DOCRPIJM 6496997e67 BAB IVBAB 4 PROFIL KABUPATEN DAIRI (copy)

BAB PROFIL KABUPATEN DAIRI

4.1. GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

  Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu keluar - masuk dari/ke Provinsi Aceh dari sebelah Barat, secara geografis berada pada koordinat 98 00’ - 98 30’ BT dan 2 15’ 00’’ - 3 00’ 00’’ LU, berbatasan dengan :

  • Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Aceh Tenggara

  Provinsi Aceh;

  • Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat;
  • Sebelah Timur : Kabupaten Samosir; • Sebelah Barat : Provinsi Aceh.

  Kabupaten Dairi berada di dataran tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400 - 1.700 meter diatas permukaan laut (dpl) atau sekitar 200 meter diatas permukaan Danau Toba, dengan karakter topografi yang spesifik dan bervariasi, memiliki curah (ceruk) yang cukup dalam dimana pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Secara ekologis, Kabupaten Dairi merupakan penyangga ekosistem Danau Toba dan menyumbang sebagian besar input air ke Danau Toba melalui belasan sungai-sungainya.

  Letak Kabupaten Dairi yang strategis dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam membuat aksessibilitas keluar/masuk Kabupaten Dairi relatif tinggi, baik dari/ke Kota Medan sebagai primary city Provinsi Sumatera Utara maupun secondary city lainnya, bahkan lintas Provinsi Aceh.

  Tabel. 4.1. Jumlah Desa/Kelurahan, Luas, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tabel Kabupaten Dairi Menurut Kecamatan

  Profil Kabupaten Dairi

  IV - 3 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

  Gambar. 4.1. Peta Orientasi Kabupaten Dairi

  Profil Kabupaten Dairi

  IV - 4 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

  

Gambar. 4.2. Peta Batas Administrasi Kabupaten Dairi

4.2. DEMOGRAFI

  Data kependudukan yang dimuat dalam publikasi ini merupakan hasil dari proyeksi penduduk keadaan pertengahan tahun 2013 dengan dasar jumlah penduduk untuk perhitungan Alokasi DAU . Kabupaten Dairi pada tahun 2007 mengadakan pemekaran terhadap desa/kelurahannya. Pemekaran desa/kelurahan dan Kecamatan yang pada prinsipnya bertujuan untuk mempercepat laju pembangunan sehingga beberapa desa/kelurahan dimekarkan. Jumlah desa/ kelurahan di Kabupaten Dairi tahun 2013 sebanyak 169 desa

  2

  dengan luas wilayah 1.927, 77 Km . Tingkat kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan

  2

  2 Sidikalang (573,68 jiwa/ Km ) dan Kecamatan Lae parira (322,28 jiwa Km ). Sedangkan

  2

  yang terendah adalah Kecamatan Silahisabungan (38,21 jiwa/ Km ) dan Kecamatan

2 Tanah Pinem (46,76) jiwa/k Km .

  Dari 169 Desa/Kelurahan di Kabupaten Dairi, Desa/Kelurahan dengan penduduk terbesar adalah Kelurahan Batang Beruh dan Kota Sidikalang di Kecamatan Sidikalang dengan jumlah masing-masing 10.703 jiwa dan 10.472 jiwa. Sedangkan Desa/Kelurahan dengan penduduk terkecil jumlahnya adalah Desa Paropo (Kecamatan Silahisabungan) dan Desa Siratah (Kecamatan Silima Pungga-pungga), masing-masing 401 jiwa dan 411 Jiwa. Pada publikasi ini dimuat profil penduduk desa pada keadaan akhir tahun 2013.

  Tabel. 4.2. Penduduk Kabupaten Dairi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Dairi keadaan akhir Juni 2013 berjumlah 276.238 jiwa dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 99,71 persen. Dari jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dapat dihitung Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pengambilan tahun dasar perhitungan laju pertumbuhan penduduk (LPP) adalah tahun 2010 dimana pada tahun tersebut dilakukan sensus penduduk adalah sebesar 0,59 %. Ditinjau dari sudut kelompok umur, penduduk Kabupaten Dairi tergolong dalam penduduk muda karena penduduk usia 0-14 tahun masih sebanyak 36,94 persen. Persentase penduduk usia muda tersebut merupakan beban yang sangat berarti bagi penduduk usia produktif (15-64 tahun), yang berjumlah 152.964 jiwa (58,40 %). Tabel 4.1 menyatakan bahwa penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sidikalang dan Kecamatan Sumbul masing-masing sebesar 49.818 jiwa dan 40.352 jiwa. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Silahisabungan dan Berampu masing- masing sebesar 4.555 jiwa dan 8.224 jiwa. Kedua Kecamatan dengan penduduk terkecil tersebut merupakan Kecamatan pemekaran yang baru definitif beroperasi pada akhir tahun 2005 dan awal tahun 2003.

  Tabel. 4.3. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin, dan Kecamatan Sumber : BPS Dairi 2014.

