ANALISIS PENGOBATAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMEROLUS DENGAN FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE DI RUMAH SAKIT KABUPATEN SLEMAN PERIODE 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

  

ANALISIS PENGOBATAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI

BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMEROLUS DENGAN

FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE DI RUMAH

SAKIT KABUPATEN SLEMAN PERIODE 2009

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Lisa Nova

  

NIM : 078114074

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

ANALISIS PENGOBATAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI

BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMEROLUS DENGAN

FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE DI RUMAH

SAKIT KABUPATEN SLEMAN PERIODE 2009

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Lisa Nova

  

NIM : 078114074

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Kupersembahkan Karya ku ini kepada : Tuhan Yesus Kristus yang dengan sabar mendengar keluh kesahku

Mami dan Papi atas dukungan dan doa yang

selalu mengalir deras

  Kembaranku,.Yusup Bambang Nugroho Bingkai Hatiku, Giovan Setiawan Almamaterku

  

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas segala anugerah dan bimbingan-

Nya, memampukan penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Pengobatan Antibiotik Pada Geriatri Berdasarkan Laju

Filtrasi Glomerolus Dengan Formula Modification of Diet in Renal Disease di

Rumah Sakit Kabupaten Sleman Periode 2009”. Diwarnai suka dan duka

penulisan skripsi ini dapat selesai berkat dukungan berbagai pihak. Penulis ingin

menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan penelitian ini :

  1. Seluruh staff Rumah Sakit Panti Rini , RSUD Sleman, RSUP dr. Sardjito, dan RS Panti Nugroho atas ijin dan arahan yang diberikan untuk melakukan penelitian ini.

  2. Ipang Djunarko,M.Sc.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan kerja samanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan baik. 3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing I atas masukan dan dukungan yang sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan semangat dan pencerahan untuk jalannya penelitian ini.

  5. dr. Fenty, M.Kes.,Sp.PK dan Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt. sebagai dosen penguji atas masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

  

6. Mami dan Papi, atas dukungan doa, moral, dan terutama material yang

tidak pernah berhenti dalam proses penyelesaian skripsi ini

  

7. Saudara kembar penulis, Yusup Bambang Nugroho atas motivasi dan doa

yang selalu diberikan.

  

8. Kekasih jiwa penulis, Giovan Setiawan yang selalu meneduhkan jiwa dan

memberikan cinta yang membangkitkan semangat.

  

9. Mama-Papa Wibowo, Osmond, dan Danny yang selalu memberikan

semangat dan mendukung setiap proses penelitian ini.

  

10. Sahabat masa kejayaan penulis, Hanindya, Fransisca Ndari, Yesshinta,

Yestamia, Yuanita yang selalu membawa warna dan keceriaan.

  

11. Sahabat dan sodara terkasih Fiona Olivia dan Sindhutama yang tiada henti

memberi semangat dan menebarkan tawa.

  

12. Teman seperjuangan, Ratna Mustika yang selalu menemaniku dalam suka

dan duka di segala proses penelitian dan penyusunan karya ini.

  

13. Teman-teman satu team GFR Dita, Frissa, Olive, Nila, Bimo, Hetty,

Mayan atas segala pencerahan dan motivasi yang bermanfaat dalam proses penelitian ini.

  

14. Teman-teman bermain dan belajar Ibu Dewi, Ina, Fenny, Ririn, Dina,

Siska, Yesia, Paulina, Sasa, atas motivasi dan dukungan yang selalu ada selama ini.

  

15. Teman-teman Gembelers yang selalu memberikan kegembiraan di tengah

kedukaan.

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….. iv PERNYATAAN PUBLIKASI………………………………………… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….. vi PRAKATA……………………………………………………………... vii DAFTAR ISI…………………………………………………………… x DAFTAR TABEL……………………………………………………… xiii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xv

  INTISARI……………………………………………………………… xvi ABSTRACT ……………………………………………………………. xvii BAB I PENGANTAR………………………………………………….

  1 A. Latar Belakang……………………………………………………...

  1 1. Perumusan Masalah…………………………………………….

  2 2. Keaslian Penelitian……………………………………………...

