TABEL

Teks

Ringkasan Signifikansi Pengaruh Pupuk Kompos Kotoran Sapi(K) dan Mulsa Jerami Padi (M) dan Interaksinya terhadap Variabel yang diamati ……….

Halaman

45 5.1 Pengaruh Tunggal Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi

terhadap Tinggi Tanaman Umur 60 dan 75 hst…...

47 5.2 Pengaruh Tunggal Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi

terhadap Jumlah Daun Per Tanaman Umur 60 dan 75 hst serta Bobot Segar Brangkasan Per Tanaman Umur 75 hst. ……

49 5.3 Pengaruh Tunggal Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi

terhadap Berat Kering Oven Brangkasan Per Tanaman Umur 75 hst dan Jumlah Polong Bernas Per Tanaman ………...

50 5.4 Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Jerami

terhadap Jumlah Polong Segar Per Tanaman …………...

51 5.5 Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi

terhadap Bobot Polong Segar Per Tanaman ………

52 5.6 Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi

terhadap Jumlah Biji Segar Per Tanaman ………


(14)

5.7 Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Bobot Biji Segar Per Tanaman ……….

54 5.8 Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi

terhadap Bobot 100 Biji Segar Per Tanaman …..………...

54 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13 5.14 5.15 5.16 5.17

Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Bobot Kering Biji Oven Per Tanaman …..…………... Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Hasil Panen Polong Muda Per Petak Tanaman …..… Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Hasil Panen Polong Muda Per Hektar Tanaman…..…

Pengaruh Tunggal Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Berat Volume Tanah Sesudah Panen ……..……..

Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Kadar Air Tanah Sesudah Panen……..………. Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Total Ruang Pori Tanah Sesudah Panen..……….. Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Kadar N Total Tanah Sesudah Panen..……….. Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Ketebalan Mulsa Jerami terhadap C-Organik Tanah Sesudah Panen..…………..

Pengaruh Intraksi Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap pH Tanah Sesudah Panen..………. Biaya Usahatani pada Penelitian Pengaruh Kompos Kotoran Sapi dan Mulsa Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Edamame

55 56 57 58 59 59 60 61 61


(15)

5.18 5.19

Di Lahan Kering ………

Perhitungan Pendapatan dan Rasio Penerimaan Terhadap Biaya (R/C) Usahatani ………...

62 63


(16)

GAMBAR

No. Teks Halaman

3.2 Kerangka Konsep Penelitian 31

4.1 Denah Tata Letak Percobaan di Lapangan 34

4.2 6.1 6.2

Tata Letak Tanaman Dalam Petak Percobaan Hasil Panen Polong Muda Per Petak

Hasil Panen Polong Muda Per Hektar

36 67 67


(17)

LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Kriteria penilaian sifat kimia tanah ……….. 85

2. Hasil analisis tanah sebelum tanam ……... 86

3. Hasil analisis tanah sesudah panen ……… 87

4. Diskripsi kedelai edamame varietas SPM1 (Ship Protection Mitratani) ……….. 88 5. Tinggi tanaman umur 15,30,45,60 dan 75hst …………... 89

6. Bobot segar brangkasan per tanaman umur 75 hst. ………. 90

7. Bobot kering oven brangkasan per tanaman umur 75 hst. … 91 8. Bobot 100 biji segar. ……….. 91

9. Bobot kering biji oven………. 91

10. Hasil panen polong muda per petak. ………. 92

11. Jumlah polong bernas per tanaman ……… 92

12. jumlah polong segar per tanaman ……….. 92

13. Bobot polong segar per tanaman ……….. 93

14. Jumlah daun umur 15,30, 45, 60, 75 hst ……… 93

15. Kadar N-total sebelum tanam. ………... 95


(18)

17. Berat volume tanah sebelum tanaman…... 95

18. Berat volume tanah sesudah panen. ………... 96

19. Jumlah biji segar per tanaman ……… 96

20. Bobot biji segar per tanaman ………. 96

21. Kadar air tanah sesudah panen ………... 97

22. N-total sesudah panen. ………... 97

23. C-organik tanah sesudah panen. ………. 97

24. pH tanah sesudah panen ………. 98 25.

