Rancangan strategi pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RANCANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK
SANJAYA PAKEM

TUGAS AKHIR
Diajukan Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlihaan Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:
Gaudentia Yosephine Rehi
NIM: 111334046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menjadi pembimbing
dalam setiap langkah hidupku.
Kedua orangtua tercinta, kakak, dan adikku yang telah mendukung, memberikan
semangat, dan mendoakan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Untuk seseorang yang kelak menjadi pendampingku
Untuk seluruh keluarga besar Eleven Jogja dan Chalmentez
Untuk teman-teman PAK 2011
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Belajarlah dari mereka yang diatasmu,
Nikmati hidup dengan mereka yang ada disampingmu,
Jangan remehkan yang di bawahmu.
-Bocahe Tuhan-


Ketika kamu jatuh 7 kali,
Kamu mampu bangkit 8 kali.
-Kristian Adelmund-

Jadilah guru yang bukan menggurui,
Namun jadilah guru yang mampu menjadi teman belajar yang baik
bagi anak.
Hidup bukan hanya untuk prestasi,
Namun tanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang jauh lebih penting
untuk dunia saat ini.
-Christo-

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

RANCANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK
SANJAYA PAKEM
Gaudentia Yosephine Rehi
Universitas Sanata Dharma
2017
Tujuan penulisan makalah ini untuk membahas peranan strategi Problem
Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar
dengan pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem. Dalam
membahas peran strategi Problem Based Learning (PBL) menggunakan
pendekatan teoritis yaitu dengan melakukan kajian teori dan pendapat ahli.
Berdasarkan hasil pembahasan disimpulkan sebagai berikut (1) rancangan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa SMK Sanjaya Pakem pada mata pelajaran akuntansi, dan (2)
rancangan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa SMK Sanjaya Pakem pada mata pelajaran akuntansi.
Kata kunci : Motivasi belajar, Prestasi belajar, Problem Besed Learning(PBL)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE DESIGN OF PROBLEM BASED LEARNING STRATEGY
TO IMPROVE LEARNING MOTIVATION AND
ACHIEVEMENT OF GRADE X STUDENTS OF SMK
SANJAYA PAKEM
Gaudentia Yosephine Rehi
University of Sanata Dharma
2017

The purpose of this paper is to discuss the role of Problem Based Learning

(PBL) strategy to improve learning motivation and learning achievement with the
subject of accounting students of class the tenth of SMK Sanjaya Pakem. The role
of Problem Based Learning (PBL) strategy is discussed using theoretical opinion
by doing study theory and expert opinion.
The results of the discussion are concluded as follows (1) the design of
Problem Based Learning (PBL) learning can improve students' learning
motivation SMK Sanjaya Pakem on accounting subjects, and (2) the design of
Problem Based Learning (PBL) learning can improve student learning
achievement SMK Sanjaya Pakem on accounting subjects.
Keywords: learning motivation, learning achievement, Problem Besed Learning
(PBL)

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul

“Rancangan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Sanjaya Pakem”
dengan baik dan lancar.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahliaan Khusus Pendidikan Akuntansi.
3. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si.,selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan

dukungan,

semangat,

dan

membimbing


penulis

dalam

menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
4. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., dan Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku
dosen penguji tugas akhir.
5. Mba Aris selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi bidang
keahlian khusus Akuntansi yang telah membantu membereskan seluruh
administrasi,.
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-buku
sebagai sumber referensi dan informasi.
7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Akuntansi kelas B yang telah
menjadi teman belajar selama penyelesaian studi.
8. Kedua Orang tua tercinta Yanuarius M Nong dan Stefania da Nggela, kakak
tersayang nong Berto, nona reni, dan kakak Titin, serta adik Roy Rehi yang
selalu memberikan doa, semangat, perhatian, dan segala kebutuhan yang saya
butuhkan selama menempuh pendidikan.


x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Keluarga bapa besar, mama besar, om Jen, mbak Epi, ka Roslin, ka Soni,
Sanita, Vano,

ka Ita, nong Roy da Lopez.

10. Keluarga besar 2011 Jogja, Wempy Ita Buju, Vian Metan, Tepenk, Faris,
Bartol, Ricard, Ama, Golas, Shandi, Yean, Lanny, Epank, Abu, Lenny,
Manona, Ferdy.
11. Terima kasih buat yang selalu membantu saya selama di Jogja adik Santi, ade
Ann, ade Elen, nona Tari, Ensa, Ita Buju, cece Rita, ka Yayo, ka Hesti, ka
Diter.
12. Teman-teman PAK 2011, Fanny, Erlin, Abet, Pacil, Tere, Dika, Aly, yang
telah memberikan semangat.
13. Teman-teman Chalmentez Estyn, Yanny, Naddy, Lia, Lelly, cece Lia, Ayu,
Anong, Tian, Verdy, Feris, Cawa, Edo, Denis, Gudi, Emen, Ecek, Lexa, Opa,
Deyan, Mexes, Arnold Nong, Yul, Lidian, Ina, Metan, Copot, dan Yandy.

14. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkkan satu persatu yang turut
memberikan bantuan dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Walaupun
demikian, penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 Juli 2017

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................iv
HALAMAN MOTO ...........................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA .........................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................................vii

ABSTRAK .........................................................................................................................viii
ABSTRACT ........................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR .........................................................................................................x
DAFTAR ISI .......................................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .........................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan Makalah .......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKAAN
2.1 Penelitian Tindakan Kelas.........................................................................................6
2.2 Problem Based Learning ........................................................................................20
2.3 Motivasi Belajar .....................................................................................................31
2.4 Prestasi Belajar ......................................................................................................40

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III PEMBAHASAN
Pembahasan ............................................................................................................43
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................60
4.2 Keterbatasan ....................................................................................................60
4.3 Saran ................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................63
LAMPIRAN

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal penting yang harus diperoleh oleh setiap orang
dalam sebuah negara. Pendidikan menjadi ujung tombak keberhasilan suatu
negara untuk menjadi negara yang maju. Sebuah negara dapat dikatakan maju
apabila warga negaranya memperoleh pendidikan sejak dini tanpa terkecuali.
Berbicara tentang pendidikan tentunya tidak pernah terlepas dari sebuah gedung,
siswa, dan guru. Kewajiban seorang siswa yakni belajar dan seorang guru sebagai
pendidik atau fasilitator bagi para siswa. Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar
mengajar menjadi aktivitas utama yang sering dilakukan oleh siswa dan guru.
Belajar merupakan suatu kegiatan dari tidak tahu, tidak mengerti, menjadi tahu
dan mengerti.
Kemampuan seorang siswa dapat diukur melalui kegiatan belajar dengan
cara memberikan stimulus yang dapat menghasilkan sebuah interaksi antara siswa
dan guru. Stimulus yang diberikan oleh seorang guru dapat memancing respon
dari siswa. Respon yang muncul dari siswa setelah mendapat stimulus dari
seorang guru dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Namun,
pembelajaran yang berkualitas ini tidak hanya melalui sebuah respon siswa tetapi
juga harus adanya motivasi dan kreatifitas seorang pengajar atau guru. Pembelajar
yang memiliki motivasi tinggi harus ditunjang dengan pengajar yang
memfasilitasi motivasi tersebut sehingga dapat mencapai target belajar.
Tugas seorang guru bukan hanya sekadar meyampaikan materi pelajaran
di depan kelas, tetapi ia juga harus mempunyai pemikiran yang kreatif. Pemikiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

yang kreatif dari seorang guru saat menyampaikan materi pelajaran dapat menarik
minat dan perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan. Pola pembelajaran
siswa dari tahun ke tahun selalu berbeda. Pada jaman orde lama guru cenderung
mengajar dengan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah merupakan
teknik pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu
arah. Metode ceramah menjadi metode yang turun-temurun digunakan oleh
sebagian besar guru yang ada di Indonesia.
Metode ceramah mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi para siswa
yaitu siswa menjadi kurang aktif. Metode ceramah ini juga menyebabkan siswa
menjadi malas, hal ini dapat terjadi karena tidak semua siswa mempunyai gaya
belajar yang sama. Ada siswa yang merasa bosan dan jenuh dengan metode
ceramah. Motivasi belajar siswa menjadi menurun dan target pembelajarannya
tidak tercapai karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat oleh
guru. Solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu seorang guru harus mengubah
metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa.
Motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan
dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar (Koeswara, 1989;
Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987). Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)
guru harus menguasai metode yang bervariasi. Salah satu pelajaran yang
membutuhkan beragam model pembelajaran yaitu akuntansi. Mata pelajaran
akuntasi merupakan mata pelajaran yang ada di bangku pendidikan kelas X SMK.
Banyak siswa yang cenderung malas, bosan, dan jenuh dengan pelajaran
akuntansi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu internal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

eksternal. Faktor internal dapat disebabkan karena pribadi siswa tersebut memang
tidak menyukai pelajaran akuntansi. Faktor eksternal dapat disebabkan karena
siswa tidak tertarik dengan guru yang mengajarnya atau metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru tersebut monoton. Metode mengajar sangat penting
karena metode mengajar yang digunakan oleh guru mempengaruhi prestasi belajar
siswa, bila siswa senang dengan metode yang digunakan guru maka siswa dapat
menjadi senang dengan pelajaran akuntansi.
Di SMK Sanjaya Pakem banyak siswa yang kurang berminat dalam
pelajaran akuntansi. Penulis melihat bahwa guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam mengajar akuntansi. Guru beranggapan bahwa dengan berceramah
siswa akan mencatat apa yang disampaikannya dan akan meningkatkan hasil
belajar siswa. Pemikiran seperti itu salah, terkadang siswa menjadi bosan
sehingga semangat belajar menurun.
Berdasarkan masalah di atas penulis memilih menggunakan metode yang
dapat menarik siswa agar lebih senang dan semangat dalam belajar akuntansi
sehingga diharapkan hasil belajaranya akan baik. Salah satu strategi pembelajaran
yang membuat siswa aktif berfikir adalah Strategi Problem Based Learning.
Strategi Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang dirancang
dengan masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang
penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki
strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Kegiatan belajar dengan menggunakan pola pendekatan Problem Based Learning
dapat melibatkan siswa aktif secara individu maupun kelompok akan lebih
menambah pengalaman siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

tertarik untuk melakukan makalah “Rancangan Strategi Pembelajaran Problem
Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X

