Penerapan strategi pembelajaran project based learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa , sikap kritis dan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROJECT
BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA , SIKAP KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK SANJAYA PAKEM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh : Marsella Astuti Inatutok
121334026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROJECT
BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA , SIKAP KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK SANJAYA PAKEM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidkan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh : Marsella Astuti Inatutok
121334026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
PERSEMBAHAN
Karya yang sederhana ini kupersembahkan bagi :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati saya
Bapak tersayang Karolus Kopong Goran dan Mama tercinta Katarina Tri Endarini
Mami tercinta, Babe, Kakak Cristina Jella, tante Pauline, adik sepupu Yosi,
Gracia, Dito, kekasihku Robertus Hendy Pratomo
Almamater tercinta,
Program Pendidikan Ekonomi BKK
Pendidikan Akuntansi
(6)
v
MOTTO
“Jangan pernah menunda pekerjaanmu”
(7)
(8)
(9)
viii ABSTRAK
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA, SIKAP KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK
SANJAYA PAKEM
Marsella Astuti Inatutok Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sikap kritis, dan prestasi belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada mata pelajaran akuntansi materi pengelolaan kartu piutang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang dalam tiap siklusnya meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL ini dapat meningkatkan: (1) motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi pengelolaan kartu piutang (rata-rata motivasi belajar siswa pada awal penelitian = 79,5, siklus I = 82,5, siklus II = 84,8; (2) sikap kritis dalam pembelajaran materi pengelolaan kartu piutang (rata-rata sikap kritis siswa pada awal penelitian = 38,9, siklus I = 40,1, siklus II = 40,1; (3) prestasi siswa dalam pembelajaran materi pengelolaan kartu piutang (rata-rata prestasi siswa pada siklus 1 = 80,8, siklus II = 83,9 ; jumlah siswa yang memenuhi target yang ditetapkan pada : siklus I = 88,9%, siklus II = 100%).
(10)
ix
ABSTRACT
THE APLLICATION OF LEARNING STRATEGIES OF PROJECT BASED LEARNINGTO INCREASE STUDENT’S LEARNING
MOTIVATION, CRITICAL ATTITUDE AND LEARNING
ACHIEVEMENT OF THE ELEVENTH STUDENTS IN ACCOUNTING STUDY PROGRAM IN SANJAYA PAKEM VOCATIONAL HIGH
SCHOOL
Marsella Astuti Inatutok Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
This study aims to increase students' motivation, critical thinking and
student’s achievement after the implementation of Project Based Learning in teaching strategy (PjBL), research focus on the topic of account receivable management card.
This study is an Classroom Action Research. The subjects in this study were the students of the eleventh students of Accounting class of Sanjaya Vocational High Pakem Sleman Yogyakarta. This study was conducted in 2 cycles. Each cycle includes four stages, they are planning, action, observation and reflections. Data collection technique was conducted through observation, written test, questionnaire and documentation. Data analytical technique was descriptive and comparative analysis.
The final result of this research shows that the implementation of Project Based Learning in teaching strategy (PjBL): (1) students' self motivation in this subject increased by the average of 79.5 at the beginning stage (first cycle is 82.5 , second cycle is 84.8; (2) critical thinking in the subject taught (in an average of 38.9 at the beginning stage , first is 40.1, second is 40.1; (3) students' achievements had improved significantly in the subject taught (in an avarage first cycle is 80.0 and second cycle is 83.9 ; the number of students who can achieve the set target in first cycle is 88,9%, second cycle is 100%).
(11)
x
KATA PENGANTAR
Segala puji, syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus
atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul : “Penerapan Strategi Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Sikap Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,
semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi
ini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidkan Akuntansi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M. Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi
(12)
xi
4. Bapak dan Ibu Dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan selama penulis menempuh kuliah.
5. Mbak Aris yang telah memberikan bantuan dan informasi selama proses
menempuh pendidikan.
6. Bapak Setyo Budi Kriswanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya
Pakem yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
7. Ibu B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. selaku Guru Pembimbing yang diminta
oleh sekolah untuk mendampingi penulis selama melaksanakan penelitian.
8. Seluruh keluarga besar SMK Sanjaya Pakem, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terimakasih
banyak atas ijin dan bantuannya.
9. Kedua Orang Tuaku, Bapak Karolus Kopong Goran dan Ibu Chatarina Tri
Endarini yang telah memberikan doa, dukungan yang luar biasa untuk penulis
dalam penyusunan skripsi, dan memberikan kasih sayangnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.Mami, Babe, Tante Pauline Esong, Kakak Cristina Jella Doni serta adik-adik
kesayanganku Yosi, Gracia, Dito yang selalu memberikan doa, semangat,
(13)
xii
11.Kekasihku Robertus Hendy Pratomo yang selalu memberikan doa, dukungan
positif, semangat dan motivasi untuk penulis sehingga penulis dapat
menyelesikan skripsi ini.
12.Teman sepayungan penelitian : Birgitta Orlies Irdianti dan Dita Anjelina yang
telah berjuang dan bekerja sama dengan baik.
13.Sahabat-sahabatku : Vinna Pratiwi, Birgitta Orlies, Tiodoris Sidauruk,
Cahyaning Apsari, Restituta Endra Svera, Marselinus Tri, Mbak Tiwi, Edo,
dan Maca.
14. Para sahabat dan teman-teman PAK 2012 yang telah banyak membantu,
mendoakan, memberikan semangat serta saling bekerja sama dengan baik
selama ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukkan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 30 Maret 2017
Penulis
(14)
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR DIAGRAM ... xix
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penlitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Penelitian Tindakan Kelas... 6
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 6
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 7
(15)
xiv
4. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 9
5. Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 10
6. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 13
7. Kelebihan dan Kelemahan PTK ... 14
8. Jenis-jenis PTK ... 15
B. Project Based Learning ... 17
1. Pengertian Project Based Learning ... 17
2. Ciri-ciri Project based Learning ... 18
3. Komponen-komponen Project Based Learning ... 19
4. Langkah Pembelajaran Project Based Learning ... 20
5. Keuntungan dan kelemahan Project based Learning ... 22
6. Penerapan project Based Learning ... 24
C. Motivasi Belajar ... 27
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 27
2. Pentingnya Motivasi Belajar ... 29
3. Fungsi Motivasi Belajar ... 30
4. Unsur-unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar ... 31
5. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 31
D. Sikap Kritis ... 32
1. Pengertian Sikap Kritis ... 32
2. Keterampilan Berpikir Kritis ... 33
3. Perencanaan Program Keterampilan Sikap Kritis ... 34
4. Indikator Kemampuan Bersikap Kritis ... 34
E. Prestasi Belajar ... 35
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 35
2. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 35
F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 37
G. Kerangka Berpikir ... 39
(16)
xv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Jenis Penelitian ... 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 42
D. Prosedur Penelitian ... 43
E. Instrumen Penelitian... 44
F. Tindakan Siklus ... 45
G. Observasi dan Analisis Hasil Observasi Pra PTK... 54
H. Devinisi Operasional Variabel dan Pengukurnnya ... 55
I. Teknik Pengumpulan Data ... 59
J. Uji Kuesioner ... 60
K. Teknik Analisis Data ... 70
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 74
A. Sejarah SMK Sanjaya Pakem... 74
B. Tujuan, Visi, dan Misi SMK Sanjaya Pakem ... 76
C. Sistem Pendidikan SMK Sanjaya Pakem ... 77
D. Kurikulum SMK Sanjaya Pakem ... 80
E. Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 82
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Sanjaya Pakem ... 83
G. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 85
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 86
A. Deskripsi Penelitian ... 86
1. Deskripsi Pra Penelitian ... 89
2. Deskripsi Siklus 1 PTK pada Materi Pengelolaan Kartu Piutang ... 103
3. Deskripsi Siklus 2 PTK pada Materi Pengelolaan Kartu Piutang ... 118
B. Analisis Komparansi Motivasi Belajar, Sikap Kritis dan Presentasi Belajar Siswa Pada Siklus 1 dan Siklus 2 dalam Penerapan Metode PjBL ... 136
(17)
xvi
2. Analisis Komparatif Sikap Kritis ... 139
3. Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa ... 141
C. Pembahasan ... 142
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 144
A. Kesimpulan ... 144
B. Keterbatasan ... 145
C. Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 148
(18)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi- kisi Motivasi Belajar ... 56
Tabel 3.2 Pemberian Skor pada Setiap Iem Kuesioner ... 57
Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Sikap Kritis ... 58
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (1) ... 61
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (2) ... 63
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (3) ... 64
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (4) ... 65
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Sikap Kritis Siswa (1) ... 66
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Sikap Kritis Siswa (2) ... 67
Tabel 3.10 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ... 68
Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Uji Reliabilitas ... 69
Tabel 3.12 Kategorisasi PAP tipe II ... 71
Tabel 3.13 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ... 72
Tabel 3.14 Analisis Peningkatan Prestasi Siswa ... 73
Tabel 4.1 Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 83
Tabel 4.2 Gedung SMK Sanjaya Pakem ... 84
Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Sebelum Penerapan PjBL ... 90
Tabel 5.2 Observasi Kegiatan Siswa Sebelum Penerapan Strategi Pembelajaran PjBL ... 95
Tabel 5.3 Hasil Observasi Kondisi Fisik Kelas ... 96
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Klasifikasi Motivasi Berdasarkan PAP tipe II ... 98
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Klasifikasi Sikap Kritis Berdasarkan PAP tipe II ... 100
Tabel 5.6 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Sebelum Penerapan PjBL Pra Penelitian... 101
Tabel 5.7 Distrubusi Frekuensi Penilaian Prestasi Siswa Pra Penelitian ... 102
Tabel 5.8 Refleksi Siswa Pada Pembelajaran Saintifik Strategi Pembelajaran PjBL Siklus 1 ... 109
(19)
xviii
Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Klasifikasi Motivasi Belajar Berdasarkan
PAP tipe II Siklus I... 110
Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Klasifikasi Sikap Kritis Berdasarkan PAP tipe II Siklus II ... 112
Tabel 5.11 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Saat Penerapan Strategi Pembelajaran PjBL Siklus 1 ... 113
Tabel 5.12 Distrubusi Frekuensi Penilaian Prestasi Siswa Siklus I ... 115
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Penilaian Proyek Siswa Siklus 1 ... 116
Tabel 5.14 Hasil Observasi Kegiatan Guru Saat Penerapan Strategi Pembelajaran PjBL ... 122
Tabel 5.15 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan Strategi Pembelajaran PjBL Siklus II ... 126
Tabel 5.16 Hasil Perhitungan Klasifikasi Motivasi Belajar Berdasarkan PAP tipe II Siklus II ... 128
Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Klasifikasi Sikap Kritis Berdasarkan PAP tipe II Siklus II ... 130
Tabel 5.18 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Saat Penerapan Strategi Pembelajaran PjBL Siklus II ... 131
Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Penilaian Prestasi Siswa Siklus II ... 132
Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Penilaian Proyek Siswa Siklus II ... 133
Tabel 5.21 Refleksi Siswa Pada Pembelajaran Saintifik Strategi Pembelajaran PjBL Siklus II ... 135
Tabel 5.22 Tabel Komparasi Motivasi Belajar Siswa ... 137
Tabel 5.23 Rangkuman Distribusi Frekuensi motivasi Belajar Siswa ... 138
Tabel 5.24 Tabel Komparasi Sikap Kritis ... 139
Tabel 5.25 Rangkuman Distribusi Frekuensi Sikap Kritis ... 140
(20)
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 5.1 Persentase Motivasi Belajar Siswa (Pra Penerapan) ... 99
Diagram 5.2 Persentase Sikap Kritis Siswa (Pra Penerapan) ... 101
Diagram 5.3 Persentase Prestasi Belajar Siswa (Pra Penerapan) ... 103
Diagram 5.4 Persentase Motivasi Belajar Siswa (Siklus I) ... 111
Diagram 5.5 Persentase Sikap Kritis Siswa (Siklus I) ... 113
Diagram 5.6 Persentase Prestasi Belajar Siswa (Siklus I) ... 116
Diagram 5.7 Persentase Penilaian Proyek (Siklus I) ... 117
Diagram 5.8 Persentase Motivasi Belajar Siswa (Siklus II)... 129
Diagram 5.9 Persentase Sikap Kritis (Siklus II) ... 131
Diagram 5.10 Persentase Prestasi Belajar Siswa(Siklus II) ... 133
(21)
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(22)
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Lembar Observasi Aktivas Guru... 151 Lampiran II Lembar Observasi Aktivas Kelas ... 155 Lampiran III Lembar Observasi Keadaan Kelas Penerapan Strategi .
