Hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja karyawan bagian produksi PT. Industri Karet Nusantara PRTRA (Pabrik Rubber Thread and Rubber Articles - USD Repository
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. Industri Karet Nusantara PRTRA (Pabrik Rubber Thread & Rubber Articles)
S k r i p s i Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Dima Wuenta Caesaria NIM: 049114102 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
“Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang
dapat menandingi TUHAN.” (Amsal 21:30)“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 2:6)
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal.”
(Mazmur 139:23) “Belajarlah untuk melihat ke atas dan ke bawah secara seimbang.
Melihat ke atas untuk semangat dan optimisme. Melihat ke bawah untuk hati yang bersyukur dan kepekaan mengasihi.” (Penulis)
Skripsi ini dipersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, Nek Karo (di Surga,)
Papa & Mama, Semua saudara, Sahabat-sahabat, Seluruh pribadi yang penulis temui.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA
KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PT. Industri Karet Nusantara
PRTRA (Pabrik Rubber Thread & Rubber Articles)
Dima Wuenta Caesaria
ABSTRAK
Stres kerja menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena stres kerja berpengaruh
pada kepuasan kerja. Banyak cara untuk mereduksi stres, salah satunya dengan adanya dukungan
sosial yang dirasakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dukungan sosial
yang dirasakan dengan stres kerja. Subjek penelitian adalah 61 orang karyawan pabrik bagian
produksi PT. Industri Karet Nusantara PRTRA (Pabrik Rubber Thread & Rubber Articles),
Medan. Kriteria subjek penelitian adalah bekerja pada perusahaan yang sama, masa kerja minimal
satu tahun dan karyawan tetap pada suatu pabrik. Alat ukur penelitian adalah Skala Dukungan
Sosial yang Dirasakan dan Skala Stres Kerja. Penelitian ini menggunakan program SPSS for
Windows versi 17.00 untuk menganalisis data penelitian. Seleksi item pada penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif dan korelasi item total. Setelah analisis item, Skala Dukungan
Sosial memiliki 30 item, sedangkan Skala Stres Kerja memiliki 20 item. Skala Stres Kerja
memiliki nilai reliabilitas ( α) sebesar 0,917 dan Skala Dukungan Sosial memiliki nilai reliabilitas
( α) sebesar 0,912. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas kedua alat ukur ini tinggi karena angka
koefisien reliabilitasnya mendekati 1.Pengujian hipotesis yang digunakan untuk melihat hubungan
kedua variabel adalah Product-Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi
negatif yang signifikan antara Dukungan Sosial yang Dirasakan dan Stres kerja. Hasil ini
ditunjukkan oleh koefisien korelasi r = -0,506 dengan koefisien signifikansi p = 0,00, p < 0,05.
xyBerdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang
signifikan antara dukungan sosial yang dirasakan dengan stres kerja. Kata Kunci : stres kerja, dukungan sosial, karyawan pabrik bagian produksi
The Relationship Between Social Support and Work Stress on Factory
Production Area’s Employee at PT. Industri Karet Nusantara
PRTRA (Pabrik Rubber Thread & Rubber Articles)
Dima Wuenta Caesaria
ABSTRACT
Work stress become an important things to be observe because it give an influence to jobsatisfaction. There is so many way to reduce work stress, one of them is the presence of perceived
social support. The aim of this research was to investigate the relationship between perceived
social support and work stress. The research subject were 61 factory production area’s employee
of PT. Industri Karet Nusantara PRTRA (Pabrik Rubber Thread & Rubber Articles), Medan. The
subject criteria for the research were the employee who working in the same company, minimum
work period is one year and permanent employee in a factory. This research used SPSS for
Windows verse 17.00 program to analized research’s data. Item selection in the research were
qualitative analysis and intem-total correlation. After item selection, Social Support Scale had 30
items and Work Stress Scale has 20 items. The reliability coefficient ( α) for Work Stress Scale
was 0.880 and for Social Support Scale was 0.912. This coefisient indicate that both measuring
instrument had a high reliability because of the value of reliability coefficient ( α) almost reach
1.The hypothesis testing that used to saw the relationship between that two variable was Pearson
Product-Moment. The result indicate that there was a significant negative correlation between
social support and work stress. This result shown by correlation coefficient value r = -0.506 with
xyprobability coefficient value p = 0.00 , p < 0,05. Based on the description above could be it
concluded that there was a negative significant correlation between perceived social support and
work stress.Keyword : work stress, social support, factory production area employee.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Bapa dan Teman yang terbaik yang selalu memberikan rahmat, berkat, kekuatan, perlindungan, pembelajaran, pembentukan karakter dan membuka-bukakan jalan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik pada waktu yang terindah yang penulis alami.
Karya penulis yang sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan baik moril maupun materil dari setiap pribadi yang penulis jumpai. Pada kesempatan yang teristimewa ini, penulis dengan kerendahan hati hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih banyak atas kesabaran bapak yang luar biasa dalam membimbing dan memberikan saran kepada saya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Thanks a lot sir, you are the best lecture for me and please take my appologize for all my false to you.
