ANALISIS PEMBIAYAAN IB MUAMALAT MULTIGUNA PADA SKIM MURABAHAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN IB MUAMALAT MULTIGUNA PADA SKIM MURABAHAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA -

  

ANALISIS PEMBIAYAAN IB MUAMALAT

MULTIGUNA PADA SKIM MURABAHAH DI BANK

MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG

PEMBANTU SALATIGA

TUGAS AKHIR

  

Oleh:

SITI AMIRAWATI

NIM 20111036

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2014

  

ANALISIS PEMBIAYAAN IB MUAMALAT

MULTIGUNA PADA SKIM MURABAHAH DI BANK

MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG

PEMBANTU SALATIGA

TUGAS AKHIR

  Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

  Program Studi DIII Perbankan Syariah

  

Oleh:

SITI AMIRAWATI

NIM 20111036

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  MOTTO

  • Kecerdasan bukan penentu kesuksesan, tetapi kerja keras merupakan penentu kesuksesan yang sebenarnya.
  • Pedang terbaik yang anda miliki adalah kesabaran tanpa batas.

  PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk : “ Bapak dan ibuku tersayang dan tercinta yang senantiasa memberikan doanya untuk keberhasilanku, yang selalu memberikan dorongan motivasi dan perhatiannya “ Kakak-kakak dan saudaraku semuanya yang tercinta “ Keluarga besar Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang “ Dosen-dosen DIII Perbankan Syariah “ Calon suamiku tersayang yang selalu memberikan aku semangat “ Sahabat-sahabatku Alim Ulama yang baik hati “ teman-teman yang sudah mau miminjamkan loptponya untuk pembuatan tugas akhirku :D “ Teman-teman DIII seperjuangan KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga Tugas Akhir tentang

  “Analisa Pembiayaan iB Muamalat Multiguna pada Skim Murabahah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga dapat penulis selesaikan dengan baik.

  Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus yang harus dipenuhi semua Mahasiswa DIII Perbankan Syari’ah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga untuk memperoleh gelar Ahli Madya.

  Atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan apa yang telah dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan Tugas Akhir ini.

  2. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M. Pd. Selaku Ketua STAIN Salatiga.

  3. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku Ketua Jurusan Syari’ah STAIN Salatiga.

  4. Bapak Ahmad Mifdol M., Lc., M.Si selaku Ketua Program DIII Perbankan Syari’ah yang senantiasa memberikan pengarahan.

  5. Dr. H. Agus Waluyo selaku pembimbing Akademik STAIN Salatiga.

  6. Ibu Desi Trisnawati, SE.,MM. selaku pembimbing Penulisan Tugas Akhir sehingga dapat berjalan dengan lancar.

  7. Seluruh Dosen DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sebagai penulisan Tugas Akhir ini.

  8. Bapak, ibu serta kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan dan memberikan motivasi dalam penulisan Tugas Akhir ini, sehingga penulis dapat menyelesaiakn dengan baik.

  9. Keluarga besar Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang telah memberikan dunkungan material maupun non material sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai tepat waktu.

  10. Untuk calon suamiku yang selalu memberikan semangat

  11. Manajer utama Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga yang telah memberikan ijin untuk penulisan Tugas AKhir ini.

  12. Staf dan karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga yang telah banyak membantu dalam mneyelesaikan tugas Akhir ini.

  13. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam menyelesaikan Tugs Akhir ini.

  Dalam penulisan tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang baik sangat penulis harapkan agar dalam penulisan dikemudian hari dapat menghasilkan karya yang baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua pihak.

  Salatiga, 25 Agustus 2014 Penulis ABSTRAK Amirawati, Siti. 2014. Analisa Pembiayaan iB Muamalat multiguna pada Skim Murabahah di Bank Muamalat Indonesia Cabang pembantu Salatiga.

