TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI PROPERTI DI PERUMAHAN TAYLON SYARI‟AH KABUPATEN PATI
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN
JUAL BELI PROPERTI DI PERUMAHAN TAYLON SYARI‟AH
KABUPATEN PATI
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar dalam Sarjana Hukum (S.H)
Oleh : MAULINA HANDAYANI NIM : 214 13 026
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI
’AHFAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
MOTTO
JANGAN KATAKAN AKU TAK DAPAT, TAPI
KATAKAN AKU DAPAT DAN COBALAH !!! PERSEMBAHAN Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT dengan izin-Nya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang mendukung penulis dalam menuntut ilmu.
1. Bapak Kuryanto dan ibu Siti Khasanah yang senantiasa tiada hentinya mendo’akan penulis dan yang telah bersusah payah menuntun perjalanan kaki saya agar tetap berada pada jalan yang di ridhoi Allah SWT.
2. Adik adik tercinta Atsna Azizah, Atok Mubarrok dan Hasbi Al Aziz Saljusodri yang senantiasa mendukung dan juga mendoakan penulis.
3. Keluarga besar embah Jamari dan embah Jamal yang telah memberikan dukungan moral maupun material.
4. Pakde In’am dan Bude Inung yang sudah seperti orang tua kedua bagi penulis, yang senantiasa menuntun, mendukung, memberikan motivasi dan pengalaman yang sangat luar biasa kepada penulis.
5. Sahabat-sahabat tercinta saya Intan Fadlilah, Tugini, Diena Surianas Tutie, Diana Wulansari, Feri Firdaus, Nurul Azizah, Anida Kumalasari, Rukayatun, Ilham Indrawan, Muhammad Munif, Sinta Nur Riskawati, Tiffany Alfiana Zulfa dan Laelatul Hidayah yang selalu mendukung dan memberi warna dikehidupan penulis.
6. Keluarga besar KKN posko 56 yang selalu memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
7. Kawan-kawan Hukum Ekonomi Syari’ah 2013 IAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik di jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN Salatiga.
Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul anbiya, Nabi Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsiini, yang berjudul “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Pelaksanaan Jual Beli Properti di Perumahan Taylon Syari’ah Kabupaten Pati ” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1
dalam Hukum Ekonomi Syariah, pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, tentunya tidak terlepas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, hingga akhirnya skribsi ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangannya. Karenannya patutlah penyusun mengucapkan terimakasih kepada mereka yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Bapak Dr Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Syariah.
4. Ibu Evi Ariyani, M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
5. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
6. Bapak Sukron Ma‟mun, S.HI.,M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenagannya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penulis skripsi ini.
7. Bapak ibu dosen serta karyawan Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Pimpinan P.T Tan Iskandar Muda dan juga staff karyawan Perumahan Taylon Syari‟ah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan waktunya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan penulis.
9. Para Narasumber di Perumahan Taylon syari‟ah yang telah memberikan informasi kepada penulis yang tidak bisa penulis sebut satu persatu
10. Ayahanda Kuryanto dan Ibunda Siti Khasanah serta keluarga besar saya di rumah yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri Salatiga (IAIN) dan penyusunan skripsi dengan
11. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2013 di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.
Penyusun menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat di harapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiyah ini. Penyusun berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi peyusun dan para pembaca pada umumnya.atas bantuan yang diberikan kepada penyusu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang layak, Amin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 14 Maret 2018 Penulis MAULINA HANDAYANI NIM. 214 13 026
ABSTRAK
Handayani, Maulina. 2018. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Jual Beli Properti Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati”. Skripsi.
Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Sukron Ma‟mun, S.HI.,M.Si.
