SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
DAMPAK FOTO
SEBAGAI PRIMING EFFECTS
TERHADAP KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Paulus Anang Wirawan
NIM : 049114023
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
“ Setiap orang itu kreatif, Dan akan semakin kreatif Jika mau belajar kreatif ”.
(Paulus Anang Wirawan)
untuk semua, yang tak henti berharap
P PERNYAT TAAN KEA ASLIAN KA ARYA
Saya meny yatakan den ngan sesung gguhnya bah hwa skripsi yang saya t tulis ini tida ak
memuat k karya atau ba agian karya a orang lain, , kecuali yan ng telah dis sebutkan da lam
kutipan da an daftar pu ustaka, sebag gaimana lay yaknya kary ya ilmiah.Yogyakar rta, 28 Juli 2 2011 Penulis, Paulus An nang Wiraw wan
DAMPAK FOTO SEBAGAI PRIMING EFFECTS
TERHADAP KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF
Paulus Anang Wirawan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat dampak foto sebagai primingeffects terhadap kecenderungan berperilaku agresif. Subjek penelitian ini adalah orang yang
berusia 18 hingga 30 tahun. Subjek berjumlah 50 orang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek pada kelompok eksperimen dengan jumlah
25 orang diberikan perlakuan berupa penyajian foto dengan konten agresif sebagai priming effects.
Sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Desain penelitian yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah desain eksperimen (experimentalal design) dengan jenis desain
eksperimen ulang (pretest-posttest control group design). Uji hipotesis pada penelitian ini
menggunakan independent sample t-test yang dikenakan pada skor perolehan (gain score).
Hipotesis yang diajukan adalah Foto dengan konten agresif sebagai priming effects memicu
peningkatan kecenderungan berperilaku agresif. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui
bahwa harga t yang diperoleh adalah -3,170 dengan taraf signifikansi 0,003. Hal ini berarti
kelompok eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibanding kelompok kontrol. Hipotesis
yang diajukan diterima yaitu foto dengan konten agresif sebagai priming effects memicu
peningkatan kecenderungan berperilaku agresif. Selain itu, mean untuk kelompok kontrol lebih
rendah daripada mean kelompok eksperimen (-0,640<4,0). Hal ini menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen memiliki perubahan yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.Kata kunci : foto, priming effects, kecenderungan berperilaku agresif
PHOTO IMPACT AS PRIMING EFFECTS
TOWARDS THE TENDENCY OF AGGRESSIVE BEHAVIOR
Paulus Anang Wirawan
ABSTRACT
This research aims to investigate wheter is a photo impact as priming effects toward the
tendency of aggressive behavior. The subject of this research is individuals at 18-30 years of age.
50 individuals are divided into 2 groups: the experimental group and the control group. Those 25
individuals in the experimental group are given a presentation of photographs with aggressive
contents as priming effects. Meanwhile, those in the control group do not receive the same
treatment. Research design in this research is experimental design, specifically the pretest-posttest
control group design. The hypothesis in this research is tested using the independent sample t-test,
known as gain score. The hypothesis proposed in this research is that photographs with aggressive
contents as priming effects trigger the increase of tendency of aggressive behavior. Based on the
result of the test, it is thus recognized that t value obtained is -3,170, with significance degree
0,003. This means that the experimental group experiences significant alteration compared to the
control group. The hypothesis of this research – that photographs with aggressive contents as
priming effects trigger the increase of the tendency of aggressive behavior – is accepted. In
addition, the mean in the control group is lower than that of the experimental group (-0,640<4,0).
