PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM TENTANG EKSISTENSI M4DRASAH IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MA’ARIF GENDULAN (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN, KECAMATAN CEPOGOv KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009) - Test Repo

PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM TENTANG EKSISTENSI M4DRASAH

  

IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN

MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MA’ARIF GENDULAN

(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN, KECAMATAN

CEPOGOv KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009)

  

SKRIPSI

  D iajukan guna m em enuhi syarat untuk m eraih gelar Sarjana P endidikan Islam

  

Dhanang Fatchun Naiib

NIM 12107032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  

2010

PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH

  

IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN

MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MA’ARIF GENDULAN

(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN, KECAMATAN

CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009)

  

SKRIPSI

  D iajukan guna m em enuhi syarat untuk m eraih gelar S aijana Pendidikan Islam

  

O leh:

Dhanang Fatchun Naiib

NIM 12107032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

2010

DEPARTEMEN AGAMA RI

  J l Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : v/rvw.siainsahdea.a'.-.id E -m ail: PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Dhanang Fatchun Najib

  NIM : 12107032 Jurusan : Tarbiyah Progdi : PAI

  

Judul PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM

TENTANG EKSISTENSI MADRASAH

  IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADRASAH

  IBTIDAIYAH (MI) MA’ARIF GENDULAN (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009)

  Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan Pembimbing

DEPARTEMEN AGAMA RI

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website :

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi saudara : DHANANG FATCHUN NAJIB dengan Nomor Induk Mahasiswa : yang beijudul : PERSEPSI MASYARAKAT

  12107032

MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH IBTIDAIYAH DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADARASAH

  

IBTIDAIYAH (MI) (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA

GEDANGAN, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI

TAUHN 2010). Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia Ujian Jurusan

  Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu, 13 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat - syarat untuk

  Maret 2010

  memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah Salatiga , 22 Maret 2010 M

  Panitia Ujian Ketua Sidang Sekretaris

Ir.Imam Sutomo, M.A Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.

  il P. 19580827 198303 NIP. 19660215 199103 1 001

  Penguji I Penguji II

  l\ Dra. Siti Asdiaoh, M.Si.

  

NIP: 19720531)199803 1 002 NIP: 196808712 199403 2 003

  Pembimbing

Drs. Sumarno Wwiadina. M.Pd.

  

NIP. 19570520198601 1 001

  m

DEPARTEMEN AGAMA RI

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiaa.ac.id E-m ail:

  DEKLARASI

  

( * ^ Cp " * * * ' (►* * * <

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang penulis cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini di buat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 3 Maret 2010 Penulis

  

MOTTO

  “Hidup Mulia atau Mati Syahid” “Sinergitas antara space of intelectualizm, space of spiritual, space of move merupakan implementasi dari jiwa Ulul Albab”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  1. Kedua orang tuaku, Bapak Muslich dan Ibu Waljianti, yang selalu memberikan yang terbaik dalam hidupku. Karena jasa beliau berdua maka saya dapat menempuh pendidikan sampai saat ini. Tiada yang dapat saya lakukan untuk membalas jasa mereka selain Doa, semoga Allah SWT memberi berkah dan kehidupan yang baik di dunia sampai akherat kelak. Amin.

  2. Adik-adikku yaitu Frendi Aviv Setiawan dan Affan Hanafi. Semoga menjadi salah satu dari generasi penerus peijuangan untuk kejayaan umat

  I Islam.

  3. Teman-temanku, diantaranya adalah Syamsodin, Sri Sumiyati, Anisful, Santi, Dwik, dan Mir’atun Khasanah. Terima kasih telah menemani saya dalam suka dan duka. Semoga kita dapat meneruskan persahabatan ini selamanya.