26.

Total ruang pori tanah sesudah panen …... Hasil panen polong muda per hektar. ……….

98 98 27. Rata-rata curah hujan (mm) 5 tahun terakhir 2011-2015,

Denpasar selatan ………

99

28. Rata-rata hari hujan (mm) 5 tahun terakhir 2011-2015,

Denpasar selatan ………


(19)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPOS KOTORAN SAPI DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL POLONG MUDA KEDELAI EDAMAME (Glycine max

(L) Merill)DI LAHAN KERING

Kedelai adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang disukai masyarakat Indonesia sebagai sumber protein nabati, hasil produksi kedelai di Indonesia rata-rata masih rendah yaitu antara 0,7-1,5 t.ha-1. Dengan budidaya yang intensif kedelai edamame sangat potensial untuk dikembangkan, karena mengandung sembilan jenis asam amino esensial dan memiliki rata-rata produksi 3,5 t.ha-1 dibanding kedelai lainnya yang hanya sekitar 2 t.ha-1.

Rendahnya bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat kesuburan tanah. Penggunaan kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi dapat meningkatkan serapan hara pada tanaman kedelai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2015 di Denpasar selatan. Data dianalisis dengan sidik ragam (Annova) dan uji BNT pada taraf 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi pada taraf 5 t.ha-1 memberikan intraksi nyata terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman. Memberikan hasil panen polong muda per petak 21,67 kg dan hasil per hektar yaitu 10,83 ton. Pada faktor tunggal kompos kotoran sapi 5 t.ha-1 memiliki hasil panen polong muda per petak 19,63 kg dan hasil per hektar 9,82 ton. Sedangkan pada faktor tunggal mulsa jerami padi taraf 5 t.ha-1 memiliki hasil panen polong muda per petak 15,87 kg dan per hektar 7,93 ton. Potensi hasil yang tinggi antara kedua faktor dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia di tanah. Karena kondisi kapasitas lapang proses dekomposisi kompos kotoran sapi berlangsung lebih cepat, sehingga unsur hara yang dilepaskannya cepat tersedia bagi tanaman.

Secara ekonomis berdasarkan hasil analisis R/C rasio maka usahatani kedelai edamame layak dan menguntungkan untuk diusahakan, yakni nilai R/C atas biaya tunai maupun R/C atas biaya total masing-masing 1,63 dan 1,54. Artinya nilai lebih dari satu. Secara umum pemberian kompos kotoran sapi dan pemberian mulsa jerami padi dengan taraf 5 t.ha-1, mampu memberikan hasil yang optimal, sehingga dapat di anjurkan sebagai rekomendasi kepada petani untuk diusahakan.


(20)

ABSTRACT

EFFECT OF COW MANURE COMPOST AND PADDY STRAW MULCH ON THE GROWTH AND RESULTS OF YOUNG PODS EDAMAME SOYBEAN (Glycine max (L)

Merrill) IN DRY LAND

Soybeans is one of the crops commodity, which is highly appreciated by the Indonesian public as a source of vegetable protein. The production of soybean in Indonesia currenly still low around 0,7 – 1,5 t.ha-1. By intensive cultivation Edamame soybean would be very potensial to develoved because its contain nine type of essential amino accid and average production 3,5 t.ha-1 compared the other soybeans just about 2 t.ha-1.

The low organic matter in soil is one of the factors causing low levels of soil fertility. The use of composted cow manure and paddy straw mulch can increase nutrient uptake in soybean plants. The aim of this study was to determine the effect of cow compost and paddy straw mulch on growth of edamame soybeans on dry land. This experiment used randomized block design (RAK) factorial. The research was conducted from March to June 2015 in the south part of Denpasar. Data were analyzed by analysis of variance (ANOVA) and LSD at 5% level.