Keywords: photograph, priming effects, the tendency of aggressive behavior
LEM MBAR PE RNYATAA AN PERSE ETUJUAN
PUBL LIKASI KA ARYA ILM MIAH UNT TUK KEPE ENTINGAN N AKADEM MIS
Yang bert tanda tangan n di bawah ini, saya ma ahasiswa Un niversitas S Sanata Dhar rma : Nama : Paulus s Anang Wi rawanNomor M Mahasiswa : 049114 4023
Demi p pengembang gan ilmu pengetah huan, say ya memb berikan ke epada
Perpustak kaan Univer rsitas Sanata a Dharma k karya ilmiah h saya yang berjudul :DAMPA AK FOTO SEBAGAI
I PRIMMIN NG EFFEC CTS
TE ERHADAP P KECEND DERUNGAN N BERPER RILAKU A AGRESIF
beserta p perangkat y yang diper rlukan (bil la ada). D Dengan d demikian saya
memberik kan kepada a Perpusta akaan Univ versitas Sa anata Dharm ma hak u untuk
menyimp an, menga alihkan da alam bentu uk media lain, men ngelolanya d dalam
bentuk pangkalan n data, mendistr ribusikan secara terbatas, dan
mempubl ikasikannya a di Inte ernet atau u media lain untu uk kepent tingan
akademis tanpa perl lu memint a izin dar ri saya ma aupun mem mberikan ro oyalti
kepada sa aya selama tetap menc antumkan n nama saya s ebagai penu ulis. Demikian n pernyataan n ini yang s aya buat de engan seben narnya. Dibuat di Yogyakart ta Pada tang ggal : 28 Ju uli 2011 Yang men nyatakan, (Paulus A Anang Wiraw wan)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kasih karena atas rahmat dan
kasih-Nya, skripsi dengan judul “Dampak Foto Sebagai Priming Effects Terhadap
Kecenderungan Berperilaku Agresif” ini dapat terselesaikan dengan baik.Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi, Program Studi Psikologi. Skripsi ini tidak
akan terselesaikan tanpa bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini, penulis dengan penuh rasa syukur mengucapkan
terimakasih kepada: 1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi.2. Ibu Titik Kristiyani S.Psi, M.Psi. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi.
3. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah memberikan inspirasi, arahan, dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Dra. Lusia Darmanastiti, M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan banyak nasehat selama penulis belajar di Fakultas Psikologi.
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membantu dan memberi
dukungan kepada penulis selama kuliah sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik;
6. Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Psi., Dra. Lusia Darmanastiti, M.S.
Carolus Wijoyo Adinugroho, S.Psi., Siswa Widyatmoko, S.Psi., dan Silvia Carolina, S.Psi., M.Si., yang bersedia memilih foto yang akan digunakan dalam penelitian.
7. Drs. Haryanta Mardi Raharja dan Theresia Heni Subekti yang tidak berhenti
berharap dan selalu mendukung setiap langkah saya.
8. Petrus Anang Setiawan sebagai adik saya. Pada tanggal 1 Agustus 2011 kita
sama-sama Mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
9. Bernadheta Vera Setyawati yang selalu menemani dan menyemangati.
Terimakasih telah menjadi kekasih yang istimewa.
10. Teman-teman Angkatan 2004 yang berada di ujung tanduk pada tanggal 29
Juli 2011. Terima kasih atas dukungan melewati masa-masa kritis. Tetap semangat.
11. Asisten penelitian eksperimen: Zakarias Andrianto, Pasifikus Christa Wijaya,
S.Psi., Timotius Aditya Lodo Ratu, Yohanes Batista, Tristan S, Bramamanto Ranggamukti, Esti Wahyuningrum, S.Psi., Stefanus Guntur Yoga, Yasinta Astin Sokang, S.Psi.
12. Staf Fakultas Psikologi : Mas Muji, Mas Gandung, Mas Doni, Mbak Nanik,
dan Pak Gi.
13. Teman-teman TN dan TO; Aconk, Sapi, Windra, Barjo, Kopeto, Broti, Topix,
dll. Terimakasih atas semua proses yang telah kita jalani.
14. Michael Cahyo Pamungkas dan Chyntya Dewi yang selalu menemaniku dan
15. Teman n-teman Ins sfilo : Mas Jati, Mas G Ginting, Ge esang, Bina ar, Memet, Obie,
Rendra, Theara, d dan Mas Wi ira.
16. Seluru uh teman-tem man angkat tan 2004. Te etap sukses dan semang gat.
17. Seluru uh subjek pe enelitian yan ng bersedia a berpartisip pasi dalam p penelitian in ni.
18. Semua a pihak yan ng tidak dap pat saya seb but satu per r satu yang g berperan d dalam
penyel lesaian skrip psi ini.Pen nulis menya adari bahw wa skripsi in ni masih ja auh dari se empurna. S Segala
kritik dan saran yang membangu un berkaitan n dengan sk kripsi ini aka an penulis te erima
dengan se nang hati.Yogyaka rta, 28 Juli 2011 P Penulis
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1 B. Rumusan Masalah ................................................................................
5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................
6
1. Manfaat Praktis ........................................................................
28 4. Foto dan Obyektivitas ..............................................................
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
36 E. Hipotesis ..............................................................................................
34 D. Dampak Foto Sebagai Efek Priming Terhadap Kecenderungan
Berperilaku Agresif ..............................................................................