Kata Kunci : Jual beli, Properti Syari’ah
Dewasa ini banyak ditemui developer peroperti yang menggunakan nama sya ri‟ah, akan tetapi dalam pelaksanannya justru kurang bahkan jauh dari pelaksanaan konsep syariat yang telah diajarkan dalam Islam. Berbeda dengan developer properti yang satu ini, dengan nama Taylon Syari‟ah. Developer properti ini berusaha mengaplikasikan usahanya dengan konseptual syari‟ah secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui bagaimana pelaksanaan jual beli properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati, (2) mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan jual beli yang dilakukan di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati
Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha mengungkapkan permasalahan diatas. Dengan metode ini, dilakukan wawancara kepada informan sesuai data yang dibutuhkan. Peneliti juga menggunakan data dan dokumentasi yang ada. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut, peneliti menganalisis data dengan kerangka teoritik yang peneliti susun.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Dalam akad jual beli perumahan Taylon Syari‟ah, akad yang dipakai yaitu istisna‟ (akad pemesanan). Dimana ketika ada seseorang ingin memesan kavling tanah yang nantinya akan dibangun perumahan, maka dikenakan Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,- sebagai tanda jadi yang mengikat unit tetapi tidak mengikat harga. Maksud dari mengikat unit tetapi tidak mengikat harga adalah jika sewaktu-waktu harga tanah naik maka harga yang dipesan juga ikut naik selama belum di akad. Adapun cara pembayaran yaitu dengan system tunai dan kredit. Mengenai tinjauan hukum Islam terhadap jual beli properti Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati didapati dari beberapa rujukan Al-Qur‟an maupun hadits yang telah tertulis sebelumnya menerangkan bahwasannya dalam konseptual akad jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah telah mengambil daripada konsep jua l beli yang disyari‟atkan dalam Islam.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. iii PENGESAHAN ......................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. v MOTTO...................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................. xi DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7 D. Kegunaan Penelitian....................................................................... 8 E. Penegasan Istilah ............................................................................ 8 F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 10 G. Metode Penelitian .......................................................................... 13 H. Sistematika Penulisan .................................................................... 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Jual Beli .......................................................................................... 13 1. Pengertian Jual Beli............................................................ 19 2. Dasar Hukum Jual Beli ...................................................... 20
4. Macam-macam Jual Beli .................................................... 27 5.
Khiar dalam Jual Beli ......................................................... 36 B. Akad Istishna‟ ................................................................................ 37 a.
Pengertian Akad Istishna‟ ........................................................ 37 b. Hukum akad Istishna‟ .............................................................. 37 c. Dalil-dalil tentang Istishna‟...................................................... 39 C. Jual Beli Kredit .............................................................................. 42
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Perumahan Taylon syari‟ah............................................................ 49 B. Type-type Perumahan Taylon Syari‟ah ......................................... 52 C. Kelebihan dan Kekurangan dari Perumahan Taylon Syari‟ah ...... 58 D. Model Transaksi Pembelian Perumahan Syari‟ah ......................... 59 BAB IV JUAL BELI PERUMAHAN TAYLON SYARI’AH DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM A. Pelaksanaan Jual Beli Properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati.................................................................................................. 68 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Properti di Perumahan T
aylon Syari‟ah Kabupaten Pati ............................... 73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 78 B. Saran-saran .................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN A.
Biografi Penulis B. Penunjukan Pembimbing Skripsi C. Lembar Konsultasi D.
Surat Keterangan Kegiatan E. Surat Keterangan Ujian Komprehensif F. Daftar harga Perumahan Taylon Syari‟ah G.
Contoh Surat Perjanjian H. Brosur Perumahan Taylon Syari‟ah I. Foto terkait dengan Perumahan Taylon syari‟ah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh
orang atau badan usaha (perusahaan) secara teratur dan terus-menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, atau disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan ( Asyhadie, 2014: 29). Dalam kegiatan bisnis, banyak usaha-usaha yang didirikan oleh kebanyakan orang dari usaha kecil, menengah sampai usaha besar. Dalam melakukan usahanya, banyak orang melakukan berbagai cara untuk dapat memajukan usahanya.
Bisnis properti memang menggiurkan bukan isapan jempol saja. Banyak yang sukses meraup penghasilan lumayan besar dengan terjun di dunia properti.
Bisnis properti seperti makhluk indah yang ingin selalu didekati oleh pebisnis lintas sektoral. Tarcatat beberapa pebisnis yang awalnya bukan pebisnis properti sekarang menjadi pebisnis properti sukses disamping pengusaha properti kawakan yang memang sudah dikenal sebagai orang properti.
Tentu tidak asal memasuki dunia baru bagi mereka tanpa dibekali pemahaman tentang apa yang akan mereka lakukan. Sektor properti dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi Nasional. Sektor properti dipengaruhi oleh tingkat menyebabkan daya beli masyarakat meningkat dan daya serap masyarakat terhadap produk properti juga meningkat.Tak ketinggalan tingkat suku bunga bank sangat berpengaruh terhadap kemampuan beli masyarakat karena berhubungan dengan besarnya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), terutama terhadap perumahan kelas menengah ke bawah.