  3

  3. Manfaat…………………………………………………………

  4 B. Tujuan……………………………………………………………….

  4 1. Tujuan Umum…………………………………………………...

  4

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………. A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal Normal……………………………… B. Geriatri……………………………………………………………… C. Perubahan Fungsi Ginjal Pada Lansia……………………………… D. Glomerular Filtration Rate (GFR) ………………………………… E. Perubahan Laju Filtrasi Glomerolus pada Lanjut Usia……………... F. Obat Antibiotik……………………………………………………... G. Penyesuaian Dosis pada Geriatri…………………………………… H. Penyesuaian Dosis Antibiotik Berdasarkan Nilai LFG…………….. Keterangan Empiris……………………………………………………... BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….. A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………….. B. Definisi Operasional………………………………………………... C. Subyek Penelitian…………………………………………………… D. Bahan Penelitian……………………………………………………. E. Tempat danWaktu Penelitian……………………………………….. F. Tata Cara Penelitian………………………………………………… 1. Analisis Situasi…………………………………………………..

  19

  24

  23

  22

  22

  22

  21

  21

  20

  19

  19

  18

  2. Penentuan Jumlah Subyek……………………………………… 3. Pengambilan Data……………………………………………….

  16

  15

  14

  12

  9

  8

  7

  6

  6

  G. Tata Cara Analisis Hasil…………………………………………….

  4. Pengolahan Data………………………………………………...

  24

  A. Profil LFG Berdasarkan Formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Sleman……………………………………………………… B. Profil Penyesuaian Dosis Obat Antibiotik Berdasarkan LFG ………

  C. Jenis Obat Antibiotik yang Memerlukan Penyesuaian Dosis……….

  BAB V KESIMPULAN dan SARAN…………………………………. A. Kesimpulan…………………………………………………………. B. Saran………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... LAMPIRAN……………………………………………………………. BIOGRAFI PENULIS………………………………………………….

  26

  30

  32

  37

  37

  38

  39

  42

  84

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I. Tahap Chronic Kidney Disease (CKD) Berdasarkan GFR.

  13 Tabel II. Data Jenis Antibiotik Pada Geriatri yang Perlu Penyesuaian Dosis pada tiap Rumah Sakit di Kabupaten Sleman pada tahun 2009………………………………..

  33 Tabel III.

  35 Data Jenis Antibiotik Menurut Perlakuan Penyesuaian Dosis di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Letak ginjal dalam tubuh……………………………..

  6 Gambar 2. Anatomi ginjal………………………………………...

  8 Gambar 3. Glomerolus Ginjal…………………………………….

  9 Gambar 4. Diagram Persentase Jumlah Kasus……………………

  26 Gambar 5. Diagram Perbandingan GFR normal dan Tidak………

  27 Gambar 6. Diagram Pembagian Stage LFG Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………………………………….

  28 Gambar 7. Diagram Perbandingan LFG Normal dan Tidak Normal Berdasarkan Jenis Kelamin ………………….

  28 Gambar 8. Diagram Perbandingan LFG Berdasarkan Tingkatan Umur…………………………………………………..

  29 Gambar 9. Diagram Persentase Pengobatan yang Butuh Penyesuaian dan yang Tidak Perlu Penyesuaian……...

  30 Gambar 10. Diagram Perbandingan Jumlah Kasus antara Butuh Penyesuaian Dosis dan yang Tidak Perlu Penyesuaian Tiap Rumah Sakit …………………………………….

  31 Gambar 11. Diagram Jenis Antibiotik yang Perlu Penyesuaian……

  32 Gambar 12. Diagram Persentase Penyesuaian Dosis yang Perlu Dilakukan……………………………………………...

  34

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

  46

  72

  65

  60

  49

  48

  47

  45

  Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11.

  44

  43

  Halaman

  Data Subyek Uji RS Panti Nugroho………………….. Data Subyek Uji RSUD Sleman……………………… Guideline ………………………………………………

  Surat Perijinan Penelitian dari RS Panti Nugroho……. Bukti Pembayaran Penelitian dari RS Panti Rini……... Data Subyek Uji RSUP dr.Sardjito…………………… Data Subyek Uji RS Panti Rini………………………..

  Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance)………. Surat Perijinan Penelitian dari RSUP dr.Sardjito…….. Surat Perijinan Penelitian dari Kabupaten Sleman…… Surat Perijinan Penelitian dari RSUD Sleman………...

  79

  

INTISARI

Perubahan fisiologik akibat proses menua dan penurunan fungsi ginjal

dapat berpengaruh terhadap terapi obat yang diberikan. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengobatan obat antibiotik pada pasien geriatri berdasarkan

Glomerular Filtration Rate (GFR) yang dihitung dengan formula Modification of

Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Sleman Periode 2009.

  Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui profil pasien

geriatri dan jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)

di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009.

  Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan

deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Hasil penelitian menunjukan dari

591 sampel terdapat 15% pengobatan obat antibiotik yang tidak sesuai di Rumah

Sakit Kabupaten Sleman periode 2009 dengan 59% LFG normal dan 41%

mengalami penurunan LFG. Serta penyesuaian dosis yang perlu dilakukan yaitu

46% membutuhkan perubahan frekuensi penggunaan, 45% perlu dilakukan

pengurangan dosis, 7% perlu dilakukan penyesuaian dosis, namun tidak

teridentifikasi dosis yang dianjurkan, dan 2% antibiotik yang perlu dihilangkan.

Profil subyek berdasarkan LFG, pada stage 1 sebesar 22% dari 591 kasus, stage 2

sebesar 37%, stage 3A sebesar 20%, pada stage 3B sebesar 13%. Sedangkan

untuk stage 4 dan 5 menunjukkan persentase kurang dari 10 % dari 591 kasus

yang ada.

  Kata kunci: antibiotik, geriatri, laju filtrasi glomerulus (LFG), Glomerular Filtration Rate (GFR), dan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)

  

ABSTRACT

Changes due to aging and physiological decline in kidney function may

affect drug therapy given. This study aims to analyze the treatment of antibiotic

drugs in geriatric patients based on Glomerulus Filtration Rate (GFR), calculated

with the formula of Modification Diet in Renal Disease (MDRD) in hospitals

Sleman Period 2009.

  Moreover, this study also aims to identify the profile of geriatric patients

and geriatric patients who experience a decrease glomerular filtration rate based

on the formula dietary modifications in Renal Disease (MDRD) at Sleman District

Hospital, the period of 2009.

  It is the observational study design was retrospective descriptive

evaluative. This study shows that out of 591 samples containing 15%

inappropriate antibiotic treatment in Sleman hospital period in 2009 with 59% and

41% of normal GFR GFR decline. And dosage adjustments need to be done that

requires changing the frequency of usage of 46%, 45% required a dose reduction,

7% dosage adjustment is necessary, but not identified the recommended dose, and

antibiotics of 2% which needs to be eliminated. Profile of subjects based on LFG,

in phase 1 by 22% from 591 case, stage 2 by 37%, 3A% 20 stage, 3B on stage by

13%. As for stage 4 and 5 shows the percentage below 10% of 591 cases.

  Keyword : antibiotic, geriatri, Glomerular Filtration Rate (GFR), and Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pasien geriatri merupakan kelompok pasien yang telah berumur 60 tahun

  

ke atas (Kurtal et al., 2008). Perubahan paling berarti dalam usia lanjut ialah

berkurangnya fungsi ginjal dan menurunnya creatinin clearance, walaupun tidak

terdapat penyakit ginjal atau kadar kreatininnya normal. Hal ini menyebabkan

ekskresi obat sering berkurang, dengan akibat perpanjangan atau intensitas

kerjanya (Darmansjah, 2006).

  Kurtal et al., 2008 mengemukakan bahwa pasien kelompok geriatri akan

mengalami penurunan fungsi ginjal dimana nilai Glomerular Filtration Rate

  2

(LFG) kurang dari 60 ml/min/1,73 m . LFG merupakan parameter terbaik untuk

mengukur fungsi ginjal dan mengetahui seberapa parah penurunan fungsi ginjal

(Dipiro,2008). Adapun 52% pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG perlu

adanya penyesuain dosis obat (Kurtal et al., 2008). Perhitungan LFG

menggunakan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) karena

menurut Hermsen, Maiefski, Florescu, Qiu, and Rupp (2009) formula MDRD

  2

lebih akurat untuk menghitung LFG yang kurang dari 60 ml/min/1,73 m

dibandingkan dengan formula Cockcroft-Gault (CG).

