PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh YULIATI

Pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 1 Margodadi belum berjalan dengan maksimal. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh aktivitas siswa pasif dan ketuntasan hasil belajar siswa masih rendah yaitu 31%. Tujuan peneliti adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan tes untuk hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa, pada siklus I mencapai 65,4% berkategori cukup aktif dan pada siklus II meningkat menjadi 73,1% berkategori aktif. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I mencapai 57,7%, dengan rata-rata nilai adalah 64 berkategori cukup, meningkat menjadi80,8%pada akhir siklus II dengan rata-rata nilai adalah 73 berkategori baik.


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

OLEH YULIATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh YULIATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Tabel... i

Daftar Gambar... ii

Daftar Lampiran ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Pengertian Belajar ... 8

B. Aktivitas Belajar ... 9

C. Hasil Belajar... 10

D. Pengertian Model ... 11

E. Pengertian Model Pembelajaran ... 12

F. Pengertian Pembelajaran... 12

G. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

H. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ... 14

I. Kelebihan dan kelemahan NHT... 16

J. Langkah-Langkah NHT ... 17

K. Pengertian IPA ... 20

L. Penelitian yang Relevan... 21

M. Kerangka Pikir ... 22

N. Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Pendekatan Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 23

C. Prosedur Penelitian ... 23

D. Instrument Penelitian ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 31

F. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data ... 32


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Profil SD Negeri 1 Margodadi ... 35

B. Deskripsi Persiklus ... 36

1. Siklus I ... 36

2. Perencanaan ... 36

3. Pelaksanaan ... 37

4. Hasil Observasi Siklus I... 40

1) Aktivitas Belajar Siswa ... 40

2) Kinerja Guru... 40

3) Hasil Belajar Siswa ... 42

5. Siklus II ... 44

6. Perencanaan ... 44

7. Pelaksanaan ... 45

8. Hasil Observasi Siklus ... 47

1) Aktivitas Belajar Siswa ... 47

2) Kinerja Guru... 48

3) Hasil Belajar Siswa ... 49

B. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 22 4.1 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar siklus I... 44 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar siklus II... 51


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Hasil Belajar Siswa Semester Ganjil Mata Pelajaran IPA ... 3

Jadwal Pelaksanaan kegiatan siklus I... 36

Hasil Aktivitas Belajar Siklus I... 40

Hasil Obsevasi Kinerja Guru Siklus I ... 40

Hasil Perolehan Nilai Siklus I ... 42

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes IPA Siklus I ... 42

Jadwal Pelaksanaan kegiatan siklus II ... 44

Hasil Aktivitas Belajar Siklus II ... 47

Hasil Obsevasi Kinerja Guru Siklus II... 48

Hasil Perolehan Nilai Siklus II... 49

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes IPA Siklus II ... 49


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ... 59

2. Pemetaan Standar Isi ... 61

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 62

4. LKS Siklus I... 65

5. Kartu Soal NHT Siklus I ... 67

6. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 70

7. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 71

8. Perolehan Nilai Siklus I ... 72

9. Distribusi Perolehan Nilai Siklus I... 73

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 76

11. LKS Siklus II ... 79

12. Kartu Soal NHT Siklus II... 81

13. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 83

14. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 84

15. Perolehan Nilai Siklus II ... 85

16. Distribusi Perolehan Nilai Siklus II ... 86

17. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 89


(9)

(10)

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya, saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Tahun Pelajaran 2013/2014. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini, baik berupa moril maupun materil kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, sebagai Dekan FKIP Unila yang telah memfasilitasi serta kemudahan selama penelitian

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Unila yang telah memberikan arahan berbagai urusan dalam penyusunan penelitian ini.

3. Bapak Dr. Darsono, M. Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan arahan berbagai urusan dalam penyusunan penelitian ini

4. Bapak Muncarno, M.Pd , selaku pembimbing dalam penelitian ini, yang telah membimbing, mengarahkan, membantu dan memberikan masukan berarti bagi penulis.

5. Ibu Dra. Cut Rohani, M.Pd selaku Dosen Penguji/Pembahas penelitian ini yang telah banyak memberikan masukan berarti bagi penulis


(12)

6. Bapak Amirsyah, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SD 1 Margodadi Kec. Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan atas kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

7. Ibu Sri Sulastina sebagai guru kelas IV SD 1 Margodadi Kec. Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan atas kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan penelitian ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa mendatang.

Peneliti berharap semoga penelitian ini ada manfaatnya bagi kemajuan pendidikan, khususnya bagi mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Atas partisipasi yang telah diberikan, peneliti mengucapkan terimakasih, semoga hasil ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Bandar Lampung, 2014

Peneliti,

YULIATI


(13)

MOTO

Allah senantiasa akan memberikan nikmat yang luar biasa

apabila kita senantiasa selalu bersyukur atas sekecil apapun

nikmat yang Allah berikan setiap saat

.”

