NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PELATIHAN SENI KARAWITAN DI SDN GEBUGAN 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG 2018 - Test Repository

  

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI KARAWITAN

DI SDN GEBUGAN 01 KECAMATAN BERGAS

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

  Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  Oleh : Muhamad Lilik Nur Arifin

  115-13-028

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI KARAWITAN

DI SDN GEBUGAN 01 KECAMATAN BERGAS

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

  Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  Oleh : Muhamad Lilik Nur Arifin

  115-13-028

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTTO ... “ alam raya sekolahku semua orang itu guru” ....

  PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan : 1. Kepada almarhum ayahanda Bamabng Sri Widodo dan Ibunda Siti Hidayah, yaang tak pernah lelah untuk mmperjuangkan serta mendidik putranya setinggi-tingginya.

  2. Kepada almarhum simbah Hadi Sugito dan simbah Ki Sunardi Hadii Sunarto yang senantiasa mendidik cucu-cucunya dengan pituturluhurnya.

  3. Kepada Penyemangatku Marliana Darani yang selalu mensupport dan menemani penulis dalam proses penulisan Skripsi ini.

  4. Kepada teman-temanku, sahabat-sahabatku, dan juga segenap anggota grup Seni Karawitan WSB PGMI yang senantiasa mendukung serta mendukung serta memberikan solusi kepada penulis.

  5. SDN Gebugan 01 yang telah membantu dalam penyempurnaan penulisan Skripsi.

  6. Kepada semua guru dan dosen-dosenku yang telah memberikan ilmunya.

  7. Dan terkhususnya untuk almamater tercinta INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI Salatiga yang akan selalu terkenang.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidahyah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti- nantikan syafa’atnya diahirat nanti.

  Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi energi dan penggunaanya menggunakan metode pembelajaran kooperatif jigsaw pada siswa kelas IV semester II MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan, Kabupaten Temanggung tahun p elajaran 2017/2018.” Ini, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI 4.

  Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing Akademik yang telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang meluangkan waktu untuk bimbingan akademik, dengan penuh kesabaran.

  5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.

  6. Bapak, Ibu Dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.

  Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada saya.

  8. Ibu Juriyahselaku kepala sekolah SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  9. Kepada almarhum ayahanda Bamabng Sri Widodo dan Ibunda Siti Hidayah, yaang tak pernah lelah untuk mmperjuangkan serta mendidik putranya setinggi-tingginya.

  Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

  Salatiga, 28 Agustus 2018 Penulis

  

ABSTRAK

  Arifin, Muhamad Lilik Nur. 2018. Nilai-Nilai Karakter ddalam Pelatihan Seni

  Karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2018. Program Studi Pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut

  Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M. Pd.

  Kata Kunci : Karakter, Seni Karawitan

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan seni karawitan dan nilai-niliai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2018. Dengan rumusan masalah 1) Bagaimana pendidikan karakter di SDN Gebugan 01. 2) Bagaimana pelatihan seni karawitan di SDN Gebuggan 01. 3) Apa saja nilai- nilai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01, untuk menjawab pertanyaan terseebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif (Qualitative).

  Penelitian kualitatif dilaksanakan dengan cara pengamat menjadi instrumen aktif yang terjun kelapangan untuk mencari data. Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah pra-lapangan untuk menyiapkan instrumen dan menggali data awal, kemudian peneliti terjun kelapangan untuk melakukan pengamatan, dan jika data yang diperluka sudah terkumpul peneliti melakukan analisis data. Dalam penelitian ini peneliti menjadi instrumen aktif di lapangan.

  Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini 1) pendidikan karakter di SDN Gebuga 01 di integrasikan kedalam beberapa program kegiatan sekolah, diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan budaya sekolah. 2) pelaksanaan pelatihan senikarawitan di SDN Gebugan 01 dilaksanakan dalam bentuk kegitan ekstrakulikuler yang dilaksanakan setiap hari sabtu setelah pembelajaran formal selesai. 3) nilai-nnilai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN Gbeugan 01 meliputi nilai-nilai karakter mengenai kedisiplinan, bertanggung jawab, toleransi, kekompakan, kewibawaan,kebijaksanaan, dan lain-lainnya.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI..................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................... vi MOTTO DAN PERDEMBAHAN ........................................................ vii KATA PENGANTAR ............................................................................ viii ABSTRAK .............................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 D. Manfaar Penelitian ...................................................................... 8 E. Penegasan Istilah ......................................................................... 9 F. Sistematika Penulisan.................................................................. 10 BAB II LANDASA TEORI A. Pengertian Karakter ..................................................................... 12 1. Karakter ................................................................................. 12 2. Nilai-nilai Karakter ............................................................... 16 3. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter ............................ 20

  B.

  Pengembangan Karakter Siswa .................................................. 21 C. Model dan Strategi Karakter Berbasis Seni ................................ 26

  Pengembangan Karakter Melalui Seni Karawitan ..................... 29 1.

  Pengertian Karawitan ............................................................ 29 2. Pola Pembelajaran Seni Karawitan ....................................... 29 3. Gendhing ............................................................................... 31 4. Laras dan titi laras ................................................................. 31 5. Irama ..................................................................................... 34

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 42 C. Sumber Data ................................................................................ 43 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44 E. Analisis Data ............................................................................... 45 F. Pengecekan Keabsaha Temuan ................................................... 48 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Kondisi Umum SDN Gebugan 01............................................... 51 1. Letak Geografis ..................................................................... 51 2. Sejarah singkat berdirinya SDN Gebugan 01 ....................... 52 3. Tata Tertib Sekolah ............................................................... 52 4. Profil Sekolah ........................................................................ 55 5. Ciri Khas dan Keunggulan .................................................... 58 6. Daftar Guru ........................................................................... 59

  7. Daftar Prestasi Guru dan Siswa............................................. 60 B. Analisis Data ............................................................................... 63

  Pendidikan Karakter di SDN Gebugan 01 ............................ 63 2. Pelatihan Seni Kaarawitan di SDN Gebugan 01 ................... 66 3. Nilai Karakter dalam Pelatihan Seni Karawitan. .................. 67

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 72 B. Saran ............................................................................................ 74 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 76 LAMPIRAN ............................................................................................ 77

  DAFTAR TABEL 1.

Tabel 3.1 Nilai-nilai Karakter 2.Tabel 4.1.1 daftar Guru dan Staf Karyawan

  3. Tabel 4.1.2. Prestasi Belajar Siswa

  4. Tabel 4.1.3. Prestasi Siswa Dlam Bidang Akademik 5.

Tabel 4.1.4. Prestasi Siswa Dlam Bidang Olahraga 6.Tabel 4.1.5. Prestasi Siswa Dlam Bidang Kesenian 7.Tabel 4.1.6. Prestasi Guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter adalah potret diri sesorang yang sesungguhnya. Setiap orang

  memiliki karakter dan itu bisa menggambarkan diri sesorang yang sebenarnya apakah baik atau buruk. Karakter merupakan apa yang dilakukan sesorang ketika tidak ada yang memperhatikan orang tersebut. Karakter diartikan sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas dari setiap individu untuk menjalani hidup dan berkerjasama. Karakter merupakan watak seseorang yang dapat berubah, kendati watak mengandung unsur bawaan (Personality Internal). Namun watak atau karakter dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan dari setiap akibat yang diperbuat dari keputusannya. Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersbut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu, serta merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.

  Dalam konteks ini, karakter sangat erat kaitannya dengan personality atau kepribadian sseorang. Adapua yang mengartikan karakter sebagai identitas Fasli Jalal menyebutkan bahwa karakter adalah nilai-nilai khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berbuat baik, dan berdampak terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terejawentah dalam perilaku (Fadlillah, 2013: 21).