4. Kristiana Dewayani, S.Psi, M.Si, selaku dosen penguji. Terima kasih untuk saran dan masukan dan waktu yang membuat kelulusan ini lebih bermakna.
5. Ibu Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., selaku dosen penguji dan pembimbing akademik Terima kasih banyak ya Mbak untuk saran dan masukan selama saya menyelesaikan skripsi dan semua bimbingan akademisnya yang sangat membantu saya menjalani masa-masa studi di Psikologi.
6. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti. Terima kasih telah mengenalkan Fakultas Psikologi di Universitas Sanata Dharma buat saya Ibu. Sebuah tempat yang pada akhirnya membuat saya menemukan maksud-maksud Tuhan yang besar buat hidup saya. Terima kasih juga Ibu memberikan kesempatan saya menjadi
7. Ibu Agnes Indar Etikawati., S.Psi., Psi., M.Si. Terima kasih banyak telah memberikan saya kesempatan menjadi asisten dosen matakuliah Tes Inventori dan Tes Proyektif : Grafis. Kesempatan yang luar biasa untuk saya belajar berbagi dengan adik-adik angkatan
8. Seluruh Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih Pak, Bu buat semangat yang luar biasa membagikan ilmu dalam berbagai kesempatan.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Psikologi USD, yaitu mbak Nanik, mas Gandung dan Pak Gik, mas Muji dan mas Doni. Terima kasih untuk banyak sekali bantuan dan kesabaran dalam membantu saya selama proses administrasi, kuliah dan skripsi.
10. PT. Industri Karet Nusantara PRTRA (Pabrik Rubber Thread &Rubber Articles), Medan. Terima kasih atas ijin penelitian dan berbagai kemudahan yang diberikan dan untuk waktu penelitian yang sangat menyenangkan untuk saya.
11. Bapak Anuwar dan Bapak Hendra Syahputra, ST. Terima kasih untuk bantuan, penjelasan dan kemudahan yang bapak berikan selama saya melakukan penelitian.
12. Seluruh karyawan bagian produksi PT. Industri Karet Nusantara PRTRA (Pabrik Rubber Thread &Rubber Articles), Medan. Terima kasih atas kesediaan mengisi angket penelitian saya serta sharing mengenai berbagai hal selama saya meneliti.
13. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Unit Paingan, seluruh staf terutama Romo, Bu Ani, Pak Sunu, Teteh, Mbak Desi, Mas Rahmadi, Mas Suwardi serta teman-teman Mitra, Mbak Prima, Maya, Ismaya, Mbak Dwi, Mbak Evi, Sanja, Nino, Putri, Putu, Iray dan Matilda. Terima kasih buat pengalaman, canda tawa dan pembelajaran yang telah kalian berikan untuk saya.
14. Nek Karo di Surga. Terima kasih sudah menjadi inspirasi paling besar dalam hidup Dima, menjadi teman yang sangat baik untuk sharing, mencurahkan
15. Mama dan Papa. Terima kasih untuk segala yang boleh Papa dan Mama berikan kepada Dima, baik waktu, tenaga, semangat, kesabaran, emosi, pembelajaran hidup, cerewetan dan biaya. Ribuan terima kasih rasanya tak cukup untuk mengungkapkan terima kasih yang ada di hati. You are the best
parent for me Mom, Dad and I feel so blessed I have you in my perfect life. Thank you so much and I love you .
16. Alm Bulang, Nini, Bulang di Medan, Nek Karo dan Bulang Kemang, Bibik- bibik, Bapak, Kila, Mama, Mami, Kakak, Adik dan Keponakanku yang tersayang. Terima kasih sudah memenuhi hidupku dengan cinta dalam berbagai cara yang kalian lakukan. Hatiku kupastikan lengang tanpa kalian.
17. Nico Flamonia. Terima kasih untuk telinga yang selalu mendengarkan ceritaku selama mengerjakan skripsi ini.
18. Seluruh teman Fakultas Psikologi Sanata Dharma. Terima kasih untuk waktu- waktu belajar bersama kalian yang sangat menyenangkan.
19. Psyfartem yaitu Shirleen, Hengky, Juwanta, Fendi, Supri, Elsa, Pipit dan Hendro “Plentong”. Terima kasih ya teman-temanku sayang untuk cerewetannya, dukungannya, semangatnya, waktu untuk curhatnya dan terutama buat waktu tertawa yang tak pernah terlupa setiap pertemuan kita.
20. Alm Om, Tante, Fransisca Metta Amelia Lukito, Caroline Lukito, Lita Lukito dan Nia Lukito. Terima kasih ya buat kesempatan saya dapat mengenal keluarga yang sangat menyenangkan. Terutama untuk Metta terima kasih ya sering mengingatkan aku untuk dekat sama Tuhan. You are my inspiration for
it Met .
21. Mbak Ita, Oh Kinoy, Mbak Sari, Mas Toa, Bli Pande, Leni Lolita, Verty, Raniy, Ndol, Kadek, Ita, Ferani dan Angga. Terima Kasih ya teman-teman, kalian mengajari aku banyak hal yang tidak aku mengerti sebelumnya.