32 4. Foto Sebagai Efek Priming ......................................................
31 3. Efek Priming pada Agresivitas ................................................
30 2. Bentuk-bentuk Priming ............................................................
30 1. Pengertian.................................................................................
28 C. Priming .................................................................................................
25 3. Jenis-jenis Foto ........................................................................
6 2. Manfaat Teoritis .......................................................................
25 2. Sejarah Foto .............................................................................
25 1. Pengertian Foto ........................................................................
18 B. Foto ......................................................................................................
12 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif ...............
9 3. Teori-teori Perilaku Agresif .....................................................
7 2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif...............................................
7 1. Pengertian.................................................................................
7 A. Kecenderungan Berperilaku Agresif ....................................................
6 BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
38
B. Variabel Penelitian ...............................................................................
39 C. Definisi Operasional ............................................................................
39 1. Efek Priming ............................................................................
39 2. Kecenderungan Berperilaku Agresif ........................................
40 D. Subyek Penelitian .................................................................................
40 E. Desain Eksperimen ..............................................................................
41 F. Metode Pengumpulan Data dan Alat Penelitian ..................................
42 1. Metode Pengumpulan Data ......................................................
42 2. Alat Penelitian ..........................................................................
44 G. Validitas dan Reliabilitas .....................................................................
47 1. Ujicoba Alat Ukur Penelitian ...................................................
49 2. Hasil Ujicoba Alat Ukur Penelitian .........................................
50 3. Uji Korelasional Skor Pretest dan Skor Posttest ......................
54 4. Seleksi Alat Eksperimen ..........................................................
55 H. Prosedur Eksperimen ...........................................................................
57 1. Pengantar Penelitian .................................................................
57 2. Pengontrolan Kondisi Awal .....................................................
57 3. Pretest .......................................................................................
61 4. Pemberian Perlakuan ................................................................
62 5. Posttest .....................................................................................
63 6. Debriefing dan Relaksasi .........................................................
63 7. Penutup ....................................................................................
64
1. Analisis Independent Samples T-test .......................................
64 J. Persiapan Penelitian .............................................................................
64 1. Perijinan ...................................................................................
64 2. Persiapan Ruang Eksperimen...................................................
65 3. Persiapan Subjek Penelitian .....................................................
68 4. Jadwal Penelitian......................................................................
69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .............................
70 A. Pelaksanaan Penelitian .........................................................................
70 B. Deskripsi Subyek dan Data Penelitian .................................................
71 1. Subyek Penelitian .....................................................................
71 2. Data Penelitian .........................................................................
72 C. Uji Asumsi Statistik .............................................................................
74 1. Uji Normalitas ..........................................................................
74 2. Uji Homogenitas ......................................................................
75 D. Uji Hipotesis ........................................................................................
76 1. Analisis Uji Beda Antar Pretest ...............................................
76 2. Analisis Independent-Samples T Test......................................
77 3. Analisis Kovarians ...................................................................
78 E. Pembahasan ..........................................................................................
79 BAB V PENUTUP .........................................................................................
83 A. Kesimpulan ..........................................................................................
83 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................
83
1. Saran berkait dengan manfaat penelitian bagi praktisi media ..
84 2. Saran berkait dengan kelanjutan penelitian .............................
84 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
86 SUMBER GAMBAR ......................................................................................
90 LAMPIRAN .....................................................................................................
92
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Blue Print dan Persebaran Butir Item Skala Kecenderungan
Berperilaku Agresif ............................................................................
43 Tabel 2. Persebaran Butir Item Skala Pretest (Skala P1) Pada Saat Ujicoba ...
51 Tabel 3. Persebaran Butir Item Skala Pretest (Skala P2) Pada Saat Ujicoba ...
53 Tabel 4. Hasil Uji Independent-Samples T Test ..............................................
55 Tabel 5. Hasil Seleksi Foto Alat Penelitian ... .................................................
56 Tabel 6. Jadwal Penelitian ..............................................................................
69 Tabel 7. Karakteristik Subjek Penelitian .........................................................
71 Tabel 8. Rangkuman Data Pretest Kelompok Kontrol & Eksperimen ............
73 Tabel 9. Rangkuman Data Posttest Kelompok Kontrol & Eksperimen ...........
73 Tabel 10. Uji Normalitas ..................................................................................
75 Tabel 11. Uji Homogenitas ..............................................................................
76 Tabel 12. Hasil Uji Beda Antar Pretest ............................................................
80 Tabel 13. Hasil Uji Independent-Samples T Test .............................................
76 Tabel 14. Hasil Analisis Kovarians..................................................................
79
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Foto yang dipergunakan dalam penelitian .....................................44 Gambar 2. Mirror Tracer ..................................................................................