SMK Sanjaya Pakem”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang strategi pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dalam pembelajaran akuntansi yang dapat meningkatkan

motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa selama proses
pembelajaran akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran PBL.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa selama proses
pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti selanjutnya.
1. Bagi Penulis
Makalah ini tentunya sangat bermanfaat bagi penulis untuk menambah
pengetahuan dan sebagai calon guru dapat memanfaatkan strategi
pembelajaran PBL sebagai alternatif penyampaian materi pelajaran
sehinnga pelajaran menjadi menyenangkan dan berpusat pada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

2. Bagi Guru
Rancangan makalah ini diharapkan memberikan masukan bagi guru untuk
menggunakan variasi metode pembelajaran, salah satunya strategi
pembelajaran PBL sehingga nantinya dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dan prestasi belajar siswa.
3. Bagi Siswa
Siswa mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran akuntansi dengan
cara pembelajaran yang sedikit diubah dari yang biasannya digunakan oleh
guru.
4. Bagi Sekolah
Rancangan makalah ini diharapkan dapat memberikan kazanah ilmu
pengetahuan dalam mata pelajaran akuntansi di SMK Sanjaya Pakem
dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa
di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional
(Suyanto, dalam Muslich, 2011: 8). Mulyasa (2009: 10) mengatakan bahwa PTK
merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta
didik

dengan

memberikan

sebuah

tindakan

(treatment)

yang

sengaja

dimunculkan. Mulyasa (2009: 10-11) menjelaskan bahwa PTK dengan
memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni: Penelitian, tindakan,
dan kelas, dengan paparan sebagai berikut.
a. Penelitian
Penelitian menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
bagi peneliti.
b. Tindakan
Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk
peserta didik.
c. Kelas
Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta
didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan cara sengaja
memberikan

tindakan-tindakan

(treatment)

kepada

peserta

didik

guna

meningkatkan mutu kegiatan belajar siswa. Tindakan PTK dilakukan oleh guru,
oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah
bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.1.1 Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap
pembelajaran. Keberhasilan PTK dapat dikukur dengan melihat kemanfaatkan
tindakan alternatif bagi perbaikan proses belajar mengajar dalam kelas yang dapat
meningkatkan mutu pembelajaran. Masnur Muslich (2011: 11) mengemukakan
bahwa manfaat PTK adalah sebagai berikut.
a. Dengan melaksanakan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru
dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
b. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional
guru.
c. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan peningkatan kinerja
belajar dan kompetensi siswa.
d. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan peningkatan
kualitas proses pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

e. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan peningkatan
kualitas

penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar

lainnya.
f. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan peningkatan
kualitas prosedur alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses
dan hasil belajar siswa.
g. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan peningkatan
pengembangan pribadi siswa di sekolah.
h. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan peningkatan
kualitas penerapan kurikulum.
Praktik PTK diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelolah pembelajaran, memecahkan dan memperbaiki berbagai persoalan
pembelajaran,

sehingga

dapat

meningkatkan

kualitas

pembelajaran

dan

pendidikan pada umumnya.
2.1.2 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK terkait erat dengan keinginan guru untuk meningkatkan dan
memperbaiki praktik pembelajaran di kelas, karena guru merupakan individu yang
secara langsung berhadapan dengan permasalahan yang ada di kelasnya. Dasar
utama bagi dilaksanakannya PTK adalah perbaikan. Perbaikan di sini terkait dan
memiliki konteks dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di
dalam kelas. Tujuan PTK dapat dicapai dengan menyajikan berbagai alternatif
tindakan dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran yang muncul di
kelas. Mulyasa (2009: 89-90) mengatakan bahwa tujuan utama PTK adalah
sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas
pembelajaran.
b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran,
khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan
tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan
sasarannya.
d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara
bertahap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta
perbaikan yang berkesinambungan.
e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur
dalam pelajaran.
Tujuan PTK di atas berguna untuk memperoleh landasan dalam
mempertimbangkan suatu prosedur kerja, khususnya prosedur pembelajaran.
Proses pembelajaran menjamin cara kerja dalam pendidikan yang efektif dan
efisien, memperoleh fakta-fakta tentang berbagai masalah pendidikan, serta
menghindarkan situasi yang dapat merusak, serta meningkatkan kompetensi guru
dalam mengembangkan pelajaran.
2.1.3 Keunggulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas memiliki keunggulan dan kelemahan. Peneliti
diharapkan dapat mengantisipasi kekurangan dari penelitian PTK dan mampu
mengoptimalkan kelebihannya. Sanjaya (2011: 37) mengatakan keunggulan dan
kelemahan penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