  

vi

DEPARTEMEN AGAMA RI

  J l Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : \ v . v \ v

  E- mai l :

ABSTRAKSI

  Fatchun Najib, Dhanang. 2010. Persepsi Masyarakat Muslim tentang

  Eksistensi Madrasah lbtidaiyah (MI) Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Mengembangkan Madrasah lbtidaiyah (MI) (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Gedangan,

  Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2010). Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Kata kunci: Persepsi Masyarakat, Eksistensi Madrasah, Partisipasi

  Masyarakat, dan Pengembangan Madrasah lbtidaiyah (MI) Rendahnya mutu pendidikan yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat menjadi suatu masalah yang menggejala. Rendahnya pendidikan kemungkinan salah satu sebabnya adalah kurang maksimalnya peran dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan ikut melakukan pembenahan mutu dan kualitas sebuah institusi sekolah. Tentunya kemauan masyarakat dalam berperan untuk mengembangkan sebuah institusi sekolah sebagai akibat dari persepsi yang baik terhadap institusi sekolah itu sendiri.

  Dalam penelitian ini, akan penulis fokuskan pada beberapa permasalahan seperti di bawah in i: bagaimanakah persepsi masyarakat Muslim di Desa Gedangan tentang eksistensi Madrasah lbtidaiyah (MI), Bagaimanakah partisipasi masyarakat di desa Gedangan dalam mengembangkan Madrasah lbtidaiyah (MI), dan apakah ada pengaruh yang antara persepsi masyarakat muslim tentang eksistensi Madrasah lbtidaiyah (MI) pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Mengembangkan Madrasah lbtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009.

KATA PENGANTAR

  

(W ^ * (*■ **<

  Alhamdulillah atas segala karunia dari Allah SWT, tanpa sadar sampai detik ini kita masih diberi denyut nafas kehidupan dalam menempuh hidup memerankan diri sebagai Khalifatullah dimuka bumi dan sebagai Abdullah (hamba Allah). Teriring Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai tauladan dalam mengangkat derajat kaum

  

M ustad’afiin, sehingga karena tauladan beliaulah saya dapat menyelesaikan

  skripsi ini yang berjudul : PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA

  TERHADAP PENGEMBANGAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MA’ARIF GEDULAN (Studi kasus di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009).

  Karena kemampuan penulis yang masih terbatas, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka akan menerima masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dan kewajiban guna memperoleh gelar Saijana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, saran, pertimbangan dan kritik dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada : viii

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. Sumamo Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian, kesabaran, dan keikhlasan.

  3. Bapak dan Ibu dosen, diantaranya adalah Bapak Drs Sumamo Widjadipa, M.Pd., Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag., Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. dan seluruh Dosen STAIN Salatiga yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang dengan keikhlasan memberikan ilmu dan pengetahuan selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  4. Kepada Bapak Agus Riyanto sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dan warga masyarakat Desa Gedangan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.

  5. Buat kedua orang tuaku, yaitu Bapak Muslich dan Ibu Waljianti, yang selalu sabar dan memberikan pengertian.

  Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih serta doa semoga Allah SWT membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis.

  Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis memohon petunjuk dan hidayah. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.

  Salatiga, 22 Maret 2010 Penulis

  

IX

  

  

1. Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah

   DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

)

  x

  

  

  

  

  

  

  1. Data Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah

  D. Data Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah

  

  

  

  

  

  

  

  

  A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa

   BAB III LAPORAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN

  

  

   C. Hubungan Antara Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi

  

  

   XI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  Keadaan Guru MI Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, TABEL I

  Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 37 2009/2010...............................................................................

  Keadaan Siswa Guru MI Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, TABEL II

  Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 37 2009/2010............................................................................... Sarana dan Prasarana MI Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan,

  TABEL III Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 38 2009/2010...............................................................................

  Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, TABEL IV

  Kabupaten Boyolali Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia 39 Tahun 2009............................................................................. TABEL V Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo,

  Kabupaten Boyolali Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 40 2009........................................................................................ TABEL VI Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo,

  Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun ^ 2009........................................................................................ TABEL VII Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo,

  Kabupaten Boyolali Berdasarkan Agama Tahun 2009........... 41 TABEL VIII Data Responden Masyarakat Muslim Desa Gedangan,

  Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2010........... 44 TABEL IX Data Nilai Angket Persepsi Masyarakat Muslim Tentang

  Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa

  47 Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010............................................................... TABEL X Data Nilai Angket Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

  Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, 49 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010................... xiii

  TABEL XI TABEL XII TABEL XIII TABEL

  XIV TABEL XV TABEL

  XVI TABEL

  XVII TABEL

  XVIII TABEL

  XIX Nilai Jawaban Angket Persepsi Masyarakat Muslim Tentang

  Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 53 Pelajaran 2009/2010...............................................................