46 Gambar 3. Tata ruang untuk Ruangan Eksperimen .........................................
66 Gambar 4. Tata ruang untuk Ruangan Debriefing dan Relaksasi ...................
67 Gambar 5. Tata ruang untuk Ruangan Kontrol ...............................................
68
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1. Perbandingan Mean Empiris dan mean Teoritis ..............................
81
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. DATA DAN HASIL ANALISIS SELEKSI FOTO ....................92 Lampiran 2. DATA DAN HASIL ANALISIS UJI COBA ALAT UKUR .....
95 Lampiran 3. DATA DAN HASIL ANALISIS PENELITIAN ........................ 127 Lampiran 4. SKALA UJICOBA PRETEST KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF ....................................................... 134 Lampiran 5. SKALA UJICOBA POSTTEST KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF ....................................................... 144 Lampiran 6. SKALA PENELITIAN PRETEST KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF ....................................................... 154 Lampiran 7. SKALA PENELITIAN POSTTEST KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF ....................................................... 158 Lampiran 8. INFORMED CONSENT DAN SURAT PERNYATAAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN ........................... 163
Lampiran 9. ALAT EKSPERIMEN (FOTO) .................................................. 166
Lampiran 10. DOKUMENTASI PELAKSANAAN EKSPERIMEN ............. 171
Lampiran 11. HASIL PERHITUNGAN GAIN SCORE ................................. 173
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia kini hidup pada dunia informasi. Setiap orang dapat dengan
mudah mengakses informasi yang ditawarkan oleh para penyedia jasa
informasi seperti surat kabar, televisi, dan internet. Berbagai berita di pelosok
dunia diwartakan dengan beragam pilihan penyajian berita, pilihan sudut pandang foto, pilihan highlight kalimat dan pilihan caption atau catatan gambar.Beragamnya jenis pemberitaan dalam media massa memberikan beragam
pengaruh pada perilaku masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Hakim
(2006); “Media memberikan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya
dapat membentuk persepsi. Dan penelitian menunjukkan bahwa persepsi mempengaruhi sikap (attitude) dan perilaku seseorang,” Pendapat tersebutdiperkuat dengan munculnya fenomena seperti kasus kekerasan seorang anak
pada teman sepermainannya karena meniru perilaku tokoh gulat kesayangannya yang muncul pada acara WWF Smack Down.Dari sekian banyak media penyaluran informasi, foto adalah salah satu
media yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Containment Theory
menurut Reckless (1961) menyatakan bahwa tayangan kekerasan dalam film
relatif kecil pengaruhnya atas perilaku agresif pemirsa. Sebaliknya peristiwa kekerasan yang dilaporkan media cetak bisa berdampak jauh lebih hebat Foto adalah hasil proses fotografi berupa citra media visual. Kata foto dipergunakan untuk merepresentasikan gambaran suatu obyek yang terekam pada lempengan dua dimensi. Foto dapat dihasilkan dari beragam teknologi fotografi seperti camera obscura, kamera Single Lens Reflex dan media perekamannya dapat berupa film, kertas foto maupun sensor digital.
Fotografi dipercaya tanpa syarat sebagai pencerminan kembali realitas Ajidarma (2002). Asumsi tersebut hingga kini masih diyakini dalam kehidupan sehari-hari seperti yang disinggung oleh Ajidarma (2002) bahwa foto merupakan usaha manusia untuk dapat merepresentasikan realitas seobyektif mungkin. Dengan demikian maka citra foto diyakini sebagai realitas visual itu sendiri. “Foto seekor kucing adalah kucing dan tiada lain selain kucing”.
Perilaku agresif itu sendiri didefinisikan oleh Baron dan Richardson (1994) sebagai “….any behaviour that harm or injure other”. Selain itu agresif berarti juga sebagai sebuah tingkah laku yang mengancam atau melukai integritas seseorang secara fisik, psikologis atau sosiologis, merusak obyek atau lingkungan. Dari dua deskripsi tentang perilaku agresif tersebut dapat ditarik sebuah benang merah yaitu usaha untuk melukai orang lain.
