Kamampuan mahasiswa tarjamah dalam menerjemahkan nama diri : studi kasus mahasiswa tarjamah semester VI angkatan tahun 2005-2006

(1)

1

KEMAMPUAN MAHASISWA TARJAMAH DALAM MENERJEMAHKAN NAMA DIRI

(Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005/2006)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.s)

Oleh: MUNAWAROH NIM: 104024000840

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

2

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juni 2008


(3)

3 ABSTRAK

Munawaroh HM

KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENERJEMAKAN NAMA DIRI (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005-2006) Nama diri/ism ‘ alam merupakan nama yang merujuk pada objek tertentu yang meliputi nama orang, nama kota, nama negara, nama benda, dan nama peristiwa sejarah (Newmark). Nama diri diawali oleh huruf kapital yang menjadi salah satu ciri dari nama diri tersebut. Hal yang sering dialami oleh mahasiswa adalah keliru dalam penamaan atau kata biasa, seperti kata ‘primadona’ atau ‘presiden’. Kata ‘primadona’ bukanlah nama diri melainkan kata biasa, sedangkan kata ‘presiden’ bukan juga nama diri melainkan kata biasa. Kata ‘presiden’dapat dikatakan nama diri jika telah bergabung dengan nama orang. Seperti: Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Jadi jelas rujukannya, sedangkan presiden itu banyak. Penulis ingin mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa Tarjamah semester VI dalam menerjemahkan nama diri dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Alat penghimpun data Penelitian ini adalah angket/kuesioner dan wawancara dengan dosen terkait dan beberapa mahasiswa Tarjamah VI.

Di dalam menerjemahkan nama diri dapat menggunakan tiga metode, yaitu, transliterasi, transkipsi, dan penyerapan. Ketiga cara ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan teks yang diterjemahkan.

Secara umum kemampuan mahasiswa dalam menerjemah nama diri belum mampu dan masih di bawah rata-rata. Namun, jika menerjemahkan nama diri yang menggunakan metode transliterasi mayoritas mahasiswa telah mampu menerjemahkannya. Namun, jika menerjemahkan nama diri yang menggunakan penyerapan mahasiswa belum mampu menerjemahkannya dengan benar.

Masalah yang responden hadapi saat menerjemahkan mayoritas adalah hal yang terkait dengan ilmu nahwu, karena latar belakang mereka mayoritas dari Madrasah Aliyah (MA) dan mengambil jurusan IPS yang basic ilmu alatnya (nahwu dan sharaf) kurang memadai.


(4)

4

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺣﺮﻟاﻦﻤﺣﺮﻟاﷲاﻢﺴﺑ

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta kekuatan kepada Penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. juga kepada seluruh keluarganya dan para sahabatnya.

Hari berganti begitu cepat. Tidak terasa tugas akhir yang selama ini menjadi tanggung jawab besar bagi Penulis telah terlalui. Harapan yang selama ini Penulis tunggu-tunggu pun telah datang. Puas atau tidak, inilah hasil dari tekad dan usaha seorang manusia yang berambisi besar, namun tidak punya kemampuan dan kekuatan untuk menjalani segala cita-cita.

Keberhasilan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah berkat bimbingan, bantuan, dorongan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Tanpa partisipasi mereka upaya maksimal Penulis tidak ada artinya. Oleh karena itu, Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Abdul Chair, dekan Fakultas Adab dan Humaniora 2. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA., selaku ketua jurusan Tarjamah 3. Bapak Ahmad Syaekhuddin, M.Ag., sekretaris jurusan Tarjamah

4. Bapak Dr. Sukron Kamil, MA., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen tarjamah yang tak kenal lelah dalam mengajar. Maaf, Penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu.

6. Kepada pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Jakarta, perpustakaan UI Depok, perpustakaan Iman Jama’ yang telah memberikan fasilitas kepada Penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.

7. Kepada orang tua Penulis, ayahanda (alm) H. Mugeni, semoga beliau di tempatkan yang layak di sisi-Nya, ibunda Hj. Rosmana yang telah sabar mendidik anak-anaknya, dan ibunda Rusni yang selalu memberi nasehat mengenai arti kehidupan yang sebenarnya.


(5)

5

8. Untuk adik-adiku tersayang, Yoh, Yah, Zis, dan untuk kakak-kakakku yang selalu memberikan motivasi dan dorongan baik moril maupun materil. Teruntuk semua keponakanku, Ne, Ganteng, Fa, Za, terima kasih atas canda tawanya yang selalu menghibur Penulis.

9. Teman-teman angkatan tahun 2004, Mun, Na, Put, Wan, Mi, Bi, Ti, Cil. Untuk teman kosanku, mba Fay, Mis, dan ragil Mah, terima kasih atas doa dan spiritnya.

Semoga amal kebaikan yang diberikan mendapat balasan dari Allah. Dan juga semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Jakarta, 20 Juni 2008


(6)

6 DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TEORI PENERJEMAHAN NAMA DIRI A. Teori Terjamah... 10

1. Definisi Penerjemahan ... 11

2. Cara Menerjemah... 13

3. Tahap-tahap Penerjemahan ... 15

B. Nama Diri dan Metode Penerjemahannya ... 18

1. Transliterasi... 20

2. Transkipsi... 25


(7)

7 BAB III PROFIL JURUSAN TARJAMAH

A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah... 33

1. Visi Program Studi... 33

2. Misi program Studi ... 33

3. Tujuan Program Studi ... 33

4. Sejarah Program Tarjamah ... 34

B. Kurikulum Program Studi Tarjamah ... 35

C. Profil Sumber Daya Manusia... 44

D. Profil Mahasiswa ... 52

E. Profil Sarana dan Prasarana ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Semester VI dalam Menerjemahkan Nama Diri... 59

1. Kemampuan Menerjemahkan Secara Umum ... 59

2. Kemampuan Menerjemahkan Nama Diri Berdasarkan teks 1... 60

3. Kemampuan Menerjemahkan Nam Diri Berdasarkan teks 2... 62

4. Kemampuan Menerjemahkan Nama Diri Berdasarkan teks 3... 63

B. Hal-hal yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Semester VI ... 65

1. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Tarjamah dalam Menerjemahkan... 65


(8)

8

2. Respon Mahasiswa terhadap Penerjemahan ... 67

3. Faktor Kurikulum... 67

C. Faktor yang Membuat Mahasiswa Lemah dalam Menerjemahkan ... 68

1. Latar belakang Pendidikan Mahasiswa Tarjamah VI sebelum Kuliah ... 68

2. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ilmu Nahwu ... 70

3. Penguasaan Mahasiswa terhadap Teori Tarjamah ... 71

4. Kamus yang digunakan Mahasiswa dalam Menerjemahkan Nama Diri 72 5. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ilmu Semantik... 73

BAB V PENUTUP... 75

KESIMPULAN ... 75

DAFTAR PUSTAKA... 77


(9)

9

PEDOMAN TRANSLITERASI Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا

Tidak dilambangkan

ب

b be

ت

t te

ث

ts te dan es

ج

j je

ح

h dengan garis bawah

خ

kh ka dan ha

د

d de

ذ

dz de dan zet

ر

r er

ز

z zet

س

s es


(10)

10

ص

s es dengan garis di bawah

ض

ḏ de dengan garis di bawah

ط

ṯ te dengan garis di bawah

ظ

zet dengan garis di bawah

ع

‘ koma terbalikdi atashadap kanan

غ

gh ge dan ha

ف

f ef

ق

q ki

ك

k ka

ل

l el

م

m em

ن

n en

و

w we

h ha

ء

´ apostrof


(11)

11 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut: Tanda Vokal Arab Tanda vokal latin Keterangan

− a fat ah

− i kasrah

− u ḏammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي― ai a dan i

و― au a dan u

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas


(12)

12

û u dengan topi di atas

Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا , dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti dengan huruf syamsiyyah

maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda - ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata ة

روﺮ ا

tidak ditulis a-arûrah melainkan al-arûrah, demikian seterusnya.

Ta Marbûah

Contoh:

No. Kata Arab Alih Aksara

1

ﺔ ﺮ

ṯarîqah

2

ﻹا

ﺔ ﺎ ا

al-jâmi’ah al-islâmiyyah 3

دﻮ ﻮ ا

ةﺪ و

wa dat al-wujûd


(13)

13 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerjemahan merupakan proses memindahkan makna yang telah diungkapkan dalam bahasa yang satu (bahasa sumber) menjadi ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan sewajarnya dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran).1 Definisi ini menjadi tolak ukur bagi seorang penerjemah yang handal untuk dapat menerjemahkan semua bidang ilmu, baik itu bidang keagamaan, sosial, politik, ekonomi, dan cabang ilmu yang lainnya.

Di dalam menerjemahkan sering sekali para penerjemah menemukan kesulitan-kesulitan dalam pengalihan bahasa. Salah satu kesulitan dalam menerjemahkan yaitu nama diri, yang sering kali keliru dalam menerjemahkannya.

Nama diri itu mencakup semua jenis nama, baik nama orang, nama negara, nama tempat, dan nama-nama yang lainnya.

Contoh: Newton

Jepang

نﺎ

ﺎ ا

Kebun Raya

ىﺮ ﻜ ا

ﺔ ﺪ ا

Hal ini pernah dialami oleh seorang tokoh penerjemah hadis yang masih bingung dalam menerjemahkan nama diri yaitu Prof. Dr. M.M Azami. Seperti


(14)

14

apa yang tulis dalam mukaddimah buku Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya.

ةرﺎ

ةﺪ

Menurutnya, dalam bahasa Arab, nama itu dapat dibaca dengan sekurang-kurangnya 12 versi, sebagai berikut: Hamid bin 'Abidah bin 'Imarah, Hamid bin 'Abidah bin 'Umarah, Hamid bin'Abidah bin 'Ammarah, Hamid bin 'Ubaidah bin 'Imarah, Hamid bin 'Ubaidah bin 'Umarah, Hamid bin 'Ubaidah bin 'Ammarah, Humaid bin 'Ubaidah bin 'Imarah, Humaid bin 'Ubaidah bin 'Umarah, Humaid bin 'Ubaidah bin 'Ammarah, Humaid bin 'Abidah bin 'Imarah, Humaid bin 'Abidah bin 'Umarah, Humaid bin 'Abidah bin Ammarah.

Secara gramatikal 12 versi di atas dibenarkan, tetapi karena masalahnya menyangkut nama seseorang, tentu hal itu tidak dapat diterapkan semua nama seseorang, tentu satu versi saja. Dari sinilah timbul kesulitan dalam menentukan versi mana sebenarnya yang menjadi nama seseorang tersebut.2

Hal yang sama juga pernah dialami oleh Moh. Mansyur dan Kustiwan dalam buku Pedoman bagi Penerjemah, bahwa transliterasi nama dari bahasa Ajam ke bahasa Arab merupakan hal yang susah-susah gampang. Dikatakan susah, kalau harus mengikuti nama aslinya, karena nama itu harus akurat. Dikatakan gampang melihat kenyataan akhir, nama itu disesuaikan dengan bahasa sasaran.