  Penggunaan obat antibiotika pada lanjut usia perlu diperhatikan terkait

ekskresinya yang melalui ginjal. Sehingga pemberian antibiotik harus disesuaikan

dengan kondisi organ ginjal dari pasien geriatri. Pemberian dosis yang sesuai

  

kesalahan dosis yang berakibat pada tidak tercapainya efek dari obat ataupun

berakibat pada efek toksik pada ginjal yang memungkinkan terjadinya kerusakan

ginjal (Anonim,2009a) Pemilihan rumah sakit sebagai tempat penelitian di Kabupaten Sleman

dilakukan dengan melihat BOR (Bed Occupancy Rate) yang lebih dari 50% dan

melihat letak rumah sakit yang tidak berpusat pada satu lingkup daerah saja.

  

Penelitian dilakukan di empat rumah sakit besar di kabupaten Sleman yaitu RSUD

Sleman, RSUP dr.Sardjito, Rumah Sakit Panti Rini, dan Rumah Sakit Panti

Nugroho.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas

mengenai ada tidaknya pengobatan obat antibiotik yang tidak sesuai pada pasien

geriatri dengan melihat nilai laju filtrasi glomerulusnya khususnya di Kabupaten

Sleman. Karena jika terdapat ketidaksesuaian pengobatan, dapat menyebabkan

terjadinya penurunan fungsi ginjal sampai kerusakan ginjal kronik sehingga

derajat kesehatan masyarakat pun akan mengalami penurunan.

1. Perumusan Masalah

  a) Seperti apakah profil laju filtrasi glomerolus pasien geriatri yang berdasarkan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009 meliputi jenis kelamin dan umur?

b) Berapa banyak pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

  antibiotik yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009? c) Seperti apakah dosis dan jenis antibiotik yang diberikan pada pasien geriatri dengan perbandingan nilai LFG menggunakan formula MDRD

yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009?

2. Keaslian Penelitian

  Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengobatan obat antibiotik terhadap penurunan laju filtrasi glomerolus yang pernah dilakukan, antara lain: a) Modified Diet in Renal Disease Method Overestimaters Renal Fuction in

  Selected Elderly Patients (Roberts, Ibsen, Schioier, 2009). Metode penelitian ini adalah membandingkan MDRD dan Cockcroft-Gault (CG) menggunakan nilai gentamisin clearance pada pasien lansia.

  b) Calculation of the Estimated Creatinine Clearance in Avoiding Drug Dosing Errors in the Older Patient (Hu, Kai-Ting,Matayoshi,Amy, Stevenson,dan Frazier,2001). Metode penelitiannya retrospektif dengan subyek uji pasien dengan umur lebih dari 80 tahun yang kemudian dihitung GFR dengan CG dan dibandingkan dengan dosis pemberian obat yang perlu disesuaikan.

  c) Comparison of the Modification of Diet Renal Disease and Cockcroft- Gault equations for dosing antimicrobials (Hermsen, Maiefski, Florescu, Qiu, Rupp, 2009). Design penelitian ini yaitu restrospektif cohort dengan mendapat pengobatan antimikrobia yang kemudian dibandingan nilai GFR nya berdasarkan MDRD dan CG. Kesimpulan yang didapat MDRD GFR lebih tepat dibandingkan GFR CG pada pasien penyakit ginjal akut maupun kronis.

  Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai

“Analisis Pengobatan Antibiotik Pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi

Glomerolus dengan Formula Modification of Diet in Renal Disease di Rumah

Sakit Kabupaten Sleman Periode 2009” belum pernah dilakukan.

3. Manfaat

  Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk

pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan dalam mempraktekkan pelayanan

kepada masyarakat salah satunya dalam mencegah terjadinya pengobatan obat

antibiotik yang tidak sesuai terhadap pasien geriatri yang mengalami penurunan

laju filtrasi glomerulus.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Mengevaluasi peresepan obat Antibiotik pada pasien geriatri berdasarkan

nilai Glomerular Filtration Rate (GFR) yang dihitung dengan formula

Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten

Sleman Periode 2009.