Project Based Learning ... 157 Lampiran IV Lembar Kuesioner Motivasi Belajar (Pra Penelitian) ... 159 Lampiran V Lembar Kuesioner Sikap Kritis(Pra Penelitian)... 163 Lampiran VI Pertanyaan Wawancara Guru ... 167 Lampiran VII Lembar Refleksi (Pra Penelitian) ... 169 Lampiran VIII Pembagian Kelompok Belajar Siswa ... 172 Lampiran IX Rencana Pelaksaan Pembelajaran (Siklus I) ... 174 Lampiran X Skenario Pembelajaran (Siklus I) ... 192 Lampiran XI Handout Siswa (Siklus I) ... 196 Lampiran XII Soal Evaluasi (Siklus I) ... 207 Lampiran XIII Lembar Jawab Evaluasi (Siklus I) ... 211 Lampiran XIV Kunci Jawaban Evaluasi (Siklus I) ... 219 Lampiran XV Rencana Pelaksaan Pembelajaran (Siklus II) ... 235 Lampiran XVI Skenario Pembelajaran (Siklus II) ... 255 Lampiran XVII Handout Siswa (Siklus II) ... 258 Lampiran XVIII Soal Evaluasi (Siklus II) ... 270 Lampiran XIX Lembar Jawaban Evaluasi (Siklus II) ... 272 Lampiran XX Kunci Jawaban Evaluasi (Siklus II) ... 279 Lampiran XXI Daftar Nama Siswa XI Akuntansi ... 285 Lampiran XXII Hasil Observasi Aktivitas Guru Di Kelas (Pra Penelitian) 287 Lampiran XXIII Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Di Kelas
(Pra Penelitian) ... 291 Lampiran XXIV Hasil Observasi Keadaan Kelas Penerapan
Strategi Pembelajaran PjBL (Pra Penelitian) ... 293 Lampiran XXV Hasil Analisis Butir Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
(23)
xxii
Lampiran XXVI Hasil Analaisis Butir Kuesioner Sikap Kritis
(Pra Penelitian) ... 297 Lampiran XXVII Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Pra Penelitian) 299 Lampiran XXVIII Hasil Kuesioner Sikap Kritis (Pra Penelitian) ... 303 Lampiran XXIX Hasil Observasi Aktivitas Guru Di Kelas (Siklus I) ... 307 Lampiran XXX Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Di Kelas
(Siklus I) ... 311 Lampiran XXXI Hasil Observasi Keadaan Kelas Penerapan
Strategi Pembelajaran PjBL (Siklus I) ... 313 Lampiran XXXII Jawaban Evaluasi Siswa (Siklus I)... 315 Lampiran XXXIII Hasil Evaluasi Belajar Siswa (Siklus I) ... 330 Lampiran XXXIV Hasil Penilaian Proyek (Siklus I) ... 332 Lampiran XXXV Hasil Analisis Butir Kuesioner
Motivasi Belajar Siswa (Siklus I) ... 335 Lampiran XXXVI Hasil Analisis Butir Kuesioner Sikap Kritis (Siklus I) ... 337 Lampiran XXXVII Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Siklus I) ... 339 Lampiran XXXVIII Hasil Kuesioner Sikap Kritis (Siklus I)... 343 Lampiran XXXIX Hasil Refleksi Siswa Saat PjBL (Siklus I) ... 347 Lampiran XL Hasil Observasi Aktivitas Guru Di Kelas (Siklus II) ... 350 Lampiran XLI Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Di Kelas
(Siklus II) ... 354 Lampiran XLII Hasil Observasi Keadaan Kelas Penerapan
Strategi Pembelajaran PjBL (Siklus II) ... 357 Lampiran XLIII Jawaban Evaluasi Siswa (Siklus II) ... 359 Lampiran XLIV Hasil Evaluasi Belajar Siswa (Siklus II) ... 366 Lampiran XLV Hasil Penilaian Proyek (Siklus II) ... 368 Lampiran XLVI Hasil Analisis Butir Kuesioner Motivasi Belajar
Siswa (Siklus II) ... 371 Lampiran XLVII Hasil Analisis Butir Kuesioner Sikap Kritis (Siklus II) .. 374 Lampiran XLVIII Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Siklus II) ... 376 Lampiran XLIX Hasil Kuesioner Sikap Kritis (Siklus II) ... 380
(24)
xxiii
Lampiran L Hasil Refleksi Siswa Saat PjBL (Siklus II) ... 384 Lampiran LI Hasil Wawancara Guru ... 387 Lampiran LII Hasil Validitas dan Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa 389 Lampiran LIII Hasil Validitas dan Reliabilitas Sikap Kritis Siswa ... 391 Lampiran LIV Perhitungan Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar,
Sikap Kritis, dan Prestasi Belajar dengan PAP II ... 393 Lampiran LV Tabel r ... 396 Lampiran LVI Surat Permohonan Perizinan ... 398 Lampiran LVII Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 400 Lampiran LVIII Dokumentasi ... 402
(25)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penentu kualitas suatu bangsa.
Pendidikan bersifat dinamis sehingga diperlukan perbaikan secara
terus-menerus. Pendidikan berperan dalam menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, dan demokratis. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan
kurikulum, peningkatan kualitas tenaga pendidik, penataan manajemen
pendidikan serta penerapan teknologi informasi pendidikan. Salah satu upaya
yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dewasa
ini adalah dengan pemberlakuan Kurikulum 13.
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem
Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan
oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut
sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama
kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada
tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013,
Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis,
yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP,
(26)
Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk
SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diterapkan melalui proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa yang semakin baik. Seperti yang
dikemukakan oleh Titis Dwipantra (2011:63) dalam penelitiannya bahwa
melalui proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang semakin baik dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pencapaian kualitas pembelajaran dapat
dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas yang saling berpatisipasi aktif.
Akan tetapi, kenyataan yang ditemukan adalah guru lebih banyak
mendominasi proses pembelajaran atau guru sebagai pusat pembelajaran,
sedangkan keaktifan siswa masih belum tampak akibatnya terjadi kemacetan
komunikasi. Padahal ada kecenderungan siswa akan belajar dengan baik jika
lingkungan belajarnya kondusif. Belajar akan lebih bermakna bila siswa
mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya seperti yang
dikemukakan oleh Bruner yang dikutip oleh Miswanto (2011:67) bahwa
belajar dilakukan dengan usaha sendiri untuk menemukan pengetahuan yang
akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Belajar dapat
diperoleh melalui lingkungan formal dan informal.Lingkungan formal salah
satunya adalah sekolah.Sekolah terbagi menjadi 3 jenjang pendidikan yaitu
jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang
pendidikan atas Jenjang pendidikan atas salah satunya adalah SMA.
Dalam penelitian ini akan membahas tentang bagaimana strategi
(27)
Project Based Learning harus betul-betul dipahami oleh siswa, tidak hanya
tercapainya kurikulum tetapi bagaimana siswa dengan kreativitasnya dapat
memahami masalah ekonomi materi pembelajaran yang diajarkan.
Pembelajaran berbasis proyek ini lebih memusatkan pada masalah
kehidupan yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi siswa dalam merancang sebuah
proyek yang mereka lakukan. Dan ini akan menambah kreativitas siswa
dalam merancangkan sebuah proyek yang kemudian akan mereka kerjakan
dalam waktu yang sudah guru sediakan sesuai dengan konsep yang diajarkan.
Pada akhirnya siswa akan memahami konsep tersebut dengan proyek-proyek
yang mereka lakukan dan ini akan menambah motivasi siswa, sikap kritis,
serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Bertitik tolak dari uraian di atas
dalam upaya peningkatan motivasi siswa, sikap kritis, prestasi belajar siswa
dan kualitas pembelajaran perlu mengubah paradigma lama bahwa guru
adalah pengelola.Kegiatan mengajar menggunakan hal yang tidak
berorientasi pada “bagaimana saya belajar (Teacher centered)” tetapi lebih
kepada “bagaimana saya membelajarkan siswa”. Strategi pembelajaran Project Based Learning sangat penting untuk meningkatkan motivasi siswa,
sikap kritis, serta prestasi belajar siswa. Sehingga penulis menspesifikasikan
pada penerapan strategi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk
(28)
B. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya terbatas pada masalah strategi pembelajaran
Project Based Learning untuk meningkatkan motivasi siswa, sikap kritis dan
prestasi belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah:
1. Apakah strategi pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa?
2. Apakah strategi pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan
sikap kritis siswa?
3. Apakah strategi pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah:
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi melalui
strategi pembelajaran Project Based Learning.
2. Untuk meningkatkan sikap kritis belajar siswa kelas XI Akuntasi melalui
strategi pembelajaran Project Based Learning.
3. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi melalui
(29)
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa
Diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar, sikap kritis,
dan prestasi belajar siswa tentang materi akuntansi melalui strategi
pembelajaran Project Based Learning.
2. Bagi guru
Diharapkan guru dapat menerapkan strategi pembelajaran Project
Based Learning untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap kritis, dan
prestasi belajar siswa tentang materi akuntansi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dari hasil penulisan skripsi ini akan memberikan
tambahan referensi bagi universitas sebagai acuan dalam penulisan
penelitian bagi mahasiswa yang bermaksud melakukan pengembangan
pembelajaran di kelas.
