PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK (STUDI KASUS DI MTS NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006) - Test Repository

  

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

(Studi Kasus di MTs Nurul Islam

Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006)

  S K R I P S I Disusun untuk Memenuhi Kewajiban dan

  Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)

  

NIM : 111 01 065

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM A ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI

  S A L A T I G A

  

2006

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website :

  

D E K L A R A S I

Bismillahirrahmanirrahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Maret 2006 Peneliti

  SRI WIGATI NIM. 111 01 065 Dra. Djolio S u lo p o Dosen ST A IN Snln t iga NOTA N M lilM lilN C

  Lamp. : J eksemplar

  ila l : Naskah Skripsi Kepada Yth

  Sdr. Sri Wigati Ketua STAIN Salatiga

  d i -

  SALATIGA Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari : Nama : SRI WIGATI NIM : 111 01 065 Jurusan

  : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul

  : PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA

  TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006) Telah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

  Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu 'aluikum Wr. Wb.

  Salatiga, Maret 2006 Pembimbing

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  

PENGESAHAN

  Skripsi Saudari : Sri Wigati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 065 yang berjudul PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 15 Maret 2006 yang bertepatan dengan tanggal 15 Shafar 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dan syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  15 Maret 2006 M Salatiga,

  15 Shafar 1427 H Panitia Ujian

  

MOTTO

“Jfrwafitah semua pekerjaanmu dengan mem6aca 6asmafah dan

ahhirrfah dengan mem6aca Ham6aCafi.

  

(Berusaha, 6erdo ’a dan 6ersa6ar”.

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi yang sederhana ini kepada : 1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan serta do’a restunya.

  2. Kakakku dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat.

  3. Suamiku tersayang yang telah memberikan semangat dan dorongan 4. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan.

  VI

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada umat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

  Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangsih dari beberapa pihak, sehingga dapat diselesaikan dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan; Dengan demikian penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga, terutama kepada:

  1. Drs. Badwan, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Drs. Djoko Sutopo, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk bimbingan dan dorongan sehingga terwujud karya ini.

  3. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuannya sehingga dapat mengantarkan penulis menyelesaikan studi di STAIN Salatiga.

  4. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga.

  5. Bapak Soeparmo selaku ketua MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

  6. Bapak Imron Hartomo, selaku wakil kepala MTs Nurul Islam Musuk yang telah memberikan kesempatan dan telah membantu dalam pelaksanaan pengambilan data penelitian.

  7. Ayah dan-ibu tercinta yang telah membimbing dan memberikan motivasi moral maupun material dengan penuh keikhlasan.

  8. Suamiku yang telah memberikan dukungan dan semangat.

  

vii

  9. Kakakku dan adik-adikku yang telah memberikan motivasi.

  10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal baik tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis yakin dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Yang terakhir, semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca yang budiman.

  Salatiga, Maret 2006 Penulis

  S R I W I G A T I NIM. 111 01 065

  

viii

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

   BABI PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  s

  BAB II LANDASAN TEORI

  

  

   IX

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik

  29

  

  

  

  

  

  

  1. Data Jawaban Angket Tentang Kompetensi Profesional

  

  

  BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR TA BEL

  TABEL I

  IDENTITAS MADRASAH TSANAWIYAH NURUL'

  

  

   TABEL IV STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MADRASAH \ TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK

  

  

   TABEL VII DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS II MTS NURUL

  ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN

  

  

  TABEL IX HASIL ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR ’ AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II MTs NURUL

  

  

  

  

  

  

  

xiii

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar, ia mempunyai peranan penting dalam kegiatan tersebut. Seorang guru mempunyi peranan penting dalam arti mempunyai tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dan secara sadar bertanggung jawab terhadap anak didiknya dalam mencapai kedewasaan.