  Ahli pemdidikan nilai Darmiyati Zuchdi (2008) memaknai watak (karakter) sebagai seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebijaksanaan, dan kematangan moral seseorang (Adisusilo, 2013: 77). Berbicara soal karakter, maka perlu disimak apa yang ada dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Pasal 3, yng menyebutkan: “Pendidikan Nasional berfungsi mngembangkan kemampuan dan membentu karakter serta peradapan bangsa yan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,...” (Adisusilo, 2013: 76). Fungsi Pendidikan Nasional adalah memelihara nilai-nilai yang ada dalam masyarakat agar tetap dilestarikan, sebagai sarana mengembangkan masyarakat agar menjadi lebih baik dan upaya mengembangkan sumber daya manusia agar potensi individu bisa berkembang menjadi manusia yang berbudi pekerti.

  Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbingng kepada yang belum dewasa untuk mencapai atau pembimbing. Sedangkan manusia yang belum dewasa ialah siswa atau yang dibimbing. Dengan demikian, proses pendidikan dimaksudkan untuk membimbing dan mendewasakan siswa (Fadlillah, 2013: 18). Sedangkan pendidikan merupakan proses penyempurnaan dan pembimbingna diri yang dilaksanakan secara terus menerus. Hal ini karena pada dasarnya manusia memiliki kekurangan dan keterbatasan, maka untuk mengembangkan diri serta melengkapi kekurangan dan keterbatasannya manusia berproses melalui proses pendidikan. Pada hakikatnya siswa adalah makhluk yang unik, karena siswa merupakan makhluk berkarakter yang memiliki ciri khasnya masing- masing dan berbeda-beda. Dalam hal ini siswa memiliki ciri khas yang menjadi identitas masing-masing, yang ditujukan dengan perbedaan karakter setiap individunya. Perbedaan karakter siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi latar belakang setiap individunya. Hal-hal yang melatar belakanginya dapat dilihat dari beberapa faktor internal atau seperti prbedaan dari segi intelegensi setiap individunya,

  personalitinya,

  minat bakatnya, hobi, sifat, dan perilakunya. Dan dari beberapa hal sebagai berikut, ialah faktor latar belakang sosial, budaya, ekkonomi, dan lingkungan hidupnya.

  Selain hal-hal tersebut, perlu diperhatikan juga bahwa setiap siswa memiliki cara serta waktunya masing-masing dalam pertumbuhan dan pmbimbing atau guru harus memperhatikan sera memahami perbedaan- perbedaan tersebut dalam pengembangan karakter siswanya, maka seorang guru sebagai pembimbing sangat penting memperhatikan hal-hal tersebut supaya dapat memnyesuaikan dengan cara dan waktu masing-masing siswa. oleh karen itu, guru sebagai pembimbing dalam proses pengembangan karakter siswa perlu memahami dan memperhattikan segala cara guna menyampaikan serta mengirimkan peesan pesan kepada siswa dan pesan yang disampaikan serta dikirim oleh guru dapat diterima siswanya. Sebagai seorang guru juga perlu memilih dan mempertimbangkan secara tepat, cara dan alat yang akan digunakan dalam penyampaian serta mengirimkan pesan kepada siswa, sebagai cara dan alat yang tepat dalam pengembangan karakter.

  Berbagai cara dan alat dapat digunakan, namun cara dan alat yang akan digunakan dalam menyampaikan serta mengirimkan pesan perlu diperhatikan karena cara dan alat tersebut merupkan sarana pilihan dalam menyampaikan serta mengirimkan pesan dari pembimbing atau guru yang diberikan dan diterima oleh siswanya atau yang dibimbing, supaya pesan yang disampaikan dapat diterima dan mudah ditlaah oleh siswanya.

  Sebagai pembimbing atau guru perlu mengetahui perbedaan setiap siswa, yang pada umumnya siswa disekolah memiliki, kebiasaan, sifat, serta karakter yang kurang lebih hampir sama. Agar pengembangan karakter tersebut dapat mencapai suatu keberhasilan dan tujuan yang ingin dicapai mempertimbangkan dalam pemilihan alat yang akan digunakan sebagai sarana yang tepat guna pengembangan karakter siswa.

  SDN Gebugan 01 merupakan salah satu sekolah yang maju di Desa Gebugan. Dan SDN Gebugan 01 berdiri dilokasi yang cukup strategis.

