Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository

  

JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA

DHARMA DITINJAU DARI KULTUR KELUARGA, PROGRAM STUDI,

DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

  

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh:

Elisabeth Desy Yani Liku

NIM: 021334038

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Juli 2007 Penulis Elisabeth Desy MOTO

Dalam situasi apapun harus selalu ada pengharapan

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kukerjakan dengan penuh semangat, tekun, dan kerja keras.

  

Tapi pengerjaan skripsi ini pula tidak lepas dari rasa mengeluh, capek, bosan,

dan air mata. Namun sungguh apa yang kualami itu akan menjadi pengalaman

yang sangat berharga untuk langkahku kedepan.

  Kupersembahkan skripsi ini untuk mereka yang senantiasa ada dihati:

Allah Bapa & Bunda Maria

  

Terima kasih Engkau selalu memberikan yang terbaik untukku

Nenek Toraja

  

Terima kasih selalu menjadi perantara doa-doaku kepada Bapa

Bapak & Mama tercinta

  Terima kasih untuk doa, semangat, nasihat, dan segalanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang tidak terukur… Tuhan Menyertai…….

  

Adik kembarku Vendra & Vendri

Terima kasih untuk ocehannya, semoga kita bisa tetap berantem…

  

Mbai , Mas Atot, dan ponakanku yang genit & lucu…Nindya

Terima kasih untuk doa, semangat, nasihat, & bantuan dalam bentuk apapun

yang telah diberikan. Semoga Tuhan Memberkati

  

Mas Jefry terkasih

Doa & semangat membuat kita tetap bertahan & tidak menyerah hingga

sekarang. Terima kasih untuk semuanya….

  Semoga Tuhan selalu menyertai perjalanan hubungan kita.

  ABSTRAK

JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA

DHARMA DITINJAU DARI KULTUR KELUARGA, PROGRAM STUDI,

DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

  

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Elisabeth Desy Yani Liku

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan jiwa

kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari kultur keluarga; (2) perbedaan jiwa

kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari program studi; (3) perbedaan jiwa

kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

  Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma pada bulan

Desember 2006-Februari 2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa dari tujuh program studi yang masih aktif dan telah mengikuti mata

kuliah kewirausahaan. Jumlah populasi adalah 975 mahasiswa. Jumlah sampel

penelitian adalah 258 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah purposive sampling dan proportional sampling. Teknik analisis data yang

digunakan adalah chi kuadrat.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan jiwa

  2

  2

   hitungtabel kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari kultur keluarga ( = 130,37 >

= 3,84 ); (2) ada perbedaan jiwa kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari program

  2

  2

  

studi (  hitung = 16,42 >  tabel = 12,6); (3) ada perbedaan jiwa kewirausahaan

  2

  2

mahasiswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (  hitung = 6,57 >  tabel = 3,84).

  

ABSTRACT

ENTREPRENEURSHIP SPIRIT OF SANATA DHARMA UNIVERSITY

STUDENTS BASED ON FAMILY CULTURE, STUDY PROGRAM,

AND PARENT’S KIND OF JOB

  

A Case Study: Students of Sanata Dharma University

Elisabeth Desy Yani Liku

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2007

This research was intended to understand: (1) the difference of students

entrepreneurship spirit based on family culture; (2) the difference of students

entrepreneurship spirit based on study program; (3) the difference of students

entrepreneurship spirit based on parent’s kind of job.

  This research was done at Sanata Dharma University from December 2006

to February 2007. The data collecting methods used were both questionnaire and

documentation. The population at this research was all of the active students at

seven study programs that had taken entrepreneurship lecture. Total amount of the

population was 975 students. The sample of this research were 258 students. The

sample taking methods used both purposive sampling and proportional random

sampling. The analysis data used was chi square.

  The results of this research showed that: (1) there was a difference of

  2

  2

  count table students entrepreneurship spirit based on family culture (  = 130,37 > 

= 3,84); (2) there was a difference of students entrepreneurship spirit based on

  2

  2

  count table

study program (  = 16,42 >  = 12,6); (3) there was a difference of

  2

  count

students entrepreneurship spirit based on parent’s kind of job (  = 6,57

  2

  table >  = 3,84).