Kecenderungan berperilaku agresif sebagai kawasan afektif khususnya sikap dapat digambarkan sebagai kesiapan untuk selalu menanggapi dengan cara tertentu dan menekankan implikasi perilakunya Oskamp (1991). Hal ini berarti, sikap berimplikasi pada perilaku seseorang atau perilaku merupakan cerminan melalui sikap seseorang terhadap sebuah kondisi ataupun melalui perilaku seseorang yang dapat diobservasi.
Berbagai penelitian yang melibatkan kecenderungan berperilaku agresif telah banyak dilaksanakan oleh para ahli. Penelitian-penelitian tersebut dilaksanakan dengan mempergunakan berbagai metode dan alat ukur. Bandura (1963) misalnya, ia meneliti mengenai perilaku belajar sosial berkaitan kecenderungan berperilaku agresif dengan menggunakan metode eksperimen. Bandura memperlihatkan kepada sekelompok anak sebuah adegan seseorang memukuli boneka. Kemudian Bandura melakukan observasi mengenai perilaku anak yang telah menyaksikan adegan agresif ketika mereka diberi boneka yang sama dengan yang telah mereka saksikan. Hasil penelitian Bandura menunjukkan bahwa anak yang menyaksikan adegan pemukulan boneka melakukan adegan yang serupa terhadap boneka tersebut.
Peneliti lain juga melakukan penelitian agresivitas dengan menggunakan metode kuantitatif melalui analisis statistik. Saad (2003) melakukan penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi agresivitas. Ia menggunakan skala psikologi untuk mengukur kecenderungan berperilaku agresif serta berbagai variabel dalam penelitiannya seperti konsep diri, hubungan orang tua serta kualitas tempat tinggal. Skala psikologi tersebut ia susun berdasarkan berbagai aspek yang mempengaruhi variabel-variabel tersebut. Penelitian Saad (2003) membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri, hubungan orang tua, dan kualitas tempat tinggal dengan kecenderungan berperilaku agresif.
Media diyakini sebagai salah satu faktor yang menentukan munculya kecenderungan berperilaku agresif. Oleh para ahli komunikasi, pengaruh media terhadap perilaku dikenal sebagai efek media. Pakar komunikasi Joseph Straubhaar dan Robert La Rose (2000), misalnya, menjelaskan efek media sebagai perubahan dalam pengetahuan (kognisi), sikap, emosi, atau perilaku yang merupakan hasil dari terpaan (eksposure) media massa.
Kecenderungan berperilaku agresif dimungkinkan muncul setelah menerima informasi dari media karena peningkatan kecenderungan berperilaku agresif melalui proses Priming Effects atau stimulasi dari ide dan pemikiran agresif. Media memberikan ide terhadap pemirsanya tentang bentuk perilaku agresivitas yang ditayangkan pada media tersebut.
Foto sebagai media dua dimensi memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memicu kecenderungan berperilaku agresif daripada film atau gambar bergerak.
Hal tersebut dapat terjadi karena foto diyakini oleh masyarakat sebagai representasi sebuah realitas obyektif.. Ketika menyaksikan film, seseorang telah menyadari bahwa itu merupakan rekayasa. Meskipun demikian pada film tetap terjadi proses imitasi perilaku agresivitas. Dengan demikian foto yang telah diyakini oleh masyarakat sebagai realitas obyektif memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi kecenderungan berperilaku agresif jauh lebih besar dari pada
Hal tersebut didukung dengan pernyataan Baron dan Byrne (1991), bahwa dengan melihat perilaku agresif pada media, pemirsanya akan mengasosiasikan keadaan tersebut pada kondisi sosialnya. Jika media bermuatan agresivitas tersebut kerap ia jumpai maka ia akan menganalogikan bahwa lingkungan sosialnya berlaku sama, dengan demikian ia akan menerima atau memaklumkan perilaku agresif tersebut dan kemudian akan memunculkan perilaku tersebut.
Penelitian oleh Anderson, Benjamin dan Bartholow (1998) tentang efek priming senjata pada pemburu dan bukan pemburu mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan akses pemikiran agresif pada subjek penelitian yang mendapatkan perlakuan berupa gambar senjata. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kehadiran gambar senjata dapat meningkatkan kemampuan subjek dalam mengakses konstruk agresif. Berdasarkan penelitian diatas peneliti mencoba untuk memberikan sumbangan ilmiah untuk menelaah dampak foto sebagai efek priming terhadap kecendurungan berperilaku agresif dengan mempergunakan stimulus berupa foto jurnalistik yang tidak hanya menggunakan gambar senjata seperti pada penelitian Anderson, Benjamin dan Bartholow (1998), akan tetapi menggunakan foto yang meliputi beragam aspek seperti alat agresi, pelaku agresi, korban, dan situasi agresi.
