Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI
EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) :
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Maria Oktavia
NIM : 048114130

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI
EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) :
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Maria Oktavia
NIM : 048114130

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi Berjudul

OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI
EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) :
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

Yang diajukan oleh:
Maria Oktavia
NIM : 048114130

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

TN Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt.

Tanggal : 7 Agustus 2008

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan
SMpsi
Berjudul
OPTIMASI KOMPOSISITWEEN 80DAI{ SPAI\I80 SEBAGAI
EMALSIYNNG AGENTDALAM FORMULA EMULGELANTI.AGING
EKSTRAK TEH HIJATJ(Comelliasinensis(tJ O.K) :
APLIKASI DESAINFAKTORIAL
Oleh :
Maria Oktavia
NIM: 048114130
DipertahankandirhadapanPanitia Penguji Skripsi
Fakultas Fprmasi
: UniversitasSanataDharma
pada tanggal : 5 Agustus2fi18


mrngphhi
Firmnri
Dtlrma

M-Si,rfuil.

$uhinm,M*Sl,Afr.
Pinifir Fagtji:
l. Tlf. fffulhl

Sukium, *I*fi"*F

L Sri Errafi Ynlirni, *I.sL AS
3. *gr$r Bsdi$srirs I.*rL

ltil.si.nApt

1V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku bersyukur...
Sungguh-sungguh bersyukur...
berterima kasih pada-Mu Tuhan, aku pernah melewati itu
semua
Menjadikan satu kenangan indah...
yang akan membawa ku menjadi lebih baik nantinya,
yang ajarkan aku, betapa sulit mewujudkan impian...
Dan memberi aku arti hidup tak semudah seperti apa
yang diinginkan
Kini...
Didetik bahagia ini, diakhir masa ku disini...
Dengan segala kedewasaan hati,
aku berjanji...
akan ku langkahkan kaki menantang jalan panjang ku nanti
didepan
Aku tak kuasa tuk tetap berdiri saja
karena ini bukan perhentian...

Karena aku adalah aku, yang tak ingin gagal
Karena aku adalah aku, yang memiliki banyak impian...
Tetap melangkah mewujudkan cita-cita...

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Keluargaku tercinta
Almamaterku

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Maria Oktavia


Nomor Mahasiswa

: 048114130

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI
EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) :
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Agustus 2008
Yang menyatakan,

Maria Oktavia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yesus
Kristus karena hanya oleh berkat, anugerah, kasih dan pertolongan-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan akhir ini guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).
Selama perkuliahan, penelitian hingga proses penyusunan skripsi,
penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang berupa
dukungan, sarana, bimbingan, nasihat, kritik dan saran. Pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesarbesarnya kepada:
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

2. TN Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia membimbing dan meluangkan waktunya untuk penulis selama
penelitian dengan memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan nasihat.
3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah bersedia
memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
4. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
bersedia memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
5. Bapak, Ibu dan adik-adikku yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
doa.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Tri Dese Budi Prasetiyo yang selalu menemani, mendukung serta
menyemangati penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
7. Mbak Ella yang selalu meluangkan waktunya untuk diskusi.
8. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Iswandi, Pak Ottok, Pak Wagiran, Pak Sigit,
Pak Sarwanto, dan Pak Yuwono selaku laboran dan karyawan yang telah
membantu selama penelitian.

9. Teman-teman 2004 FST & FKK semuanya atas kebersamaan, kenangan, dan
persahabatan selama ini (semoga sampai selamanya). Semua teman, sahabat
yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkam demi kesempurnaan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semuga skripsi ini bermenfaat bagi
pengembangan ilmu farmasi khususnya dan kemajuan ilmu pengetahuan pada
umumnya.

Yogyakarta, Juli 2008
Penulis,

Maria Oktavia

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Juli 2008
Penulis,

Maria Oktavia

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI
Teh hijau mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat
efek penuaan dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek tween
80, span 80 dan interaksi keduanya yang dominan dalam menentukan sifat fisik
dan kestabilan sediaan emulgel serta untuk mendapatkan area komposisi optimum
tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel antiaging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L.) O.K).
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental murni dengan
variabel eksperimental ganda (desain faktorial) dan teknik analisis statistik Yate’s
treatment dengan taraf kepercayaan 95 %. Optimasi formula emulgel dilakukan
dengan dua variasi level emulsifying agent dengan parameter sifat fisik (daya
sebar, viskositas) dan stabilitas emulgel pada penyimpanan (perubahan viskositas,
pemisahan fase emulgel). Formula tersebut diuji keamanannya dengan uji iritasi
primer pada hewan percobaan kelinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa span 80 dominan dalam
menentukan respon daya sebar dan viskositas emulgel dan tween 80 dominan
dalam menentukan respon perubahan viskositas emulgel. Tidak ada faktor yang
dominan dalam menentukan pemisahan fase emulgel setelah penyimpanan 1
bulan. Hasil uji iritasi primer menunjukkan emulgel ekstrak teh hijau tidak
mengiritasi. Dalam penelitian ini, ditemukan area komposisi optimum emulsifying
agent tween 80-span 80 dalam emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.
Kata kunci: ekstrak teh hijau, tween 80, span 80, desain faktorial.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Green tea have an antioxidant compounds which can inhibit the
premature aging. The purpose of the research is to investigate the dominant effect
among tween 80, span 80 and the interaction between tween 80 and span 80 on
the emulgel physical properties and emulgel stability, and to obtain the optimum
area of the composition tween 80 and span 80 as emulsifying agent from extract
green tea (Camellia sinensis (L.) O.K) emulgel anti-aging formulas.
The research uses a pure experimental design with double experimental
variables (factorial design) and Yate’s treatment as analytic statistic technique
with 95 % degree of reliability. Optimizing emulgel formula was done by combine
two various level of emulsifying agent with parameter on the physical
characteristic of emulgel and emulgel stability. The formula safety is tested by
primer irritation test to the experiment animal that are rabbits.
The result show that span 80 dominant in determining the spreadability
and viscocity of emulgel and tween 80 dominant in determining viscocity moving.
There is no dominant factor that influence in separation phase of emulgel after a
month storage. The result of primer irritation test showed that emulgel from green
tea extract does not irritate. In this research, the optimal compotition area of
emulsifying agent tween 80-span 80 in emulgel extract green tea has been figured
out.
Key word : extract green tea, tween 80, span 80, factorial design