  Gambar. 4. 3. Peta Kepadatan Penduduk Kab. Dairi Sumber: BPS Kab. Dairi

  IV - 8 Profil Kabupaten Dairi

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

  Tabel. 4.4. Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Dairi Sumber : Analisa

  Kabupaten tersebut terletak antara 98 00' - 98 30' BT dan 2 15' 00'' - 3 00' 00" LU. Sebagian besar tanahnya berupa gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan sub tropis. Kota Sidikalang adalah ibukota Kabupaten Dairi.

  Sebagaimana telah disinggung dimuka, Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 400 – 1.700 meter diatas permukaan laut (dpl), didominasi kelerengan berombak, bergelombang, curam sampai dengan terjal. Luas wilayah Kabupaten Dairi dengan kelerengan terjal sekitar 88.097 ha atau 45,70 % dari luas total wilayah Kabupaten Dairi, kelerengan curam sekitar 27.824 ha atau 14,43 %, selebihnya bergelombang, berombak, dan sebagian kecil datar sehingga sangat

  Jumlah Penduduk Tahun 2013 2016 2017 2018 2019 2020

Sidikalang 86,84 49.818 50.408 51.004 51.608 52.219 52.837

Berampu 31,65 8.224 8.321 8.420 8.519 21.538 21.793

Sitinjo 39,48 12.234 12.379 12.525 12.674 32.040 32.419

Parbuluan 227 21.352 21.605 21.860 22.119 55.919 56.581

Sumbul 149 40.352 40.830 41.313 41.802 105.679 106.930

Silahisabungan 119,2 4.555 4.609 4.663 4.719 11.929 12.070

Silima Pungga-pungga 101,68 12.872 13.024 13.178 13.334 33.711 34.110

Lae Parira 42,72 13.768 13.931 14.096 14.263 36.057 36.484

Siempat Nempu 60,3 18.199 18.414 18.632 18.853 47.662 48.226

Siempat Nempu Hulu 93,6 17.868 18.079 18.293 18.510 46.795 47.349

Siempat Nempu Hilir 104,5 10.583 10.708 10.835 10.963 27.716 28.044

Tigalingga 201,87 21.692 21.949 22.208 22.471 56.810 57.482

Gunung Sitember 75,2 9.243 9.352 9.463 9.575 24.207 24.493

Pegagan Hilir 155,33 14.930 15.107 15.285 15.466 39.101 39.563

Tanah Pinem 439,4 20.548 20.791 21.037 21.286 53.814 54.451

  TOTAL 1.927,77 276.238 279.507 282.815 286.162 645.196 652.831 Luas Proyek Jumlah Penduduk (Tahun) Kecamatan

4.3. TOPOGRAFI

4.3.1. Kelerengan dan Ketinggian Lahan Sebagian besar Kabupaten Dairi terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit.

  rentan terhadap erosi maupun longsoran tanah, utamanya di di Kecamatan Siempat Nempu Hulu memanjang dari Utara, yaitu Kecamatan Tiga Lingga dan Kecamatan Pegagan Hilir menuju sebelah Selatan, yaitu Kecamatan Sidikalang, Berampu dan Kecamatan Lae Parira.

  Untuk lebih jelasnya, dapat melihat pada Tabel 4 .4.

Tabel 4.5. Luas Kabupaten Dairi Berdasarkan Kelerengan Lahan dan Ketinggian (dpl)

4.3.2. Jenis dan Struktur Tanah

  Kabupaten Dairi memiliki berbagai jenis tanah sebagai hasil peletusan Gunung Toba dimasa lalu, seperti jenis tanah liparit dengan luas sekitar 103.812,03 ha atau 53,85 % dari luas total Kabupaten Dairi menyebar di seluruh kecamatan, permokarbon sekitar 62.190,83 ha atau 32,26 %, palaegon sekitar 3.527,87 ha atau 1,83 %, garbodiaba sesepentijin sekitar 23.017,93 ha atau 11,94 % dan sisanya jenis tanah jura sekitar 231,34 ha . Kedalaman efektif tanah diperinci menurut kedalaman < 30 cm, 30 - 60 cm, 60 - 90 cm dan > 90 cm. Kedalaman efektif tanah < 30 cm terdapat di Kecamatan Siempat Nempu dan Silima Pungga-pungga, kedalaman efektif tanah 30 – 90 cm terdapat di sebelah Selatan Kecamatan Parbuluan, kedalaman efektif tanah 60 - 90 cm tersebar merata di seluruh Kecamatan.

  Tekstur tanah diperinci menurut halus dan kasar, tekstur halus menyebar di seluruh Kecamatan sedangkan tekstur kasar berada disebelah Barat Kabupaten Dairi, yaitu di Kecamatan Siempat Nempu dan Silima Pungga-pungga.

  Status tanah di Kabupaten Dairi dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu Tanah Adat (ulayat) dan Tanah Negara/Kehutanan dengan luasan masing-masing, yaitu :

  • Tanah Adat (ulayat) seluas 84.407 ha;
  • Tanah Negara/Kehutanan seluas 108.373 ha
Tabel 4.6. Status Tanah di Kabupaten Dairi

  Status kepemilikan tanah di Kabupaten Dairi terdiri dari Hak Milik sebanyak 18.256 sertifikat, Hak Guna Bangunan 42 sertifikat, Hak Pakai 252 sertifikat dan Hak Guna Usaha 2 sertifikat sebagaimana dapat dilihat padaTabel 4.6.