RUMUSAN MASALAH B.
Apakah foto dengan konten agresif dapat memicu peningkatan kecenderungan berperilaku agresif?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak foto sebagai priming
effects terhadap kecenderungan berperilaku agresif .
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis
a. Memberi pemahaman dan informasi kepada pembaca mengenai dampak foto terhadap kecenderungan berperilaku agresif.
b. Sebagai suatu wacana dan dasar pembuatan keputusan dalam pemuatan foto bagi media massa.
2. Manfaat Teoritis
a. Memberi sumbangan teoritis maupun hasil penelitian tentang dampak foto terhadap kecenderungan berperilaku agresif.
b. Sebagai bahan referensi penelitian lain di bidang psikologi sosial terutama yang mempelajari tentang perilaku agresif.
BAB II LANDASAN TEORI A. KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF
1. Pengertian
Menurut Herbert (1978) tingkah laku agresif merupakan suatu bentuk tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial yang menyebabkan luka fisik, psikis pada orang lain atau bersifat merusak benda.
Breakwell (2002) juga memberikan definisi agresi sebagai setiap bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau merugikan seseorang bertentangan dengan kemauan orang itu. Hal ini berarti bahwa menyakiti orang lain secara sengaja bukan disebut sebagai agresi jika di pihak yang dirugikan menghendaki hal itu terjadi. Agresi melibatkan setiap bentuk penyiksaan, termasuk penyiksaan psikologis atau emosional
seperti mempermalukan, menakut-nakuti, atau mengancam seseorang.
Lebih lanjut menurut Peterson dan Tedeschi (dalam Berkowitz,1993) bahwa agresi sering hanya merupakan usaha kasar dengan paksaan. Penyerang mungkin menyakiti korbannya, tetapi tindakan mereka sebenarnya merupakan usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Mereka berusaha menghentikan kegiatan orang lain yang mengganggu mereka. Johnson dan Medinus (1974) mengatakan bahwa agresi merupakan segala perilaku atau tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain.
Selain itu perilaku agresif juga disebut sebagai perilaku maladaptif.
Dari berbagai pendapat atau definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang dengan sengaja dilakukan untuk menyakiti, melukai serta merugikan orang lain juga dirinya sendiri, selain itu juga tidak dapat diterima secara sosial.
Kecenderungan menurut Chaplin (1995), merupakan suatu set atau susunan sikap untuk bertingkahlaku dengan cara tertentu. Soekanto (1993) juga mendefinisikan kecenderungan sebagai suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang secara inheren menuju suatu arah tertentu, untuk menunjukkan sikap suka atau tidak suka pada suatu objek. Dari kedua pendapat tersebut disimpulkan bahwa kecenderungan merupakan suatu potensi yang mengarah pada perilaku tertentu untuk menunjukkan sikap suka atau tidak sukanya pada objek tertentu seperti perilaku agresif atau agresivitas.
Proses terjadinya kecenderungan berperilaku agresif bermula dari persepsi. Persepsi yang negatif terhadap sesuatu membuat seseorang memiliki sikap yang negatif pula terhadap hal tersebut. Sikap negatif yang diyakini kebenarannya akan mempengaruhi perilaku seseorang. Bila sikap tersebut berkenaan dengan ketidaksukaan yang mengarah pada suatu tindakan kekerasan terhadap seseorang atau kelompok, maka sikap tersebut di
Kecenderungan perilaku agresif oleh para ahli ilmu sosial Apollo,2003 didefinisikan sebagai suatu niat untuk menyakiti diri sendiri, orang lain atau mahkluk hidup. Kecenderungan ini terdapat disetiap negara manapun, dilakukan oleh manusia tidak memandang jenis kelamin, usia, status sosial, ataupun suku bangsa. Kecenderungan agresivitas oleh masyarakat luas Apollo,2003 sering didefinisikan dengan hal-hal yang berhubungan dengan pertengkaran, pertikaian, perkelahian, pengrusakan, dan penganiayaan.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif
Agresi bila dipandang dari jenisnya memiliki keragaman bentuk, di antaranya seperti yang dikemukakan oleh ahli-ahli berikut ini; Berkowitz (1993), membedakan agresi ke dalam dua kelompok: pertama, agresi instrumental, yaitu agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua agresi benci atau agresi impulsif, yaitu agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti atau regresi tanpa tujuan selain untuk menimbulkan efek kerusakan kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban.