Final results of the study showed that application of cow compost and paddy straw mulch at 5 t.ha-1 provide real interaction of the components of growth and yield. Production of young pods yield 21.67 kg per plot and yield per hectare are 10.83 tons. In the single factor compost 5 t.ha-1 produce a young pods yield are 19.63 kg per plot and per hectare are 9.82 tons which the single factor of paddy straw mulch level 5 t.ha-1 has a crop of young pods per plot are 15.87 kg, and per hectare the highest are 7.93 tons. High yield potential between the two factors is influenced by the nutrients available in the soil. Due to the condition of field capacity compost decomposition process will be faster, its mean the rapid release of nutrients for plants also quicker.

Based on the analysis of R / C ratio economically edamame soybean farming suitable and profitable to cultivate, in this case the value of R / C at the expenses of cash and R / C on the total respectively 1.63 and 1.54. That is more than one . In general the additional cow compost and paddy straw mulching at level 5 t.ha-1 in used, able to provide optimal results, so that it can be applay as a recommendation to farmers for cultivated.


(21)

RINGKASAN

PENGARUH KOMPOS KOTORAN SAPI DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL POLONG MUDA KEDELAI EDAMAME (Glycine max

(L) Merill)DI LAHAN KERING

Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang disukai masyarakat di Indonesia sebagai sumber protein nabati. Menurut Suprapto (2002) biji kedelai mengandung zat yang berguna dan senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Hasil kedelai di Indonesia rata-rata masih rendah yaitu antara 0,7 – 1,5 t ha-1 dengan budidaya yang intensif hasilnya dapat mencapai 3 – 3,5 t ha-1. Budidaya kedelai edamame mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan (Sumarno, 1983). Budidaya edamame memiliki peluang pasar cukup besar baik ekspor maupun lokal.

Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai, di antaranya dengan pemupukan. Dwijoseputro (1988) menyatakan bahwa pemupukan perlu dilakukan untuk menambah unsur hara ke dalam tanah, dan pemberian mulsa merupakan salah satu komponen penting dalam usaha meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman (Lakitan, 1995).

Pemberian mulsa jerami di permukaan tanah dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah (Dariah, 2007). Penambahan mulsa jerami juga dapat memperbaiki agregasi tanah sehingga meningkatkan pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan akar tanaman (Putra 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil polong muda kedelai edamame di lahan kering.


(22)

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, dua faktor empat perlakuan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian kebun percobaan Kodya Denpasar Selatan dilaksanakan bulan Maret sampai bulan Juni 2015. Data dianalisis dengan sidik ragam (Annova) dan uji BNT pada taraf 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi pada taraf 5 t ha-1 memiliki intraksi nyata terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman. Menghasilkan panen polong muda per petak 21,67 kg dan hasil per hektar yaitu 10,83 ton. Pada faktor tunggal kompos kotoran sapi 5 t ha-1 memiliki hasil panen polong muda per petak 19,63 kg dan hasil per hektar 9,82 ton, sedangkan pada faktor mulsa jerami padi taraf 5 t ha-1 memiliki hasil panen polong muda per petak 15,87 kg dan per hektar 7,93 ton. Potensi hasil yang tinggi dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia di tanah. Kondisi kapasitas lapang proses dekomposisi pupuk kompos berlangsung lebih cepat, sehingga unsur hara yang dilepaskannya cepat tersedia bagi tanaman.

Secara ekonomis budidaya kedelai edamame organik yang ditanam pada lahan seluas 10 are mendapatkan hasil produksi 789.8 kg dengan harga jual Rp 10.000/kg sehingga didapatkan penerimaan total Rp. 7.898.000. Biaya tunai yang dikeluarkan Rp. 4.825.000, biaya diperhitungkan (sewa lahan) sebesar Rp. 3.000.000, sehingga total biaya menjadi Rp. 5.125.000, Sedangkan pendapatan atas biaya tunai sebesar 3.073.000. Pendapatan atas biaya total sebesar 2.773.000. maka hasil analisis nilai R/C atas biaya tunai maupun R/C atas biaya total masing-masing 1,63 dan 1,54, artinya usahatani kedelai edamame layak dan menguntungkan untuk diusahakan, karena nilai R/C atas biaya tunai maupun R/C atas biaya total lebih dari satu.