  SDN Gebugan 01 seperti SD lain pada umumnya, SD ini memiliki fasilitas sarana prasarana yang cukup memadai. Salah satu fasilitas unggulan yang difasilitaskan untuk siswa dalam pengembangan karakter serta meningkatkan potensi siswa SDN Gebugan 01 adalah seperangkat gangsa atau instrumen gamelan berlaras pelog yang cukup lengkap dan merupakan dasilitas diperuntukan dalam pengembangan karakter siswanya. Hasil wawancara dengan Ibu Jumriyah selaku Ibu Kepala Sekolah di SDN Gebugan 01 (Senin, 13 November 2017) menyatakan bahwa “ instrumen gamelan atau gangsa diadakan sebagai fasilitas sekolah yang diperuntukkan para siswa sebagai sarana pengembangan karakter dan meningkatkan kemampuan serta potensi siswa, instrument gamelan atau gangsa dipiih sebagi sarana pengembangan karakter dan difasilitaskan kepada sisa melalui pertimbangan-pertimbangan yang mana Ibu Kepala Sekolah dan guru-guru menilik pada potensi budaya lokal yang ada dilingkungan SDN Gebugan 01. Potensi budaya lokal yang ada disekitar lingkungan sekolah ialah Kelompok Seni Karawitan yang bernama “Laras Kedhaton” dan Kesenian Kuda Lumping yang bernama “Turonggo Welit Kridho Mudho” yang menjadi icon kesenian lokal di Desa Gebugan.

  Namun hasil pengamatan, peneliti menemukan beberapa kendala dalam pengembangan karakter siswa. salah satu kendala yang ditemukan adalah kurangnya tenaga kerja yang mampu untuk mengampu serta membimbing pelatihan seni karawitan tersebut. Dengen temuan dari hasil pengamatan peneliti tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian di SDN Gebugan

  01 Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang guna mengetahui pengembangan karakter siswa di SDN Gebugan 01 melalui Pelatihan Seni Karawitan. Menurut peneliti, Seni Karawitan merupakan satu kesenian yang mengajarkan ilmu budaya dan seni karawitan merupakan kesenian yang mengandung nilai-nilai historis dan filosofis khususnya di tanah Jawa. Seni Karawitan merupakan salah satu kesenian yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan budaya yang luhur. Yang mana melalui seni karawitan, guru dapat mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter sosial dan budaya seperti; etika, sikap disiplin, sikap tanggung jawab, bijaksana, toleransi, dan sikap berwibawa sebagai makhluk sosial budaya. Brdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melaksanakan penelitian di SDN Gebugan 01 dengan judul

  “NILAI-NILAI KARAKTER DALAM

PELATIHAN SENI KARAWITAN DI SDN GEBUAGAN 01

KECAMA TAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan identifikai masalah dari latar belakang masalah diatas dapat 1.

  Bagaimana pendidikan karakter di SDN Gebugan 01? 2. Bagaimana pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01? 3. Apa saja nilai-nilai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN

  Gebugan 01? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini, sebagai dasar pengembangan karakter siswa Sekolah Dasar serta merupakan upaya untuk mencapai suatu keberhasilan yang ingin dicapai. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini: 1.

  Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter di SDN Gebugan 01.

2. Guna memperoleh data dan mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01.

  3. Guna memperoleh data empiris terkait nilai-nilai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Secara Teoritis meningkatkan potensi siswa SDN Gebugan 01 melalui pelatihan seni karawitan dan menjadi sumbangan pemikiran untuk SDN Gebugan 01.

2. Secara Praktis

  a) Bagi peneliti aadalah untuk belajar dan memahami tugas berat sebagai seorang guru atau endidik sekaligus dapat mengetahui perkembangan karakter siswa melalui pelatihan seni karawitan dan dapat mempersiapkan diri untuk menjdi calon guru atau pendidik yang profesional serta guna menambah pengalaman dan wawasan.

  b) Bagi guru adalah mengetahui serta memahami perbedaan karakter siswa serta guru dapat memilih cara dan alat yang tepat untuk mengembangkan karakter siswa. dan pelatihan seni karawitan dapat digunakan sebagai cara dan alat pilihan dalam upaya pengembangan karakter serta meningkatkan potensi siswa.

  c) Bagi siswa adalah melalui pelatihan seni karawitan dapat mengembangkan karakter dan meningkatkan kemampuan serta potensi siswa sebagai makhluk sosial budaya.

  d) Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka mengembangkan karakter siswa dan meningkatkan potensi siswa dan menjadi kegiatan kulikuler cinta budaya ddi sekolah.