  Interval Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 55 Pelajaran 2009/2010...............................................................

  Kategori Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (M I)....................................................... 56

  Komparasi Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa

  Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 58 Pelajaran 2009/2010............................................................... Nilai Jawaban Angket Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah

  (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, ^ Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010................... Interval Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten ^1 Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010..................................... Nilai Nominasi Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

  Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, ^ Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010................... Komparasi Tingkat Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah

  (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, 54 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010................... Tabel Keija Untuk Mencari Pengaruh Antara Variabel Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (X) Dan Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (Y) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010...................

  64

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat manapun, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran. Pengalaman-pengalaman belajar yang dimiliki anak di rumah mempengaruhi kemauan untuk berprestasi dalam situasi - belajar yang disajikan.

  Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan bekeijasama, kecakapan atau kemauan untuk konsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan di antara para siswa. Faktor-faktor tersebut kadang berkembang akibat sikap-sikap anggota keluarga di rumah dan lingkungan sekitar. Latar belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosio ekonomi maupun sosio kultural adalah berbeda-beda. Demikian pula lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda.

  Pada prinsipnya pendidikan mempunyai keseimbangan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, seharusnya seseorang yang punya tingkat pendidikan tinggi akan mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi pula. Orientasi pendidikan dalam masyarakat tingkat menengah ke

  1 bawah dititikberatkan pada perbaikan ekonomi. Ketika anak disekolahkan dalam lembaga pendidikan tertentu, orang tua mempunyai harapan kelak anak memiliki profesi sesuai pendidikan. Masyarakat menganggap bahwa dengan memperoleh pendidikan yang tinggi, maka akan bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga. Namun harapan mereka ini tidak diimbangi dengan kesadaran bahwa pendidikan memerlukan biaya untuk pelaksanaan operasionalnya, misalnya: proses belajar mengajar yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya sebagai berikut: sarana dan prasarana, kesiapan dan keadaaan guru, kurikulum, kemampuan dan perkembangan anak yang kesemuanya harus di tunjang dengan finansial yang cukup.

  Fenomena dalam masyarakat menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga yang tinggi belum tentu memiliki kepekaan semangat dan komitmen yang tinggi untuk mengembangkan madrasah. Masih ada warga masyarakat yang mempunyai penghasilan yang cukup, bahkan lebih, rumah yang bagus tetapi kurang sadar dengan pengembangan Madrasah yang berada disekitamya. Mereka melupakan bahwa mereka dapat berhasil dan sukses karena pendidikan. Di madrasah itulah mereka mendapatkan pendidikan.

  Agar orang tidak mempunyai persepsi tentang hubungan antara pendidikan dan masyarakat yang terlalu sederhana (linier), Fagerlind melukiskan hubungan itu, adanya keterkaitan atau saling berhubungan antara pendidikan dengan masyarakat. Dua tokoh tersebut menjadikan pendidikan sebagai produk dari masyarakat (Bamadib, 1987: 86). Oleh karena pendidikan sebagai produk dari suatu masyarakat, begitu pula dengan keberadan sebuah

  2 madrasah yang lahir dari masyarakat. Hal tersebut berpengaruh pula terhadap perkembangan madrasah dan pendidikan pada umumnya. Proses perubahan ini bersifat kontinyu atau berlangsung secara terus-menerus.

  Kedudukan pendidikan sebagaimana digambarkan bersifat dialektik. Suatu dialektik adalah asas-asas logis yang berasal dari penyatuan kontradiksi dan pemecahannya (Bamadib, 1987: 87). Suatu dialektik diperlukan bila sesuatu hendak didorong ke arah kemajuan.

  Pendidikan dan masyarakat mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Di satu pihak pendidikan dipengaruhi oleh masyarakat, namun di pihak lain mempengaruhi masyarakat. Misalnya pendidikan diharapkan menghasilkan peserta didik yang mampu mengembangkan mobilitas sosial, namun sekaligus diharapkan pula menyadari agar mengingat bahwa perubahan masyarakat membutuhkan kepekaan untuk membaca realitas yang ada di masyarakat itu sendiri.