Dalam ekonomi Islam, dikenal adanya berbagai lembaga keuangan seperti asuransi syari‟ah, leasing syari‟ah, dan perbankan syari‟ah. Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syari‟ah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah (Sudarsono, 2003: 27).
Properti syariah hadir sebagai pilihan tidak hanya bagiumat Muslim melainkan juga masyarakat secara umum yang ingin membeli rumah dengan cara aman, bersistem sehat dan sesuai dengan aturan Islam. Umumnya, jika tidak dalam bentuk tunai (cash), maka kredit pembelian rumah menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat. Sistem bunga adalah variabel yang sering melekat pada kredit pembelian rumah atau properti. Hal ini jelas termasuk riba dalam Islam dan haram hukumnya.
Sistem ekonomi berbasis syariah yang tumbuh sangat pesat di Indonesia juga merambah ke bisnis properti, bahkan porsi pembelian properti melalui sistem syariah telah menjadi daya tarik tersendiri dalam menjaring konsumen.
Riba dalam hutang dan jual-beli banyak bentuknya. Contoh riba utang yang muncul dalam jual-beli yang tidak tunai, misalnya salah seorang sebut saja AA membeli mobil kepada BB secara tidak tunai dengan ketentuan harus lunas dalam lima tahun. Jika dalam lima tahun tidak dilunasi maka tempo akan diperpanjang dan si AA dikenai denda berupa tambahan sebesar 6%,. Praktek ini tergolong ke dalam riba duyun yang haram hukumnya memperoleh tambahan dari denda yang dibebankan.
Beberapa dalil yang menjelaskan haramnya praktik riba diantaranya : firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 130
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan ”
Selain itu, dijelaskan juga dalam hadits Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW berkata, „Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan !‟ Para sahabat bertanya, „Apa saja tujuh perkara tersebut wahai Rasulullah?‟ Beliau menjawab, „Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT kecuali dengan jalan yang benar, memakan riba, mamakan harta anak yatim, lari dari medan peperangan dan menuduh berzina pada wanita- wanita mu‟min yang sopan yang lalai dari perbuatan jahat. (Muttafaqun Alaih).Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia berkata:
ِوْيَدِىاَشَو ُوَبِتاَكَو ُوَلِكْؤُمَو اَبِّرلا َلِكآ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ُلوُسَر َنَعَل َلاَق ٍرِباَج ْنَع ٌءاَوَس ْمُى َلاَقَو “Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah melaknat pemakan riba, yang memberi riba, penulisnya da n dua saksinya,” dan beliau bersabda, “mereka semua sama.”
Di balik potensi keuntungannya, para pelaku bisnis ini masih cukup banyak yang melakukan praktik usaha dengan melibatkan hal-hal yang tidak sesuai dengan agama Islam, seperti penggunaan bunga kredit kepemilikan rumah yang tergolong sebagai riba dan haram hukumnya dalam syariat, seperti yang diterangkan dalam Q.S Al-Baqarah, ayat 275 yang berbunyi :
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al-Baqarah: 275)
Pola pembelian properti yang selama ini menggunakan fasilitas pembiayaan dari perbankan konvensional dinilai bertentangan dengan agama Islam karena terkait dengan riba. Dalam Islam riba itu sangat dihindarkan karena termasuk dosa besar. Banyak dalil yang bisa dieksplor yang bisa menjadi landasan memaknai haramnya riba, dalam Al Qur‟an maupun hadits, termasuk juga pendapat para ulama.
Memang saat ini ada bank syari ‟ah yang memiliki produk Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) dengan embel-embel Syariah tapi pendapat beberapa guru yang memiliki ilmu tentang bisnis syariah ternyata Bank Syari ‟ah itu tidak syariah. Membingungkan memang bagi sebagian orang, tapi bagi mereka yang mengerti tentang bisnis syari
‟ah dan riba dan bahayanya, tidak ada keraguan lagi jika bank syari ‟ah itu tidak syari‟ah, berarti produk-produk bank syari
‟ah juga termasuk riba dan riba itu harus ditinggalkan dalam berbisnis.
Penjualan perumahan dengan pola pembiayaan bank konvensional dengan produk bank yang bernama Kredit Pemilikan Rumah setidaknya memberikan keringanan kepada developer karena banklah yang melunasi pembayaran harga rumah, untuk selanjutnya konsumenlah yang berhutang dan menyicil ke bank.