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat potensial sebagai sumber protein nabati. Kedelai banyak digemari oleh masyarakat sebagai bahan pangan yang dapat dikonsumsi baik dalam bentuk olahan (tahu, tempe, susu, kecap) atau segar (cukup direbus), juga sebagai pakan ternak dan bahan baku industri (Suprapto, 1997).

Menurut Suprapto (2002) kedelai merupakan satu-satunya sayuran yang mengandung sembilan jenis asam amino esensial, biji kedelai mengandung zat yang berguna dan senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk kelangsungan hidupnya, terutama kandungan protein (35%), karbohidrat (35%), dan lemak (15%), air (13%). Pada varietas unggul kandungan proteinnya bisa mencapai 41%-50%. Kandungan protein pada kedelai relatif lebih tinggi dibandingkan bahan penghasil protein lainnya.

Hasil kedelai di Indonesia rata-rata masih rendah yaitu antara 0,7 – 1,5 t ha-1 dengan budidaya yang intensif hasilnya dapat mencapai 3 – 3,5 t ha-1. Pengembangan tanaman kedelai edamame pada suatu daerah dengan cara intensif dapat meningkatkan hasil per hektar serta mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan (Sumarno, 1983).

Peluang pasar kedelai edamame sesungguhnya cukup besar, baik untuk ekspor maupun lokal, bahkan, kedelai jenis ini berpotensi mengurangi volume impor bahan baku pakan ternak maupun industri makanan di Tanah Air, asalkan panennya dilakukan lebih lama lagi, hanya hingga saat ini masih sedikit yang melakukan budidaya ataupun penelitian kedelai edamame khususnya di Bali. Masalah yang dihadapi oleh petani yang melakukan budidaya kedelai


(24)

edamame adalah masih sulit mendapatkan benih kedelai edamame yang dibutuhkan oleh petani, diharapkan perlu kerjasama pemerintah dan instansi terkait dalam memberdayakan ketersediaan benih kedelai edamame kepada petani dalam upaya meningkatkan swasembada pangan nasional.

Salah satu cara dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai, adalah dengan pemupukan. Dwijoseputro (1988) menyatakan bahwa pemupukan perlu dilakukan untuk menambah unsur hara ke dalam tanah, karena sesungguhnya tanah mempunyai keterbatasan dalam menyediakan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, di antaranya adalah penggunaan pupuk organik.

Pupuk organik, pemberian mulsa merupakan salah satu komponen penting dalam usaha meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah atau lahan pertanian dengan maksud dan tujuan tertentu yang prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan mulsa dapat memberikan keuntungan antara lain menghemat penggunaan air dengan mengurangi laju evaporasi dari permukaan lahan, memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan akar dan mikro organisme tanah, memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan maupun aliran permukaan dan menghambat laju pertumbuhan gulma (Lakitan, 1995).

Penelitian Vitria (2008) menyatakan bahwa perlakuan kompos kotoran sapi dosis 3 t ha-1 berpengaruh nyata pada hampir semua peubah, meningkatkan jumlah polong isi, bobot basah dan kering, polong isi dan bobot basah, berturut-turut sebesar 42,5; 57,6; 48,8; 42,5 , dan 47,4% . Bobot kering brangkasan, biji dan kulit polong dari polong isi per tanaman meningkat, berturut-turut sebesar 45,7; 48,6, dan 46,6%. Jumlah tanaman tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar


(25)

342,9. Adimihardja et al. (2000) mengemukakan pemberian kompos kotoran sapi pada takaran 5 t h-1 nyata meningkatkan hasil kedelai dan kadar C-organik tanah.

Hasil penelitian Suhartina dan Adisarwanto (1996) melaporkan bahwa penggunaan jerami padi sebagai mulsa yang dihamparkan merata di atas permukaan tanah sebanyak 5 t ha-1 dapat menekan pertumbuhan gulma 37-61% dibandingkan dengan tanpa mulsa. Penggunaan mulsa dan pemberian kompos kotoran sapi memberikan pengaruh interaksi yang saling memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat pemulsaan tersebut akan bergantung pada dosis mulsa yang digunakan, sehingga diperlukannya dosis mulsa yang tepat. Pemberian mulsa jerami di permukaan tanah dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah (Dariah, 2007). Penambahan mulsa jerami juga dapat memperbaiki agregasi tanah sehingga meningkatkan pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan akar tanaman. Luas permukaan partikel tanah menjadi bertambah yang berakibat meningkatnya jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman (Putra 2009). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami yang tepat untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame.

1.2 Perumusan Masalah

1. Berapa pemakaian dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

2. Apakah terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.


(26)

3. Apakah terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

4. Apakah secara ekonomi budidaya kedelai edamame dapat memberikan keuntungan dari segi usahatani.

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berapa dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering

2. Untuk mengetahui terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

3. Untuk mengetahui terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering. 4. Untuk mengetahui secara ekonomi budidaya kedelai edamame menguntungkan dari segi

usahatani.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan, khususnya berapa dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering


(27)

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

3. Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

4. Hasil penelitian dapat memberikan informasi secara ekonomi, budidaya kedelai edamame menguntungkan dari segi usahatani (R/C Ratio)


(28)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat potensial sebagai sumber protein nabati. Kedelai banyak digemari oleh masyarakat sebagai bahan pangan yang dapat dikonsumsi baik dalam bentuk olahan (tahu, tempe, susu, kecap) atau segar (cukup direbus), juga sebagai pakan ternak dan bahan baku industri (Suprapto, 1997).

Menurut Suprapto (2002) kedelai merupakan satu-satunya sayuran yang mengandung sembilan jenis asam amino esensial, biji kedelai mengandung zat yang berguna dan senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk kelangsungan hidupnya, terutama kandungan protein (35%), karbohidrat (35%), dan lemak (15%), air (13%). Pada varietas unggul kandungan proteinnya bisa mencapai 41%-50%. Kandungan protein pada kedelai relatif lebih tinggi dibandingkan bahan penghasil protein lainnya.

Hasil kedelai di Indonesia rata-rata masih rendah yaitu antara 0,7 – 1,5 t ha-1 dengan budidaya yang intensif hasilnya dapat mencapai 3 – 3,5 t ha-1. Pengembangan tanaman kedelai edamame pada suatu daerah dengan cara intensif dapat meningkatkan hasil per hektar serta mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan (Sumarno, 1983).

Peluang pasar kedelai edamame sesungguhnya cukup besar, baik untuk ekspor maupun lokal, bahkan, kedelai jenis ini berpotensi mengurangi volume impor bahan baku pakan ternak maupun industri makanan di Tanah Air, asalkan panennya dilakukan lebih lama lagi, hanya hingga saat ini masih sedikit yang melakukan budidaya ataupun penelitian kedelai edamame khususnya di Bali. Masalah yang dihadapi oleh petani yang melakukan budidaya kedelai


(29)

edamame adalah masih sulit mendapatkan benih kedelai edamame yang dibutuhkan oleh petani, diharapkan perlu kerjasama pemerintah dan instansi terkait dalam memberdayakan ketersediaan benih kedelai edamame kepada petani dalam upaya meningkatkan swasembada pangan nasional.

Salah satu cara dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai, adalah dengan pemupukan. Dwijoseputro (1988) menyatakan bahwa pemupukan perlu dilakukan untuk menambah unsur hara ke dalam tanah, karena sesungguhnya tanah mempunyai keterbatasan dalam menyediakan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, di antaranya adalah penggunaan pupuk organik.

Pupuk organik, pemberian mulsa merupakan salah satu komponen penting dalam usaha meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah atau lahan pertanian dengan maksud dan tujuan tertentu yang prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan mulsa dapat memberikan keuntungan antara lain menghemat penggunaan air dengan mengurangi laju evaporasi dari permukaan lahan, memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan akar dan mikro organisme tanah, memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan maupun aliran permukaan dan menghambat laju pertumbuhan gulma (Lakitan, 1995).

