PERBEDAAN SIKAP PRIA TERHADAP POLIGAMI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN - Unika Repository

  DAFTAR PUSTAKA Abdullah, S. 2004. Poligami dan Eksistensinya. Jakarta: Pustaka.

  Ahmadi, A.H. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Anastasi, A., Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1 . Alih Bahasa: Imam, R.H. Jakarta: Prenhallindo.

  Ariesta, E.S.T. 2006. Sikap Istri terhadap Poligami Ditinjau dari Religiusitas. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

  Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V . Jakarta: PT. Rineka Cipta. Azwar, S. 1998. Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2.

  Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

  Badudu, J.S., Zein, S.M. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. David, C.H. 2006. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Ditinjau dari Harga

  Diri dan Tingkat Pendidikan. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Evi. 2002. Perilaku Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Ditinjau dari Sikap

  Pria terhadap Wanita Bekerja dan Tingkat Pendidikan. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Eriyanto. 2007. Teknik Sampling. Analisis Opini Publik. Yogyakarta: LkiS. Gerungan. 2002. Psikologi Sosial. Edisi Kedua. Cetakan Kelimabelas. Perpustakaan Unika

  48 Idris, Z. 1986. Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya.

  Kusmiati. 1998. Perbedaan Sikap Pria terhadap Pelecehan Seksual Ditinjau dari Tingkat Pendidikan. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Kusumiati, R.Y.E. 2001. Perbedaan Sikap Pria terhadap Pelecehan Seksual Ditinjau dari Tingkat Pendidikan. Fenomena Jurnal Psikologi.

  Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945. Vol.VI, No.01 (4-11). Machali, R. 2005. Wacana Poligami di Indonesia. Cetakan 1. bandung: PT.

  Mizan Pustaka N.N. 2009. Klub Poligam. (12/03/2010). N.N. 2008. Poligami Award dan Puspowardoyo.

  

  N.N. 2009. Wuih... Indones.

  (12/03/2010). Salim, P., Salim, Y. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.

  Santoso, S. dan Tjiptono, F. 2001. Riset Pemasaran. Konsep dan Aplikasi dengan SPSS . Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Soemiyati. 1974. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang No 1 Tahun 1974. Yogyakarta: Liberty. Suardiman. 1990. Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Supranto, J. 2003. Metode Riset. Aplikasinya dalam Pemasaran. Cetakan Kedua Edisi Ketujuh. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryabrata, S. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi Offset. Perpustakaan Unika

  49 Wantjik, S. 1974. Himpunan Peraturan dan Undang-undang Perkawinan.

  Cetakan kedua. Jakarta: PT Gramedia. _________. 2006. ”Mahasiswa Demo Tolak Poligami”. Suara Merdeka, 9 Desember 2006. Perpustakaan Unika

  Perpustakaan Unika Dengan hormat, Disela-sela kesibukan Bapak, perkenankanlah saya mohon kesediaan Bapak untuk mengisi skala yang tersedia. Skala ini dibuat dalam rangka memenuhi kelengkapan dari penelitian skripsi yang menjadi tugas akhir guna meraih gelar kesarjanaan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semua jawaban dan identitas Bapak saya jamin kerahasiaannya dan jawaban yang Bapak berikan hanya digunakan untuk penelitian.

  Hormat saya, (Wulandari Prajitno)

  IDENTITAS: Apakah Anda tinggal serumah dengan anak istri? Ya / Tidak (lingkari salah satu) Apakah Anda melakukan poligami? Ya / Tidak (lingkari salah satu) Apa tingkat pendidikan akhir Anda?:............................... Apa Agama Anda?:................................. Apa Suku Anda?:.................................

  Skala ini terdiri dari 1 skala yang berjumlah 24 item.

  2. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

  3. Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban adalah benar jika diisi dengan jujur sesuai dengan keadaan saat ini.

  4. Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan yang paling sesuai dengan memberi tanda “silang” (X).

  SS : Jika Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan yang ada. S : Jika Anda SETUJU dengan pernyataan yang ada. TS : Jika Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan yang ada. STS : Jika Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan yang ada. Contoh : Saya pikir memiliki istri satu adalah sudah lebih dari cukup.

  

SS S TS STS

Contoh tersebut di atas menunjukkan bahwa bapak Setuju (S) dengan pernyataan yang ada.

  5. Jika Bapak merasa bahwa jawaban yang Bapak berikan salah dan Bapak ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Bapak dapat langsung mencoret dengan memberikan tanda dua garis horisontal (=) pada pilihan jawaban yang salah dan memberikan tanda silang (X) pada pilihan Bapak yang benar atau yang baru. Contoh :

  

SS S TS STS

Contoh tersebut di atas berarti Bapak mengganti jawaban dari (S) Setuju menjadi (SS) Sangat Setuju 6.

  Periksalah kembali semua jawaban dan pastikan telah terisi semua.

  7. Atas partisipasi dan kerja sama yang baik dari Bapak, saya ucapkan terima kasih.

  Perpustakaan Unika

ITEM SIKAP TERHADAP POLIGAMI A. Komponen kognitif

  Berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek.

  Favorabel : 1.

   Memiliki istri lebih dari satu merupakan hal yang wajar bagi pria. 1 Meskipun memiliki banyak istri, diyakini tetap dapat hidup rukun. 7 3. Boleh saja pria memiliki istri lebih dari satu asal dapat berlaku adil pada para istrinya. 13 4.

