TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BIBIT LELE DENGAN SISTEM TAKARAN DI DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI

BIBIT LELE DENGAN SISTEM TAKARAN

DI DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

  

Oleh:

DIANA WULANSARI

NIM. 214-13-016

PROGAM STUDI

  HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

  Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

  

(Q.S Al-Insyirah 6-7)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Suwardi) dan Ibu (Siti Rohmah) sebagai Motivator terbesar dalam hidupku yang tak mengenal lelah dan mendoakan aku serta menyayangiku, terimakasih atas semua pengorbanan, keringat dan kesabaran mengantarkanku sampai kini.

  2. SaudarakuAgusBudiyanto, M.Tri Yulianto, Susilo Arif Prayogo, walaupun tidak ada ucapan yang keluar tetapi aku yakin pasti didalam batinmu selalu mendoakanku selalu.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuninnya-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai strata satu Hukum Ekonomi Syari‟ah. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syar‟iah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Ilya Muhsin, S.Hi., M.Si., selaku Wakil Dekan III Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

  4. Ibu Evi Ariyani, S.H.,M.H, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah IAIN Salatiga.

  5. Bapak Moh. Khusen, M.Ag.,M.A. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik.

  6. Ibu Luthfiana Zahriani S.H.,M.H selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dukungannya untuk mengarahkan saya dalam pembuatan skripsi ini.

  7. Keluarga tercinta Ibuk,bapak,saudara yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memberikanku semangat.

  9. Kepada semua narasumber yang berkenan memberikan informasi.

  10. Terimakasih kepada teman-teman tercinta Azizah, Anida, Nana, Ilham, Feri, Lina, Intan, Munif, Ruhayatun, Tugini, diena serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak untuk pertemanannya selama ini dan sukses selalu untuk kalian semua.

  11. Kawan-kawan Hukum Ekonomi Syariah 2013 IAIN Salatiga.

  12. Seluruh jajaran Akademi Institut Agama Islam Negeri Salatiga Fakultas Syariah yang tidak bisa penulis sebutkan semuannya terimakasih banyak telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan Konstribusi dan dukungan yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga akhir di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Semoga Allah SWTmembalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan

  maghfiroh , dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amin.

  Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi ataupun skripsi. Sehingga saran, dan kritik serta perbaikan yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan kerendahan hati. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

  

ABSTRAK

Wulansari, Diana (2018). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli

  

Bibit Lele dengan Sistem Takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh

  Skripsi. Jurusan Hukum Ekonomi Kabupaten Semarang.

  Syari‟ah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Lutfiana Zahriani S.H.,M.H.

  Kata Kunci : Jual Beli, Bibit Lele, Sistem Takaran, Hukum Islam

  Desa Reksosari merupakan salah satu desa yang terkenal dengan jual beli bibit lele. Sebagian masyarakat mempunyai kolam-kolam yang digunakan untuk pembibitan maupun pembesaran bibit lele. Banyak masyarakat desa Reksosari yang antusias menekuni bisnis jual beli bibit lele, karena menurut mereka menjual dan memelihara bibit lele mampu mendapatkan keuntungan dan hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jual beli bibit lele di Desa Reksosari menggunakan system hitungan. Dalam hal ini pihak penjual dalam praktik perhitungan bibit lele yang dipesan pembeli menggunakan system takaran.Takaran pertama dijadikan acuan untuk takaran selanjutnya yang memungkinkan hitungannya berbeda. Dari latarbelakang diatas, maka peneliti mengambil focus penelitian tentang bagaimana praktik jual beli bibit lele dengan system takaran di desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap Jual beli bibit lele dengan system takaran di desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang .

  Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai penyusun adalah penelitian lapangan (field research), dan sifat penelitian adalah deskriptif analitik. Untuk melakukan pendekatan penelitian, penyusun menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah kualitatif.