Penelitian Vitria (2008) menyatakan bahwa perlakuan kompos kotoran sapi dosis 3 t ha-1 berpengaruh nyata pada hampir semua peubah, meningkatkan jumlah polong isi, bobot basah dan kering, polong isi dan bobot basah, berturut-turut sebesar 42,5; 57,6; 48,8; 42,5 , dan 47,4% . Bobot kering brangkasan, biji dan kulit polong dari polong isi per tanaman meningkat, berturut-turut sebesar 45,7; 48,6, dan 46,6%. Jumlah tanaman tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar


(30)

342,9. Adimihardja et al. (2000) mengemukakan pemberian kompos kotoran sapi pada takaran 5 t h-1 nyata meningkatkan hasil kedelai dan kadar C-organik tanah.

Hasil penelitian Suhartina dan Adisarwanto (1996) melaporkan bahwa penggunaan jerami padi sebagai mulsa yang dihamparkan merata di atas permukaan tanah sebanyak 5 t ha-1 dapat menekan pertumbuhan gulma 37-61% dibandingkan dengan tanpa mulsa. Penggunaan mulsa dan pemberian kompos kotoran sapi memberikan pengaruh interaksi yang saling memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat pemulsaan tersebut akan bergantung pada dosis mulsa yang digunakan, sehingga diperlukannya dosis mulsa yang tepat. Pemberian mulsa jerami di permukaan tanah dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah (Dariah, 2007). Penambahan mulsa jerami juga dapat memperbaiki agregasi tanah sehingga meningkatkan pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan akar tanaman. Luas permukaan partikel tanah menjadi bertambah yang berakibat meningkatnya jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman (Putra 2009). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami yang tepat untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame.

1.2 Perumusan Masalah

1. Berapa pemakaian dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

2. Apakah terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.


(31)

3. Apakah terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

4. Apakah secara ekonomi budidaya kedelai edamame dapat memberikan keuntungan dari segi usahatani.

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berapa dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering

2. Untuk mengetahui terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

3. Untuk mengetahui terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering. 4. Untuk mengetahui secara ekonomi budidaya kedelai edamame menguntungkan dari segi

usahatani.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan, khususnya berapa dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering


(32)

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

3. Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

4. Hasil penelitian dapat memberikan informasi secara ekonomi, budidaya kedelai edamame menguntungkan dari segi usahatani (R/C Ratio)


(1)

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

3. Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

4. Hasil penelitian dapat memberikan informasi secara ekonomi, budidaya kedelai edamame menguntungkan dari segi usahatani (R/C Ratio)


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat potensial sebagai sumber protein nabati. Kedelai banyak digemari oleh masyarakat sebagai bahan pangan yang dapat dikonsumsi baik dalam bentuk olahan (tahu, tempe, susu, kecap) atau segar (cukup direbus), juga sebagai pakan ternak dan bahan baku industri (Suprapto, 1997).

Menurut Suprapto (2002) kedelai merupakan satu-satunya sayuran yang mengandung sembilan jenis asam amino esensial, biji kedelai mengandung zat yang berguna dan senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk kelangsungan hidupnya, terutama kandungan protein (35%), karbohidrat (35%), dan lemak (15%), air (13%). Pada varietas unggul kandungan proteinnya bisa mencapai 41%-50%. Kandungan protein pada kedelai relatif lebih tinggi dibandingkan bahan penghasil protein lainnya.

Hasil kedelai di Indonesia rata-rata masih rendah yaitu antara 0,7 – 1,5 t ha-1 dengan budidaya yang intensif hasilnya dapat mencapai 3 – 3,5 t ha-1. Pengembangan tanaman kedelai edamame pada suatu daerah dengan cara intensif dapat meningkatkan hasil per hektar serta mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan (Sumarno, 1983).