4. Bagi sekolah
Diharapkan dari penulisan ini dapat memberikan acuan bagi guru
dalam menerapkan strategi pembelajaran Project Based Learning karena
strategi pembelajaran Project Based Learning sangat bagus dan dapat
(30)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Mulyasa (2010: 10) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar
sekelompok peserta didik.
Kusumah & Dwitagama (2010: 9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan
cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Saur (2014: 15) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah suatu pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata
berupa siklus melalui proses kemampuan mendeteksi dan memecahkan
masalah.
Dari beberapa pengertian di atas, disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah bentuk kegiatan yang bersifat refleksi diri yang
dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam suatu situasi kependidikan
(31)
praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik
tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
2. Karakteristik PTK
Menurut Saur (2014: 20-21), karakteristik PTK adalah:
a. Permasalahan yang dipecahkan berasal dari masalah praktis serta
bersifat kontekstual, spesifik, fleksibel, reflektif, siklus, dan
terlokalisasi.
b. Tujuan utamanya berfokus pada perbaikan kinerja pendidik melalui
perbaikan kualitas pembelajaran, inovasi pembelajaran, perbaikan hasil
belajar akademik maupun non akademik.
c. Problem solving oriented yaitu berorientasi pada pemecahan masalah
yang dihadapi guru dalam proses belajar di kelas.
d. Lingkup penelitian bersifat mikro, dilakukan untuk satu kelas, dan tidak
mengganggu proses pembelajaran dimana guru menjalankan tugas
secara rutin, karena hasilnya bukan untuk digeneralisasikan melainkan
memecahkan masalah secara benar.
e. Variabel atau faktor yang dikaji sesuai dengan permasalahan dan cara
pemecahan yang tercermin dalam judul penelitian.
f. PTK bersifat fleksibel dan adaptif.
Menurut Kunandar (2008: 58-60), PTK memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Masalah yang diteliti adalah masalah nyata yang muncul dari dunia
kerja. Dengan demikian PTK didasarkan pada masalah yang
(32)
b. Berorientasi pada pemecahan masalah peningkatan mutu
PTK dilakukan oleh guru sebagai upaya memecahkan masalah yang
dihadapi oleh guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelasnya
melalui tindakan sebagai upaya menyempurnakan proses belajar di
kelasnya. Bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan asumsi semakin baik kualitas proses pembelajaran
maka semakin baik hasil belajar siswa.
c. Siklus
Konsep tindakan (action)siklus dalam PTK terdiri dari empat tahapan,
yakni perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan analisis
(refleksi).
d. Partisipatory (collaborative)
PTK dilaksanakan secara kolaboratif dengan pihak lain seperti teman
sejawat yang berperan sebagai pengamat. Kolaborasi dalam
pelaksanaannya seperti guru dengan teman sejawat, guru dengan kepala
sekolah.
Dari beberapa karakteristik yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa karakteristik utama PTK dilakukan di dalam kelas,
muncul dari kesadaran guru untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama PTK
dilakukan. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan
profesionalisme guru karena PTK mampu membelajarkan guru serta
(33)
keingintahuan siswa, meningkatkan motivasi siswa, dan mampu
mengembangkan karakter siswa menjadi lebih baik.
3. Ciri-ciri khusus PTK (Hermawan, 2015: 14)
Ciri-ciri khusus penelitian tindakan kelas antara lain:
a. PTK dilaksanakan karena adanya kesadaran diri guru sendiri.
Guru tersadar bahwa pembelajaran yang dilakukan mempunyai
kekurangan karena hasil belajar lewat tes tidak sesuai dengan harapan.
b. Penelitian dilakukan melalui refleksi diri
Guru tersadar kalau nilai hasil ulangan siswa yang dilakukan dengan tes
ternyata tidak mencapai KKM, maka guru melakukan refleksi diri
sehingga guru berusaha untuk memperbaiki apa yang diharapkan
c. PTK dilakukan di kelasnya sendiri
PTK paling utama terjadi dalam lingkup kelas. Beberapa diantaranya
yang terdapat di kelas adalah guru, siswa, media, materi ajar, strategi
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan lainnya yang berkaitan dengan
pembelajaran.
d. PTK bertujuan memperbaiki proses pembelajaran dan memperbaiki
hasil belajar anak didik agar meningkat optimal.
4. Prinsip PTK (Hermawan, 2015: 16-17)
Prinsip adalah sikap mental yang dipakai sebagai pedoman terhadap
suatu hal, agar suatu hal tersebut dapat dijalankan dan tidak mengganggu
dengan hal lain. PTK memiliki prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
(34)
a. PTK dilaksanakan tidak menganggu komitmen pembelajaran.
b. PTK terfokus pada masalah nyata yang dihadapi kelas, dan dimulai dari
masalah sederhana, menantang dan akurat.
c. PTK memilih strategi, metode dan media yang tepat.
d. PTK mensyaratkan rumusan masalah dan hipotesis meyakinkan.
e. Guru membuat jurnal untuk mencatat perubahan.
f. Guru memiliki kemampuan reflektif.
g. PTK sesuai dengan langkah-langkah.
5. Rencana Kegiatan PTK (Heris Hendriana, 2014: 41-43)
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis
(siklus), diantaranya:
a. Penyusunan rencana (Planning)
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang
secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Perencanaan
disusun pada masalah dan hipotesis tindakan sehingga perubahan yang
diharapkan dapat mengidentifikasi hasil proses belajar mengajar
sekaligus mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
tindakan. Penyusunan rencana siklus I diantaranya:
1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan.
2) Menentukan pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian.
3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
5) Menyiapkan sumber belajar.
(35)
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan adalah hal yang dilakukan dengan sadar dan
terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
Pelaksanaan tindakan yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi
dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan yang telah
direncanakan hendaknya cukup fleksibel untuk mencapai perbaikan dan
peningkatan yang diinginkan. Tindakan dapat berupa menerapkan hal
yang mengacu pada skenario dan RPP.
c. Pengamatan atau observasi tindakan (Observing)
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh terkait
tindakan. Observasi dalam PTK berupa pengumpulan data perubahan
kinerja Proses Belajar Mengajar (PBM). Kegiatan observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada
tahap ini berisi tentang pelaksanaan dan tindakan yang telah dibuat,
serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang
dikumpulkan dengan alat bantu instrumen format observasi dan menilai
hasil tindakan format evaluasi yang dikembangkan oleh peneliti.
d. Refleksi terhadap tindakan (reflecting)
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan
seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha
memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam
(36)
didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentu
langkah tindakan selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi
diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap kegiatan tindakan.
2) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari
tindakan yang direncanakan.
3) Memperkirakan implikasi dari tindakan yang direncanakan.
4) Menjawab penyebab kondisi yang terjadi selama pelaksanaan.
5) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan sebagainya.
6) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk
suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara
berkesinambungan seperti bentuk sebuah spiral. Untuk mempermudah
siklus yang dimaksud dalam penelitian ini dan melakukan perbaikan
terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi. Model
siklus ini dikembangkan oleh Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti
Depdinas yang diberi nama model gabungan Sanford dan Kemmis,
(37)
Gambar 2.1
Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Gabungan Sanford dan Kemmis
Sumber: Modifikasi Depdiknas, 2010 & Saur, 2011
6. Tujuan PTK (Kunandar, 2008: 63-64)
Dari adanya siklus 1, siklus 2 pada gambar 2.1 di atas, ada tujuan
penelitian tindakan kelas diantaranya sebagai berikut:
a. Untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di dalam kelas dalam
interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan
profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan
para guru.
b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara
terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan
(38)
d. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik
pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis
keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
e. Meningkatkan profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
f. Tercipta sikap siswa & guru yang proaktif dalam melakukan perbaikan
mutu pendidikan dan pengajaran secara berkelanjutan.
g. Sebagai alat inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan.
7. Kelebihan dan Kelemahan PTK
PTK sebagai jenis penelitian, memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu:
a. Kelebihan PTK
Shumsky (1982) dalam buku (Kunandar, 2008: 69), kelebihannya
adalah sebagai berikut:
1) Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.
2) Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis
dalam hal ini guru yang sekaligus menjadi peneliti.
3) Melalui kerja sama, kemungkinan untuk adanya perubahan lebih
baik akan meningkat.
4) Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b. Kelemahan PTK
Shumsky (1982) dalam buku (Kunandar, 2008: 69), kelemahannya
(39)
1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK
pada pihak peneliti (guru).
2) Berkenaan dengan waktu. Karena PTK memerlukan komitmen
peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu dapat menjadi
kendala yang besar. Hal ini belum optimal karena kegiatan rutinnya
dan aktivitas PTK.
3) Guru harus peka terhadap kelas. Bila tidak, maka penilaian
cenderung tidak objektif.
8. Jenis-jenis PTK
Berdasarkan sumber
http://www.seputarpengetahuan.com/2016/04/4-jenis-penelitian-tindakan-kelas-dan-penjelasannya.html, jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ada empat, beberapa diantaranya sebagai berikut:
a. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik
Suatu penelitian tindakan kelas diagnostik adalah penelitian yang
dirancang dengan menuntun penelitian ke arah suatu tindakan. Dalam
hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat dalam
latar belakang penelitian, sebagai contoh peneliti berupaya menangani
perselisihan, perkelahian, dan konflik yang dilakukan antar siswa yang
terdapat di suatu Sekolah atau kelas.
b. Penelitian Tindakan Kelas Partisipan
Suatu penelitian tindakan partisipan terjadi apabila peneliti
terlibat langsung di dalam penelitian sejak awal hingga akhir penelitian
(40)
terlibat. Selanjutnya peneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan
data, kemudian menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan
hasil penelitiannya. Penelitian tindakan kelas partisipan dapat juga
dilakukan di Sekolah secara langsung sejak awal penelitian hingga
berakhirnya penelitian.
c. Penelitian Tindakan Kelas Empiris
Suatu penelitian tindakan kelas empiris terjadi apabila peneliti
berupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan membukukan apa
yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi tersebut berlangsung.
Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpangan
catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan
sehari-hari.
d. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental
Suatu penelitian tindakan kelas eksperimental terjadi apabila
penelitian tindakan kelas ini dapat diselenggarakan dengan berupaya
menerapkan teknik atau strategi secara efektif dan efesien di dalam
suatu kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitannya dengan kegiatan
belajar mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari strategi atau teknik
yang diterapkan penelitian tindakan kelas ini diharapkan peneliti dapat
menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka mencapai
(41)
B. Project Based Learning 1. Pengertian
Menurut Buck Institute for Education (BIE) (dalam Khamdi, 2007)
“Project Based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tmemberi peluang siswa
bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan
puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistic”. Sedangkan Gandini (Helm dan Katz, 2001) memandang PjBL sebagai
sebuah model pembelajaran yang berfungsi sebagai tulang punggung bagi
pengembang pengalaman siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar.
Model ini dikembangkan berdasarkan keyakinan kuat bahwa belajar
sembari melakukan, berdiskusi dalam kelompok, dan belajar melalui
pengalaman memiliki peranan yang sangat penting sebagai jalan utama
dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Jadi, Project
Based Learning merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada
siswa (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan
fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom
mengkonstruksi belajarnya. Project Based Learning sangat cocok
dipadukan dengan materi sistem akuntansi. Berdasarkan kegiatan
pembelajaran dalam silabus, materi akuntansi menuntut siswa untuk aktif
(student centered) sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan
motivator, siswa bekerja sama dengan berbagai percobaan seperti
(42)
akuntansi perusahaan tersebut. Selain itu materi sistem akuntansi juga
sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga banyak peluang
untuk mengajak siswa berpikir kritis dan kreatif mengenai masalah nyata
yang akan diangkat dalam Project Based Learning .
2. Ciri-ciri Project Based Learning
BIE ( dalam Susanti, 2008) menyebutkan ciri-ciri Project Based
Learning diantaranya adalah: isi, kondisi, aktivitas dan hasil. Keempat
ciri-ciri itu adalah sebagai berikut:
a. Isi
Difokuskan pada ide-ide siswa yaitu dalam membentuk gambaran
sendiri bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang
seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.
b. Kondisi
Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu
dalam mengelola tugas dan waktu belajar. Sehingga dalam belajar
materi akuntansi siswa mencari sumber informasi secara mandiri dari
berbagai referensi seperti buku maupun intenet.
c. Aktivitas
Adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah
menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam
menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan
(43)
aktif, menggunakan kecakapan untuk memecahkan masalah dan
berbagai tujuan belajar yang ingin dicapai. Dilihat dari kegiatan
pembelajaran dalam silabus, materi akuntansi sangat menekankan
aktifitas siswa.
d. Hasil
Hasil disini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu
siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam
belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk
mempergunakan kognitif strategi pemecahan masalah. Juga termasuk
kecakapan tertentu, disposisi, sikap dan kepercayaan yang dihubungkan
dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif dapat
menyempurnakan tujuan yang sulit untuk dicapai dengan model-model
pengajaran yang lain.
3. Komponen-komponen Project Based Learning
Komponen-komponen Project Based Learning meliputi beberapa hal:
a. Isi kurikulum
Guru dan siswa bertanggung jawab atas dasar standar dan tujuan yang
jelas serta mendukung proses belajar.
b. Komponen multimedia
Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan teknologi secara efektif
sebagai alat dalam perencanaan, perkembangan atau penyajian proyek.
c. Komponen petunjuk siswa
Dirancang untuk siswa dalam membuat keputusan, berinisiatif dan
(44)
d. Bekerja sama
Memberi siswa kesempatan bekerjasama diantara siswa maupun dengan
guru serta anggota kelompok yang lain.
e. Komponen hubungan dengan dunia nyata
Project Based Learning dihubungkan dengan dunia nyata menuju
persoalan yang relevan untuk kehidupan siswa atau kelompok dan juga
komunikasi dengan dunia luar kelas melalui internet, serta bekerjasama
dengan anggota kelompok.
f. Kerangka waktu
Memberi siswa kesempatan merencanakan, merevisi, membayangkan
pembelajarannya dalam kerangka waktu berpikir untuk materi dan
waktu yang mendukung pembelajaran tersebut.
g. Penilaian
Proses penilaian dilakukan secara terus menerus dalam setiap
pembelajaran, seperti menilai guru, teman, menilai dan merefleksi diri.
4. Langkah Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam
melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata
yang relevan untuk siswa dan dimulai dengan sebuah investigasi
(45)
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.
Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin,serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
2) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress ofthe Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
(46)
guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
5. Keuntungan dan Kelemahan Project Based Learning
Keuntungan Model Pembelajaran Project Based Learning adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa. Laporan-laporan tertulis tentang
proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai
kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga
melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya
keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun
(47)
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada
pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan
perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan
masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana
menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang
mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa
menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang
kompleks.
c. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran
informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.
Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa
belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajarlebih di
dalam lingkungan kolaboratif.
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi
siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan
tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbasis Proyek yang
diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuatalokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
(48)
Kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek ini antara lain:
a. Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan
cara melatih dan memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi
masalah.
b. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk
menyelesaikan masalah.
c. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
d. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas.
e. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
6. Penerapan Project Based Learning
Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan
yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya
terampil dalam suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan
bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap
mata pelajaran di sekolah. Kreatif sangat penting untuk
ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran kepada peserta didik,
khususnya dalam pembelajaran ekonomi. Dengan suatu model
pembelajaran yang tepat kreativitas siswa dapat ditingkatkan. Kegiatan
pembelajaran, guru kebanyakan menggunakan metode ceramah dan
memberi catatan dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal
(49)
kegiatan pembelajaran. Jika tidak dilakukan perubahan dalam proses
pembelajaran, maka sikap siswa tetap pasif, level berpikirnya pun hanya
pada tahap mengingat, hafalan dan jika diberi soal berpikirdan konseptual
mereka tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya nilai yang dicapai
rendah. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih
efektif,meningkatkan interaksi yang terjadi pada siswa, meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, maka perlu ada model pembelajaran yang tepat di dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran memegang peranan sangat penting
dalam rangkaian sistem pembelajaran. Maka dari itu diperlukan
kecerdasan dan kemahiran guru dalam memilih metode pembelajaran.
Pemilihan model yang kurang tepat menjadikan pembelajaran tidak
efektif. Kurangnya kecerdasan guru dalam memilih model yang tepat
dapat berdampak pada ketidaktercapainnya tujuan pembelajaran baik
secara khusus per bidang studi maupun tujuan pendidikan nasional.Upaya
yang akan ditempuh untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning). Dalam pembelajaran dengan metode ini siswa
akan berkolaborasi dengan guru bidang studi, belajar dalam tim
kolaboratif. Ketika siswa belajar dalam tim, siswaakan menemukan
keterampilan merencanakan, berorganisasi, negosiasi, dan membuat
konsensus tentang hal-hal yang akan dikerjakan. Model pembelajaran
(50)
dalam semua mata pelajaran dan memberikan nuansa baru dalam
pembelajaran yang cenderung konvensional.
Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau
masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip.
Pembelajaran berbasis proyek juga melibatkan siswa dalam investigasi
konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain,pengambilan keputusan,
penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses
pembangunan model. Dalam Pembelajaran berbasis proyek, aktivitas
tersebut harus meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan pada
pihak siswa. Pembelajaran ini mendorong siswa mendapatkan pengalaman
belajar sampai pada tingkat yang signifikan.
Pembelajaran berbasis pada proyek lebih mengutamakan otonomi,
pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa.
Sasaran bagi pembelajaran berbasis proyek adalah produk yang dihasilkan.
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning adalah
sebagai berikut:
a. Planning, dalam pelaksanaannya meliputi persiapan proyek dan
perencanaan proyek.
Pada tahap ini menghadapkan siswa pada masalah real di
lapangan, dan mendorong mereka untuk mengidentifikasi masalah
tersebut yang selanjutnya siswa diminta menemukan alternatif
pemecahan masalah yang siswa temukan di lapangan serta mendesain
(51)
b. Creating, yaitu pelaksanaan proyek yang memberikan kesempatan
seluas-luasnya pada siswa untuk merancang dan melakukan laporan
investigasi serta mempresentasikan laporan (produk) baik secara lisan
maupun tulisan dimana dalam hal ini penerapan Project Based
Learning.
c. Processing, aktivitas pada tahap ini meliputi presentasi proyek dan
evaluasi proyek. Kelompok yaitu mengkomunikasikan secara aktual
kreasi atau temuan dari investigasi kelompok termasuk refleksi dan
tindak lanjut proyek-proyek: evaluasi, dilakukan pada tahap ini meliputi
evaluasi teman sebaya, evaluasi diri dan portofolio mengacu pada
sintaks PjBL tersebut, secara umum dapat disampaikan dalam
pembelajaran berbasis proyek siswa dapat belajar secara aktif untuk
merumuskan masalah, melakukan penyelidikan, menganalisis dan
menginterpretasikan data, serta mengambil keputusan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, berarti keadaan dalam pribadi orang
yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
guna mencapai suatu tujuan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan
(52)
Motivasi adalah suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau
dapat juga dikatakan sebagai daya (energy) dan kesiapsediaan
(preparatory set) dalam individu (organisme) untuk bergerak (to move) ke
arah tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak disadari. Motivasi ini
muncul dan tumbuh berkembang dalam diri seseorang baik dari dalam diri
individu (intrinsic) dan dari luar individu / lingkungan (extrinsic).
Menurut Rusyan, dkk (1992: 93), motivasi adalah dorongan yang
tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan manusia. Pada dasarnya motivasi
memberikan jawaban dari tiga persoalan yaitu apa yang diinginkan
manusia (kegiatan apa yang dilakukan dan hasil apa yang ingin dicapai
oleh seseorang), mengapa ia berbuat demikian (apa yang mendorong
seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu), dan bagaimana ia
melakukannya (proses apa yang dialami dalam usaha mencapai suatu hasil
tertentu). Bisa dikatakan bahwa awal motivasi karena manusia mempunyai
kebutuhan, sehingga dikatakan bahwa motivasi adalah penggerak tingkah
laku ke arah tujuan dan didasari adanya suatu kebutuhan.
Menurut Winkel (1987: 93), motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan belajar, dan memberikan arah pada
kegiatan belajar demi menggapai tujuan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi menjadi salah satu prasyarat
penting dalam belajar. Mulai dari kepribadian siswa dan kemampuan siswa
(53)
karena telah belajar, situasi belajar yang mendorong siswa untuk belajar,
dan sebagainya. Motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi, tidak akan melakukan aktivitas belajar.
2. Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 85-86), motivasi perilaku
manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan,
kebutuhan, proses kognitif dan interaksi. Bagi siswa pentingnya motivasi
adalah sebagai berikut:
a. Menyadarkan pada awal, proses, dan akhir belajar. Misalnya seorang
siswa membaca satu bab buku bacaan, dibanding temannya yang juga
membaca buku tersebut, tetapi ia kurang menangkap isi, maka ia
terdorong membaca lagi.
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan
teman sebayanya. Contoh siswa belum terbukti bahwa ia sudah
menguasai materi, maka ia belajar setekun temannya yang belajar dan
berhasil.
c. Mengarahkan kegiatan belajar. Contoh seorang siswa belum belajar
secara serius sehingga nilainya jelek, peran guru adalah menasihatinya
sehingga siswa tersebut mengubah perilaku belajarnya.
d. Membesarkan semangat belajar.
(54)
Sedangkan bagi guru pentingnya motivasi adalah:
a. Membangkitkan, meningkatkan, memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil.
b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas.
c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara
banyak peran.
d. Memberi peluang guru untuk unjuk kerja.
Klasifikasi indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno (2007: 23)
adalah sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
e. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.
3. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2010: 85), ada tiga fungsi motivasi belajar, yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendaknya
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
(55)
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999 : 97-99), unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar ada 4 yaitu:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Keberhasilan mencapai keinginan menumbuhkan kemauan belajar
sehingga akan menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan.
b. Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi rohani dan jasmani mempengaruhi
motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah
Menurut Sardiman A.M (2008: 91-95), ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di Sekolah, yaitu:
a. Memberi angka
Angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar. Banyak siswa yang
utama mencari nilai atau angka yang baik, sehingga siswa biasanya
(56)
b. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi. Ketika seseorang mendapat
hadiah, dia akan merasa senang, dan terinspirasi untuk belajar.
c. Saingan/kompetisi
Saingan/kompetisi sebagai alat motivasi mendorong belajar siswa.
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerima sebagai kompetisi sehingga bekerja keras sebagai bentuk
motivasi.
d. Memberi ulangan
Siswa akan giat belajar bila mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena
itu, memberi ulangan juga merupakan sarana memotivasi.
e. Mengetahui hasil
Semakin mengetahui hasil belajar meningkat, maka akan ada motivasi
pada siswa untuk terus belajar dengan harapan hasil terus meningkat.
f. Pujian
Dengan pujian akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga
diri.
D. Sikap Kritis
1. Pengertian Sikap Kritis
Scriven & Paul (1987) dalam Fondation of Critical Thinking,
(57)
intelektual tentang konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi secara aktif dan mahir terhadap informasi yang diperoleh dari
observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran, atau komunikasi sebagai
pedoman untuk meyakini tindakan.
Dalam psikologi, bersikap kritis didefinisikan sebagai suatu proses
mental dalam mengeksplorasi peta pengalaman yang merupakan satu
keterampilan bertindak dengan kecerdasan sebagai sumber daya penalaran.
Bersikap kritis lebih fokus pada menganalisis dan mengembangkan
(Surya, 2015: 117).
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan Ennis (Surya, 2015: 127), mengungkapkan bahwa ada
keterampilan berpikir/bersikap kritis yang diperlukan dalam proses secara
efektif, diantaranya sebagai berikut:
a. Memfokuskan pada pertanyaan;
b. Menganalisis argument;
c. Menanyakan dan menjawab pertanyaan;
d. Merumuskan istilah dan menimbang definisi;
e. Mengidentifikasi asumsi;
f. Memutuskan suatu tindakan;
g. Berinteraksi dengan orang lain;
h. Terbuka terhadap pemikiran;
Hal yang perlu diingat bahwa segala bentuk berpikir/bersikap kritis,
(58)
Pengetahuan merupakan sesuatu yang digunakan untuk berpikir dan juga
diperoleh sebagai hasil berpikir/bersikap kritis.
3. Perencanaan Program Keterampilan Sikap Kritis
Terdapat 3 tahapan pengembangan program keterampilan bersikap
kritis:
a. Identifikasi keterampilan yang tepat
Ada beberapa macam keterampilan diantaranya adalah:
1) Bersikap kritis
Guna menilai posisi yang bertentangan atau klarifikasi gagasan
2) Membuat keputusan
Guna mencapai keputusan yang terinformasikan.
3) Pemecahan masalah
Guna mencapai satu atau lebih solusi masalah yang memadai.
b. Menerapkan Pengajaran
Agar program dapat berjalan dengan efektif, para pengajar harus
menyajikan keterampilan dalam urutan yang jelas dan bermakna.
c. Menilai Program
Guna memperoleh informasi keefektifan program, maka langkah
penting yang harus dilakukan yaitu menilai program sejak mulai
dirancang, selama implementasi, dan setelah program diterapkan.
4. Indikator Kemampuan Bersikap Kritis
Krathwohl (2002: 53) menyatakan bahwa indikator untuk mengukur
berpikir/sikap kritis meliputi: menganalisis, mengevaluasi dan
(59)
E. Prestasi 1. Pengertian
Proses belajar yang dialami oleh murid menghasilkan
perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang
keterampilan dan dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan itu
tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap tugas
yang diberikan oleh guru (Winkel, 1986:102). Perubahan itu bersikap
secara relatif konstan dan berbekas. Hasil dari belajar tidak dapat
disaksikan dari luar, tanpa orang itu melakukan suatu yang menampakkan
kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Hasil belajar akan
tampak dalam prestasi (Winkel, 2004:58). Jadi prestasi belajar merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari
proses yang dilakukan. Prestasi belajar diukur melalui alat ukur yaitu suatu
tes.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Syah (1997:133-139), Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar digolongkan menjadi 3 yaitu :
a. Faktor dari dalam
1) Tingkat Kecerdasan/Intelegensi
Semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin
besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil
(60)
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sebenarnya
setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing-masing. Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
3) Minat
Minat individu merupakan kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam
bidang-bidang studi tertentu.
4) Motivasi belajar
Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal
maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa
dalam melalukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik
di sekolah maupun di rumah.
b. Faktor dari luar
1) Lingkungan non sosial, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam
proses belajar mengajar, misalnya :
a) Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan
yang terlalu padat itu dapat berpengaruh buruk terhadap kegitan
(61)
b) Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa, misalnya
pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.
c) Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih
nyaman dalam belajar.
2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang siswa, guru yang selalu menunjukkan sikap, perilaku yang
simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dan rajin khususnya
dalam hal belajar. Masyarakat, tetangga dan teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa, itu sangat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar sangat berpengaruh terhadap taraf
keberhasilan proses pembelajaran siswa. Misalnya, siswa yang terbiasa
mengaplikasikan pendekatan belajar deep, mungkin sekali berpeluang
untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang
menggunakan pendekatan belajar surface.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil yang telah dikemukakan pada rumusan masalah, penelitian
(62)
motivasi belajar, sikap kritis, dan karakter sosial. Penelitian yang relevan dan
selaras dengan judul penelitian yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Elfrida Gita Hendrarti (2010), dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta Dalam Mata Pelajaran Ekonomi”. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa penerapan PBL yang
dilakukan peneliti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
memahami materi laporan keuangan perusahaan jasa. Hal ini terbukti dari
pencapaian rata-rata motivasi belajar siswa pada awal penelitian = 52,63,
siklus I = 54,56, siklus II =59,93; jumlah siswa yang memenuhi target
yang ditetapkan pada awal penelitian = 29,53%, siklus I = 44,44%, siklus
II = 51,58%.
2. Elisabeth Novita Bekti Kusumasari (2015), dalam penelitiannya yang
berjudul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Implementasi Pendekatan
Saintifik Dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan Dengan Tingkat
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Pengembangan Karakter Siswa”.
Menurut hasil penelitian bahwa implementasi pendekatan saintifik yang
dilakukan peneliti terdapat hubungan persepsi siswa tentang implementasi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan
kemampuan tingkat berpikir tinggi dan pengembangan karakter siswa. Hal
ini di buktikan bahwa tingkat kemampuan berpikir tinggi siswa
(63)
pengembangan karakter siswa (Spearman’s rho = 0,503; nilai Sig. (2-tailed
= 0,000 < α = 0,05).
3. Laurencia Maytarani (2012), dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi, Sikap Kritis dan Mengembangkan Karakter Sosial Siswi Kelas
XI IPS 1 Pada Mata Pelajara Akuntansi”. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa penerapan PBL yang dilakukan
peneliti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam memahami
materi siklus akuntansi perusahaan jasa. Hal ini terbukti dari pencapaian
rata-rata motivasi belajar siswa pada awal penelitian = 74,35, siklus I =
74,26, siklus II =80,9; rata-rata sikap kritis pada awal penelitian = 33,17,
siklus I = 37,82, siklus II = 40,79; dan rata-rata pengembangan karakter
sosial siswi pada awal penelitin = 35,0, siklus I = 37,64, siklus II = 44,70.
G. Kerangka Berpikir
Pendidikan menuntut guru untuk kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan pembelajaran supaya tercapai tujuan yang diharapkan.
Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang disampaikan. Mata
Pelajaran Akuntansi adalah mata pelajaran yang sering dianggap sulit oleh
siswa. Akuntasi memerlukan pemikiran kritis, ketelitian, penalaran dan
(64)
Akuntansi akan merasa malas dan tidak memiliki motivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
Masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran Akuntansi membuat
peneliti untuk mencoba menciptakan pembelajaran yang inovatif untuk dapat
membangun motivasi siswa, sikap kritis, dan prestasi belajar siswa agar hasil
belajar siswa dapat meningkat dan siswa belajar dengan lebih aktif.
Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran Akuntansi.
Strategi pembelajaran PjBL memiliki beberapa kelebihan yaitu siswa
akan terbiasa tertantang dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, baik
dalam kegiatan proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari-hari,
meningkatkan interaksi sosial siswa, dan dapat mengakrabkan guru dan
siswa. Oleh karena itu, penerapan strategi pembelajaran PjBL diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sikap kritis, dan dapat
mengembangkan karakter sosial siswa.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis
sebagai berikut:
1. Penerapan strategi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam
meningkatkan motivasi belajar, sikap kritis, dan prestasi belajar siswa pada
(65)
ditempuh langkah sebagai berikut: a) orientasi pada masalah; b)
mengorganisasi siswa untuk belajar; c) membimbing dan menjadi
fasilitator belajar bagi individu dan kelompok; d) menyajikan hasil karya;
e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Penerapan penggunaan strategi pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan motivasi belajar siswi kelas XI AK SMK
Sanjaya Pakem.
3. Penerapan penggunaan strategi pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan sikap kritis siswia kelas XI AK SMK Sanjaya
Pakem.
4. Penerapan penggunaan strategi pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI AK SMK
(66)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Susilo (2007:17), pengertian PTK adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMK Sanjaya Pakem yang beralamat di Jalan
Kaliurang KM 17 Pakem Sleman, Yogyakrata khususnya di kelas XI
Akuntansi
2. Waktu penelitian
Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober – Desember 2016.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya
Pakem.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran Project Based
(67)
dan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem yang
siswanya terdiri dari 18 peserta didik.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal hingga akhir. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahapan kegiatan, yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara lain:
a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada selama proses pembelajaran b. Menganalisis permasalahan yang timbul dengan mengacu pada teori
yang relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan kelas
b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) c. Penyusunan soal tes sebagai bentuk evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Di dalam rencana tindakan, penelitian akan dilakukan dalam dua
siklus yaitu siklus I (observasi) dan siklus II, di mana masing-masing
(68)
tindakan, pengamatan atau observasi tindakan, dan refleksi terhadap
tindakan.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan hipotesis tindakan, yaitu untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, sikap kritis siswa serta prestasi
belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Project Based
Learning. Tahap ini dilakukan untuk menguji kebenaran melalui tindakan
yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang sedang berlangsung, khususnya aktivitas belajar siswa
yang sedang melakukan KBM di bawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang
telah dilakukan selama penelitian berlangsung.
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Instrument pra penelitian
a. Lembar observasi kegiatan guru
b. Lembar observasi kegiatan siswa
c. Lembar observasi keadaan kelas
d. Lembar kuesioner motivasi belajar
(69)
2. Pelaksanaan tindakan
a. Perencanaan
1) Pembagian kelompok belajar di kelas
2) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Tindakan
1) Modul siswa
2) Lembar kerja siswa
c. Observasi
1) Lembar observasi kegiatan guru saat menggunakan PjBL
2) Lembar observasi kegiatan siswa saat menggunakan PjBL
d. Evaluasi dan Releksi
1) Evaluasi
a) Lembar pertantaan wawancara guru
2) Refleksi
a) Lembar refleksi siswa
3. Prestasi belajar
F. Tindakan Siklus
Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang akan diterapkan
dalam penelitian ini ada tiga tahapan yaitu pra penelitian (observasi kegiatan
guru, observasi kelas dan observasi siswa), siklus 1 dan siklus 2. Pada setiap
siklus penelitian pada dasarnya sama dengan menggunakan instrumen yang
sama. Adapun kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan
(70)
1. Kegiatan Pra Penelitian
a. Observasi terhadap guru
Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi
terhadap keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Lembar observasi meliputi kegiatan pra pembelajaran (memeriksa
kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media, dan memeriksa kesiapan
siswa), kegiatan awal (apersepsi, menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya), kegiatan inti pembelajaran
(penguasaan materi pelajaran,strategi pembelajaran, pembelajaran yang
memicu keterlibatan siswa, kemampuan khusus dalam bidang studi,
penilaian proses dan hasil belajar, peggunaan bahasa), kegiatan penutup
(melakukan refleksi belajar dengan melibatkan siswa dan menyusun
rangkuman dengan melibatkan siswa), pelaksanaan tindakan lanjut
(memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai tindakan remidi dan
memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan).
b. Obervasi terhadap kelas
Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi
terhadap kondisi kelas. Kegiatan observasi ini digunakan untuk
mengungkapkan kondisi kelas secara keseluruhan yang meliputi
interaksi siswa dalam kelas, tata letak, dan lingkungan fisik kelas.
c. Observasi terhadap siswa
Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi
(71)
awal (kesiapan siswa mengikuti pelajaran), kegiatan ini (sikap siswa
pada saat pembelajaran, aktivitas siswa dan partisipasi siswa), kegiatan
penutup (evalusi proses pemebelajaran, siswa mengerjakan tugas
dengan baik, refleksi). Pada kegiatan pra peneliti ini, peneliti akan
membagikan kuesioner untuk mengungkapkan motivasi belajar siswa
terhadap proses pmbelajaran akuntansi sebelum menggunakan strategi
pembelajaran PjBL.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat langkah, yaitu ;
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan strategi pembelajaran Project Based Learning yaitu
meliputi :
a) Pembagian kelompok belajar
Peneliti bekerjasama dengan guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok secara heterogen berdasarkan prestasi belajar,
jenis kelamin suku maupun ras. Pembagian berdasarkan prestasi
belajar ditentukan dengan menggunakan nilai ujian yang telah
diadakan sebelumnya dan penilaian di dalam proses pembelajaran
sebelumnya. Siswa dibagi ke dalam kelompok, setiap kelompok
(1)
398
LVI
SURAT PERMOHONAN PERIZINAN
(2)
399
(3)
400
LVII
SURAT KETERANGAN TELAH
MELAKUKAN PENELITIAN
(4)
401
(5)
402
LVIII
DOKUMENTASI
(6)
403
DOKUMENTASI