22. PMK Ebenhaezer, kakak dan adik rohaniku. Terima kasih menjadi tempat saya menemukan berkat Tuhan dalam hidup saya dan kebersamaan salaing melayani yang saya rasakan. Be blessed to be blessing Guys!!! terbaik saya, juga untuk kesempatan menjadi koordinator. Pengalaman yang sangat luar biasa saya alami dalam berbagai suka dukanya.
24. Setiap orang yang saya temui dalam hidup khususnya selama menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah memenuhi cawan kehidupan Saya dan jadikannya bermakna.
Yogyakarta, Desember 2009 Dima Wuenta Caesaria
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii Halaman Motto dan Persembahan ................................................................... iv Halaman Pernyataan Keaslian Karya ............................................................... v Abstrak ............................................................................................................. vi Abstract ............................................................................................................ vii Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah .......................................... viii Kata Pengantar ................................................................................................. ix Daftar Isi .......................................................................................................... xiii Daftar Tabel ..................................................................................................... xv Daftar Gambar ................................................................................................. xvi Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1 A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1 B. Rumusan Masalah .....................................................................
8 C. Tujuan Penelitian .......................................................................
8 D. Manfaat Penelitian .....................................................................
8 BAB II LANDASAN TERORI ................................................................... 10 A. Stres Kerja .................................................................................
10 1. Pengertian Stres Kerja .........................................................
10 2. Aspek-aspek stres ................................................................
11 3. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja ....................................
16 B. Dukungan Sosial .......................................................................
24 1. Pengertian Dukungan Sosial................................... .............
24 2. Aspek-aspek Dukungan Sosial ............................................
26 3. Manfaat Dukungan Sosial ........................ ...........................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
37 A. Jenis Penelitian ..........................................................................
37 B. Identifikasi Variabel...................................................................
37 C Definisi Operasional....................................................................
38 D Subjek Penelitian.........................................................................
41 E. Teknik Sampling ........................................................................
42 F. Alat Pengambilan Data ..............................................................
42 G. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur .......................................
46
1. Validitas ................................................................................ 46
2. Seleksi Aitem ........................................................................ 47 3. Reliabilitas ............................................................................
50 H. Prosedur Pengambilan Data ......................................................
52 I. Analisis Data .............................................................................
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
55 A. Persiapan Penelitian ..................................................................
55 B. Orientasi Kancah .......................................................................
55 C. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................
59 D. Hasil Penelitian .........................................................................
60 1. Deskripsi Data Penelitian.....................................................
60 2. Uji Asumsi ...........................................................................
61 3. Uji Hipotesis ........................................................................
62 E. Pembahasan ................................................................................ 63
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 69 A. Kesimpulan ................................................................................. 69 B. Saran ........................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72 LAMPIRAN ....................................................................................................... 75
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue print Skala Dukungan Sosial .................................................43 Tabel 2. Blue print Skala Stres Kerja ...........................................................
44 Tabel 3. Nilai Skala Kategori .......................................................................
45 Tabel 4. Distibusi Item Skal Dukungan Sosial Setelah Seleksi Item ...........
49 Tabel 5. Distribusi Item Skala Stres Kerja Setelah Seleksi Item .................
50 Tabel 6. Data Teoretik Dukungan Sosial dan Stres Kerja ...........................
60 Tabel 7. Deskripsi Statistik Dukungan Sosial dan Stres Kerja ....................
60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian ............................................... 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Skala Penelitian ......................................................................75 Lampiran B. Tabulasi Data & Reliabilitas Skala Sebelum Seleksi Item ....
82 Lampiran C. Hasil Seleksi Aitem dan Reliabilitas ...................................... 105 Lampiran D. Hasil Uji Normalitas & Linearitas ......................................... 126 Lampiran E. Hasil Olah Data ...................................................................... 130 Lampiran F. Surat Izin Penelitian & Surat Keterangan Penelitian ............. 135
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada umumnya manusia dewasa memiliki kebutuhan untuk bekerja
guna memenuhi kebutuhan dirinya atau orang lain yang ditanggung kehidupannya. Terdapat banyak sekali ragam pekerjaan, mulai dari pekerjaan yang membutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi sampai pada pekerjaan yang membutuhkan kemampuan fisik yang tinggi Seseorang tentunya akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki. Sanah satunya pekerjaan yang dianggap sebagian masyarakat lebih membutuhkan kemampuan fisik dibandingkan dengan kemampuan intelektual adalah karyawan pabrik yang sering juga disebut sebagai buruh pabrik. Hal ini membuat pekerjaan menjadi karyawan pabrik menjadi salah satu alternatif pekerjaan di kota besar terutama untuk para pendatang yang kurang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi yang disebabkan oleh minimnya pendidikan yang mereka tempuh.
Tantangan karyawan pabrik bagian produksi tidak hanya mengenci beban kerja yang tinggi, namun tidak jarang jika terdapat barang yang tidak memenuhi persyaratan kualitas maka karyawan tersebut harus mengganti kerugian dengan sejumlah uang. Hal ini sangat memberatkan terlebih melihat
2 untuk bekerja lebih dari jam kerja yang ditentukan atau dengan kata lain lembur, terutama pada saat terdapat pesanan yang harus segera dipenuhi. Vidak jarang dari mereka yang harus bekerja lebih dari delapan belas jam nonstop.