  Fungsi pendidikan terhadap lingkungan-ligkungan lain itu tidak linier, maka dapat pula dikatakan pendidikan itu berfungsi ganda. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai jenis model pendidikan di dalam masyarakat.

  Masyarakat yang mempunyai tingkat kesejahteraan tinggi diharapkan mempunyai kepekaan sosial yang tinggi pula dalam rangka mengembangkan madrasah, terlebih lagi apabila madrasah tersebut dekat dengan kehidupan masyarakat Muslim. Dari latar belakang tersebut penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenaran konsep di atas dengan melakukan penelitian pada masyarakat dengan mengambil judul : PERSEPSI MASYARAKAT

  3

  MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADRASAH

  IBTIDAIYAH (MI) (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009)

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana persepsi masyarakat Muslim di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2009 tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009?

  2. Apa bentuk partisipasi masyarakat Muslim dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan

  Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009?

  3. Adakah pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah:

  4

  1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Muslim di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009 tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan,

  Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009.

  2. Untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat Muslim di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009 dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009.

  3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009.

D. Manfaat Hasil penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut penulis jabarkan sebagai berikut:

  1. Secara teoritis, diharapkan dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan, khususnya untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan yang ada di madrasah, dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan pendidikan pada umumnya.

  2. Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan berharga bagi pihak pengelola madrasah dan Masyarakat di sekitar madrasah agar bekeijasama dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan madrasah bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

  E. Hipotesis

  Hipotesis adalah suatu jawaban yang sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 1993: 67).

  Adapun hipotesis penelitian ini adalah bahwa persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) berpengaruh signifikan terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan kata lain, semakin baik persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka semakin baik pula pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut.

  F. Metode Penelitian

  Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metodologi yang akan penulis jabarkan seperti di bawah ini:

1. Populasi

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 1999: 67). Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan ’’Semua individu untuk siapa kenyataan diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut pupolasi atau universal” (Sutrisno, 1981: 70).

  Berdasarkan pendapat di atas, populasi adalah seluruh penduduk Muslim dalam wilayah penelitian yang nantinya akan menjadi obyek penelitian.

  6 a. Populasi penelitian ini mencakup seluruh Kepala Keluarga dari masyarakat yang beragama Islam di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Adapun jumlah Kepala Keluarga yang menjadi Populasi sejumlah 248 orang.

2. Sampel

  Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil polulasi yang diselidiki (Suharsimi, 1999: 109). Sutrisno Hadi berpendapat bahwa sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi (Sutrisno, 1978: 221 ).

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel yang diambil tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Adapun sampel dalam penelitian ini sejumlah 50 orang.

3. Variabel Penelitian

  Varibel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang atau obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang penulis tetapkan adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas ( x )

  Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas ( x ) adalah persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya sebab variabel terikat,

b. Variabel Terikat ( y )

  Sebagai variabel terikat ( y ) adalah pengembangan madrasah, yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

G. Devinisi Operasional

  Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dalam penggunaan kata pada judul dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu penulis jelaskan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:

1. Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI)

a. Persepsi

  Persepsi adalah Pandangan atau sudut pandang (Poerwadarminta, tt: 799).

b. Masyarakat Muslim

  Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan tertentu (Poerwadarminta, tt: 636). Sedangkan masyarakat Muslim adalah orang-orang yang hidup secara religius (sangat kental dalam mengenal ajaran dan syariat Islam) dengan kekuatan iman yang sangat baik.

c. Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah Ibtidaiyah (MI) Eksistensi artinya adalah Keberadaan (Depdiknas, 2007: 289).

