Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK
KANDANG KOTORAN SAPI

SKRIPSI

Oleh :
M. IKMAL TAWAKKAL. P
030301012 /BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS

KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK
KANDANG KOTORAN SAPI

SKRIPSI
Oleh :
M. IKMAL TAWAKKAL. P
030301012 /BDP-AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Ujian Sarjana di
Departemen Budidaya Pertanian Fakultan Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009


Judul Skripsi

Nama
NIM
Departemen
Pogram Studi

: Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas
Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang
Kotoran Sapi
: M. Ikmal Tawakkal P.
: 030301012
: Budidaya Pertanian
: Agronomi

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

( Ir. Guslim, MS )

Ketua

( Ir. Yaya Hasanah, MSi )
Anggota

Mengetahui,

( Ir. Edison Purba, Ph.D )
Ketua Departemen

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

ABSTRACT

Objectives of the research was to know the respons of growth and
production of some soybean (Glycine max (L.) Merill) varieties that given cow
manure. The research was conducted in Tumpatan Nibung Village, Batang Kuis,
Deli Serdang from July to October 2008 by using Randomized Complete Block

Design with 2 factors and 3 replications. The first factor was soybean varieties that
consisted of Kaba, Anjasmoro and Sinabung. The second one was cow manure
dose that consisted of 0 kg/plot; 9 kg/plot; 18 kg/plot and 27 kg/plot. The research
result showed that soybean varieties were significant different of plant height, at 35
day after planting number of leaves, number of productive branches, number of
pods per sample, dry weight of seed per sample, dry weight of seed per plot, dry
weight 100 of seed per plot and harvest dates. Fertilizer dose were significantly
effect of 14, 28 and 35 days plant height; 21, 28 and 35 days number of leaves,
flowering dates, number of productive branches, dry weight of seed per sample, dry
weight of seed per plot, dry weight 100 of seed per plot and harvest dates. The dose
of cow manure about 18 kg/plot gave more better effect than the others. Interaction
between soybean varieties and dose of cow manure did not give the significant
effect for all parameters.
Key words : soybean, variety, cow manure

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

i


ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan
produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap pemberian
pupuk kandang kotoran sapi. Penelitian dilaksanakan di Desa Tumpatan Nibung
Batang Kuis, Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga
Oktober 2008 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
diulang 3 kali. Faktor pertama adalah varietas yang terdiri dari 3 varietas yaitu
varietas Kaba, Anjasmoro dan Sinabung. Faktor kedua adalah pemberian pupuk
kandang kotoran sapi yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu 0 kg/plot; 9 kg/plot;
18 kg/plot dan 27 kg/plot. Hasil penelitian menunjukkan varietas berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman 35 HST, jumlah daun 35 HST, jumlah cabang
produktif, jumlah polong per tanaman sampel, bobot biji kering per tanaman
sampel, bobot biji kering per plot, bobot 100 biji kering per plot dan umur panen
dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 14 HST, 21 HST,
28 HST, jumlah daun 14 HST, 21 HST, 28 HST dan umur berbunga. Perlakuan
pemberian pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 14 HST,
28 HST, 35 HST, jumlah daun 21 HST, 28 HST, 35 HST, umur berbunga, jumlah
cabang produktif, jumlah polong per tanaman sampel, bobot biji kering per

tanaman sampel, bobot biji kering per plot, bobot 100 biji kering per plot dan umur
panen, dimana pemberian pupuk kandang kotoran sapi 18 kg/plot memberikan
pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian lainnya. Interaksi antara
varietas dengan pemberian pupuk kandang kotoran sapi tidak berpengaruh nyata
terhadap semua parameter yang diamati.
Kata Kunci : kedelai, varietas, pupuk kandang kotoran sapi

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi penelitian ini.
Judul skripsi ini adalah “ Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang

Kotoran Sapi “ yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar
sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada

kesempatan ini penulis

mengucapkan

terima kasih kepada

Bapak Ir.Guslim, MS. selaku Ketua Pembimbing dan Ibu Ir. Yaya Hasanah, MSi.
selaku Anggota Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Ayahanda dan
Ibunda tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang serta
pengorbanan yang tak terhingga, serta abang dan kakak yang tercinta yang telah
mendukung penulis dalam doa dan perhatiannya.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman terbaik
saya,


Alfinur

Pratiwi

Zebua,

Daryudi,

Taufiqurahman,

dan

Donald

P.A.Simanjuntak atas segala bantuannya.

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan
iii Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009


Terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa Agronomi dan
Pemuliaan Tanaman angkatan 2003 dan 2004 atas segala bantuan dan dukungan
selama penulis menjalani perkuliahan di kampus yang tercinta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfat bagi
seluruh pihak yang membutuhkan.