  Dari hasil penelitian tentang jual beli bibit lele di desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, peneliti menyimpulkan bahwa praktik jual beli bibit lele dengan mengunakan gelas untuk menakar dan sistemnya menggunakan system takaran dengan tujuan untuk mempermudah proses perhitungan. Takaran pertama dijadikan acuan takaran selanjutnya padahal takaran pertama belum tentu sama dengan takaran selanjutnya, tetapi kedua belah pihaksepakat setelah perhitungan selesai ada pilasi kematian yaitu tambahan satu kali takaran lagi. Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bibit lele di desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang telah memenuhi rukun dan syarat jual beli yang telah ditetapkan oleh hukum Islam.

  

DAFTAR ISI

  ABSTRAK ......... ...................................................................................................

  8 F. Telaah Pustaka ..................................................................................

  7 E. Penegasan Istilah ...............................................................................

  6 D. Kegunaan Penelitian .........................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .............................................................................

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................

  xiii

  DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

  xi

  DAFTAR ISI ........................................................................................................

  x

  vii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

viii

  Halaman

  PERSEMBAHAN .................................................................................................

  vi

  MOTTO ………. ...................................................................................................

  v

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............... ............................................

  iii

PENGESAHAN ....................................................................................................

iv

  NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................

  ii

  LEMBAR BERLOGO ..........................................................................................

  ......................................................................................... i

   HALAMAN JUDUL

  9 G. Metode Penelitian .............................................................................

  H.

  Gambaran Umum Desa Reksosari .......................................................

  65 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................................

  63 B. Jual beli bibit lele dengan sistem takaran ditinjau dari syarat jual beli menurut hukum Islam .......................................................................

  Jual beli bibit lele dengan sistem takaran ditinjau dari rukun jual beli menurut hukum Islam .......................................................................

  LELE DENGAN SISTEM TAKARAN DI DUSUN BAWANGAN DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH A.

  50 BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BIBIT

  43 B. Praktek Jual Beli Bibit Lele di desa Reksosari ...................................

  TAKARAN DI DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG A.

  Sistematika Penulisan .......................................................................

  41 BAB III : PRAKTEK JUAL BELI BIBIT LELE DENGAN SISTEM

  40 F. Berselisih dalam Jual Beli ................................................................

  31 E. Khiar dalam Jual Beli ......................................................................

  24 D. Macam-macam Jual Beli ..................................................................

  23 C. Rukun dan Syarat Jual Beli ..............................................................

  20 B. Dasar Hukum Jual Beli .....................................................................

  18 BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Jual Beli ..........................................................................

  73 B. Saran ...................................................................................................

  

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN A.

  Biografi Penulis B. Nota Pembimbing Skripsi C. Surat Permohonan Izin Penelitian D.

  Lembar Konsultasi E. Surat Keterangan Kegiatan F. Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif G.

  Daftar Panduan Untuk Wawancara H. Surat Keterangan dari Kepala Desa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lepas dengan

  adanya suatu persoalan-persoalan sehingga manusia saling membutuhkan dan saling menolong antara yang satu dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan dirinya demi mempertahankan kehidupannya. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya, manusia tidak dapat melakukan secara perseorangan melainkan membutuhkan bantuan orang lain. Menurut Aristoteles menyebutkan dalam ajarannya bahwa manusia itu adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul sesama manusia yang lain, maka manusia sebagai makhluk sosial (C.S.T. Kansil, 1989 : 29).

  Dijelaskan dalam Surat Al- Ma‟idah ayat 2 Allah SWT berfirman:

                  

   

   Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-

  Nya” (QS. Al-Ma‟idah

  : 2) Menurut Syafi‟i (2001 : 4), Islam adalah agama yang bersifat

  syumu‟liyyah (sempurna). Dikatakan bersifat syumu‟liyyah karena Islam syariatnya mengatur seluruh aspek kehidupan, baik ritual ibadah maupun sosial muamalah. Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan kholiq-nya. Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingat secara kontinyu tugas manusia sebagai kholifah-nya di muka bumi ini. Adapun muamalah diturunkan untuk menjadi rules of game atau aturan manusia dalam kehidupan sosial.