  Sedangkan arti dari madrasah merupakan sekolah atau perguruan, terutama perguruan Islam (Poerwadarminta, tt: 618). Maksum mengartikan madrasah sebagai kelembagaan pendidikan Islam (Maksum, 1999: 1). Adapun yang penulis maksud dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam penelitian ini adalah lembaga pendidikan yang mengajarkan berbagai ajaran serta syariat agama Islam kepada anak usia didik yang diselenggarakan oleh masyarakat itu sendiri secara mandiri dan terus-menerus yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif

  Gendulan yang berada di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

  Untuk melengkapi pengertian operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, akan penulis uraikan definisi operasional variabel yang menunjukan persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madarasah Ibtidaiyah (MI) indikatornya sebagai berikut:

  1) Mendukung sepenuh hati terhadap keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  2) Memiliki pemikiran yang baik tentang keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh dari masyarakat itu sendiri.

  3) Berasumsi bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan yang tepat untuk mecerdaskan putra-putrinya.

  4) Berpandangan bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga Pendidikan yang tepat untuk mendidik generasi muda.

  5) Selalu mengarahkan anak yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut untuk rajin belajar dan mengawasinya.

2. Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

a. Pengembangan Madrasah

  Pengembangan madrasah dapat diartikan upaya melakukan pembinaan dalam pendidikan dan peran aktif dalam melakukan proses tersebut yang dilaksanakan secara sadar, berencana, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengarahkan suatu kerpibadian yang seimbang, utuh dan selaras dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sesuai bakat secara konkrit (Iskandar, 1982: 93). Partisipasi masyarakat dalam mengembangkan madrasah yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah adanya perjanjian dan tanggung jawab masyarakat untuk mengembangkan madrasah.

  Indikator dorongan masyarakat dalam mengembangkan madrasah adalah sebagai berikut:

  10

  1) Kemauan untuk menyekolahkan anak ke dalam Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  2) Kemauan untuk meyumbang dana kepada Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  3) Kemauan untuk ikut mensosialisasikan keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kepada warga masyarakat yang lain.

  4) Ikut berperan dalam pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) melalui Komite Madrasah.

  5) Membantu dalam pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI). 6) Berpartisipasi dalam menentukan kebijakan di Madrasah Ibtidaiyah

  (MI) yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan melalui rapat-rapat antara pihak madrasah dengan wali murid.

H. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data adalah suatu yang sangat penting di dalam pelaksanaan suatu pendidikan. Teknik pengumpulan data adalah yang dipakai untuk mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian agar mendapat data yang relevan dan sesuai kebutuhan. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat maka akan mendapatkan data yang relevan dan akan menghasilkan penelitian yang berkualitas baik.

  Untuk mendapatkan data yang paling akurat, maka dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

  11

1. Angket

  Angket atau kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang rpibadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 1999: 140). Teknik ini juga sering disebut interview tidak langsung, karena tidak mengharuskan peneliti berhadapan langsung dengan responden. Teknik angket ini penulis gunakan untuk mengetahui data awal tentang pandangan atau persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  2. Teknik Observasi

  Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Depdiknas, 2007: 137). Teknik observasi ini penulis gunakan untuk mengetahui seberapa besar partisipasi masyarakat dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah

  (MI).

  3. Teknik Wawancara dan Dokumentasi

  Wawancara ini penulis gunakan sebagai cross checking terhadap data yang diperoleh dengan angket, yaitu mengenai persepsi atau pandangan masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah

  (MI), untuk meyakinkan data yang diperoleh sementara. Sedangkan teknik dokumentasi penulis gunakan untuk cross checking terhadap data yang diperoleh melalui observasi, yaitu pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  12

I. Teknik Analisis Data

  Untuk menaganisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan dan dianalisis dengan teknik presentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Pada analisis selanjutnya, penulis gunakan teknik statistik untuk mencari ada tidaknya pandangan atau persepsi masyarakat tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) pengaruhnya terhadap pengembangan Madrasah (MI). Maka penulis melakukan analisis dengan menggunakan rumus:

  Keterangan:

  P : Persentasi F : Frekuensi N : Jumlah Subjek

  Dan selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka menggunakan analisa statistik dengan rumus product moment sebagai berikut rxy =

  Keterangan:

  r,

  : koefisien korelasi antara variabel x dan y xy : product dari x dan y

  13 x : variabel skor I (persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) y : variabel skor II (pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  N : jumlah sample

  J. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini penulis susun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: Pada bab pendahuluan ini berisi Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, devinisi operasional, hipotesis, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta sistematika penulisan skripsi.