  Program Studi DIII Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Desi Trisnawati, SE.,MM. Kata kunci: Pembiayaan iB Muamalat Multiguna skim Murabahah

  Pembiayaan iB Muamalat Multiguna adalah pembiayaan konsumtif dimana pembiayaan ini sangat banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebuah prosedur dalam memiliki pembiayaan iB Muamalat Multiguna serta mengetahui langkah-langkah yang dilakukan untuk meminimalisir resiko pembiayaan iB Muamalat Muiltiguna. Pembiayaan iB Muamalat Multiguna dapat diperoleh dengan pembelian barang halal. Untuk itu diperlukannya metode penelitian yang berupa metode wawancara dan observasi. Metode secara langsung dapat diperoleh calon nasabah dengan wawancara dan observasi pada saat pengajuan pembiayaaan.

  Dari beberapa prosedur bank berhak memberikan pembiayaan atau menolak pembiayaan yang diajukan calon nasabah. Layak atau tidak layak calon nasabah untuk mendapatkan pembiayaan tersebut tergantung pada penilaian bank dan apakah kedepannya calon nasabah dapat mengembalikan pembiayaan tersebut untuk menghindari terjadinya resiko pembiayaan.

  DAFTAR ISI HALAMAN COVER..............................................................................i HALAMAN JUDUL …………………………………………………..ii HALAMAN PERSETUJUAN EMBIMBING.......................................iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………....iv HALAMAN PERYATAAN…………………………………………....v HALAMAN MOTTO…………………………………………………..vi HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….vii KATA PENGANTAR………………………………………………...viii ABSTRAK……………………………………………………………....x DAFTAR ISI…………………………………………………………....xi DAFTAR GAMBAR ……...………………………………………….xiii DAFTAR TABEL .....………………………………………………....xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang…………………………………………………...1 B. Rumusan masalah……………………………………………......3 C. Tujuan dan Kegunaan …………………………………………...3 D. Metode Penelitian……………………………………………......4 E. Sistematika Penulisan…………………………………………....7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka……………………………………..…………....9 B. Kerangka Teoritik……………………………………………....11 BAB III GAMBARAN OBJEK A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia...........................................................28 B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia…....………….....…...30 C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia...................................31

  D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga………………………………….....……...33

  E. Produk-Produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga……………………………………………37

  BAB IV ANALISIS DATA A. Prosedur analisa pembiayaan iB muamalat multiguna di Bank Muamalat Capem Salatiga……………………….....51 B. Analisa meminimalisr agar tidak terjadi pembiayaan iB

  C. muamalat Multiguna macet………………………………….56

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………….60 B. Saran………………………………………………………....61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1..................................................................................................33 Gambar 4.1..................................................................................................59

  DAFTAR TABEL Tabel 4.1............................................................................................................56

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunci perbankan syari’ah untuk lebih kompetitif dan berkembang cepat dimasa depan antara lain terletak pada kemampuan untuk menciptakan (inovasi) produk perbankan yang menarik, kompetitif dapat memberikan kemudahan bertansaksi. Inovasi produk akan memiliki peran yang sangat peting bagi bank dalam memasuki dan menguasai pasar yang senantiasa berubah.

  Perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari kebutuhan masyarakat yang menghendaki suatu sistem perbankan yang mampu menyediakan suatu produk baru yang banyak diminati oleh masyarakat dan juga memenuhi prinsp-prinsip syari’ah.

  Baik dan buruknya suatu perusahaan perbankan dilihat dari perkembangan bank dari tahun ke tahun. Suatu bank dapat dikatakan baik apabila banyak nasabah yang berminat dengan produk yang disediakan oleh bank dan juga pelayanan yang memuaskan bagi nasabah itu sendiri (Bank Muamalat Indonesia).

  Bank Muamalat Indonesia yang menyediakan bermacam-macam produk perbankan, meliputi produk dana, produk jasa, dan produk perlayanan yang selalu berusaha untuk bertahan, bersaing dan menguasai jenisnya. Banyak produk kredit yang dianggap sebagai jasa bank yang paling diminati. Pembiayaan iB Muamalat multiguna banyak diminati kalangan masyarakat karena memenuhi seluruh ekonomi konsumtif.

  Pembiayaan yang dilakukan bank sering disebut kredit. Kredit merupakan suatu kalimat yang diambil dari bahasa latin yaitu kreditum yang berarti kepercayaan atau kebenaran atau crede yang berarti saya percaya. Kepercayaan ini berdasarkan atas sebuah perjanjian bank yang dilakukan secara sah di depan pejabat kredit yang berwenang maupun dilakukan tanpa ketentuan hukum yang kuat.

  Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Dalam transaksi ini, penjual harus memberitahukan kepada pembeli tentang harga pokok barang yang menjadi objek jual beli. Ba’i al-murabahah dapat diterapkan pada pembiayaan secara pesanan. Penjual tidak akan melakukan pengadaan barang selama tidak ada pemesanan dari calon pembeli (Ridwan, 2007: 79).

  Dasar hukum jual beli terdapat ada surat An-Nisa ayat 29 yang artinya: “ Hai oang-orang yang beriman, jangan kamu emakan harta sesamamu dengn batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu” (QS 4:29).

  Tujuan dan maksud dengan adanya produk baru pembiayaan iB Muamalat multiguna salah satunya yaitu memberikan pemahaman atas fasilitas pembiayaan iB Muamalat multigun yang menggunakan skim Murabahah, ijaroh Multijasa, dan Kafalah.

  Produk pembiayaan iB Muamalat multiguna diharapkan akan menjadi salah satu produk pembiayaan konsumer yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus meningkatkan pertumbuhan Bank Muamalat secara signifikan.

  Dari tujuan dan pemaparan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul Analisa Pembiayaan iB Muamalat multiguna Pada Skim Murabahah di Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga.

  B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil suatu pokok permasalah yaitu :

  1. Bagaimanakah prosedur analisa pembiayaan iB muamalat multiguna di Bank Muamalat Capem Salatiga?

  2. Bagaimanakah langkah untuk meminimalisir resiko pembiayaan iB Muamalat Multiguna pada Skim Murabahah di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang pembantu Salatiga?

  C. Tujuan dan Kegunaan

  1. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : a. Untuk mengetahui prosedur analisa pembiayaan iB muamalat multiguna di Bank Muamalat Cpaem Salatiga.

  b. Mengetahui langkah yang dilakukan bank dalam meminimalisir Pembiayaan iB Muamalat Multiguna pada Skim Murabahah di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga.

  2. Kegunaan dari penulian Tugas Akhir ini adalah :

  a. Bagi penulis

  1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang perbankan syariah Indonesia

  2. Untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan D-III Perbakan Syari’ah.

  b. Bagi STAIN Salatiga Dapat digunakan sebagai referensi penulis yang akan datang.

  c. Bagi Bank Muamalat Capem Salatiga Membantu memasarkan produk-produk Bank Muamalat Capem Salatiga.

D. Metode penelitian

  1. Jenis penelitian Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.

  2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Muamalat Jl Sukowati No. 19 C Salatiga.

  3. Metode Pengumpulan Data

  a. Wawancara Soehartono (2000:67), wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertayaan secara langsung kepada responden oleh peneliti/pewawancara dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Dalam wawancara ini penulis mengajukan pertayaan secara langsung oleh salah satu karyawan di Bank Muamalat Salatiga untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.

  Teknik wawancara (interview) adalah teknik pencairan data atau informasi mendalam yang diajukan kepada responden informan dalam bentuk pertayaan setelah teknik angket dalam bentuk pertayaan lisan (Hikmat, 2001: 79).

  b. Observasi Observasi atau pengamatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, dalam arti sempit pengamatan yang dilakukan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera yang tidak mengajukan pertayaan-pertayaan (Soehartono, 2002:69). Dalam observasi atau pengamatan ini penulis secara langsung datang ke bank untuk mengetahui prosedur yang telah dilakukan.

  Teknik observasi dapat menjelaskan secara luas dan rinci tentang masalah-masalah yang dihadapi karena data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat, dan rinci mengenai keadaan lapangan kegiatan manusia, dan sistem sosial serta konteks tempat kegiatan itu terjaadi (Nasution, 1996:59).

  c. Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegitan, produk keputusan/kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkait dengan penelitian. Kelebihan teknik dokumentasi ini adalah karena data tersedia, siap pakai serta hemat biaya dan tenaga kerja. Menurut (Meleong 1996:91), bahwa dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Penulis juga menggunakan dokumentasi dari bank berupa buku atau catatan.