Berdasarkan pengalaman Penulis kesulitan menerjemah nama diri juga pernah terjadi pada mahasiswa tarjamah semester VII. Seperti

ﺔ دﻮ ا

2

M.M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, (Ciputat: Pustaka Firdaus, 1989), h. 3.


(15)

15

ﺔ ﺮ ا

"Saudi Arabia". Terjemahan itu masih dalam bentuk Arab, belum diterjemahkan, yang benar dalam bahasa Indonesia adalah "Arab Saudi".

Selain kasus di atas pernah juga terjadi kesalahan dalam mengalihbahasakan nama diri, seperti

وﺎ

mahasiswa menerjemahkannya "Jintaw", seharusnya terjemahan yang benar adalah "Jun Tao".

Dalam menerjemahkan nama diri belum ada ketentuan pedoman yang akurat. Seperti nama ‘Monet’ dalam kamus Munjid tertulis

, seharusnya huruf akhir kata monet adalah ‘t’, yang biasanya jika ditulis dalam bahasa Arab yaitu ‘

ت

‘, tetapi di dalam kamus Munjid ditulis dengan huruf ‘

‘, yang jika ditransliterasikan menjadi ‘Monah’.

Ada beberapa nama diri yang bisa diartikan ke dalam bahasa sasaran, namun itu menimbulkan kesalahan dan ada yang harus diterjemahkan. Misalnya:

اﺮ

اﺪ إ

قﺪ

ﺔ ﺮ ا

ا

‘Operasi jantung Bypass di rumah sakit Pondok Indah’3

Jika seorang penerjemah memaknai kata

قﺪ

dengan 'hotel', maka akan terjadi kejanggalan dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena operasi pada umumnya dilakukan di rumah sakit.

Masjid At-Ta'awun

نوﺎ ا ﺪ

3


(16)

16

Jika At-Ta'awun diterjemahkan tolong menolong, maka konsepnya menjadi berbeda dan itu bukan termasuk nama diri. Sedangkan ini termasuk nama sebuah masjid yang berada di puncak.

Selain itu, ada pula nama diri yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran, seperti nama tempat hiburan

لﺎ ا

"Dunia Fantasi". Namun ada juga nama tempat yang selintas mirip dengan bahasa Arab (dapat diterjemahkan), seperti

ﺔ ﺮ ا

"Jabal Rahmah". Jika dalam bahasa Arab kata diartikan "Gunung" dan kata

ﺔ ﺮ ا

diartikan "kasih sayang", itu menjadi salah arti.

Contoh nama diri yang sama penulisan arabnya sama, namun berbeda jika diindonesiakan

Young

( penyair, penulis, dan seniman Inggris)

Yong

(tokoh orientalis Belanda yang hidup pada tahun 1832-1890)

4

Jung

( tokoh psikologi )

Masalah di atas menuntut seorang penerjemah untuk lebih teliti dan cermat dalam melihat teks. Di samping itu juga penerjemah harus memiliki wawasan yang luas dan melihat kriteria buku yang akan diterjemahkannya. Penerjemah dapat juga menggunakan alat bantu berupa kamus, melalui internet atau alat bantu lainnya.

4

Dar el-Machreq Sarl, Munjid Fil Lughah Wal A‘lam, (Lebanon: Riad el-Solh Byrouth, 2002), h. 628.


(17)

17

Mayoritas penerjemah itu lulusan dari jurusan Tarjamah, tetapi tidak menutup kemungkinan banyak juga dari jurusan yang lain, asalkan dapat menguasai bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa).

Setiap jurusan mempunyai program dan tujuan masing-masing, sehingga memiliki keterampilan dalam bidang yang digelutinya. Namun jurusan Tarjamah bertujuan menghasilkan sarjana Muslim yang memilki keterampilan professional di bidang penerjemahan dan kemampuan akademis dibidang bahasa yang dijiwai oleh ajaran-ajaran dengan nilai Islam dan keindonesian.5

Untuk itu penulis akan membahas skripsi ini dengan judul “KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENERJEMAHKAN NAMA DIRI (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005-2006)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan membatasi dan merumuskan penelitian mengenai kemampuan menerjemahkan nama diri dengan studi kasus mahasiswa tarjamah semester VI.

Dalam hal ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah mahasiswa Tarjamah semester VI umumnya mampu menerjemahkan nama diri?

2. Faktor apa yang membuat mahasiswa Tarjamah semester VI mampu/sulit dalam menerjemahkan nama diri?

5

Pedoman Akademik Fakultas Adab dan Humaniora Tahun 2005/2006 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 41.


(18)

18 C. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian yang penulis lakukan mempunyai dua tujuan, yaitu:

1.Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mahasiswa Tarjamah semester VI dalam menerjemahkan nama diri

2.Untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat mahasiswa Tarjamah semester VI sulit dalam menerjemahkan nama diri

D. Tinjauan Pustaka

Nama diri salah satu tema yang masih jarang dibahas oleh kalangan mahasiswa maupun para sastrawan. Pada saat ini di jurusan tarjamah baru satu orang yang meneliti nama diri yaitu, pada tahun 2006 yang bernama Syamsudin dengan judul skripsi Penerjemahan nama diri (Studi Analisis Nama Diri pada majalah Alo Indonesia dan Akhbar Jami'ah). Namun penulis di sini akan meneliti seberapa jauh kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan nama diri. Tentunya dengan tidak menggunakan metode yang sama, yang Penulis gunakan yaitu metodologi yang berbeda. Penulis merujuk pada beberapa buku tentang terjemahan, salah satunya buku Panduan Terjemahan karya Drs. Mansyur dan Kustiwan, S.Ag.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Metode penelitian tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan ini untuk menemukan kaidah penulisan yang benar dan tepat.


(19)

19

Penulis melakukan pencarian data dari buku-buku, kamus, dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Di samping itu, penulis juga akan melakukan wawancara dengan para pakar penerjemahan yang menguasai perihal nama diri dan menyebarkan angket pada mahasiswa jurusan tarjamah, untuk mengetahui hasil yang lebih maksimal dan memuaskan.

Penulis akan melakukan kajian pustaka (library reseach) dan penelitian lapangan (field research). Secara teknis, penulisan ini didasarkan pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang berlaku dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center of Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.Sampel

Mengingat terbatasnya populasi yang ada maka data akan diambil dengan menggunakan sampel. Adapun tekhnik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah "purposive", yaitu suatu tekhnik pengambilan sampel yang dilakukuan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 12 mahasiswa.

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan mahasiswa tarjamah VI dalam menerjemahkan nama diri dapat dilihat dari survei. Data diperoleh dari hasil angket yang Penulis sebarkan di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Tarjamah


(20)

20

semester VI pada tanggal 5 Juni 2008. Setelah melakukan proses pengumpulan data. Kemudian data tersebut diedit kembali agar memudahkan dalam pengolahan data, lalu data tersebut Penulis sajikan dalam bentuk tabel.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan dan pengetahuan dalam mengetahui dan menerjemahkan nama diri. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Penulis akan memaparkan hasil kuesioner/angket yang telah diisi oleh responden (mahasiswa tarjamah VI).

Dalam hal ini Penulis memberikan nilai kepada mahasiswa pada angket jawaban atau penerjemahan dengan nilai A, B, C, D.

A: 80 - 100 B: 68 - 79 C: 56 - 67 D: 45 – 55

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan dapat terarah dan sistematis, langkah yang penulis tempuh sebagai berikut:

BAB I adalah bab Pendahuluan. Di dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II adalah Kerangka teori. Bab ini menjadi landasan teori pada analisis di bab berikutnya dan bab ini mencakup bab teori penerjemahan, yaitu cara menerjemah dan metode penerjemahan nama.


(21)

21

BAB III adalah profil.di dalam bab ini membahas tentang profil tarjamah mulai dari mahasiswa sampai sarana dan prasarana. Bab ini merupakan alat ukur dalam selanjutnya.

BAB IV adalah hasil penelitian. Di dalam bab ini menganalisis data Nama Diri dari angket yang telah disebarkan. Bab ini merupakan hasil dari keseluruhan bab yang telah disebutkan di atas.


(22)

22 BAB II

TEORI PENERJEMAHAN NAMA DIRI

A. Teori Terjemah

Penerjemahan merupakan proses, cara, atau perbuatan penerjemahan (mengalihbahasakan).6 Penerjemahan dapat berupa lisan (interpreting) atau tulisan (translating). Penerjemahan lisan dilakukan secara langsung atau spontanitas dalam menerjemahkannya. Penerjemah disini berfungsi sebagai mediator antara bahasa sumber (pembicara) ke bahasa sasaran (pendengar). Penerjemahan lisan biasanya digunakan untuk hal bisnis, dikarenakan kedua pembisnis tidak mengerti bahasa lawan bicaranya.

Jika penerjemahan secara tulisan membutuhkan teori penerjemahan. Teori tersebut berkedudukan sebagai mediator antara penulis dan pembaca.7 Penerjemahan tulisan membutuhkan waktu cukup lama dalam menerjemahkannya. Hal tersebut dikarenakan penerjemahan harus menggunakan teori-teori penerjemahan dan biasanya penerjemahan berupa buku atau sebuah artikel.

Kegiatan penerjemahan dan kejurubahasaan memiliki skup yang luas dengan tujuan yang sangat beragam yang bukan hanya membutuhkan pengetahuan kebahasaan yang tinggi, namun juga melibatkan seluruh aspek komunikasi,

6

Peter Salim, dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), edisi ke-3 h. 1602.

7

Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek), (Bandung: Humaniora, 2005), cet. ke-1 h. 15.


(23)

23

seperti: pengetahuan, budaya, gaya termasuk dialek, kepercayaan, ideologi, kelas masyarakat, jenis kelamin, suku, bangsa, dan lain-lainnya.8

Selain itu penerjemahan juga merupakan kegiatan komunikasi yang kompleks dengan melibatkan a) penulis yang menyampaikan gagasan dalam bahasa sumber, b) penerjemah mereproduksi gagasan tersebut di dalam bahasa penerima, c) pembaca yang memahami gagasan melalui penerjemahan, dan d) amanat atau gagasan yang menjadi fokus perhatian ketiga pihak tersebut.9

Terjemahan yang baik ialah yang benar, jelas, dan wajar.10 Benar artinya makna yang terdapat dalam terjemahan adalah sama dengan makna pada bahasa sumber. Jelas berarti terjemahan itu mudah dipahami oleh pembaca. Adapun wajar berarti bahasa dan gaya terjemahan itu tidak seperti terjemahan. Namun tidak keluar dari jalur bahasa sumber atau tidak mengurangi pesan yang terkandung dalam teks asli. Menerjemahkan memang lumayan sulit, karena harus mentransfer ide pikiran penulis, gaya bahasa penulis, dan karakter tulisannya. Oleh karena itu, penerjemah harus mengenal betul karakter penulis buku yang akan diterjemahkan.