E. Penegasan Istilah 1. Karakter

  tabiat, dan kbiasaan. Pengertian ini sejalan dengan Pusat Bahasa Diknas yang mengartikan karakter sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tempramen, dan watak (Fadlillah, 2013: 20-21). Pendidikan karakter menurut Ratns Megawangi, seebagaiman yang dikutip dari Darma Kusuma, yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak- anak agar mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan konstruksi positif kepada masyarakat. Definisi lain dari Fakry Gaffar, pendidikan kaarakteradalah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam kehidupan seseorang itu (Wiyani,2013: 26).

2. Seni Karawitan

  Karawitan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan alunan musik gmelan yang halus. Seni karawitan bisa digunakan untuk mengiringi berbagai bentuk seni, misal seni suara, tari, dan drama (Bayuadhy, 2015: 138).

  Supanggah (2002: 5) menyatakan banyak orang memaknai karawitan berangkat dari dasar kata yang digunakannya, yaitu rawit yang berarti kecil, halus atau rumit (refine subtil, ophisticated). Bertolak dari pengertianitu tidak mengherankan bila karawitan kemudian dapat yang memiliki karakter yang halus, kecil, rumit, dan sejenisnya.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis menguraikan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Pada Bab I membahas tentang latar bellakang masalah,

  rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II ini berisikan kajian pustaka tentang

  pendidikan karakter, konsep penddidikan karakter, nilai nilai pendidikan karkter, pentingnya pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, strategi dan model pendidikan karakter, dan pendidikan karakter melalui seni.

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III ini peneliti memuat pembahasan tentang

  pelaksanaan penelitian meliputi; jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

  Pad Bab IV ini penulis memuat tentang paparan dan analisis data temuan dari hasil penelitian yang mendeskriptifkan Pengembangan Karakter Siswa melalui Pelatihan Seni Karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

BAB V : PENUTUP Pada Bab v ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Karakter a. Karakter Dalam bukunya Mulyasa (2013: 3) mengemukakan bahwa

  karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokoskan pada bagaimana menerapkan nilai- nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehai-hari (Adisusilo, 2012: 76).

  Senada dengan tujuan pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencedaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Yamuni, 2014: 5).

  Dengan demikian pengembangan karakter merupakan cara untuk meningkatkan dan mengembangkan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat kepada orang lain, dan nilai karankter mulia yang lainnya Fasli Jalal menyebutkan bahwa karakter adalah nilai-nilai khas baik ( tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berbuat baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terejawentah dalam perilaku (Fadlillah, 2013: 21).

  Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) berasal dari Bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave” (Ryan and Bohlin, 1999: 5). Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214). Dalam Kamus

  Bahasa Indonesia

  kata “karakter” diartikan dengan tabiat, sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga juga bisa berarti huruf, angka, ruang, simbul khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682).

  Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Dengan makna seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak lahir (Koesoema, 2007: 80). beberapa para ahli sebagai berikut:

  1) Thomas Lickona. Menurutnya karakter adalah “A

  reliable inner disposition to respond to situation in morally good way

  ”. Selanjutnya Lickona m enambahkan, “Character so conceived has three intrrelatied part: moral knowing, mral feeling, and behavior” (Lickona, 1991: 51). Menurut Lickona, karakter ter mulia (good character ) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar melakukan kebaikan. Dengankata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pemikiran (cognitived), perasaan (affectivies), dan perilaku (behavior) yang sudah menjadi kebiasaan (habits) (Zuchdi, 2003: 15- 16). 2)

  Suyyanto (2010) karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan berkerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setap akibat dari keputussan yang ia buat. Sementara, pendidikan melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, lanjut Suyanto, seorang anak akan menjadi crdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong msa depan, karena seorang anak akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik.