Lain halnya jika perumahan dikembangkan dengan prinsip-prinsip Syariah Islam seperti
Perumahan Taylon Syari‟ah, lembaga pembiayaan tidak terlibat dalam proses jual-beli produk properti. Adalah wajib hukumnya bagi developer properti syari
‟ah untuk inovatifdan kreatif dalam mensiasati pola pembiyaan untuk konsumen. Selain dituntut untuk merancang pola pembiyaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen pengembang properti syariah juga diwajibkan untuk mencari sendiri sumber pembiayaan proyeknya. Lagi-lagi dengan syarat tidak boleh meminta pembiayaan ke bank atau kepada lembaga pembiayaan lain yang mengandung riba.
Kemudian bagaimana pandangan etika dalam Islam dalam melakukan bisnis jual beli yang baik. Karena seperti halnya usaha-usaha lain, Perumahan Taylon Syari‟ah dalam menjalankan usahanya menggunakan sistem syari‟ah yaitu menujal tanah dan bangunan berupa perumahan dengan cara yang syar‟iya itu tanpa menggunakan pembiayaan melalui bank, tanpa adanya sita, tanpa adanya denda dan yang paling menarik yaitu tanpa adanya riba yang dimana sudah dijelaskan diatas bahwa riba itu haram hukumnya. Akan tetapi apakah benar semuanya itu bisa benar-benar dilakukan oleh developer Perumahan Taylon Syari‟ah yang berada dibawah naungan PT. Tan Iskandar Muda yang bergerak di bidang properti ini. Apakah bisnis ini benar-benar sesuai dengan syari‟at Islam. Berdasarkan uraian diatas, bisnis properti yang dilakukan oleh
Perumahan Taylon Syari‟ah Tayu Kabupaten Pati, penulis harus mencari tahu bagaimana pelaksanaannya. Maka dari itu bagi penulis itu sangat menarik untuk bisa dilakukan penelitian karena bisnis properti syari‟ah itu masih jarang sekali.
Dilatar belakangi hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Jual Beli Properti di Perumahan Taylon Syari’ah Kabupaten Pati”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan jual beli properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan jual beli properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati? C.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pelaksanaan jual beli properti yang dijalankan oleh Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten .
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum islam dari sistem jual beli yang dijalankan oleh pihak Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati .
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan bahwa penelitian ini tidak hanya berguna untuk pribadi tetapi dapat juga berguna bagi orang lain.
Beberapa kegunaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagi Akademik a.
Menambah wawasan dan pengetahuan terutama pada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya yang ingin mendalami permasalahan ini.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh civitas akademika sebagai bahan informasi dan rujukan bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
2. Bagi Praktisi a.
Bagi Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menjalankan sistem bisnisnya dengan etika-etika bisnis yang baik dansesuaisyari‟at Islam.
b.
Dapat dijadikan panduan bagi konsumen dalam melakukan pembelian untuk bersikap bijak sebelum membeli.
E. PENEGASAN ISTILAH
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang penulis teliti ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu :
1. Hukum Islam Hukum Islam yaitu rangkaian dari kata “hukum” dan kata “Islam” untuk mengetahui arti hukum Islam perlu diketahui lebih dahulu arti kata hukum. Hukum yaitu seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku da mengikat untuk seluruh anggotanya. Hukum Islam artinya seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentng tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini serta mengikat untuk semua yang beragama Islam (Syarifuddin, 1997 : 4-5).
Menurut Sudarsono (1992 : 12), hukum Islam adalah peraturan- peraturan dan ketentuan-ketentuan tentang jual beli berdasarkan al- Qur‟an, Hadis, dan menurut beberapa madzhab serta pandangan Majlis Ulama Indonesia.
2. Jual Beli Menurut Suhendi (2014 : 68), jual beli adalah suatu perjanjian tukar- menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara‟ dan disepakati.