Medan, Februari 2008
Penulis

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

iv

RIWAYAT HIDUP


M. Ikmal Tawakkal P. dilahirkan di Sei Merah pada tanggal
30 September 1985 dari Bapak Achmadsyah Pulungan dan Ibu Nur Hafni Siregar.
Penulis merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain; tahun

1991-

1997 menempuh pendidikan dasar di SDN 107417 Sei Merah Estate, Tanjung
Morawa; Tahun 1997-2000 menempuh pendidikan di MTs Nurul Amaliah,
Tanjung Morawa; 2000-2003 menempuh pendidikan di MA Negeri 3, Medan;
Tahun 2003 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur
Pemanduan Minat dan Prestasi (PMP). Penulis memilih Program Studi Agronomi
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.
Penulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan
Perkebunan Swasta PT.PP. London Sumatera, Tbk (LONSUM), Sei Merah Estate
pada bulan Mei-Juni 2007.

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
v

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Hal
ABSTRACT ................................................................................................

i

ABSTRAK ..................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

v

DAFTAR ISI ...............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................
Hipotesis Penelitian ........................................................................
Kegunaan Penelitian .......................................................................

1
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .............................................................................
Syarat Tumbuh
Iklim .......................................................................................
Tanah ......................................................................................
Varietas ..........................................................................................
Pupuk Kandang Kotoran Sapi.........................................................

6
6
7
10

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
Bahan dan Alat ..............................................................................
Metode Penelitian...........................................................................

14
14
15

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ............................................................................
Penanaman .....................................................................................
Pemeliharaan
Penyiraman .............................................................................
Penyulaman ............................................................................
Penjarangan ............................................................................
Penyiangan..............................................................................

4

17
17
17
17
18
18

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

vi

Pembumbunan ........................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................
Panen .............................................................................................
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm) ..............................................................
Jumlah Daun (helai) ................................................................
Jumlah Cabang Produktif (cabang) ..........................................
Umur Berbunga (hari) .............................................................
Umur Panen (hari) ...................................................................
Jumlah Polong per Tanaman Sampel (polong) .........................
Bobot Biji Kering per Tanaman Sampel (g).............................
Bobot Biji Kering per Plot (g) .................................................
Bobot 100 Biji Kering per Plot (g) ..........................................

18
18
19
19
19
19
20
20
20
20
20
21

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi Tanaman 35 HST (cm) ................................................. 22
Jumlah Daun 35 HST(helai) .................................................... 24
Jumlah Cabang Produktif (cabang) .......................................... 25
Umur Berbunga (hari) ............................................................. 27
Umur Panen (hari) ................................................................... 28
Jumlah Polong per Tanaman Sampel (polong) ......................... 30
Bobot Biji Kering per Tanaman Sampel (g)............................. 31
Bobot Biji Kering per Plot (g) ................................................. 33
Bobot 100 Biji Kering per Plot (g) .......................................... 34
Pembahasan
Pengaruh Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai.................................................................................... 36
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai ......................................... 37
Pengaruh Interaksi Antara Varietas dan Pemberian Pupuk Kandang
Kotoran Sapi Padat Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai.................................................................................... 38
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ....................................................................................
Saran ..............................................................................................

40
40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

vii

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman 35 HST (cm) ................................................

23

Tabel 2. Rataan Jumlah Daun 35 HST (helai) ..................................................

24

Tabel 3. Rataan Jumlah Cabang Produktif (cabang) .........................................

26

Tabel 4. Rataan Umur Berbunga (hari) ............................................................

27

Tabel 5. Rataan Umur Panen (hari) ..................................................................

29

Tabel 6. Rataan Jumlah Polong per Tanaman Sampel (polong) ........................

30

Tabel 7. Rataan Bobot Biji Kering per Tanaman sampel (g) .............................

32

Tabel 8. Rataan Biji Kering per Plot (g) ...........................................................

33

Tabel 9. Rataan Bobot 100 Biji Kering per Plot (g) ..........................................

35

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap
Tinggi Tanaman 35 HST ................................................................
23
Gambar 2. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap
Jumlah Daun 35 HST .....................................................................
25
Gambar 3. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap Jumlah
Cabang Produktif ..........................................................................
26
Gambar 4. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap Umur
Berbunga ........................................................................................
28
Gambar 5. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap Umur
Panen ............................................................................................
29
Gambar 6. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap Jumlah
Polong per Tanaman Sampel .......................................................
31
Gambar 7. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap Bobot
Biji Kering per Tanaman Sampel ....................................................
32
Gambar 8. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap Bobot
Biji Kering per Plot .......................................................................
34
Gambar 9. Grafik Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat Terhadap Bobot
100 Biji Kering per Plot..................................................................
35

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kedelai ........................................................

44

Lampiran 2. Bagan Penelitian .......................................................................

45

Lampiran 3. Bagan Tanaman Sampel Dalam Plot .........................................