  4. Teknik Analisis Data

  a. Primer Data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh tentang nasabah yang menggunakan pembiayaan iB Muamalat Multiguna di Bank Muamalat Indonesia b. Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari semua kegiatan yang ada di lingkungan Bank Muamalat Indonesia.

E. Sistematika Penulisan

  3. Jenis-jenis kredit

  2. Pengertian Realiasi

  1. Pengertian prosedur

  c. Prosedur Realisasi Pembiayaan iB Muamalat Multiguna

  6. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

  5. Prinsip-prinsip pemberian kredit

  4. Jaminan kredit

  BAB I Pendahuluan

  a. Latar Belakang Masalah,

  1. Pengertian Pembiayaan

  b. Kerangka Teoritik

  a. Telaah Pustaka

  BAB II Landasan Teori

  d. Metode penelitian, dan e. Sistematika Penulisan.

  c. Tujuan dan kegunaan,

  b. Rumusan Masalah,

  2. Unsur-unsur Pembiayaan

  3. Pengertian pembiayaan iB muamalat multiguna

  d. Pengertian Analisa

  BAB III Laporan Obyek Penelitian

  a. Sejarah berdirinya Bank Muamalat Indonesia

  b. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia

  c. Tujuan di Dirikan Bank Muamalat Indonesia

  d. Struktur Organisasi

  e. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia

  BAB IV Hasil Penelitian

  a. Prosedur analisa pembiayaan iB muamalat multiguna di Bank Muamalat Capem Salatiga.?

  b. Analisa tentang langkah-langkah yag dilakukan oleh Bank Muamalat Capem Salatiga untuk meminimalisir resiko pembiayaan?

  BAB V Penutup

  a. Kesimpulan

  b. Saran Lampiran-lampiran

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

  1. Dalam penelitian yang berjudul analisa ” perubahan angsuran pada pembiayaan multiguna di BTN Syari’ah kantor cabang Semarang oleh Agus Muttaqin” yaitu untuk mengetahui perbedaan pembagian margin dan tambahan denda yang diberikan bank kepada bank bisa terlihat jelas. Dari segi nasabah,

  a. Nasabah adalah pihak yang mendapatkan fasilitas Multiguna BTN syari’ah dari Bank berdasarkan Akad pembiayaan dan perjanjian- perjanjian lainnya yang berkiatan.

  b. Nasabah kolektif adalah adalah nasabah-nasabah dari satu perusahaa/instansi, dimana pembayaran angsuran Multiguna BTN Syari’ah dilakukan secara kolektif yang dipotong dari gaji Nasabah setiap bulannya.

  2. Hayu Kharisma Ningtiyas dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Prosedur Pemberian Kredit Multiguna pada PT. Bank Jati Cabang Batu menjelaskan bahwa:

  a. Prosedur pemberian kredit multiguna PT. Bank Jatim Cabang Batu secara umum baik, karena pihak bank menerapkan sistem kehati- hatian dengan menerapkan prinsip 5 C pada analisa kredit. b. Kebijakan pemberian kredit multiguna pada PT. Bank Jatim Cabang Batu menetapkan kebijakan-kebijakan yaitu: surat pemohonan kredit, plafond kredit, janga waktu dan fasilitas kredit multiguna.

  3. Metania Ulfah dalam penelitian Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Permintaan Kredit Multiguna pada PT Bank Sumut Pusar menjelaskan: a. Pada tahun 2006 hingga tahun 2007 tingkat suku bunga KMG pada

  PT bank sumut Pusat mengalami perubahan dimana pada tahun 2006 tigkat suku bunga sebesar 13% dan tahun tingkat suku bunga 2007 12,5%.

b. Permintaan KMG pada PT Bank Sumut pusat mengalami peningkatan dari bulan Agustus 2006 sampai mei 2007.

