Efek span 80 dan tween 80 sebagai emulgator terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) : apikasi desain faktorial - USD Repository

  EFEK SPAN 80 DAN TWEEN 80 SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS EMULSI ORAL A/M EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Lia Yumi Yusvita NIM: 068114030

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

  

EFEK SPAN 80 DAN TWEEN 80 SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP

SIFAT FISIS DAN STABILITAS EMULSI ORAL A/M EKSTRAK

ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.):

APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Lia Yumi Yusvita NIM: 068114030

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

H H A A L L A A M M A A N N P P E E R R S S E E M M B B A A H H A A N N

T T u u g g a a s s k k i i t t a a b b u u k k a a n n l l a a h h u u n n t t u u k k

  B B E E R R H H A A S S

  I I L L T T u u g g a a s s k k i i t t a a a a d d a a l l a a h h

u

u

n

n

t t u u k k

  M M E E N N C C O O B B A A , ,

  K K a a r r e e n n a a d d i i d d a a l l a a m m m m e e n n c c o o b b a a i i t t u u l l a a h h

  K K i i t t a a

  M M E E N N E E M M U U K K

A

A

N N d d a a n n

  B B E E L L A A J J A A R R M M e e m m b b a a n n g g u u n n k k e e s s e e m m p p a a t t

a

a

n n u u n n t t u u k k

  B B E E R R H H A A S S

  I I L L ~ ~ M M a a r r i i o o T T e e g g u u h h ~ ~

Untuk segala sesuatu ada masanya

Untuk apapun di bawah langit ada waktunya

  

Ia membuat segala sesuatu

Indah pada waktunya

~ Pengkotbah 3:1 & 11a~ K K a a r r y y a a k k e e c c i i l l k k u u i i n n i i k k u u p p e e r r s s e e m m b b a a h h k k a a n n u u n n t t u u k k : : M M y y L L o o

r

r

d

d

a a n n d d S S a a v v i i o o r r J J e e s s u u s s C C h h r r i i s s t t M M y y b b e e l l o o v v e e d d P P a a p p a a , , M M a a m m a a M M y y b b r r o o t t h h e e r r D D o o n n n n y y , , H H e e n n g g k k y y , , E E n n d d r r y y M M y y l l i i t t t t l l e e s s i i s s t t e e r r Y Y e e n n i i S S a a h h a a b b a a t t - - s s a a h h a a b b a a t t k k u u A A l l m m a a m m a a t t e e r r k k u u , , S S a a n n a a t t a a D D h h a a r r m m a a

  

PRAKATA

  Puji Syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas semua rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.Farm).

  Selama perkuliahan, penelitian hingga proses penyusunan skripsi, penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang berupa dukungan, sarana, bimbingan, nasihat, kritik, dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada

  1. Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

  3. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta kritik dan saran yang diberikan.

  4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus memberikan kritik dan saran kepada penulis.

  5. Jeffry Julianus, M.Si., atas diskusi, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi.

  6. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt, atas diskusi, masukan, dan saran dalam penyusunan skripsi.

  7. Papa, mama, Donny, Hengky, Endry, Yeni dan Amui atas dukungan, kasih sayang dan cintanya.

  8. Vita, Dani, dan Yosephine sebagai teman satu tim atas bantuan, kerjasama, canda tawa, keluh kesah dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

  9. Sahabat-sahabatku Feli, Pika, Ana, Desy, Dewi, Anggie, Jeane dan Dian yang selalu memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan doa.

  10. Intan, Grace, Si, Marissa, Handa, Henny, Rico, Dani, Reni, atas kerjasama, canda tawa dan keluh kesah selama penyusunan skripsi serta semua teman- teman angkatan 2006, terima kasih atas segala semangat dan kebersamaan kita yang indah.

  11. Keluarga kost “Pelangi” atas kebersamaan dan dukungan selama ini.

  12. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Ottok, Mas Iswandi, Mas Sigit, serta laboran- laboran yang lain yang telah membantu penulis selama penelitian.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir ini masih banyak kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga laporan akhir ini dapat berguna bagi semua pihak,khususnya dalam bidang farmasi.

  Penulis

  

INTISARI

  Sifat fisis dan stabilitas emulsi oral air dalam minyak (A/M) ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) dipengaruhi oleh emulgator, yaitu span 80 dan tween 80. Bila tween 80 dicampur dengan span 80 dalam komposisi yang sesuai dan dalam pembuatannya fase air didispersikan ke dalam minyak maka span 80 dan tween 80 akan tersusun secara berselang-seling pada antarmuka fase minyak dan air membentuk lapisan monolayer sehingga menghasilkan sifat emulgator yang baik dan membentuk emulsi tipe A/M yang stabil.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek span 80, tween 80, dan interaksinya terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode desain faktorial dengan dua faktor yaitu span 80–tween 80 dan dua level yaitu level tinggi–level rendah. Sifat fisis emulsi yang diuji adalah viskositas 24 jam, ukuran droplet 24 jam (percentile 90), dan indeks creaming 24 jam. Stabilitas emulsi yang diuji adalah profil viskositas, profil ukuran droplet, dan profil indeks creaming selama penyimpanan 1 bulan dan pergeseran ukuran droplet setelah penyimpanan 1 bulan. Data dianalisis secara statistik menggunakan Design Expert 7.1.4 dengan taraf kepercayaan 75 % untuk mengetahui signifikansi (p<0,05) dari setiap faktor dan interaksinya dalam memberikan efek.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tween 80 memberikan efek yang signifikan (p<0,05) terhadap ukuran droplet, sedangkan span 80 dan interaksinya memberikan efek yang tidak signifikan (p>0,05) terhadap ukuran droplet. Span 80, tween 80, dan interaksinya memberikan efek yang tidak signifikan (p> 0,05) terhadap viskositas, indeks creaming dan pergeseran ukuran droplet.

  Kata kunci: ekstrak etanol buah pare, span 80, tween 80, emulsi oral A/M, efek, desain faktorial.

  

ABSTRACT

  Physical properties and stability of water in oil (W/O) oral emulsion was influenced by emulsifying agent, which span 80 and tween 80. When tween 80 mixed with span 80 in the appropriate composition and in the manufacture water phase was dispersed into oil phase, span 80 and tween 80 will be arranged in criss-cross at the interface oil phase and water phase to form a monolayer to produce a good emulsifying agent character and stable W/O emulsion.

  The aim of this study was to determine how the effect of span 80, tween 80 and their interaction on the physical properties and stability of Momordica

  

charantia L. fruit ethanolic extract W/O oral emulsion. Therefore, in this study

  used factorial design method with two factor i.e. span 80-tween 80 and two level i.e. high level-low level. The emulsion physical properties tested were viscosity 24 hour, globule size (percentile 90) 24 hour, and creaming index 24 hour.

  Emulsion stability tested were the profiles of viscosity, droplet size, and creaming index for one month storage and droplet size shift over one month storage. The data were analyzed statistically using Design Expert 7.1.4 for knowing the significance (p<0,05) of each factor and their interaction in giving effect.

  The results of this study showed that tween 80 provide a significant effect (p<0,05) against droplet size, whereas span 80 and their interaction did not provides significant effect (p>0,05) against droplet size. Span 80, tween 80 and their interaction was not significant effect (p>0,05) to the viscosity, creaming index and droplet size shift.

  Keywords: Momordica charantia L. fruit ethanolic extract, span 80, tween 80, W/O oral emulsion, effect, factorial design

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v PRAKATA PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ viii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ ix

  INTISARI ................................................................................................................. x ABSTRACT ........................................................................................................... xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR PERSAMAAN ...................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi

  BAB I. PENDAHIULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................................ 3 C. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 5 A. Pare ................................................................................................................ 5

  1. Keterangan Botani ...................................................................................... 5

  2. Morfologi .................................................................................................... 5

  3. Kandungan kimia ........................................................................................ 6

  4. Kegunaan .................................................................................................... 6

  B. Emulsi ............................................................................................................. 8

  C. Proses Emulsifikasi ......................................................................................... 9

  1. Teori tegangan permukaan ......................................................................... 9

  2. Oriented Wedge Theory ............................................................................ 10

  3. Teori plastik .............................................................................................. 11

  4. Teori pasak ............................................................................................... 11

  5. Teori lapisan listrik rangkap ..................................................................... 12

  6. Metode phase inversion temperature ....................................................... 12

  D. Emulgator ..................................................................................................... 14

  1. Tween 80 .................................................................................................. 14

  2. Span 80 ..................................................................................................... 15

  E. Sistem HLB (Hydrophile-Lipophile Balance) .............................................. 17

  F. Formulasi ....................................................................................................... 17

  1. Gliserin ..................................................................................................... 17

  2. Sukrosa ..................................................................................................... 18

  3. Virgin coconut oil ..................................................................................... 18

  4. Metil paraben ............................................................................................ 19

  5. Aquadest ................................................................................................... 20

  C. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 40

  b. Uji kualitatif ekstrak buah pare secara KLT ........................................ 43

  a. Ekstraksi buah pare .............................................................................. 43

  1. Verifikasi ekstrak buah pare ..................................................................... 43

  E. Tata Cara Penelitian ...................................................................................... 43

  D. Alur Penelitian .............................................................................................. 42

  2. Bahan penelitian ....................................................................................... 41

  1. Alat penelitian ........................................................................................... 40

  2. Definisi operasional .................................................................................. 39

  G. Pencampuran ................................................................................................ 20

  1. Variabel penelitian .................................................................................... 38

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 38 A. Jenis Rancangan Penelitian .......................................................................... 38 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 38

  I. Metode Desain Faktorial ................................................................................ 34 J. Landasan Teori .............................................................................................. 36 K. Hipotesis ....................................................................................................... 37

  3. Stabilitas emulsi ........................................................................................ 28

  2. Ukuran droplet .......................................................................................... 26

  1. Viskositas .................................................................................................. 24

  H. Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi ................................................................... 24

  2. Pembuatan emulsi ..................................................................................... 44

  a. Formula ................................................................................................ 44

  b. Pembuatan larutan sukrosa 5%b/v ....................................................... 45

  c. Pembuatan emulsi ................................................................................ 45

  3. Uji tipe emulsi .......................................................................................... 45

  4. Uji sifat fisis dan stabilitas emulsi ............................................................ 46

  a. Uji viskositas ........................................................................................ 46

  b. Uji ukuran droplet ................................................................................ 46

  c. Uji indeks creaming ............................................................................. 47

  F. Analisis Data ................................................................................................. 47

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 49 A. Verifikasi Ekstrak Buah Pare ....................................................................... 49

  1.Ekstraksi buah pare .................................................................................... 49

  2. Uji kualitatif ekstrak etanol buah pare secara KLT .................................. 49

  B. Pembuatan Emulsi Ekstrak Pare ................................................................... 51

  C. Penentuan Tipe Emulsi ................................................................................. 57

  D. Karakteristik Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi ............................................. 58

  1. Sifat fisis emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare. ............................... 61

  2. Stabilitas emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare ................................ 62

  E. Efek Span 80, Tween 80, dan Interaksinya Terhadap Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi ........................................................................................ 67

  1. Viskositas .................................................................................................. 69

  2. Ukuran droplet .......................................................................................... 71

  3. Indeks creaming ....................................................................................... 74

  4. Pergeseran ukuran droplet ........................................................................ 77

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 80 A. Kesimpulan ................................................................................................... 80 B. Saran ............................................................................................................. 80 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81 LAMPIRAN ........................................................................................................... 86 BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 129

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Klasifikasi surfaktan berdasarkan nilai HLB ............................................ 16 Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan 2 faktor dan 2 level ....... 35 Tabel III. Formula emulsi ekstrak pare 100 g ........................................................ 44 Tabel IV. Formula percobaan desain faktorial (200 g) .......................................... 44 Tabel V. Formula emulsi A/M ekstrak etanol buah pare ....................................... 44 Tabel VI. Nilai HLB teoritis emulsi ekstrak pare .................................................. 57 Tabel VII. Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ektrak Etanol Buah Pare . 61 Tabel VIII Efek dan % Kontribusi Span 80, Tween 80, dan Interaksi Span 80-

  Tween 80 Terhadap Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Oral A/M. ........ 68 Tabel IX. Persamaan desain faktorial .................................................................... 68 Tabel X. Hasil Perhitungan ANOVA dengan Design Expert pada respon viskositas 24 jam .................................................................................. 71 Tabel XI. Hasil perhitungan ANOVA dengan Design Expert pada respon ukuran droplet 24 jam .......................................................................... 73 Tabel XII. Hasil Perhitungan ANOVA dengan Design Expert pada respon

  Indeks Creaming .................................................................................. 79 Tabel XIII. Hasil Perhitungan ANOVA dengan Design Expert pada respon

  Pergeseran Ukuran Droplet .................................................................. 79

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Tanaman pare ......................................................................................... 5 Gambar 2. Struktur molekul Tween 80 .................................................................. 14 Gambar 3. Struktur molekul Span 80 ..................................................................... 16 Gambar 4. Struktur molekul gliserin ...................................................................... 17 Gambar 5. Struktur molekul sukrosa ..................................................................... 18 Gambar 6. Struktur molekul metil paraben ............................................................ 19 Gambar 7. Rumus molekul aquadest ..................................................................... 20 Gambar 8. a. Propeller mixer dan b. Turbine mixer .............................................. 21 Gambar 9. Gambaran skematis dari suatu homogenizer ........................................ 22 Gambar 10. Ultra Turrax ........................................................................................ 23 Gambar 11. Ultrasonifier dengan prinsip alat peniup Pohlman ............................ 23 Gambar 12. Gambaran skematis penggiling koloid ............................................... 24 Gambar 13. Contoh grafik distribusi frekuensi ukuran droplet ............................. 28 Gambar 14. Fenomena ketidakstabilan dalam emulsi............................................ 32 Gambar 15. Skema alur penelitian ......................................................................... 42 Gambar 16. Kromatogram KLT diamati dengan sinar UV 254 nm ...................... 50 Gambar 17. Interaksi antara span 80 dan tween 80 pada permukaan emulsi A/M ................................................................................................................................ 55

  Gambar 18. Gambar emulsi di bawah mikroskop perbesaran 100x setelah penambahan zat warna methylene blue ............................................. 58 Gambar 19. Profil periodik viskositas (X±SD) dari 3 replikasi selama penyimpanan 1 bulan ......................................................................... 63

  Gambar 20. Profil periodik ukuran droplet (X±SD) dari 3 replikasi selama penyimpanan 1 bulan ......................................................................... 63 Gambar 21. Profil periodik indeks creaming (X±SD) dari 3 replikasi selama penyimpanan 1 bulan ......................................................................... 64 Gambar 22. Grafik hubungan efek faktor span 80, tween 80, dan interaksinya terhadap respon viskositas emulsi A.M setelah pembuatan 24 jam .. 70 Gambar 23. Grafik hubungan efek faktor span 80, tween 80 dan interaksinya terhadap respon ukuran droplet (percentile 90) emulsi A/M setelah 24 jam pembuatan ................................................................. 72

  Gambar 24. Grafik hubungan efek faktor span 80, tween 80, dan interaksinya terhadap respon indeks creaming emulsi A/M 24 jam setelah pembuatan ......................................................................................... 75

  Gambar 25. Grafik hubungan efek faktor span 80, tween 80 dan interaksinya terhadap respon pergeseran ukuran droplet setelah penyimpanan 1 bulan .................................................................................................. 78

  

DAFTAR PERSAMAAN

  Persamaan (1). ....................................................................................................... 25 Persamaan (2). ....................................................................................................... 29 Persamaan (3). ....................................................................................................... 35 Persamaan (4). ....................................................................................................... 36 Persamaan (5). ....................................................................................................... 36 Persamaan (6). ....................................................................................................... 36 Persamaan (7). ....................................................................................................... 47 Persamaan (8). ....................................................................................................... 47 Persamaan (9). ....................................................................................................... 68 Persamaan (10). ..................................................................................................... 68 Persamaan (11). ..................................................................................................... 68 Persamaan (12). ..................................................................................................... 68

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Certificate of Analysis (COA) dan Flowchart Proses Pembuatan Ekstrak Etanol Pare (Momordica charantia L.) ................................ 86

  Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Pare dan Data Penimbangan ..................................................................................... 89

  Lampiran 3. Notasi Desain Faktorial dan Percobaan Desain Faktorial ................. 90 Lampiran 4. Sifat Fisis dan Stabilitas Sediaan Emulsi A/M Ekstrak Etanol

  Buah Pare .......................................................................................... 92 Lampiran 5. Uji Normalitas dan Uji Signifikansi (Friedman Test) Terhadap

  Profil Periodik Viskositas, Ukuran Droplet Dan Indeks Creaming 108 Lampiran 6. Uji ANOVA two ways dengan Design Expert 7.14 ........................ 121

  Lampiran 7. Foto emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare ............................... 125 Lampiran 8. Dokumentasi .................................................................................... 126

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pare (Momordica charantia L.) adalah tumbuhan di daerah tropis dan tumbuh baik di dataran rendah yang termasuk dalam familia Cucurbitaceae. Ekstrak buah pare telah dibuktikan secara ilmiah memiliki aktivitas hipoglikemik,

  antioksidan, kontrasepsi, antibakteri (Teoh, Latiff, Das, 2008) dan anti ulserogenik (Gurbuz dan Bilge, 2000). Perasan buah pare, dan serbuk kering telah dibuktikan secara uji klinis memberikan efek hipoglikemik sedang, dengan efek samping hipoglikemik koma dan konvulsi pada anak-anak, mengurangi fertilitas mencit, favism-like syndrome, meningkatkan γ-glutamiltransferase dan fosfatase dalam hewan, dan sakit kepala. Buah pare dibuktikan secara invitro memiliki aktivitas sebagai antiviral, antineoplastik (Basch, Gabardi, Ulbricht, 2003), wound (Teoh et al., 2008).

  healing

  Pengembangan ekstrak pare untuk pengobatan berbagai penyakit membutuhkan bentuk sediaan yang siap digunakan dalam uji klinis pada manusia.

  Sediaan oral merupakan sediaan yang paling banyak diminati. Tantangan dalam pembuatan sediaan oral ekstrak etanol pare adalah adanya kandungan kukurbitasin yang memberikan rasa pahit dalam ekstrak etanol pare.

  Penulis memilih bentuk sediaan emulsi tipe air dalam minyak (A/M) sebagai alternatif pemanfaatan buah pare. Sediaan emulsi tipe A/M dipilih karena tetesan (droplet) dari ekstrak etanol buah pare yang larut air akan terlindung dalam fase minyak sehingga rasa pahit dapat berkurang. Rasa pahit dari pare dapat berkurang karena difusi dari droplet ekstrak etanol pare terhambat oleh fase minyak sehingga ekstrak pare tidak terlarut di saliva dan tidak menimbulkan rasa pahit di mulut. Selain itu emulsi A/M ekstrak etanol buah pare digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan sediaan oral prolonged-release dalam emulsi tipe A/M/A.

  Pemilihan dan komposisi emulgator dalam sistem emulsi menjadi kunci dalam sifat fisis dan stabilitas suatu emulsi. Emulgator yang dipilih dalam sistem emulsi A/M ekstrak etanol pare adalah span 80 dan tween 80. Span 80 mempunyai nilai HLB 4,3 dan tween 80 mempunyai nilai HLB 15. Bila tween 80 dicampur dengan span 80 dalam komposisi yang sesuai dan dalam pembuatannya fase air didispersikan ke dalam minyak maka span 80 dan tween 80 akan tersusun secara berselang-seling pada antarmuka fase minyak dan fase air membentuk

  

monolayer yang mengelilingi droplet sehingga menghasilkan sifat emulgator yang

  baik dan membentuk emulsi tipe A/M yang stabil. Variasi jumlah tween 80 dan span 80 akan memberikan efek yang dapat diukur kebermaknaannya dalam menentukan parameter-parameter sediaan emulsi yaitu sifat fisis dan stabilitas emulsi. Emulsi A/M dibuat pada HLB 6 yang didasarkan pada required HLB dari HLB minyak VCO yang digunakan sehingga dapat menghasilkan emulsi yang stabil.

  Desain penelitian yang memungkinkan untuk mengetahui efek dari variansi jumlah span 80 dan tween 80 adalah desain faktorial dengan dua level

  

2

  dan dua faktor (Full Factorial Design 2 ). Desain faktorial merupakan metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk secara simultan. Faktor yang diteliti adalah span 80 dan tween 80, sedangkan level yang diteliti adalah variasi jumlah span 80 dan tween 80. Pemilihan level didasarkan pada pembentukan sistem Hidrofilik-Lipofilik Balance (HLB) pada emulsi tipe A/M yaitu pada nilai 3-6. Kebermaknaan efek tween 80 dan span 80 terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi M/A ekstrak etanol pare dianalisis dengan ANOVA dengan program

  Design Expert 7.14 pada taraf kepercayaan 95%.

  B.

  

Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun permasalahan: Apakah variansi jumlah span 80, tween 80, dan kombinasi span 80-tween 80 pada level yang diteliti memberikan efek yang signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare? C.

  

Keaslian Penelitian

  Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang efek span 80 dan tween 80 terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral air dalam minyak (A/M) ekstrak etanol buah pare: aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.

  D.

  

Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis.

  Penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai formulasi emulsi air dalam minyak (A/M) ekstrak etanol buah pare.

  b. Manfaat Metodologis

  Menambah informasi dalam bidang kefarmasiaan mengenai penggunaan metode desain faktorial dalam mengamati efek penambahan span 80 dan tween 80 terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi A/M.

  c. Manfaat praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efek penambahan span 80, tween 80, dan interaksinya dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas emulsi A/M, sehingga dapat diterima di masyarakat.

  E.

  

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Membuat formula emulsi oral A/M dengan zat aktif yang berasal dari bahan alam yaitu ekstrak buah pare dalam bentuk sediaan emulsi dengan span 80 dan tween 80 sebagai emulgator.

2. Tujuan khusus

  Mengetahui efek penambahan span 80 tween 80 atau interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas emulsi A/M yang dipengaruhi oleh formula.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pare 1. Keterangan botani Pare (Momordica charantia L.) termasuk famili Cucurbitaceae (Taylor, 2002) memiliki sinonim Momordica chinensis, M. elegans, M. indica, M.

  operculata, M. sinensis, Sicyos fauriei (Anonim, 2006).

2. Morfologi

  

Gambar 1. Tanaman pare (Anonim, 2005)

  Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk 5, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5 – 5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5 – 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai belekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras (Anonim, 2005).

3. Kandungan kimia

  Kandungan kimia yang terdapat dalam pare antara lain alkaloid, diosgenin, kukurbitasin (momordioksida), cucurbitin, momorcharin, asam linoleat, asam linolenat, momordicosida, dan asam oleanat (Dickinson, 2008). Buah pare yang diekstraksi dengan etanol mengandung kukurbitasin K dan L yang menyebabkan rasa pahit dan kukurbitasin F (C H O ), F (C H O ), G

  1

  45

  68

  12

  2

  36

  58

  8

  (C H O ) dan I (C H O ) yang tidak menyebabkan rasa pahit (Okabe,

  45

  68

  12

  36

  58

  8 Miyahara, Yamamuchi, 1982).

  4. Kegunaan

  Pare telah digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Aktivitas antiviral dan antineoplastik secara in vitro juga telah dilaporkan. Uji klinis menunjukkan bahwa perasan pare, buah, dan serbuk keringnya memberikan efek hipoglikemik sedang, dengan efek samping hipoglikemik koma dan konvulsi pada anak-anak, mengurangi fertilitas mencit,

  

favism-like syndrome , meningkatkan γ-glutamiltransferase dan fosfatase dalam

hewan, dan sakit kepala (Basch, Gabardi, Ulbricht, 2003).

  Efek buah pare sebagai anti-virus HIV terletak pada kandungan protein momorcharin alfa dan beta, atau pada protein MAP30 (Momordica Antiviral Protein 30) (Manitto, 1981; Liu, 1993). Pare juga digunakan secara topikal pada kulit untuk mengobati penyakit vaginitis, hemorrhoids, scabies, eksim, dan penyakit kulit lainnya (Gislene et al., 2000).

  Ekstrak etanol buah pare memiliki aktivitas antibakteri, yaitu pada konsentrasi 0,1 mg/ml (terhadap S. pyogenes) dan pada konsentrasi 1 mg/ml (terhadap E.coli dan S.aureus) (Abalaka et al., 2009). Selain itu, ekstrak etanol buah pare memiliki aktivitas sebagai anti ulserogenik (Gurbuz dan Bilge, 2000), antibakteri dan wound healing (Teoh et al., 2008).

  Rasa pahit buah Pare disebabkan oleh kandungan kukurbitasin (momordikosida K dan L), yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel (West, 1971). Ekstrak etanol buah pare yang mengandung kukurbitasin dapat berperan sebagai penghambat spermatogenesis dan bersifat reversibel (Jackson dan Jones, 1972) pada dosis 750 mg/kgBB mencit (Sutyarso, 1992). Selain itu, ekstrak etanol pare juga memiliki aktivitas antitumor (Rita et al., 2008) dan hipoglikemik. Bila aktivitas hipoglikemik dibandingkan dengan aktivitas dari tolbutamide dan sulphonylurea diperoleh bahwa 500 mg/kg ekstrak etanol buah pare menyebabkan 10-15 % penurunan glukosa darah setelah 1 minggu (Biyani et al., 2003).

  Menurut penelitian Saribulan (1993), tingkat toksisitas ekstrak metanol buah pare termasuk kategori praktis tidak toksik yaitu terletak pada rentang (5-15 g/kg). Studi toksikologi menunjukkan bahwa pare aman untuk kesehatan manusia dan tidak memiliki efek toksik (Chopra, Nayar, Chopra, 1956).

B. Emulsi

  Emulsi merupakan sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil (Anonim, 1995). Emulsi adalah campuran yang tidak stabil dari dua cairan yang tidak saling campur secara termodinamika dengan suatu emulgator yang mengikat kedua jenis cairan tersebut (Allen, 2002).

  Suatu emulsi terdiri dari fase dispers (fase internal atau discontinuous

  

phase ), medium dispers (fase eksternal atau continuous phase), dan komponen

  ketiga yang diketahui sebagai emulgator. Jika fase minyak terdispersi dalam fase air disebut emulsi tipe minyak dalam air (M/A). Sedangkan jika fase air yang terdispersi dalam fase minyak disebut emulsi tipe air dalam minyak (A/M). Emulsi tipe A/M tidak larut dalam air, tidak dapat dicuci dengan air, mengabsorpsi air,

  

occlusive , dan berminyak. Sedangkan emulsi tipe M/A dapat larut air, dapat dicuci

dengan air, mengabsopsi air, nonocclusive, dan tidak berminyak (Allen, 2002).

  Uji penentuan tipe emulsi dilakukan untuk memastikan apakah emulsi yang dibuat merupakan tipe M/A atau A/M. Uji yang sering dilakukan adalah :

  • Uji miscibility dalam minyak atau air. Emulsi hanya akan tercampur dengan liquid yang memiliki fase kontinu yang sama.
  • Uji staining. Menggunakan pewarna yang larut air atau larut minyak, yang pada salah satunya akan terlarut, dan mewarnai fase kontinu (Aulton, 2002).

  • Percobaan cincin. Satu tetes emulsi yang diuji diberikan pada kertas saring, jika emulsi M/A maka menunjukkan sebuah cincin air disekeliling tetesan.
  • Pengukuran daya hantar. Dua kawat yang dihubungkan dengan sebuah baterai lampu senter dicelupkan ke dalam contoh emulsi, maka akan berlangsung suatu ayunan hanya pada emulsi M/A yang terdapat pada sisipan miliampere. Hal ini dikarenakan air sebagai fase luar yang memungkinkan suatu aliran listrik. Pada emulsi A/M fase minyak sebaagi isolator sehingga jarum ampermeter tidak bergerak (Voigt, 1994).

C. Proses Emulsifikasi

  Banyak teori telah dikembangkan dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana zat pengemulsi bekerja dalam meningkatkan emulsifikasi dan dalam menjaga stabilitas dari emulsi yang dihasilkan. Teori yang paling lazim digunakan adalah:

1. Teori tegangan permukaan

  Menurut teori ini semua cairan mempunyai kecenderungan menerima suatu bentuk yang mempunyai luas permukaan terbuka dalam jumlah yang paling kecil. Suatu tetesan cairan biasanya cenderung mempunyai bentuk bulat. Dalam tetesan cairan yang bulat, ada tenaga (kekuatan) dalam yang cenderung meningkatkan hubungan dari molekul-molekul zat untuk menahan distorsi dari tetesan menjadi suatu bentuk yang kurang bulat. Jika dua atau lebih tetesan cairan yang sama saling bertemu kecenderungan untuk bergabung membuat satu tetesan yang lebih besar dan mempunyai luas permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan total dari tetesan-tetesan itu sendiri sebelum bergabung. Zat-zat yang dapat meningkatkan penurunan tahanan untuk pecah dapat merangsang suatu cairan untuk menjadi tetesan atau droplet-droplet yang lebih kecil. Zat-zat yang dapat meningkatkan penurunan tahanan untuk pecah dapat merangsang suatu cairan untuk menjadi tetesan atau droplet-droplet yang lebih kecil. Zat-zat yang menurunankan tegangan ini disebut surface active agent (emulgator) (Ansel, 1989).

2. Oriented Wedge Theory

  Teori ini menyatakan bahwa lapisan monomolekular dari zat pengemulsi melingkari suatu tetesan dari fase dalam emulsi. Teori tersebut beranggapan bahwa zat pengemulsi tertentu mengarahkan dirinya di sekitar dan dalam suatu sistem yang mengandung dua cairan yang saling tidak bercampur, zat pengemulsi akan memilih larut dalam salah satu fase dan terikat kuat dan terbenam dalam fase tersebut dibandingkan dengan fase lainnya. Karena molekul-molekul mempunyai suatu bagian hidrofilik dan suatu bagian hidrofobik, maka molekul-molekul tersebut akan mengarahkan dirinya ke masing-masing fase. Umumnya suatu zat pengemulsi yang mempunyai karakteristik hidrofilik lebih besar daripada sifat hidrofobiknya akan memajukan suatu emulsi minyak dalam air dan suatu emulsi air dalam minyak sebagai hasil penggunaan zat pengemulsi yang lebih hidrofobik daripada hidrofilik (Ansel, 1989).

  3. Teori plastik

  Teori ini menempatkan zat pengemulsi pada antar muka antara minyak air, mengelilingi tetesan fase dalam sebagai suatu lapisan tipis atau film yang diadsorbsi pada permukaan dari tetesan tersebut. Lapisan ini mencegah kontak dan bersatunya fase terdispersi, makin kuat dan makin lunak lapisan tersebut akan makin besar dan makin stabil emulsinya. Pembentukan emulsi tipe A/M atau M/A tergantung pada derajat kelarutan dari zat pengemulsi dalam kedua fase tersebut, zat yang larut dalam air akan merangsang terbentuknya emulsi M/A dan zat pengemulsi yang larut dalam minyak sebaliknya (Ansel, 1989).

  4. Teori pasak

  Dengan teori pasak perbandingan hipnotik pada batas antar permukaan dapat dibayangkan. Teori ini mempertimbangkan bangun geometrik emulgator dan menjelaskan mengapa suatu emulgator menyebabkan pembentukan emulsi M/A, yang lain emulsi A/M. Dalam hal emulgatornya larut air, bagian hidrofilnya akan menebal dan memenuhi ruang melalui keteraturan steriknya atau akibat proses hidratasinya (Voigt, 1994).

  Pada emulgator lipofil, misal pada sabun kation bervalensi banyak, terjadi hal sebaliknya. Rantai rangkap asam lemak membutuhkan ruang yang lebih besar, oleh karena itu kecenderungan disosiasi garam alkali tanah berkurang, sehingga proses hidratasi gugus hidroksilnya lebih rendah. Efek pasak menyebabkan melengkungnya batas antar permukaan mengelilingi tetesan air. Teori pasak bukan teori yang bersifat mutlak dan berlaku umum (Voigt, 1994).

  5. Teori lapisan listrik rangkap

  Jika terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan di depannya. Dengan demikian seolah-olah tiap droplet minyak dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari droplet minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan listrik yang menyelubungi setiap droplet minyak mempunyai susunan yang sama. Dengan demikian, antara sesama droplet akan tolak menolak, stabilitas emulsi akan bertambah (Parrott, 1971).

  6. Metode phase inversion temperature (PIT)

Dokumen yang terkait

Optimasi komposisi emulgator span 60 dan tween 80 terhadap stabilitas fisik sediaan cold cream ekstrak etanol pelepah pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca .L).

0 3 94

Pengaruh SPAN 80 dan TWEEN 80 sebagai surfaktan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis emulsi ekstrak etanol biji kluwak dengan aplikasi desain faktorial.

2 56 145

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan peg 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan metode desain faktorial.

0 3 120

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial.

0 4 112

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan peg 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan metode desain faktorial

1 3 118

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial

8 63 110

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 130

Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam sediaan cold cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (ten.) Steenis.) dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 1 102

Efek lama dan suhu pencampuran terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 1 144