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kasih yang

telah melimpahkan segala rahmat, kasih, dan bimbinganNya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

  Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi

ini, yaitu:

  1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan

  2. Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan arahan dan bimbingan

  3. Bpk. S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi dan Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan arahan dan bimbingan

  4. Bpk. L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan arahan dan bimbingan

  5. Bpk. A. Heri Nugroho, S.Pd. yang dengan sabar telah memberikan arahan dan bimbingan

  6. Ibu Catur Rismiati, S.Pd, M.A. yang telah memberikan arahan dan bimbingan

  7. Bpk. Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si. selaku Kaprodi Manajemen yang telah memberikan izin penelitian

  8. Bpk. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan izin penelitian

  9. Bpk. Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku Kaprodi Sastra Indonesia yang telah memberikan izin penelitian

  

11. Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom., M.Sc. selaku Kaprodi Teknik

Informatika yang telah memberikan izin penelitian

  

12. Ibu Christine Patramurti, S.Si., Apt., M.Si. selaku Kaprodi Farmasi yang

telah memberikan izin penelitian

  

13. Sekretariat Prodi Pendidikan Akuntansi. Terima kasih atas bantuannya

selama ini

  

14. Teman-teman PAK A angkatan 2002. Terima kasih untuk kebersamaan

dan kekompakan selama ini

  

15. Teman-teman PAK B & C angkatan 2002. Terima kasih untuk

kebersamaan selama ini

  

16. Teman-teman Prodi Manajemen, PAK, PE, Sastra Indonesia, Ilmu

Komputer, Teknik Informatika, dan Farmasi-Apoteker angkatan 2001 –

2004. Terima kasih untuk bantuannya telah berkenan mengisi kuesioner

  

17. Mbah-mbah, bude-bude, bule-bule, & om-om. Terima kasih untuk doa dan

bantuan yang selalu diberikan

  

18. Keluarga Cendana 4 dan 6. Terima kasih sudah menjadi keluarga

terbaikku selama di Yogya

19. Teman-teman Mudika Lingkungan Karang Asem & Paguyuban Lektor St.

  Yohanes Krisostomus. Terima kasih untuk semua yang diberikan. Aku dapat berkembang karena kalian

  

20. Bpk Gabriel Budi Halan, Ibu Fransiska Ete Kedang (Flores), dan Tante

Suster (Malang). Terima kasih untuk semua doa dan dukungan yang diberikan

  

21. Bapak & Ibu Soemarno (Lampung). Terima kasih untuk doa dan restu

yang selalu diberikan

  

22. Br.Tadeus, Sr. Louis, Fr. Bill, Fr. Yolan. Terima kasih selalu memberikan

doa dan semangat

  

23. Eka meong Ikom, Olsen, Upi Teknik Elektro, Mba Sari Apoteker, Eni

Manajemen, & Sisil kecil. Terima kasih untuk bantuannya selama

  

24. Teman-teman TK, SD, SMP & SMA, khususnya Sinta & Septi. Terima

kasih untuk semangat & doa yang selalu diberikan

25. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis.

  Terima kasih untuk doa, bantuan, semangat, kritikan, dan semua kebaikan yang kalian berikan selama ini. Tuhan berkati…...

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

  Yogyakarta, 3 Juli 2007 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

  1 B. Batasan Masalah ......................................................................

  7 C. Rumusan Masalah ...................................................................

  7 D. Tujuan Penelitian ....................................................................

  8 E. Manfaat Penelitian ..................................................................

  8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................

  9 A. Jiwa Kewirausahaan ................................................................

  9 B. Kultur Keluarga .......................................................................

  14 C. Program Studi .........................................................................

  17 D. Jenis Pekerjaan Orang Tua ......................................................

  21 E. Kerangka Teoretik ...................................................................

  26 F. Perumusan Hipotesis ...............................................................

  32 BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................

  33 A. Jenis Penelitian ........................................................................

  33 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................

  33

  E. Variabel Penelitian dan Pengukuran .......................................

  67 C. Pengujian Hipotesis .................................................................

  86 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  86 C. Saran ........................................................................................

  85 B. Keterbatasan Penelitian ...........................................................

  85 A. Kesimpulan .............................................................................

  77 BAB VI PENUTUP .....................................................................................

  68 D. Pembahasan .............................................................................

  56 B. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................

  35 F. Metode Pengumpulan Data .....................................................

  56 A. Deskripsi Data .........................................................................

  54 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................