  Tabel. 4.7. Status Kepemilikan Tanah

4.4. HIDROLOGI

  Pola hidrologi wilayah Kabupaten Dairi sebagaimana wilayah lainnya di Dataran Tinggi Bukit Barisan adalah air permukaan dan air bawah tanah dengan karakter wilayah sungai dan Cekungan Air Tanah (CAT).

  Wilayah Sungai (WS) di Kabupaten Dairi telah ditetapkan secara Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006, sedangkan Cekungan Air Tanah masih perlu pengkajian yang lebih seksama.

  Wilayah Sungai (WS) di Kabupaten Dairi terdiri dari 2 (dua) WS, yaitu :

  • WS Toba – Asahan (Sumatera Utara – Strategis Nasional) WS Toba – Asahan di Kabupaten Dairi terdiri dari 11 anak sungai yang dialirkan ke Danau Toba melalui Waduk PLTA Renun di Kecamatan Sumbul telah dimanfaatkan untuk PLTA Renun dengan kapasitas tenaga 2 x 41 MW atau setara dengan 82 MW.
  • • WS Alas – Singkil termasuk DAS Singkil (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera

  Utara - Lintas Provinsi) Secara umum, sungai-sungai di Kabupaten Dairi mengalir secara gravitasi ke arah Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara, dimana sebagian dimanfaatkan untuk irigasi sederhana maupun setengah teknis, selain itu dimanfaatkan untuk keperluan sehari- hari untuk MCK dan kebutuhan air minum, seperti Sungai Lae Renun, Lae Simbelin, Lau Gunung, Lau Belulus dan lain-lain.

  Sungai-sungai di Kabupaten Dairi yang terpanjang adalah :

  • • Lae Renun, terbentang di Kecamatan Parbuluan, Sumbul, Tigalingga dan Tanah

  Pinem, selanjutnya menuju Provinsi NAD;

  • • Lau Belulus, terbentang di Kecamatan Tigalingga dan Kecamatan Tanah Pinem serta

  bermuara di Lae Renun;

  • • Lae Simbelin, terbentang di Kecamatan Sidikalang menuju perbatasan Kecamatan

  Siempat Nempu/Kecamatan Silima Pungga-pungga, selanjutnya menuju Provinsi NAD; • Lae Manalsal, terbentang di Kecamatan Sumbul dan bermuara di Lae Renun.

  Untuk lebih jelasnya dapat melihat Tabel 4.7.

  Tabel. 4.8. Sungai-Sungai di Kab. Dairi

4.5. KLIMATOLOGI

  Curah hujan di Kabupaten Dairi bervariasi antara 2.000 – 3.500 mm/tahun dengan rata- rata hari hujan 181 hari/tahun. Menurut Oldeman (1979), jumlah pembagian tipe iklim didasarkan atas banyaknya bulan basah (curah hujan > 100 mm/bulan) dalam setahun. Dengan mengadaptasi teori tersebut, tipe iklim dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu :

  a. Iklim B1 Bulan basah antara 7 – 9 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun.

  Tipe ini meliputi Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu Hilir dan Silima Punggapungga.

  b. Iklim C1 Bulan basah antara 5 – 6 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun.

  Tipe ini meliputi Kecamatan Sumbul, sebagian Kecamatan Siempat Nempu, Parbuluan dan Pegagan Hilir.

  c. Iklim D1

  Bulan basah antara 3 – 4 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun. Tipe ini meliputi Kecamatan Tigalingga, sebagian Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Gunung Sitember, Tanah Pinem dan Silahisabungan.

  Tabel. 4.9. Rata-rata hari hujan, curah hujan, curah hujan maksimum

4.6. PENGGUNAAN LAHAN

  Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa luas wilayah Kabupaten Dairi seluas 192.780 ha, didominasi kawasan hutan seluas 75.216 ha atau sekitar 39,02 %, selanjutnya penggunaan lahan untuk perkebunan seluas 32.270 ha atau sekitar 16,74 %, perkebunan rakyat seluas 30.908 ha atau sekitar 16,03 %, ladang/huma seluas 18.614 ha atau sekitar 9,66 %, sawah seluas 10.225 ha atau sekitar 5,31 %, pekarangan/bangunan seluas 8.005 ha atau sekitar 4,15 %, lahan tidak diusahai seluas 7.913 ha atau sekitar 4,11 %, padang rumput seluas 3.833 ha atau sekitar 1,99 % , kolam/tebat seluas 87 ha atau sekitar 0,05 %, lain-lain seluas 5.682 ha atau sekitar 2,74 % sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.9.

  Profil Kabupaten Dairi

  IV - 17 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

  

Tabel. 4.10. Penggunaan Lahan Berdasarkan Data Statistik Kabupaten Dairi Tahun 2013

Sumber : BPS Dairi 2014.