1. Definisi penerjemahan

Definisi penerjemahan memiliki banyak pandangan dari para tokoh, di antaranya sebagai berikut:

1. Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku mereka The Theory and Practice of Translation.

8

Rahmat Effendi P., Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan, terjemahan dari English For Translating and Interpreting Study, (Jakarta: Yayasan Bina Edukasi dan Konsultasi Hapsa et Sudia, 2004), cet. ke-1 h. 23.

9

Syihabuddin, Penerjemah Arab Indonesia, h. 10. 10


(24)

24

Translating consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalentof the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.

Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya.11

2. Catford

(Translation is) the replacement of textual material in one language by equivalent textual material in another language. (Catford, 1965:20)

Penerjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa dengan materi tekstual yang padan dalam bahasa lain.12

3. Moeliono (1989: 195)

Moeliono berpandangan bahwa pada hakikatnya penerjemahan itu merupakan kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling dekat dan wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti maupun gaya.13

4. Pinhhuck (1977: 38)

11 A.Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), cet. ke-2 h. 11.

12

Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasa Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 11.

13


(25)

25

“Translation is a process of finding a TL equivalent for an SL untterance”. Dalam bahasa Indonesia dikatakan bahwa, “Penerjemahan adalah proses penemuan padanan ujaran bahasa sumber di dalam bahasa sasaran.”14

5. Newmark (1988)

Rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang).15

Dari kelima tokoh tersebut di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa penerjemahan merupakan pengalihan bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dengan menggunakan padanan yang tepat dan selaras dalam menerjemahkannya.

2. Cara Menerjemah

Ada dua cara menerjemah:

Pertama Æ penerjemah melihat kata perkata dari bahasa asal dan maksud yang terkandung di dalamnya, lalu ia mengalihkan bahasa itu ke dalam bahasa kedua dengan memperhatikan maksud-maksud yang tertuang dalam bahasa asal, lalu ia tulis kata-kata itu. Kemudian ia melihat kata-kata selanjutnya sehingga sampai pada untaian kalimat yang ingin diterjemahkan. Cara ini disebut aliran terjemah harfiyah.16

14

Suryawinata dan Hariyanto, Translation, h. 13. 15

Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 5. 16

Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada Sistem 8 Jam Bisa Menerjemah Alquran, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), h. 22.


(26)

26

Pemungutan konsep baru yang terjadi dalam menerjemahkan suatu teks dengan penerjemahan kata demi kata, sehingga bentuk terjemahan itu memperoleh arti (makna) baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Salah satu akibat proses perubahan makna yang terjadi adalah adanya satuan leksikal kuno dan satuan leksikal usang. Satuan leksikal kuno kehilangan acuannya yang berada di luar masa kini, sedangkan satuan leksikal yang usang menurun frekuensinya karena konotasi yang dimilikinya. Kadang-kadang satuan leksikal yang kuno atau usang digunakan kembali dengan makna baru.

Kata kuno adalah satuan leksikal (kata, frase, bentuk jamak) yang a) kehilangan acuannya di luar bahasa, b) mempunyai konotasi masa yang silang, c) berasal dari leksikon bahasa taraf sebelumnya, atau d) masih dapat dikenali secara tepat ataupun secara kurang tepat oleh penutur bahasa yang bersangkutan. Contoh: Ancala 'gunung', balian 'dukun', baginda 'yang bahagia', graha 'rumah'.

Kata usang adalah satuan leksikon yang sarat dengan konotasi. Contoh:

babu 'pembantu rumah tangga(wanita)', pelacur 'tuna susila', serdadu 'prajurit'.17 Sebenarnya terjemahan harfiyah dalam pengertian urut-urutan kata dan cakupan makna persis seperti bahasa sumber tidak mungkin dilakukan, karena masing-masing bahasa (BSu dan BSa) selalu mempunyai ciri khas sendiri dalam urut-urutan kata, adakalanya masing-masing ungkapan mengandung nuansa sendiri-sendiri.18

KeduaÆ penerjemah melihat redaksi bahasa asal sampai memahami maknanya, kemudian ia ungkapkan dalam bahasa lain (bahasa sasaran) dengan redaksi yang

17

Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman ilmu makna, (Bandung: Refika Aditama 1999), h.75.

18

Ismail Lubis, Falsafati terjemahan Alquran Departemen Agama Edisi 1990, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya 2001), h. 61.


(27)

27

sama baik kata perkatanya memiliki kesamaan arti atau tidak. Cara ini disebut aliran terjemah maknawiyah atau terjemah bebas.19

Contoh perbandingan antara dua aliran terjemah tersebut:

1.

ﻚ ﺎ

آ

Terjemahan harfiyah, "Bagaimana kabarmu?" Terjemahan maknawiyah, "Apa kabar?"

2.

ﷲا

ا

ا

terjemahan harfiyah, "tidak ada tuhan selain Allah"

terjemahan maknawiyah, "yang berhak disembah hanya Allah"

3.

ﻬ أ ةﺮﻜ

ﻰ اوؤﺎ

Terjemahan harfiyah, "mereka datang di atas unta betina bapak mereka" Terjemahan maknawiyah, "mereka datang semuanya tanpa kecuali".20

3. Tahap-tahap Penerjemahan

19

Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada, h. 22. 20


(28)

28

Tahap atau proses penerjemahan adalah urutan aktifitas yang dimaksudkan untuk menuangkan proses berpikir yang dilakukan penerjemah pada saat menerjemahkan.

Dr. Ronald H. Bathgate, dalam karangannya yang berjudul “A Survey of Translation Theory” mengemukakan tujuh tahap dari proses penerjemahan:

1. Penjajagan (Tuning)

Pada tahap awal ini penerjemah menyelaraskan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Maksudnya penerjemah mengetahui bahasa siapa yang akan diterjemahkan, bahasa seorang pujanggakah, seorang noveliskah, seorang ahli hukumkah, seorang penulis iklankah, dan sebagainya. Sebuah puisi harus menjadi sebuah puisi bukan artikel. Sebuah sanjak harus menjadi sebuah sanjak bukan prosa. Pada tahap ini penerjemah harus dapat menentukan sikap atau pendekatan mental yang tepat, harus dapat membayangkan pilihan kata atau susunan frase dan kalimat yang selaras.

2. Penguraian (Analysis)

Tiap-tiap kalimat dalam bahasa sumber diuraikan ke dalam satuan-satuan berupa kata-kata atau frase. Kemudian penerjemah menentukan hubungan sintaksis antara berbagai unsur kalimat itu. Pada tahap ini penerjemah sudah dapat melihat hubungan antara unsur-unsur dalam bagian teks yang akan diterjemahkan dan mulai berpikir untuk menciptakan konsistensi dalam terjemahannya.


(29)

29

Pada bagian ini penerjemah harus dapat menangkap gagasan utama tiap paragraf (alinea) dan ide-ide pendukung dan pengembangnya. Ia harus dapat menangkap hubungan gagasan satu sama lain dalam tiap paragraf dan antar paragraf. Dalam hal ini penerjemah hendaknya satu bidang ilmu dengan pengarang, sehingga penerjemah dapat mengetahui konteks naskah yang akan diterjemahkan. Namun, janganlah seorang penerjemah menjadi pengarang sendiri, meskipun sebidang ilmu dengan pengarangnya.

4. Peristilahan (Terminology)

Setelah pemahaman isi dan bentuk dalam bahasa sumber, penerjemah kemudian berpikir tentang pengungkapannya dalam bahasa sasaran. Terutama dalam mencari istilah-istilah, ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran yang tepat dan selaras. Kata-kata, ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah yang digunakan jangan sampai menyesatkan pembaca. Oleh karena itu, sebagaimana yang telah Penulis kutip di atas, harus satu bidang ilmu. Jika penerjemah masih kesulitan, hendaknya berkonsultasi langsung pada para ahli bidang tersebut.

5. Perakitan (Restructuring)

Pada tahap ini penerjemah mulai menyusun kata, frase, kalimat, dan paragraf. Model bahasa sumber harus selaras dengan bahasa sasaran .jika bahasa sumber bercorak naturalis, maka bahasa sasaran juga harus bersifat naturalis.

6. Pengecekan (Checking)

Tulisan yang bagus adalah tulisan yang berkali-kali dibaca dan diedit. Demikian juga sebuah penerjemahan jangan merasa puas dengan hasil pertama.


(30)

30

Akan tetapi harus diperiksa tanda bacanya dan kalimat yang belum sepadan, sehingga menjadi kalimat yang efektif.

7. Pembicaraan (Discussion)

Untuk mengakhiri proses penerjemahan ialah penerjemah mendiskusikan hasil terjemahannya, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasanya.21

Namun, menurut MacArthur, 1992:1052. Dia memandang bahwa tahapan penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga.22

1. Receptive Phase Æ merujuk pada usaha menangkap idea tau pikiran dalam bahasa asal.

2. Code-Switcing Æ mencari padanan dalam bahasa sasaran

3. Productive Phase Æ hasil penyalinan ide tersebut diungkapkan sesuai dengan norma atau aturan dalam bahasa sasaran.

Metode Penerjemahan ada delapan yaitu: Penerjemahan kata demi kata

(Word for word translation), Penerjemahan harfiah (Literal translation), Penerjemahan setia (Faithful translation), Penerjemahan semantik (Semantic translation), Saduran (Adaptation), Penerjemahan bebas (Free transaltion),

Penerjemahan idiomatik (Idiomatic translation),Penerjemahan komunikasi

(Communicative translation.)23

B. Nama Diri dan Metode Penerjemahannya

21

Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, h. 15-18. 22

Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris: Teori dan Latihan, (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2006), h.10.

23

Lihat “Teori dan permasalahan Penerjemahan”, Diktat yang ditulis oleh moch. Syarif Hidayatullah untuk jurusan Tarjamah fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007, h. 14-17.