   Pria yang mampu secara finansial boleh melakukan poligami. 19 Unfavorabel : 1.

   Poligami merupakan bentuk pelecehan bagi wanita. 2 2. Pria yang berpoligami akan menyengsarakan para istri. 8 3. Meski pria yang berpoligami merasa mampu berbuat adil, tetap saja akan menimbulkan kecemburuan pada para istrinya. 14 4.

   Pria yang berpoligami justru akan dicemooh oleh masyarakat. 20 B.

Komponen afektif

  Menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek. Objek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

  Favorabel : 1.

   Memiliki banyak istri dapat menimbulkan rasa puas bagi pria. 3 2. Saat berganti-ganti pasangan dengan para istri merupakan kenikmatan tersendiri pada pria. 9 3.

   Pria merasa bangga jika dapat memiliki istri lebih dari satu. 15 4. Rasa percaya diri pria dapat meningkat jika mampu menghidupi banyak istri. 21

  Perpustakaan Unika

  Unfavorabel : 1.

   Pria akan merasa kesal sendiri karena harus terus-menerus memberi perhatian pada para istri. 4 2.

   Banyaknya tanggung jawab dalam berpoligami dapat membuat stres pada pria. 10 3.

   Dalam berpoligami, pria merasa sedih jika para istrinya merasa tidak mendapat perlakuan adil. 16

   Pria yang berpoligami akan merasa sedih jika anak-anak dari para istrinya tidak dapat hidup akur. 22 C.

Komponen konatif

  Melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap objek.

  Favorabel : 1.

   Saya akan memiliki istri lebih dari satu untuk menunjukkan kejantanan saya. 5 2.

   Meskipun mendapat tanggapan negatif dari masyarakat, saya tetap akan berpoligami. 11 3.

   Jika saya kaya, saya akan memiliki istri lebih dari satu. 17 4. Saya akan menolong para wanita yang tidak mampu dengan mengawininya.

  23 Unfavorabel : 1.

   Perkawinan terdiri dari 1 istri dan 1 pria saja, sehingga saya tidak akan melakukan poligami. 6 2.

   Meskipun ada wanita lain yang mencintai saya, saya tetap setia pada istri dan tidak berpoligami. 12 3.

   Saya tidak ingin memiliki istri lebih dari satu karena dapat menimbulkan masalah dalam rumah tangga. 18 4.

   Saya enggan menikahi wanita lain karena akan menyakiti istri saya. 24

  Perpustakaan Unika

  Komponen Sikap

  Favourable Unfavourable Total

  Kognitif 1,7,13,19 2,8,14,20 8 Afektif 3,9,15,21 4,10,16,22

  8 Konatif 5,11,17,23 6,12,18,24

  8 Total 12

  12

  24

  Sangat Sangat Tidak NO PERNYATAAN Setuju Tidak Setuju Setuju Setuju

  1 Memiliki istri lebih dari satu merupakan hal yang wajar bagi pria.

  2 Poligami merupakan bentuk pelecehan bagi wanita.

  3 Memiliki banyak istri dapat menimbulkan rasa puas bagi pria.

  4 Pria akan merasa kesal sendiri karena harus terus- menerus memberi perhatian pada para istri.

  5 Saya akan memiliki istri lebih dari satu untuk menunjukkan kejantanan saya.

  6 Perkawinan terdiri dari 1 istri dan 1 pria saja, sehingga saya tidak akan melakukan poligami.

  7 Meskipun memiliki banyak istri, diyakini tetap dapat hidup rukun.

  8 Pria yang berpoligami akan menyengsarakan para istri.

  9 Saat berganti-ganti pasangan dengan para istri merupakan kenikmatan tersendiri pada pria.

  10 Banyaknya tanggung jawab dalam berpoligami dapat membuat stres pada pria.

  11 Meskipun mendapat tanggapan negatif dari masyarakat, saya tetap akan berpoligami.

  12 Meskipun ada wanita lain yang mencintai saya, saya tetap setia pada istri dan tidak berpoligami.

  13 Boleh saja pria memiliki istri lebih dari satu asal dapat berlaku adil pada para istrinya.

  14 Meski pria yang berpoligami merasa mampu berbuat adil, tetap saja akan menimbulkan kecemburuan pada para istrinya.

  15 Pria merasa bangga jika dapat memiliki istri lebih dari satu.

  16 Dalam berpoligami, pria merasa sedih jika para istrinya merasa tidak mendapat perlakuan adil.

  17 Jika saya kaya, saya akan memiliki istri lebih dari satu.

  TERIMA KASIH, BUKA HALAMAN BERIKUTNYA

  Sangat Sangat Tidak NO PERNYATAAN Setuju Tidak Setuju Setuju Setuju

  18 Saya tidak ingin memiliki istri lebih dari satu karena dapat menimbulkan masalah dalam rumah tangga.

  19 Pria yang mampu secara finansial boleh melakukan poligami.

  20 Pria yang berpoligami justru akan dicemooh oleh masyarakat.

  21 Rasa percaya diri pria dapat meningkat jika mampu menghidupi banyak istri.

  22 Pria yang berpoligami akan merasa sedih jika anak-anak dari para istrinya tidak dapat hidup akur.

  23 Saya akan menolong para wanita yang tidak mampu dengan mengawininya.

  24 Saya enggan menikahi wanita lain karena akan menyakiti istri saya.

  TERIMA KASIH