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...............................................................................

i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... viii
INTISARI .................................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................................

x

DAFTAR ISI ...............................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xvii

BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A.

Latar Belakang ....................................................................................

1

B.

Perumusan Masalah ............................................................................

5

C.

Keaslian Penelitian .............................................................................. 5

D.

Manfaat Penelitian ..............................................................................

5

E.

Tujuan Penelitian ................................................................................

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
A.

Teh ....................................................................................................... 6

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B.

Kulit ..................................................................................................... 10

C.

Penuaan dini ……................................................................................

13

D.

Antioksidan ........................................................................................

14

E.

DPPH ................................................................................................... 15

F.

Emulgel ...............................................................................................

16

G.

Gelling Agent ......................................................................................

17

H.

Emulsifying Agent ...............................................................................

18

I.

Metode desain faktorial........................................................................ 20

J.

Uji iritasi primer................................................................................... 22

K.

Landasan Teori..................................................................................... 23

L.

Hipotesis............................................................................................... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 25
A.

Jenis Rancangan Penelitian .................................................................

25

B.

Variabel dalam Penelitian ...................................................................

25

C.

Definisi Operasional ............................................................................ 26

D.

Bahan dan Alat .................................................................................... 28

E.

Tata Cara Penelitian ............................................................................

29

1.

Pemeriksaan ekstrak daun teh hijau …......................................... 29

2.

Pemeriksaan katekin.... ................................................................

29

3.

Uji aktivitas antioksidan...............................................................

30

4.

Optimasi formula emulgel................................ ...........................

31

5.

Uji sifat fisik dan stabilitas emulgel ...........................................

34

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F.

Analisis Hasil ......................................................................................

37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

39

A.

Identifikasi Ekstrak Teh Hijau.............................................................

39

B.

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Teh Hijau......................................

42

C.

Pembuatan Emulgel Ekstrak Teh Hijau...............................................

46

D.

Penentuan Tipe Emulsi Ekstrak Teh Hijau..........................................

48

E.

Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel........................................................

50

F.

Uji Mikromeritik Gel...........................................................................

61

G.

Uji Iritasi Primer . ...............................................................................

63

H

Optimasi Formula ...............................................................................

64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 70
A.

Kesimpulan .........................................................................................

70

B.

Saran .................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

71

LAMPIRAN ................................................................................................

74

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 109

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Level rendah dan level tinggi tween 80, level rendah dan level
tinggi span 80................................................................................

33

Tabel II.

Formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau ..............................

34

Tabel III.

Nilai hRx Ekstrak Teh Hijau..........................................................

40

Tabel IV.

Hasil Pemeriksaan Ekstrak Teh Hijau............................................

41

Tabel V.

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Teh Hijau dan Vitamin C
menggunakan Metode DPPH.........................................…………

43

Tabel VI.

Nilai HLB Teoritis Emulgel.................................................... ......

46

Tabel VII.

Hasil Uji pH Emulgel Anti-Aging Ekstrak Teh Hijau ...................

47

Tabel VIII. Hasil Pengukuran Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel.....................

52

Tabel IX.

Efek Tween 80, Span 80 dan Interaksi dalam Menentukan Sifat
Fisik dan Stabilitas Emulgel.............................................................

Tabel X.

Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon daya sebar
emulgel...........................................................................................

Tabel XI.

53
55

Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon viskositas
emulgel................................................................................................

57

Tabel XII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon perubahan
viskositas emulgel..............................................................................

59

Tabel XIII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon stabilitas fase
emulgel...............................................................................................

61

Tabel XIV. Hasil Pengukuran Tetesan Minyak dalam Emulgel........................... 61
Tabel XV. Hasil

Pengukuran

Indeks

Iritasi

Primer

dan

Sifat
63

Iritannya...............

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.

Struktur Kulit............. ..................................................................

11

Gambar 2.

Mekanisme Reaksi antara DPPH dengan antioksidan..................

16

Gambar 3.

Lempeng

KLT

diamati

dengan

sinar

biasa

dan

sinar

UV...................................................................................................
Gambar 4.
Gambar 5.

Spektrum perbandingan panjang gelombang antara ekstrak teh 42
hijau dengan katekin........ ...............................................................
Kurva hubungan antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman
radikal

bebas

(%)

pada

vitamin

C

dan

ekstrak

teh

hijau…….........................................................................................
Gambar 6.

48

Gambar emulgel setelah ditambah dengan zat warna methylene
blue……………………………......................................................

Gambar 9.

45

Gambar penampilan fisik emulgel setelah ditambah dengan fase
eksternal berlebih.............................................................................

Gambar 8.

43

Struktur senyawa polifenol dalam teh hijau dengan gugus
hidroksi ...........................................................................................

Gambar 7.

39

49

Gambar emulgel dibawah mikroskop setelah ditambah dengan zat
warna methylene blue ……………………………….....................

50

Gambar 10. Grafik hubungan antara daya sebar-tween 80 dan grafik
hubungan antara daya sebar-span 80…...........................................

54

Gambar 11. Grafik hubungan antara viskositas-tween 80 dan grafik hubungan
antara viskositas-span 80………………………........ ....................

56

Gambar 12. Grafik hubungan antara perubahan viskositas-tween 80 dan grafik
hubungan antara perubahan viskositas-span 80 ..............................

58

Gambar 13. Grafik hubungan antara pemisahan fase emulgel-tween 80 dan
grafik hubungan antara pemisahan fase emulgel-span 80...............
Gambar 14. Grafik distribusi ukuran tetesan minyak dalam emulgel.................

xv

60
62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 15. Contour plot daya sebar emulgel...................................................

65

Gambar 16. Contour plot viskositas emulgel....................................................

66

Gambar 17. Contour plot perubahan viskositas emulgel..................................

67

Gambar 18. Contour plot pemisahan fase emulgel...........................................

68

Gambar 19. Contour plot superimposed sifat fisik dan stabilitas emulgel.......

69

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Uji aktivitas antioksidan.........................................................

74

Lampiran 2.

Data Sifat fisik dan stabilitas sediaan emulgel.......................

76

Lampiran 3.

Perhitungan Perhitungan Yate’s treatment…….....................

89

Lampiran 4.

Data uji mikromeritik................... .........................................

99

Lampiran 5.

Data uji iritasi primer.................... ......................................... 101

Lampiran 6.

Kuisioner subjective assessment............................................. 102

Lampiran 7.

Perhitungan subjective assessment.........................................

103

Lampiran 8.

Foto dokumentasi…………… ...................................……...

107

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
A. LATAR BELAKANG
Teh merupakan minuman yang paling populer di dunia. Posisinya berada
pada urutan kedua setelah air mineral. Diperkirakan tidak kurang dari 120 ml
setiap harinya, teh dikonsumsi setiap orang. Teh hijau memiliki khasiat yang lebih
baik dibandingkan teh hitam untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Berbagai
penelitian menunjukkan teh hijau bermanfaat untuk mencegah kanker,
osteoporosis, kardiovaskular, aterosklerosis, menyembuhkan penyakit ginjal dan
meningkatkan kekebalan tubuh. Sementara untuk perawatan kecantikan teh hijau
berperan sebagai antioksidan untuk mencegah penuaan dini, menghilangkan bau
mulut hingga sebagai obat pelangsing (Soraya, 2007). Berdasarkan hasil
penelitian-penelitian tersebut, kini ekstrak teh hijau telah banyak digunakan dalam
berbagai produk perawatan kecantikan, seperti facial foam, lotion, obat pelangsing
dan lulur.
Teh hijau mengandung senyawa polifenol berupa katekin yang
memberikan aktivitas antioksidan sehingga dapat mengurangi kerusakan sel dan
proses penuaan dini menjadi lebih lambat (Syah, 2006). Kandungan polifenol
dalam teh hijau antara lain adalah epikatekin, epikatekin galat, epigalokatekin dan
epigalokatekin galat. Menurut penelitian, kandungan zat antioksidan teh hijau 100
kali lebih efektif dari vitamin C dan 25 kali dari vitamin E yang juga merupakan
antioksidan potensial sebagai penyegar kulit dan mengatur keseimbangan radikal
bebas (Soraya, 2007).


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aktivitas antioksidan dari teh hijau dapat membantu mengontrol
aktivitas radikal bebas, yakni zat berbahaya yang sangat reaktif dan bersifat
merusak jaringan organ-organ tubuh hingga menimbulkan berbagai penyakit.
Salah satu efek dari radikal bebas adalah penuaan dini. Manusia akan mengalami
proses penuaan. Proses penuaan ini antara lain tampak dari kerutan dan keriput
pada kulit atau kemunduran lainnya dibanding ketika masih muda. Sebagian besar
garis-garis wajah dan kerut atau keriput disebabkan oleh pemaparan berlebihan
terhadap sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap, kerut atau
keriput dan melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar
serta karsinoma (Anonim, 2008a). Dalam tubuh sebenarnya ada enzim yang dapat
menangkal radikal bebas, akan tetapi reaksi enzimatik ini tidak pernah mencapai
100%. Akibat dari kerusakan jaringan ini secara perlahan menyebabkan elastisitas
kolagen merosot dan kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik pigmen
kecoklatan (Kumalaningsih, 2006).
Dengan adanya antioksidan proses penuaan dini serta kerusakan organ
tubuh dan risiko terserang berbagai penyakit diusia tua dapat dicegah. Penuaan
dini dapat dihambat dengan menggunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh
dengan 150 ml air mendidih, didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin
dan disaring kemudian digunakan untuk membasuh wajah (Mursito, 2000). Caracara tersebut dirasakan kurang praktis, khususnya bagi masyarakat yang memiliki
aktifitas cukup padat, karena itu dibuat suatu sediaan topikal yang dirancang
untuk penggunaan lokal pada kulit secara lebih praktis dan lebih efektif yaitu


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

emulgel. Ekstrak teh hijau juga dapat digunakan sebagai anti penuaan dini dengan
konsentrasi 5-10% (Anonim, 2002).
Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi baik
berupa tipe minyak dalam air maupun berupa tipe air dalam minyak dan gelling
agent sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi tertentu. Emulgel juga telah
digunakan sebagai penghantar obat ke dalam jaringan kulit (Magdy, 2004). Gel
mempunyai kelebihan berupa kandungan air yang cukup tinggi sehingga
memberikan kelembapan yang bersifat mendinginkan dan memberikan rasa
nyaman pada kulit (Mitsui, 1997).
Emulsi mempunyai kelebihan berupa kemampuan penetrasi yang tinggi
pada kulit. Emulsi minyak dalam air lebih banyak digunakan sebagai basis obat
yang dapat tercuci dengan air untuk tujuan kosmetik. Emulsi air dalam minyak
lebih dapat digunakan untuk perawatan kulit kering dan pemakaian sebagai
emolien (Magdy, 2004). Atas dasar kelebihan dari emulsi dan gel tersebut maka
dibuat sediaan emulgel dari ekstrak teh hijau yang dapat berfungsi sebagai
pencegah proses penuaan dini.
Pada sediaan emulgel terdapat sistem gel dan sistem emulsi, dimana
dalam penelitian ini digunakan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC) sebagai
gelling agent, tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent. Gelling agent
untuk kebutuhan farmasi dan sediaan kosmetik harus inert, aman dan tidak reaktif
dengan komponen lain (Zath and Kushla, 1996). Tween 80 merupakan
emulsifying agent larut air yang digunakan dalam sediaan kosmetik, yang
mempunyai HLB 15 sehingga mampu membentuk emulsi tipe M/A. Span 80

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan emulsifying agent nonionik dengan HLB 4,3 karena gugus lipofilnya
lebih dominan. Dalam interfacial film theory, adanya stable interfacial complex
condensed film yang terbentuk saat emulsifying agent yang bersifat larut air
dicampurkan dengan emulsifying agent yang bersifat larut lemak mampu
membentuk dan mempertahankan emulsi dengan lebih efektif dibandingkan
penggunaan emulsifying agent tunggal (Zats and Kushla, 1996). Emulsifying
agent akan mempengaruhi sifat fisik dan kestabilan sistem emulsi sehingga harus
diperhatikan sebelum sediaan dipasarkan kekonsumen. Suatu sediaan layak untuk
digunakan oleh masyarakat apabila memenuhi syarat keamanan. Oleh karena itu
selain optimasi, dalam penelitian ini juga dilakukan uji iritasi primer sebagai uji
awal untuk mengetahui tingkat keamanannya.
Desain faktorial merupakan metode rasional untuk menyimpulkan dan
mengevaluasi secara obyektif efek dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kualitas produk. Dengan metode ini dapat diketahui efek yang dominan antara
tween 80, span 80 dan interaksi keduanya dalam menentukan respon yang
diharapkan. Selain untuk menentukan efek yang dominan, desain faktorial juga
dapat digunakan untuk memperoleh sediaan dengan formula optimum. Komposisi
tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dioptimasi dengan metode desain
faktorial ini. Diharapkan dengan komposisi tween 80 dan span 80 yang optimum,
diperoleh sediaan emulgel yang memenuhi kualitas fisik yang baik meliputi daya
sebar, viskositas dan stabilitas fisik sehingga dapat diterima oleh masyarakat.


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. PERUMUSAN MASALAH


Di antara tween 80, span 80 dan interaksi keduanya, mana yang lebih
dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging
ekstrak teh hijau?



Dapatkah ditemukan area komposisi optimum tween 80 dan span 80 pada
contour plot superimposed yang diprediksikan sebagai formula optimum
emulgel anti- aging ekstrak teh hijau?



Apakah formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau memberikan efek
iritasi primer?

2.

KEASLIAN KARYA
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian tentang
optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam
formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L.) O.K) :
aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.

3. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan tentang bentuk sediaan emulgel yang berasal dari
bahan alam.
b. Manfaat metodologis
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian mengenai
penggunaan metode desain faktorial.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah dapat menghasilkan komposisi tween
80 dan span 80 yang optimal sehingga diperoleh sediaan yang berkhasiat,
aman dan dapat diterima oleh masyarakat.

B. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan formula dengan
komposisi tween 80 dan span 80 yang optimum sebagai emulsifying agent
dalam emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)), yang
memenuhi persyaratan mutu yakni, berkhasiat, aman dan dapat diterima oleh
masyarakat.
b. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :


Mengetahui manakah yang dominan antara tween 80, span 80 dan
interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel.



Menemukan area komposisi optimum tween 80 – span 80 pada contour
plot superimposed yang diprediksikan sebagai formula optimum emulgel
anti-aging ekstrak teh hijau.



Mengetahui apakah formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
memberikan efek iritasi primer atau sebaliknya, tidak memberikan efek
iritasi primer.


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Teh
Sinonim

: Camellia bohea Griff, C. sinensis (L) O.K., C. theifera Dyer.,
Thea sinensis L,. T. asamica Mast, T. cochinchinensis Lour., T.
cantoniensis Lour., T. chinensis Sims., T. viridis L.

Klasifikasi
Devisi

: Spermathophyta (tumbuhan biji)

Sub devisi

: Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)

Kelas

: Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)

Sub kelas

: Guttiferales (Clusiales)

Familia (suku)

: Camelliaceae (Theaceae)

Genus (marga)

: Camellia

Spesies

: Camellia sinensis

Varietas

: Assamica

(Tuminah, 2004).

1. Klasifikasi teh
Teh

dapat

dikelompokkan

dalam

tiga

jenis

berdasarkan

pengolahannya, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh oolong dan teh
pouchong (semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh) (Syah, 2006).
Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidasenya di
dalam daun teh segar. Metode inaktivasi enzim polifenol oksidase teh hijau
dapat dilakukan melalui pemanasan (udara panas) yaitu memanaskan daun


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang sudah kering dan penguapan (steam /uap air) dimana daun teh segar yang
masih baru dipetik diuapkan sebentar kemudian dikeringkan. Kedua metode ini
berguna untuk mencegah tejadinya oksidasi enzimatis katekin (Syah, 2006).
Teh hitam dibuat dengan cara memfermentasikan daun teh, yang
sebelumnya sedikit dikeringkan dengan udara hangat, dilayukan dan digiling di
bawah pengaruh panas yaitu melalui oksidase katekin dalam daun segar dengan
katalis polifenol oksidase atau yang disebut dengan fermentasi. Proses
fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi polifenol sederhana, yaitu katekin teh
diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat sehingga memberi ciri
khas teh hitam, yaitu berwana kuat dan tajam (Syah, 2006).
Teh oolong diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat
setelah penggulungan, oksidasi terhenti dalam proses pemanasan, sehingga teh
oolong disebut dengan teh semifermentasi. Karakteristik teh oolong berada
diantara teh hitam dan teh hijau (Syah, 2006).
2. Kandungan kimia
a. Substansi fenol
1) Katekin (polifenol)
Katekin merupakan senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang
merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan
rasa pahit, tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk
terhadap pencernaan makanan, katekin teh bersifat antimikroba
(bakteri, virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah,


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melancarkan sekresi air seni dan menghambat pertumbuhan sel kanker
(Fulder, 2004).
Katekin dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu proantocyanidin dan
polyester. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas senyawasenyawa katekin, epikatekin, galokatekin, epigalokatekin, galokatekin
galat dan epigalokatekin galat (Syah, 2006). Kandungan teh hijau
bervariasi menurut cara pengolahannya. Kandungan katekin tertinggi
ada pada teh hijau, disusul teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau
mengandung 16-30 % senyawa katekin.
2) Flavanol
Flavanol dalam teh meliputi quersetin, kaemferol, dan mirisetin.
Flavanol merupakan antioksidan alami yang mampu mengikat logam.
b. Substansi bukan fenol
Substansi bukan fenol terdiri dari: 4 % karbohidrat, 6 % substansi
pektin, 3-4 % alkaloid seperti teofilin (1,3-dimetil xantin), teobromin (3,7dimetil xantin) dan kafein (1,3,7-trimetil xantin). Kafein dapat berfungsi
sebagai stimulan pada sistem CNS (Central Nervous System) dalam sistem
respiratori dan jantung). Kandungan teh hijau lainnya adalah klorofil dan
zat warna lain, protein dan asam-asam amino, asam organik substansi
resin, vitamin, substansi mineral.


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Substansi penyebab aroma
Beberapa pendapat menyatakan bahwa aroma teh berasal dari
glikosida yang terurai menjadi gula sederhana dan senyawa beraroma.
Pendapat lain mengatakan aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang
menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tidak jenuh)
(Syah, 2006).
d. Enzim
Beberapa enzim terdapat dalam daun teh. Peranan penting enzimenzim ini adalah sebagai biokatalisator pada setiap reaksi kimia dalam
tanaman. Enzim yang dikandung dalam daun teh diantaranya invertase,
amilase, β-glukosidase, oximetilase, protease dan peroksidase (Syah,
2006).

B. Kulit
Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh.
Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari pengaruh luar baik secara fisik
maupun imunologik. Kulit juga berperan penting dalam interaksi antar individu
dengan lingkungan, karena merupakan indera yang sensitif terhadap sentuhan
yang kadang membuat perasaan emosional (Rawling, 2002). Kulit memiliki
kekakuan yang bervariasi di setiap bagian yang berbeda. Daerah yang paling kaku
dan tebal adalah telapak kaki dan telapak tangan serta sela-sela jari. Kulit menjadi
lebih tipis dan berkeriput pada usia tua dan kelihatan kekuningan bahkan keabu-

10 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

abuan, sering disebut penuaan kulit. Pada kulit wajah, sel-selnya sangat tipis,
sehingga memungkinkan sediaan kosmetik dapat berpenetrasi (Young, 1972).

Gambar 1. Struktur Kulit
Kulit tersusun dari 3 komponen utama yaitu :
1. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapis sel, dari atas ke bawah, yaitu:
a. Stratum corneum
Stratum corneum adalah lapisan kulit terluar dan terdiri dari beberapa
lapisan sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah
berubah menjadi keratin. Lapisan tanduk memberikan perlindungan
terhadap cahaya, panas bakteri dan berbagai bahan kimia.
b. Stratum lucidum
Lapisan ini merupakan sel gepeng, jernih dan sel mati yang berisi eleidin,
eleidin dibentuk dari keratohialin dan akan berubah menjasi keratin.

11 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 3-5 lapis sel gepeng yang berisi butiran berwarna
gelap yang disebut keratohialin. Keratohialin ikut serta dalam langkah
pembentukan keratin.
d. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri dari 8-10 lapis sel poligonal yang sangat rapat.
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti sel
terletak ditengah.
e. Stratum basale atau stratum germinativum
Stratum basale merupakan lapisan terdalam dalam epidermis. Lapisan ini
terdiri dari satu lapis sel kubus. Pada saat pembelahan sel, sel-sel ini akan
bergerak maju kepermukaan menjadi lapisan-lapisan yang diatasnya. Inti
selnya akan mengalami degenerasi dan selnya akan mati. Sel-sel ini akan
menggantikan sel-sel yang ada pada bagian paling atas epidermis.
2. Lapisan Dermis
Dermis terdiri dari jaringan connective yang berisi serabut kolagen dan serabut
elastin. Ruang diantara serabut tersebut berisi jaringan adiposa, folikel rambut,
saraf, kelenjar lemak dan kelenjar keringat.
Lapisan ini terdiri dari:
a. Pars papilaris terdiri dari jaringan connective yang berisi serabut elastis,
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

12 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Pars retikularis adalah bagian bawah dermis yang berhubungan dengan
lapisan sub kutis. Bagian ini terdiri dari jaringan connective yang padat
yang berisi serabut kolagen dan serabut elastis.
3. Lapisan Subkutis
Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar dengan isi sel lemak. Di lapisan
ini terdapat ujung saraf tepi, pembuluh darah dan saluran getah bening
(Tortora, 1990).

C. Penuaan dini
Kulit berubah mengikuti usia seseorang. Walaupun proses penuaan tidak
dapat dihindari, pemahaman tentang proses penuaan yang terjadi di kulit sangat
penting. Paparan sinar matahari dipercaya akan mempercepat proses perubahan
kulit. Penuaan akan dapat dipercepat lagi oleh radikal bebas yang berada di sekitar
kita. Proses penuaan kulit disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor instrinsik dan
faktor ekstrinsik. Penuaan kulit karena faktor ekstrinsik terjadi akibat adanya
faktor luar seperti sinar matahari, merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan dan
kekurangan nutrisi sedangkan faktor intrinsik dilatarbelakangi faktor genetik dari
individu dan diakibatkan dari usia yang tidak dapat dihindari. Proses penuaan
kulit yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik dapat menyebabkan penuaan dini.
Kelainan yang terjadi pada penuaan dini berupa kulit kering, kulit berkerut,
muncul noda-noda hitam pada kulit, kulit kusam, dan tidak bercahaya. Hal ini
terjadi karena adanya radikal bebas (Hermani, 2005).

13 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Diantara tanda-tanda penuan kulit yang dapat terlihat, yaitu kulit terlihat
kering, kasar, kendur dan kehilangan elastisitasnya, terdapat bercak atau noda
coklat kehitaman, keriput, adanya regangan kulit, timbul lipatan pada leher, dan
garis-garis ketuaan di wajah (Baumann, 2002).

D. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang
dapat memberikan elektronnya secara cuma-cuma kepada molekul radikal bebas
tanpa terganggu sama sekali dan dapat merusak reaksi berantai dari radikal bebas
(Hudson, 1990).
Atas dasar fungsinya, antioksidan dapat dibedakan menjadi lima seperti
berikut :
1. Antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal
bebas yang baru dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak
merugikan. Sebagian besar zat fenolik, tiokoferol, alkil galat, BHA, BHT dan
glutation peroksidase.
2. Antioksidan sekunder yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas dan
menghalangi terjadinya reaksi berantai, misalnya vitamin C, Vitamin E, beta
karoten.
3. Antioksidan tersier yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas misalnya enzim metionin sulfoksidan
reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel.

14 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Oxygen scavenger, antioksidan yang dapat mengikat oksigen sehingga tidak
mendukung reaksi oksidasi, misalnya vitamin C.
5. Chelators, kerjanya mengikat logam yang mampu mengkatalisis rekasi
oksidasi, misalnya asam sitrat asam amino, ethylendiamin (Kumalaningsih,
2006).

E. DPPH ( 1,1-difenil-2-pikrilhidrasil )
Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dengan kemampuan
meredam radikal bebas. Dalam penelitian ini radikal bebas yang digunakan adalah
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrasil atau α,α-difenil-β-pikrilhidrasi). DPPH adalah
merupakan suatu senyawa radikal bebas yang stabil. Prinsipnya adalah reaksi
penangkapan hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas DPPH yang berwarna
ungu dan berubah menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning
stabil. Sebaliknya senyawa DPPH kehilangan H akan menjadi radikal baru yang
reaktif. Suatu senyawa dapat digunakan sebagai radikal bebas yang bermanfaat,
apabila setelah bereaksi dengan radikal bebas akan menghasilkan radikal baru
yang stabil atau senyawa bukan radikal (Molyneux, 2004).
Antioksidan dinyatakan aktif bila menghambat radikal bebas lebih dari
80 %, dinyatakan sedang bila menghambat radikal bebas 50-80 % dan dinyatakan
tidak aktif bila menghambat radikal bebas kurang dari 50 % (Yen, 1995).

15 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reaksi antara DPPH sebagai radikal bebas dengan antioksidan:

NO2 
O2N 

N

NO2 


+ AH 
O2N 

NO2 

1,1-difenil-2-pikrilhidrazil

H
N

+ A • 


NO2 

antioksidan

1,1-difenil-2-pikrilhidrazin

Gambar 2. Mekanisme reaksi antara DPPH dengan antioksidan
Nilai IC50 (Inhibiton Concentration 50) adalah konsentrasi antioksidan
(μg/ml) yang mampu menghambat 50 % radikal bebas. Nilai IC50 diperoleh dari
perpotongan garis antara 50 % daya hambatan dengan sumbu konsentrasi,
kemudian dimasukkan ke persamaan Y = a + bx dimana Y = 50 dan nilai X
menunjukkan IC50 (Yen, 1995).

F. Emulgel
Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dengan perbandingan
tertentu. Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk
penggunaan dermatologi harus mempunyai syarat antara lain sebagai berikut :
tiksotropik, mempunyai daya sebar yang mudah melembutkan, dapat bercampur
dengan beberapa zat tambahan (Magdy, 2004).
Pembuatan emulgel dilakukan dengan cara mencampurkan emulsi dan gel
dengan perbandingan tertentu. Bahan tambahan yang biasa digunakan dalam
pembuatan emulgel adalah gelling agent yang dapat meningkatkan viskositas,

16 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

emulsifying agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil, humektan dan
pengawet.
Uji stabilitas merupakan proses evaluasi untuk menjamin bahwa sifatsifat utama produk tidak berubah selama waktu yang dapat diterima oleh
konsumen. Ketidakstabilan dapat dilihat dengan mengevaluasi karakteristik
produk, baik dengan pengamatan secara subyektif maupun obyektif. Pengamatan
secara subyektif misalnya dengan mengamati warna, bau dan penampilan produk,
sedangkan pengamatan obyektif misalnya dengan mengukur pH, daya sebar,
viskositas, ukuran partikel, dan lain-lain (Wilkinson, 1982).

G. Gelling Agent
Gel merupakan suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1999). Gel pada umumnya
memiliki sifat rheologi pseudoplastik (Nairn, 1997). Gel biasanya digunakan
untuk diaplikasikan pada membran mukus atau jaringan yang luka atau terbakar
karena gel memiliki kandingan air yang tinggi yang dapat mengurangi iritasi
(Klech, 1986).
Hidrogel adalah sediaan semisolid yang mengandung material polimer
yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut dan bisa
menyimpan air dalam strukturnya. Hidrogel merupakan sistem yang menyebabkan
air tidak bisa bergerak karena adanya polimer tidak larut. Salah satu alasan
disukainya hidrogel sebagai komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan

17 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

obat adalah kompatibilitasnya yang relatif baik dengan jaringan biologis. Polimer
yang digunakan dalam hidrogel terhidrolisis lambat dan secara bertahap
melepaskan obat bebas. Kelebihan hidrogel yaitu aman digunakan secara topikal,
transparan, licin, mudah digunakan, memberikan rasa dingin karena ada
penguapan air serta residunya mudah dihilangkan (Zatz and Kushla, 1996).
Hidrogel merupakan polimer organik seperti asam poliakrilik (carbomer), CMCNa dan selulosa eter non ionik (hidroksipropilmetilselulosa (HPMC)) sering
digunakan sebagai basis untuk tujuan pembuatan hidrogel (Barel et al, 2001).
HPMC tidak larut dalam alkohol, pembentukan gel dilakukan dengan pemanasan
pada suhu 50-90oC dan stabil pada pH 3-11.

H. Emulsifying Agent
Emulsifying agent adalah surfaktan yang mengurangi tegangan antar
muka antara minyak dan air, meminimalkan energi permukaan dari droplet yang
terbentuk (Allen, 2002).
Emulsifying agent bekerja dengan membentuk film atau lapisan di
sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah
(Anief, 2003).
Penggunaan campuran dua macam emulsifying agent biasanya lebih
stabil dibanding penggunaan emulsifying agent tunggal dengan menjumlahkan
HLB secara langsung. Emulsifying agent dapat dicampurkan dengan perbandingan
dan proporsi yang sesuai (Allen, 2002).
18 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a) Tween 80
Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent pada emulsi topikal
tipe minyak dalam air, dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada
emulsi minyak dalam air, dan untuk menaikkan kemampuan menahan air
pada salep, dengan konsentrasi 1-15%. Tween 80 digunakan secara luas pada
kosmetik sebagai emulsifying agent (Smolinske, 1992). Tween 80 merupakan
ester oleat dari sorbitol di mana tiap molekul anhidrida sorbitolnyanya
berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :
etilenoksida = 1:20). Tween 80 berupa cairan kental berwarna kuning muda
sampai kuning sawo (Anonim, 1993), berbau karamel yang dapat
menyebabkan pusing (Greenberg, 1954), panas dan kadang-kadang pahit
(Anonim, 1993). Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P
dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Anonim, 1993), tidak larut
dalam alkohol polihidrik (Greenberg, 1954). Tween 80 mempunyai titik lebur
yang berada pada suhu 5°-6°C, nilai pH 6,0-8,0 dan stabil dalam larutan
dengan pH 2-12 (Greenberg, 1954).
b) Span 80
Span 80 mempunyai nama lain sorbitan monooleat. Pemeriannya
berupa warna kuning gading, cairan seperti minyak kental, bau khas tajam,
terasa lunak. Kelarutannya tidak larut tetapi terdispersi dalam air, bercampur
dengan alkohol, tidak larut dalam propilenglikol, larut dalam hampir semua
minyak mineral dan nabati, sedikit larut dalam eter. Berat jenis pada 20oC
adalah 1 gram. Nilai HLB 4,3. Viskositas pada 25oC adalah 1000 cps.

19 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Span 80 dapat disiapkan dari campuran sorbitol terester sebagian
dengan mono dan dianhidrida asam oleat. Digunakan dengan cara sama
seperti ester sorbitan, seperti span 20 tetapi lebih lipofilik dari span 20,
berguna untuk membuat krim tipe A/M, bagian kecil dari tween 60 atau
tween 80 dapat ditambahkan untuk mengurangi viskositas dan membantu
pembentukan emulsi, sehingga tidak perlu menggunakan homogenizer
sampai konsistensinya 10%, dapat dimasukkan dalam basis tipe parafin untuk
membentuk basis tipe anhidrat yang mampu menyerap sejumlah besar air
(Anonim, 1988).

I. Metode Desain Faktorial
Desain faktorial adalah pendekatan eksperimental kuno yang dilakukan
dengan meneliti efek dari suatu variebel eksperimental dengan menjaga variabel
lain konstan. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan
secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan.
Signifikan berarti perubahan dari level rendah ke level tinggi pada faktor – faktor
menyebabkan perubahan besar pada responnya (Bolton, 1990)
Perencanaan percobaan faktorial (factorial design) merupakan suatu
metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari
besaran yang berpengaruh terhadap kualitas produk (Voigt, 1994)
Desain faktorial mengandung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,
efek, respon. Faktor merupakan setiap besaran yang mempengaruhi respon.
(Voigt, 1994). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Efek adalah

20 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor. Efek faktor atau
interaksi merupakan rata – rata respon pada level tinggi dikurangi rata – rata
respon pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang
diamati. Respon yang diamati harus dikuantitatifkan (Bolton, 1990).
Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang
masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan
level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk
mengetahui faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap suatu
respon. Desain faktorial dengan dua faktor dalam suatu percobaan memberikan
pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah faktor A memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?
2. Apakah faktor B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?
3. Apakah interaksi faktor A dan B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
suatu respon? (Bolton, 1990)
Desain faktorial merupakan pilihan aplikasi persamaan regresi, yaitu
teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu
atau lebih variabel bebas. model yang dipilih dari analisis tersebut adalah model
matematika (Bolton, 1990).
Jumlah percobaan dalam desain faktorial adalah 2n, 2 menunjukkan level
dan n menunjukkan jumlah faktor. Langkah untuk percobaan faktorial terdiri dari
kombinasi semua level dari faktor. Desain percobaan yang paling sederhana

21 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah percobaan dengan 2 faktor dan 2 level (22). Dari percobaan dengan desain
faktorial 22 dapat diperoleh persamaan dengan konsep :
Y = B0 + B1(X1) + B2(X2) + B12(X1)(X2)
dimana : Y

= respon hasil percobaan

X1, X2

= level, yang nilainya mulai (-1) sampai (+1)

B0, B1, B2, B12

= koefisien yang dapat

Dokumen yang terkait

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Optimasi komposisi polysorbate 80 dan sorbitan monooleat 80 sebagai emulsifying agent formula moisturizing lotion Virgin Coconut Oil (VCO) : aplikasi desain faktorial.

0 5 132

Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam sediaan cold cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (ten.) Steenis.) dengan metode desain faktorial.

0 0 104

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial.

0 2 132

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial.

0 2 97

Optimasi komposisi polysorbate 80 dan sorbitan monooleat 80 sebagai emulsifying agent formula moisturizing lotion Virgin Coconut Oil (VCO) aplikasi desain faktorial

0 1 130

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 95

Optimasi komposisi polysorbate 80 dan gliserin emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 106

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108