(31)

31

Nama diri (proper name, proper noun) merupakan nama orang, tempat, dan benda tertentu (dipertentangkan dengan kata jenis).24 Nama diri digunakan sebagai kata sapaan atau panggilan.25 Dengan kata lain nama diri yaitu, tanda pengenal yang membedakan suatu objek atau individu dari objek atau individu sejenis.26 Namun, nama diri menurut Newmark (1988: 214) yaitu yang meliputi nama orang, nama merk dagang (produk), nama negara, nama kota, ditambah nama peristiwa sejarah. Berbeda dengan pendapat Lapoliwa (1992: 52), menurutnya nama diri adalah tanda pengenal yang membedakan suatu objek atau individu dari objek atau individu yang sejenis.27

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa nama diri merupakan nama orang, tempat, benda, nama merk dagang, nama negara, kota, dan peristiwa sejarah. Misalnya:

ظﻮ

Najib Mahfudz28

و

ﷲا ﻰ

ا ل ﺎ

‘Nabi29 Saw. bersabda’

رﺪ ا ةوﺰ

‘Perang Badar’

ةﺪ

ا ﺔ آﺮ ﻷا ت ﺎ

ﻮ ا

‘Amerika Serikat’

24

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1993), cet. ke-3 h. 144. 25

Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna, (Bandung: Refika, 1999), Cet. ke-2 h .47.

26

Departemen Pendidikan dan Keudayaan, Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di RRI 1991/1992, (Jakarta: T.pn., 1994), h. 28.

27

Ibid., h. 5. 28

Fikri, “Zuqaq Al-Midaq Karya Terbesar Najib Mahfudz”, Alo Indonesia, November 2006, h. 24.

29


(32)

32

و

‘Wella’ (nama produk)

ناﻮ ا نﺎ

‘Kebun Binatang’ Metode Penerjemahan Nama Diri

Ada tiga macam penerjemahan nama diri: 1. Transliterasi

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalihan huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain.30

ﺪ اﺮ

Fakhr al-Dîn’ (transliterasi) ‘Fakhrud Din’ (transkipsi)

Pedoman transliterasi ini dapat membantu umat Islam dalam membaca Alquran, karena tidak semua orang Islam dapat membaca huruf Arab. Pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin disusun dengan prinsip sebagai berikut:

™ Sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

™ Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan padanannya dengan cara member tambahan tanda diakritik,31 dengan dasar “satu fonem satu lambang”.

™ Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.32

30

Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi Arab-Latin, (Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, 2003), cet. Ke-5 h. 3.

31

Tanda yang diletakkan di atas atau di sebelah huruf untuk menunjukkan pengucapan, aksen, dan sebagainya (dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer).

32


(33)

33

Hal-hal yang dirumuskan secara konkrit dalam pedoman transliterasi Arab-Latin meliputi:

1. Konsonan 2. Vokal

3. Maddah 4. Ta Marbûoh 5. Syaddah (Tasydid)

6. Kata Sandang

7. Hamzah

8. Penulisan Kata 9. Huruf kapital 10.Tajwid33

Sistem Transliterasi Arab-Latin

Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P dan K RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987

Tertanggal 22 Januari 198834 1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

أ

Alif - tidak dilambangkan

ب

bā’ B -

33

Ibid., h. 3. 34

Kep. Mendikbud No. 0543a Th.1987, Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2007), cet. Ke-3 h. 105-108.


(34)

34

ت

tā’ T -

ث

ā’ ṡ s dengan titik di atasnya

ج

Jim J -

ح

ḥā’ ḥ h dengan titik di bawahnya

خ

khā’ Kh -

د

dāl D -

ذ

Żāl Ż z dengan titik di atasnya

ر

rā’ R -

ز

Zai Z -

س

Sіn S -

ش

syin Sy -

ص

ṣād ṣ s dengan titik di bawahnya

ض

ād ḍ d dengan titik di bawahnya

ط

ṭa´ ṭ t dengan titik di bawahnya

ظ

ẓa’ ẓ z dengan titik di bawahnya


(35)

35

غ

gain G -

ف

fā’ F -

ق

qāf Q -

ك

kāf K -

ل

Lām L -

م

mіm M -

ن

nūn N -

و

wāwu W -

hā’ H -

ء

hamzah ׳ Apostrof, tetapi lambang

ini tidak dipergunakan untuk hamzah di awal

kalimat

ي

yā’ Y -

2. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

ﺔ ﺪ ا

ditulis Ahmadiyah


(36)

36

a. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

ditulis jamā‘ah

b. Bila dihidupkan ditulis t

ءﺎ وﻷا ﺔ اﺮآ

ditulis karāmatul-auliyā’

4. Vokal Pendek

Fathah ditulis a,kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u. 5. Vokal Panjang

A panjang ditulis a, i panjang ditulis i, dan u panjang ditulis u, masing-masing dengan tanda hubung (-) di atasnya.

6. Vokal Rangkap

Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au.

7. Vokal-vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof (‘)

أأ

ditulis a’antum

ditulis mu’anna

8. Kata Sandang Alif + Lām

a. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-


(37)

37

b. Bila diikuti huruf syamsiyyah, huruf I diganti dengan huruf syamsiyyah

yang mengikutinya.

ا

ditulis asy-Syi‘ah

9. Huruf Besar

Penulisan haruf besar disesuaikan dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

10.Kata dalam Rangkaian Frasa atau kalimat a. Ditulis kata per kata atau

b. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.

ا

م ﻹ

ditulis Syaikh al-Islām atau Syaikhul-Islām

2. Transkipsi

Transkipsi merupakan pengalihan bunyi ke bentuk tertulis (harus percis seperti yang diucapkan). Pengubahan teks dari suatu ejaan ke ejaan yang lain, dengan tujuan menyarankan lafal bunyi unsur bahasa yang bersangkutan, disebut transkipsi.35

ل

dhalal mubin’ (transkipsi) ‘dhalāl mubīn’ (transliterasi)

35

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975) h. 25.


(38)

38

Transkipsi huruf Arab ke latin (Rafik: 2005) yang sudah dimodifikasi oleh Zulkarnaen36

Huruf Arab Nama Simbol

أ

Alif tidak dilambangkan

ب

Ba B

ت

Ta T

ث

Tsa Θ

ج

Jim J

ح

Ha H

خ

Kha Kh

د

Dal D

ذ

Żal Δ

ر

Ra R

ز

Za Z

س

Sin S

36

Zulkarnaen, “Penerjemahan Nama Diri Analisis Transliterasi, Transkipsi, dan Penyerapan Nama diri Arab-Indonesia,” (Skripsi SI fakultas Sastra program studi Sastra Arab, Universitas Al Azhar Indonesia, 2007, h. 30.


(39)

39

ش

Syin

ص

Shad Sh

ض

Dad Dh

ط

Tha Th

ظ

Zha Zh

ع

‘ain ‘

غ

Gain Gh

ف

Fa F

ق

Qaf Q

ك

Kaf K

ل

Lam L

م

Mim M

ن

Nun N

و

Waw W

Ha H


(40)

40

ي

Ya Y

Ejaan fonetik termasuk dalam transkipsi. Fonetik dalam bahasa Inggris

phonetics, kata sifatnya phonetic, kata sifat Indonesia “fonetis”, berbeda dari “fonetik” sebagai kata benda) adalah penyelidikan bunyi-bunyi bahasa, tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna.37 Namun menurut Trubetzkoy (1962:11-12) menjelaskan bahwa fonetik merupakan studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan peristiwa bahasa, murni studi fenomenalistik terhadap bahasa tanpa mempertimbangkan fungsi. Titik tolak fonetik adalah konkret, yaitu bahasa manusia.38

Fonetik ada tiga jenis:

a. Fonetik akustis menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya sebagai getaran udara. Apabila memetik gitar misalnya, maka tali gitar (senar) akan bergetar, sehingga menyebabkan udara bergetar pula, dan terjadilah bunyi yang dapat didengar. Demikian pula halnya dengan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan alat-alat bicara. Untuk fonetik akustis dalam penyelidikan spesialistis perlu peralatan elektronis yang rumit, jadi pemyelidikan tersebut dapat dikerjakan hanya dalam laboratorium fonetis.39

b. Fonetik auditoris adalah penyelidikan mengenai cara penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh telinga. Fonetik auditoris tidak banyak dikerjakan dalam

37

J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995), cet. ke-20 h. 12.

38

Kushartanti, dkk., Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: Gramedia pustaka Utama, 2005) , h. 45.

39


(41)

41

hubungan dengan linguistik, buku-buku standar mengenai linguistikjuga sedikit sekali menguraikan mengenai fonetik auditoris itu, dan keahlian yang dituntut sebenarnya adalah keahliandalam ilmu kedokteran.40

c. Fonetik organis menyelidiki bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan dengan alat-alat (organ) bicara (organ of speech).41

Penutur --- Pendengar

Alat-alat getaran-getaran udara telinga dan sistem bicara yang dihasilkan neorologisnya

FONETIK FONETIK FONETIK

ORGANIS AKUSTIK AUDITORIS

Tujuan dari transkipsi fonetis adalah untuk mencatat setepat mungkin semua ciri dari pada ucapan atau seperakit ucapan yang dapat didengar dan dikenal oleh penulis di dalam arus ujar. Makin tinggi kemahiran penyelidik itu makin dekatlah transkipsinya kepada kenyataan fonetis, tetapi tidak akan mencapai kesempurnaan42 karena bagaimanapun bunyi hanya sesuatu yang kedengaran atau dapat didengar.43 Ahli ilmu bunyi yang paling baikpun tidak dapat membedakan semua bunyi secara obyektif.44 Tidak ada dua orang pendengar, betapapun tinggi kecakapannya di dalam ilmu yang dapat menghasilkan transkipsi yang sama benar tentang bahasa yang sama.45

40

Ibid., h. 12. 41

Ibid., h. 12. 42

Samsuri, Analisa Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah, (Jakarta: Erlangga, 1980), cet. ke-2 h. 124.

43

W.J.S. Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982) cet.ke-6 h. 169

44

Samsuri, Analisa Bahasa, h. 124 45


(42)

42 3. Penyerapan

Metode penerjemahan nama diri juga dapat berupa unsur penyerapan. Kata serapan yang ditulis disesuaikan dengan kaidah bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. Kata penyerapan dalam KBBI adalah a) proses, cara, perbuatan menyerap (mengisap melalui liang-liang kecil). b) proses penerimaan energi sinar matahari oleh zat-zat tertentu dan diubah menjadi energi lain. c) peristiwa penyerapan suatu unsur ke dalam unsur lain sehingga bercampur atau menggantikan unsur yang lama.46 Dari ketiga definisi dalam KBBI yang paling tepat menurut Penulis adalah yang ketiga, karena dalam hal ini definisi itulah yang paling tepat.

Dalam hal ini yang akan dibahas adalah metode penyerapan dengan modifikasi, yaitu menyerap dengan memperhatikan struktur kaidah antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dalam kenyataan dan perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,47 baik dari bahasa daerah atau bahasa asing seperti, bahasa Sansekerta, bahasa Latin, bahasa Arab, bahasa Belanda dan bahasa yang lainnya.