  Islam juga bersifat harakiyah, maksudnya Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman. Kedinamisan ini tampak jelas terutama pada bidang muamalah. Selain cakupannya luas dan fleksibel, muamalah tidak membeda-bedakan antara muslim dan non muslim. Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Sahabat Ali :

  

“Dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan

hak mereka adalah hak kita” (Syafi‟i, 2001 : 5).

  Muamalah adalah tukar-menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditentukan, seperti jual beli, sewa- menyewa, upah-mengupah, pinjam-meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat, dan usaha lainnya. Agama telah memberikan aturan terhadap masalah muamalah ini untuk kemaslahatan umum.

  Dengan teraturnya muamalah, maka kehidupan manusia jadi terjamin dengan sebaik- baiknya dan teratur tanpa adanya penyimpangan- penyimpangan yang merugikannya. Salah satu bentuk kegiatan muamalah yang dibolehkan oleh Allah Swt. adalah jual beli. Sebagaimana dalam firman-Nya Q.S Al-Baqarah 2 : 275

       

   Artinya : “Allah Swt. telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

  Aturan jual beli ini juga dijelaskan dalam firman-Nya dalam Q.S An-Nisa 4 : 29            

               

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.”

  Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa untuk memperoleh rizki tidak boleh dengan cara yang bathil, yaitu yang bertentangan dengan hukum Islam dan jual beli harus didasari saling rela merelakan, tidak boleh menipu, tidak boleh berbohong, dan tidak boleh merugikan kepentingan umum.

  Jual beli itu merupakan salah satu bentuk ibadah dalam mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak terlepas dari hubungan sosial. Jual beli yang diperbolehkan dalam Islam adalah jual beli yang tidak mengandung unsur riba, maisir dan gharar. Setiap transaksi jual beli dianggap sah apabila memenuhi syarat dan rukun jual beli yang telah ditetapkan oleh syara‟. Selain itu jual beli merupakan kegiatan bertemunya penjual dan pembeli, di dalamnya terdapat barang yang diperdagangkan dengan melalui akad ijab dan qobul. Dengan demikian keabsahan jual beli juga dapat ditinjau dari beberapa segi : pertama, tentang keadaan barang yang akan dijual. Kedua, tentang tanggungan pada barang yang dijual yaitu kapan terjadinya peralihan dari milik penjual kepada pembeli. Ketiga, tentang suatu yang menyertai barang saat terjadi jual beli (Ibnu Rusyd, 128-130).

  Pengertian jual beli dalam KUHPerdata pasal 1457 adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan sesuatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Sebenarnya praktik jual beli pada zaman Rasulullah sudah ada. Rasulullah juga mengajarkan dan memberi petunjuk serta tata cara mengenai etika bermuamalah dan berbisnis yang benar diantaranya.

  Pertama, bersikap jujur, kejujuran merupakan syarat penting dalam berbisnis. Kedua, tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad Saw sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi. Ketiga, komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan barang haram, seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dan lain sebagainnya. Keempat, takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus benar-benar diutamakan ( Hidayat, 2010 : 51-54).

  Sebagai contoh jual beli bibit lele di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang banyak masyarakat yang antusias menekuni bisnis jual beli bibit lele ini, karena menurut mereka dengan memelihara dan menjual bibit lele mampu mendapatkan keuntungan dan hasilnya dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