3. Properti Properti menunjukkan kepada sesuatu yang biasanya dikenal sebagai orang atas suatu hak eksklusif. (Wikipedia,
F. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini bukan merupakan plagiasi ataupun pengulangan dari penelitian-penelitian yang telah ada. Karena penelitian ini menganalisis tentang
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati”. Beberapa penelitian
terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Pertama,
Skripsi Anur Janatin Na‟im (Institut Agama Islam Negeri Tulungagung) 2015, dengan judul “Perlindungan Konsumen Dalam Jual-
beli Perumahan Ditinjau dari Undang-Undang No.08 Tahun 1999 dan Fatwa Dewan Sy ari‟ah Nasional No. 06/DSN-MUI/IV/2000 (Studi Kasus di
Penelitian ini bertujuan untuk Perum Taman Nirwana Kediri). mendiskripsikan pelaksanaan jual-beli perumahan di Perum Taman Nirwana Kediri dan mendiskripsikan hubungan perlindungan konsumen dalam jual- beli perumahan di Perum Taman Nirwana dengan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 dan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No.06/DSN-MUI/IV/2000.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Pelaksanaan jual-beli di Perum Taman Nirwana Kediri, pembeli diberi kebebasan untuk memilih obyeknya dan pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, tunai bertahap dan kredit (KPR). Fasilitas yang ditawarkan ada hunian dengan desain 2 ruang kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi, sedangkan fasilitas umum ad ataman, mushola dan lapangan, meskipun mushola dan lapangan belum direalisasikan pelaku usaha. (2). Perlindungan konsumen berdasarkan Undang-Undang N0.8 Tahun 1999 dalam pelaksanaan jual-beli di Perum Taman Nirwana belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini terlihat dari hak-hak konsumen yang belum terpenuhi terutama fasilitas umum dan kontruksi bangunan yang kurang bagus. Tindakan pelaku usaha ini menunjukkan bahwa pelaku usaha di Perum Taman Nirwana Kediri dalam transaksi jual-beli rumah telah melanggar ketentuan undang-undang No.8 Tahun 1999 yang terdapat dalam pasal 4, pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10, pasal 16 dan pasal 17, sehingga pelaku harus dikenakan sanksi tegas sebagaimana pasal 62 undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. (3). Perlindungan Konsumen berdasarkan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional N0.06/DSN- MUI/IV/2000, dalam jual-beli rumah di Perum Taman Nirwana belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini terlihat dari hak-hak konsumen yang belum terpenuhi terutama fasilitas umum dan kontrusi bangunan yang kurang bagus.Tindakan pelaku usaha ini melanggar ketentuan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No.06/DSN-MUI/IV/2000 No. 2 ayat (4) dan (6).
Kedua, Skripsi Ayu Anggraini (Universitas Islam Negeri Maulana
Properti Syari‟ah Perspektif Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah (Studi
Kasus Perseroan Terbatas Bisnis Properti Syari ‟ah Indonesia Malang).Masalah yang dikaji adalah (1). Bagaimana proses pembelian tanah kavling bisnis property syari‟ah Indonesia?(2). Bagaimana proses pembelian tanah kavling bisnis property syari‟ah Indonesia perspektif kompilasi hukum ekonomi syari‟ah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembelian tanah kavling PT.Bisnis property sya ri‟ah Insonesia terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi hal yang wajib agar dapat sah menurut hukum yakni: akad dalam pembelian, rukun pembelian, syarat-syarat pembelian, dan kewajiban dan hak dari pembelin.dalam pembelian tanah kavling juga harus memperhatikan KHES sehingga jual beli yang dilakukan tidak menyalahi hukum.
Ketiga, Skripsi susi Nurkholidah (Universitas Islam Negeri Walisogo
Semarang) 2015, dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Pelaksanaan Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Perumahan Pada PT.Rumah
Cerdas Yogyakarta (Studi Kasus di Perumahan Griya Kembang Putih). hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa akad yang digunakan di dalam perjanjian pendahuluan jual beli perumahan pada PT.Rumah Cerdas telah memenuhi rukun dan syarat-syarat perjanjian menurut hukum Islam, tujuan akad dilaksanakan dan para pihak menyatakan kerelaan atas isi dari perjanjian tersebut. Dalam pelaksanaannya keterlambatan pembangunan dikarenakan dari pemerintah yang memiliki program rumah bersubsidi. Menurut pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan perjanjian pendahuluan jual beli perumahan, perjanjian PT. Rumah Cerdas tidak sesuai dengan asas-asas didalam bermuamalat yaitu asas keseimbangan, kemaslahatan, asas amanah dan asas keadilan.
Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari penelitian yang ada. Karena dari penelusuran karya ilmiah yang dilakukan oleh penulis belum ditemukan yang sama dan bahkan masih jarang sekali apalagi yang secara spesifik membahas tentang praktik jual beli property di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati.