Kapan pengambilan kata-kata itu mulai terjadi, sulit ditentukan waktunya dengan pasti. Yang dapat ditentukan hanyalah, pengambilan mulai terjadi pada

46

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 824.

47

Syamsudin, “Penerjemahan Nama Diri Studi Analisis Nama Diri pada Majalah Alo Indonesia dan Buletin Akhbār al-Jami‘ah,”(Skripsi SI jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), h. 36.


(43)

43

waktu terjadi hubungan penutur bahasa sumber dengan penutur bahasa Indonesia.48

Menentukan kata serapan dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab tidak dapat dihitung jumlahnya, karena pastinya akan berbeda pendapat jika ada tiga orang peneliti kata serapan. Misalnya kata briefing dan sholat.

Dari contoh di atas ada yang mengatakan bahwa kedua kata tersebut bukan kata dari bahasa Indonesia. Sebaliknya, ada yang mengatakan bahwa kedua kata tersebut merupakan bagian dari bahasa Indonesia, karena kedua kata itu diketahui maknanya dan sering didengar dalam percakapan yang menggunakan bahasa Indonesia dan sering dijumpai dalam media massa. Malahan mungkin banyak orang Indonesia yang berbahasa Indonesia, bukan hanya mendengar atau membaca kedua kata tersebut, melainkan mengucapkan dan menuliskannya. Jadi kedua kata itu memang benar-benar ada dalam kalimat bahasa Indonesia, ada di antara kata-kata bahasa Indonesia. Untuk pendapat yang ketiga, yang juga lebih tepat menurut Penulis yaitu, sesuai dengan definisi penyerapan yang Penulis telah paparkan di atas. Yaitu, pendapat yang mengatkan bahwa kedua kata tersebut belum menjadi kata bahasa Indonesia, karena wujudnya belum disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya: brifing dan salat49

Jadi, kata serapan bahasa Indonesia ialah semua kata asing yang terdapat dalam kalimat bahasa Indonesia yang sudah diketahui maknanya dan sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

48

Sudarno, Kata Serapan dari Bahasa Arab, (Jakarta: Arikha Media Cipta, 1992), cet. ke-2 h. 16.

49


(44)

44 Contoh:

Bahasa Asing Bahasa Indonesia

Management Manajemen

Shoping Centre Syoping Senter50

50


(45)

45 BAB III

PROFIL JURUSAN TARJAMAH

A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah 1. Visi Program Studi

Sesuai dengan visi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, maka visi Prodi Tarjamah adalah membangun Prodi Tarjamah sebagai lembaga pendidikan tinggi berbasis riset dan agama terdepan dalam bidang penerjemahan dan kebahasaan

2. Misi Program Studi

Berdasarkan visi tersebut, maka misi Prodi Tarjamah adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dalam bidang

kebahasaan dan penerjemahan

2. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang bahasa dan penerjemahan bagi kepentingan akademik dan masyaraat

3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bidang bahasa dan penerjemahan

4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi

3. Tujuan Program Studi

Mengacu kepada visi dan misi Prodi Tarjamah mempunyai tujuan sebagai berikut:

Menghasilkan sarjana yang memiliki keterampilan professional di bidang penerjemahan dan kemampuan akademik di bidang bahasa, yang dijiwai oleh ajaran-ajaran dan nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan

Dengan keahlian tersebut mereka dimungkinkan bekerja di bidang pendidikan tinggi, penerjemahan, penyuntingan, editing, perkamusan, kepariwisataan, administrasi perkantoran, dan diplomasi.


(46)

46 4. Sejarah Program Studi

Melihat besarnya peran penerjemahan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kebutuhan masyarakat untuk memahami wacana berbahasa Arab pada era global ini, pada tahun akademik 1997/1998 Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuka Prodi Tarjamah. Dengan memperhatikan sumberdaya manusia dan sarana yang dimiliki, pada tahun akademik tersebut Prodi Tarjamah hanya menerima 1 (satu) kelas. Sambil menjalankan kegiatan perkuliahan, Prodi Tarjamah terus berbenah diri dengan merekrut tenaga-tenaga pengajar yang profesional dalam bidangnya melalui kerja sama dengan prodi Bahasa dan Sastra Arab

UIN Jakarta, dan mengembangkan kurikulum yang dipedomani. Tentu saja pembenahan tersebut diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana yang banyak mendukung, seperti laboratorium bahasa dan multi media lainnya.

Setelah resmi mendapatkan izin operasional dari Departemen Agama RI melalui surat nomor SK Dirjen Binbaga No. E/48/1999 tanggal 29 Februari1999, animo masyarakat terhadap Prodi ini tampak bersifat fluktuasif. Hingga tahun akademik 2005/2006, mahasiswa yang tercatat aktive belajar di Prodi Penerjemahan berjumlah tidak kurang dari 176 orang. Perkembangan mahasiswa diikuti juga oleh perkembangan dosen meskipun tidak begitu pesat. Hingga saat ini Prodi Tarjamah didukung oleh dosen tetap yang berkualitas dengan tingkat pendidikan S2 (8 orang) dan S3 (2 orang), juga tenaga pengajar (calon dosen) S2/1 orang. Dari sisi kepangkatan dan jabatan terdapat 1 (satu) Guru Besar, 2 (dua) lektor kepala, dan 7 (tujuh) lektor, serta 1 (satu) tenaga pengajar.

Prodi Tarjamah dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris Prodi. Sejak berdiri tahun akademik 1997/1998 ketua Prodi diamanatkan kepada Drs. H. Ade Asnawi, MA. dengan Drs. Abdullah, M.Ag. sebagai sekretaris Prodi. Pada tahun akademik yang sama, Drs. H. Ade Asnawi, M.A. meninggalkan posisi ketua Prodi, karena tugas belajar di Maroko. Untuk mengisi kekosongan Drs. H. A. Syatibi, M.Ag. ditunjuk sebagai ketua Prodi Tarjamah. Karena kesibukan beliau berhikmat dalam bidang lain, pada tahun akademik 1999/2000, Drs. H. A. Syatibi juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua Prodi. Sebagai penggantinya, Senat Fakultas Adab dan Humaniora menetapkan Drs. Abdullah,


(47)

47

M.Ag. sebagai ketua Prodi baru dan Drs. Ikhwan Azizi, MA sebagai sekretaris Prodi menggantikan posisi yang ditinggalklan oleh Drs. Abdullah, M.Ag.. Dengan berakhirnya masa jabatan ketua dan sekretaris Prodi, maka pada tahun akademik 2004-2005 melalui Senat Fakultas Adab dan Humaniora Drs. Abdullah, M.Ag. dan Drs. Ikhwan Azizi, MA. dikukuhkan kembali masing-masing sebagai ketua dan sekretaris Prodi.51

B. KURIKULUM PROGRAM STUDI TARJAMAH

Kurikulum, pada hakikatnya disusun untuk mencapai tujuan lembaga yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, idealnya setiap lembaga yang memiliki tujuan tertentu, memilki kurikulum yang khas. Sejak berdiri tahun 1997-1998, jurusan Tarjamah telah merevisi kurikulum sebanyaj 2 kali, yaitu pada tahun akademik 1999/2000 dan tahun akademik 2002/2003. Revisi tersebut dilakukan, di samping sebagai penyesuaian terhadap kurikulum nasional yang berbasis kompetensi juga dalam rangka mengantisipasi dan mengakomodir tuntutan perkembangan zaman. Secara lengkap kurikulum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Rancangan dan Isi Kurikulum52 No. Nama Mata

Kuliah

Beban SKS

Tujuan

1. Qawai’id I 2 Latihan diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa mengenai struktur kalimat Arab sederhana, termasuk fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka mampu memahami teks dan terbantu dalam kegiatan penerjemahan.

2. Qawa’id II 2 Latihan diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa mengenai struktur kalimat Arab perluasan, termasuk

51

Profil Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

52

Studi Kelayakan Program Studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


(48)

48

fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka mampu memahami teks dan terbantu dalam kegiatan penerjemahan.

3. Qawa’id III 2 Latihan diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa mengenai struktur kalimat Arab kompleks, termasuk fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka mampu memahami teks dan terbantu dalam kegiatan penerjemahan.

4. Qawa’id IV 2 Latihan diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa mengenai pola-pola kalimat khas bahasa Arab sehingga mereka mampu memahami teks dan terbantu dalam kegiatan penerjemahan.

5. Qawa’id 4 Latihan diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa dengan asal-usul, perubahan bentuk dan makna kata, sehingga mereka terbantu dalam memahami teks-teks Arab.

6. Muthala’ah I 4 Latihan menelaah berbagai jenis teks dengan dasar-dasar ilmu bahasa dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang wacana untuk menganalisis sintaksis teks.

7. Muthala’ah II 4 Latihan menelaah berbagai jenis teks dengan dasar-dasar ilmu bahasa dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang wacana untuk menganalisis semantik teks.

8. Insya’I 4 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa –melalui latihan intensif- dengan berbagai pola dan


(49)

49

model ungkapan bahasa Arab, agar mereka mampu menyusun kalimat-kalimat Arab yang baik dan benar tentang hal-hal yang biasanya harus diterjemahkan oleh seorang penerjemah.

9. Insya’ II 4 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa –melalui latihan intensif- dengan penggunaan kata yang tepat dan struktur kalimat yang baku, agar mereka mampu mendeskripsikan berbagai hal dan peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan beragama, sosial, politik, dan ekonomi, sehingga pada gilirannya mereka mampu menerjemahkan berbagai wacana (Arab><Indonesia) tentang tema-tema tersebut.

10. Ta’br Syawafi I 2 Mengajarkan kemahiran berbahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Ragam resmi lisan diutamakan, membahas sesuatu di dalam situasi resmi, berargumentasi tentang masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran menggunakan pendekatan komunikatif, dilaksanakan secara intensif. 11. Ta’br Syafawi II 2 Mengajrkan kemahiran berbahasa Arab

dalam kehidupan sehari-hari. Ragam resmi lisan diutamakan, membahahas sesuatu di dalam situasi resmi, berargumentasi tentang masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran menggunakan pendekatan komunikatif, dilaksanakan secara intensif. 12. Ta’br Syafawi III 2 Mengajarkan kemahiran berbahasa Arab


(50)

50

diutamakan membahas segi sosial budaya Arab mengginakan bahasa Arab dalam situasi resmi. Pengajaran menggunakan

pendekatan komunikatif, dilaksanakan secara intensif.

14. Komposisi 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa mengenai karya tulis yang mencakup tema, topik, paragraf, struktur karya tulis, bentuk-bentuk karya tulis, agar mereka terampil dalam membuat tulisan.