  Permintaan KMG pada bulan Agustus 2006 sebesar Rp 1.852.061.485,- kemudian mengalami peningkatan pada bulan September 2006 sebesar Rp.51.219.305,- pada bulan Oktober 2006 sebesar Rp.30.903.128,- pada bulan November 2006 sebesar Rp.27.279.531,- pada bulan Desember 2006 sebesar Rp.26.245.510,- pada bulan Januari 2007 sebesar Rp.1.183.922,- pada bulan Februari 2007 Rp.59.444.971,- pada bulan Maret 2007 sebesar Rp.114.602.233,- pada bulan April 2007 sebesar Rp.131.799.354, dan pada bulan Mei Rp.116.052.547,-.

c. Dari analisis yang dilakukan antara tingkat bunga dan jumlah

  nasabah debitur dengan metode koefisien korelasi sederhana diperoleh hasil yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat bunga dan jumlah nasabah debitur bersifat negatif yang artinya semakin rendah tingkat bunga maka semakin banyak jumlah nasabah yang mengajukan kredit multiguna dan semakin tinggi tingkat bunga maka semakin sedikit jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada PT Bank Sumut Pusat. Dari beberapa penelitian diatas penulis belum menemukan sebuah penelitian yang menganalisis tentang pembiayaan multiguna pada skim murabahah, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul tersebut.

B. Kerangka Teoritik

  1. Pengertian Pembiayaan Salah satu skim fiqih yang paling populer digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-eli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang segarga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20% (Karim, 2010 : 113).

  Jadi singkatnya murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

  Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut (Karim, 2010 : 113). Menurut kasmir, 2004 : 73-94 tentang pembiayaan.

  Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu denan imbalan atau bagi hasil.

  Sedangakan pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya

  Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank konvensioanl dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasilberupa imbalan atau bagi hasil.

  Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan oleh bank adalah berupaya untuk menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut macet. Jika memang masih bisa dibantu, maka bank adalah tindakan menbantu nasabah apakah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhhir bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah.

  2. Unsur-unsur Pembiayaan Adapun unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan

  Adalah suatu keyainan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diberikan kepada bank karena sebelum dana diberikan, bank sudah melakukan penelitian dan penyidikan yang mendalam tentang nasabah untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.

  b. Kesepakatan Di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pembeli kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

  c. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu itu mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

  d. Resiko Faktor resiko kerugan dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan bencana alam. Resiko ini menjdi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

  e. Balas jasa Keutungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bank bagi bak konvensinal. Sedangkan bagi bagi bank yang berdasrkan prinsip syar’ah disebut dengan bagi hasil.

  3. Jenis-jenis pembiayaan

  a. Dilihat dari Segi Kegunaan 1) Pembiayaan investasi

  Adalah kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lama, kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

  2) Pembiayaan modal kerja Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam oprasionalnya. Misalnya kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku atau membayar gaji karyawan.

  b. Dilihar dari Segi Tujuan pembiayaan terdiri dari 1) Pembiayaan produktif

  Kredit yang digunakan ntuk peningkatan usaha atau prduksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasil barang atau jasa. 2) Pembiayaan konsumtif

  Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan oleh seseorang atau badan usaha. c. Dilihar dari Segi Jangka Waktu 1) Short term atau pembiayaan jangka pendek

  Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 2) Intermediate term atau pembiayaan jangka menegah

  Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu 1 tahun sampai 3 tahn dan biasanya digunakan untuk modal kerja. 3) Long term atau pembiayaan jangka panjang

  Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun, biasanya diberikan untuk investasi jangka panjang misalnya untuk perkebunan kelapa sawit atau perkebunan teh dan juga dapat diberikan untuk kredit konsumtif misalnya pembelian rumah. 4) Demand loan atau call loan

  Adalah suatu bentuk pembiayaan yang setiap waktu dapat diminta kembali.

  d. Dilihat dari Segi Jaminan 1) Kredit dengan jaminan Kredit ini merupkan kredit yang diberikan dengan jaminan.

  Jamianan tersebt bisa berbentuk barang berwujud dan barang tidak berwujud.

  2) Kredit tanpa jaminan Kredit jenis ini diberikan denga melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

  e. Jenis pembiayaan menurut Sektor Ekonomi Adapun jenis-jenis pembiayaan menurut sector ekonomi dibagi menjadi beberapa macam diantaranya adalah: 1) Sector pertanian, perburuhan dan sarana pertanian

  Sektor ini meliputi usaha-usaha dibidang pertanian dalam art luas, usaha-usaha dibidang perburuan binatang dan usaha dibidang sarana pertania. 2) Sektor pertambangan

  Sektor ini meliputi usaha-usah penggalian dan pengumpulan bahan-bahan tambang dalam bentuk padat, cair dan gas.