2. Tujuan khusus

  a) Mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009 meliputi jenis kelamin dan umur.

  b) Mengetahui jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan formula MDRD yang mendapatkan pengobatan obat antibiotik yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009.

  c) Mengetahui dosis dan jenis antibiotik yang perlu disesuaikan pada pasien geriatri dengan perbandingan nilai LFG menggunakan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Sleman periode 2009

  

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal Normal Gambar1. Letak ginjal dalam tubuh (Patel,2009) Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah

lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal memiliki satuan unit

fungsional yaitu nefron yang jumlahnya kurang lebih 1.000.000 dalam setiap

ginjal. Setiap nefron terdiri dari berkas kapiler (glomerulus atau badan malpighi),

tubulus proximal, tubulus distal, serta tubulus kolektivus (Setiadi, 2007).

  Glomerulus merupakan arteriola aferen yang membentuk simpul di dalam

badan Malpighi. Arteriola aferen merupakan bercabangan dari arteri renalis yang

berada dalam ginjal. Arteri renalis adalah pembuluh darah pada ginjal yang

berfungsi membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal (Setiadi, 2007).

  Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin.

Kreatinin adalah produk katabolisme dari keratin fosfat yang ada di dalam otot.

Hasil katabolisme tersebut memiliki nilai yang konstan dalam tiap individu setiap

harinya. Kreatinin sangat bergantung dari massa otot. Biosintesis kreatin sendiri

juga berasal dari glisin, arginin, dan metionin. Sintesis kreatin diselesaikan lewat

reaksi metilasi guanidoasetat oleh senyawa S-adenosilmetionin di hati.

  Kreatinin dikeluarkan peredarannya dari darah oleh ginjal. Hampir tidak

ada sama sekali reabsorpsi kreatinin yang dilakukan ginjal. Jika filtrasi yang

dilakukan glomerulus berkurang maka kadarnya di darah akan tinggi

(Dugdale,2009).

B. Geriatri

  Menurut WHO, pembagian terhadap populasi usia meliputi tiga tingkatan, yaitu a) lansia (elderly) dengan kisaran umum 60-75 tahun,

  b) tua (old) 75-90 tahun

  c) sangat tua (very old) dengan kisaran umur > dari 90 tahun Penuaan selalu menyebabkan berbagai perubahan fisiologis yang dapat

merubah proses absorbsi, distribusi, ikatan protein, metabolisme, dan ekskresi

obat sehingga terapi obat yang optimal pada usia lanjut sangat perlu

memperhatikan perubahan-perubahan ini. Dampak lain adanya penurunan

berbagai kemampuan dan fungsi tubuh tersebut adalah pasien geriatri rentan

  

terhadap berbagai macam penyakit dan problem yang berkaitan dengan terapi obat

(Walker dan Edwards, 2003).

C. Perubahan Fungsi Ginjal pada Lansia

  

Gambar 2. Anatomi ginjal

(Anonim,2009b)

Pada studi kasus dari McLachlan dan Wasserman tentang panjang, luas

dan kemampuan untuk berkembang dari ginjal, mereka menemukan bahwa

panjang ginjal berkurang 0,5 cm per dekade setelah mencapai usia 50 tahun.

  

Dengan bertambahnya usia, banyak jaringan yang hilang dari korteks ginjal,

glomerulus dan tubulus. Jumlah total glomerulus berkurang 30-40% pada usia 80

tahun, dan permukaan glomerulus berkurang secara progresif setelah 40 tahun,

dan yang terpenting adalah terjadi penambahan jumlah jaringan sklerotik. Pada

usia muda jumlah glomerulus sklerotik kurang dari 1%, persentase ini akan

meningkat 10-30% pada saat usia 80 tahun (Hadimartono, 1990).

  Terdapat beberapa perubahan pada pembuluh darah ginjal pada lansia.

Pada korteks ginjal, arteri aferen dan eferen cenderung untuk atrofi yang berarti

terjadi pengurangan jumlah darah yang terdapat di glomerulus. Jadi ketika aliran

darah di korteks berkurang, aliran di jukstaglomerular akan meningkat. Ini

berpengaruh pada konsentrasi urin yang berkurang pada usia lanjut akibat

gangguan pengaturan sistem keseimbangan (Hadimartono, 1990).

D. Glomerular Filtration Rate (GFR)

  Glomerulus merupakan gulungan pembuluh darah kapiler yang berada di

dalam sebuah kapsul sirkuler, yang disebut kapsula Bowman (McCance, 2002).

  

Secara bersamaan, glomerulus dan kapsula Bowman disebut dengan korpuskulum

renalis. Ginjal manusia memiliki sekitar satu juta glomerulus di dalamnya.

  

Glomerulus terdiri atas tiga tipe sel intrinsik: sel endotel kapiler, sel epitel yang

dipisahkan dari sel endotel oleh membrana basalis glomerular, serta sel mesangial

(SIUC, 2007).

  Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah volume cairan (fluida) yang disaring

dari kapiler glomerulus ginjal ke dalam kapsul Bowman per satuan waktu.

  

Sedangkan creatinin clearance rate (CCR atau CrCl) adalah volume plasma darah

yang dibersihkan dari kreatinin per satuan waktu. CCR merupakan nilai yang

dapat digunakan sebagai pembanding nilai LFG atau menghitung nilai LFG. Laju

Filtasi Glomerolus (LFG) ini biasanya dicatat dalam satuan volume per waktu,

misalnya mL/menit. (National Kidney Foundation, 2000).

  Ada beberapa teknik yang berbeda yang digunakan untuk menghitung atau

memperkirakan laju filtrasi glomerulus (LFG), antara lain dengan formula

Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dan Cockcroft-Gault (CG).

  

Perhitungan LFG dengan formula Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) membutuhkan data serum kreatinin, umur, suku bangsa, dan jenis

kelamin sedangkan dengan metode Cockcroft-Gault (CG) membutuhkan data

berat badan, serum kreatinin, umur, dan jenis kelamin (Johnson,2005).

  Metode pengukuran LFG seperti MDRD dan Cockcroft-Gault tidak

didapatkan hubungan linier antara nilai serum kreatinin dan nilai LFG. Dimana

pasien dengan nilai kreatinin normal belum tentu mempunyai nilai LFG yang

normal pula. Hal ini menyebabkan banyaknya pasien geriatri yang terlambat

terdeteksi bahwa mereka sebenarnya telah mengalami penurunan fungsi ginjal

(Johnson,2005).

  2 Nilai LFG pada individu dewasa mendekati 120-130 mL/min/1.73 m dan

akan menurun seiring dengan meningkatnya usia. Penurunan LFG merupakan

tanda awal dari gagal ginjal, oleh karena itu nilai LFG digunakan untuk

mendiagnosa dan menentukan kriteria dari penyakit ginjal kronis (National

Kidney Foundation, 2010).

  

Faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus (LFG) antara lain

  a. tekanan arteri Apabila tekanan arteri meningkat maka tekanan dalam glomerolus juga meningkat sehingga LFG meningkat.

  b. efek konstriksi arteriol aferen Konstriksi arteriol aferen akan menurunkan laju aliran darah maka menurunkan tekanan glomerolus sehingga LFG menurun.

  c. efek konstriksi arteri eferen Konstriksi arteri eferen akan meningkatkan hambatan pada aliran darah yang keluar dari glomerolus sehingga akan meningkatkan LFG. Tetapi jika konstriksi terlalu besar sehingga aliran darah menjadi sangat terhalang justru d. efek aliran darah glomerolus atas laju filtrasi glomerolus (LFG) Saat arteri aferen dan eferen berkontraksi maka jumlah darah yang mengalir ke dalam glomerolus tiap menitnya akan berkurang sehingga tekanan koloid osmotik plasma dalam glomerolus akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan LFG menurun meskipun tekanan glomerolus tinggi.