  Dalam proses pemeliharaan bibit lele biasanya mereka menakarnya sendiri dari indukan lele yang mereka pelihara sebelumnya atau membeli dari penjual lain. Dalam proses penjualan tersebut untuk menentukan harganya menggunakan cara hitungan ekor per ekor, karena sesuai dengan perjanjian awal bahwa penjual akan menjual bibit lele dengan harga per ekor. Dalam proses pengambilan bibit lele dengan cara diayak terlebih dahulu untuk memisahkan antara yang kecil dan yang besar diletakkan ditempat yang sudah disediakan. Kemudian diambil dengan penyaringan ikan dengan menggunakan tempat penyaringan. Inilah proses perhitungan terjadi dan menggunakan sistem takaran. Jika menggunakan sistem takaran, jumlahnya belum tentu sama dengan jumlah takaran awal, hal ini mengakibatkan kerugian bagi kedua belah pihak yang berakad (penjual) dan (pembeli) karena terkadang tidak sesuai dengan jumlah bibit yang diinginkan.

  Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penyusun tertarik untuk membahas fenomena yang terjadi mengenai “TINJAUAN

  HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BIBIT LELE DENGAN

  SISTEM TAKARAN DI DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG ” B.

   Rumusan Masalah

  Agar lebih terarah dan lebih operasional bahasan ini, maka perlu adanya rumusan masalah yang tertuang dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

  1. Bagaimana praktik dan mekanisme jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ?

  2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini, antara lain :

  1. Untuk mengetahui praktik dan mekanisme jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

  Agar penelitian ini dapat memberikan hasil yang berguna secara keseluruhan, maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat diantaranya : 1.

  Kegunaan Teoretis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu syari ‟ah, khususnya jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah untuk menjadi tambahan wawasan keilmuan dan keagamaan dalam masalah yang berhubungan dengan praktik jual beli bibit lele.

  b.

  Untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan bagi penyusun khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sesuai dengan hukum Islam.

2. Kegunaan Praktis a.

  Memberikan solusi bagi para pelaku praktik jual beli bibit lele agar tidak perlu takut melakukan jual beli dengan cara tersebut, karena agama Islam itu tidak mempersulit, tapi malah mempermudah demi tercapainya kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini.

  b.

  Untuk memberikan pertimbangan kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam praktik jual beli bibit lele, agar senantiasa tetap berpegang teguh pada aturan jual beli yang berlaku di dalam hukum Islam.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang penulis teliti ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu : 1.

  Hukum Islam Hukum Islam yaitu rangkai an dari kata “hukum” dan kata “Islam” untuk mengetahui arti hukum Islam perlu diketahui lebih dahulu arti kata hukum. Hukum yaitu seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku da mengikat untuk seluruh anggotanya. Hukum Islam artinya seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentng tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini serta mengikat untuk semua yang beragama Islam (Syarifuddin, 1997 : 4-5).

  Menurut Sudarsono (1992 : 12), hukum Islam adalah peraturan- peraturan dan ketentuan-ketentuan tentang jual beli berdasarkan al- Qur‟an, Hadis, dan menurut beberapa madzhab serta pandangan Majlis Ulama Indonesia.

2. Jual Beli

  Menurut Suhendi (2014 : 68), jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan s yara‟ dan disepakati.

  3. Bibit lele Bibit lele adalah benih lele yang masih kecil dan masih memerlukan pemeliharaan sampai menjadi dewasa dan akan dipanen dan diperjualbelikan setelah benih tersebut menjadi dewasa.

  4. Sistem Takaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sistem merupakan cara

  (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Takaran merupakan ukuran banyaknya suatu benda. Jadi sistem takaran yang dimaksud adalah cara untuk mengukur banyaknya suatu benda.

F. Telaah Pustaka

  Sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yaitu mengenai jual beli, maka penulis mengambil beberapa karya tulis dalam bentuk skripsi yang berkaitan dengan pembahasan jual beli. Disini penulis berusaha untuk memaparkan mengenai rumusan masalah dan kesimpulan dari beberapa skripsi tersebut untuk digunakan sebagai tolok ukur untuk melihat permasalahan yang akan penulis teliti selanjutnya.