  Sebagai pengajar guru disyaratkan mempunyai kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas proses belajar mengajar. Kemampuan ini akan menjadi bekal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini Oemar Hamalik mengemukakan "Guru akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang diperlukan untuk itu."1

  Mengenai kompetensi seorang guru, Samana mengatakan sesorang yang dinyatakan dalam bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai

  • kecakapan kerja atau keahlian yang selaras dengan tuntutan dibidang kerja

  

"Pendidikan Guru Konsep dan Strategi,

1 Oemar Hamalik, Maju Mundur, Bandung, 1991, him. 43.

  

1

  2

  atau keahlian yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelajaran sosial di masyarakatnya.2 Kompetensi profesional guru meliputi antara lain menguasai bahan yang akan diajarkannya. Karena kalau terjadi kekurangmampuan seorang guru dalam memahami bahan yang akan diajarakannya, maka berakibat tidak mampu membimbing anak dalam memberikan informasi.

  Mengajar pada hakikatnya membantu anak didik untuk berkembang dan menyesuaikan diri pada lingkungannya. Guru sebagai salah satu faktor pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan. Proses belajar mengajar, sehingga kompetensi dan profesional harus diperhatikan keberhasilan siswa dalam belajar banyak dipengaruhi oleh oendidiknya. Oleh karena itu dalam pendidikan dan pengajaran perlu adanya guru yang profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.

  Kemampuan guru dan kemampuan siswa sama-sama memegang peranan penting. Kalau guru tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan maka akan mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya prestasi seorang siswa, maka seorang guru haruslah memperhatikan hal tersebut.

  Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk mengetahui seberapa besarnya, kompetensi profesional guru dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa kiranya tepat apabila penulis mengkaji jauh dengan mengadakan penelitian dengan judul "PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA 2 Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisus, Yogyakarta, 1994, him. 44.

  3

  KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006".

B. Rumusan Masalah

  Dari uraian di atas pokok permasalahan yang penulis ajukan dalam skripsi ini adalah:

  1. Bagaimana kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006, menurut penilaian siswa?.

  2. Seberapa besar motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006?

  3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar Aqidah Akhlak bagi siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006?

  C. Tujuan Penelitian Secara ringkas tujuan penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui variasi kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di ^ MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006 menurut penilaian siswa.

  2. Untuk mengetahui motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs ^ Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.

  4

  3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.

D. Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul/ Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: "Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa kelas II MTs Ringin Larik", semakin baik kompetensi profesional guru yang dimilikinya, maka akan semakin baik pula motivasi belajar siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006.

  E. Methodologi Penelitian Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini, maka penulis kemukakan dahulu subjek yang hendak digunakan.

  1. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan.3 4 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II

  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,

3 Suharsimi Arikunto,

  Bina Aksara, Jakarta, 1991, him. 62.

  Ibid, 4 him. 102.

  5

  MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006.

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.5 Menurut

  Suharsini Arikunto mengatakan bahwa : "Untuk mengambil sampel yang apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan apabila subjeknya lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20%- 25%".6

  Karena penelitian ini berkaitan dengan proses belajar mengajar, maka yang akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik dengan alasan bahwa, kelas I belum banyak mengalami proses belajar mengajar, sehingga data yang diperoleh dari kelas I kurang valid. Mengenai kelas III, hal ini menyangkut teknisd dari lembaga itu sendiri dengan alasan bahwa kelas III merupakan masa-masa persiapan untuk menghadapi Evaluasai Belajar Tahap Akhir (EBTA). Sehingga tidak diperkenankan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar pada kelas III.

  2. Variabel Penelitian Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak sebagai variabel pertama (x) dan motivasi belajar

  Aqidah Akhlak siswa sebagai variabel kedua (y).

  5 Ibid, him. 104.

  6 Ibid, him. 107.

  3. Definisi Operasional Agar mendapatkan pengertian yang jelas mengenai penelitian ini, maka perlu penulis jelaskan beberapa pengertian dan maksud dari masing- masing variabel yang ada pada judul penelitian ini, yaitu:

  a. Kompetensi profesional guru Kompetensi adalah kemampuan dasar.7 Yang dimaksud dengan kompetensi disini adalah kemampuan guru dalam menguasai bahan dalam mengajar, kemampuan mengevaluasi, kemampuan memberi motivasi dan kemampuan merencanakan.