G. METODE PENELITIAN 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field bersifat kualitatif yaitu penelitian yang dimiliki sasaran
research)
penelitian terbatas tetapi dengan keterbatasannya itu dapat digali sebanyak mungkin data mengenai sasaran penelitian (Burhan Bungin, 2001: 29).
Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif yaitu menggunakan pendekatan fiqh, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian
2. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian Penelitian ini berlokasi di
Perumahan Taylon Syari‟ah Jl.Tayu- Jepara Km.2, Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dengan subjek penelitian sistem jual beli properti syari‟ahyang dilakukan oleh Perumahan Taylon
Syari‟ah Kabupaten Pati.Perumahan Taylon Syari‟ah adalah salah satu perumahan yang berbasis syari‟ah di Kabupaten Pati, dan yang sudah menjalankan bisnisnya dengan konsep kesyari‟ahan yang baik dan benar.
3. Data dan Sumber Data Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem jual beli properti yang dilakukan oleh
Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati. Sumber data penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh (Moleong, 2000: 114). Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Data Primer Data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai (Moleong, 2009: 157). Sumber data primer penelitian ini, penulis peroleh baik melalui kegiatan observasi dengan karyawan dan juga pembeli yang terlibat langsung dengan Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati. b.
Data Sekunder Data yang diperoleh dari sumber data yang sudah jadi. Seperti dari skripsi, tesis, disertasi, jurnaldan juga buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lapangan (Ali, 2009: 107). Penulis menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data antara lain:
a. Observasi (Pengamatan) Observasi dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi (Nawawi, 1995: 94). Pengamatan ini yang dilakukan secara langsung pada objek yaitu perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati.
b. Wawancara (Interview) Merupakan tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara langsung dalam proses interview ada dua pihak yang menempati kedudukan yang berbeda. Satu pihak sebagai pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak lain berfungsi sebagai informan atau responden (Romy, 1990: 71). Wawancara ini dilakukan pihak yang terkait dengan Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati, karyawan ataupun pembeli langsung.
c.
Dokumen Dokumen adalah metode pencarian dan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan , buku, majalah, dokumen, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 148). Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah dari Perumahan Taylon Syari‟ah dan foto- foto terkait dengan Perumahan Taylon Syari‟ah.
5. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Analisis data yang dapat digunakan adalah pendekatan normatif dengan sumber data primer dan sekunder, dengan menggunakan pola pikir deduktif yang menganalisis sistem jual beli menurut Hukum Islam.
Setelah pengumpulan data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Untuk menganalisisnya, data-data yang diperoleh kemudian direkdusi, dikategorikan dan selanjutnya disentisasi atau disimpulkan (Moleong, 2011: 288).
6. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai suatu pembanding terhadap data itu (Moleong, 2002: 178).
Berdasarkan pendapat Moleong diatas, maka penulis melakukan perbandingan data yang telah diperoleh. Yaitu data-data sekunder hasil kajian pustaka akan dibandingkan dengan data-data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara yang sesuai fakta-fakta yang ditemui dilapangan. Sehingga kebenaran dari data yang diperoleh dapat dipercaya dan meyakinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.
H. SISTEMATIKA PENELITIAN
Agar diperoleh penelitian yang sistematis, terarah serta mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh para pembaca pada umumnya, maka peneliti akan menyajikan karya ilmiah ini ke dalam bentuk sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan dalam bab ini berisi mengenai, Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian yang berisi tentang Jenis penelitian dan pendekatan, Lokasi Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisia Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-Tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori dalam bab ini berisi mengenai,praktik jual beli, dalam hal ini mencakup bahasan tentang konsep jual beli dalam Islam yang di antaranya mengenai pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli, larangan dalam jual beli dan jual beli yang dilarang dalam islam. Dan membahas sekitar akad
istisna‟ dan jual beli kredit.
Bab III Pemamaparan Data dan Hasil Penelitian dalam bab ini berisi mengenai, Lokasi Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati, Gambaran umum mengenai pelaksanaan jual beli perumahan di Taylon Syari‟ah.
Bab IV Pembahasan dalam bab ini berisikan tentang analisis dan pembahasan penyusun mengenai pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh pihak perumahan Taylon Syari‟ah berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Pembahasan dilakukan dengan cara menganalisis dan menjelaskan tentang pelaksanaan jual beli properti tersebut yaitu aspek hukum muamalah dan aspek hukum jual beli properti.