Jersild (1975) mengemukakan dua bentuk perilaku agresif, yaitu perilaku agresif terbuka dan tersembunyi. Perilaku agresif yang terbuka merupakan suatu bentuk perilaku agresif yang tampak dan dapat diamati dan agresif yang tidak tampak yang dimanifestasikan dalam bentuk perilaku yang lain.
Agresi berdasarkan maksud dan tujuannya dibedakan menjadi tiga hal oleh Sears( 1994 ). Pertama, Agresi antisosial, yaitu perilaku agresi bertujuan buruk dan dianggap melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti tindakan kriminal tak beralasan, pembunuhan ataupun pemukulan oleh sekelompok orang. Kedua, agresi prososial, yaitu perilaku agresi yang bertujuan baik dan disetujui oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Seperti polisi yang menembak penjahat, dokter yang mengamputasi pasien, dan sebagainya. Selain agresi anti dan prososial, Sears (1994) menyatakan bahwa terdapat agresi yang berada di antara agresi anti dan prososial, yaitu agresi yang disetujui (sanctioned aggression). Ini meliputi tindakan agresif yang tidak diterima oleh norma sosial namun masih berada pada batas yang wajar. Tindakan yang muncul tidak melanggar batas moral yang telah disepakati.
Buss (1961) juga mengelompokkan agresi dalam delapan bentuk, yaitu: pertama, agresi fisik langsung, merupakan tindaan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadap-hadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain, seperti: mendorong, melukai, menembak. Kedua, agresi fisik pasif langsung, yaitu tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadap-hadapan langsung, seperti: demonstrasi, aksi mogok (aksi diam). Ketiga, agresi fisik aktif tidak langsung, yaitu tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara tidak berhadap-hadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain, seperti: merusak harta korban, membakar rumah, menyewa tukang pukul. Keempat, agresi fisik pasif tidak langsung, yaitu tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara tidak berhadap-hadapan dengan inividu/kelompok lain dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung, seperti: tidak peduli, apatis, masa bodoh.
Kelima, agresi verbal aktif langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang diakukan oleh individu/kelompok lain, seperti: menghina, memaki, marah, mengumpat. Keenam, agresi verbal pasif langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadap-hadapan dengan individu/kelompok lain namun tidak terjadi kontak verbal secara langsung, seperti: menolak bicara, bungkam. Ketujuh, agresi verbal aktif tidak langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara tidak berhadap-hadapan secara langsung dengan individu/keompok lain seperti: menyebar fitnah, mengadu domba. Kedelapan, agresi verbal pasif tidak langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara tidak berhadap-hadapan dengan individu/kelompok lain dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung, seperti: tidak memberi dukungan pada kelompok, tidak menggunakan hak
3. Teori-teori Perilaku Agresif
Perilaku agresif yang bersifat merugikan dan mudah menyebar di masyarakat, membuat para ahli berusaha mencari penjelasan mengenai perilaku ini. Usaha pencarian tersebut melahirkan beragam teori yang berasal dari berbagai macam pendekatan teoritis. Akan tetapi keberagaman tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu penjelasan biologis dan penjelasan psikologis.
a. Penjelasan Biologis
Menurut Krahé (2001), terdapat tiga model yang mengacu pada prinsip-prinsip biologis dalam menjelaskan agresi yaitu: pendekatan etologis, pendekatan sosiobiologis, dan pendekatan genetika perilaku. Ketiga pendekatan ini memiliki asumsi dasar yang sama, yaitu bahwa akar perilaku agresif terletak pada sifat biologis, bukan pada fungsi psikologis manusia.
1) Pendekatan Etologis
Pendekatan ini bersumber pada penelitian komparatif antara perilaku hewan dengan perilaku manusia. Lorenz (1974) menawarkan model agresi yang berdasar pada asumsi bahwa organisme secara terus-menerus mengembangkan energi agresif. Energi agresif tersebut akan termanifestasikan sebagai perilaku agresif apabila energi agresif telah terakumulasi hingga ambang batas tertentu serta mendapatkan Apabila stimulus eksternal besar maka tidak dibutuhkan energi agresif yang banyak untuk memunculkan perilaku agresif, demikian pula sebaliknya. Energi agresif yang telah terakumulasi dalam organisme dan telah melewati ambang batas sangat potensial untuk memunculkan adanya agresi spontan. Agresi spontan muncul sebagai akibat dari ketiadaan stimulus eksternal yang memicu munculnya perilaku agresi sehingga energi agresif yang terlampau banyak akan disalurkan dalam bentuk agresi spontan.