Tidak hanya berkaitan dengan beban kerja dan faktor ekonomi, karyawan pabrik bagian produksi seringkali bekerja di lingkungan kerja yang kurang baik, seperti lingkungan yang memiliki kebisingan yang tinggi, suhu ruangan yang sangat tinggi, kurang terang ataupun terlalu terang serta keadaan-keadaan lain yang membuat mereka tidak nyaman. Hal ini sesuai dengan penjelasan Hurrel,dkk (Munandar, 2001) yang menyatakan bahwa salah savu faktor stres adalah tuntutan fisik seperti suara bising, vibrasi dan
hygiene , tuntutan tugas yang meliputi kerja shift atau kerja malam, beban kerja
dan penghayatan dari resiko dan bahaya serta tunutan dari luar organisasi atau pekerjaan yang salah satunya berkaitan dengan kondisi finansial.
Karyawan pabrik bagian produksi yang harus berhadapan dengan stresor-stresor tersebut tentu saja akan berusaha beradaptasi dengan kedaan tersebut. Namun jika karyawan tersebut tidak dapat beradaptasi dengan hal tersebut ataupun kondisi yang sama terjadi terus menerus maka karyawan tersebut akan mengalami stres. Sebagaimana yang diutarakan Andriani dan Subekti (2004) bahwa manusia akan mengalami stres apabila orang tersebut kurang mampu mengadaptasikan keinginan dengan kenyataan.
3 mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 1992). Anoraga (1992) menambahkan selama stres sgseorang dapat memunculkan reaksi- reaksi tertentu yang dapat dilihat dari tiga jenis gejala yaitu gejala fisik, emosional dan sosial, dimana ketiga bentuk gejala ini bisa saja langsung terjadi ataupun membutuhkan waktu beberapa saat untuk muncul. Gejala- gejala stres ini dapat berupa gejala ringan sampai berat, dimana salah satu akibat stres di lingkungan kerja adalah penurunan produktifitas kerja sampai
burnout .
Stres kerja dapat membawa dampak yang buruk. Quick,dkk (Landy dan Conte,2004) menyebutkan bahwa stres kerja dapat berdampak secara fisik, psikologis dan perilaku. Secara fisik, stres kerja pada dasarnya menyebabkan beberapa penyakit seperti hepatitis, stroke, borok, sakit tulang belakang, arthritis, sakit kepala, tekanan darah tinggi, detak jantung yang cepat serta gangguan hormon. Sedangkan secara psikolologis stres kerja dapat pada dasarnya menyebabkan kesehatan mental seseorang seperti mengalami
burnout , depresi, kecemasan, masalah keluarga, gangguan tidur dan
ketidakpuasan kerja. Selain itu secara"perilaku stres kerja juga menyebabkan perilaku yang kurang baik seperti ketidakhadiran, lateness (terjaga sampai larut malam), penyalahgunaan obat, alkohol dan tembakau, kecelakaan, sabotase, kekerasan, pengambilan keputusan dan pemrosesan informasi yang buruk, unjuk kerja dan pindah kerja.
Salah satu contoh bagaimana stres dapat merugikan bagi karyawan
4 indonesia dikagetkan oleh pemberitaan percobaan bunuh diri seorang gadis di Rekanbaru. Gadis tersebut berusaha untuk mengakhiri hidupnya dengan menyayat urat nadinya sendiri serta mencoba melompat dari lantai VI sebuah pusat perbelanjaan tempat kerjanya. Setelah diselidiki ternyata gadis tersebut nekad untuk bunuh diri setelah ia dimintai pertanggung jawaban atas sejumlah besar uang oleh bosnya. Namun gadis tersebut masih beruntung, pada saat ia menjatuhkan diri, warga sekitar menangkap tubuhnya dengan kasur busa seadanya (www.kompas.com). Terlihat di sini bahwa gadis tersebut awalnya memiliki konflik dengan bosnya berkaitan dengan sejumlah uang. Konflik tersebut menyebabkan stres pada gadis tersebut. Dampak stres yang tampak pada gadis ini adalah depresi yang terlihat dari usahanya untuk bunuh diri.
Kasus di atas bukan satunya-satunya kasus yang menggambarkan bagaimana stres kerja dapat menimbulkan dampak buruk bagi karyawan dan perusahaan.
Terdapat berbagai kasus serupa baik di negara kita maupun negara-negara lainnya.
Dampak buruk stres tidak hanya mempengaruhi karyawan namun juga mempengaruhi perusahaan. Stres kerja yang berlebihan dapat berpengaruh pada unjuk kerja karyawan, dimana unjuk kerjanya akan rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Foresman (Robbins, 1996) bahwa jika terlalu banyak stres yang berurusan dengan permintaan yang tidak tercapai atau membuat seseorang tidak leluasa maka ini akan menghasilkan unjuk kerja yang rendah.
Unjuk kerja karyawan yang buruk tentunya akan berpengaruh pada
5 stres juga seringkali memutuskan untuk pindah kerja. Jika tingkat pindah kerja (turnover) pada perusahan tinggi maka produktifitas perusahan tersebut juga akan menurun.