15. Logika dan

Bahasa

2 Mata juliah ini mengajarkan tata cara berpikir yang tereprentasikan dalam bahasa, yang pada gilirannya mahasiswa memiliki penalaran yang logis dalam melakukan penerjemahan.

16. Morfo-Sintaksis 4 Mata kuliah ini menyajikan permasalahan kebahasaan yang berkaitan dengan konsep-konsep dasar linguistik (sintaksis), prinsip teori sintaksis fungsional, dan satuan-satuan lingual pembentuk satuan lingual yang lebih luas (konstituen frase dan konstituen kalimat).

17. Semantik I 2 Dalam mata kuliah ini diberikan pengetahuan dasar tentang tata hubungan makna, komponen makna serta perubahan makna yang terjadi dalam bahasa Arab.

18. Semantik II 2 Dalam mata kuliah ini dijelaskan dan diberikan latihan analisis semantik formal dan referensial dalam bahasa Arab, serta hubungan semantik dan tata bahasa. Selain itu diberikan pula pengetahuan dasar


(51)

51

mengenai wacana.

19. Peristilahan I 2 Dalam kuliah ini diberikan teori dasar peristilahan dan latihan membuat kartu istilah.

20. Peristilahan II 2 Di samping itu, kuliah ini memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam cara kerja praktik penyusunan kamus dwibahasa (Arab-Indonesia).

21. Sosiolingustik 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya pembekalan mahasiswa dengan konsep-konsep sosiolinguistik dengan mengacu pada contoh situasi kebahasaan. Diharapkan mahasiswa memahami masalah-masalah kebahasaa, khususnya yang berkaitan dengan pemekaiannya dalam masyarakat.

22. Sejarah Sastra I 2 Mata kuliah ini berisi garis besar sejarah sastra Arab. Penekanan diberikan kepada periode sejarah sastra Arab dan karakteristik masing-masing, tokoh-tokoh dan karya-karya yang mencirikan karakteristik tokoh dan periode.

23. Sejarah Sastra II 2 Mata kuliah ini berisi garis besar sejarah sastra Indonesia. Penekanan diberikan kepada periode sejarah sastra Arab dan karakteristik masing-masing, tokoh-tokoh dan karya-karya yang mencirikan karakteristik tokoh dan periode.

24. Telaah Sastra 2 Mata kuliah ini memberikan pengenalan teks sastra Arab yang penekanan-nya diberikan pada struktur kalimat dengan tujuan mahasiswa mempunyai wawasan tentang struktur bahasa sastra yang cenderung


(52)

52

berubah wujud dan terkesan tidak bersesuaian dengan konvensi gramarikal.

25. Kritik Sastra 2 Mata kuliah ini membahas tentang perkembangan kritik sastra pada umumnya, kritik sastra Arab khususnya. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa selain mempunyai wawasan yang luas, juga mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang kritik sastra, khususnya tentang pendekatan intrinsik (aspek kebahasaan).

26. Balaghah I 2 Mata kuliah ini mengajarkan berbagai gaya yang menyangkut kalam khabar (kalimat berita) dan kalam insya’ (kalimat bukan berita), yang pada gilirannya merupakan bekal mahasiswa dalam mengeluti kegiatan penerjemahan berbagai tema.

27. Balaghah II 2 Mata kuliah ini mengajarkan berbagai ragam bahasa dan gaya bahasa dalam bahasa Arab, yang pada gilirannya merupakan bekal mahasiswa dalam menggeluti kegiatan penerjemahan, khususnya tema kesusastraan. 28. Balaghah III 2 Dalam mata kuliah ini terdapat cita ras

bahasa dalam bahasa Arab dan hal-hal yang terkait dengannya, yang dilatihkan kepada mahasiswa sehingga mereka memiliki kepekaan bahasa yang berpengaruh secara signifikan dalam kegiatan penerjemahan yang bertema kesusastraan.

29. Stilistika 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya pembekalan terhadap mahasiswa mengenai idiom atau pribahasa, ragam bahasa dan gaya bahasa dalam bahasa Indonesia, agar mereka


(53)

53

terampil memanfaatkannya dalam kegiatan penerjemahan.

30. Teori Terjemah 2 Dalam mata kuliah ini diberikan prinsip-prinsip terjemah, hakekat proses penerjemahan, dan jenis-jenis terjemah.

31. Permasalahan Penerjemahan Arab><Indonesia

2 Dalam mata kuliah ini diperkenalkan berbagai hambatan dalam penerjemahan dan kiat penerjemahan.

32. Penerjemahan I 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan menerjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia dan teks yang diterjemahkan bertopik keagamaan dan berstruktur sederhana.

33. Penerjemahan II 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan menerjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Inonesia dan teks yang diterjemahkan bertopik politik, sosial, ekonomi, dan berstruktur komplek.

34. Penerjemahan III 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab teks-teks naratif, deskriptif, dan argumentatif.

35. Penerjemahan IV 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan

menerjemahkan dokumen-dokumen akademik yang dipandang relevan dengan

perkembangan zaman dan kebutuhan calon lulusan di masa depan. Latihan menerjemah difokuskan pada dokumen-dokumen berbahasa Indonesia mengenai surat undangan, surat permohonan, surat rekomendasi, surat keterangan, SKKB, STTB, transkip nilai dan sebagainya.


(54)

54

36. Penerjemahan V 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan menerjemahkan dokumen-dokumen non-akademik yang dipandang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan calon lulusan di masa depan. Latihan menerjemah difokuskan pada dokumen-dokumen berbahasa Indonesia mengenai surat lamaran, akte-akte, surat perjanjian, surat nikah, paspor, angket, daftar-daftar isian/formulir, biodata, dan lain sebagainya. 37. Penerjemahan VI 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan

secara intensif menerjemahkan secara spontan ungkapan atau ide-ide berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan gaya bahasa dan istilah-istilah yang biasa dipergunakan dalam komunikasi.

38. Dasar-dasar Korespondensi Arab

2 Mata kuliah ini mengajarkan surat-menyurat resmi dalam bahasa Arab baik pemahaman surat-surat dalam bahasa Arab, maupun praktik pembuatan surat dalam bahasa Arab. 39. Pranata sosial I 2 Mata kuliah ini membahas perkembangan

pranata sosial budaya Arab dan perubahannya yang terjadi dalam rentang waktu sejarah masyarakat Arab.

40. Pranata Sosial II 2 Mata kuliah ini membahas perkembangan pranata sosial politik dan ekonomi Arab dan perubahannya yang terjadi dalam rentang waktu sejarah masyarakat Indonesia.

41. Metodologi Penelitian I

2 Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep, proses dan metodologi penelitian, khususnya bidang linguistik dan penerjemahan, yang pada gilirannya mereka mampu membuat


(55)

55

rancangan penelitian dengan menganalisis beberapa prilaku bahasa dan karya-karya penerjemahan.

42. Seminar Penelitian II

2 Dalam mata kuliah ini terdapat kajian linguistik dan penerjemahan untuk mendapatkan topik-topik yang bisa dikembangkan menjadi rencana skripsi.

43. Seminar Pra-Skripsi

2 Mahasiswa sebaiknya menentukan topik skripsi dan mempersiapkan rencana skripsi (berkonsultasi dengan Pembimbing Akademik) setelah ia selesai mengumpulkan SKS sebanyak 120 SKS. Ia harus mempertahankan rencana skripsi di muka kelas, di hadapan penguji dan mahasiswa lain. Jika ia berhasil mempertahankannya, ia dinyatakan lulus dan mendapat 2 SKS serta diizinkan menulis skripsi.

44. Skripsi 6 Skripsi harus selesai sebelum masa studi mahasiswa berakhir. Setelah isinya disetujui oleh pembimbing, skripsi dapat diajukan ke meja panitia ujian munaqasah untuk dipertahankan di hadapan panitia ujian.

BAGAN BEBAN PROGRAM STUIDI TARJAMAH (144 sks + 6 sks)

SKRIPSI (6 sks)

KOMPETENSI LAIN (10 SKS)

KOMPETENSI PENDUKUNG (9 SKS)


(56)

56

KOMPETENSI UTAMA KETERAMPILAN

BAHASA (45 SKS)

KEILMUAN BAHASA

(20 SKS)

PENERJEMAHAN (33 SKS) KOMPETENSI DASAR

(27 SKS)

Seperti terlihat dalam bagan, mahaiswa Program Studi Tarjamah harus mengumpulkan 144 SKS; dari Kompetensi Utama Keterampilan Bahasa 45 SKS, Kompetensi Utama Keilmuan Bahasa 20 SKS, Kompetensi Utama Penerjemahan 33 SKS, Kompetensi Pendukung 9 SKS, Kompetensi Lain 10 SKS, dan Kompetensi Dasar 27 SKS,. Terakhir mereka harus menulis skripsi 6 SKS.

C. PROFIL SUMBERDAYA MANUSIA

Profil Sumber Daya Manusia yang akan dipaparkan di sini adalah profil pimpinan, Guru Besar, Tenaga Pengajar, Tenaga Administrasi dan Penunjang pustakawan.

Meskipun sering dikatakan bahwa Program Studi, termasuk Program Studi Tarjamah, sering ujung tombak pelaksanaan kegiatan akademik, tetapi Program Studi bersifat fungsional dan nuansa Fakultas terasa lebih menonjol. Oleh karena itu, pemegang jabatan tertinggi dalam pengelolaan Program Studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora adalah Dekan. Dalam masalah-madalah administrasi dan pengawasan, Dekan dibantu oleh para pembantunya, yaitu


(57)

57

Pembantu Dekan, Kepala Bagian Tata Usaha, Pimpinan Program Studi dan staff yang terdiri dari tenaga akademik, keuangan dan kepegawaian, dan umum.

Dalam peiode kepemimpinan sekarang ini, mulai dari Dekan dan Pembantu Dekan, Pimpinan Program Studi, sampai Kepala Bagian dan Kepala Subbagian, sebagian besar adalah lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri, baik program sarjana maupun program pascasarjana.

Pimpinan, Guru Besar dan tenaga dan tenaga pengajar di Program Studi Tarjamah mempunyai latar belakang pendidikan yang relative beragam, meskipun sebagian besar berasal dari perguruan tinggi sama, yaitu UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.Pada jajaran pimpinan, kecuali Dekan yang menyandang gelar Doctor (S-3), semuanya menyandang gelar Magister (S-2). Demikian juga pada tingkat Program Studi Tarjamah, pejabatnya menyandang gelar Magister (S-2).