1. Setiawan, Ahmad Deni (2008) “Analisa Fiqih Terhadap Jual Beli Sapi

  Rubuhan di UD. Sri Makmur Ponorogo”. Variabel penelitian terdiri dari masalah analisa fiqih terhadap objek jual beli dan analisa fiqih terhadap sistem penetapan harga pada jual beli sapi rubuhan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa objek jual beli sapi rubuhan yang berpenyakit tidak sah menurut fiqih, karena daging tersebut madharatnya banyak sekali bila dikonsumsi, kualitas dagingnya juga jelek serta di dalam jual beli sapi rubuhan tersebut terdapat unsur penipuan. Terkait dengan sistem penetapan harga pada jual beli sapi rubuhan tersebut, tidak terdapat pertentangan dengan hukum Islam, karena unsur kedua belah pihak yang melakukan jual beli (digilib.uin- suka.ac.id diakses pada tanggal 8 November 2017).

2. Wahyudi, Agus (2009) ”Praktik Jual Beli Salak Pondoh Di Desa

  Banguntirto Kec. Turi, Kab. Sleman Dalam Perspektif Hukum Islam”. Objek penelitiannya terdiri dari praktek transaksi jual beli salak pondoh yang dilakukan oleh masyarakat desa Banguntirto dan praktek transaksi tersebut dalam perspektif hukum Islam.Alat yang digunakan untuk menganalisa adalah konsep jual beli dalam hukum Islam.Hasil penelitian ini adalah bahwa dalam jual beli salak pondoh dalam sistem 1/15 yang dilakukan oleh masyarakat Banguntirto telah sesuai dengan rukun dan syarat jual beli dalam hukum Islam, yaitu dengan adanya penjual, pembeli dan objek yang diperjualbelikan dan sighat yang berupa ijab dan qabul.Sedangkan persengketaan biasanya terdapat pada besar kecilnya potongan timbangan, namun hal tersebut dapat disadari oleh petani karena telah mengetahui dasar adanya potongan timbangan. Dalam perspektif hukum Islam, apabila itu tetap muncul maka dapat diselesaikan melalui transparansi, dengan begitu maka jual beli akan rela sama rela dan akibatnya terjadi rasa kekeluargaan dan interaksi sosial yang baik antara pihak-pihak yang bertansaksi (digilib.uin-suka.ac.id diakses pada tanggal 8 November 2017).

  3. Maghfiroh, Siti (2008) “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Buah Secara Borongan (Studi Kasus di Pasar Giwangan) Yogyakarta”. Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan bahwa dalam jual beli ini terdapat banyak kecurangan yang dilakukan oleh penjual buah, dalam satu peti buah terkadang ada campuran buah yang kulitnya tidak bagus. Objek Penelitiannya pada Jual Beli Buah Secara Borongan.

  4. Ahsani, Rofiq (1999) “Tinjauan Konsep Salam Terhadap Praktek Jual Beli Bibit Aya m Pedaging di Mlilir Madiun” adalah penelitian kancah (lapangan) dengan metode pendekatan kualitatif serta pembahasan yang digunakan adalah induktif yaitu menggunakan data yang bersifat khusus dengan kesimpulan yang bersifat umum. Permasalahan yang diteliti adalah pertama praktek jual beli bibit ayam pedaging di Mlilir Madiun, kedua kejelasan harga dalam jual beli bibit ayam pedaging di Mlilir Madiun, ketiga kejelasan jenis bibit ayam pedaging di Mlilir Madiun, keempat kejelasan batas waktu penyerahan bibit ayam. Dari permasalahan yang ada, penelitian ini menyimpulkan bahwa: praktek jual beli bibit ayam ini sudah sesuai dengan fiqh karena tidak ada satupun dalil yang melarang. Adapun kejelasan harga, jenis, serta batas waktu sudah sesuai dengan fiqih dan telah sesuai dengan tuntunan agama karena didalamnya ada suatu adat kebiasaan (‟urf) yang tidak bertentangan dengan syari‟at dan adanya unsur tolong menolong sehingga menimbulkan suatu maslahah bagi sesama (digilib.uin- suka.ac.id diakses pada tanggal 8 November 2017).