  Selanjutnya bab II berisi kajian pustaka. Pada bab ini, diuraikan berbagai pembahasan teori yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi

  Madrasah Ibtidaiyah (MI). Juga teori-teori yang berhubungan dengan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  Bab berikutnya adalah bab III, pada bab ini, lebih difokuskan pada hasil dari penelitian, yang mencakup histories MI Maarif Gendulan, identitas, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan serta keadaan

  14 siswa dan fasilitas sekolah. Keadaan geografis Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Disamping itu juga akan dipaparkan tentang hasil angket dari persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  Bab IV, bab ini berisi tentang analisa dari data-data dan hasil penelitian dari persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), juga korelasi antara Persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) pengaruhnya terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

  Bab terakhir adalah bab V, yang berisi tentang penutup yang membahas kesimpulan dari hasil penelitian, juga saran - saran yang ditujukan kepada berbagai pihak.

  

BAB II

LANDASAN TEORI A. Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI)

1. Persepsi Masyarakat Muslim

  Pengertian dari persepsi adalah tanggapan atau penerimaan secara langsung dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya (Depdiknas, 2007: 863).

  Dalam pengertian lain, persepsi diartikan sebagai pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya (Jalaludin, 1994: 51).

  Sedangkan pengertian dari masyarakat adalah adalah sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk peri-kehidupan berbudaya dan rakyat (Fajri, tt: 552). Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Depdiknas, 2007: 721).

  Selain makna tersebut juga masih banyak ahli sosiolog yang mengartikan masyarakat, akan tetapi pada intinya bisa disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu individu dalam suatu kelompok yang mempunyai tata nilai yang telah disepakati, baik norma, aturan, etika, dan adat-istiadat.

  16 Dalam hal ini terdapat proses interaksi antara suatu identitas individu yang berbeda dalam suatu kelompok tertentu.

  Masyarakat ikut bertanggung jawab dalam membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak dan setiap masyarakat mempunyai penilaian sendiri yang coraknya berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan masyarakat Muslim adalah masyarakat yang memeluk agama Islam yang tinggal di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo,

  Kabupaten Boyolali.

2. Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI)

a. Pengertian

  Madrasah adalah sekolah atau lembaga pendidikan Islam (Fajri, tt: 647). Madrasah berasal dari kata darasa - darisan - wa durusan -

  wa dirasatan yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus

  menjadi usang, melatih, mempelajari (Muhaimin, 2005: 183). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertian madrasah adalah sekolah atau perguruan yang biasanya berlandasakan agama Islam (Depdiknas, 2007: 695). Yang dimaksud pengertian madrasah dalam penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan yang berada di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

  Sedangkan arti dari eksistensi adalah keberadaan (Depdiknas, 2007: 289). Maka yang dimaksud dengan eksistensi madrasah dalam penelitian ini adalah keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dalam kaitan dan hubungannya dengan masyarakat sekitar. Hubungan ini merupakan simbiosis mutualisme, di mana masyarakat membutuhkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan sebagai tempat untuk mendidik anak-anak dan pihak Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan membutuhkan masyarakat sebagai salah satu penyokong dan pendukung keberadaannya agar tetap bisa eksis dan bertahan serta memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas,

b. Latar Belakang Munculnya Madrasah di Indonesia

  Madrasah berarti merupakan tempat untuk mencerdaskan para peserta didik, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka serta melatih ketrampilan mereka sesuai bakat, minat serta kemampuannya. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam dalam bentuk pendidikan formal mulai dikenal setelah awal abad kedua puluh. Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan dilatarbelakangi oleh munculnya semangat pembaharuan pendidikan di Indonesia.