Untuk tenaga akademik Program Studi Tarjamah saat ini mempunyai dosen tetap 10 orang, termasuk Guru Besar sebanyak 1 (satu) orang), dengan kualifikasi jenjang pendidikan strata-2 sebanyak 8 (delapan) orang, strata-3 sebanyak 2 (dua) orang, lulusan perguruan tinggi dalam negari dan luar negeri. Sedangkan jumlah dosen tidak tetap sebanyak 8 (delpan) orang. Dengan jumlah mahasiswa aktif 179 orang, perbandingan antara dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:17. Pada tahun-tahun mendatang diharapkan rasio perbandingan ini akan terus diupayakan agar mencapai rasio ideal, yaitu dosen tetap: mahasiswa = 1: 25.

Untuk tenaga adminsitrasi saat ini berjumlah 26 orang dengan kualifikasi pendidikan S2/4 orang, S1/7 orang, D3/1 orang, SLTA/6 orang, di samping teknisi S1/1 orang, laboran S1/1 orang, pustakawan S2/1orang dan D3/1 orang, dan pramukantor SLTA/3 orang dan SD/1 orang, serta pramusaji SLTA/1 orang.

Sementara itu Program Studi Tarjamah baru mempunyai tenaga pustakawan 3 orang dengan latar belakang pendidikan S2 1 (satu) orang, D3 1 (satu) orang, dan SLTA 1 (satu) orang.

Adapun tenaga laboran/tehnisi berjumlah 2 orang. Kepala Laboratorium bahasa 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan S1 1 (satu) orang. Sedangkan tehnisinya berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan S1 Tehnik Informatika 1 (satu) orang.


(58)

58

Data selengkapnya tentang profil pimpinan, guru besar, tenaga pengajar, tenaga administasi dan pustakawan dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini: 1. PIMPINAN

a. Fakultas

NNo. Jabatan Nama/NIP Pendidikan

(1) (2) (3) (4)

1.

Dekan

Prof. Dr. H. Badri Yatim, MA NIP. 150231354

SL SKI FA IAIN Jakarta S-2 SKI IAIN Jakarta S-3 SKI UIN Jakarta 2

Pembantu

Dekan Bidang Akademik

Drs. Sudarnoto Abd. Hakim, MA NIP. 150240083

SL SKI FA IAIN Jakarta S-2 McGill Canada

3 Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum

Drs. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. NIP. 1502278833

SL SKI FA IAIN Jakarta S-2 SKI IAIN Jakarta

4

Pembantu

Dekan Bidang Kemahasiswaan

Drs. H.M. Muslih Idris, LC, MA NIP. 150228259

SL SKI FA IAIN Jakarta S1 Universitas Al-Azhar S2 UIN Jakarta

5

Kabag TU

Drs. Burhanuddin Yusuf, MM NIP. 150203012

SL Ushuluddin S2 Univeritas

b. Program Studi

NNO Jabatan Nama/NIP Pendidikan

(1) (2) (3) (4)

1.

Ketua Prodi

Drs. Abdullah, M.Ag. NIP. 150262446

SL Sastra Arab FA IAIN JKT

S-2 Bahasa Arab IAIN-SU Medan


(59)

59 2

Sekretaris Prodi

Drs. Ikhwan Azizi, MA NIP. 150268589

SL Sastra Arab FA IAIN JKT

S-2 Bahasa Arab UIN JKT 3

Kordinator

Kebahasaaraban Dr. H. Rofi’i

SL Bahasa Arab IAIN Jakarta

S-3 Studi Islam dan Bahasa Arab UIN Jakarta

4

Kordinatr

Kebahasaindonesiaa Dr. Thoyib IM, MA 5

Ketua Komite

Akademik Dra. Darsita S, M.Hum

S1 Linguistik UI Jakarta S2 Linguistik UI Jakarta 2. GURU BESAR

Program Studi Tarjamah mempunyai 1 (satu) orang Guru Besar tetap, yaitu H. Ridlo Masduki dengan bidang keahlian Bahasa Arab dan pendidikan SL Sastra Arab FA IAIN Jakarta, S-2 IAIN Jakarta, dan S-3 Studi Islam dan Bahasa Arab UIN Jakarta.

3. TENAGA PENGAJAR

Program Studi Tarjamah memiliki dosen tetap yang berkualitas dengan tingkat pendidikan S2 (8 orang) dan S3 (2 orang), juga tenaga pengajar (calon dosen) S2/1 orang. Dari sisi kepangkatan dan jabatan terdapat 1 (satu) Guru Besar, 2 (dua) lektor kepala, dan 6 (enam) lektor, 1 (satu) Assisten Ahli serta 1 (satu) tenaga pengajar. Sedangkan dosen tidak tetap berjumlah 8 (delapan orang) berpendidikan Magister 5 orang dan bergelar doktor 3 (tiga) orang. Perlu diketahui bahwa dosen tidak tetap di sini sesungguhnya kalau dilihat dari tingkat kefakultasan mereka adalah dosen tetap. Hanya saja penempatan mereka pada program studi yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora. Dengan jumlah mahasiswa aktif 179 orang, perbandingan antara dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:17. Pada tahun-tahun mendatang diharapkan rasio perbandingan ini akan terus diupayakan agar mencapai rasio ideal, yaitu dosen tetap: mahasiswa = 1: 25.


(60)

60

a. Menurut Jenis Kelamin, Jenjang Pendidikan, dan Jabatan Fungsional Jenis

Kelamin

Jenjang Pendidikan

Jabatan Fungsional Lk Pr

S-1 S-2 S-3 Ass. Ahli Lekto r Lektor Kepala Guru Besar

8 2 - 8 2 1 6 2 1

10 10 10

b. Menurut Latar Belakang Almamater

NNo. NAMA Perguruan Tinggi Keahlian

1 2 5 6

1.

Ridlo Masduki (Prof. Dr. H.)

SL Sastra Arab IAIN Jakarta

S-3 Studi Islam dan Bahaa Arab UIN Jakarta

Ilmu Bahasa Arab

2

A. Satori Ismail (Dr. H)

Sl IAIN SGJ Bandung S-3 Uinv. El-Minya Mesir

Bahasa Arab 3 Ahmad Syatibi (Drs. ,M.Ag.,)

SL Sastra Arqb IAIN Jakarta S-2 UMJ Jakarta

Bahasa Arab


(61)

61 4

Abdullah (Drs., M.Ag.)

SL Sastra Arab IAIN Jakarta S-2 Bahasa Arab IAIN-SU Medan

Ilmu Bahasa Arab

5

Ikhwan Azizi (Drs., MA)

SL Sastra Arab IAIN Jakarta S-2 Bahasa Arab UIN Jakarta

Bahasa Arab 6 Darsita S. (Dra., M.Hum)

S1 Sastra Indonesia UI S2 Linguistik Univ. Samratulangi

Ilmu Bahasa Indonesia 7 Ahmad Saehudin (H., M.Ag)

S1 Sastra Arab UIN Jakarta S2 BSA UIN Jakarta

Linguistik Arab

8

A. Ismakun Ilyas, (H., LC, MA)

S1 Syariah Univ Al-Azhar Mesir S2 B. Arab Univ. Kortum Sudan S2 UIN Jakarta

Ilmu Kalam 9 Sukron Kamil, (S.Ag., M.Ag.)

S1 Sastra Arab IAIN JKT S2 UIN Jakarta

Bahasa dan Sastra Arab 10 Karlina Helmanita (M.Ag.)

S1 Bahsa Sastra Arab IUIN JKT S2 Pendidikan Islam IAIN SUKA

Bahasa dan Sastra Arab

2. Dosen Tidak tetap

a. Menurut Jenis Kelamin, Jenjang Pendidikan, dan Jabatan Fungsional Jenis

Kelamin

Jenjang Pendidikan Jabatan Fungsional

Lk Pr S-1 S-2 S-3 Ass. Ahli Lektor Lektor Kepala TP

7 1 - 5 3 1 4 2 1


(62)

62 4. TENAGA ADMINISTRASI

Sistem administrasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta masih mengembangkan sistem sistem administasi sentralistik. Ini berarti tenaga adminsitrasi Program Studi Tarjamah Tenaga adminsitrasi saat ini berjumlah 26 orang dengan kualifikasi pendidikan S2/4 orang, S1/7 orang, D3/1 orang, SLTA/6 orang, di samping teknisi S1/1 orang, laboran S1/1 orang, pustakawan S2/1orang dan D3/1 orang, dan pramukantor SLTA/3 orang dan SD/1 orang, serta pramusaji SLTA/1 orang.

Data selengkapnya disajikan dalam tabel berikut ini: 1. Menurut Jenjang Pendidikan

Jumlah Orang Menurut Kualifikasi

No Jenis Tenaga

Penunjang S2 S1 Dipl SMU SD

1 2 3 4 5 6 7

1 Kabag TU 1 - - - -

2 Kasubag Akademik 1 - - - -

3

Kasubag Keuangan &

Kepagawaian - 1 - -


(63)

63 5. PUSTAKAWAN DAN LABORAN

Program Studi Tarjamah baru mempunyai tenaga pustakawan 3 orang dengan latar belakang pendidikan S2 1 (satu) orang, D3 1 (satu) orang, dan SLTA 1 (satu) orang.

Adapun tenaga laboran/tehnisi berjumlah 2 orang. Kepala Laboratorium bahasa 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan S1 1 (satu) orang. Sedangkan tehnisinya berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan S1 Tehnik Informatika 1 (satu) orang.

D. PROFIL MAHASISWA

4 Kasubag Umum - 1 - - -

5

Pengadministrasi

Urusan Nilai - 2 - -

-

6

Pengadministrasi Urusan

Kemahasiswaan - 4 1 -

-

7

Pengadministrasi

Urusan Penelitian 2 1 - -

-

8

Pengadmnistrasi

Kepegawaian - - - 1

-

9

Pengadministrasi

PUMK - - - 2

-

10

Pengadministrasi

Keuangan - 1 - -

-

11

Pengadministrasi

Arsip - 1 - -

-

12

Pengadministrasi

Perlengkapan - 1 - 1

-

13 Pramu Saji - - - 1 -

14 Pramu Kantor - - - 3 1


(64)

64

Mahasiswa Program Studi Tarjamah tahun akademik 1999/2000 berjumlah 45 orang, tahun akademik 2000/2001 berjumlah 49 orang, tahun akademik 2001/2002 berjumlah 42 orang, tahun 2002/2003 berjumlah 40 orang, tahun 2003/2004 berjumlah 37 orang, dan tahun 2004/2005 berjumlah 25 orang.

Menurunnya animo masyarakat terhadap Program Studi ini berhubungan secara signifikan dengan lemahnya sosialisasi dan promosi. Strategi promosi dan sosialisasi ditetapkan dengan sasaran bidik yang potensial untuk dikembangkan di Program Studi Tarjamah, misalnya pesantren dan madrasah yang merupakan basis siswa/santri dengan latar belakang bahasa yang relative kuat.