1) Keunggulan
a) PTK dilakukan bukan sendiri saja melainkan berkolaborasi dengan
berbagai pihak, antara lain guru sebagai pelaksana tindakan
sekaligus peneliti dan bahkan tidak menutup kemungkinan adanya
keterlibatan siswa. Dalam kegiatan PTK akan terciptanya
kerjasama yang akan memberikan kepercayaan khususnya untuk
guru dalam menghasilkan sesuatu yang lebih berarti.
b) Kerjasama dalam PTK, memugkinkan dapat menghasilkan sesuatu
yang lebih kreatif dan inovatif karena kertelibatan keaktivan
berbagai pihak.
c) Hasil simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua
pihak, demikan akan meningkatkan validitas dan reabilitas hasil
penelitian.
d) PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata,
dengan demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat
secara langsung diterapkan oleh guru
e) Kerangka kerjanya teratur.
f)

Berdasarkan observasi yang nyata dan objektif.

g) Fleksibel dan adaptif
h) Dapat digunakan dalam inovatif pembelajaran
i)

Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulim tingkat kelas

j)

Dapat

digunakan

proposionalisme guru.

untuk

meningkatakan

kepekaan

atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

2) Kelemahan dari PTK
a) Keterbatasan pada aspek peneliti atau guru itu sendiri
b) Simpulan dari hasil kegiatan PTK tidak bersifat universal yang
berlaku secara umum.
c) Keraguan kehandalan hasil PTK karena kadang tidak menerapkan
prinsip-prinsip ilmiah.
2.1.4 Tahap Pelaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem
berdaur siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Suyadi (2012: 19-25)
menyatakan prosedur penelitian dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau
tahapan yaitu planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observation
(pengamatan), refelection (refleksi). Secara ringkas tahapan kegiatan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Planning (Perencanaan)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada awal yang harus dilakukan guru
sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK
akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak
dengan lebih efektif. Tahapan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan meliputi
indentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan memecahkan masalah. Masingmasing kegiatan tersebut terdapat sub-sub kegiatan yang akan menunjang
perencanaan yang lebih sempurna.
1. Identifikasi Masalah
Langkah pertama dalam rencana PTK adalah melakukan identifikasi
masalah. Identifikasi yang tepat akan menemukan hasil penelitian yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

berguna bagi peningkatan hasil belajar siswa (PTK). Sebaliknya, identifikasi
masalah yang keliru akan membuat penelitian sia-sia dan memboroskan biaya.
Berikut ini terdapat empat langkah yang dapat dilakukan agar identifkasi masalah
mengenai sasaran :
i) Masalah harus riil
Masalah yang diangkat adalah masalah yang dilihat, dirasakan, didengar
secara langsung oleh guru. Misalnya sebagian besar nilai Bahasa Indonesia siswa
kelas IX SMP “X” di bawah standar kelulusan. Masalah ini jelas masalah nyata
(riil) karena didukung dari data empiris berupa dokumen-dokumen ulangan harian
maupun ulangan.
ii) Masalahnya harus problematik
Permasalahan yang bersifat problematik adalah permasalahan yang bisa
dipecahkan oleh guru, mendapatkan literatur yang memadai, dan kewenangan
untuk mengatasi secara penuh. Misalnya, sebagai siswa kelas VII SMP “X” tidak
bisa membaca teks bahasa Inggris. Permasalahan ini riil dan problematik, tetapi
hanya khusus bagi guru bahasa Inggris di kelas tersebut. Sebaliknya permasalahan
tersebut tidak menjadi problematik bagi guru Fisika.
iii) Manfaatnya jelas
Hasil penelitian harus bermanfaat secara jelas. Tentu, hal ini berkaitan erat
dengan kemampuan dalam mengidentifikasikan atau mendiagnosa masalah.
iv) Masalah harus fleksibel
Masalah bisa diatasi dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti,
waktu, biaya, tenaga, sarana prasarana dan lain sebagainya. Jadi, tidak setiap
masalah yang riil, problematik dan bermanfaat secara jelas dapat diatasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