Peluang pasar kedelai edamame sesungguhnya cukup besar, baik untuk ekspor maupun lokal, bahkan, kedelai jenis ini berpotensi mengurangi volume impor bahan baku pakan ternak maupun industri makanan di Tanah Air, asalkan panennya dilakukan lebih lama lagi, hanya hingga saat ini masih sedikit yang melakukan budidaya ataupun penelitian kedelai edamame khususnya di Bali. Masalah yang dihadapi oleh petani yang melakukan budidaya kedelai


(3)

edamame adalah masih sulit mendapatkan benih kedelai edamame yang dibutuhkan oleh petani, diharapkan perlu kerjasama pemerintah dan instansi terkait dalam memberdayakan ketersediaan benih kedelai edamame kepada petani dalam upaya meningkatkan swasembada pangan nasional.

Salah satu cara dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai, adalah dengan pemupukan. Dwijoseputro (1988) menyatakan bahwa pemupukan perlu dilakukan untuk menambah unsur hara ke dalam tanah, karena sesungguhnya tanah mempunyai keterbatasan dalam menyediakan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, di antaranya adalah penggunaan pupuk organik.

Pupuk organik, pemberian mulsa merupakan salah satu komponen penting dalam usaha meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah atau lahan pertanian dengan maksud dan tujuan tertentu yang prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan mulsa dapat memberikan keuntungan antara lain menghemat penggunaan air dengan mengurangi laju evaporasi dari permukaan lahan, memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan akar dan mikro organisme tanah, memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan maupun aliran permukaan dan menghambat laju pertumbuhan gulma (Lakitan, 1995).

Penelitian Vitria (2008) menyatakan bahwa perlakuan kompos kotoran sapi dosis 3 t ha-1 berpengaruh nyata pada hampir semua peubah, meningkatkan jumlah polong isi, bobot basah dan kering, polong isi dan bobot basah, berturut-turut sebesar 42,5; 57,6; 48,8; 42,5 , dan 47,4% . Bobot kering brangkasan, biji dan kulit polong dari polong isi per tanaman meningkat, berturut-turut sebesar 45,7; 48,6, dan 46,6%. Jumlah tanaman tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar


(4)

342,9. Adimihardja et al. (2000) mengemukakan pemberian kompos kotoran sapi pada takaran 5 t h-1 nyata meningkatkan hasil kedelai dan kadar C-organik tanah.

Hasil penelitian Suhartina dan Adisarwanto (1996) melaporkan bahwa penggunaan jerami padi sebagai mulsa yang dihamparkan merata di atas permukaan tanah sebanyak 5 t ha-1 dapat menekan pertumbuhan gulma 37-61% dibandingkan dengan tanpa mulsa. Penggunaan mulsa dan pemberian kompos kotoran sapi memberikan pengaruh interaksi yang saling memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat pemulsaan tersebut akan bergantung pada dosis mulsa yang digunakan, sehingga diperlukannya dosis mulsa yang tepat. Pemberian mulsa jerami di permukaan tanah dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah (Dariah, 2007). Penambahan mulsa jerami juga dapat memperbaiki agregasi tanah sehingga meningkatkan pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan akar tanaman. Luas permukaan partikel tanah menjadi bertambah yang berakibat meningkatnya jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman (Putra 2009). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami yang tepat untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame.

1.2 Perumusan Masalah

1. Berapa pemakaian dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

2. Apakah terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.


(5)

3. Apakah terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

4. Apakah secara ekonomi budidaya kedelai edamame dapat memberikan keuntungan dari segi usahatani.

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berapa dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering

2. Untuk mengetahui terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

3. Untuk mengetahui terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering. 4. Untuk mengetahui secara ekonomi budidaya kedelai edamame menguntungkan dari segi

usahatani.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan, khususnya berapa dosis kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering


(6)

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi interaksi antara kompos kotoran sapi dengan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

3. Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada petani, terjadi perbaikan kualitas kadar air tanah, total ruang pori tanah, kadar N total, C- Organik tanah, dan pH tanah dengan pemberian kompos kotoran sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilahan kering.

4. Hasil penelitian dapat memberikan informasi secara ekonomi, budidaya kedelai edamame menguntungkan dari segi usahatani (R/C Ratio)