  50 B. Visi, Misi, dan Tujuan USD ....................................................

  50 A. Sejarah Perkembangan USD ...................................................

  44 BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................

  41 H. Teknik Analisis Data ...............................................................

  40 G. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................

  89 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga ................................

  63 Tabel 5.7 Kultur Keluarga pada Dimensi Uncertainty Avoidance ..............

  74 Tabel 5.16 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua ...................................

  72 Tabel 5.15 Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua ..........................................................

  71 Tabel 5.14 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Ditinjau dari Program Studi .......................................................

  69 Tabel 5.13 Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Ditinjau dari Program Studi ...

  69 Tabel 5.12 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Ditinjau dari Kultur Keluarga .....................................................

  68 Tabel 5.11 Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Ditinjau dari Kultur Keluarga

  67 Tabel 5.10 Hasil Pengujian Homogenitas .....................................................

  66 Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas .........................................................

  64 Tabel 5.8 Kultur Keluarga ...........................................................................

  62 Tabel 5.6 Kultur Keluarga pada Dimensi Femininity vs Masculinity .........

  36 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Jiwa Kewirausahaan ..........................

  60 Tabel 5.5 Kultur Keluarga pada Dimensi Individualism vs Collectivism ...

  59 Tabel 5.4 Kultur Keluarga pada Dimensi Power Distance .........................

  57 Tabel 5.3 Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa .................................................

  56 Tabel 5.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua ..

  49 Tabel 5.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Program Studi .....................

  44 Tabel 3.6 Interpretasi Nilai C ......................................................................

  43 Tabel 3.5 Interpretasi Nilai r .......................................................................

  42 Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Keluaga ...................

  39 Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan ...........

  75

  

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Kuesioner .........................................................................

  91 LAMPIRAN 2. Data Induk Variabel .........................................................

  96 LAMPIRAN 3. Perhitungan PAP II dan Mean, Median, Modus .............. 108

LAMPIRAN 4. Perhitungan Normalitas dan Homogenitas ...................... 120

LAMPIRAN 5. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ............................. 121

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai peran yang sangat signifikan sebagai motor

  penggerak perekonomian suatu negara. Perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil dapat memobilisasi perekonomian melalui penyerapan tenaga kerja. Namun semenjak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997, peran perusahaan tersebut semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan perusahaan menjalankan proses produksi akibat membengkaknya biaya produksi. Kenyataan tersebut selanjutnya berdampak pada perusahaan yang terpaksa mencari sumber pendanaan eksternal, bahkan melakukan PHK terhadap karyawannya.

  Rendahnya penyerapan tenaga kerja dan PHK pada sektor formal tersebut mengakibatkan munculnya masalah pengangguran. Pada tahun 2005 terdapat 40 juta penganggur. Kemudian diperkirakan pula ada 2 juta hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah yang umumnya adalah pemuda berusia produktif (Silalahi, http:/www.sinarharapan.co.id/ ekonomi/ usaha/ 2005/ 0108/ ukm3.html). Dalam situasi dan kondisi demikian, masyarakat khususnya yang usia produktif dituntut harus mampu bersaing dalam mencari pekerjaan. Persoalan menjadi lebih serius karena sebagian besar masyarakat usia produktif tersebut umumnya hanya berkeinginan bekerja pada sektor

  Untuk mengatasi masalah tersebut, maka sangatlah penting menumbuhkan

jiwa kewirausahaan bagi masyarakat usia produktif. Menurut Suryana

(2003:1), inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir

kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Sifat berwirausaha

bukan hanya diperankan oleh pengusaha kecil, tetapi dimiliki juga oleh pihak

bukan pengusaha, seperti dosen, mahasiswa, para lulusan sekolah, dan

masyarakat lainnya. Selain sikap kreatif dan inovatif, jiwa kewirausahaan juga

ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan,

dan tantangan. Sutanto (2002:12) mengungkapkan bahwa jiwa kewirausahaan

dapat dicerminkan dari sikap ulet dan tangguh, dinamis, produktif, beretos

kerja keras, berani mengambil keputusan yang tepat sehingga memperkecil

resiko, jujur, dan terpercaya.