Kasus-kasus yang serupa dengan kasus di atas dapat terjadi karena seseorang kurang mampu beradaptasi dengan stres yang dialaminya di tempat kerja. Untuk beradaptasi dengan stres, seseorang harus memiliki kekuatan fisik yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarafino (1994) yang menyatakan bahwa olahraga dan kondisi fisik yang sehat dapat melindungi seseorang dari efek-efek stres yang membahayakan pada kesehatan. Pola pikir yang lebih juga dibutuhkan untuk dapat beradaptasi dengan baik. Pola pikir ini berupa pemaknaan ulang kognisi dimana seseorang mencoba meletakkan pandangan yang positif pada hal-hal negatif, seperti memberi catatan bahwa hal tersebut dapat menjadi lebih buruk, membuat perbandingan pada seseorang yang keadaannya lebih buruk dan mencoba mencari hal baik yang muncul dari permasalahan tersebuv (Sarafino, 1994).
Selain kekuatan fisik dan pola pikir, pada saat beradaptasi dengan stres, seseorang juga dapat mencari dukungan dari orang lain. Dukungan tersebut dinamakan dukungan sosial (social support). Landy dan Conte (2004) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, bantuan, atau informasi yang diterima seseorang melalui hubungan formal dan informal dengan orang lain atau kelompok. House (Landy dan Conte,2004) membedakan dukungan
6 Pada karyawan pabrik bagian produksi, stresor yang utama adalah beban kerja. Beban kerja yang berat membuat karyawan mengalami stress kerja. Keadaan stres ini menyebabkan emosi yang buruk mulai dari sedih sampai marah. Emosi yang seperti ini pada akhirnya seringkali menyebabkan relasi interpersonal mereka menjadi tegang. Keadaan lingkungan kerja dimana hubungan interpersonal antar karyawan tegang membuat lingkungan sosial di tempat kerja menjadi vidak baik dan pada akhirnya menimbulkan lingkungan kerja yang penuh stres bagi karyawan pabrik bagian produksi. Melihat lingkungan sosial dapat menyebabkan lingkungan kerja yang stres maka dukungan sosial sangatlah dibutuhkan oleh karyawan pabrik bagian produksi.
Dukungan sosial yang diberikan oleh rekan kerja kepada seseorang dapat membantu seseorang untuk mengurangi dampak stres yang ia hadapi di tempat kerja. Pernyataan ini didukung oleh Shulman (1991) yang menyatakan bahwa sistem dukungan formal dan informal dapat disajikan untuk menahan pengaruh stres pada pekerja, membantu mereka untuk mengatur semangat juang dan meningkatkan efektifitas mereka dengan klien-kliennya. Dukungan dapat disediakan oleh supervisor (atasan), kolega dan ahli-ahli lainnya.
Dukungan tersebut dinamakan dukungan sosial yang terdiri dari empat aspek yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif (House dalam Smet, 1994). Dukungan sosial yang diterima oleh karyawan tersebut membuat mereka merasa
7 sesuai dengan pernyataan beberapa ahli yang dimuat dalam Kim, Sherman dan Taylor (2008) yang menyatakan bahwa dukungan sosial secara efektif mereduksi distres psikologis sperti depresi atau kecemasan selama masa-masa stres, demikian pula dengan hasil penelitian Bolger, Zuckerman dan Kessler (2000) yang menyatakan bahwa dukungan sosial meningkatkan keoampuan beradaptasi terhadap stresor pada umumnya.
Penelitian-penelitian yang hendak meneliti mengenai kemungkinan bahwa dukungan sosial mengurangi masalah-masalah kesehatan dengan melindungi seseorang dari efek-efek negatif stres kerja disebut dengan Hipotesis buffer atau moderator (buffer or moderator hypothesis). Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Frese (Landy dan Conte, 2004).
Frese melakukan penelitian longitudinal pada 90 pekerja pandai besi kerah biru (blue-collar metalworkers). Penelitian ini menemukan bukti untuk hipotesis buffer dalam mengurangi kecemasan dan ketegangan ketika dukungan sosial secara langsung tepat kepada stresor sosial seperti konflik kerja dengan seorang supervisor (atasan).
Melihat adanya fenomena seperti kasus yang telah disebutkan di atas serta adanya kemungkinan bahwa dukungan sosial dapat melindungi seseorang dari efek-efek negatif stres kerja membuat peneliti tertarik mencari bukti terhadap hipotesis buffer tersebut terutama pada karyawan bagian produksi melalui pgnelitian yang akan peneliti lakukan. Sehingga dalam penelitian yang peneliti lakukan, peneliti ingin melihat apakah terdapat
8 hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada karyawan pabrik bagian produksi.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun pertanyaan penelitian yang ingin diungkap peneliti adalah apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada karyawan pabrik bagian produksi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan stres kerja yang dirasakan oleh karyawan.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu Psikologi khususnya Psikologi Industri dan terutama dalam hal dukungan sosial dan stres kerja.
b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan yang memiliki bagian produksi pada struktur organisasinya, seperti perusahaan
9 bagi karyawan. Selain bagi perusahaan, penelitian ini juga berguna bagi karyawan. Karyawan juga dapat memperhatikan dukungan sosial di sekitar mereka untuk mengurangi stres kerja. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Stres Kerja
1. Pengertian Stres Kerja
Stres dapat dialami seseorang dalam segala aspek kehidupannya termasuk pada saat bekerja. Menurut Handoko (2001) stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang, dimana stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Muchlas (2005) yang menyebutkan bahwa stres kerja adalah tekanan pekerjaan yang dialami karyawan yang menyebabkan hambatan pada proses berpikir, emosional dan gangguan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan, bahkan dapat mengancam kemampuan untuk mengatasi lingkungan.
Jika definisi stres kerja di atas lebih menekankan pada akibat yang dihasilkan oleh stres kerja, maka definisi yang diutarakan oleh Greenberg dan Newman lebih menyoroti pada hal-hal yang dapat mengakibatkan stres kerja. Greenberg (2004) menyatakan bahwa stres kerja adalah kombinasi dari sumber tekanan di tempat kerja, karakteristik individu dan sumber stres organisasi lainnya. Sedangkan menurut Beehr dan Newman (Luthans, 2005) stres kerja adalah sebagai kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta dikarakterisasikan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka.
Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007) stres kerja merupakan hasil yang penting dari interaksi antara tugas pekerjaan dengan individu-individu yang melaksanakan pekerjaan itu. Definisi ini menekankan pada bagaimana tugas dan individu dapat saling berinteraksi dan menghasilkan stres.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah tekanan pekerjaan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir dan gangguan fisik yang dapat menghambat kinerja seseorang.
2. Aspek-aspek Stres Kerja
Greenberg (2004) menyatakan bahwa stres kerja adalah kombinasi dari sumber tekanan di tempat kerja, karakteristik individu dan sumber stres organisasi lainnya. Berdasarkan definisi tersebut maka secara sederhana streskeja dapat diartikan sebagai stres di tempat kerja. Pada dasarnya stres kerja merupakan stresyang umumnya dirasakan oleh seseorang hanya saja disebabkan oleh faktor-faktor yang ada di lingkungan pekerjaan, sehingga aspek-aspek stres kerja pun pada dasarnya sama dengan aspek-aspek stres. Stres kerja dapat dilihat dalam beberapa aspek. Sarafino (1994) membagi aspek stres ke dalam dua kategori yaitu : a. Aspek Biologis Aspek ini dapat dilihat dari reaksi fisik tubuh pada saat seseorang mengalami stres. Stres seringkali menimbulkan masalah kesehatan yang merupakan hasil dari pelemahan fungsi kekebalan tubuh, seperti borok, tekanan darah tinggi dan asma. Jika kondisi stres berlangsung terus, maka penyakit dan kerusakan secara fisik akan meningkat dan kematian dapat saja terjadi.
Sejalan dengan Sarafino, Anoraga (1992) menambahkan bahwa gejala biologis pada saat seseorang mengalami stres adalah sakit kepala (pusing, migrain, vertigo), sakit maag, mudah kaget (berdebar-debar), banyak keluar keringat dingin, gangguan pola tidur, lesu letih, kaku leher belakang sampai punggung, dada rasa panas atau nyeri, rasa tersumbat di kerongkongan, gangguan psikoseksual, mafsu makan menurun, mual, muntah, gejala kulit, bermacam-macam gangguan menstruasi, keputihan, kejang-kejang, penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
b. Aspek Psikososial Pada saat seseorang mengalami stres maka aspek psikososial juga memainkan peran di dalamnya. Aspek psikososial sendiri dapat dibagi lagi menjadi tiga aspek yaitu :
1) Aspek Kognisi Aspek ini dapat dilihat dari dampaknya pada kognisi seseorang.
Cohen,dkk (Sarafino, 1994) mengatakan bahwa tingkat stres yang tinggi dapat merusak memori seseorang dan perhatiannya selama aktivitas kognitif. Dampak stres dalam hal kognisi ini berupa pengabaian ataupun kesalahan dalam memahami informasi penting dan kesulitan mengingat. 2) Aspek Emosi
Aspek emosi ini dapat dilihat dari reaksi emosi yang muncul pada saat seseorang stres yaitu takut, kecemasan, perasaan sedih, depresi dan kemarahan. Anoraga (1992) menambahkan gejala emosional dapat dilihat dari keadaan pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, was-was, kuatir, mimpi-mimpi buruk, murung, mudah marah atau jengkel, mudah menangis, pikiran bunuh diri, gelisah dan pandangan putus asa. 3) Aspek Perilaku Sosial Stres dapat mengubah perilaku seseorang kepada orang lain.
Pada saat seseorang mengalami kondisi penuh stres tertentu seseorang dapat membangun hubungan yang kooperatif dan perilaku menolong.
Namun pada situasi stres yang lainnya seseorang dapat menjadi kurang suka bergaul, kurang dapat memberikan perhatian, lebih meninjukkan
Gejala sosial yang dapat diamati adalah makin banyak merokok atau meminum minuman keras atau makan, sering mengontrol pintu dan jendela, menarik diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar sampai membunuh (Anoraga, 1992).