Teori ini mendapatkan beragam kritik dari para ahli yang lain. Para ahli psikologi mempermasalahkan landasan konseptual dan empiris yang digunakan Lorenz (1974). Kritik yang lain mempertanyakan mengenai ketiadaan definisi operasional mengenai energi agresif.
Pendekatan Sosiobiologis 2)
Pendekatan sosiobiologis ini didasarkan pada pendekatan teori evolusioner yang menekankan pada perilaku adaptif. Menurut teori evolusioner, perilaku dianggap adaptif apabila perilaku tersebut dapat meningkatkan peluang suatu spesies untuk bertahan hidup. Dalam hal ini, perilaku agresif yang diarahkan untuk melawan penyerang maupun lawan dalam perkembangbiakan dianggap adaptif dalam arti meningkatkan kesuksesan reproduktif.
Pendekatan Genetika Perilaku 3)
Pendekatan ini menekankan bahwa kecenderungan berperilaku agresif merupakan bagian sifat bawaan genetik individu. Sifat bawaan genetic tersebut dianggap sebagai sumber penting bagi variansi individual dalam agresi. Pendekatan ini mengeksplorasi kesamaan genetic dalam menjelaskan karakteristik dan perilaku personal.
Penjelasan Psikologis b.
Menurut Krahé (2001), terdapat tujuh pendekatan psikologis yang dapat diterapkan dalam mengurai perilaku agresif. Teori-teori ini berfokus pada mekanisme-mekanisme psikologis yang terlibat dalam perilaku agresif. Akan tetapi, di dalam teori psikoanalisis freudian, terdapat pula konstruk biologis yang mendasari pendekatan mekanisme psikologis.
1) Psikoanalisis Freudian
Dalam teori insting ganda, Freud (1920) mengusulkan bahwa perilaku individu didorong oleh dua kekuatan dasar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sifat manusiawi: insting kehidupan (eros) dan insting kematian (thanatos). Eros merupakan dorongan ke arah pencapaian kesenangan dan pemenuhan keinginan. Sedangkan
thanatos merupakan dorongan ke arah destruksi diri. Sebagai dua menjadi sumber munculnya konflik dalam diri manusia. Sehingga berperilaku agresif merupakan mekanisme untuk melepaskan energi destruktif untuk melindungi diri dari ketidakstabilan konflik dalam diri. Menurut pandangan ini, agresi merupakan hal yang tak terhindarkan dari perilaku manusia dan berada di luar kontrol individu.
Hipotesis Frustrasi-Agresi 2)
Dollard (1939,dalam Krahé,2001) menjelaskan bahwa agresi merupakan hasil suatu dorongan yang dimaksudkan untuk mengakhiri keadaan deprivasi, sedangkan frustrasi didefinisikan sebagai interferensi eksternal terhadap perilaku yang diarahkan pada tujuan.
Jadi, pengalaman frustrasi membuat seseorang memunculkan keinginan bertindak agresif terhadap penyebab frustrasi,yang akhirnya memicu munculnya perilaku agresif.
Neo-asosianisme Kognitif 3)
Pandangan ini menekankan pada peran persepsi kognitif yang diasosiasikan terhadap pikiran, ingatan dan respon fisiologis. Menurut Krahé (2001), frustrasi menyebabkan agresi hanya bila frustrasi itu merangsang munculnya keadaan afektif negatif. Afektif negatif yang muncul kemudian diasosiasikan menjadi dua reaksi impulsif yaitu melawan dan menghindar. Melawan berkaitan dengan pikiran, ingatan, dan respon fisiologis yang berhubungan dengan agresi, sedangkan yang berhubungan dengan melarikan diri. Teori ini memberi penekanan bahwa respon agresif merupakan salah satu respon yang mungkin terhadap stimulasi yang tidak menyenangkan. Penekanan ini menegaskan bahwa agresi bukanlah tidak dapat dihindari, tetapi merupakan potensi perilaku manusia yang bersifat potensial, yang dapat dibangkitkan atau ditekan.
Teori Pengalihan Rangsangan 4)