Bab V Penutup dalam bab ini berisi mengenai, Kesimpulan dan Saran dari hasil analisis serta Rekomendasi saran-saran yang memuat masukan khususnya terhadap pelaksanaan jual beli properti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Jual beli 1. Pengertian Jual Beli Jual beli Adalah proses pemindahan hak milik/barang atau harta kepada pihak lain dengan menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al- Bai‟, al- Tijarah dan al-Mubadalah, sebagaimana Allah Swt berfirman:
“Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi” (Fathir : 29).
Jual beli (al-bay) secara bahasa menurut Aziz (2010:23) adalah memindahkan hak milik terhadap benda dengan akad saling mengganti.
Menurut pengertian
syari‟at jual beli adalah pertukaran harga atas
dasar saling rela atau memindahkan hak milik dengan ganti yang dibenarkan (Sabiq, 1987:45). Secara terminologi ada beberapa definisi jual beli yang dikemukakan oleh para ulama fiqh, sekalipun substansinya dan tujuan masing-masing definisi adalah sama yaitu tukar menukar barang dengan cara tertentu atau tukar menukar sesuatu dengan sepadan menurut caranya yang benar. Jual beli (al-Buyu) adalah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan hak milik dengan ganti yang dapat dibenarkan (berupa alat tukar yang sah) (Dewi dkk, 2006:9).
2. Dasar Hukum Jual Beli
Transaksi jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam Islam, baik disebutkan dalam al-Quran, al- Hadis maupun ijma‟ ulama. Adapun dasar hukum jual beli adalah : 1.
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt dalam Surat Al- Baqarah ayat 275 :
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
2. Dalam Surat An-Nisa‟ ayat 29 :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu
jalan perniagaan yang
dan janganlah kamu membunuh dirimu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Berdasarkan ayat ini, yang menjadi kriteria suatu transaksi yang sah adalah adanya unsur suka sama suka (Hasan, 2008:381).
Adapun landasan hukum jual beli yang berasal dari hadits Rasulullah Saw. adalah sebagaimana sabdanya:
ض ارت نع عيبلاانما “Sesungguhnya sahnya jual beli atas dasar kerelaan”
Sedangkan para ulama telah sepakat mengenai kebolehan akad jual beli. Ijma‟ ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan sesuatu itu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun harus ada kompensasi sebagai imbal baliknya. Sehingga dengan disyariatkannya jual beli tersebut merupakan salah satu cara untuk merelalisasikan keinginan dan kebutuhan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dan bantuan orang lain (Huda, 2011:54).
3. Rukun dan Syarat Jual Beli
Menurut mazhab Hanafi rukun jual beli adalah ijab dan qobul yang menunjukkan sikap tukar menukar atau saling member. Ataupun dengan kata lain, bahwa ijab qobul adalah perbuatan yang menunjukkan kesediaan kedua belah pihak untuk menyerahkan milik masing-masing kepada pihak lain dengan menggunakan perkataan dan perbuatan (Muclich, 2010 : 178-179).
Jumhur Ulama‟ menetapkan rukun jual beli ada 4 yaitu : 1)
Orang yang berakad (penjual dan pembeli) 2)
Shighat (lafal ijab dan qabul) 3)
Barang yang dibeli 4) Nilai tukar pengganti barang (Sahrani, 2011:67). Dari keempat rukun tersebut, mereka sepakati dalam setiap jenis akad. Rukun jual beli menurut jumhur ulama, selain mazhab Hanafi ada tiga yaitu :
1) Pihak yang berakad (aqidain)
2) Yang diakadkan (Ma‟qud „Alaih)
3) Shighat (lafal) (ijab qobul) (Aziz, 2010 : 28).
b.
Syarat-syarat Sah Jual Beli 1)
Penjual dan Pembeli (aqidain)
Yang dimaksud dengan aqidain adalah para pihak yang melakukan akad. Adapun syarat yang harus ada pada penjual dan pembeli yaitu :
a) Berakal dan Baligh
Baligh berakal agar tidak mudah ditipu orang.Batal akad anak kecil, orang gila, dan orang bodoh sebab mereka tidak pandai mengendalikan harta. Oleh karena itu, anak kecil, orang gila, dan orang bodoh tidak boleh menjual harta sekalipun itu miliknya, Allah SWT berfirman:
)
5 َل :ءآسنلا( ُمُك اَوْمَا ُءاَهَفُّسلااوُتْؤُ ت َلََو
“Dan janganlah kamu berikan hartamu kepada orang-orang yang bodoh ”(An-Nisa:5).