  Kecamatan Lahan Sawah Pekarangan/ Bangunan Lainnya Jalan,Sungai , Lahan Tandus Hutan Negara Padang Rumput Pengem balaan

Tegal/K

ebun

  Ladang/ Hama Perkebu nan Hutan Rakyat Tembak Kolam/E mpang Sementara tidak diusahakan Lainnya Jumlah Sidikalang 726 1.671 200 1.263 42 806 2.438 708 660 - 4 126 40 8.684 Berampu 1.085 327 137 327 - 118 126 450 - - -

  55 10 2.635 Sitinjo 315 715 105 - 75 934 304 759 266 20 - 450 5 3.948 Parbuluan 766 706 100 14.050 501 1.510 1.677 1.576 - -

  5 1.750 59 22.700

Sumbul 2.706 668 600 4.733 396 633 909 3.152 - - - 1.000 103 14.900

Silahisabungan 220 114 1.000 8.103 1.400 284 234 150 - - - 27 388 11.920 Silima Pungga-pungga 703 690 850 4.217 200 2.380 532 - - -

  18 527 241 10.358 Lae Parira 1.283 329 100 1.269 12 110 625 475 - -

  5

  60 4 4.272 Siempat Nempu 753 687 300 665 - 420 540 2.621 - -

  9

  25 10 6.030 Siempat Nempu Hulu 460 344 393 285 - 3.103 3.001 1.691 - - - 83 - 9.360 Siempat Nempu Hilir 420 280 300 3.888 - 500 1.800 2.600 - -

  10 630 22 10.450 Tigalingga 120 619 600 2.064 569 10.972 918 4.163 - - 7 100 55 20.187 Gunung Sitember - 110

  58 1.030 500 468 4.249 1.072 23 - - - 10 7.520 Pegagan Hilir 575 528 41 7.159 182 972 2.144 1.667 - - 5 1.860 400 15.533 Tanah Pinem

  45 447 182 24.000 743 7.936 1.772 7.580 - - 5 730 500 43.940 Total 10.177 8.235 4.966 73.053 4.620 31.146 21.269 28.664 949

  20 68 7.423 1.847 192.437 Persentase (%) 5,29 4,28 2,58 37,96 2,40 16,19 11,05 14,90 0,49 0,01 0,04 3,86 0,96 100,00 Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 : 50.000 Bakosurtanal tahun 1981 dan hasil interpretasi Citra Satelit Alos tahun 2009, luas Kabupaten Dairi diidenrtifikasi sekitar 199.809,70 ha, terdiri dari penggunaan lahan pertanian lahan kering sekitar 99.372,85 ha dan hutan primer sekitar 50.375,22 ha.

  Sedangkan berdasarkan Data Statistik, luas wilayah Kabupaten Dairi sekitar 192.780 ha, terdapat perbedaan sekitar 7.029,7 ha sebagaimana dapat dilihat pada Peta 4.3. dan Peta 4.4.

  Profil Kabupaten Dairi

  IV - 19 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

  

Gambar. 4.3. Peta Penggunaan Lahan

  Profil Kabupaten Dairi

  IV - 20 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

  Gambar. 4.4. Peta Penggunaan Lahan Citra Satelit

4.7. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

4.7.1 Aspek Sosial

a. Adat Isiadat

  Penduduk yang berdomisili di Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku, utamanya suku Pakpak, Batak Toba, Karo, Simalungun, Jawa, Minangkabau, Mandailing, Aceh, Nias, Tionghoa dan lain-lain. Adapun yang memiki hak ulayat adalah suku Pakpak, terdiri dari 5 (lima) suak, yaitu Suak Keppas , Simsim, Pegagan, Kelasen, dan Boang.

  Suak keppas terdiri dari 7 (tujuh), yang dikenal dengan sipitu marga, yaitu marga Angkat, Bintang, Ujung, Kudadiri, Capah, Gajah Manik dan Sinamo dengan berru Berampu dan Pasi. Asal muasal sipitu marga berasal dari Sicikecike yang terletak diantara Kecamatan Sitinjo, Parbuluan dan Kabupaten Pakpak Bharat yang saat ini merupakan hutan wisata alam. Masing-masing suku mempunyai bahasanya sendiri, seperti bahasa Pakpak, Batak Toba, Simalungun, Karo dan lain-lain. Selain itu setiap suku memiliki sistem kekerabatan/kekeluargaan dan adat istiadat tersendiri.

  Sebagian besar suku menganut sistem kekerabatan patrilienal yang mendudukan laki- laki membawa garis keturunan, marga, adat istiadat, warisan, dan pengambilan keputusan, kecuali suku Minangkabau yang menganut sistem matrilineal. Disamping itu, Kabupaten Dairii kaya akan peningalan-peninggalan sejarah serta tari-tarian yang khas dan dapat di nikmati pada saat-saat perayaan/pesta seperti pada waktu pesta budaya Njuah-njuah.

  b. Pendidikan

  Salah satu sumber daya pembangunan adalah manusia, untuk dapat membentuk SDM yang handal diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan.

  Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mendukung proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan disegala bidang kehidupan masyarakat. Kualitas Sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan yang pernah dikecapnya. Peningkatan kualitas Sumber daya manusia sudah merupakan kebutuhan yang mendesak untuk menghadapi tantangan era komputerisasi dan informasi yang semakin canggih. Upaya peningkatan kecerdasan dan ketrampilan penduduk melalui proses pendidikan sangat tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia yaitu gedung sekolah dan kualitas guru/tenaga pengajar. Kualitas dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan ini akan mempengaruhi keberhasilan siswa pada era kurikulum berbasis kompetensi ini. Informasi berikut akan menyajikan keadaan pendidikan di Kabupaten Dairi mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai tingkat menengah atas.

  c. Kesehatan

  Manusia yang sehat akan merupakan modal utama pembangunan oleh karenanya pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan yang baik. Salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran pembangunan kesehatan adalah tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan yang memadai. Disamping itu perlu diperhatikan peningkatan pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan atau tenaga medis yang ada. Perbandingan tenaga medis dengan penduduk di Kabupaten Dairi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa setiap seorang tenaga medis melayani rata-rata penduduk Kabupaten Dairi sebanyak 480 orang.

  Untuk keadaan tahun 2013 penderita jenis penyakit terbanyak yang diobati di Klinik Askes Kabupaten Dairi adalah Sakit Gigi sebanyak 786 peserta dari jumlah keseluruhan yang berobat sebanyak 2.207 orang.

  Sedangkan jumlah pasien yang masuk di RSU Sidikalang pada tahun 2013 sebanyak 7.340 orang yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2012) sebanyak 7.356 orang.

  Perlu mendapat perhatian pula masalah kesehatan ibu dan balita dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di samping Puskesmas telah tersedia ditiap Kecamatan didukung pula oleh tersedianya Pos yandu di tiap desa/kelurahan sebanyak 502 unit sedangkan per Kecamatan dengan rata-rata 33 unit.

Tabel 4.11. Banyaknya Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan Tahun 2013

4.7.2 Aspek Ekonomi

  Berdasarkan data dari Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Dairi, Realisasi penerimaan Pemerintah Kabupaten Dairi tahun anggaran 2013 adalah sebesar

  

Rp. 719, 21 milyar, yaitu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 29,93

milyar (4.16 persen), Pendapatan Transfer sebesar Rp. 678,33 milyar (94.31 persen),

  dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp. 44,61 milyar (1,52 persen). Realisasi penerimaan tahun 2013 ini mengalami peningkatan sebesar 17,41 persen bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun anggaran 2012, yaitu hanya sebesar Rp. 612,56 milyar.

  Tabel. 4.12. Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 2013

  Sementara itu realisasi belanja Pemerintah Kabupaten Dairi tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp. 694,25 milyar terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp.

  

436,05 milyar (62,81 persen) mencakup belanja pegawai, belanja barang dan jasa,

  belanja hibah, dan belanja bantuan sosial, dan belanja langsung sebesar Rp. 258,20 (37,19 persen).

  Tabel. 4.13. Perhitungan Anggaran Pendapatan Kabupaten Dairi Tahun 2013 Tabel. 4.14. Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten Dairi Menurut Jenis Pengeluaran Tahun 2013

  Tabel. 4.15. Realisasi Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Dairi Menurut jenis Pembiayaan Tahun 2013

  PDRB Kabupaten Dairi atas harga dasar berlaku (ADHB) pada tahun 2013 sebesar

  

Rp. 345,42 milyar. Sektor pertanian kembali sabagai kontributor utama dengan

  peranan mencapai 58,47 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (15,22%) dan sektor Jasa-jasa (13,83%). Sementara sektor-sektor lain hanya memberikan kontribusi sebesar 12,08 persen terhadap perekonomian di Kabupaten Dairi.

  Tabel. 4.16. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013

  Untuk melihat Produktifitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka digunakan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000 PDRB Kabupaten Dairi tahun 2013 sebesar Rp. 400,45milyar.

  Tabel. 4.17. Produk Domestik Regional Brutto Kabupaten Dairi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000-2013

  Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor di Kabupaten Dairi, maka dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis Tipologi Klassen (klassentypology). Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan 2 (dua) indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah, dimana dalam hal ini digunakan pendekatan laju pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing sektor terhadapat PDRB.

  Melalui analisis ini diperoleh 4 (empat) karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu :

  1. Sektor prima/cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income);

  2. Sektor berkembang /sektor maju tapi tertekan (high income but low growth);

  3. Sektor potensial/berkembang cepat (high growth but income); 4. Sektor terbelakang/relatif tertinggal (low growth and low income).