(QS. Ar-Rahman)


(14)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tuaku Bapak Mulyono dengan Ibu Sudariyah yang selalu

mendo’akanku dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku.

2. Ayah mertuaku dan Ibunda Mertuaku yang selalu memberikan perhatian untuk keberhasilanku.

3. Untuk suamiku Pamungkas dan anakku Hafiz Fadlil Azim yang selalu menjadi motivasiku dan memberikan semangat dalam menyelesaikan studiku

4. Untuk Kakak-kakaku dan adikku yang selalu memberikan dorongan serta do’a serta teman-teman seperjuanganku yang tidak dapat kusebutkan satu-persatu

5. Almamaterku Universitas lampung yang telah mendewasakanku dalam berfikir dan bertindak.


(15)

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Yuliati lahir diSukaraja, pada tanggal 6 Juni 1981. Penulis adalah anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Mulyono dengan Ibu Sudariyah.

Riwayat Pendidikan :

1. Pendidikan Penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 1 Sukaraja, tamat dan berijazah tahun 1994.

2. Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Gading Rejo, tamat dan berijazah tahun 1997.

3. Sekolah Menengah Umum SMU Negeri 1 Gedung Tataan, tamat dan berijazah tahun 2000.

4. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan S1 PGSD SKGJ FKIP Universitas


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu belajar-mengajar. Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pengajaran. Usaha perencanaan pengajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimal dan meningkatkan motifasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan.

Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektifitas metode pembelajaran menurut Nurhadi dan Senduk (2003 : 1). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru sebagai pengajar, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan paedagogi yang mencakup strategi maupun metode mengajar.

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan


(18)

2

tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Sagala (2010:4),menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan, sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat.

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya ,yaitu manusia yang beriman


(19)

3

dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan budi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan ,kesehatan jasmani dan rohani , kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Hamalik,2001:82).

Pada materi pembelajaran IPA di Pendidikan dasar khususnya pendidikan dasar di SDN 1 Margodadi semakin lama semakin mengalami penurunan, dibandingkan dengan mata pelajaran lainya. Kesenjangan nilai secara umum pada mata pelajaran IPA juga dapat diihat dari hasil observasi peneliti terhadap nilai hasil ulangan siswa, dalam rekapitulasi nilai ulangan tersebut nilai mata pelajaran IPA terlihat masih rendah.

Hal ini juga dapat dilihat pada :

Tabel 1.1 Hasil belajar siswa pada semester Ganjil Mata pelajaran IPA

NO NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

1 0-64 18 orang 69% Belum Tuntas

2 65-74 5 orang 19% Tuntas

3 75-100 3 orang 12% Tuntas

Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA ini, karena jika dibiarkan tanpa adanya kegiatan yang mendorong kearah yang lebih baik dalam pembelajaran, kemungkinan besar nilai pada mata pelajaran ini akan berangsur-angsur terus menurun, maka itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ( NHT) dengan harapan nilai mata pelajaran IPA dapat mengalami peningkatan. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.


(20)

4

Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian yang dirumuskan dengan judul : “Peningkatan aktivitas dan hasil

belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ada siswa kelas IV SDN 1 Margodadi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil belajar siswa IV SDN 1 Margodadi menunjukan minimnya penguasaan terhadap materi pelajaran IPA. Nilai rata-rata untuk mata pelajaran IPA di kelas IV masih rendah. Terdapat beberapa masalah yang penulis identifikasikan yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa IV SDN 1 Margodadi


(21)

5

3. Penggunaan metode pembelajaran masih kurang bervariatif

4. Sistem pembelajaran di kelas masih cenderung berpusat pada guru. 5. Siswa di kelas tersebut pasif.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka rumusan permasalahan yang diteliti dalam PTK ini adalah :

1. "Bagaimanakah Peningkatan aktivitas belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV SDN 1 Margodadi?”

2. "Bagaimanakah Peningkatan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV SDN 1 Margodadi?”

3. “Bagaimanakah NHT dapat meningkatkan kinerja guru?” D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan aktivitas belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV SDN 1 Margodadi

2. Meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV SDN 1 Margodadi

3. Meningkatkan kinerja guru

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari pelaksnaan penelitian tindakan kelas ini dapat diharapkan memberikan manfaat bagi:


(22)

6

1. Siswa

a) Siswa lebih tertarik dan lebih termotivasi untuk belajar IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pembelajaran yang disajikan khususnya kelas IV

b) Siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

2. Guru

a) Dapat berkembang secara profesional.

b) Mendapatkan motivasi serta inovasi dalam pembelajaran untuk lebih meningkatkan kompetensi dalam profesinya sebagai guru dalam pembelajaran anak.

c) Dapat mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran IPA sebagai alat untuk meningkatkan aktivitas dan hasi belajar siswa.

3. Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, kualitas lulusan, dan eksitensi sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

4. Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki serta dapat menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk peserta didik dimasa yang akan datang.


(23)

7

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN 1 Margodadi Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan khususnya pada siswa kelas IV, dengan jumlah siswa 26 orang yaitu 14 orang perempuan dan 12 orang laki-laki.

2. Pembelajaran dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 3. Metode pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

model pembelajaran kooperatif tipe model pembelajaran kooperatif tipe NHT


(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Menurut Oemar Hamalik (2001:28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sardiman A.M. (2003: 22) belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Menurut Budi Sanjaya (2009: 57), belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Sedangkan menurut Skinner (dalam Dimiyati dan Mudjiono 2006:9), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya lebih baik sebaliknya jika tidak sedang belajar maka responya menurun. Dari berbagai pengertian belajar dari para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik yang dilakukan secara bertahap mulai dari masa kecil hingga masa tua.


(25)

9

B. Aktivitas Belajar

Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini menuntut dilakukannya perubahan proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajara secara optimal.

Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Menurut Gie (dalam Wawan, 2010: 1), aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahirannyang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Menurut Susilo (2010: 29) berpendapat bahwa aktivitas belajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar, aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tnggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam


(26)

0

proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mengenai aktivitas fisik siswa tetapi berkaitan dengan aktivitas mental siswa.

C. Hasil Belajar

Djamarah dan Zain (2006: 45) hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.

Mulyasa (2008: 25) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.

Slameto (2010: 2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 6) belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Sementara itu, menurut Syah (2010: 90) belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif

Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Hasil yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya hasil siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.


(27)

✁✁

D. Pengertian Model

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer),dll.

Menurut KBBI (2010: 154) model pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dr sesuatu yg akan dibuat atau dihasilkan dasar pola utama ciptaannya.

Warsita (2008: 42) Model adalah dimana penyerdahanaan objek, yang terdiri dari berbagai jenis model beserta kegunaan model itu sendiri yang mempengaruhi suatu kegiatan agar mempermudah pengertian, komunikasi, dan memperkirakan masa depan.

Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa model adalah rencana, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek yang menjadi suatu acuan dalam pelaksanaan kegiatan.

E. Pengertian Model Pembelajaran

Kurniawan (2007: 42 Model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur (2000: 62) ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi, dan learning strategi.

Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (2005: 78) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur


(28)

✂✄

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa.

F. Pengertian Pembelajaran

Warsita (2008: 85) Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.

Sudjana (2004: 28) Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Trianto (2010: 17) Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

G. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan


(29)

☎✆

pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Mohd. Arif (2008: 150) pembelajaran kooperatif disebut dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu kelompok pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugasan-tugasan yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-5 orang.

Artz dan Newman (Trianto, 2011: 56) mengemukakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Rusman (2011: 202) menyebutkan pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerjadalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanyaterdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yangbersifat heterogen.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan pengertian model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dapat belajar dan bekerja dalam kelompok kecil (4-6 siswa) serta dapat berinteraksi satu sama lain demi mencapai tujuan belajar bersama. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif bukan terletak pada kemampuan satu siswa, tetapi keberhasilan terletak pada kerja sama dalam kelompok. Dalam model pembelajaran kooperatif, tugas siswa dalam kelompok adalah


(30)

✝✞

mencapai ketuntasan belajar dan berkewajiban membantu siswa lain dalam mempelajari suatu bahan materi pelajaran.

H. Model Pembelajaran Kooperatif tipeNumbered Heads Together(NHT)

Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (2001: 75). Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Tehnik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang cukup banyak diterapkan di sekolah-sekolah adalah Numbered Head Together atau disingkat NHT, tidak hanya itu saja, NHT juga banyak sekali digunakan sebagai bahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti

Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Dimana konsep mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar


(31)

✟✠

yang lebih baik pada seluruh siswa, oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri, Muhammad Ali (1992: 89).

Menurut Suhermi (2004: 43) menyatakan bahwa Numbered Head Together adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran NHT adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.

I. Kelebihan dan Kelemahan Numbered Head Together (NHT) :

Krismanto (2003: 63) bahwa Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1. Melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain

2. Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor Sebaya 3. Memupuk rasa kebersamaan

4. Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan 5. Meningkatkan hasil belajar siswa

6. Mampu memperdalam pamahaman siswa 7. Menyenangkan siswa dalam belajar


(32)

✡ ☛

8. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa 9. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa

10. Mengembangkan rasa saling memiliki antara teman sebaya

Krismanto (2003: 63) bahwa Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) memiliki beberapa kelemahan yaitu:

1. Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan

2. Guru harus bisa memfasilitasi siswa 3. Tidak semua mendapat giliran

Tryana (2000: 46) bahwa model NHT memiliki kelebihan diataranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siwa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan. Kelemahanya kemungkinan nomor yang telah dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

J. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) :

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :


(33)

☞7

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok

3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

4. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau


(34)

✌8

pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

6. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Selanjutnya Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010: 176) menyatakan dimana terdapat lima langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu :

1. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan diberi nomor untuk setiap siswa. Kelompok Kooperatif merupakan pecampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku jenis kelamin dan kemampuan belajar.