Selama mengikuti pendidikan di Program Studi tarjamah mahasiswa diberi kebebasan berorganisasi pada tingkat Universitas, Fakultas dan Program Studi. Melalui organisasi-organisasi menampilkan performent mahasiswa yang memiliki prestasi akademik dan keterampilan dalam bingkai ketaqwaan.

Jumlah mahasiswa Program Studi Tarjamah yang tercatat hingga tahun akademik 2004/2005 adalah 170 orang. Data mahasiswa Program Studi disajikan dalam table berikut ini:

No. Tahun Akademik Juimlah

1. 1999/2000 25

2. 2000/2001 19

3. 2001/2002 41

4. 2002/2003 28

5. 2003/2004 32

6. 2004/2005 25


(65)

65 E. PROFIL SARANA DAN PRASARANA

Selain gedung perkuliahan berlantai tujuh, fasilitas pendidikan yang disediakan oleh Fakultas Adab dan Humaniora yang juga merupakan fasilitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Perpusatakaan Fakultas

Perpustakaan fakultas sebagai Working Library berfungsi melayani mahasiswa, dosen, karyawan, dan masyarakat umum dalam menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pendidikan, penelitian, dan lain-lain yang relevan dengan Fakultas Adab dan Humaniora.

2. Laboratorium

Laboratorium yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora terdiri atas: laboratorium bahasa, laboratorium/bengkel per-pustakaan, laboratorium sejarah, laboratorium terjemah, home theatre studio (Multimedia studio), dan self access center. Masing-masing laboratorium dipegang oleh seorang penanggungjawab dan berada di bawah satu orang koordinator laboratorium.

3. Sarana Olah Raga

Sarana olah raga yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora selain yang disediakan oleh pihak UIN Syarif Hidayatullah adalah lapangan tenis meja.

4. Sarana Musik

Fakultas Adab dan Humaniora juga memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk mengembangkan bakat mereka dalam bidang seni musik dengan menyediakan seperangkat alat musik.

5. Fasilitas-Fasilitas Lainnya


(66)

66

Kepemilikan Jenis Nama

Rasio Ketersediaan Permahasiswa Kondisi (Rusak/t idak Rusak)

SD SW

Total Jam Rata-rata Pergunaan

Per Minggu

1 2 3 4 5 6 7

1. Tanah 300 m2: 219 √

2. Gedung 1 unit: 219 Baik √ 42 jam

3. Ruang Lobi 6 buah: 219 Baik √ 42 jam 4. Ruang BEM

Fakultas

1 buah: 219 Baik √ 41 jam 5. Ruang BEM

Jurusan

1 lokal: 219 Baik √ 42 jam 6. Ruang Kafe

Bahasa

1 buah: 219 Baik √ 42 jam 7. Ruang

Security

1 buah: 219 Baik √ 42 jam 8. Ruang Panel 1 buah: 219 Baik √ 168 jam 9. Ruang genset 1 buah: 219 Baik √ 168 jam 10. Ruang

gudang

5 buah: 219 Baik √ 168 jam 11. Kamar

mandi/toilet

13 buah: 219 Baik √ 48 jam 12. Ruang sidang 1 buah: 219 Baik √ 28 jam 13. Ruang Dekan 1 buah: 219 Baik √ 48 jam 14. Ruang

Pembantu Dekan

3 buah: 219 Baik √ 48 jam 15. Ruang Kabag

TU

1 buah: 219 Baik √ 48 jam 16. Ruang tamu 2 buah: 219 Baik √ 42 jam

17. Ruang 3 buah: 219 Baik √ 48 jam

Prasaran


(67)

67 Kasubag

18. Ruang Mushalla

5 buah: 219 Baik √ 26 jam 19. Tempat

wudhu

10 buah: 219 Baik √ 26 jam 20. Ruang dapur 5 buah: 219 Baik √ 42 jam 21. Ruang

cleaning service

5 buah: 219 Baik √ 42 jam 22. Ruang kuliah 19 buah: 219 Baik √ 42 jam 23. Ruang teater 2 buah: 219 Baik √ 42 jam 24. Ruang

perpustakaan

1 buah: 219 Baik √ 48 jam 25. Ruang Dosen 1 buah: 219 Baik √ 48 jam 26. Ruang self

access centre

1 buah: 219 Baik √ 28 jam 27. Ruang

administrasi

1 buah: 219 Baik √ 48 jam 28. Ruang

laboratorium multimedia

1 buah: 219 Baik √ 26 jam

29. Ruang ketua jurusan

1 buah: 219 Baik √ 48 jam

30. Ruang

Sekretaris Jurusan 31. Ruang bengkel perpustakaan 32. Ruang munaqasyah 33. Ruang

1 buah: 219

1 buah: 219

1 buah: 219 1 buah: 219

Baik Baik Baik Baik √ √ √ √

48 jam

10 jam

10 jam 26 jam


(68)

68 laboratorium computer 34. Lift 35. Tangga darurut 36. Tempat parker 37. Lapangan basket 38. Lapangan badminton 39. Lapangan volley 40. Lapangan sepek takrow 41. Lapangan sepak bola 42. Sarana panjat tebing

43. Lapangan tennis meja 44. Jaringan internet

2 buah: 219 1 buah:219 3 buah: 219 2 buah: 219 2 buah: 219 4 buah: 219 1 buah: 219 1 buah: 219 2 buah: 219 1 buah: 219 5 buah: 219

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 48 jam 48 jam 48 jam 28 jam 28 jam 28 jam 28 jam 28 jam 16 jam 28 jam 28 jam

1. Sofa 4 buah: 219 Baik √ 42 jam

2. Parabola 1 buah: 219 Baik √ 48 jam 3. Faksimili 2 buah: 219 Baik √ 42 jam 4. Alat-alat

musik (band)

1buah: 219 Baik √ 12 jam

5. Vacum Cleaner

1 buah: 219 Baik √ 28 jam 6. Mesin Air Jet 1 buah: 219 Baik √ 16 jam


(1)

114

Nim :

Jenis Kelamin :

2. Tujuan kuisioner

Dalam rangka memenuhi tugas penyelesaian skripsi, saya mohon kepada mahasiswa/I semester enam jurusan Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengisi daftar pertanyaan ini sesuai dengan keadaan sebenarnya dan kemampuan Anda.

3.Pentunjuk pengisian

Bacalah tiap pertanyaan secara teliti dan pahami, kemudian silanglah jawaban yang menurut Anda tepat dan sesuai dengan kepribadian Anda dan isilah pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kemampuan Anda.

4.Pertanyaan kuisioner

25.Sejauh mana Anda menguasai teori tarjamah?

a. Menguasai b. Tidak menguasai c. Sedikit menguasai 26.Apakah Anda menyukai mata kuliah penerjemahan?

a. Suka b. Tidak suka c. Sedikit suka

27.Bagaimana respon Anda terhadap materi mata kuliah penerjemahan?

a. Antusias b. Tidak suka c. Biasa saja

28.Menurut Anda, apakah mata kuliah penerjemahan itu sulit dipahami?


(2)

115

29.Bagaimana cara dosen menyampaikan mata kuliah penerjemahan? a. Memberi tugas kelompok b. Tugas individu c. Hanya menyampaikan teori-terori

30.Setelah duduk di semester VII, apakah Anda merasa sudah bisa menerjemahkan?

a. Sudah b. Belum c. Sedikit 31.Faktor apa yang mempengaruhinya?

a. Faktor dosen b. Diri sendiri c. Salah masuk jurusan d. Kurikulum e. fasilitas

32.Sebelum Anda masuk ke Tarjamah, apa latar belakang sekolah Anda?

a.SMA b. MA c. Pesantren d.lain-lain: ……. 33.Jurusan apa yang Anda ambil ketika masih sekolah?

a.Bahasa Arab b. IPA c. IPS d. lain-lain:……. 34.Menurut Anda, kesulitan apa yang sering Anda alami saat

menerjemahkan?

a. Padanan bahasa Indonesia dan bahasa Arab b. Nahwu c. Budaya

35.Apakah mata kuliah penerjemahan membantu Anda dalam menerjemahkan teks?

a. Membantu b. Tidak membantu c. Cukup membantu 36.Bagaimana teks yang diberikan dosen?


(3)

116

37.Apakah dosen pernah memberikan materi tentang penerjemahan nama diri?

a. Pernah b. Tidak pernah

38.Apakah Anda mengetahui definisi penerjemahan nama diri? a. Ya b. Tidak

39.Apakah Anda tahu apa saja yang dinamakan nama diri? a. Tahu b. Tidak tahu

40.Apakah Anda kesulitan di dalam menerjemahkan nama diri? a. Ya b. Tidak c. Sedikit

41.Berapa biasanya Anda menggunakan kamus dalam menerjemahkan nama diri?

a. Satu b. Dua c. Tiga atau lebih 42.Sejauh mana pemahaman Anda terhadap ilmu semantik?

a. Paham b. Sangat paham c.Sedikit paham 43.Sejauh mana Anda mengetahui ilmu nahwu?

a. Paham b. Sangat paham c. Sedikit paham 44.Menurut Anda, apakah ksurikulum jurusan Tarjamah sudah

membantu mahasiswa untuk menjadi penerjemah?

a. Sudah membantu b. Belum membantu c. Sedikit membantu 45.Menurut Anda, bagaimana sistem manajemen dan administrasi di

jurusan Tarjamah, apakah:

a. Bagus b. Kurang bagus c. Sangat tidak bagus 46.Buatlah satu contoh nama diri beserta penulisannya dalam bahasa


(4)

117 Terjemahkanlah!

47

.

حﺎ

12

د

كاﺮ

ةرو

ﺔ ﺎ

ةﺪ

ا

ةﺮ

ﺔ ر

اﺪ آ

آ

...

...

...

48

.

ا

ﺪ ا

ىﺬ ا

ﺮ زﻮ ا

ﻚ او

وﺮ

ﺔ ﺎ

...

...

...

49

.

مﺎ

ﻹا

ا

ﺮﻬﻇ

بﺮ ا

د

بﺎهﻮ ا

,

ﻮ ﺪ

نﺎﻜ

ءاﺪ أورﺎ ا

نﺎآﺎ

,

ﺎﻬ رﺎ

ﻰ و

بﺮ ا

ةﺮ ﺰ

...

نﺎ ﻷا

د

ﻰ و

ﺎ ﺮﻜ

ﺎ ز

أ

ىﺬ ا

ﻰ ﺎ ﻷا

ﺪ ا

لﺎ

ﺮﻬﻇ

ةدﺪ

رﺎ أ

نﻮ

ا

...

ىﺬ ا

ا

مﺎ

ﻰ و

مﺎ اوﺮ

ةدﺪ ا

ﻹا

ﻮ د

...

...

...

...

...


(5)

118

...

...

...


(6)