4.8. SARANA DAN PRASARANA

4.8.1 Sistem Transportasi Wilayah

  Sistem transportasi bertujuan untuk memperlancar aktifitas orang, barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain guna menunjang peningkatan perekonomian daerah, mempercepat usaha pemerataan pembangunan dan membuka akses terhadap kawasan terisolir maupun tertinggal. Untuk memudahkan mobilitas penduduk beserta kegiatan usahanya, maka peningkatan sistem transportasi dijadikan fokus utama. Sistem transportasi di Kabupaten Dairi merupakan transportasi darat, terdiri dari jaringan Jalan dan Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) kawasan Danau Toba.

a) Jaringan Jalan

  Jaringan Jalan merupakan salah satu penentu utama dalam mendukung percepatan pengembangan wilayah dan merangsang tumbuh dan berkembangnya permukiman dan aktifitas penduduk beserta kegiatan usaha sosial-ekonominya. Jaringan Jalan di Kabupaten Dairi dapat diakses sampai kedesa-desa, namun masih memerlukan Pembangunan Jalan di daerah terisolir/tertinggal dengan harapan dapat diakses sehingga percepatan pengembangan wilayah dapat terlaksana. Hal ini dapat dilihat dari kondisi eksisting, bahwa panjang Jalan di Kabupaten Dairi setiap tahun bertambah.

  Pada tahun 2007, panjang jalan di Kabupaten Dairi adalah 1.520,27 km, terdiri dari Jalan Negara sepanjang 72,87 km, Jalan Provinsi Sepanjang 95,90 km dan Jalan Kabupaten sepanjang 1.351,50 km sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.18.

  Tabel. 4.18. Panjang Jalan Kab. Dairi Tahun 2005-2007 Kondisi Jalan Kabupaten dapat dilihat berdasarkan jenis permukaan yang terdiri dari Jalan aspal, Jalan batu dan jalan tanah. Pada tahun 2007, Jalan aspal sepanjang 663,28 Km, Jalan batu sepanjang 270,93 Km dan Jalan tanah sepanjang 417,28 Km sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.19.

  Tabel. 4.19. Panjang Jalan Kabupaten Dairi Menurut Jenis Permukaan Tahun 2005 – 2007

  Berdasarkan Tabel 4.19. diketahui bahwa pada tahun 2006 Jalan Aspal Kabupaten bertambah sepanjang 38,40 Km, pada tahun 2007 bertambah sepanjang 44 Km. Total panjang jalan Kabupaten setiap tahunnya mengalami pertambahan, namun kondisi tersebut belum sepenuhnya dapat mengakses kawasan tertinggal di Kabupaten Dairi.

  b) Jembatan

  Panjang Jembatan di Kabupaten Dairi yang berada pada Jalan Nasional sepanjang 700 m’ dengan jumlah 28 unit menghubungkan Kabupaten Dairi dengan kabupaten sekitarnya sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.20.

  Tabel. 4.20. Jumlah dan Panjang Jembatan Yang Melalui Jalan Nasional di Kabupaten Dairi

  c) Terminal

  Terminal merupakan pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/ataubarang, serta perpindahan antar moda angkutan. Untuk menunjang kelancaran perpindahan orang dan/atau barang serta keterpaduan intra moda dan antar moda di Kabupaten Dairi, telah dibangun Terminal Penumpang A (regional) di Sitinjo dan Terminal C dalam kota Sidikalang.

  d) Angkutan

  Angkutan merupakan hal yang sangat penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan Perekonomian. Semakin meningkatnya Pembangunan Jaringan Jalan, berbanding lurus dengan mobilitas orang, barang dan jasa dari dan ke wilayah lain. Karakter angkutan di Kabupaten Dairi, meliputi :

  • Angkutan umum perkotaan dan perdesaan di wilayah Kabupaten Dairi;
  • Angkutan umum antar kota dalam Kabupaten dalam Provinsi;

  • Angkutan umum antar kota dalam Kabupaten antar Provinsi; • Angkutan barang.

  Angkutan umum yang melayani trayek di Kabupaten Dairi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21.

  Tabel. 4.21. Jumlah Kendaraan Angkutan di Kabupaten Dairi

e) Dermaga

  Dermaga di Kabupaten Dairi terletak di kawasan Danau Toba Kecamatan Silahisabungan. Moda transport masih sangat terbatas, utamanya dalam memenuhi kebutuhan pariwisata, sedangkan untuk mendukung mobilisasi aktifitas sosial Ekonomi penduduk masih menggunakan transportasi darat, yaitu jaringan Jalan Raya.

4.8.2 Utilitas

  Utilitas di Kabupaten Dairi meliputi jaringan Listrik, telepon, air bersih, drainase dan persampahan.

a) Listrik

  Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus menerus meningkat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kegiatan ekonomi dan mengatasi keterbatasan daya serta mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), Pembangkit Listrik dengan menggunakan tenaga Hydro telah dibangun di Kabupaten Dairi, yaitu PLTA Renun yang telah beroperasi sejak tahun 2006 dengan kapasitas energi 213,3 mega watt/tahun. PLTA Renun bertujuan membangkitkan tenaga listrik yang ekonomis dengan jalan mengalihkan aliran sungai Lae Renun dan kesebelas anak sungainya ke Danau Toba dengan memanfaatkan perbedaan tinggi antara permukaan sungai ke Danau Toba. Stasiun Pembangkit energi listrik ditempatkan di Kecamatan Silahisabungan.

  Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.22. kebutuhan energi listrik di Kabupaten Dairi mencapai 2.578.868 kwh, tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang dan Sumbul, masing-masing sebesar 10.578.216 KWA dan 4.029.468 KWA. Tabel. 4.22. Jumlah Pelanggan Listrik dan Arus Pemakaian di Kabupaten Dairi

b) Telepon

  Fasilitas Telekomunikasi di Kabupaten Dairi dilayani oleh PT. Telkom dan Telepon Seluler. Operator telepon seluler umumnya yaitu Telkomsel, Simpati, As, Mentari, Pro XL, dan lain-lain dengan jangkauan seluruh Ibukota Kecamatan di Kabupaten Dairi. Wilayah pelayanan PT. Telkom masih terbatas di Kota Sidikalang, Sumbul, Tigalingga, Parongil dan Ibukota Kecamatan (IKK). Pelanggan PT. Telkom di Kabupaten Dairi didominasi di Kota Sidikalang dengan Jumlah 3.000 pelanggan, Kota Sumbul sejumlah 400 pelanggan dan Kota Tigalingga sejumlah 200 pelanggan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.23.

  Tabel. 4.23. Jumlah Pelanggan Telepon di Kabupaten Dairi

c) Air Bersih

  Cakupan pelayanan air minum perkotaan di Kabupaten Dairi baru mencapai 34 % yang meliputi Sistem Perpipaan sekitar 32 % dan sistem non Perpipaan yang terlindungi sekitar 2 %. Diperkirakan masih terdapat masyarakat miskin di perkotaan yang belum terlayani air minum baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 1.000 jiwa. Cakupan pelayanan air minum perdesaan di Kabupaten Dairi terdapat 13 unit, dengan cakupan pelayanan sekitar 9 % dari seluruh penduduk perdesaan yang meliputi sistem Perpipaan sekitar 8 % dan sistem non Perpipaan yang terlindungi sekitar 1 %.

  Masih terdapat IKK rawan air minum dan desa rawan air minum. Wilayah pelayanan PDAM Tirta Nciho saat ini telah berkembang ke beberapa Kecamatan, utamanya IKK dan Perdesaan di sekitar IKK. IKK yang pada saat ini telah mendapatkan akses jaringan air minum sejumlah 8 (delapan) IKK termasuk Kota Sidikalang, sedangkan untuk wilayah pelayanan pada tingkat perdesaan, akses jaringan hanya terdapat di sekitar wilayah pelayanan Kota Sidikalang dan IKK lainnya sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.24.

  Tabel. 4.24. Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi Dari Tabel 4.24. menggambarkan bahwa persentase pelayanan air minum di Kota-kota maupun IKK di Kabupaten Dairi masih sangat rendah. Khusus untuk Kota Sidikalang dan wilayah sekitarnya pada saat ini hanya mampu menjangkau setengah dari jumlah pelanggan. Dengan demikian, Sistem Penyelenggaraan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Dairi belum mampu memenuhi kriteria penyelenggaraan air minum sebagaimana ditargetkan Pemerintah maupun pencapaian yang diharapkan. Rendahnya pelanggan PDAM Tirta Nciho dalam wilayah pelayanan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :

  • Terbatasnya akses ke jaringan air minum;
  • Produksi air minum tidak mencukupi;
  • • Unit produksi (IPA) tidak mampu meningkatkan Kapasitas Produksi dan tidak

  tersedia reservoir untuk cadangan air minum yang juga dapat berfungsi sebagai sarana pengatur kontinuitas distribusi;

  • • Kualitas produksi sangat rendah, sehingga mengakibatkan menurunnya minat

  masyarakat untuk berlangganan; dan

  • Jaringan perpipaan tidak memadai, tingkat kehilangan air sangat besar sehingga sulit melakukan ekspansi distribusi.

d) Drainase

  Kondisi saluran Drainase di Kota-kota dan Ibukota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Dairi banyak mengalami endapan, aliran air kurang lancar, kemiringan saluran kurang sesuai serta kurang serasinya antara hubungan saluran yang satu dengan yang lainnya; seperti kurang sesuainya penampang basah saluran yang menyeberang/menyilang jalan seperti gorong-gorong, saluran-saluran yang terletak di bawah trotoar kurang dapat terkontrol karena jumlah bak kontrol yang sedikit atau jarak bak kontrol yang terlalu jauh.

  Pada beberapa ruas jalan, pembuangan air dari jalan ke saluran drainase kurang terpelihara bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi sehingga pengeringan air dari muka jalan sangat sulit selain hanya dengan penguapan air pada muka jalan. Pada lokasi tertentu terdapat dimensi salurannya cukup besar dan kemudian mengecil (saluran tersier), sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenangi jalan. Kemiringan saluran sangat bervariasi, di beberapa kawasan pola saluran miring dengan sangat curam, tetapi di beberapa kawasan saluran hampir landai, sedangkan di beberapa lokasi, saluran drainase menjadi sempit bahkan mengalami kerusakan.