  3) Tadkirotun Musfiroh (2008) memandang karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku

  (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan (skills) (Wibowo, 2012: 33-34).

  4) Kemendiknas dalam Wibowo (2012: 35), karater adalah watak, tabiat, atau kepriadian sseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan diigunakan sebagai landasan untuk cara pandang berpikir, dan sikap bertindak. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai- nilai tersebutt dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yag religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.

  Beberapa definisi karakter sebagaimana diuraikan diatas memang memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga menyebabkan definisi yang berbeda pula. Meski demikian, dari berbagai definisi itu terdapat kesamaan bahwa karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang ynag menyebabkan orang tersebut disifati.

b. Nilai-nilai Karakter

  Soekarno dalam bukunya Muslich (2011: 79) mengungkapkan bahwa nilai-nilai karakter yang perlu diajarkan pada anak mliputi kejujuran, loyalitas, dan dapat diandalkan, hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas, baik hati dan pertemanan, keberanian, kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin diri, kesetiaan dan kemurnian, kwadilan dan kasih sayang.

  Zuchdi (2011: 251-252) menjelaskan bahwa setiapp manusia yang lahir di dunia telah dibekali hati nurani yang mengandung nilai-nilai universal. Mohammed (1995) mengemukakan bahwa setiap manusia memiliki fitrah, yaitu poteni dasar manusia yang terkait dengan keyakinan yang meliputu nilai- lingkungannya. Fitrah juga dapat diartikan sebagai sifat dasar manusia berupa kyakinan akan adanya tuhan dan keinginan untuk menyembah Tuhan.

  Dengan demikian pada dasarnya setiap manusia sudah memiliki sifat-sifat dasar tentang kebaikan. Ary Ginanjar Agustian dalam Zuchdi (2009: 48) mengemukakan tujuh nilai utama yang sekaligus menjadi tujuh budi utama, yaitu; jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Zuchdi (2009: 113) mengemukakan bahwa terdapat 16 nilai-nilai target pendidikan, antara lain taat beribadah, jujur, bertanggung jae=wab, disiplin, memiliki etos kerja, mandiri sinegris, kritis, kreatif dan inovatif, visioner, kasih sayang dan peduli, ikhlas, adil, sederhana, nasionalisme, dan internasionalisme. Hasan, dkk (2010: 10), mengemukakan 18 nilai-nilai penidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratid, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

  Senada dengan Daryanto (2013: 70) menjelaskan bahwa nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah

Tabel 2.1 Nilai-nilai Karakter.

  No. Sikap Deskripsi Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

  1 Religius pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

  Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

  

2 Jujur orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

  

3 Toleransi suku, etnis, pendapat, sikap, dan

tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Tindakan yang menunjukkan

  

4 Disiplin perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

  Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi

  

5 Kerja Keras berbagai hambatan belajar dan

tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

  6 Kreatif baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Sikap dan perilaku yang tidak

  

7 Mandiri mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

  Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

  8 Demokratis dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

  

9 Rasa Ingin Tahu mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

  Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

  

10 Semangat Kebangsaan kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cara berpikir, bertindak, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

  

11 Cinta Tanah Air penghargaan yang tinggi terhadap

bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan polotik bangsa.

  Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna

  12 Menghargai Prestasi bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

  Tindakan yang memperlihatkan

13 Bersahabat/Komunikatif rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

  Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan oranglain merasa senang dan aman atas

  14 Cinta Damai kehadiran dirinya. Diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, social, dan budaya), negara.

  Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

  15 Gemar Membaca yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

  16 Peduli Lingkungan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam.

  Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

  17 Peduli Sosial lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

  18 Tanggung Jawab lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.

c. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter

  Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriot, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan YME berdasrkan pancasila.

  Sri Narwati (2011: 17) mengatakan bahwa tujuan pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma, dkk adalah: 1)

  Memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai- nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah.

  2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai ynag dikembangkan sekolah.

  3) Membangun karakter yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

  Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan disekolah yang mengarah pada pencapaian pengembangan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar ompetensi lulusan.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat pengembangan karakter siswa adalah agar manusia memiliki sehari-hari dilingkungan sekolah, dirumah, maupun di masyarakat.

2. Pengembangan Karakter dalam setting Sekolah

  Sallis dalam Zuchdi (2012: 47) mengungkapkan bahwa perubahan kultur diperlukan agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

  Penddekatan kultur dapat membentuk keyakinan, kepercayaan, dan kebanggaan akan kualitas suatu jinerja. Dengan pendekatan ini akan terbentuklah karakter manusia yang terlibat dalam suatu organisasi, termasuk organisasi intuisi pendidikan formal yang disebut sekolah.

  Pembentukan karakter tersebut melalui internalisasi nilai-nilai, norma, dan sikap, seta kebiasaan yang bersifat positif.

  Kemendiknas dalam Wibowo (2015: 83) menambahkan bahwa pendidikan harus membangun kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan tepat diri dan bangsanya hidup (geografis), nilai yang hidup di masyarakat (antrolologi), sistem sosial yang berlaku dan berkembang (sosiologi), sistem ketata negaraan, pemerintah, da politik (ketatanegaraan/politik/kewarganegaraan), ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya trobossan kurikulum beberapa pengembaga nilai-nilai yang menjadi dasar bagipendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang demikian, nilai dan karakter yang dikembangkan pada diripeserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia. pendidikan budi pekerti. Paul Suparno, dkk (2015: 89-91) Menyatakan bahwa, akan ditawarkan empat cara penyampaian yang disebut penyampaian pendidikan budi pekertidisekolah, yaitu; a) Model sebagai Mata Pelajaran tersenndiri. Disamping sebagai mata pelajaran tersendiri seperti bidang studi yang lain, b) Model Terintegrasi dalam semua Bidang Studi. Disamping secara terintegrasi dalam semua bidang, guru dapat memilih nilai-nilai yang akan ditanamkan melalui beberapa pokok atau subpokok bahasan yang berkaitan dengan nilainilai hidup, c) Model di Luar Pengajaran. Penanaman nilai dengan model ini lebih mengutamakan pengolahan dan penanaman nilai melalui suatu kegiatan untuk dibahas dan dikupas nilai-nilai hidupnya. Model ini dapat dilaksanakan oleh guru sekolah yang bersangkutan yang mendapat sampiran tugas tersbut atau dipercayakan pada lembaga diluar sekolah untuk melaksanakannya, dan d) model Gabungan. Model gabungan berarti menggunakan gabungan berarti menggunakan gabunga antara model terintegrasi dan model diliuar pelajaran. Penanaman nilai ini dilakukan melalui pengakaran formal terintegrasi bersamaan dengan kegiatan di luar pelajaran. Model ini dapat dilakukan, baik dalam kerjasama dengan tim oleh guru maupun dalam kerjasama dengan pihak luar sekolah.

  Sejalan dengan uraian diatas, Kemendiknas dalam Wibowo (2015: 84-95) menambahkan bahwa dengan prinsip ini, peserta didik melalui untuk mengembangkan kemampuan pesera didik dalam melakukan kegiatan siswa dan mendorong peserta didik untuk melibatkan diri sendiri sebagai makhluk sosial. Adapun model pengintegrasian pendidikan karakter disekolah dilakukan degan beberapa cara yaitu: 1.

  Integrasi dalam Program Pengembangan Diri Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik dalam program pengembangan diri, dapat dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari- hari di sekolah, diataranya melalui hal-hal berikut: a)

  Kegiatan Rutin Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan anak didik secara terus meerus dan konsisten setiap saat. Contoh pada kegiatan upacara bendera pada hari besar kenegaraan atau upacara bendera paga hari senin.

  b) Kegiatan Spontan

  Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peseerta didik, dan harus di koreksi pada saat itu juga.

  Keteladanan Keteladanan adalah perilaku atau sikap guru dan teaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik, sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peseerta didik untuk mencontohnya.

  d) Pengondisian

  Untuk medukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan.