  (Setiadi, 2007)

E. Perubahan Laju Filtrasi Glomerulus pada Lanjut Usia

  Volume total cairan yang tersaring oleh glomerulus sekitar 180 L/hari,

atau 120 mL/menit. Jumlah filtrasi plasma per satuan waktu disebut dengan

glomerular filtration rate (GFR), dan berbanding langsung dengan tekanan

perfusi pada kapiler glomerulus. Faktor-faktor yang menentukan GFR berkaitan

langsung dengan tekanan yang mendorong atau melawan filtrasi. Perubahan pada

resistensi arteriol aferen maupun eferen akan menyebabkan perubahan pada

tekanan hidrostatik kapiler serta GFR. Vasokonstriksi pada salah satu arteriol

memiliki efek berlawanan pada tekanan glomerular. Contohnya, apabila arteriol

aferen berkonstriksi maka aliran darah akan berkurang sehingga ada penurunan

tekanan glomerular. Hal ini akan kemudian menurunkan GFR sehingga cairan

tubuh terjaga.

  Obstruksi pada aliran keluar urin akan menimbulkan peningkatan tekanan

secara retrograde pada kapsula Bowman yang akan menurunkan GFR.

  

Kehilangan cairan yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan onkotik kapiler

  

tekanan dengan adanya perubahan permeabilitas kapiler serta luas permukaan

untuk filtrasi (McCance, 2002).

  

Tabel I. Tahap Chronic Kidney Disease (CKD) Berdasarkan GFR

(Knott, 2010) Tahap Glomerular

  Filtration Rate dengan luas permukaan tubuh

2 Deskripsi Manajemen

  1.73m

  I 90+ Fungsi renal normal (tetapi urinalisis dan struktur abnormal atau faktor genetik mengindikasikan penyakit ginjal)

  Observasi dan mengkontrol tekanan darah

  II 60-89 Fungsi renal sedikit menurun (CKD tahap 2 tidak dapat didiagnosa dari GFR saja tapi juga membutuhkan urinalisis dan struktur abnormal atau faktor genetik mengindikasikan penyakit ginjal) Observasi dan mengkontrol tekanan darah dan risiko kardiovaskular

  IIIa 45-59 Fungsi renal menurun dalam tahap moderat, dengan atau tanpa tanda kerusakan ginjal lainnya

  Observasi dan mengkontrol tekanan darah dan risiko kardiovaskular

  IIIb 30-44 Fungsi renal menurun dalam tahap moderat, dengan atau tanpa tanda kerusakan ginjal lainnya

  Observasi dan mengkontrol tekanan darah dan risiko kardiovaskular

  IV 15-29 Penurunan fungsi renal yang berat Memikirkan rencana untuk mengatasi gagal ginjal tahap akhir

  

V <15 Gagal ginjal tahap akhir Transplantasi atau

dialisis

F. Obat Antibiotik

  Antibiotika merupakan obat anti-infeksi, yang bekerja melawan kehidupan

mikroorganisme jahat dalam tubuh. Obat ini juga dikenal sebagai antimikrobia.

  

Obat-obatan antibiotik dapat berupa antibakteri contohnya gentamisin, antivirus

(misalnya asiklovir), antifungi (misalnya flukonazol), antiprotozoa (misalnya

metronidazol), atau antihelmintes misalnya mebendazol.

  Antibiotik bekerja dengan menghentikan pembelahan sel (bakteriostat),

atau dengan membunuh mikroorganisme secara langsung (bakterisida). Sel yang

paling rentan terhadap efek bakteriostat dan bakterisida adalah sel yang membelah

dengan cepat. Agar obat antimikroba efektif, obat tersebut harus dalam

konsentrasi yang cukup di dalam aliran darah seseorang, dan begitu juga dalam

cairan interstisial.

  Antibiotik spektrum luas adalah antibiotik yang efektif melawan berbagai

mikroorganisme berbeda, seperti kokus dan basilus. Antibiotik spektrum luas

dapat dimungkinkan melawan kelompok bakteri Gram positif maupaun Gram

negatif. Antibiotik spektrum sempit sangat efektif melawan mikroorganisme

spesifik (Brooker, 2005).

  Prinsip-prinsip dasar pemakaian antibiotika pada usia lanjut tidak berbeda

dengan kelompok usia lainnya sehingga perlu diwaspadai dalam pemakaian

antibiotika golongan aminoglikosida dan laktam, yang ekskresi utamanya melalui

ginjal. Penurunan fungsi ginjal karena usia lanjut akan mempengaruhi eliminasi

antibiotika tersebut, di mana waktu paruh obat menjadi lebih panjang (waktu

  

lipat) dan memberi efek toksik pada ginjal (nefrotoksik), maupun organ lain

(misalnya ototoksisitas) (Anonim,2009a).