46

Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................

47

Lampiran 5. Data Tinggi Tanaman 14 HST (cm) ..........................................

48

Lampiran 6. Two Way Table Tinggi Tanaman 14 HST .................................

48

Lampiran 7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 HST ......................................

48

Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman 21 HST (cm) ..........................................

49

Lampiran 9. Two Way Table Tinggi Tanaman 21 HST .................................

49

Lampiran 10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 21 HST ....................................

49

Lampiran 11. Data Tinggi Tanaman 28 HST (cm) ........................................

50

Lampiran 12. Two Way Table Tinggi Tanaman 28 HST ...............................

50

Lampiran 13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 28 HST ....................................

50

Lampiran 14. Data Tinggi Tanaman 35 HST (cm) ........................................

51

Lampiran 15. Two Way Table Tinggi Tanaman 35 HST ...............................

51

Lampiran 16. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 35 HST ....................................

51

Lampiran 17. Data Jumlah Daun 14 HST (helai) ...........................................

52

Lampiran 18. Two Way Table Jumlah Daun 14 HST (helai) .........................

52

Lampiran 19. Sidik Ragam Jumlah Daun 14 HST (helai) ..............................

52

Lampiran 20. Data Jumlah Daun 21 HST (helai) ...........................................

53

Lampiran 21. Two Way Table Jumlah Daun 21 HST (helai) .........................

53

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

x

Lampiran 22. Sidik Ragam Jumlah Daun 21 HST (helai) ..............................

53

Lampiran 23. Data Jumlah Daun 28 HST (helai) ...........................................

54

Lampiran 24. Two Way Table Jumlah Daun 2 8HST (helai) .........................

54

Lampiran 25. Sidik Ragam Jumlah Daun 28 HST (helai) ..............................

54

Lampiran 26. Data Jumlah Daun 35 HST (helai) ...........................................

55

Lampiran 27. Two Way Table Jumlah Daun 35 HST (helai) .........................

55

Lampiran 28. Sidik Ragam Jumlah Daun 35 HST (helai) ..............................

55

Lampiran 29. Data Jumlah Cabang Produktif (cabang) .................................

56

Lampiran 30. Two Way Table Jumlah Cabang Produktif (cabang) ................

56

Lampiran 31. Sidik Ragam Jumlah Cabang Produktif (cabang) .....................

56

Lampiran 32. Data Umur Berbunga (hari) .....................................................

57

Lampiran 33. Two Way Table Umur Berbunga (hari) ...................................

57

Lampiran 34. Sidik Ragam Umur Berbunga (hari) ........................................

57

Lampiran 35. Data Umur Panen (hari) ..........................................................

58

Lampiran 36. Two Way Table Umur Panen (hari) .........................................

58

Lampiran 37. Sidik Ragam Umur Panen (hari) ..............................................

58

Lampiran 38. Data Jumlah Polong per Tanaman (polong) .............................

59

Lampiran 36. Two Way Table Jumlah Polong per Tanaman (polong) ...........

59

Lampiran 37. Sidik Ragam Jumlah Polong per Tanaman (polong) ................

59

Lampiran 38. Data Bobot Biji Kering per Tanaman sampel (g) .....................

60

Lampiran 39. Two Way Table Bobot Biji Kering per Tanaman sampel (g) ...

60

Lampiran 40. Sidik Ragam Bobot Biji Kering per Tanaman sampel (g) ........

60

Lampiran 41. Data Bobot Biji Kering per Plot (g) .........................................

61

Lampiran 42. Two Way Table Bobot Biji Kering per Plot (g) .......................

61

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

xi

Lampiran 43. Sidik Ragam Bobot Biji Kering per Plot (g) ............................

61

Lampiran 44. Data Bobot 100 Biji Kering per Plot (g) ..................................

62

Lampiran 45. Two Way Table Bobot 100 Biji Kering per Plot (g) ................

62

Lampiran 46. Sidik Ragam Bobot 100 Biji Kering per Plot (g) .....................

62

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kedelai telah dikenal nenek moyang kita sejak berabad-abad lalu.
Menurut para ahli tanaman,kedelai yang sudah disebarluaskan di Indonesia bukan
lagi tanaman asli, melainkan berasal dari daerah Manshukuo di negeri Cina,
kemudian menyebar ke daerah Mansyuria dan Jepang (Asia Timur). Demikian pula
kedelai yang ditanam di benua lain seperti Amerika dan Afrika berasal dari Asia
(Adrianto dan Indarto, 2004).
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan terpenting ketiga setelah
padi dan jagung. Tanaman ini biasanya ditanam setelah padi sebagai palawija.
Dalam upaya memacu produksi kedelai untuk mengurangi impor, berbagai paket
program telah dilaksanakan antara lain: intensifikasi, introduksi varietas unggul,
penyuluhan usaha tani, operasi khusus kedelai dengan pola kemitraan,
kebijaksanaan harga, pembatasan impor. Tingginya pertumbuhan konsumsi kedelai
diduga tidak hanya karena meningkatnya konsumsi kedelai untuk pangan, tetapi
juga karena pesatnya pertumbuhan industri pakan ternak, terutama unggas
(Swastika, 1997).
Beberapa tahun terakhir produksi kedelai mengalami penurunan. Pada tahun
1992 produksi kedelai sebesar 1,86 juta ton telah menurun menjadi 0.67 juta ton
pada tahun 2002. Impor biji kedelai tahun 2001 sebesar 1.14 juta ton atau sekitar
50% dari kebutuhan kedelai nasional. Produksi kedelai pada 2004 hingga 2006
sempat meningkat. Namun pergerakannya sangat lambat, pada 2004 hanya 723.483
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

2

ton, 808.353 ton (2005) dan 746.611 ton (2006). Bahkan pada 2007 kembali turun
menjadi sekitar 608.000 ton (BPS, 2008). Produksi kedelai untuk daerah Sumatera
Utara tahun 2007 sebesar 4.345 ton atau mengalami penurunan 2.697 ton atau
38,30 % dibandingkan tahun 2006. Penurunan ini disebabkan penurunan luas panen
sebesar 2.564 atau 40.63 %. Melihat masalah diatas diperlukan suatu usaha untuk
meningkatkan produksi kedelai Nasional dan Sumut khususnya, yakni dengan
penerapan teknologi budidaya yang memanfaatkan sumber daya sekitar. Dan
dipersulit lagi luas lahan produski yang semakin sempit. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan melalui
peningkatan produktivitas. Saat ini produktivitas kedelai masih rendah sekitar 1.2
ton/ha. Pemerintah telah menetapkan peningkatan produktivitas rata-rata 1.47
ton/ha melalui penerapan teknologi secara intensif, terutama penggunaan benih
unggul bermutu dan pemupukan berimbang (BPS Sumut, 2008).
Penggunaan varietas unggul yang mempunyai adaptasi pada kondisi
setempat merupakan faktor penting. Berdasarkan pengamatan di lapangan, varietasvarietas unggul tertentu memberikan hasil yang cukup baik apabila ditanam pada
lahan-lahan yang subur. Penggunaan varietas unggul yang sesuai dengan
agroklimat setempat dapat

meningkatkan hasil kedelai per satuan luas

(Hanafiah, 1997).
Salah satu alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah melalui
penggunaan pupuk organik yaitu pupuk kandang kotoran sapi. Beberapa kelebihan
pupuk kandang kotoran sapi antara lain adalah untuk memperbaiki struktur tanah,
dan berperan juga sebagai penguraian bahan organik oleh mikro organisme tanah.
Bahan organik mempunyai daya serap yang besar terhadap air tanah, oleh karena
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

3

itu pupuk kandang kotoran sapi padat mempunyai pengaruh yang positif terhadap
hasil tanaman.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai
(Glycine max L.) terhadap pemberian pupuk kandang sapi.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas
kedelai yang sesuai terhadap pemberian pupuk kandang kotoran sapi.

Hipotesis Penelitian

1. Varietas menunjukkan perbedaan pertumbuhan dan produksi kedelai.
2. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran sapi terhadap pertumbuhan
dan produksi kedelai.
3. Ada pengaruh interaksi antara varietas dan pemberian pupuk kandang kotoran
sapi terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Sharma (1993) tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae
Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Polypetales

Family

: Papilionaceae

Genus

: Glycine

Species

: Glycine max (L.) Merill

Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar
tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar cabang terdapat bintil-bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum yang
mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang kemudian
dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto dan Indarto, 2004).
Jaringan batang dan daun terbentuk dari pertumbuhan dan perkembangan
plumula. Kuncup-kuncup ketiak tumbuh membentuk cabang ordo pertama dari
batang utama. Jumlah buku dan ruas yang membentuk batang utama tergantung
dari rekasi genotipe terhadap panjangnya hari dan dari tipe tumbuh, yaitu
determinate atau indeterminate (Hidajat, 1985 dalam Somaatmadja, dkk, 1985).