PTK. Misalnya, siswa siswi SMP “X” selalu mogok ke sekolah jika musim taman
tiba karena membantu orang tuanya bercocok taman. Atau, sekolah terendam
banjir ketika hujan lebat.
v) Membuat Rumusan Masalah
Langkah kedua dalam merencanakan PTK adalah menganalis berbagai
kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat. Jadi, setelah
menemukan masalah yang riil, problematik, bermanfaat, dan fleksibel, masalah
tersebut harus ditemukan akarnya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk
menemukan akar permasalahannya. Beberapa diantaranya menyebarkan angket ke
siswa, mewawancarai, observasi langsung dan lain sebagainya. Semua data
dikumpulkan dan dianalisis secara kolaboratif sehingga akar permasalahan atau
penyebab munculnya masalah dapat ditemukan.
Selanjutnya akar permasalahan harus digali sedalam-dalamnya, sehingga
ditemukan akar permasalahan yang benar-benar menjadi sumber penyebab utama
terjadi masalah. Akar masalah inilah yang akan nantinya menjadi tolak ukur
tindakan.
vi) Ide Untuk Memecahkan Masalah
Sebagaimana yang disebutkan di atas, bahwa akar masalah menjadi tolak
ukur bagi rencana tindakan untuk mengatasi masalah inilah yang disebutkan
dengan ide orisinal peneliti. Sebelum memutuskan tindakan apa yang dikenakan
kepada siswa, peneliti harus mengembangkan banyak alternatif sebagai pengayaan
tindakan. Semakin banyak alternatif tindakan, akan semakin baik, tetapi yang
perlu diingat adalah pengembangan alternatif tindakan tersebut berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Oppornutunity, Thereat) dan SMART
(Spesific, Managabla, Acceptable, Realistic, Time-Bound).
2. Acting ( Pelaksanaan)
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah
menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas.
Hendaknya perlu diingat pada tahap ini, yakni tindakan sesuai dengan rencana,
tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini berpengaruh ketika
refeleksi pada tahap ke empat nanti, sehingga hasilnya dapat disinkronkan.
Ketika menulis laporan PTK, peneliti tidak perlu menuliskan apa yang
direncanakan sebagaimana tahap I, tetapi langsung menuliskan apa yang
dilaksanakan. Ketidaklengkapan dalam menuliska proses pelaksanaan ini dapat
dilaporkan PTK pada berakibat pada tertolaknya laporan hasil PTK oleh tim
penilai.
3. Observation (Pengamatan)
Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud dalam tahap
ke III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat utuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini
peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan,
dan alat atau instrument pegumpulan data (angket/wawancara/ observasi,dll).
4. Tahap IV : Reflection (Refleksi)
Refleksi adalah kegiatan untuk mengumpulkan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi juga sering disebut juga dengan istilah “memantul”. Dalam
hal ini, peneliti memantulkan pengalaman ke layar kaca sehingga tampak jelas
penglihatannya baik kelemahan maupun kekurangannya. Refleksi atau evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

diri baru bisa dilaksanakan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan.
Refeksi akan efektif jika antara guru yang melaksanakan tindakan berhadapan
langsung atau diskusi dengan pengamanat atau kolabolator (kepala sekolah)

Pelaksanaan

Pengamat

Perencanaan

Siklus I

Refleksi

Pelaksanana

siklus II
Pengamat

Perencanaan
Refleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

2.1.5

Syarat Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
Keberhasilan PTK sangat ditentukan oleh banyak faktor yag saling kait

mengait. Kusuma dan Dwitagama (2009, 92-95) menyatakan ada 10 syarat agar
PTK berhasil, yaitu sebagai berikut.
1) Tekad, Komitmen, dan Dedikasi
Syarat ini

harus dimiliki oleh guru, teman sejawat dan siswa untuk

meningkatkan kualiatas pembelajaran. Komitmen itu terwujud dalam keterlibatan
pendidikan dan peserta didik dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional.
2) Tanggung Jawab Guru dan Teman Sejawat
Guru dan teman sejawat menjadi pusat penelitian sehingga dituntut untuk
bertanggung jawab atas peningkatan yang dicapai setelah melakukan PTK. Guru
harus benar-benar memahami hakikat masalah yang ditelitinya.
3) Tindakan Berdasarkan Pengetahuan
Tindakan yang harus dilakukan guru hendaknya didasarkan pada
pengetahuan baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustakateoritis, maupun
teknis prosedural, yang diperoleh lewat refeleksi kritis dan dipadukan dengan
pengalaman orang lain atau guru lainnya dari tinjauan pustaka hasil penelitian
tindakan, juga berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.
4) Situasi Dapat Diubah
Tindakan PTK dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa
situasi dapat diubah kearah perbaikan. Perbaikan akan menghasilakan perubahan.
Perubahan akan membuat mutu sekolah meningkat. Itulah yang diharapkan PTK
di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