  Profesional berasal dari kata profesi yang berarti "bidang perkerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran dan sebagainya) tertentu".8

  Sedangkan guru berarti "orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar".9 Dari pengertian di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah tingkat kemampuan guru dengan kependidikan khusus untuk menentukan atau menjalankan profesinya (mengajar) yang dilandasi dengan pendidikan keahlian.

  Adapun indiktor dari kompetensi profesional guru adalah: 1) Kemampuan menguasai bahan ajar

  2) Kemampuan mengelola kelas

  7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1991, him. 17.

  

8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, him. 516.

  Ibid, 9 him. 330.

  3) Kemampuan membimbing 4) Kemampuan menilai 5) Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar

  b. Motivasi belajar Aqidah Akhlak Motivasi adalah "dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu".10 Sedangkan W.S. Winkel mengemukakan motivasi belajar adalah "keseluruhan daya penggerak psikis diii siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan belajar dam memberi arah kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan".11 V'

  Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar Aqidah Akhlak adalah dorongan yang timbul pada diri siswa untuk lebih giat dan semangat dalam mempelajari Aqidah Akhlak.

  Adapun yang menjadi indikator dari motivasi belajar Aqidah Akhlak adalah:

  1) Menunjukkan minat terhadap pelajaran Aqidah Akhlak 2) Tekun menghadapi tugas dari guru pelajaran Aqidah Akhlak 3) Ulet dalam menghadapi kesulitan Aqidah Akhlak

  4) Senang mencari dan memecahkan soal-soal Aqidah Akhlak

  4. Teknik pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang objektif dan autentik serta valid, penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:

  10 Depdikbud, Op.Cit, him. 666.

  11 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, PT. Gramedia, Jakarta, 1987, him. 92.

  8

  a. Metode Angket Angket adalah "suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden (orang yang menjawab)".12 Sedangkan menurut Margono "angket yaitu suatu alat untuk mengumpulkan data informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang diteliti".13 b. Metode Observasi

  Observasi ialah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.14 Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi sekolah, kondisi fisik maupun kegiatan-kegiatannya terutama pengamatan terhadap jalannya pengajaran Aqidah Akhlak.

  c. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.15 Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam pengumpulan data baik mengenai data siswa, guru yang berkaitan dengan penelitian ini.

  Metode-metode Penelitian Masyarakat,

  12 Koencoroningrat, PT. Gramedia, Jakarta, 1994, him. 173.

  13 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rieneke Cipta, Jakarta, 1997, him. 167.

  Methodologi Research 2, 14 Sutrisno Hadi, Andi Offset, Yogyakarta, 1982, him. 136.

  Op.Cit, 15 Suharsini Arikunto, him. 188.

  9

  5. Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data.

  Dalam menganalisis data penulis melakukan 3 langkah analisis yaitu :

  a. Analisis Pertama Analisa pertama ini penulis lakukan untuk mengetahui kompetensi profesional guru. Teknik analisanya menggunakan rumus :

  ^ .

  P = — x 100% N

  Keterangan: P : presentasi

  F : frekuensi N : jumlah responden

  b. Analisa Kedua Analisa kedua penulis lakukan untuk mengetahui motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik

  Musuk Boyolali Tahun 2006.

  c. Analisa Ketiga Dalam analisa ini penulis bermaksud mengetahui hubungan kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006. Teknik analisis yang penulis gunakan adalah teknik " Korelasi

  Product Moment " dengan rumus.16 16 Sutrisno Hadi, Op. Cit, him. 294.

  10 Z x y - g * )(S y) x y N

  Keterangan : r xy : koefisien korelasi antara variabel x dan y N : jumlah subjek x : skor item kompetensi profesional guru y : skor item motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II

  Ix 2 : jumlah kuadrat skor item Zy2 : jumlah kuadrat skor total

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat dilihat di bawah in i:

  BAB I : Pendahuluan Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tujuan hasil penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : Landasan Teori A. Kompetensi profesional guru meliputi : pengertian kompetensi profesional guru, fungsi dan peran guru, serta pentingnya kompetensi profesional guru.

  11

  B. Motivasi belajar meliputi : pengertian motivasi belajar, faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, pentingnya motivasi belajar.

  BAB III: Laporan Penelitian Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan responden, lokasi, sejarah berdirinya dan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar. BAB IV : Analisis Data Pada bab ini penulis membahas tentang analisa data. Dalam menganalisa data menggunakan analisa pertama, analisa kedua dan analisa ketiga.

  BAB V : Kesimpulan dan Penutup Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan lampiran- lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Profesional Guru

  1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di lembaga pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidikan sebagai bantuan pendidikan untuk membuat subjek didik menjadi dewasa.

  Untuk menjadi tenaga pendidik, seseorang harus benar-benar mempunyai kualitas keilmuan pendidikan dan keguruan yang memadai guna menunjang tugas profesinya. Disamping itu guru harulah mempunyai kepribadian dan intelektual anak didik. Contoh figur yang demikian telah ada pada diri Rasulullah saw. sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firmanNya surat Al Ahzab ayat 21 :

  “Sesungguhnya pada diri Rasul Allah (Muhammad) ada ikutan yang haik b a g im u

  1 Sebagai seorang pendidik, guru berinteraksi langsung dengan siswa maka ia harus mempunyai kecakapan dan kemampuan yang sesuai dengan profesinya karena hal ini sangat mempengaruhi suksesnya proses pembelajaran. Seorang guru dipandang sebagai sosok yang patut digugu dan ditiru baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat

  Tarjamah A l Qur’an A l Karim, 'Mahmud Yunus, Al Ma’arif, Bandung, 1989, him. 379

  

12

  13

  dimana ia berada haruslah benar-benar orang yang profesional dan kompeten agar nantinya mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

  Untuk mengetahui lebih jauh tentang kompetensi profesional guru akan dipaparkan beberapa pernyataan para ahli sebagai berikut: Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu.I 2

  Sedangan W. Robert Houstan menyatakan seorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang yang menguasai kecakapanketja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang keija yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai tuntutan wewenang dalam pelayanan sosial masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diejawantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya dan atau warga masyarakat yang dilayaninya secara selektif efisien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk kuantitas keija tetapi menunjuk kualitas kerja.3

  Dari pengertian kompetensi tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru (pendidik maupun pengajar).

  I

  2WJS. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

  Balai Pustaka, Jakarta, 1986, I him. 965 H

  3Samana, Profesionalisme Keguruan,

  Kanisius, Yogyakarta, 1994, him. 44

  14 Sedangkan kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti

  pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus mempersiapkan untuk itu bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.4

  Maka dengan demikian kompetensi profesional guru adalah kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki seorang guru untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal karena memiliki pengalaman yang kaya dihidangnya yang ditandai oleh kompetensi yang menjadi persyaratan, maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang dimiliki oleh tenaga kepdndidikan, tidak dimiliki warga masyarakat pada umumnya melainkan han>|a dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah mengalami pendidikan guru secara berencana dan sistematik.5

  Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa untuk merealisasikan tujuan pendidikan dibutuhkan seorang tenaga ahli yang memiliki kemampuan profesional atau dengan kata lain seorang yang memang benar-benar ahli dalam bidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw.

  N N N

4 Uzer Usman, M enjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, him. 14

  

Pendidikan Guru dan Konsep Strategi,

  5 Oemar Hamalih, Mandar Maju, Bandung, 1991, him. 6

  15 Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata : telah bersabda Rasulullah saw. apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran6

  Dalam pengertian di atas telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

  Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang guru dinilai kompeten secara profesional apabila : a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

  b. Guru tersebut mampu melaksanakan peran-perannya secara berhasil.

  c. GufU tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan sekolah.

  d. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.

  Untuk bisa dikatakan sebagai profesi Wallmer dan Mills mengemukakan kriteria-kriteria sebagai berikut: a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas maksudnya:

  1) Memiliki pengetahuan yang luas 2) Memiliki keahlian khusus yang mendalam

  Shohih Bukhari, Juz 1- 2, Toha Putra, Semarang, him. 21

6 Bukhori bin Bardah Al Mughiroh,

  16

  b. Merupakan karier yang dibina secara organisatoris, maksudnya: 1) Ada keterikatan dalam suatu organisasi profesional

  2) Memiliki otonomi jabatan 3) Memiliki kode etik jabatan merupakan karya bhakti seumur hidup

  c. Diakui masyarakat sebagai pekeijaan yang mempunyai status profesional, maksudnya: 1) Memperoleh dukungan masyarakat

  2) Mendapat pengesahan dan perlindungan hukum 3) Memiliki persyaratan kerja yang sehat 4) Memiliki jaminan hidup yang layak.7

  Dalam uraian di atas telah dijelaskan bahwa jabatan guru adalah jabatan profesi yang dimaksud guru di sini adalah guru yang melakukan fungsinya di sekolah atau lembar formal.

  Dalam dunianya yang selalu berubah dan berkembang seorang pendidik yang profesional tidak akan statis tetapi selalu mengikuti perkembangan zaman mengemban dan bertanggung jawab atas misinya. Hal ini membutuhkan ketekunan yang tiada henti-hentinya. Di sisi lain guru hendaknya mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan profesinya dan tanggap terhadap ide-ide pembaharuan pendidikan dan pengajaran maka hendaknya profesi guru dilihat dalam hubungan yang lebih luas.

  Interaksi dan Motivasi Belajar

7 Sardinian, , Rajawali Pers., Jakarta, 1994, him. 131-132

  17

  Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan ini tidak mungkin berhasil jika tidak melibatkan manusia sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan pembangunan. Untuk mensukseskan pembangunan perlu ditata suatu sistem pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan ini dirancang dan dilaksanakan oleh orang-orang ahli dihidangnya. Tanpa keahlian yang me m r dai.

  Adapun sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan melalui kurikulum IPTK. Kesepuluh kompetensi itu kemudian dijabarkan melalui berbagi pengalaman belajar, kesepuluh kompetensi dasar itu yaitu: menguasai bahan, mengelola program belajar, mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.8 Kesepuluh dasar haruslah dimiliki seorang yang bertugas sebagai pendidik.

  2. Persyaratan Menjadi Guru Guru sebagai jabatan profesional memerlukan keahlian khusus.

  Karena profesi guru harus memiliki syarat profesional antara lain fisik, psikis, mental, moral dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik mengungkapkan :

  8Samana, op. cit, him. 61-68

  18

  a. Persyaratan fisik yaitu kesehatan jasmani yang nantinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular.

  b. Persyaratan psychis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan.

  c. Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap kependidikan, mencintai dan mengabdi serta memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.

  d. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang tinggi.

  e. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang memberi bekal guru menunaikan tugas dan kewajiban sebagai

  ’• Q pendidik.

  Maka jelaslah dari uraian di atas bahwa semua orang dapat menjadi guru, akan tetapi harus memenuhi syarat yang dapat melaksanakan tugas sebagai guru, karena tanpa terpenuhinya syarat tersebut maka kecil kemungkinan dapat tercapai tujuan pendidikan.

  3. Fungsi dan Peran Guru Guru sebagai jabatan profesional mempunyai fungsi ganda yaitu, sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”.9 10 Sebagai pengajar karena guru memang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada muridnya.

  9 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses belajar Mengajar

  , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 25-30

  10 Sardinian A.M., op. c it, him. 141

  19 Mendidik berarti mentransfer nilai-nilai kepada siswanya mendidik adalah

  mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya, menemukan kemanusiaannya. Mendidik adalah memanusiakan manusia.11 Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.12

  Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka guru sebagai tenaga pendidik, mengajar dan pembimbing merupakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara fungsi yang satu dengan yang lain.

  Dilihat dari fungsinya guru mempunyai peran yang tidak sedikit antara lain: a. Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi, kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar.

  b. Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan siswa dalam interaksi belajar agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan efisien.

  c. Sebagai motivator, ialah pemberi dorongan semangat agar siswa mau giat belajar.

  d. Sebagai organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar, siswa maupun guru.

  Ibid. M m.

  11 136 n Ibid, him. 138

  20

  e. Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.13

  4. Manfaat Kompetensi Manfaat kompetensi profesional guru antara lain :

  a. Kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar dan membimbing.

  b. Kepribadian guru yang baik akan menentukan diri menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya.

  c. Dalam hubungannya dengan masyarakat kompetensi profesional guru sangat penting. Hubungan baik guru dengan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.

  d. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga dia mampu membimbing anak didiknya dan menjadi figur bagi anak didiknya.

  13 Chalijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al Ikhlas, Surabaya, 1994, him. 65-67

  21 B. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah

  1. Pengertian Motivasi Belajar Menurut bahasa, motivasi adaiah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.14 Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari di dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan dorongan supaya memperoleh hasil yang memuaskan.

  Kata ‘motif diartikan sebagai daya upaya yangmendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 15 Menurut Me. Donald, motivasi adalah kondisi perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

  Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar agar tujuan yang hendak dicapai diri siswa dapat terwujud.

  Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motivasi yang bersama, menggerakkan siswa untuk belajar. Motif merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai suatu tujuan sebagaimana seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.16

  l4Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Depdikbud, Jakarta, 1991, him. 73

15 Sardiman, op. cit , him. 73

  16Sumadi Suryabrata, op. cit , him. 70

  22 Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya melakukan yang mempengaruhi serta perubahan tingkah laku.

  . 2. Macam-macam motivasi belajar Pada dasarnya motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain: a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motivasi oleh bawaan yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir.

  Jadi tanpa dipelajari, seperti dorongan untuk makan, v. minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan beristirahat. Motif-motif ini sering juga disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis manusia.

  2) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena dielajari, contohnya dorongan belajar dan mengajar suatu cabang ilmu pengetahuan.

  b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Wood Wort dan Margius 1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat.

  2) Motif darurat, yang termasuk dari jenis motif ini antara lain dorognan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, berusaha dan memburu.

  23 3) Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia secara efektif.

  c. Motivasi jamaniah dan rohaniah Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi ruhaniah yaitu keimanan.

  d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasf intrinsik

  Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan. Contoh : seorang yang sedang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. 2) Motivasi ekstrinsik

  Yang dimaksud motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsangan dari luar. Contoh: seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji temannya atau pacarnya.17

  17Sardiman, op. cif ., him. 85-90

  24

  3. Komponen dan fungsi motivasi Motivasi memiliki dua komponen yaitu :

  a. Inner component (komponen dalam) ialah perubahan dalam diri seseorang. Keadaanya merasa tidak puas dan teijadi ketegangan psikologi.

  b. Outer component (komponen luar) ialah apa yang diingikan seseorang,

  1K tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Dalam uraian di atas jelaslah motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta merubah tingkah laku. Motivasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

  a. Motivasi ini mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

  b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.

  c. Motivasi berfungsi menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan mana perbuatan yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.19

  '8Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan , Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987, him. 70

19 Ibid., him. 8

  25

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Muhibbin Syah mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut: a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

  b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

  c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.20

  Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu : 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2) aspek psikologis (yang bersfiat rohaniah).21 Seperti faktor internal siswa faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam yakni, faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.22

  Menurut Sumadi Suryabrata faktor fisiologis masihd apat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) tonus jasmani pada umumnya dan b) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.23

  Keadaan umum jasmani dan tonus (ketegangan otot) dapat mempengaruhi semangat dan intensitas belajar siswa misalnya

  20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, him. 132

21 Ibid, him. 132

  22Ibid, hlrn. 137

  23Sumadi Suryabrata, op. cit., him. 255

  26

  melemahnya organ tubuh lebih-lebih disertai oleh pusing kepala dan hal ini dapat mempengaruhi ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang berfungsi.

  Pada aspek psikologis banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelajaran siswa. Tetapi ada faktor yang dipandang lebih esensial seperti: 1) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.24

  Menurut Arden N. Franden hal-hal yang termasuk faktor psikologis yang dapat mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut: a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

  b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada diri manusia dan keinginan ur.tuk selalu maju.

  c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua guru dan teman-teman.

  d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetensi.

  e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

  f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.25

  24Muhibbin Syah, op. cit, him. 133

  25Sumadi Suryabrata, op. cit., him. 257

  27 C. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar Aqidah Akhlak

  Tinggi rendahnya pengakuan profesi guru salah satu diantaranya diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya dalam mempersiapkan jembatan tersebut. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak didiknya. Misalnya dalam penyajian materi pelajaran bila guru kurang menguasai materi akibatnya guru tidak akan mampu memberikan bimbingan dengan baik. Dan jika guru mampu menguasai materi dengan baik maka dia akan mampu memberikan bimbingan dnegan baik dan dengan begitu anak juga akan termotivasi belajarnya.

  Profesional guru secara umum dapat dicirikan sebagai berikut:

  1. Guru harus menguasai bahan yang akan diajarkan

  2. Guru harus mampu mengelola kelasnya

  3. Guru harus mampu/menguasai media/sumber

  4. Guru harus menguasai landasan kependidikan

  5. Guru harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar

  6. Guru harus mampu menilai prestasi belajar siswa

  7. Guru harus mampu mengelola program belajar mengajar

  8. Guru harus mengenal dan mampu menyelenggarakan administrasi sekolah

  9. Guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan.

  28

  lO.Guru harus memahami prinsip-prinsip dan mampu menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

  Sedangkan motivasi adalah semangat dalam di n seseorang yang mendorong untuk melakukan seusatu aktivitas. Dalam proses belajar mengajar guru juga mempunyai tugas/membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.

  Untuk membangkitkan motivasi/semangat belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini cara-cara membangkitkan dan menumbuhkan motivasi siswa baik intrinsik (dari diri sendiri) maupun ekstrinsik (dari luar): a. Kompetisi (persaingan) antar siswa untuk meningkatkan prestasi

  b. Membuat tujuan sementara misalnya TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

  c. Merumuskan tujuan yang jelas

  d. Mengadakan evaluasi atau penilaian-6 Oleh karena itu guru sebagai seorang pendidik harus peduli dengan masalah motivasi ini. Seorang guru harus mau dan mampu memotivasi siswa yang rendah motivasi belajarnya Kepedulian guru terhadap motivasi belajar siswa bukanlah hal yang mengada-ada. melainkan sebagai tugas yang melekat dalam diri guru. Sekali guru dapat membangun motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya, diharapkan seterusnya siswa akan selalu menikmati mata pelajaran tersebut 26 Uzer Usman, o p .c it him 25

  29 Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila kompetensi profesional

  guru baik dan motivasi akan menurun apabila kompetensi profesional guru menurun. Oleh karena itu guru yang profesional sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan motivasi anak dalam belajar.

  

BAB in

LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran llmum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik

1. Sejarah Berdirinya

  Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali berdiri pada tahun 1978. Berdirinya Madrasah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 68

PENGARUH PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 120

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 91

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 56

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 85

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA

0 0 9

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMK PANCA BHAKTI

0 0 12

KREATIVITAS GURU MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MTSN RUKOH DARUSSALAM BANDA ACEH

0 0 18

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

0 0 9