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

5

Batang berwarna ungu dominan terhadap batang berwarna hijau. Dilihat
dari tipe pertumbuhan, tipe indeterminate dominan terhadap tipe determinate.
Namun ada kalanya hasil perkawinan kedua tipe tersebut menunjukkan bahwa tipe
determinate lebih dominan (Andrianto dan Indarto, 2004).
Terdapat empat tipe daun berpengaruh, yaitu kotiledon atau daun biji, daun
primer sederhana, daun bertiga, dan profila. Daun primer sederhana berbentuk telur
(oval), berupa daun tunggal, terletak berseberangan pada buku pertama di atas
kotiledon. Daun-daun berikutnya yang terbentuk pada batang utama dan pada
cabang ialah daun bertiga (trifoliat). Daun profila ialah daun yang terletak pada
pangkal tiap cabang (Hidajat, 1985 dalam Somaatmadja, dkk, 1985).
Bunga kedelai berwarna putih, ungu pucat atau ungu. Bunga dapat
menyerbuk sendiri. Saat berbunga bergantung pada kultivar (varietas) dan iklim.
Suhu mempengaruhi proses pembungaan. Semakin pendek penyinaran dan semakin
tinggi suhu udaranya, akan semakin cepat berbunga
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Polong kedelai muda berwarna hijau. Warna polong matang beragam antara
kuning hingga kuning kelabu, coklat atau hitam. Jumlah maksimum polong tiap
tanaman dan ukuran biji ditentukan secara genetik, namun jumlah nyata polong dan
ukuran nyata biji yang terbentuk dipengaruhi oleh lingkungan semasa proses
pengisian biji (Hidajat, 1985 dalam Somaatmadja, dkk, 1985).

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

6

Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kedelai sebagaian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok
bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung.
Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar
100-400 mm/bulan (Sugeno, 2008).
Pada lingkungan yang optimal, biji kedelai berkecambah setelah 4 hari
ditanam. Pertumbuhan terbaik terjadi pada suhu 29.40 C dan menurun bila suhu
lebih rendah. Apabila air mencukupi, kedelai masih dapat tumbuh baik pada suhu
yang sangat tinggi (360C) dan akan berhenti tumbuh pada suhu 90C
(Baharsjah, dkk, 1985 dalam Somaatmadja, dkk, 1985).
Melihat kondisi iklim di negara kita, maka kedelai umumnya ditanam pada
musim mareng (musim kemarau), yakni setelah panen padi rendheng (padi musim
hujan). Banyaknya curah hujan sangat mempengaruhi aktivitas bakteri tanah dalam
menyediakan nitrogen. Namun, ketergantungan ini dapat diatasi, asalkan selama
30 – 40 hari suhu di dalam dan di permukaan pada musim panas sekitar 350 C– 390
C, dengan kelembaban sekitar 60 – 70 % (Andrianto dan Indarto, 2004).
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 0,5 – 300 m dpl (diatas permukaan laut). Sedangkan varietas kedelai
berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

7
biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 dpl
(Sugeno, 2008).
Tanah
Toleransi pH yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu antara 5.8 – 7, namun
pada tanah dengan pH 4.5 pun kedelai masih dapat tumbuh baik. Dengan
manambah kapur 2.4 ton per ha (Andrianto dan Indarto, 2004).
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol, grumosol,
latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang
mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila
diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah yang cukup
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Kedelai adalah tanaman setahun yang tumbuh tegak (tinggi 70 – 150 cm),
menyemak, berbulu halus, dengan sistem perakaran luas. Tanaman ini umumnya
dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah, dan menyukai tanah yang
bertekstur ringan hingga sedang, dan berdrainase baik. Tanaman ini peka terhadap
kondisi salin (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang
topografi tanahnya yang datar, sehingga tidak perlu dibuat teras dan tanggul.
Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik.
Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga
merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan
unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Sugeno, 2008).
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

8

Varietas

Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh
setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, kimia, dll) yang nyata untuk usaha
pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang yang dapt
dibedakan dari yang lainnya (Sutopo, 1998). Varietas berdasarkan teknik
pembentukannya dibedakan atas varietas hibrida, varietas sintetik dan varietas
komposit (Mangoendidjojo, 2003).
Varietas hibrida dibuat dengan mempersilangkan dua inbrida yang unggul.
Oleh karena itu pembuatan inbrida unggul merupakan langkah pertama dalam
pembuatan varietas hibrida. Varietas hibrida memberikan hasil yang lebih tinggi
dari pada varietas bersari bebas karena varietas hibrida menggabungkan gen-gen
dominan karakter yang diinginkan dari galur-galur penyusunnya, dan hibrida
mampu memanfaatkan gen aditif dan non aditif. Varietas hibrida memberikan
keuntungan yang lebih tinggi bila di tanam pada lahan yang produktivitasnya tinggi
(Kartasapoetra, 1988).
Varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu
lingkungan untuk mendapatkan genotif unggul pada lingkungan tersebut. Pada
umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
genotif. Respon genotif terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam
penampilan fenotipik dari tanaman bersangkutan (Darliah dkk, 2001).

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

Varietas-varietas kedelai yang dianjurkan mempunyai kriteria-kriteria
tertentu, misalnya umur panen, produksi per hektar, daya tahan terhadap hama 9dan
penyakit. Setelah ciri-ciri tanaman kedelai diketahui, akhirnya dapat dihasilkan
varietas-varietas yang dianjurkan. Varietas-varietas ini diharapkan sesuai dengan
keadaan tempat yang akan ditanami. Dengan ditemukannya varietas-varietas baru
(unggul) melalui seleksi galur atau persilangan (crossing), diharapkan sifat-sifat
baru yang akan dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, baik dalam hal produksi,
umur

produksi,

maupun

daya

tahan

terhadap

hama

dan

penyakit

(Andrianto dan Indarto, 2004)
Menggunakan varietas unggul merupakan salah satu upaya yang mudah dan
murah untuk meningkatkan produksi kedelai. Mudah karena teknologinya tidak
rumit karena hanya mengganti varietas kedelai dengan varietas yang lebih unggul
dan murah karena tidak memerlukan tambahan biaya produksi. Tersedianya
varietas unggul yang beragam sangat penting artinya guna menjadi banyak pilihan
bagi petani baik untuk pergiliran varietas antar musim, mencegah petani menanam
satu varietas terus-menerus, mencegah timbulnya serangan hama dan penyakit, dan
menjadi pilihan petani sesuai kondisi lahan. Pengenalan atau identifikasi varietas
unggul adalah suatu teknik untuk menentukan apakah yang dihadapi tersebut
adalah benar varietas unggul yang dimaksudkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan mempergunakan alat pegangan berupa deskripsi varietas (Gani, 2000).
Ada dua macam perbedaan antara individu organisme : (I) Perbedaan yang
ditentukan oleh keadaan luar, yaitu yang dapat ditelusuri dari lingkungan dan (II)
Perbedaan yang dibawa sejak lahir, yaitu yang dapat ditelusuri dari kebakaan. Suatu
fenotip (penampilan dan cara berfungsinya) individu merupakan hasil interaksi
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

antara genotip (warisan alami) dan lingkungannya. Walaupun sifat khas suatu
fenotip tertentu tidak dapat selamanya ditentukan oleh perbedaan genotip atau oleh
10
lingkungan, ada kemungkinan perbedaan fenotip antara individu yang terpisahkan
itu

disebabkan

oleh

perbedaan

lingkungan

atau

perbedaan

keduanya

(Lovelles, 1989).
Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali jika
mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya tidak ada pengaruh
terhadap berkembangnya karakteristik dengan mengubah tingkat keadaan
lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun, harus disadari bahwa
keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh
perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas
didalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan
dimana individu berada (Allard, 2005).
Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu penyebab keragaman
penampilan tanaman. Program genetik akan diekspresikan pada suatu fase
pertumbuhan yang berpengaruh dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman
yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman
pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat susunan genetik
selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis
yang sama (Sitompul dan Guritno, 1995).
Hasil maksimum akan dapat dicapai apabila suatu kultivar unggul menerima
respons terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek budidaya lainnya.
Semua kombinasi in put ini penting dalam mencapai produktivitas tinggi
(Nasir, 2002).
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

11

Pupuk kandang kotoran sapi adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak
sapi, baik berupa kotoran padat (faeces) yang bercampur sisa makanan maupun air
kencing (urine), sehingga kualitas pupuk kandang kotoran sapi beragam tergantung
pada jenis, umur serta kesehatan ternak, jenis dan kadar serta jumlah pakan yang
dikonsumsi, jenis pekerjaan dan lamanya ternak bekerja, lama dan kondisi
penyimpanan, jumlah serta kandungan haranya. Pupuk kandang sapi biasanya
terdiri atas campuran 0,5% N; 0,25% P2O5 dan 0,5% K2O. Pupuk kandang sapi
padat dengan kadar air 85% mengandung 0,40% N; 0,20%P2O5 dan 0,1% K2O
dan yang cair dengan kadar air 95% mengandung 1% N; 0,2%P2O5 dan 1,35%
K2O (Soepardi,1983).
Biasanya pemberian pupuk kandang sapi selalu diikuti peningkatan hasil
tanaman. Peningkatan hasil tanaman tersebut tergantung pada beberapa faktor,
seperti tingkat kematangan pupuk kandang sapi itu sendiri, sifat-sifat tanah, cara
aplikasi, dan sebagainya. Pengaruh dari pupuk kandang sapi terhadap hasil tanaman
dapat disebabkan oleh pengaruh yang menguntungkan terhadap sifat-sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah (Rivaie, 2006).
Pupuk kandang kotoran sapi mempunyai beberapa sifat yang lebih baik dari
pupuk alami lainnya maupun pupuk buatan, yaitu sebagai sumber hara makro dan
mikro, dapat meningkatkan daya menahan air, dan banyak mengandung
mikroorganisme. Jenis unsur hara makro utama dalam pupuk kandang sapi adalah
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

nitrogen, phosfat dan kalium. Nitrogen berada dalam pupuk yang sudah dicernakan
12
dalam bentuk protein, persenyawaan amonium dan amoniak. Sebagian tersedia
untuk diserap tanaman, sisanya tersedia berangsur-angsur sebagai akibat proses
penguraian mikrobiologis dari protein. Reaksi kerja nitrogen di dalam pupuk
kandang sapi tidak sama dengan reaksi kerja nitrogen pada pupuk buatan.
Perbandingan antara keduanya ditunjukkan dengan faktor kerja (working
coefficient) dari nitrogen pupuk kandang sapi terhadap nitrogen pupuk buatan. Hal
ini juga disebut sebagai nilai pupuk buatan dari nitrogen pupuk kandang sapi, dan
biasanya dinyatakan dalam persentase. Faktor kerja nitrogen di dalam pupuk
kandang sapi padat berkisar antara 20–40 persen. Berdasarkan hal tersebut, maka
konversi kandungan nitrogen pupuk kandang sapi ke dalam pupuk buatan harus
mengacu pada faktor kerja tersebut. Phosfat dan kalium didalam pupuk kandang
sapi padat, nilainya sama dengan phosfat dan kalium yang dikandung oleh pupuk
buatan. Oleh karena itu, pengurangan berdasarkan faktor kerja tidak dilakukan
(Rinsema, 1986).
Pupuk kandang sapi yang diberikan secara teratur kedalam tanah dapat
meningkatkan daya menahan air, sehinga terbentuk air tanah yang bermanfaat,
karena akan memudahkan akar-akar tanaman menyerap unsur hara bagi
pertumbuhan dan perkembangannya (Mulyani dan Kartasapoetra, 1991).
Penggunaan pupuk bokashi kotoran sapi 0-15 ton/ha memberikan pengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman, berat basah pipilan dan berat kering pipilan tanaman
jagung. Hanya pada jumlah tongkol penggunaan pupuk bokashi namum cenderung
memberikan hasil meningkat sesuai dengan peningkatan pemberian yang
digunakan. Hal ini disebabkan karena bokashi yang berasal dari pupuk kandang
M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

13
mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah dan
tata udara yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar
serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara
(Dahlan dan Kaharuddin, 2007)
Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua faktor yang
mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara tersebut berada di
permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta
hasil tanaman. Penambahan hasil tanaman sebagai respon penambahan pupuk
berbanding lurus dengan selisih hasil maskimum dengan hasil aktual. Hasil
maskimum dicapai pada sejumlah nutrisi yang tidak terlalu tinggi pemberiannya
karena makin tinggi pemberian, maka hasil justru menurun (Agustina, 1990).
Bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain sehingga
faktor lain tersebut tertutupi dan masing-masing faktor mempunyai sifat yang jauh
berpengaruh pengaruhnya dan sifat kerjanya, maka akan menghasilkan hubungan
yang berpengaruh dalam mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman
(Sutedjo dan Kartosapoetra, 1987)

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tumpatan Nibung Batang Kuis, Deli
Serdang, dengan ketinggian tempat + 25 m di atas permukaan laut dengan topografi
datar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Oktober 2008.
Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas
Kaba, Anjasmoro, dan Sinabung sebagai objek penelitian (deskripsi dapat dilihat
pada Lampiran 1); pupuk kandang kotoran sapi padat sebagai perlakuan, insektisida
Decis 2.5 EC 0.5 cc/liter air untuk mengendalikan hama, fungisida Dithane M 45
dengan pemberian 2 g/liter air untuk mengendalikan jamur, dan air.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul sebagai alat
pengolahan dan penggembur tanah, gembor, hand sprayer, meteran, timbangan
analitik, cutter, tali plastik untuk mengikat tanaman, kalkulator dan alat tulis.

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

15

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua
faktor perlakuan, yaitu :
Faktor I : Varietas Kedelai (V), terdiri dari 3 varietas yaitu :
V1 = Kaba
V2 = Anjasmoro
V3 = Sinabung
Faktor II : Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Padat (P), terdiri dari 4 taraf
perlakuan yaitu :
P0 = Kontrol

P2 = 18 kg/plot

P1 = 9 kg/plot

P3 = 27 kg/plot

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :
V1P0

V2P0

V3P0

V1P1

V2P1

V3P1

V1P2

V2P2

V3P2

V1P3

V2P3

V3P3

Jumlah ulangan (blok)

: 3 ulangan

Jumlah plot/blok

: 12 plot

Jumlah seluruh plot

: 36 plot

Jumlah tanaman/plot

: 91 tanaman

Jumlah tanaman sampel/plot

: 9 tanaman

Jumlah seluruh tanaman sampel

: 324 tanaman

Jumlah seluruh tanaman

: 3276 tanaman

Ukuran plot

: 210 cm x 210 cm

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

16

Jarak tanam

: 30 cm x 15 cm

Jarak antar plot

: 50 cm

Jarak antar blok

: 100 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yijk = µ + τi+ αj + β k + (αβ)jk + εijk
i = 1,2,3

j = 1,2,3

k = 1,2,3,4

Dimana :
Yijk

= Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan varietas pada kategori ke-j
dan pemberian pupuk kandang kotoran sapi padat pada taraf ke-k.