5) Pengajuan Pertanyaan
PTK melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan
melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh
kerumitannya.
6) Pemantauan Sistematik
Guru harus memantau sistematik agar dapat mengetahui dengan mudah
arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang
lebih baik terhadap praktik dan pemahaman tentang terjadi perbaikan.
7) Penjabaran Tindakan
Guru harus memuat penjabaran atau deskripsi otentik objektif (bukan
penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman
video, dan audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian , refleksi,
observasi pribadi, dan riwayat fiksional.
8) Penjelasan Tindakan
Guru harus memberi penjelasan tentang tindakan yang dilakukan
berdasarkan deskripsi otentik tersebut di atas, yang mencakup:
A. Identifikasi Makna
Kita perlu melakukan identifikasi makna yang mungkin diperoleh
wawasan teoritik yang relevan, pengaitan, dengan peneliti lain.
B. Mempertanyakan Motif Tindakan dan Evaluasi Atas Hasil
Kita perlu mempermasalahkan motif tindakan dan evaluasi terhadap
hasilnya.
C. Teorisasi
Memberikan penjelasan tindakan yang dilakukan dengan cara tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

9) Penyajian Laporan Hasil PTK
Guru perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk,
termaksud:
a) Tulisan hasil refleksi diri
b) Percakapan tertulis yang dialogis
c) Narasi dan cerita
d) Bentuk visual
10)

Validasi Pertanyaan Keberhasilan PTK
Guru perlu menvalidasi pertanyaan tentang keberhasilan PTK melalui

pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pertanyaan dengan bukti (data mentah),
baik dilakukan sendiri maupuan bersama teman (validasi diri) meminta teman
sejawat untuk memeriksanya sehinga muncul masukan yang dapat digunakan
untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar
penelitian dalam seminar (validasi publik).
11) Pemahaman Prosedur PTK
A. Prosedur Pertama : Penyusunan Proposal PTK
(a) Mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan
berbagai metode atau cara.
(b) Menentukan

cara

pemecahan

masalah

PTK

dengan

pendekatan strategi, media, atau kiat tertentu.
(c) Memilih dan merumuskan masalah PTK baik berupa
pertanyaan atau peryataan.
(d) Menetapkan tujuan pelaksanaan PTK sesuai dengan masalah
yang ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

(e) Memilih dan menyusun perspektif, konsep, dan perbandingan
yang mendukung dan melandasi pelaksaan PTK.
(f) Menyusun silkus yang berisi rencana tindakan yang diyakini
dapat memecahakan masalah yang telah dirumuskan.
(g) Menetapkan cara mengumpulkan data sekligus menyusun
instrument yang diperlukan untuk menjaring data PTK.
(h) Menetapkan dan menyusun prosedur cara analisis data PTK.
B. Prosedur Kedua : Pelaksanaan Rencana Tindakan
Dalam kegiatan ini ditetapkan rencana telah disusun dengan variasi
tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus
dilakukan pula pengamatan dan refeleksi. Pelaksanaan tindakan, pengamatan
maupun refeleksi dapat dilakukakan secara beriringan, bahkan bersamaan.
C. Prosedur Ketiga : Analisis Data
Mengalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, maupun refeleksi. Analisis data ini harus
disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini
dipaparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan dan rumusan
saran.
D. Prosedur Keempat : Penulisan Laporan PTK
Penulisan laporan PTK dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan
menganalisis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasilhasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kajian konsep atau teoritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

L. Penulisan Karya Tulis mengenai PTK
Guru harus mampu menulis hasil penelitiannya dan melengkapi predikat
guru sebagai ilmuwan sejati dengan menuliskan pengalaman melaksanakan PTK
tersebut ke dalam karya tulis ilmiah. PTK belum tentu dikatakan berhasil, bila
guru belum meluangkan ke dalam karya tulis ilmiah.
2.2 Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) didasarkan atas teori psikologi
kognitif, terutama berlandaskan teori Piaget dan Vigotsky (konstruktivisme),
Menurut konstruktivisme, siswa belajar mengonstruksi pengetahuannya melalui
interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat
membuat siswa belajar melalui upaya penyelesaian permasalahan dunia nyata
secara terstruktur dan mengontruksi pengetahuan siswa.
Problem

Based

Learning

(PBL)

merupakan

pembelajaran

yang

penyampainnya dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,

memfasilitasi

penyelidikan,

dan

membuka

dialog

(Abdullah Sani, 2014: 127). Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan
yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang
nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari. Barows dan Kelson
(Amir, 2009: 21). Dari kedua definisi tersebut, terlihat bahwa materi pembelajaran
terutama bercirikan ada masalah. Masalah, seperti yang dibahas di atas, dapat pula
kita katakan sebagai apa pun yang menghalangi kita dan mencapai sebuah tujuan
pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