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa harta tidak boleh diserahkan kepada orang bodoh.
„Illat larangan tersebut ialah
karena orang bodoh tidak cakap dalam mengendalikan harta, orang gila dan anak kecil juga tidak cakap dalam mengelola harta sehingga orang gila dan anak kecil juga tidak sah melakukan ijab dan Kabul (Suhendi, 2014 : 74).
Tidak sah jika ada unsure pemaksaan terhadap hartanya tanpa kebenaran karena tidak ada kerelaan darinya.
c) Tidak mubazir (pemboros), sebab harta orang yang mubazir itu ditangan walinya.
d) Beragama Islam,
Syarat ini khusus untuk pembeli saja dalam benda-benda tertentu, misalnya seseorang dilarang menjual hambanya yang beragama islam sebab besar kemungkinan pembeli tersebut akan merendahkan abid yang beragama Islam, sedangkan Allah Swt. melarang orang-orang mukmin memberi jalan kepada orang kafir untuk merendahkan orang mukmin, firman- Nya:
ًلْيِبَس َْيِْنِمْؤُمْلا يَلَع َنْيِرِفَكْلِل وُلَّلا َلَعََّيَّ ْنَلَو “Dan Allah sekali-kali tidak memberi jalan bagi orang kafir untuk menghina orang mukmin” (An-Nisa:141).
2) Ma‟uqud „Alaihi (harga atau barang)
Menurut Aziz (2010:47) bahwa Al-
Ma‟uqud alaih adalah
harga dan barang yang dihargakan. Untuk melengkapi keabsahan jual beli, barang atau harga harus memenuhi syaratnya yaitu : a) Suci atau mungkin untuk disucikan sehingga tidak sah penjualan benda-benda najis seperti anjing, babi dan yang lainnya,
Rasulullah Saw. bersabda :
َعْيَ ب َمَّرَح ُوَلوُسَرَو وَّللا َّنِا م ص ِوَّللا لْوُسَر َّنَأ ضر ٍرِباَج ْنَع )ملسمو يراخبلا هاور( ِماَنْصَْلْاَو ِرْيِزْنِْلْاَو َةَتْيَمْلاَوِرْمَْلْا “ Dari Jabir r.a. Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan penjualan arak, bangkai, babi, dan berhala.“ (Riwayat Bukhari dan Muslim)
b) Memberi manfaat menurut syara‟, maka dilarang jual beli benda- benda yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut syara‟, seperti menjual babi, kala, cicak, dan yang lainnya.
c) Jangan ditaklikan, yaitu dikaitkan atau digantungkan kepada hal- hal lain, seperti jika ayahku pergi, kujual motor ini kepadamu.
d) Tidak dibatasi waktunya, seperti kujual motor ini kepada Tuan selama satu tahun, maka penjualan tersebut tidak sah sebab jual beli merupakan salah satu sebab pemilikan secara penuh yang tidak dibatasi apa pun kecuali ketentuan Syara‟.
e) Dapat diserahkan dengan cepat maupun lambat tidaklah sah menjual binatang yang sudah lari dan tidak dapat ditangkap lagi.Barang-barang yang sudah hilang atau barang yang sulit diperoleh kembali karena samar, seperti seekor ikan jatuh ke kolam, tidak diketahui dengan pasti ikan tersebut sebab dalam kolam tersebut terdapat ikan-ikan yang sama.
f) Milik sendiri, tidaklah sah menjual barang orang lain dengan tidak se-izin pemiliknya atau barang-barang yang baru akan menjadi miliknya.
g) Diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat diketahui banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran yang lainnya, maka tidaklah sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu pihak (Suhendi, 2014:72-73).
3) Lafaz Shighat
a) Pengertian Lafaz shighat
Shighat adalah ijab dan qobul. Ijab diambil dari kata anjaba yang artinya meletakkan, dari pihak penjual yaitu pemberian hak milik, dan qobul yaitu orang yang menerima hak milik (Aziz, 2010 : 29).
b) Syarat-syarat sah ijab Kabul ialah sebagai berikut.