  3) Sektor perindustrian Sektor ini meliputi kegiatan untuk mengubah bentuk, pengoahan baik secara mekanis, maupun secara kimiawi dari bahan menjadi barang yang baru dikerjakan oleh mesin.

  f. Jenis Pembiayaan Menurut Sifat Pembiayaan menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah: 1) Pembiayaan atas dasar transaksi satu kali 2) Pembiayaan atas dasar tranaksi berulang

  3) Pembiayaan atas plafond terikat 4) Pembiayaan atas dasar palfond terbuka 5) Pembiayaan atas dasar penurunan plafond secara berangsur- angsur.

  g. Jenis pembiayaan yang disalurkan menurut bentuk Jenis pembiayaan yang disalurkan menurut bentuk ini dibagi menjadi dua macam yaitu: 1) Cash Loan adalah pinjaman uangtunai yang diberikan kepada custumernya, sehingga dalam pemberian fasilitas cash loan ini bank telah menyediakan dana yang dapat digunakan oleh custumer berdasarkan ketentuan yang ada dalam akad pembiayaan. 2) Non Cash Loan adalah fasilitas yang diberikan kepada custumernya tetapi bank belm mengeluarkan uang tunai atas fasilitas tersebut. Dalam failitas yang diberikan ini bank bar menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban custumer kepada pihak lain atau pihak ketiga.

  h. Jenis Pembiayaan Menurut Sumber Dana 1) Pemiayaan dengan dana sendiri 2) Pembiayaan dengan dana bersama-sama 3) Pembiayaan dengan dana dari luar negeri i. Jenis Pembiayaan Menurut Wewenang Pemutusan Dilihat dari sudut wewenang pemutusannya, maka pembiayaan dibedakan atas wewenang wilayah, wewenang cabang, dan wewenang kantor pusat.

  4. Jaminan pembiayaan Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi melindungi bank dari krugian. Bank dapat mempergunakan atau menjual jaminan kredit untuk menutupi kredit apabila kredit yang diberikan macet. Yang paling penting dalam jaminan kredit adalah mengikat nasabah untuk segera melunasi utang-utangnya nasabah akan terikat dengan bank mengingat jaminan kredit akan disita oleh bank apabila nasabah tidak mampu membayar. Dalam praktiknya yang dapat dijadikan aminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut: a. Jaminan dengan barang-barang seperti:

  1) Tanah 2) Bangunan 3) Kendaran bermotor 4) Mesin-mesin /peralatan 5) Barang dagangan 6) Tanaman /kebun /sawah 7) Dan barang-barang yang lainnya

  b. Jaminan surat berharga seperti: 1) Sertifikat saham

  2) Sertifikat obligasi 3) Sertifikat tanah 4) Sertifikat deposito 5) Dan surat berharga lainnya

  c. Jaminan orang atau perusahaan Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorng atau perusahaan kepada bank terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit mengalami kemacetan maka orang atau perusahaan yang memberikan jaminan itulah yang diminta pertanggungjawabannya atau menanggung resikonya.

  d. Jaminan asuransi Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, seperti kendaraan, gedung dan lainnya. Apabila terjadi kehilangan atau kebakaran, maka pihak asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut.

  5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Jamianan kredit yang diberikan kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untk melindungi kredit yang macet akibat sutu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka funsi kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam pemberian kredit bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar.

  Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analisis 7 P dan studi kelayakan.

  Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Character

  Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, siifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.

  b. Capacity Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.

  c. Capital Capital adalah usaha mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

  d. Colleteral Jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersedia fisik maupun non fisik. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang.

  Sedangkan penilaian 7 P kredit sebagai berikut:

  a. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

  b. Party Adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank.

  c. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang dinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam misalnya untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan. d. Prospect Adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak. Jika suatu fasilitas kreit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, maka bank dan nasabah akan mengalami kerugian.

  e. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi dengan sektor yang lainnya.

  f. Profitability Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat.

  g. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank melalui suatu perlindungan.

  6. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, secara garis besar fungsi pembiayaan didalam perekonomian, perdagangan dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang Para penabung menyimpan uangnya dilembaga keuangan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaanya oleh lembaga keuangan. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas/memperbesar usahanya.

  b. Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa/minyak goring.

  Peningkatan utility padi menjadi beras, benang menjadi tekstil dan sebagainya.

  c. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening Koran, pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cheque, giro bilyet, wesel, promes dan sebagainya.

  d. Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu selalu berusaha memenuhi kebutuhannya.

  Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat. Akan tetapi, peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan.

  e. Pembiayaan sebagai alat stabilisasi ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang ssehat langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain: 1) Pengendalian inflasi 2) Peningkatan ekspor 3) Rehabilitasi sarana 4) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.

  f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan Nasional Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembangkan ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus.

  g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi Internasional Lembaga pembiayaan tidak saja bergerak didalam negeri saja, tetapi juga diluar negeri. Beberapa Negara kaya minyak yang telah sedemikian maju organisasi dan system perbankannya telah melebarkan sayap perbankannya ke seluruh pelosok dunia. Lalu lintas pembayaran internasional pada dasarnya berjalan lancar bila disertai dengan kegiatan pembiayaan yang sifatnya internasional.

  7. Prosedur Realisasi Pembiayaan

  a. Pengertian prosedur Menurut Kamarudin (1992 : 836-837) “Prosedur adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi”.

  Prosedur menurut Ismail Masya (1994 : 74) mengatakan bahwa suatu rangkaiantugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang- ulang.

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan wktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

  b. Pengertian Realiasasi Dahlan (2003 : 978) Realisasi adalah pelaksanaan sesuatu sehingga menjadi nyata. Sedangkan Ali Hasan (2008 : 239) pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan.

  c. Pengertian pembiayaan iB muamalat multiguna Pembiayaan iB Muamalat Multiguna adalah fasilitas pembiayaan konsumer berdasarkan akad murabahah/ akad ijarah multijasa/ akad kafalah yang didukung oleh jaminan atau agunan.

  d. Pengertian Analisa Menurut kamus Akuntasi Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kodisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.

  Menurut Komaruddin Analisa adalah kegiatan berfikir untuk meguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fugsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu

  BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari loka karya “Bunga Bank dan Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak K.H. Hasan Bahri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk merealisasikan pendirian Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk suatu Kelompok Kerja (POKJA) untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tim POKJA ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak Dr.

  Ir. M. Amin Azis.

  Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management Development Program (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang di bawah Ketua Drs. Karnaen Perwatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam.

  Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No.34). Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar.

  Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menenm modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November 1991 diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992. Pada hari Jum’at, 27 Syawal 1412

  H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta.

  Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang sebagai Bank Syari’ah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada saat Indonesia dilanda krisis moneter, sektor Perbankan Nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Pada tahun 1998, Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.

  Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 sampai 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat karena berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba dari upaya dan dedikasi setiap Pegawai Muamalat, ditunjang oleh kepemipinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syari’ah secara murni.

  B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia

1. Visi

  Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

  2. Misi Menjadi role model Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder.

  C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia

  1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui:

  a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha

  b. Meningkatkan kesempatan kerja

  c. Meningkatkan penghasilan masyarakat

  2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba.

  3. Mengembangkan lembaga bank dan system Perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat antara lain memperluas jaringan lembaga Perbankan ke daerah-daerah terpencil.

  4. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

C. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu

  Salatiga

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN KONSUMTIF STUDI KASUS PADA P.T. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG MEDAN

1 79 11

PELAKSANAAN TABUNGAN SAHABAT PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU LUMAJANG TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN TABUNGAN SAHABAT PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU LUMAJANG - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 1 76

STRATEGI PEMASARAN PRODUK FUNDING DI BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR - STRATEGI PEMASARAN PRODUK FUNDING DI BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU MAGELANG - Test Repository

0 3 91

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN DI BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

0 1 81

ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA - Test Repository

0 0 93

IMPLEMENTASI AKAD AL-MUSYARAKAH WAL IJARAH PADA PEMBIAYAAN KONGSI PEMILIKAN RAKYAT SYARIAH (KPRS) DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU SALATIGA

0 0 15

ANALISIS PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB PEMBELIAN DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB PEMBELIAN DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SA

0 0 103

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SOLO TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SOLO - Tes

1 1 91

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 0 75