G. Penyesuaian Dosis Pada Geriatri

  Perubahan respon pasien geriatri disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : 1. penurunan fungsi ginjal (filtrasi glomerulus dan sekresi tubuli) merupakan faktor farmakokinetik yang terpenting. Penurunan glomerulus sekitar 30% pada usia 65 tahun. Perubahan farmakokinetik lainnya adalah penurunan kapasitas metabolisme beberapa obat, berkurangnya kadar albumin plasma (sehingga dapat meningkatkan kadar obat bebas) pengurangan berat badan dari cairan tubuh, serta penambahan lemak tubuh (sehingga dapat mengubah distribusi obat) dan berkurangnya absorbsi aktif. Hasil dari semua perubahan ini adalah kadar obat yang lebih tinggi dan bertahan lebih lama dalam darah dan jaringan. Waktu paruh obat dapat meningkat sampai 50%. 2. perubahan faktor farmakodinamik, yaitu peningkatan sensitivitas reseptor, terutama reseptor di otak (terhadap obat-obat bekerja sentral) dan penurunan mekanisme homeostatik kardiovaskuler 3. adanya berbagai penyakit pada usia lanjut, yang menyebabkan pasien mendapatkan banyak obat sehingga meningkatkan adanya interaksi obat.

  (Setiawati dan Muchtar, 2007) Oleh karena itu, dalam memberikan terapi pada pasien geriatri harus

memperhatikan prinsip penggunaan obat yaitu: memberikan obat yang benar-

  

dan sediaan obat yang mudah ditelan untuk memelihara kepatuhan pasien,

memilih obat yang memberikan rasio manfaat paling menguntungkan bagi pasien

usia lanjut dan tidak berinteraksi dengan obat lain atau pada penyakit lain pada

pasien yang bersangkutan, serta memulai pengobatan dengan dosis separuh lebih

sedikit dari dosis dewasa (Setiawati dan Muchtar, 2007).

  Dosis obat disesuaikan dengan respon klinik pasien, dan bila perlu dengan

memonitor kadar obat dalam plasma darah pasien. Dosis pemeliharaan yang tepat

pada umumnya lebih rendah dari dewasa. Memeriksa secara berkala semua obat

yang dimakan pasien dan hentikan bila diperlukan. Pada pasien dengan gangguan

ginjal serius dapat dilakukan penyesuaian regimen dosis pemeliharaan dengan

cara: besar dosis perkali tetap tetapi frekuensi dosis diperpanjang, frekuensi dosis

tetap besar dosis per kali diperkecil, atau gabungan keduanya, yaitu dosis per kali

diperkecil dan frekuensi diperpanjang (Setiawati dan Muchtar, 2007).

H. Penyesuaian Dosis Antibiotik berdasarkan nilai LFG

  Prinsip-prinsip dasar pemakaian antibiotika pada usia lanjut tidak berbeda

dengan kelompok usia lainnya. Sehingga perlu diwaspadai dalam pemakaian

antibiotika golongan aminoglikosida dan laktam, yang ekskresi utamanya melalui

ginjal. Penurunan fungsi ginjal karena usia lanjut akan mempengaruhi eliminasi

antibiotika tersebut, di mana waktu paruh obat menjadi lebih panjang (waktu

paruh gentamisin, kanamisin, dan netilmisin dapat meningkat sampai dua kali

lipat) dan memberi efek toksik pada ginjal (nefrotoksik), maupun organ lain

  Sejauh ini, 10-20% pasien yang menggunakan antibotik golongan aminoglikosida paling dapat menyebabkan gagal ginjal.

  Aminoglikosida mempunyai potensi ketoksikan langsung terhadap

gangguan kapasitas dari lisosom. Akumulasi obat Antibiotik berupa fosfolipid

akan menyebabkan kelebihan muatan pada lisosom, sehingga lisosom menjadi

tidak stabil dan mudah hancur. Bersamaan dengan hancurnya lisosom akan

melepaskan asam hidrolases dan aminoglikosida dengan konsentrasi tinggi, yang

akan merubah struktur dan fungsi sel.