Berbeda dengan penjelasan di atas, Everly dan Girdani (dalam Munandar, 2001) membagi tanda-tanda adanya disstres sebagai berikut:
a. Tanda-tanda Suasana Hati (Mood) Tanda-tanda kehadiran disstres yang berkaitan dengan suasana hati dapat berupa menjadi overexcited, cemas, merasa tidak pasti, sulit tidur pada malam hari (somnabulisme), menjadi mudah bingung dan lupa, menjadi sangat tidak nyaman dan gelisah serta menjadi gugup.
b. Tanda-tanda Otot Kerangka (Musculoskeletal) Tanda-tanda otot kerangka yang dapat diamati adalah jari-jari dan tangan gemetar, tidak dapat duduk diam dan berdiri di tempat, mengembangakan tic, kepala mulai sakit, merasa otot menjadi tegang atau kaku, menggagap jika berbicara dan leher menjadi kaku.
c. Tanda-tanda Organ-organ dalam Badan (Visceral) Tanda-tanda organ-organ dalam badan yang dapat dialami seperti perut terganggu, merasa jantung berdebar, banyak berkeringat, tangan berkeringat, merasa kepala ringan atau akan pingsan, mengalami kedinginan, wajah menjadi panas, mulut menjadi kering, mendengar bunyi
George and Jones (2005) menjelaskan aspek stres kerja dari dampak yang ditimbulkan stres kerja, dimana dampak tersebut dapat dibagi sebgai berikut :
a. Dampak Fisik Dampak fisik stres meliputi susah tidur, telapak tangan berkeringat, merasa bergejolak, gemetar, hati terasa seperti dipukul-pukul, kenaikan tekanan darah, sakit kepala, pusing, kemuakan, sakit perut, sakit punggung, pembengkakan hati dan kerusakan pada sistem daya tahan tubuh. Dampak fisik stres yang paling buruk dapat terjadi jika stres dirasakan dalam jangka waktu panjang, seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular serta penyakit hati.
b. Dampak Psikologis Dampak stres dalam hal psikologis yang paling umum adalah mengalami perasaan penuh stres dan emosi mulai dari suasana hati yang buruk, kecemasan, khawatir dan kesedihan sampai kepada perasaan marah, rasa penghinaan, perasaan tidak enak/kepahitan dan perasaan bermusuhan.
Seseorang cenderung memiliki sikap yang negatif pada saat ia mengalami stres. Karyawan yang mengalami stres cenderung memandang negatif beberapa aspek dalam pekerjan dan organisasinya serta cenderung memiliki kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang rendah. Karyawan yang stres juga dapat merasa tidak dihargai, merasa kurangnya kontrol dan merasakan bahwa pekerjaan mereka mencampuri urusan pribadi mereka. c. Dampak Perilaku Stres juga memberikan dampak pada perilaku seseorang. Stres pada kadar tertentu akan meningkatkan unjuk kerja karyawan sampai pada batas tertentu. Namun jika batas tersebut terlewati maka unjuk kerja terebut kembali menurun. Selain mengurangi unjuk kerja karyawan, dampak stres pada perilaku meliputi ketegangan dalam hubungan interpersonal, ketidakhadiran dan pindah kerja (turnover). Pada saat karyawan mengalami stres pada tingkat yang tinggi maka sulit bagi mereka untuk dapat memeberikan perhatian dan memahami orang lain baik rekan kerja, bawahan, atasan maupun pelanggan seperti biasanya. Karyawan yang biasanya mudah setuju dapat tiba-tiba menjadi marah juga dapat terjadi pada saat ia mengalami stres. Selain itu karyawan yang stres juga memiliki hubungan yang tegang dengan pasangan dan keluarga.
Berdasarkan penjelasan di atas maka aspek stres kerja yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Sarafino (1994) dan Anoraga (1992) yang dilengkapi oleh pendapat Everly dan Girdani (Munanadar, 2001) serta George dan Jones (2005) yang dapat dibedakan menjadi aspek bilogis/fisik, aspek emosi, aspek kognisi dan aspek perilaku.
3. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
Stres kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Hurrel, dkk (Munandar, 2001) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang dapat a. Faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan Termasuk dalam kategori ini adalah tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik adalah suara bising, vibrasi, hygiene. Sedangkan tuntutan tugas adalah kerja shift atau kerja malam, beban kerja dan penghayatan dari resiko dan bahaya.
b. Peran individu dalam organisasi Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus ia lakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya. Yang dianggap sebagai pembangkit stres dalam bagian ini adalah konflik peran dan ketidakjelasan peran (role ambiguity) c. Pengembangan karier
Hall (Munandar, 2001) mengungkapkan bahwa pengembangan karier mengacu pada aktivitas kerja yang diikuti sepanjang waktu, yang dapat melibatkan beberapa pekerjaan dan berbagai jenis jabatan selama beberapa waktu. Hal yang secara potensial dapat membangkitkan stres berkaitan dengan pengembangan karier adalah ketidakpastian pekerjaan, promosi yang berlebihan dan promosi yang kurang.