  Dari sekian penelitian yang telah dilakukan penelitian lain, bahwa penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah dijelaskan di atas. Hal tersebut terletak pada fokus penelitian yaitu mengenai praktik jual beli dan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bibit lele dengan sistem takaran di desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

G. Metode Penelitian

  Metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

   Pendekatan dan Jenis Penelitian

  a) Pendekatan

  Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2011:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yaitu pendekatan penelitian yang mengkaji persepsi dan perilaku hukum orang (masyarakat dan badan hukum) dan masyarakat serta efektivitas berlakunya hukum positif di Indonesia (Utsman, 2014 : 66). Dan bersifat deskriptif analitis yaitu pendekatan yang menelaah tentang kehidupan masyarakat (Moleong, 2004 : 6). Dalam penelitian ini menggambarkan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bibit lele sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  b) Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif analitik yang dimaksudkan untuk mendiskripsikan sesuatu secara transparan, memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran suatu gejala yang kemudian dianalisa terhadap gambaran tersebut. Dalam skripsi ini penyusun akan mendiskripsikan atau menggambarkan bagaimana bentuk jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

2. Kehadiran Peneliti

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti hadir dalam proses penelitian serta bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data hasil observasi dan wawancara yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu akan dilakukan. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  4. Obyek Penelitian

  Obyek penelitian ini adalah jual beli bibit lele pada pihak-pihak yang mempunyai kolam budidaya bibit lele dan yang melaksanakan jual beli bibit lele dengan sistem takaran.

  5. Sumber Data Penelitian

  Sumber data penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh (Moleong, 2011 : 114). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a.

  Data Primer Data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai (Moleong, 2009 : 157). Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber melalui wawancara dan observasi. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini yang menjadi Informan adalah Penjual dan Pembeli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. b.

  Data Sekunder Data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data ini berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Sumber data yang dapat mendukung penelitian ini adalah telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal atau hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa.

6. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian yaitu sebagai berikut : a.

  Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara langsungdan sistematis terhadap fenomena yang diteliti (Sugiyono, 2013 : 145). Observasi yang dilakukan penulis ini untuk mendapatkan data tentang bagaimana praktik jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi ke empat tempat penjualan bibit lele di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2010 : 180).

  Tujuan dalam wawancara ini untuk menggali secara dalam tentang informasi yang dibutuhkan kepada pihak Penjual dan Pembeli dalam praktik Jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data-data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena yang diselidiki secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh dokumen yang berkaitan. Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah monografi desa dan foto- foto yang terkait dengan jual beli bibit lele di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

7. Analisis Data

  Analisis data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011 : 248). Analisis data bertujuan untuk menelaah data secara sistematik yang diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah digunakan. Diantaranya:observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul diklasifikasikan dalam sebuah penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti melakukan analisis data awal yang diperoleh untuk menentukan titik focus penelitian yang bersifat sementara. Analisis akan dilakukan kembali setelah memperoleh data tambahan dari berbagai sumber yang ada untuk membuat kesimpulan.

  Kesimpulan ini ditarik dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan dilapangan bagaimana praktik jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  8. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian, sehingga untuk memperoleh data yang valid diperlukan suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data.

  9. Tahap-Tahap Penelitian

  Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu: a.

  Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti membuat suatu rancangan penelitian lapangan, memilih dan memanfaatkan sesuatu yang diperoleh, menyiapkan kelengkapan penelitian serta memperhatikan etika dalam suatu penelitian. b.

  Tahap pekerjaan lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari data-data yang diperlukan seperti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.

  c.

  Tahap analisa data, yaitu peneliti menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi.

  d.

  Tahap Penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan dianalisa serta dikonsultasikan kepada pembimbing, maka yang dilakukan penulis selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan penulisan yang telah ditentukan.