  Karakter topografi Kabupaten Dairi sangat spesifik dan bervariasi dengan curah (ceruk) yang cukup dalam, dimana pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Sungai-sungai di Kabupaten Dairi berfungsi sebagai saluran drainase alami yang mengalirkan air hujan diatas permukaan tanah (surface run off). Pada titik-titik lokasi tertentu masih terdapat genangan air akibat luapan/limpasan yang disebabkan saluran drainasenya kurang optimal atau tidak sesuai dengan dimensi badan saluran.

e) Persampahan

  Secara umum cara pembuangan sampah dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu Pertama adalah pembuangan secara individual, seperti membuang sampah secara individu dengan metode dan cara tersendiri; Kedua adalah dengan membuang sampah secara kolektif yang dikelola oleh pemerintah atau swasta.

  Cara pembuangan sampah di Kabupaten Dairi diarahkan secara kolektif dengan menyediakan tempat sampah, Selanjutnya dibuang pada tempat/lokasi (TPS) yang telah disediakan sebelum diangkut ke TPA. Pelayanan persampahan di Kota-kota dan IKK di Kabupaten Dairi termasuk dalam Kategori penanganan yang Prioritas untuk diantisipasi, mengingat pelayanan ini termasuk pelayanan utama dari aspek penyediaan prasarana dan sarana dasar Perkotaan. Pengelolaan persampahan ini terkait erat dengan luas dan jangkauan layanan, karakteristik manajemen persampahan, kondisi fisik TPA, prasarana dan sarananya serta partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan persampahan yang ada. Tingkat pelayanan sampah di Kabupaten Dairi masih sangat terbatas, karena belum tersedianya sarana dan prasarana sistem pengelolaan persampahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.45.

  Tabel. 4.25. Prasarana dan Sarana Persampahan di Kabupaten Dairi Khusus Kota Sidikalang, telah disediakan beberapa tong sampah di tempat-tempat strategis dalam kota, seperti dipusat pasar, pertokoan, perkantoran, permukiman penduduk di Perkotaan. Sedangkan pada daerah yang belum terlayani, sampah dikelola secara individu, yaitu dengan cara mengumpulkan sampah pada suatu tempat dan kemudian dibakar atau ditimbun. TPA di Desa Karing Kecamatan Berampu merupakan satu- satunya TPA sampah di Kabupaten Dairi dengan luas areal 4 ha di 2 lokasi TPA yang melayani persampahan dengan menggunakan sistem open dumping dimana sampah hanya dibuang/ditimbun tanpa dilakukan penutupan dengan tanah. Saat ini kondisinya masih dapat digunakan secara terbatas.

f) Limbah

  Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:

  • Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system); - Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).

  Berdasarkan studi EHRA, bahwa perilaku masyarakat BABS masih sebesar 46 % sedang untuk tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Dairi sebesar 55 % menggunakan tangki septik, 35 % menyatakan tidak tahu, 7 % di cubluk/lobang tanah. Dari yang menggunakan septik tank diperoleh data bahwa 33 % tangki septik suspek tidak aman. Untuk layanan penyedotan lumpur tinja di Kabupaten Dairi tidak ada, hal ini disebabkan masih rendahnya kepedulian masyarakat perlunya dilakukan penyedotan lumpur tinja. Pendanaan dan pembiayaan masih belum mencukupi baik dari pemerintah maupun pihak swasta, sehingga berdampak pada terbatasnya penyediaan sarana dan parasarana, sistem maupun cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik. Permasalahan mendesak serta area berisiko sanitasi di Kabupaten Dairi yang tertuang dalam Buku Putih Sanitasi sebagai hasil analisis Pokja Sanitasi, akan menjadi salah satu dasar yang bersifat urgen dalam penentuan arah dan tahapan pengembangan sanitasi. Identifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah serta perumusan program dan kegiatan yang diusulkan, dirangkum dalam penetapan sistem dan zona sanitasi. Sistem sanitasi adalah suatu proses multi- langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (air limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Setiap tahapan disebut kelompok fungsional karena memiliki teknologi sendiri-sendiri dengan pengelolaan spesifik, ditentukan berdasarkan pentahapan implementasinya. Penentuan sistem sanitasi juga perlu mempertimbangkan berbagai aspek, tidak hanya teknis tetapi juga kemampuan Keuangan daerah, Kelembagaan, Regulasi serta kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat.

  Tabel. 4.26.Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Dairi

  Cakupan Target cakupan Layanan* (%) Layanan No Sistem Jangka Jangka Jangka Exsisting* Pendek Menengah Panjang (%)

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

  A Buang Air Besar Sembarangan

  46

  32 (BABS) B Sistem On-site Cubluk dan

  1

  13

  8 sejenisnya Individual (Tangki

  2

  41

  50

  55

  60 Septik) C Sistem Komunal

1. MCK/MCK++

  10

  20

  25 2.

  IPAL Komunal - - -

  15 Tangki Septik 3. - - - - Komunal Sistem Off-Site D

  5

  20 - (Terpusat) T O T A L 100 100 100 100