  Misalnya, toileet yang selalu dibersihkan, bak sampah ada diberbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

2. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran

  Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat diintegrasikan dalam setiap pokok bahasann dari mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pegembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditmepuh melalui cara-cara berikut ini: a) Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetendi

  Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menetukan tercantum itu sudah cukup didalamnya; b)

  Menggunakan tabel 1 yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;

  c) Mmencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel 1 itu kedalam silabus; d)

  Mencantumkan nilai-nilai yng sudah tertera dalam silabus kedalam RPP; e)

  Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukannya dalam perilaku yang sesuai, dan; f)

  Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkan dalam perilaku.

3. Pengintegrasian dalam Budaya Sekolah

  Menurut Kemendiknas (2010: 19) budaya sekolah merupakan suasan kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi, baik dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antara aggota kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok antar kelompok terkait oleh berbagai aturan, norma, Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, rasa kebangsaan, da tanggungjawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah. Pengembangan nilai- nilai pendidikan karakter dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, gur, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.

3. Model dan Strategi Pengembngan Karakter berbasis Seni

  Menurut Zuchdi (2011: 177-179) model merupakan suatu gambaran dan pola bagaimana proses pendidikan karakter dilaksanakan. Model diawali dengan menentukan dan mendeskripsikan sasaran dan target yang akan dicapai, yang bersifat memiliki makna (meaningfull), dapat diukur (measurable) dan berkelanjutan (sustainable). Bermakna artinya emiliki subtansi bagi para peserta didit, tidak cukup hanya dihafal dan diketahui, tetapi mengandung sesuatu yang rasional dan memberikan kesan mendalam bagi mereka. Dapat diukur memiliki arti bahwa seberapa tinggi atau seberapa besar atau seberapa dalam hasil yang dicapai pendidikan karakter harus dapat diketahui. Termasuk dapat diketahui bagaimana perkembangan hasil dari suatu waktu ke waktu berikutnya. Berkelanjutan memiliki arti bahwa hasil dari pendidikan karakter bersifat dinamis, menarik dan dapat secara terus menerus iperbarui dan ditingkatkan. strategi dalam pendidikan karakter sebagai berikut: Pertama, tujuan, sasaran, dan target yang akan dicapai harus jelas dan konkret. Kedua, pendidikan karakter akan lebih efektif dan efisien, kalau dikerjakan tidak hanya oleh sekolah, melainkan harus ada kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa. Ketiga, menyadarkan pada semua guru akan peran penting dan bertanggung jawab dalam keberhasilan melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan karakter. Keempat, kesadaran guru akan diperlunya “hidden curriculum” dan merupakan instrumen yang amat penting dalam pengembangan karakter peserta didik. Kelima, dalam meaksanakan pemblajaran guru harus menekankan pada daya kritis dan kreatif peserta didik (critical and

  ), kemampuan bekerja sama dan keterampilan

  creative thinking

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBdP) KELAS 3 SD NEGERI RESAPOMBO 01 KECAMATAN DOKO KABUPATEN BLITAR

1 38 24

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER SENI TARI TRADISIONAL DALAM MEMBENTUK KARAKTER PADA SISWA KELAS TINGGI DI SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

2 24 209

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SBK) DALAM MEMBENTUK KARAKTER KERJASAMA SISWA KELAS TINGGI DI SDN TAMBAKAJI 05 SEMARANG

1 24 235

PERAN GURU PPKn DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI KANTIN KEJUJURAN DI MTs MUHAMMADIYAH 01 TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN

0 0 17

PEMBERDAYAAN POTENSI ANAK MELALUI SENI KARAWITAN DI SDN SABRANG LOR MOJOSONGO SURAKARTA - Institutional Repository ISI Surakarta

0 0 14

CARIK YAGA DALAM SENI PERTUNJUKAN KARAWITAN SRAGENAN - Institutional Repository ISI Surakarta

0 0 158

PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA KELASIV, V DAN VI SDN KENTENG 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007 - Test Repository

0 0 92

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DI TPA DENGAN AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 104

PERANAN KELUARGA TERHADAP ANAK DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI RW. 08 KELURAHAN BERGAS LOR, KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 91