H. Sistematika Penulisan

  Agar diperoleh penelitian yang sistematis, terarah, mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh para pembaca pada umumnya, maka penulisan menyajikan karya ilmiah kedalam bentuk sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut :

  Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

  Bab dua adalah kajian pustaka yang merupakan landasan teori. Dalam bab ini berisi tentang berbagai teori yang berkaitan dengan praktik jual beli, dalam hal ini mencakup bahasan tentang konsep jual beli dalam Islam yang di antaranya mengenai pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli, khiar dalam jual beli, berselisih dalam jual beli.

  Bab tiga adalah paparan data dan hasil penelitian. Dalam bab ini akan melaporkan hasil pengumpulan data, gambaran objek penelitian yang meliputi keadaan umum desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, yang terdiri dari keadaan geografis dan demografis, serta kehidupan sosial ekonomi, pendidikan dan keagamaan. Serta pelaksanaan praktik jual beli bibit lele dengan sistem takaran di desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  Bab empat adalah analisis data. Dalam bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi data, yakni tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli bibit lele dengan sistem takaran di desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang bertujuan untuk memberikan penjelasan boleh atau tidaknya praktik jual beli bibit lele dengan sistem takaran dalam tinjauan hukum Islam.

  Bab lima adalah penutup. Dalam bab ini sebagai penutup akan diuraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu akan dipaparkan tentang saran-saranyang terkait dengan permasalahan dalam penelitian. Kesimpulan merupakan inti sari dari penelitian tentang praktik jual beli bibit lele dengan sistem takaran di Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Sedangkan saran merupakan sebuah masukan dari hasil penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Jual Beli Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al- Bai‟, al- Tijarah dan al-Mubadalah, sebagaimana Allah Swt berfirman:

  92

  ) :رطاف( َرْوُ بَ ت ْنَل ًةَراَِتِ َنْوُج ْرَ ي

  Artinya :

  “Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi” (QS. Fathir : 29).

  Jual beli (al-bay) secara bahasa menurut Aziz (2010:23) adalah memindahkan hak milik terhadap benda dengan akad saling mengganti.

  Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan jual beli adalah sebagai berikut.

  1. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan.

  2.

  يِعْرَش ِنْذِاِب ٍةَضَو اَعُِبِ ٍةَّيِلاَم ٍْيَْع ُكْيِلَْتَ

  “Pemilikan harta benda dengan jalan tukar-menukar yang sesuai dengan aturan Syara .” 3.

  م وْيِف ٍنْوُذْأ ٍباَْيْ ِاِب ُفَّرَصَّتلِل ِْيَْلِب اَق ٍلاَم ُةَلاَب اَقُم َلْا ِوجَوْلا يَلَع ٍلْوُ بَ قَو

  “Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf)dengan ijab qobul, dengan cara yang sesuai dengan Syara .” 4.

  ِوْجَو يَلَع ٍلاَِبِ ُةَلَ ب اَقُم ٍصْوُصَْمَ

  “Tukar-menukar benda dengan benda lain dengan cara yang khusus (dibolehkan).” 5.

  ْلِم ُلْقَ نْوَأ يِضاَرَّ تلا ِلْيِبَس يَلَع ٍلاَِبِ ٍلاَم ُةَل َداَبُم َلا ِوْجَوْلا يَلَع ٍضْوَعَ ب ٍك ِنْوُذ ُأم ِوْيِف

  “Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan.” 6.

  ِماَوَّدلا يَلَع ِتاَّيِكْلِلما ُلُداَبَ ت َدِفُيِل ِلاَلماِب ِلاَمْلا ِةَلَداَبُم ِساَسَأ يَلَع ُمْوُقَ ي ٌدْقَع

  “Aqad yang tegak atas dasar penukaran harta dengan harta, maka jadilah penukaran hak milik secara tetap” (Suhendi, 2014:67-68).