µ

= nilai tengah

τI

= Efek blok ke-i

αj

= Efek varietas pada kategori ke-j

βk

= Efek pemberian pupuk kandang kotoran sapi padat pada taraf ke-k

(αβ)jk = Efek interaksi antara varietas pada kategori ke-j dengan pemberian pupuk
kandang kotoran sapi padat pada taraf ke-k
εijk

= Efek galat pada blok ke-i dari kedua faktor yaitu varietas pada kategori kej dan pemberian pupuk kandang kotoran sapi pada taraf ke-k
Data hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda

rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %
(Bangun, 1991).

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan dari gulma-gulma kemudian tanah digemburkan, dibuat
plot dengan ukuran 210 cm x 210 cm dengan jarak antar plot 50 cm dan jarak antar
ulangan 100 cm, penggemburan tanah pada setiap plot bersamaan dengan
pengaplikasian pupuk kandang kotoran sapi sesuai dengan perlakuannya masingmasing.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan benih ke dalam lubang
tanam sebanyak 3 benih per lubang tanam dengan jarak tanam 30 cm x 15 cm pada
kedalaman 2-3 cm. Setelah benih dimasukkan kemudian lubang ditutup dengan
kompos atau tanah yang gembur untuk memudahkan dalam pemunculan plumula
tanaman, kemudian lubang disiram dengan air.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman
dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dengan menggunakan
gembor.
Penyulaman

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari setelah tanam. Dalam
18
kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga
akan terlihat tidak seragam. Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman
yang mati atau abnormal pertumbuhannya dengan tanaman cadangan yang masih
hidup. Waktu penyulaman yang baik adalah sore hari.
Penjarangan
Penjarangan tanaman dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu.
Penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman yang tidak perlu sehingga hanya
tinggal satu tanaman yang baik pertumbuhannya.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual atau menggunakan cangkul.
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada di dalam maupun di
luar plot atau dilakukan sesuai kondisi di lapangan.
Pembumbunan
Agar tanaman tidak mudah rebah dan berdiri tegak dan kokoh dilakukan
pembumbunan dengan cara menambahkan tanah di polibek dan pada saat fase
reproduktif tanaman diberi ajir.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5
EC dengan dosis 2 ml/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan
penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/l air. Penyemprotan

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

pestisida dilakukan dengan interval 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan
kondisi serangan hama dan penyakit pada tanaman.

19

Panen
Panen dilakukan sekali dengan cara memotong 5 cm diatas pangkal batang
utama dengan menggunakan sabit.. Adapun kriteria panennya adalah ditandai
sebagian besar daun sudah menguning tetapi bukan karena serangan hama penyakit,
lalu gugur, buah berubah warna daun hijau sampai kuning kecoklatan, batang
berwarna kuning agak kecoklatan dan gundul. Kemudian polong dijemur dibawah
sinar matahari selama 4 hari dan biji diambil dari polongnya.

Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 14 Hari
Setelah Tanam (HST), 21 HST, 28 HST, sampai 35 HST. Tinggi tanaman diukur
mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh.
Jumlah Daun (helai)
Pengamatan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 14 Hari
Setelah Tanam (HST), 21 HST, 28 HST, sampai 35 HST. Penghitungan jumlah
daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang telah membuka
sempurna.
Jumlah Cabang Produktif (Cabang)

M. Ikmal Tawakkal P. : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi, 2009.
USU Repository © 2009

Pengamatan jumlah cabang dilakukan pada akhir pengamatan yaitu pada
saat menjelang panen. Cabang yang diamati adalah cabang produktif yang
menghasilkan polong.
20

Umur Berbunga (Hari)
Umur berbunga adalah kondisi dimana tanaman mengalami fase generatif
atau fase pembungaan. Umur berbunga diamati setelah tanaman mengeluarkan
bunga sekitar 60% atau 6 tanaman sampel telah berbunga.
Umur Panen (Hari)
Umur panen dihitung setelah sebagian besar daun sudah menguning, sekitar
95% polong telah matang, yaitu berwarna kuning kecoklatan.
Jumlah Polong per Tanaman Sampel (Polong)
Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah polong setiap tanaman
sampel, dengan menghitung jumlah polong berisi dan jumlah polong hampa.
Pengamatan ini dilakukan pada saat panen.
Bobot Biji Kering per