  Universitas Sanata Dharma (USD) sebagai sebuah institusi pendidikan

yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil,

berkompetensi, dan kreatif, turut campur tangan menyikapi keadaan lapangan

pekerjaan yang semakin terbatas. Realisasinya adalah melalui pengembangan

kewirausahaan (entrepreneurship) bagi mahasiswa. Hal ini termuat dalam

rumusan visi dan misi universitas, yaitu bahwa pengembangan kaum muda

salah satunya dengan cara membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh,

kritis, dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat. Pengembangan jiwa

kewirausahaan ini dilakukan dengan menawarkan mata kuliah kewirausahaan

  

kewirausahaan merupakan bakat atau bawaan lahir, atau dengan kata lain

dengan sendirinya seseorang mempunyai jiwa seperti ini karena ia memang

dari keturunan yang gemar berwirausaha. Namun pandangan tersebut kurang

tepat. Jika seseorang mengikuti jejak orang tuanya untuk berwirausaha, hal

tersebut lebih banyak diperoleh dari proses belajar (http://www.republika.co.id

/korandetail.asp?id=232090&kat.id=100).

  Penawaran mata kuliah kewirausahaan di tujuh program studi (prodi) di

USD, yakni prodi Manajemen, Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Dunia

Usaha, Sastra Indonesia, Ilmu Komputer, Teknik Informatika, dan Farmasi-

Profesi Apoteker, dimaksudkan untuk mengembangkan dan menumbuhkan

jiwa kewirausahaan mahasiswa. Ada beberapa faktor yang diduga kuat

berhubungan dengan pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa, antara

lain: kultur keluarga, pekerjaan orang tua, dan latar belakang pendidikan. Pada

dimensi kultur keluarga yang berbeda, kemungkinan jiwa kewirausahaan yang

dimiliki mahasiswa juga berbeda. Kultur keluarga dapat diklasifikasikan ke

dalam empat dimensi, yaitu: power distance, individualism/collectivism,

masculinity/femininity , dan uncertainty avoidance. Keluarga dengan dimensi

power distance yang besar akan berpengaruh pada rendahnya jiwa

kewirausahaan anak, karena otoritas orang tua terus berlangsung dalam

kehidupan anak. Sebaliknya, keluarga dengan dimensi power distance yang

kecil akan mempengaruhi jiwa anak untuk berwirausaha. Hal ini dikarenakan

adanya pembiasaan yang dilakukan orang tua agar anaknya berperilaku aktif

  

individualis, anak-anak belajar untuk berpikir mengenai diri mereka sendiri.

Mereka diharapkan bertanggung jawab pada setiap opini yang dibuat. Oleh

karena itu, semakin individualis maka semakin tinggi jiwa kewirausahaan

pada anak. Sebaliknya dalam budaya kolektif, hal utama yang dipegang adalah

loyalitas pada keluarga. Sifat loyal ini menjadikan kuatnya ikatan

persaudaraan, sehingga secara terus-menerus anak kurang dapat bertanggung

jawab terhadap kebutuhan keuangannya. Dalam keluarga seperti ini, jiwa

kewirausahaan pada anak kurang bisa terbentuk atau rendah. Pada dimensi

masculinity , laki-laki dan perempuan memegang nilai ketegasan, sedangkan

dalam dimensi femininity memegang nilai yang lebih lunak. Oleh karena itu

berdasarkan karakteristik jiwa kewirausahaan yang telah diungkapkan

sebelumnya, maka kultur keluarga pada dimensi masculinity akan lebih

dominan membentuk jiwa kewirausahaan anak dibandingkan pada dimensi

femininity. Keluarga dengan budaya uncertainty avoidance yang tinggi akan

berdampak pada rendahnya jiwa kewirausahaan anak, sedangkan pada tingkat

uncertainty avoidance rendah memungkinkan terbentuknya jiwa

kewirausahaan anak. Dengan mengembangkan sikap dan cara berpikir positif,

maka akan meminimalkan perasaan terancam pada sesuatu yang belum pasti.