2. Guru mengajukan pertanyaan secara langsung atau melalui LKS.

3. Siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawabannya. Jika perlu, ada anggota yang berfungsi untuk mengecek jawaban dari masing-masing anggota.

4. Guru memanggil siswa dengan menyebut nomor secara acak dan siswa dengan nomor tersebut mengangkat tangan dan memberikan jawaban untuk disampaiakn keseluruh siswa di kelas.


(35)

✍9

5. Pada akhir sesi, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan.

Krismanto (2003:56) mengemukakan bahwa langkah-langkah model pembelajaranNumbered Head Together (NHT)adalah:

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya dan mengetahui jawabannya 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

6. Kesimpulan

K. Pengertian IPA

Pengertian IPA menurut Fowler (dalam Usman, 2006: 29) menyatakan IPA adalah Ilmu yang sistematis dan di rumuskan, ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama di dasarkan atas pengarnatan dan induksi. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP Depdiknas (2010: 105) bahwa IPA berhubungan dengan mencari cara, mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan


(36)

✎0

ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta dan gejala alam.

Menurut Carin yang dikutip dalam Hakikat (2009: 4) menyatakan sains adalah suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan rahasia alam. Menurut Carin yang dikutip dari Kapita selekta (2007: 35) sains adalah suatu sistemuntuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen terkontrol.

Dari pendapat diatas dapat di artikan IPA adalah teoritis diperoleh dengan metode khusus untuk mendapatkan suatu konsep berdasarkan hasil observasi dan eksperimen tentang gejala alam dan berusaha mengembangkan rasa ingin tahu tentang alam serta berperan dalam memecahkan menjaga dan melestarikan lingkungan.

L. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang mengacu pada penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh :

1) Rica Sri Astuti (2012) “ Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran Kooperatif IPA Melalui Metode NHT Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Jatimulyo Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan”. Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada aktivitas dan hasil belajarnya dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu aktivitas dalam belajar IPA mencapai 72,4% dan hasil belajar siswa mencapai 76,8%.

2) Batiningsih (2011) “ Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Surabaya Kec. Kedaton Bandar Lampung”. Penelitian yang dilakukan mengalami


(37)

✏✑

peningkatan pada aktivitas dan hasil belajarnya dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu aktivitas dalam belajar IPA mencapai 84,5% dan hasil belajar siswa mencapai 85,5%.

3) Larasati (2011) “ Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Way Kandis Kec. Tanjung Senang Bandar Lampung”. Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada aktivitas dan hasil belajarnya dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu aktivitas dalam belajar IPA mencapai 83,2% dan hasil belajar siswa mencapai 83,8%.

M. Kerangka Berpikir

Dari diagram kerangka pikir diatas dapat diketahui secara ringkas kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti. Dimulai dari observasi awal, kondisi awal sebelum penelitian berlangsung belum ada kegiatan pembelajaran yang menggunakan

Kondisi awal

Peneliti : Kegiatan pembelajaran belummenggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Siswa yang diteliti : aktivitas dan hasil belajar yang rendah Tindakan

penelitian Menggunakan NHT dalam

proses pembelajaran

Siklus 1: Memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Kondisi

akhir

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN 1 MARGODADI

Siklus 2:

Memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pembelajaran


(38)

✒✒

metode sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Tindakan penelitian dimulai dengan penggunaan Numbered Heads Together (NHT), kegiatan terdiri dari siklus I dan siklus II. Setelah siklus II dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Margodadi.

N. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, di rumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut "Apabila pembelajaran IPA menggunakan model cooperative learning tipe NHT dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Margodadi dapat meningkat.


(39)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipusatkan pada situasi dan kondisi kelas. Pendekatan ini dipilih di dasarkan atas pertimbangan bahwa:

1. Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan"siklus"

2. Kajian dan tindakan secara kolaboratif, dan partipatif berdasarkan situasi alamiyah yang terjadi dalam pembelajaran Hopkins (1993).

Prosedur penelitian yang digunakan adalah siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi berlangsung dalam beberapa siklus sehingga tercapai tujuan. Dalam Penilitian ini dilaksanakan 2 Siklus. Dalam sebuah siklus terdapat 4 tahap yang terangkai yang harus berlangsung sesuai dengan aturanya yaitu :

1. Perencanan (planning),

2. pelaksanaan (action),

3. pengamatan (observation), dan


(40)

22

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek tindakan dalam penelitian ini adalah 26 orang, terdiri dari 14 orang putri dan 12 orang putra kelas IV SD Negeri 1 Margodadi

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Margodadi , Kecamatan Jatiagung Kab. Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

3. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret s/d Mei Tahun Pelajaran 2013/2014. Sebelum pelaksanaan penelitian peneliti harus membuat (silabus dan pemetaan, penyususnan RRP, LKS) sampai tahap pelaksanaan (pelaksanaan dikelas) dan tahap pelaporan.

C. Prosedur Penelitian

Analisis & Refleksi

Observasi

Pelaksanaan Tindakan Rencana Tindakan

Perbaikan Rencana Tindakan

Siklus 1

Analisis & Refleksi

Observasi

Pelaksanaan Tindakan Rencana Tindakan

Perbaikan Rencana Tindakan

Siklus 2


(41)

23

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini adalah menyusun Silabus, dan pemetaan, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RRP), mempersiapkan materi untuk siklus I yaitu Gaya

2. Pelaksanaan

Proses tindakan dalam siklus I adalah :

Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam dan Berdo'a

2. Guru mengecek kesiapan peserta didik, dan perlengkapan belajar kelas

3. Guru juga mempersiapkan materi pembelajaran yang dapat diajarkan menggunakan Numbered Heads Together (NHT).

4. Guru mempersiapkan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

1. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa.

2. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk adalah kelompok heterogen.

3. Setelah itu guru menjelaskan materi tentang gaya. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan


(42)

24

agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

4. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

6. Siswa yang memiliki nomer sama membacakan hasil jawabanya di depan teman sekelasnya.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi :

1. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil pembelajaran sesuai dengan nomer yang dimilikinya

2. Siswa kelompok lain memberikan pendapat dan komentar

3. Guru dan siswa menyimpulkan hasil presentasi dari setiap kelompok

Konfirmasi

1. Guru bersama siswa bertanyajawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

2. Guru mengevaluasi hasil akhir siswa dengan cara memberikan tes tertulis kepada masing-masing kelompok yang mencakup semua.


(43)

25

Penutup

1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

3. Pengamatan atau Observasi

Tahapan ini dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan sedang berlangsung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan format obsevasi penilaian yang telah disusun.

4. Refleksi

Dalam akhir Siklus I, guru dan siswa mengadakan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada proses pembelajaran dan mengetahui, hasil belajar Siklus I.

Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap ini sama yang dilakukan pada Siklus I adalah menyusun Silabus, dan pemetaan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), mempersiapkan materi untuk siklus II yaitu materi tentang mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Proses tindakan dalam siklus II adalah :

Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam dan Berdo'a

2. Guru mengecek kehadiran peserta didiknya

3. Apersepsi memberikan umpan balik terhadap pelajaran yang telah dipelajari dipertemuan sebelumnya


(44)

26

Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

2. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk adalah kelompok heterogen.

3. Guru memberikan lembar kerja siswa

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi :

1. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil pembelajaran sesuai dengan nomer yang dimilikinya

2. Siswa kelompok lain memberikan pendapat dan komentar

3. Guru dan siswa menyimpulkan hasil presentasi dari setiap kelompok yang memiliki nomer sama

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru mengevaluasi hasil akhir siswa dengan cara memberikan tes presentasi kedepan kelas kepada setiap kelompok yang mencakup semua materi kelompok tersebut .

2. Guru juga menilai cara siswa dalam menyampaikan materi yang diterimanya dari setiap kelompok dan merangkumnya menjadi satu, serta kekompakan siswa dan juga penguasaan materi setiap anggota kelompok.


(45)

27

Penutup

1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

3. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa serta kegiatan siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Pengumpulan data diambil dari kegiatan penutup yang dilakukan di akhir siklus.

4. Refleksi

Berdasarkan proses kajian pembelajaran dan hasil belajar dari silklus II. Guru dan siswa mengadakan refleksi bersama untuk membahas hasil evaluasi. Refleksi terhadap rencana dan tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran disimpulkan dan diharapkan memperoleh hasil yang maksimal

D. Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Beberapa kegiatan siswa dapat dinilai melalui tabel aktivitas dibawah ini : 3.1 Tabel Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran :

No. Aspek yang diamati Jumlah

siswa

% 1. Memperhatikan penjelasan guru berdasarkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT

2. Merespon aktif pertanyaan lisan yang diajukan guru 3. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas dan dalam

menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan

4. Aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam mengerjakan tugas

5. Menampakan sikap penuh semangat selama proses pembelajaran

Rata-rata


(46)

28

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

0 1

I PRA PEMBELAJARAN

1 Menyiapkan ruang, alat pembelajaran, dan media 2 Memeriksa kesiapan siswa

II MEMBUKA PEMBELAJARAN 1 Melakukan kegiatan apersepsi

2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 Menguasai kelas

4 Melaksanakan pembelajaran bersifat konstektual

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

7 Melatih keterampilan berbahasa/bersastra secara terpadu 8 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bernalar 9 Menguasai model Numbered Heads Together (NHT).

C. Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara Keterlibatan Siswa 1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa dan

sumber belajar

2 Merespon positif partisipasi siswa

3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar D Penilaian Proses Dan Hasil Belajar

1 Memantau kemajuan belajar

2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi E Penggunaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV PENUTUP

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan,

atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Skor Total IPKG

Sumber : dimodifikasi dari Sunyono (2009:18)

Menentukan tingkat aktivitas siswa, pada setiap siklus menggunakan rumus :

∑ X

NAS =

n


(47)

29

NAS = nilai aktivitas siswa

Sikma x kuadrat = jumlah skala nilai yang didapat siswa

n = nilai skala tertinggi

Menentukan persentase siswa yang aktif

P = x 100%

Keterangan:

P = persentase siswa yang aktif

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya (jumlah siswa yang aktif) n = number of class (banyaknya siswa)

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar siswa

NO Rentang Nilai Kategori

1. >80 Aktif

2. 60-79 Cukup aktif

3. 40-59 Kurang aktif

Sumber : modifikasi dari Poerwanti (2008:27)

Keterangan Cara penilaian Aktivitas guru :

1. Diberikan skor 1 jika melaksanakan kegiatan, yang ada pada lembar observasi aktivitas guru

2. Diberikan skor 0 jika tidak melaksanakan kegiatan, yang ada pada lembar observasi aktivitas guru

3. Skor maksimal yang diperoleh adalah 29 dikarenakan ada 29 aspek penilaian

Cara penghitungan aktivitas kinerja guru dapat menggunakan rumus dibawah ini : Rumus:

= x100%

Tabel 3.4 Kategori Kinerja Guru

NO Rentang Nilai Kategori


(48)

30

3. 20 s/d 11 Cukup baik

4. 10 s/d 0 Kurang baik

c. Lembar Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.5 Distribusi frekuensi perolehan nilai

NO NILAI FREKUENSI ∑ % KRITERIA

KETUNTASAN

JUMLAH

Data ini diperoleh dari hasil tes , data yang berbentuk nilai yang digunakan untuk mengetahui tingkat pernahaman siswa dengan menggunakan rumus :

Nilai siswa = Skor perolehan Skor maksimal x100

Cara penghitungan ketuntasan klasikal :

Ketuntasan (%) = Siswa tuntas siswa

Nilai rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus : X =∑ Jumlah nilai

n

(Suharsimi Arikunto, 2001: 244) Keterangan :

X = rata-rata

∑ Jumlah nilai = Jumlah Nilai

N = banyak siswa

Tabel 3.6 Daftar Penskoran Penilaian Hasil Belajar

No Nomor soal Besar Skor Persentase

1 1

2 2

3 3


(49)

31

5 5

Jumlah

E. Teknik Analisis Data

Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yaitu data tentang kinerja guru, dan aktivitas siswa. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Analis data dengan Numbered Heads Together (NHT) data kuantitatif digunakan untuk mendreskripsikan hasil belajar siswa.

1. Kualitatif

Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yaitu data tentang kinerja guru, dan aktivitas siswa. Penilaian data kualitatif ini beracuan pada instrumen penilaian aktivitas belajar dan aktivitas kinerja guru.

2. Kuantitatif

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran Data ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan dan telah direkapitulasi menggunakan intrumen penelitian terhadap hasil yang berupa nilai siswa , data yang berbentuk nilai yang digunakan untuk mengetahui tingkat pernahaman siswa .

F. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data yang akan diambil merupakan data kuantitatif yang berupa hasil tes tertulis pembelajaran IPA materi Menggolongkan Hewan dari berbagi Jenis


(50)

32

makanan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Margodadi, dan data kualitatif yang berupa hasil penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru pada setiap siklus.

2. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan Observasi, instrumen dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar IPKG ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa selama Penelitian Tindakan Kelas dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan siswa meliputi keberhasilan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Jika terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV dari yang kurang aktif menjadi lebih aktif dan juga dapat kita lihat dari peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA jika nilai rata-rata siswa sudah mencapai KKM ≥ 65 dengan persentase ketuntasan sudah mencapai 70% maka penelitian ini dapat dikatakan telah berhasil.


(51)

✓✔

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Data hasil pelaksanaan tindakan, Analisis dan refleksi atas penerapan model NHT dalam pelajaran IPA dikelas IV SD Negeri 1 Margodadi Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan, dapat disimpulkan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada siklus 1 secara keseluruhan mencapai 65,4% berkategori cukup aktif, pada siklus 2 meningkat sehingga mencapai 73,1% berkategori aktif.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dari tes hasil formatif pada siklus 1 dan siklus 2 ditemukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 64 meningkat pada siklus 2 menjadi 73.

3. Pada siklus 1, kinerja guru cukup baik dengan jumlah persentase 69%. Pada siklus 2 terjadi peningkatan kinerja guru menjadi lebih baik dengan jumlah persentase 86%.

4. Penggunaan model NHT dapat memperbaiki kinerja guru.


(52)

✕✖

B. Saran

Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil kesimpulan penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran menggunakan. model pembelajaran kooperatif tipe NHT Beberapa saran yang perlu disampaikan adalah :

1. Bagi siswa, hendaknya belajar dengan model pembelajaran ini perlu dilakukan secara berkesinambungan dengan mengajak guru dan teman tidak hanya pada saat penelitian dan dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain

2. Bagi guru, untuk menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang, terutama pada saat penulisan, kekompakan menjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya.

3. Bagi sekolah, untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran IPA yang cenderung tidak disukai oleh siswa maka sebagai alternative penyelesaiannya adalah menerapkan model pembelajaran ini.

4. Bagi peneliti, yang ingin melakukan penelitian lanjutan siswa dengan penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih sempurna dalam mempersiapkan instrument pengamatan beserta rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan pembelajaran.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Proyek PGSM Dikti Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung :Yrama Widya

Arif, Muhammad. 2008.Kurikulum 1994. Jakarta : Depdiknas. Arikunto, Suharsmi. 2001.Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta Budi, Sanjaya. 2009.Penelitian Tindakan Kelas

http//:www.yahoo.com.penelitiantindakankelas/dzaki.blogspot.html (diakses april 2010)

Fathurrohman, Sutikno. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Depdiknas. 2010.Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP)Pendidikan di Sekolah Dasar.Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2003.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: Rineka Cipta

Hakikat. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan Jakarta: PPPPTKIPA

Hamalik, O. 2001.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta :Bumi Aksara Hopkins. 1993.Principle Of Intructional Design.Jakarta : PT. Rineka Cipta Ibrahim, M dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Bandung: Unesa.

Kapita Selekta. 2007.Penilaian Buku Nonteks.Jakarta :PT. Nimas Multima KBBI. 2010.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdiknas:Jakarta


(54)

Kardi dan Nur. 2000. http//Jurnal. Kepdiknas. Go.id

Krismanto. 2003 .Strategi belajar mengajar matematika .Mataram: Media grafindo Kurniawan. 2007.Model-model Pembelajaran. PT. Refika Pratama

Mulyasa, E. 2008. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung

Nurhadi, Senduk. 2003. Pengembangan Pendidikan SD,Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.

Poerwanti. 2008. “Pemantapan Kemampuan Profesional” Jakarta .Universitas

Terbuka.

Rusman. 2011.Materi dan Pembelajaran SD, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta Sagala. 2010.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : CV.Alfabeta

Sardiman. 2003.Interaksi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo : Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Spencer. 1992 . http//:www.yahoo.com.Cooperative learning (teori dan aplikasi paikem)

Sudjana, N. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suhemi, E. 2004.Model belajar dan pembelajaran berorientasi kompetensi siswa. Jurnal pendidikan dan budaya edisi I, hlm. Jakarta : Departemen Pendidikan. Tersedia http://jurnal.garuda.kepdiknas.go.id// (07/01/2012)

Sunyono. 2009.Model PembelajaranKooperatif. Bandung : PT. Indeks

Susilo. 2010. Hakikat Belajar, Prestasi Belajar, dan Aktivitas Belajar.Wordpres.Com/2010/09/28/hakikat-prestasi-belajaraktivitas -belajar. Diakses 18 Desember 2011.


(55)

Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Surabaya :Gramedia

……... 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif 2. Surabaya :Gramedia

Toeti Soekamto dan Winata. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Usman samatowo. 2006,.Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD.Jakarta: Universitas Terbuka

Warsita. 2008. “Penelitian Tindakan Kelas” Jakarta. UniversitasTerbuka Wawan. 2010. Wikipedia.Media pembelajaran.com


(1)

32

makanan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Margodadi, dan data kualitatif yang berupa hasil penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru pada setiap siklus.

2. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan Observasi, instrumen dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar IPKG ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa selama Penelitian Tindakan Kelas dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan siswa meliputi keberhasilan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Jika terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV dari yang kurang aktif menjadi lebih aktif dan juga dapat kita lihat dari peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA jika nilai rata-rata siswa sudah mencapai KKM ≥ 65 dengan persentase ketuntasan sudah mencapai 70% maka penelitian ini dapat dikatakan telah berhasil.


(2)

✓✔

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Data hasil pelaksanaan tindakan, Analisis dan refleksi atas penerapan model NHT dalam pelajaran IPA dikelas IV SD Negeri 1 Margodadi Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan, dapat disimpulkan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada siklus 1 secara keseluruhan mencapai 65,4% berkategori cukup aktif, pada siklus 2 meningkat sehingga mencapai 73,1% berkategori aktif.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dari tes hasil formatif pada siklus 1 dan siklus 2 ditemukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 64 meningkat pada siklus 2 menjadi 73.

3. Pada siklus 1, kinerja guru cukup baik dengan jumlah persentase 69%. Pada siklus 2 terjadi peningkatan kinerja guru menjadi lebih baik dengan jumlah persentase 86%.

4. Penggunaan model NHT dapat memperbaiki kinerja guru.


(3)

✕✖

B. Saran

Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil kesimpulan penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran menggunakan. model pembelajaran kooperatif tipe NHT Beberapa saran yang perlu disampaikan adalah :

1. Bagi siswa, hendaknya belajar dengan model pembelajaran ini perlu dilakukan secara berkesinambungan dengan mengajak guru dan teman tidak hanya pada saat penelitian dan dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain

2. Bagi guru, untuk menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang, terutama pada saat penulisan, kekompakan menjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya.

3. Bagi sekolah, untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran IPA yang cenderung tidak disukai oleh siswa maka sebagai alternative penyelesaiannya adalah menerapkan model pembelajaran ini.

4. Bagi peneliti, yang ingin melakukan penelitian lanjutan siswa dengan penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih sempurna dalam mempersiapkan instrument pengamatan beserta rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan pembelajaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Proyek PGSM Dikti Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung :Yrama Widya

Arif, Muhammad. 2008.Kurikulum 1994. Jakarta : Depdiknas. Arikunto, Suharsmi. 2001.Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta Budi, Sanjaya. 2009.Penelitian Tindakan Kelas

http//:www.yahoo.com.penelitiantindakankelas/dzaki.blogspot.html (diakses april 2010)

Fathurrohman, Sutikno. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Depdiknas. 2010.Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP)Pendidikan di Sekolah Dasar.Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2003.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: Rineka Cipta

Hakikat. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan Jakarta: PPPPTKIPA

Hamalik, O. 2001.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta :Bumi Aksara Hopkins. 1993.Principle Of Intructional Design.Jakarta : PT. Rineka Cipta Ibrahim, M dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Bandung: Unesa.

Kapita Selekta. 2007.Penilaian Buku Nonteks.Jakarta :PT. Nimas Multima KBBI. 2010.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdiknas:Jakarta


(5)

Kardi dan Nur. 2000. http//Jurnal. Kepdiknas. Go.id

Krismanto. 2003 .Strategi belajar mengajar matematika .Mataram: Media grafindo Kurniawan. 2007.Model-model Pembelajaran. PT. Refika Pratama

Mulyasa, E. 2008. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung

Nurhadi, Senduk. 2003. Pengembangan Pendidikan SD,Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.

Poerwanti. 2008. “Pemantapan Kemampuan Profesional” Jakarta .Universitas

Terbuka.

Rusman. 2011.Materi dan Pembelajaran SD, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta Sagala. 2010.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : CV.Alfabeta

Sardiman. 2003.Interaksi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo : Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Spencer. 1992 . http//:www.yahoo.com.Cooperative learning (teori dan aplikasi paikem)

Sudjana, N. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suhemi, E. 2004.Model belajar dan pembelajaran berorientasi kompetensi siswa. Jurnal pendidikan dan budaya edisi I, hlm. Jakarta : Departemen Pendidikan. Tersedia http://jurnal.garuda.kepdiknas.go.id// (07/01/2012)

Sunyono. 2009.Model PembelajaranKooperatif. Bandung : PT. Indeks

Susilo. 2010. Hakikat Belajar, Prestasi Belajar, dan Aktivitas Belajar.Wordpres.Com/2010/09/28/hakikat-prestasi-belajaraktivitas -belajar. Diakses 18 Desember 2011.


(6)

Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Surabaya :Gramedia

……... 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif 2. Surabaya :Gramedia

Toeti Soekamto dan Winata. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Usman samatowo. 2006,.Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD.Jakarta: Universitas Terbuka

Warsita. 2008. “Penelitian Tindakan Kelas” Jakarta. UniversitasTerbuka Wawan. 2010. Wikipedia.Media pembelajaran.com


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V B SDN 06 METRO BARAT

1 10 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGODADI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I A SDN 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 77

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOHETHER (NHT)PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 103

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 23 51

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KOTA AGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 139