2.2.1 Langkah PBL
Proses PBL

akan dijalankan

bila pengajaran siap dengan segala

perangkat yang diperlukan (masalah, formulir perlengkap, dan lain-lain).
Pembelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk
kelompok-kelompok kecil. (Amir, 2009: 24-26) mengatakan bahwa proses PBL
dapat dilakukan melalui 7 langkah sebagai berikut.
a. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep
yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang
membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas istilahistilah atau konsep yang ada dalam masalah.
b. Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubunganhubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu. Kadang-kadang ada hubungan
yang masih belum nyata antara fenomennya, atau ada yang sub-sub masalah yang
harus diperjelas dahulu.
c. Menganalisis masalah
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki
anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang
tercantum dalam masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota.
Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

d. Menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisisnya dengan
dalam.
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitan satu sama lain,
dikelompokkan, mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan dan
sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-memilih sesuatu yang terjadi bagianbagian yang membentuknya.
e. Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok
sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum
jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat.
Inilah yang akan menjadi dasar gagasan yang akan dibuat laporan.
f. Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain ( di luar diskusi
kelompok).
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang dimiliki dan sudah
punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya harus mencari tambahan itu, dan
menentukan di mana hendak dicarinya. Mereka harus mengatur jadwal,
menentukan sumber informasi. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri
dengan efektif untuk tahap ini, agar mendapatkan informasi yang relevan, seperti
menentukan kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan topik, penulis, publikasi
dari sumber pembelajaran. Pemelajar harus memilih, meringkas sumber
pembelajaran itu dengan kalimatnnya sendiri (ingatkan mereka untuk tidak hanya
memindahkan kalimat dari sumber).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

g.

Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan

membuat laporan untuk dosen /kelas.
Dari

laporan-laporan

setiap

individu/subkelompok,

yang

dipresentasikan di hadapan anggota kelompok lain di depan kelas, kelompok akan
mendapatkan informasi-informasi baru. Setiap anggota yang mendengar laporan
harus menanggapi secara kristis tentang laporan yang disajikan oleh kelompok
lain di depan kelas. Kadang-kadang

laporan yang dibuat menghasikan

pertanyaan-pertanyaan baru yang harus disikapi oleh kelompok.
Pada langkah 7 ini kelompok sudah dapat membuat sintesis
menggabungkannya dan mengkombinasikan hal-hal yang relevan. Di tahap ini,
keterampilan yang dibutuhkan adalah bagaimana meringkas, mendiskusikan, dan
meninjau ulang hasil diskusi untuk nantinnya akan disajikan dalam bentuk
paper/makalah. Di sinilah kemampuan menulis (komunikasi tertulis) dan
kemudian mempresentasikan (komunikasi oral) sangat dibutuhkan dan sekaligus
dikembangkan.
2.2.2 Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Trianto (2009: 94-96) menyatakan tujuan pembelajaran berdasarkan
masalah sebagai berikut:
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah.
Berpikir

juga diartikan sebagai kemampuan untuk menganalisis,

mengkritik dan mencapai kesimpulan berdasar pada pertimbangan yang seksama.
PBL memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar
berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain PBL melatih peserta didik untuk
memiliki keterampilan tingkat tinggi.
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
Menurut Resnick (Ibrahim dan Nur 2000, 7), bahwa model pembelajaran
berdasarkan masalah yang amat penting untuk menjebati gap antara pembelajaran
sekolah normal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar
sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut, maka PBL mempunyai implikasi :
a) Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas
b) Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong
pengamatan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap
siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau yang diajak
dialog (ilmuwan, guru, dokter, dan sebagainya)
c) Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, sehingga
memungkinkan mereka menginterprestasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap
fenomena tersebut secara mandiri.
3. Menjadi pembelajar yang mandiri
PBL berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan
otonom. Dengan bimbingan guru secara berulang-ulang mendorong dan
mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian
terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan
tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

Menurut Edward de Bono (Taufiq Amir, 2009 :26-27), Pendidikan bukan
tujuan kita. Pendidikan harus mempesiapkan pembelajar untuk hidup. Dengan

PBL terdapat peluang untuk membangun kecakapan hidup (life skills) pembelajar,
pembelajar terbiasa mengatur dirinya

sendiri (selft directed), berpikir

metakognitif (relatif dengan pikiran dengan tindakannya) berkomunikasi dan
berbagai kecakapan terkait. Smith (Taufiq Amir 2009:27), yang khusus meneliti
berbagai dimensi bermanfaat di atas menemukan bahwa kecakapan pemecahan
masalahnya, lebih mudah mengingat, meningkatakan pemahaman, meningkatakan
pengetahuannya yang relevan dengan dunia praktik, mendorong mereka penuh
pemikiran, membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama, kecakapan
pembelajar, dan memotivasi pembelajar.
2.2.3 Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pengajaran berbasis masalah (PBL) juga dikembangkan sebagai sebuah
model pembelajaran dengan sintaks belajar sebagai berikut (Abdulan Sani, 2014:
157).
Tabel 2.2
No

Fase

Kegiatan Guru

1.

Memberikan orientasi

Guru menyajikan permasalahan, membahas

permasalahan kepada

tujuan pembelajaran, memaparkan kebutuhan

peserta didik.

logistik untuk pembelajaran, memotivasi
peserta didik untuk terlibat aktif.

2.

Mengorganisasikan

Guru membantu peserta didik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

peserta didik untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

penyelidikan.

belajar/penyelidikan untuk menyelesaikan
permasalahan.

3.

Pelaksanaan investigasi.

Guru mendorong peserta didik untuk
memperoleh infromasi yang tepat,
melaksanakan penyelidikan, dan mencari
penjelasalan solusi

4.

Mengembangkan dan

Guru membantu peserta didik merencanakan

menyajikan hasil.

produk yang tepat dan relevan, seperti
laporan, rekaman video, dan sebagainya untuk
keperluan penyampaian hasil.

5.

Menganalisis dan

Guru membantu peserta didik melakukan

mengevaluasi proses

refleksi terhadap penyelidikan dan proses

penyidikan.

yang mereka lakukan.

Fase 1. Memberikan orientasi permasalahan kepada peserta didik.
Pada awal pelajaran PBL, seperti semua tipe pelajaran lainnya, guru
seharusnya mengkomunikasikan dengan jelas maksud pelajaran, membangun
sikap positif terhadap pelajaran itu dan mendeskripsikan sesuatu yang diharapkan
untuk dilakukan siswa. Guru perlu memberikan permasalahan dengan hati-hati
atau memiliki prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi
permasalahan. Guru seharusnya menyuguhkan situasi bermasalah itu kepada
siswa dengan semenarik mungkin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk penyelidikan.
PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi di
antara siswa dan membantu mereka untuk menginvestasi masalah secara bersamasama. PBL juga mengaharuskan guru untuk membantu siswa untuk merencanakan
tugas investigatif pelaporannya.
Fase 3. Pelaksanaan investigasi. Investigasi yang dilakukan secara mandiri,
berpasangan, atau dalam kelompok adalah inti PBL.
Meskipun setiap situasi masalah membutuhkan teknik investigatif yang
agak

berbeda,

kebayakan

melibatkan

proses

mengumpulkan

data

dan

mengumpulkan hipotesis.
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Hal- hal yang memperlihatkan situasi yang bermasalah dan solusi yang
diusulkan. Guru membantu peserta didik merencanakan produk yang tepat dan
relevan, seperti laporan, rekaman video, dan sebagainya untuk keperluan
penyampaian hasil
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses penyidikan.
Fase terakhir PBL melibatkan kegiatan-kegiatan yang dimaksud untuk
membentu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri
maupun keterampilan intelketual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru
meminta siswa untuk merekontruksikan pikiran dan kegiatan mereka selama fase
pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

2.2.4 Pelaksanaan Pengajaran Berdasarkan Masalah
PBL mempunyai tahap pelaksanaan pengajaran berdasarkan masalah.
Pelaksanaan pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari tugas perencanaan, tugas
interaktif, lingkungan belajar, tugas manajemen, assement, dan evaluasi
(Trianto,2009:98-102).
A. Tugas-tugas Perencanaan
(a) Penetapan Tujuan
Model pengajaran berdasarkan masalah yang dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidik, memahami peran orang dewasa,
dan membantu siswa menjadi seorang pembelajar yang mandiri. Dalam
pelaksanaannya pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
(b) Merancang situasi masalah
Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka teki dan
tidak didefinisikan secara ketat, memungkinkan kerja sama, bermakna bagi siswa,
dan konsisten dengan tujuan kurikulum.
(c) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pengajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan

bekerja

dengan beragam material dan peralatan, dan pelaksanaannya bisa dilakukan dalam
kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium,

bahkan pula dilakukan di luar

sekolah. Oleh karena itu, tugas mengorganisasikan sumber daya dan
melaksanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa, haruslah menjadi tugas
perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan pembelajaran berdasarkan
pemecahan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

B. Tugas Interaktif
(a) Orientasi siswa pada masalah
Siswa perlu memhami bahwa tujuan pengajaran berdasarakan masalah
adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk
melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi
pembelajar yang mandiri. Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu
materi dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah dengan menggunakan
kejadian

yang

mencengangkan

dan

menimbulkan

misteri

sehingga

membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
(b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada

model

pembelajaran

berdasarkan

masalah

pengembangan

keterampilan kerjasama diantara siswa perlu adanya bimbingan atau panduan,
sehingga dalam diskusi membutuhkan bantuan dari guru untuk merencanakan
penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan.
(c) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu
masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah
tersebut. Guru mendorong pertukaran ide gagasan yang bebas dan penerimaan
sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam
tahap penyelidikan dalam rangka pemelajaran berdasarkan masalah. Puncak
proyek-proyek berdasarkan pemecahan masalah adalah penciptaan dan peragaan
artefak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan video tape.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

(b) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Tugas guru pada tahap akhir pengajaran berdasarkan pemecahan masalah
adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka
sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang meraka gunakan.
C. Lingkungan Belajar dan Tugas Manajemen
Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru memiliki
seperangkat aturan yang jelas agar semua pembelajaran dapat berlangsung tertib
tanpa gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang secara cepat
dan tepat, juga perlu memilki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja
kelompok. Salah sat