  Menurut pengertian

  syari‟at jual beli adalah pertukaran harga atas

  dasar saling rela atau memindahkan hak milik dengan ganti yang dibenarkan (Sabiq, 1987:45). Secara terminologi ada beberapa definisi jual beli yang dikemukakan oleh para ulama fiqh, sekalipun substansinya dan tujuan masing-masing definisi adalah sama yaitu tukar menukar barang caranya yang benar. Jual beli (al-Buyu) adalah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan hak milik dengan ganti yang dapat dibenarkan (berupa alat tukar yang sah) (Dewi dkk, 2006:9).

  Menurut Ali Fikri yang dikutip oleh Ahmad (2010:175), bahwa pendapat ari Hanafiah menyatakan jual beli memiliki dua arti, yaitu : a.

  Arti khusus, jual beli adalah menukar barang dengan mata uang (emas dan perak) dan semacamnya, atau tukar menukar barang dengan uang atau semacamnya menurut cara yang khusus.

  b.

  Arti umum, jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta menurut cara yang khusus, harta mencakup zat (barang) atau uang.

  Jual beli menurut Ulama Malikiyah ada dua macam, yaitu jual beli yang bersifat umum dan jual beli yang bersifat khusus.

  a.

  Jual beli dalam arti umum adalah suatu perikatan tukar-menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan kenikmatan. Perikatan adalah akad yang mengikat dua belah pihak. Tukar-menukar yaitu salah satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh pihak lain. Dan sesuatu yang bukan manfaat adalah bahwa benda yang ditukarkan adalah dzat (berbentuk), ia berfungsi sebagai objek penjualan, jadi bukan manfaatnya atau bukan hasilnya.

  b.

  Jual beli dalam arti khusus adalah ikatan tukar-menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan yang mempunyai daya tarik, penukarannya bukan mas dan bukan pula perak, bendanya dapat direalisir dan ada seketika (tidak ditangguhkan), tidak merupakan utang baik barang itu ada di hadapan si pembeli maupun tidak, barang yang sudah diketahui sifat-sifatnya atau sudah diketahui terlebih dahulu (Suhendi, 2014:69-70) B.

   Dasar Hukum Jual Beli

  Transaksi jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam Islam, baik disebutkan dalam al-Quran, al- Hadis maupun ijma‟ ulama. Adapun dasar hukum jual beli adalah : 1.

  Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt dalam Surat Al- Baqarah ayat 275 :

  اَبِّرلا َمَّرَحَو َعْيَ بلْا ةَّللا َّلَحَأَو “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

2. Dalam Surat An-Nisa‟ ayat 29 :

  ْن اَهُّ يَأ اَي ٍض اَرَ ت ْنَع ًةَراََتِ َنْوُكَت َأ َّلاِإ ِلِطاَبلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ اوُلُكأّتَلا اوُنَمآ َنيِذِّلا اًمْيِحَر ْمُكِب َناَك َةَّللا َّنِإ ْمٌكَسُفْ نَأ اوُلُ تْقَ ت َلاَو ْمُكْنِم

  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan

  berlaku dengan suka sama suka di antara kamu dan

  perniagaan yang janganlah kamu membunuh dirimu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

  Berdasarkan ayat ini, yang menjadi kriteria suatu transaksi yang

  Adapun landasan hukum jual beli yang berasal dari hadits Rasulullah Saw. adalah sebagaimana sabdanya:

  ٍض ا َع ْن ُع َ بلا ْي َ ت َر

  “Sesungguhnya sahnya jual beli atas dasar kerelaan”

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi

0 0 13

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 17

ANALISIS SOSIOLOGI HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TEBASAN DI DESA SUROJOYO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 89

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 88

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 142

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

FENOMENA MITOS LARANGAN PERNIKAHAN DI DESA JETIS DAN DESA ROGOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 2 100

PEMANFAATAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA SRUWEN, KEC.TENGARAN, KAB.SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 81