  Madrasah di Indonesia muncul setelah pesantren dan sekolah mengadopsi sebagian sistem pesantren dan sekolah (Haidar, 2004: 151). Latar belakang berdirinya madrasah di Indonesia di karenakan beberapa hal sebagai berikut:

  18 a) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaharuan sistem pendidikan Islam di Indonesia.

  b) Usaha untuk menyempurnakan sistem pesantren ke arah suatu sistem pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum.

  c) Sikap atau mental pada sebagian masyarakat umat Islam yang menginginkan untuk mengadopsi sistem pendidikan umum agar diterapkan dalam pesantren.

  d) Upaya menjembatani antara sistem pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren dengan sistem pendidikan modem dari hasil aktualisasi (Hasbullah, 1990: 164).

c. Fase Perkembangan Madrasah di Indonesia

  Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam dan merupakan perpaduan antara pendidikan pesantren dengan sekolah. Ciri dari pesantren yang diadopsi oleh madrasah adalah ilmu-ilmu agama serta sikap hidup beragama. Ciri sekolah yang diadopsi oleh madrasah adalah sistem klasikal, mata pelajaran umum, manajemen pendidikan. Pada masa penjajahan Belanda, madrasah tumbuh dan berkembang secara mandiri tanpa dikoordinir oleh pemerintah Belanda. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan madrasah dipercayakan kepada Departemen Agama.

  Ditinjau dari segi dinamika dan perkembangannya, keberadaan madrasah di Indonesia setelah merdeka dapat di bagi menjadi tiga fase.

  19

1) Fase Pertama (Tahun 1945 - 1975)

  Pada fase ini, madrasah lebih menekankan materi kependidikannya kepada penyajian ilmu agama dan sedikit pengetahuan umum. Karena itu, maka pengakuan ruang lingkup madrasah hanya berada di seputar Departemen Agama (Haidar, 2004:151).

2) Fase Kedua (Tahun 1975 - 1990)

  Pada fase ini dimulai dengan diberlakukannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri pada tahun 1975 yaitu Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri. SKB Tiga Menteri ini menekankan pada upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas madrasah. Ada beberapa hal positif bagi perkembangan madrasah yang dimuat dalam SKB ini. Beberapa hal tersebut diantaranya sebagai berikut: a) Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijazah sekolah umum yang setingkat.

  b) Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum yang setingkat lebih di atasnya.

  c) Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat.

  Dengan diberlukannya SKB Tiga Menteri ini berimplikasi pada:

  20 a) Eksistensi madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam lebih mantap dan kuat.

  b) Pengetahuan umum pada madrasah lebih meningkat.

  c) Fasilitas fisik dan peralatan lebih disempurnakan.

  d) Meningkatknya kepercayaan dan pengakuan dari masyarakat terhadap ijazah madrasah karena mempunyai nilai yang sama dengan sekolah umum (Haidar, 2004:152).

3) Fase Ketiga (Tahun 1990 - Sekarang)

  Fase ketiga dimulai pada saat diberlakukannya Undang- undang sistem pendidikan Nasional nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan diiringi dengan sejumlah Peraturan Pemerintah nomor 28 dan 29 tahun 1989 dan diteruskan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  Madrasah pada fase ini dijelaskan secara eksplisit adalah sekolah yang berciri khas agama Islam, makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa madrasah mulai dari tingkat dasar dan menengah memberlakukan kurikulum sekolah yang ditambah dengan kurikulum ilmu-ilmu agama Islam sebagai ciri khasnya.

  Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ada beberapa pasal yang menyebutkan tentang pendidikan Islam. Di dalamnya ada tiga hal yang terkait dengan Pendidikan Islam.

  21

a) Kelembagaan Formal, Non Formal, dan Informal

  Didudukkannya lembaga madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang diakui keberadaannya setara dengan lembaga lembaga pendidikan sekolah. Dipertegas pula tentang kedudukannya sebagai sekolah berciri khas agama

  Islam dalam pasal 17 ayat 2 dan pasal 18 ayat 3. Selanjutnya, Majelis Taklim diakui sebagai pendidikan non formal dalam

  pasal 24 ayat 4 dan Raudhatul Athfal (RA) sebagai lembaga pendidikan anak Usia Dini dalam pasal 28 ayat 3. Dan dipertegas pula tentang pesantren sebagai lembaga keagamaan dalam pasal 30 ayat 4 (Sisdiknas, 2007: 14-24).

  b) Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran