PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMATERI KERAGAMAN SOSIAL DAN BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH KEMUSU KECAMATAN KEMUSU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 -

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KERAGAMAN SOSIAL DAN BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

  KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH KEMUSU KECAMATAN KEMUSU KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

SUPRIYATUN

NIM: 115-13-020

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  MOTTO Hadapi Kesempatan terakhir yang allah Berikan

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

   Bapakku (Daselan) dan Ibuku (Giyem) sebagai wujud baktiku dan sayangku kepadanya, yang telah membesarkanku, mendidikku, mendoakanku, dan memberikan bantuan moril serta spiritual kepadaku.

  2. Suamiku (Nurkholis) yang senantiasa mendoakanku, memberikan semangat, mengantar dan menjemputku sampai lulus S1dan membiayai kuliahku sampai lulus S1.

  3. Kakakku (supeni, sugiyono dan ponitasari) beserta istri dan suaminya yang telah membantu dan memberi semangat hingga skripsiku selesai 4. Rektor, Bapak Ibu dosen serta Karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas mendidik dan membimbingku.

  5. Bapak dan ibu guru siswa siswi Kelas IV MI Muhammadiyah Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali yang membantu terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak dan ibu guru yang mendidikku dari awal masuk bangku sekolah hingga sarjana.

  7. Sahabatku (Tiara NYN, Dariyati, Nurmala Khasanah) yang memberiku semangat.

  8. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi.

  KATA PENGANTAR Bismillahirahmannirrahim

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang yang dengan rahmat, taufik, dan Hidayah-Nya skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Keberagaman Sosial dan Budaya Melalui Model Pembelajaran

  

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV

  Madrasah Ibtidaiyah Muhmmadiyah Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten BoyolaliTahun Pelajaran2017/2018 bisa selesai.

  Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rosulullah Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati oleh Allah SWT.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu pnulis ucapkan terima kasih kepada: 1.

  Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Peni Susapti, M. Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

  4. Dra. Nur Hasanah, M. Pd selaku dosen pembimbing yang telah membimbing memberi arahan dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  

ABSTRAK

Supriyatun, 2017. Peningkatan hasil belajar IPS Materi Keragaman Sosial

dan Budayamelalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Padasiswa Kelas IV MI Muhammadiyah Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: (1) Dra Nur Hasanah, M.Pd.

  Kata kunci:Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Pembelajaran, IPS

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali.

  Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Muhammadiyah Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali tahu 2017 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada saat pembelajaran IPS.

  Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 1 pra-siklus dan 2 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan Tindakan ( acting), 3) Pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, pengamatan, dan dokumentasi.

  Berdasarkan temuan penelitian dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Keberagaman sosial dan budaya pada siswa MI Muhammadiyah Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali tahun

  Pelajaran 2017/2018 dibuktikan dengan adanya peningkatan presentase hasil blajar kegiatan pra siklus ke siklus 1 yaitu 40% dan dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu 33,34%. pra-siklus persentase siswa yang tuntas sebanyak 20,59%, siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 52, 94, dan presentase siklus II siswa yang tuntas sebanyak 82,35 siswa. Sedangkan presentase siswa yang belum tuntas yaitu pada pra-siklus presentase sebanyak 79,41, pada siklus 1 yaitu 47,06, dan presententase untuk siklus II yaitu sebanyak 17,65 siswa yang belum tuntas.

  

DAFTAR ISI

  Sampul………………………………………………………………...i Gambar berlogo……………………………………………………....ii Judul……………………………………………………………….…iii Nota Pembimbing……………..………………………………….….iv Halaman Pengesahan Kelulusan………………………………..…….v H alaman Pernyatan Keaslian Tulisan………………………….…….vi Halaman motto dan Persembahan……………………......................vii Kata Pengantar…………...……………………………………..……ix Abstrak………………………………………………..……………...xi Daftar Isi………………………………………………….……...….xii Daftar tabel

  ……………………………………..…………...……….xiv Daftar gambar…………………………………………………...…….xv Daftar Lampiran…………………………………..….……………....xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang……………………………………..……..1 B. Rumusan Masalah………………….……..………..…….7 C. Tujuan penelitian………………..………...……………....7 D. Hipotesis tindakan dan Indikator Keberhasilan….….........7 E. Manfaat penelitian…….…………………………....…….8

  F.

  Definisi Operasional………….…………………………..9 G.

  Metodologi penelitian……………….…………………..11 H. Sistematika penulisan…………….……………………..18

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar…………………….………….…………..20 B. IPS materi Keberagaman Sosial dan Budaya….……….29 C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ……………………………………………….38 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Diskripsi Awal………………………………………...40 B. Pelaksanaan Penelitian………………………..……….44 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Diskripsi paparan siklus………………………………55 B. Pembahasan Hasil penlitian……………….........…...66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………..….68 B. Saran……………………………………………….…69 DAFTAR PUSTAKA…………………………………….………71 LAMPIRAN……………………………………………………....58

  DAFTAR TABEL

  Tabel I: silabus IPS Kelas IV MI/SD……………………………………3 Tabel

  2. Nama siswa kelas

  IV MIM Kemusu

  ………………..………...42 Tabel 3. Hasil belajar Pra- siklus…………………..…….………….…55 Tabel 4 . Frekuensi Belajar Pra-

  Siklus…………………………..…….57 Tabel

  5. Hasil belajar siklus

  1 ……………….………………….....…..58

  Tabel

  6. Frekuensi hasil Belajar Siklus

  1 ………………….……..…….61

  Tabel

  7. Hasil Belajar siklus

  II ………………………...........................62

  Table 8. frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus

  II …………………...…64

  Tabel

  9. Hasil Belajar Siswa yang mencapai Nilai KKM

  …………..…66

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Bagan Rancangan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

  ………………………………………………………………….12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Jumali, (2004:18) pendidikan yaitu “usaha sadar

  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

  Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas (Hamdani, 2010:20)

  Banyak sekali model pembelajaran di Indonesia yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah namun semua pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang perlu diingat adalah kesesuaian pemilihan model pembelajaran terhadap kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran merupakan “kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran” (Rahyubi, 2014:251).

  Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu yang tidak asing bagi setiap orang. Dalam perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Proses kehidupan manusia selalu berhubungan dengan manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial. Sejak kanak-kanak, pada prinsipnya mereka telah melakukan hubungan dengan orang lain, misalnya dengan ibu maupun anggota keluarga lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialami sejak lahir (Rasimin, 2012:35).

  Salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam silabus mata pelajaran IPS kelas IV semester satu adalah pada materi “Kenampakan Alam dan keragaman Sosial Budaya”siswa-siswa kelas IV dikenalkan pada ketampakan alam dan keragaman sosial budaya (Silabus IPS kelas IV MI). Pentingnya siswa dikenalkan pada “keragaman sosial Budaya” adalah agar siswa mengetahui macam-macam budaya yang ada di Indonesia.

  Tabel I: silabus IPS Kelas IV MI/SD

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1.

  Memahami sejarah, Membaca peta lingkungan setempat kenampakan alam, dan (kabupaten/kota, provinsi) dengan keragaman suku menggunakan skala sederhana bangsa di lingkungan

  Mendeskripsikan kenampakan alam di kabupaten/kota dan lingkungan kabupaten/kota dan provinsi provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya

  Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat

  Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)

  Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya

  Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya Apabila “keragaman soaial dan budaya” tidak diajarkan secara mendalam, maka dampak pada siswa yaitu tidak akan ada generasi yang mengetahui dan melestarikan budaya tersebut.

  Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan guru kelas IV dapat diketahui bahwa pembelajaran IPS di MIM perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif agar hasil belajar dapat meningkat. Rata-rata nilaiIPS kelas IV (empat) MI Muhammadiyah Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali pada ulangan akhir semester I (Satu) hanya 60. Dilihat dari nilai hasil ujian semester I (satu) IPS yang masih minim dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Dengan jumlah siswa 34, 27 siswa mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 75 ke bawah dengan nilai terendah 40 dan 7 siswa mendapat nilai tuntas, nilai tertinggi yaitu 85.

  Belajar siswa belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar hiterogen, minat terhadap pelajaran IPS masih kurang, akibatnya pelajaran IPS tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan pembelajarannya masih Teacher Centered atau pembelajaran yang berpusat pada guru (guru aktif sedangkan siswa pasif) sehingga siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.

  Hal ini dapat menyebabkan pembelajaran terkesan membosankan dan dapat berakibat pada rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran.Guru menyadari bahwa belum memahami betul serta kurang adanya sosialisasi mengenai model pembelajaran pada guru. Siswa menjadi pasif, kurang terlibat dalam proses pembelajaran, serta lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

  Dalam ranah kognitif, pembelajaran IPS mengenai manusia dan lingkungannya harus dapat dinalar agar dapat dijadikan alat pengambilan keputusan yang rasional, jadi bahan kajian IPS bukan hanya sekedar hafalan. Dalam ranah afektif, perolehan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki siswa diharapkan dapat mendorong tindakan yang berdasarkan nalar, selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah psikomotorik, pengetahuan, nilai, dan sikap yang telah dimiliki siswa dapat dikembangkan dalam keterampilan-keterampilan.

  Menurut Hamdani, (2010:326)penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan ilmiah yang mampu merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas melalui penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dengan prosedur dan persyaratan, yang bisa dilakukan seorang guru tanpa mengurangi perhatiannya pada kelas dan prestasi siswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajarankooperatif tipe Numbered Heads Together menurut Hamdani (2010: 89) model pembelajaran Numbered Heads

  Together adalah “ Metode belajar dengan cara setiap siswa diberi

nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru

memanggil nomor dari siswa”

Numbered Heads Together guru lebih berperan sebagai fasilitator

  dan pengarah daripada sebagai penguasa dan pemberi materi kepada siswa.Dengan model pembelajaran ini, siswa dapat bekerja atau berfikir sendiri tidak hanya mengandalkan satu siswa saja dalam kelompoknya. Karena setiap siswa dituntut untuk mengintisarikan materi dan mengungkapkan pendapatnya secara langsung dengan kelompoknya.

  Setelah siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam pembelajaran IPS pada Materi “ Keragaman Sosial dan Budaya” nilai siswa meningkat dan siswa terlihat bersemangat dalam pembelajaran serta siswa merasa nyaman dan menyenangkan belajar di sekolah. Selain itu kemampuan siswa dalam hasil belajar IPS pada tema “Keragaman sosial dan budaya

  ” ini dapat meningkatkan kecerdasan dan kecepatan berpikir serta mempunyai daya tarik universal bagi siswa MI Muhammadiyah kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Salah satu cara untuk pembelajaran dalam rangka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

  Together dapat menyenangkan siswa agar termotivasi. Guru

  seharusnya memiliki metode mengajar yang dapat menggugah minat pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Terlebih lagi untuk pembelajaran IPS di kelas IV (empat) Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM), guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan disertai improvisasi, kreasi, menarik dan menyenangkan.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. pembelajaran IPS dengan “keragaman Sosial dan Budaya” dengan judul: “Peningkatan Hasil BelajarIPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

  Numbered Heads Together pada Siswa Kelas

  IV MI Muhammadiyah Kemusu, Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang sebagaimana peneliti ungkapkan, maka selanjutnya akan peneliti rumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

  Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

  Keragaman Sosial dan Budaya pada siswa kelas

  IV MIMuhammadiyah Kemusu kecamatan kemusu kabupaten C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan pokok masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui dengan model pembelajaran Kooperatif

  Tipe Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar IPS Materi Keragaman Sosial dan Budaya pada siswa kelas

  IV MIM Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban

  sementara terhadap rumusan masalah

  research questions”

  (Sukardi, 2009:42). Untuk membuktikan benar atau salah maka perlu dilakukan percobaan atau dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar

  IPS materi Keragaman Sosial dan Budaya pada siswa kelas IV

  MIM Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun pembelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

  Menurut Depdikbud (1996:48) dalam Triatno (2009:241) suatu setiap kelas tersebut ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

  Indikator hasil belajar IPS materi Keragaman Sosial dan Budaya adalah mengidentifikasi Keragaman Sosial dan Budaya.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang penggunaan model pembelajaran numbered

  heads together

  untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi khususnya tentang Keragaman Sosial dan Budaya umumnya pada materi yang lain juga dapat diterapkan metode tersebut. Adapun manfaat secara teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis a.

  sebagai motivasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS umumnya untuk semua mata pelajaran yang lain.

  b.

  Untuk meningkatkan profesionalisme guru.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Guru

  1) Untuk memilih latihan menggunakan pendekatan baru atau ketramplan baru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

  2) Meningkatnya wawasan dan kemampuan guru tentang dalam pembelajaran IPS b.

  Bagi siswa 1)

  Tumbuh minat siswa berperan aktif sebagai pelaku utama pembelajaran 2)

  Pelajaran akan lebih menarik karena akan tumbuh situasi yang menyenangkan.

  c.

  Bagi sekolah 1)

  Menjadi inspirasi semua siswa untuk mencoba hal yang baru.

F. Operasional

  Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar IPS materi Keragaman Sosial dan Budaya dengan menggunkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together pada siswa kelas IV MIM Kemusu kecamatan Kemusu Kabupaten boyolali Tahun pelajaran 2016/2017 akan penulis paparkan sebagai berikut:

1. Peningkatan

  Peningkatan adalah upaya menambah tingkatan atau derajat agar menjadi lebih baik. Baik pada hasil, kemampuan, jumlah, dan pengetahuan.

  2. Hasil belajar

  Hasil belajar menurut Susanto (2013:5) “perubahan- perubahan yang tejadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

  3. Ilmu pengetahuan sosial

  Menuru t Rasimin (2012:35) “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan Pengalaman hidup manusia yang dialami sejak lahir”.

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipeNumbered Heads Together

  Menurut Rusman , 2010 dalam buku suprapti (2013:36) “ model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan peringkat-peringkat pembelajaran termasuk didalamnya buku, film, computer, dan kurikulum”.

  Menurut Hamdani (2010:30) “model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

  Menurut Hamdani (2010:89) Numbered Heads Together adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak,guru memanggil nomor dari siswa.

G. Metodologi Penelitian

  penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto (2014:3) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

  Sedangkan menurut Hamdani (2010:326) “penelitian Tindakan kelas merupakan kegiatan ilmiah yang mampu merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas melalui penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dengan prosedur dan persyaratan, yang bisa dilakukan seorang guru tanpa mengurangi rasa perhatiannya pada kelas dan prestasi siswa.

  Adapun peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah tindakan guru dan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together sehingga hasil belajar siswa meningkat.

  Adapun gambar tahapan penelitian yaitu sebagai berikut: Gambar 1. Bagan Rancangan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, dkk 2008:74) 1.

   Rancangan penelitian a. Perencanaan

  Tahap perencanaan pada penelitian tindakan kelas, pihak pelaksana tindakan dan pihak yang mengamati membuat rencana tindakan bersama. “ dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakuka n” (Arikunto, 2014:17) b.

   Pelaksanaan

  Tahap kedua dari penelitian Tindakan Kelas ini adalah pelaksanaan tidakan penelitian yang sebelumnya telah dirancang bersama antara pihak pelaksana tindakan dan pihak yang mengamati. “ hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini guru pelaksana harus ingat dan menaati apa yang sudah dirumuskan dlam rancangan, tetapi harus pula buat” (Arikunto, 2014:18) c.

   Pengamatan

  Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang diinginkan dalam penelitian. Yaitu adakah prubahan yang terjadi saat atau setelah dilaksanakannya tindakan. Selain pihak yang mengamati melakukan pengamatan, guru sebagai pelaksana tindakan sedapat mungkin juga melakukan pengamatan pada dirinya sendiri. “guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya” (Arikunto, 2014:19).

d. Refleksi

  Refleksi merupakan tahap terakhir pada penelitian tindakan Kelas. “ Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan” (Arikunto, 2014:19). Dalam kata lain kegiatan ini sebagai evaluasi.

1. Subyek penelitian

  a. Karakteristis siswa

  Adapun subyek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas

  IV MIM Kemusu kecamatan kemusu Kabupaten Boyolali yang berjumlah 34 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 17 Pembelajaran 2016/2017.

  b. Tempat Penelitian

  Ruang kelas IV MIM Kemusu kecamatan kemusu Kabupaten Boyolali.

  c. Waktu Penelitian

  Waktu penelitian ini adalah pada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

  d. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Keragaman Sosial dan Budaya.

2. Pengumpulan Data Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.

  Data digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan untuk menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode: a.

   Dokumentasi

  Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpulan data. Kegiatannya yaitu pemotretan saat pembelajaran atau penelitian berlangsung di MIM Kemusu kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali b.

   Observasi

  Salah satu bentuk teknik nontes yang digunakan untuk langsung, seksama, dan sistematis (Hamdani, 2010:317). Jadi pengamat memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

c. Tes

  Digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Keragaman Sosial dan Budaya.

3. Analisis data

  Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang tercatat dalam setiap siklusnya.

a. Ketentuan individu

  Menurut Hamdani, (2010:146) “batas minimal keberhasilan siswa berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, yaitu: 1)

  Norma skala angka dari 0-10 2)

  Norma skala angka dari 0-100 Angka terendah menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya, jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target menimal keberhasilan belajar.

b. Ketuntasan klasikal

  Menurut Hamdani, (2010:60) “ketutasan belajar adalah kriteria minimal (KKM) pembelajaran IPS yang mensyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Ketuntasan belajar dapat dicapai siswa apabila >75 % secara individu >85% secara keseluruhan objek penelitian”.

  Pengukuran kompetensi klasikal menurut djamarah (2000:226) dapat menggunakan rumus sebagai berikut: f = frekuensi N = jumlah P = jumlah nilai dalam persen Adapun untuk mencari nilai rata-rata menurut djamarah

  (2000:264) dapat menggunakan rumus sebagai berikut M= M= Nilai rata-rata.

  = nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap individu N = Banyaknya individu H.

   Sistematika penulisan

  Dalam rangka memudahkan para pembaca dalam mengkaji uraian dari penelitian ini, maka penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : pendahuluan

  Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : Kajian Pustaka Berisi tentang hasil belajar, mata pelajaran ilmu pengetahuan

  social untuk madrasah ibtidaiyah, materi Keragaman Sosial dan Budaya, model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian Berisi tentang gambaran umum MI Muhammadiyah Kemusu. Kecamatan Kemusu kabupaten Boyolali. BAB IV : Analisis Hasil Penelitian Berisi tentang Deskripsi hasil penelitian persiklus dan pembahasan. BAB V : Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis. Daftar Pustaka Lampiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Definisi Belajar

  Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Perubahan proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam ketrampilan lain, dan cita-cita (Hamalik, 2002:45).

  Menurut slameto (2003) (dalam Hamdani, 2010:20) Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

  Menurut Winkel (1996) (dalam Riyanto, 2009:5) belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

  Sedangkan menurut syah (2003) (dalam Sriyanti, 2009: 17) menyimpulkan belajar adalah tahapan perubahan tingkah aku individu yang relative sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

  Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka belajar merupakan interaksi memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru untuk mengubah tingkah lakunya secara tetap. Untuk itu belajar membutuhkan waktu yang cukup lama sejak manusia lahir hingga tutup usia.

2. Ciri-ciri Belajar

  Baharuddin dan Esa N.W berpendapat dalam (sriyanti, 2009:18) bahwa ciri-ciri belajar meliputi: a.

  Belajar ditandai adanya perubahan perilaku.

  b.

  Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.

  c.

  Perubahan perilaku tidak harus diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

  d.

  Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

  e.

  Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan pengalaman.

  Selanjutnya beberapa ciri belajar, yang dikuti oleh Darsono dalam (Hamdani,2010:22) adalah sebagai berikut: a.

  Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan.

  Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar.

  b.

  Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat individual.

  c.

  Belajar merupakan proses interaksi apabila individu dan lingkungan. Hal ini berate individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar.

  d.

  Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya.

3. Hasil Belajar

  Menurut nawawi dalam K. Brahim (2007) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (susanto, 2013:5)

  Hasil belajar menurut Susanto (2013:5) “yaitu perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

  Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mata

4. Faktor- factor yang mempengaruhi hasil belajar

  Menurut suryabrata (2004) secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal (Sriyanti, 2009:23) a.

   Faktor Eksternal

  Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

  1) Faktor nonsosial

  faktor-faktor di luar adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan beajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

  2) Faktor sosial

  Faktor sosial adalah di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Misalnya kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau sekolah dan sebagainya.

b. Faktor Internal

  Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

  Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

  a)

Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

  Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

  Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

  keadaan fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, trutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri masuknya pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

  Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, dan lain sebagainya.

  Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal ( dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa). Faktor internal misalnya kesehatan, kecerdasan, motivasi, minat, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, teman, bahkan sekolah.

  Sekolah juga merupakan faktor eksternal yang mempangaruhi hasil belajar siswa. Mengapa demikian karena lengkap tidaknya sarana prasarana sekolah serta kompetensi guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagai contoh guru yang kompetensinya kurang dalam menyampaikan materi kurang jelas, sumber belajar yang digunakan hanya beberapa, dan hanya untuk siswa yang cerdas dalam pemberian pengayaan juga kurang hasil belajar siswa mengingat siwa lebih lama belajar dengan fokus di lingkungan sekolah.

  Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam.

  Dari kesepuluh faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hamper sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor itu adalah kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak.

  Faktor yang sebagian hamper sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu kemampuan (kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian guru (Susanto, 2013:14).

  a. Kecerdasan anak

  Kecerdasan anak sangat mempengaruhi cepat lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya permasalahan. Kecerdasan anak sangat membantu guru dalam memprediksi kemampuan dan keberhasilan siswa.

  b. Kesiapan dan kematangan

  Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilaksanakan berkaitan dengan kebutuhan anak.

  c. Bakat anak

  Menurut chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

  d. Kemauan belajar

  Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraih oleh siswa.

  e. Minat

  Minat berati kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

  Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa yang lainnya.

  f. Model penyajian materi pelajaran

  Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, dan mudah dimengerti oleh siswa tentunya berpengaruh positif terhadap keberhasilan belajar.

  g. Pribadi dan sikap guru

  Siswa belajar tidak hanya melalui bacaan atau penjelasan dari guru saja, akan tetapi juga perilaku yang dicontohkan oleh guru. Sikap guru yang baik dan santun akan menjadikan pengaruh yang baik pada siswa.

  h. Suasana pengajaran

  Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.

i. Kompetensi guru

  Guru yang profesional akan memiliki kemampuan kemampuan tertentu. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memiliki metode belajar mengajar yang tepat.

  j. Masyarakat

  Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan masyarakat mempengaruhi kepribadian siswa (susanto,

  B.

   IPS Keragaman Sosial dan Budaya 1. Pengertian IPS

  Istilah “ilmu pengetahuan sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi (sapriya, 2009:19).

  Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012: 11).

  Menurut somatri dalam buku sapriya (2009:05) bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

  Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPS atau ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan dalam kehidupan masyarakat yang dipelajari dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

2. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

  Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo, 2008:15), secara pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks soaial.

  Batasan ilmu pengetahuan sosial tersebut, diadaptasikan ke dalam organisasi professional yang secara khusus membina dan mengembangkan semacam ilmu pengetahuan sosial pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah, srta keterkaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pendidikan.

  3. fungsi IPS

  Menurut Rasimin (2012:7) adaah sebagai berikut: a. fungsi aplikatif yaitu ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

  b.

  Membina siswa menjadi wrga Negara yang baik dan memiliki pengetahuan, keterampilan serta kepedulian sosial, hendaknya disesuaikan dengan tata nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.

  c.

Dokumen yang terkait

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012

0 11 100

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 KEMILING PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 4 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGODADI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 55

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SDN I DAREN SKRIPSI

0 0 23

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS 4 SD NEGERI LEDOK 06 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD

0 2 10