  Mahasiswa yang berada di prodi yang satu, jiwa kewirausahaannya juga

akan berbeda dengan mahasiswa yang berada pada prodi yang lain, meskipun

keduanya menawarkan mata kuliah kewirausahaan. Faktor yang dapat

mempengaruhinya antara lain: fasilitas, tenaga pengajar, dan tujuan yang telah

  

berwirausaha bagi mahasiswanya, baik berupa tempat usaha, peralatan-

peralatan yang diperlukan, dan izin usaha, maka memungkinkan terbentuknya

jiwa kewirausahaan. Tenaga pengajar seperti dosen pada setiap prodi juga

memiliki metode berbeda-beda dalam membekali mahasiswa untuk tertarik

berwirausaha. Ada dosen yang berpedoman pada metode ceramah saja yang

dirasa sudah cukup memadai untuk perkuliahan, ada juga dosen yang

berpedoman pada metode ceramah atau pemberian teori, kemudian dilengkapi

dengan penerapan dalam praktek di lapangan.

  Rumusan tujuan yang ada pada setiap prodi yang menawarkan mata kuliah

kewirausahaan berbeda-beda. Prodi Manajemen memfokuskan misinya untuk

menyiapkan calon manajer profesional yang mampu mengelola dan

mengembangkan perusahaan/lembaga tempat ia bekerja. Prodi Pendidikan

Akuntansi bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan baik guru maupun

non guru yang profesional, serta memiliki prospek lulusan untuk bekerja di

berbagai dunia usaha. Sama halnya dengan prodi Pendidikan Akuntansi, prodi

Pendidikan Dunia Usaha bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan.

  

Tujuan lainnya dari prodi ini adalah menyiapkan lulusan untuk dapat

menguasai ilmu ekonomi, manajemen, kewirausahaan, perkoperasian,

akuntansi, dan praktek komputer yang memungkinkan lulusannya bekerja di

dunia usaha maupun pemerintah. Prodi Sastra Indonesia memiliki tujuan

mempersiapkan praktisi dalam bidang aplikasi bahasa dan sastra sesuai

dengan tuntutan era global dan perkembangan teknologi komunikasi yang

  

menguasai struktur dan mekanisme kerja komputer. Prodi Teknik Informatika

dalam salah satu rumusan tujuannya memfokuskan agar lulusannya mampu

bersikap positif dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan ilmu teknik

yang dimilikinya dan menerapkannya secara arif dan bijaksana untuk

memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Prodi Farmasi-Profesi Apoteker

memiliki tujuan menghasilkan Apoteker yang berjiwa Pancasila, berbudi

luhur, mempunyai kemandirian dan kreativitas, memiliki keterampilan di

bidang pelayanan kefarmasian, serta memiliki tekad untuk berpartisipasi aktif

dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Mahasiswa yang

berada pada prodi-prodi tersebut akan memiliki jiwa kewirausahaan yang

sejalan dengan tujuan yang telah dirumuskan, jika benar-benar diarahkan dan

dipersiapkan dengan baik.

  Jiwa kewirausahaan yang ada pada seseorang juga tidak terlepas dari

situasi dan kondisi dimana orang tersebut berada. Mahasiswa yang orang

tuanya berwirausaha akan lebih mempengaruhi dirinya untuk berwirausaha

pula dibandingkan jika orang tuanya tidak berwirausaha. Pada mahasiswa

yang orang tuanya berwirausaha akan selalu membiasakan anaknya

melakukan sikap-sikap, seperti tidak takut gagal, tidak cepat puas, dan selalu

berusaha lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan sifat-sifat

wirausahawan yang sukses.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk menyelidiki jiwa

kewirausahaan mahasiswa dilihat dari segi kultur keluarga, latar belakang dalam judul “Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Ditinjau dari Kultur Keluarga, Program Studi, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua” dan merupakan studi kasus pada mahasiswa USD yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan.

  B. Batasan Masalah Ada banyak faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan seseorang.

  Faktor- faktor tersebut dapat ditinjau dari berbagai hal antara lain: kultur keluarga, latar belakang sosial masyarakat, pekerjaan orang tua, latar belakang pendidikan, serta adanya sarana. Penelitian ini memfokuskan pada jiwa kewirausahaan seseorang yang ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari kultur keluarga ?

  2. Apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari program studi ?

  3. Apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari pekerjaan orang tua ?

  D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari kultur keluarga ?

  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari program studi ?

  3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan mahasiswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ? E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa yang program studinya menawarkan mata kuliah kewirausahaan agar dapat memotivasi diri menjadi seorang wirausaha.

  2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jiwa Kewirausahaan

  1. Pengertian jiwa kewirausahaan Jiwa merupakan sesuatu yang abstrak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:416), jiwa diartikan sebagai seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan batin, pikiran, angan-angan, dsb.

  Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan mempunyai sikap mental yang berani menanggung resiko, berpikiran maju, dan berani berdiri di atas kaki sendiri (Sutanto, 2002:12). Sikap mental ini akan membawa seseorang untuk berkembang secara terus-menerus dalam jangka panjang.

  Sejalan dengan hal tersebut, Susilo dan Soerata (2004:118) menjelaskan bahwa kualitas mental dari seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan meliputi :

  a. Kemampuan mengorganisir Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan mampu mengorganisir berbagai potensi dalam dirinya, baik kekuatan maupun kelemahan, sehingga ia memiliki keyakinan yang mantap untuk mencapai tujuan usahanya dengan prestasi yang optimal.

  b. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk berprestasi Kedua hal ini merupakan syarat utama yang harus dipenuhi seseorang c. Bertindak secara aktif Sukses merupakan tindakan positif yang berproses, dimana di dalamnya terkandung nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan.

  d. Mengembangkan sikap dan cara berpikir yang positif Sikap dan cara berpikir yang positif akan berdampak positif pada usaha yang dijalankan.

  e. Keterampilan kepemimpinan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mengubah potensi menjadi realita. Jiwa kewirausahaan yang tercermin dalam kemampuan memimpin dapat membangun kerja sama dengan berbagai pihak.

  f. Memiliki wawasan yang luas dan pandangan ke depan Berdasarkan analisis atas fakta bisnis yang faktual, seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan mampu memprediksi dan mengantisipasi masa depan.

  g. Kemampuan membuat keputusan dan keberanian mengambil resiko Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan akan mampu untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat, serta berani mengambil resiko.

  h. Kemampuan menjalin kerja sama bisnis Kemampuan menjalin kerja sama bisnis dengan berbagai pihak dapat meningkatkan daya saing usaha. i. Kemampuan untuk berdiri sendiri Tidak semata-mata mengandalkan bawahan atau orang lain mencerminkan jiwa kewirausahaan yang mandiri. j. Bersikap antusias Sikap ini meliputi senyuman, keyakinan, dan konsisten yang dapat meneguhkan tujuan yang telah ditetapkan. k. Ulet, disiplin, dan percaya diri Sikap ini merupakan faktor utama untuk meraih kesuksesan. l. Bersikap optimis Dengan bersikap optimis, seseorang dapat memandang bahwa kegagalan dan keberhasilan merupakan peristiwa wajar yang sering dialami dalam berwirausaha.

  Dari penjelasan tersebut, akhirnya dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan adalah rasa percaya diri, ulet, disiplin, memiliki jiwa kepemimpinan, mandiri, antusias, optimis, dan berpikir positif, serta

berani mengambil resiko dalam menjalankan dan mengelola suatu usaha.

  2. Dimensi jiwa kewirausahaan Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan kemajuan dan tantangan. Menurut Suryana (2003:14), untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang berhasil maka seseorang harus memiliki ciri-ciri dan watak sebagai berikut :

  Ciri-ciri : Watak :

  

a. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimis

b. Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi,

hasil berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif

  

c. Pengambilan risiko dan suka Kemampuan untuk mengambil

tantangan risiko yang wajar

d. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin,

bergaul dengan orang lain, dan menanggapi saran-saran dan kritik

e. Keorisinilan Inovatif, kreatif, dan fleksibel

  f. Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif Selain ciri-ciri tersebut, juga menurut Suryana dalam bukunya yang

berjudul Kewirausahaan (2003) yang diringkas dari M. Scarborough,

Thomas W. Zimmerer, Vernon A. Musselman, Geoffey Meredith,

Timmons, McClelland, Steinhoff, John F. Burgess, dan Wasty Sumanto,

mengungkapkan karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan agar

berhasil sebagai berikut:

  

a. Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk

menciptakan nilai tambah b. Lebih menghargai prestasi daripada uang

  c. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman

  d. Memotivasi diri sendiri

  e. Semangat untuk bersaing

  f. Tegas

  

g. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada

alam h. Berdaya cipta dan luwes i. Selalu menghendaki umpan balik dengan segera j. Selalu belajar dari kegagalan k. Menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan l. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang m. Rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukan n. Disiplin o. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas

p. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan

yang lainnya

B. Kultur Keluarga

  1. Pengertian kultur keluarga Istilah kultur/budaya berasal dari ilmu antropologi. Definisi ini pertama kali dikemukakan oleh ahli antropologi Inggris bernama Sir Edward B.Taylor (Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005:107).

  Menurutnya, kebudayaan adalah keseluruhan sistem yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, kemampuan, serta kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Sementara itu, Haviland (1988:338) dalam Ralph Linton menyebut kebudayaan sebagai warisan sosial umat manusia.

  Budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama. Hofstede (1994:5) mengartikan kultur sebagai: …a collective phenomenon, because it is at least partly shared with people who live or lived within the same social environment, which is where it was learned. It is the collective programming of the mind which distinguishes the members of one group or category of people from another Kultur merupakan bentuk pemrograman mental secara kolektif. Kultur membedakan anggota kelompok satu dengan kelompok lainnya dalam pola pikir, perasaan, dan tindakan anggota suatu kelompok. Sebagai bentuk pemrograman mental secara kolektif, kultur cenderung sulit berubah. Jikalau berubah, maka perubahan berlangsung secara evolutif (perlahan-lahan). Hal ini disebabkan bukan semata-mata karena kultur tersebut telah menjadi bagian dari diri para anggota kelompok, tetapi kultur telah terkristalisasi ke dalam komunitas yang mereka bangun.

  Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dipahami bahwa culture atau kebudayaan adalah pola pikir, perasaan, tindakan, pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, kemampuan, serta kebiasaan yang merupakan warisan sosial suatu kelompok atau komunitas yang telah terbentuk.

  Kultur dari suatu kelompok atau komunitas dapat ditemui dalam sebuah keluarga yang merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia (Gerungan, 1987:180). Dalam sebuah keluarga, pola pikir, tindakan ataupun kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya memungkinkan diserap anak. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku anak dalam melakukan suatu tindakan.

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kultur keluarga adalah segala macam pola pikir, perasaan, tindakan, pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, kemampuan, serta kebiasaan yang ada pada suatu kelompok atau komunitas yang memungkinkan dapat diserap oleh generasi berikutnya.

  2. Dimensi kultur keluarga Kultur dapat diklasifikasikan ke dalam empat tingkatan (Hofstede, 1994:14), yaitu: power distance, individualism/collectivism,

  Dalam dimensi power distance terdapat ketidaksamaan penerimaan

atas kekuasaan yang didistribusikan. Hal ini dapat ditemui dalam sebuah

keluarga. Semua orang memulai pembentukan mental setelah mereka lahir

dari orang yang lebih tua dan secara terus-menerus akan membentuk

pribadi seperti pendahulunya tersebut. Indikator dimensi power distance

mencakup: kepatuhan terhadap orang tua atau anggota keluarga lain yang

lebih tua, dan ketergantungan pada orang tua. Dimensi individualism

berbeda dengan collectivism. Individualitas digambarkan sebagai orang

tinggal dalam masyarakat dimana kepentingan individu berada di atas

kepentingan kelompok. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga belajar

untuk berpikir mengenai diri mereka sendiri atau “aku”. Kolektivitas

digambarkan sebagai orang hidup dalam masyarakat dimana kepentingan

kelompok berada di atas kepentingan pribadi. Hal utama yang dipegang

dalam dimensi kolektivitas adalah loyalitas pada kelompoknya. Hal ini

berarti diharapkan adanya pembagian sumber daya diantara anggota.

Dimensi individualitas versus kolektivitas mencakup indikator: kebebasan

menyatakan pendapat, loyalitas pada anggota keluarga lain, keleluasaan

untuk mandiri, keterikatan sosial satu sama lain dalam keluarga, kebutuhan

untuk komunikasi, dan perasaan yang muncul atas pelanggaran

aturan/norma tertentu.

  Keluarga adalah tempat dimana kebanyakan orang menerima program

budaya pertama mereka. Keluarga mempunyai dua bagian ketidaksamaan perbedaan tingkatan dari ketidaksamaan dalam hubungan antara orang tua- anak sudah dijelaskan dalam dimensi power distance, sedangkan hubungan antara suami-istri dijelaskan dalam dimensi masculinity- femininity . Pada dimensi maskulin, laki-laki dan perempuan memegang nilai ketegasan, sedangkan dalam dimensi feminin memegang nilai yang lebih lunak. Aturan-aturan dalam sebuah keluarga dapat dilihat secara jelas pada ayah dan ibu dalam mempengaruhi mental anak mereka. Oleh karena itu, satu dimensi yang berhubungan dengan gender dipengaruhi oleh orang tua. Indikator dimensi masculinity-femininity mencakup: peran ayah lebih dominan, perhatian yang lebih kepada anggota keluarga yang kuat, cita- cita pada anggota keluarga (laki-laki/perempuan), dan penghindaran perbedaan. Dimensi uncertainty avoidance menunjukkan sejauh mana pandangan anggota kelurga dalam menghadapi situasi yang tidak pasti. Indikator dimensi ini mencakup: sikap terhadap ketidakpastian hidup, dan penetapan aturan.

C. Program Studi

  Program studi (prodi) adalah satuan pelaksana pendidikan yang bertugas melaksanakan satuan kurikulum untuk satu keahlian tertentu. Adanya prodi lebih menunjuk pada kekhususan penguasaan disiplin ilmu tertentu, misalnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial membagi prodinya menjadi tiga yakni Prodi Pendidikan Sejarah, Prodi

  

Dunia Usaha, dan Prodi Pendidikan Ekonomi-Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi (Insadha, 2005).

  Setiap prodi mengembangkan upaya-upayanya melalui penawaran mata

kuliah. Akhir-akhir ini muncul mata kuliah baru di beberapa prodi, yakni mata

kuliah Kewirausahan. Bagi setiap prodi, baik yang berkaitan dengan ekonomi

maupun non ekonomi, mata kuliah ini dianggap sebagai sesuatu yang penting

untuk ditawarkan pada mahasiswa. Hal ini dikarenakan penawaran suatu mata

kuliah sejalan dengan tujuan yang dirumuskan oleh prodi untuk menghasilkan

lulusan yang berkompeten terhadap bidang ilmunya.

  Tujuh prodi di Universitas Sanata Dharma yang menawarkan mata kuliah

kewirausahaan adalah prodi manajemen, pendidikan akuntansi, pendidikan

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengaruh kematangan emosi dan pola asuh orang tua terhadap altruisme pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12 63 115

Pentingnya pendidikan pemakai bagi mahasiswa dalam penelusuran informasi melalui katalog Online (OPAC) : studi kasus pada Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

0 18 85

Penggunaan koleksi UPT Perpustakaan Universitas yarsi untuk penulisan tugas akhir oleh mahasiswa program studi ilmu perpustakaan lulusan Tahun 2008

0 24 73

Hubungan orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa

2 41 95

Kamampuan mahasiswa tarjamah dalam menerjemahkan nama diri : studi kasus mahasiswa tarjamah semester VI angkatan tahun 2005-2006

0 9 119

Asrama mahasiswa UNPAZ : tranformasi arsitektur tradisional studi kasus Dili Timor Leste

6 56 90

Asrama mahasiswa UNPAZ : tranformasi arsitektur tradisional studi kasus Dili Timor Leste

2 33 90

PERAN KEKHAWATIRAN MENDAPAT SANKSI PROFESIONAL DALAM PROFESIONALISMA DAN INDEPENDENSI AUDITOR: PENGUJIAN TEORI KOGNITIF SOSIAL FRANCISCA RENI RETNO ANGGRAINI Universitas Sanata Dharma ZAKI BARIDWAN SUWARDJONO HARDO BASUKI Universitas Gadjah Mada Abstract

0 0 20

a. 2009 - 2016 - Pengaruh kualitas layanan, diskriminasi, dan self assessment terhadap penggelapan pajak ( studi kasus pada mahasiswa akuntansi FE UBB) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18