d. Hubungan dalam pekerjaan Menurut Argyris dan Cooper (Munandar, 2001) hubungan yang baik antar anggota dari suatu kelompok kerja dianggap sebagai faktor tidak baik terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, taraf pemberian support yang rendah dan minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi.
e. Struktur dan iklim organisasi Faktor stres dalam kategori ini adalah sejauh mana tenaga kerja dapat terlibat atau berperan serta dan pada support sosial. Penelitian menunjukkan kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana hati dan perilaku yang negatif.
f. Tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan Isu-isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan organisasi yang saling bertentangan, konflik antar tuntutan keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya yang pada akhirnya dapat menimbulkan stres.
g. Ciri-ciri individu Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis, atau dalam bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan individunya, mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus dan pola-pola perilaku yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai, penghalaman lalu, keadaan kehidupan dan kecakapan (antara lain inteligensi, pendidikan, pelatihan dan pembelajaran).
Sedikit berbeda dengan Hurrel,dkk, Riggio (2003) membagi faktor- a. Penyebab-penyebab organisasional.
Penyebab-penyebab organisasional merupakan penyebab stres yang berasal dari dalam lingkungan kerja, yang dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.: 1) Penyebab yang berasal dari pekerjaan
Penyebab yang berasal dari pekerjaan dapat dibedakan menjadi sebagai berikut: a) Beban kerja berlebihan (Work overload)
Terjadi pada saat pekerjaan membutuhkan kecepatan, hasil atau konsentrasi yang berlebihan.
b) Kurang dimandaatkan (Underutilization) Terjadi pada saat seseorang merasa bahwa pekerjaannya tidak menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuannya yang berkaitan dengan pekerjaannya.
c) Ketidakpastian kerja (Job uncertainty) Terjadi pada saat aspek-aspek pekerjaan seperti tugas dan persyaratanya tidak diberitahukan secara jelas, sehingga karyawan tidak yakin dengan tugas dan tanggung jawabnya.
d) Kondisi fisik tempat kerja (Physical condition) Kondisi fisik tempat kerja meliputi temperatur tinggi, kebisingan, kurangnya pencahayaaan dan ventilasi, serta tempat kerja yang membahayakan keselamatan dan kesehatan.
2) Penyebab yang berasal dari relasi dengan karyawan lain Penyebab yang berasal dari relasi dengan karyawan lainnya terdiri dari : a) Stres interpersonal (Interpersonal stres)
Terjadi pada saat seseorang mengalami kesulitan untuk membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain di lingkungan kerja, serta pada saat seseorang berada pada situasi konflik dengan rekan sekerjanya.
b) Kurangnya pengawasan (Lack of control) Stres dapat terjadi jika seseorang merasa kurang diawasi baik dalam hal lingkungan kerja maupun perilaku bekerja mereka sendiri. 3) Perubahan dalam organisasi
Stres dapat terjadi jika terdapat perubahan pada organisasi kerja seperti reorganisasi perusahaan, penggabungan dua perusahaan atau akuisisi sebuah perusahaan oleh perusahaan lainnya, peruibahan sistem dan teknologi kerja, perubahan pada kebijakan perusahaan dan perubahan pada personil dan pada bagian manajerial.
b. Penyebab-penyebab individual.
Penyebab-penyebab individual merupakan penyebab stres yang berasal dari kharakteristik individu karyawan sendiri, yang dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1) Life events Kejadian-kejadian dalam hidup yang dapat menyebabkan stres sapat berupa kejadian-kejadian traumatis seperti kematian pasangan atau seseorang yang dicintai, perceraian atau perpisahan, penyakit besar serta permasalahan finansial dan hukum, namun dapat pula berupa kejadian-kejadian yang positif seperti pernikahan, kelahiran anak dan liburan.
2) Bentuk-bentuk perilaku Tipe A Kharakteristik perilaku Tipe A adalah dorongan dan daya saing yang berlebihan, perasaan bahwa keadaan mendesak dan ketidaksabaran serta permusuhan yang mendasar. Bentuk-bentuk perilaku Tipe A ini menjadi dasar untuk kepribadian Tipe A.
Kepribadian Tipe A cenderung lebih mudah terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan stres seperti sakit jantung.
3) Kerentanan terhadap stres dan efek stres Kerentanan terhadap stres dan efek stres dapat dilihat dari apakah seseorang memiliki kepribadian yang tabah atau tidak tabah
(hardy dan unhardy). Seseorang yang memiliki kepribadian yang tabah, lebih tahan pada efek buruk dari stres karena mereka memandang keadaan penuh stres sebagai keadaan yang menantang serta mereka yakin bahwa mereka dapat mengontrol dan mempengaruhi keadaan tersebut. Hal tersebut berbeda dengan seseorang yang tidak tabah. Ia cenderung lebih mudah terkena dampak buruk dari stres.
Selain kedua tokoh di atas, Gitosudarmo dan Sudita (2000) menyebutkan terdapat beberapa faktor penyebab timbulnya stres kerja yaitu : a. Faktor yang bersumber dari individu itu sendiri
Sumber stres kerja yang berasal dari individu itu sendiri seperti kepribadian, kebutuhan, nilai, tujuan, umur dan kondisi kesehatan.