PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA KARE, MADIUN

  

PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA

KARE, MADIUN

SKRIPSI TRI WINDA NUR MEILIA NIM: 210314357 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

ABSTRAK

Meilia, Tri Winda Nur. 2018. Pengembangan Karakter Percaya Diri Siswa

Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah di MA Kare Madiun Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

  Pembimbing: Dr. Ahmad Choirul Rofiq, M.Fil.I

  Kata Kunci: Percaya Diri, Ekstrakurikuler hadrah, MA Kare

  Percaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri yang baik, potensi atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang bukannya bisa berkembang tetapi justru semakin redup atau bahkan malah mati. Oleh karena itu, rasa percaya diri harus dibangun dengan baik meskipun juga tidak berlebihan. Sebab akan membuat seseorang kehilangan perhitungan atau bahkan sombong. Madrasah Aliyah (MA) Kare sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Madiun, yang memberikan pendidikan karakternya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

  Tujuan adanya penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pelaksaanaan ekstrakurikuler dalam mengembangkan karakter percaya diri peserta didik dan 2) untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan karakter percaya diri peserta didik di MA Kare,Madiun. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif diskriptif. Dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam metode pengumpulan datanya. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif model Miles dan Huberman dengan urutan langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Pengembangan karakter percaya diri siswa melalui ekstrakurikuler hadrah di MA Kare dilaksanakan seminggu sekali dengan cara pembimbing menggunakan metode praktek. Siswa diminta langsung praktek mengikuti pembimbing dan menyuruh mereka mempraktekan secara bergantian di depan teman-temannya dan membiasakan anak untuk berani tampil. Peserta didik yang dirasa sudah mampu memainkan hadrah dengan baik di ikutkan dalam pementasan maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan adanya pengalaman dan kebiasaan tampil ini membuat mental anak terlatih dan terbiasa berinteraksi dengan banyak orang. 2) Faktor pendukung pengembangan karakter percaya diri siswa melalui ekstrakurikuler hadrah di MA Kare adalah faktor internal (adanya minat, semangat, dan antusiasme siswa) dan faktor eksternalnya adalah dukungan dari orangtua wali dan dukungan pihak sekolah. Faktor penghambatnya kurangnya kostum yang dimiliki, sehingga ketika akan tampil perlu menyewa kostum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat pokok dalam kelangsungan hidup

  manusia. Setiap hari, setiap orang bersentuhan langsung dengan apa itu yang dinamakan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar akan mengantar

  1 seseorang menjadi manusia yang beradab dan beretika. Pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan

  2 kecerdasan pikiran. Makna pendidikan memiliki beragam definisi, namun bisa disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan bukan saja sebagai pengajaran atau transfer ilmu, namun lebih kepada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan

  3 kepribadian anak didik. Menurut ajaran Islam, pendidikan itu mampu mengantarkan manusia pada derajat yang lebih tinggi, yaitu kepada orang yang berilmu terutama dalam mewujudkan mencari ridha Allah SWT dengan

  1 Andhika Abrian, Menuju Transformasi Pendidikan (Yogyakarta: LPM Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2011), 2. 2 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, berlomba-lomba menjadi orang yang bertakwa, karena dengan mencari ilmu

yang dipandu dengan keimanan, manusia akan lebih dekat dengan Allah SWT

Dengan demikian Pendidikan Islam adalah usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membentuk anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam. Pendidikan Islam pada intinya merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak didik baik dari segi jasmani, rohani maupun akalnya supaya nilai Islam dapat menjiwai dalam dirinya sehingga menjadi manusia yang berkepribadian muslim yang berguna baik untuk dirinya maupun untuk

  4 umatnya.

  Tujuan pendidikan Islam adalah untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Akhlak mulia ini sangatlah penting karena mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari nilai- nilai pendidikan Islam. Perwujudan nilai-nilai pendidikan Islam tersebut, merupakan peningkatan potensi spiritual yang mencakup pengenalan, pemahaman, penanaman nilai-nilai keagamaan, dan pengalaman dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Omar Mohammad Al- Toumy Al-Syaibany seperti dikutip oleh Mulyana Rohmat menambahkan bahwa tujuan pendidikan Islam terbagi menjadi dua bagian, yaitu : pertama, tujuan individu ialah pembinaan pribadi muslim yang berpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual, dan sosial. Kedua, tujuan sosial ialah tujuan yang berkaitan dengan bidang spiritual, kebudayaan dan sosial 5 kemasyarakatan.

  Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya, ada atau tidaknya proses pendidikan. Peserta didik merupakan salah satu bagian dari komponen pendidikan. Dalam proses pendidikan ada pendidik yang berfungsi sebagai pelatih, pengembang, pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat bahan yang dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yakni pengetahuan, keterampilan, berpikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid yang menerima latihan, pengembangan, pemberian dan pewarisan pengetahuan, keterampilan, pikiran dan karakter. Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab

  6 pendidik.

  Komponen pendidikan dalam islam merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem 5 Mulyana Rohmat, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

  proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses

  7 kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut

  Pendidikan adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan untuk menempa fisik, mental, dan moral seseorang, serta untuk menjadikan manusia berbudaya sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah SWT, sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai khalifahNya di muka bumi ini dan sekaligus menjadi warga negara yang

  8

  berarti dan bermanfaat bagi bangsanya. Oleh karena itu pendidikan tentang karakter, moral, budi pekerti, dan nilai-nilai sangat perlu diberikan dan diimplementasikan di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya baik formal, non formal maupun informal. Pendidikan karakter ini berfungsi untuk membentuk peserta didik yang mempunyai pengetahuan luas dan berakhlak mulia.

  Untuk mengaplikasikan konsep pendidikan karakter, diperlukan beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai ajaran. Caranya dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran tersebut melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, menghafalkan dan 7 Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Bandung: Remaja mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memu

  9 ngkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan.

  Pada pendidikan formal di sekolah, pendidikan karakter dapat diintregasikan dalam setiap mata pelajaran. Materi pelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai- nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan

  10 peserta didik sehari-hari di masyarakat.

  Selain melalui mata pelajaran yang diajarkan, pendidikan karakter di sekolah juga dapat diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga pendidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstakurikuler diharapakan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial serta potensi dan prestasi peserta d idik.

  11 Percaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini.

  Tanpa adanya kepercayaan diri yang baik, potensi atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang bukannya bisa berkembang tetapi justru semakin redup atau bahkan malah mati. Oleh karena itu, rasa percaya diri harus dibangun dengan baik meskipun juga tidak berlebihan. Bila berlebihan, akan membuat seseorang kehilangan perhitungan atau bahkan sombong

  12 . Anak yang memiliki percaya diri tinggi cenderung lebih berhasil dalam melakukan apa yang ia inginkan..

  Madrasah Aliyah (MA) Kare sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Madiun, yang memberikan pendidikan karakternya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan penempelan poster yang berisikan pesan- pesan moral yang ditempel di dinding sekolahan. Selain itu pendidikan karakter di MA Kare ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Di MA Kare Madiun banyak kegaiatan ekstrakurikuler yang dapat dipilih oleh siswa. Ekstrakurikuler hadrah ini merupakan salah satu dari beberapa ekstrakurikuler yang ada di MA Kare Madiun yang digunakan sebagai wahana pendidikan karakter. Ekstrakurikuler hadrah adalah salah satu jenis 11 kegiatan dibidang kesenian musik islami yang menggunakan alat-alat musik tradisional. Pada ekstrakurikuler hadrah nuansa religi sangat terasa, karena alat musik hadrah dimainkan untuk mengiringi lantunan shalawat dan syair-syair islami. Kegiatan ekstrakurikuler hadrah bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islam, memupuk bakat dan minat siswa dibidang seni musik Islam, dan menumbuhkan rasa percaya diri.

  Dari penjajagan awal di MA Kare, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Alvin, kegiatan seperti ini sangat berpotensi untuk siswa-siswi MA Kare yang banyak manfaatnya juga menjadi salah satu kesempatan untuk generasi penerus menunjukkan ajang bakat dan minatnya dalam kegiatan hadrah dan hal ini sangat bagus agar selalu mengingat dan mencintai Rasullullah. Perubahan yang terjadi pada peserta didik pun dapat di rasakan oleh Bapak Alvian selaku pembina hadrah di MA Kare, dari awal peserta didik mendaftarkan diri pada ekstrakurikuler hadrah sampai menjadi anggota ekstrakurikuler hadrah dan mengikuti beberapa event. Kepercayaan diri peserta didik mulai terlihat

  13 setelah berani tampil pada event-event yang diikuti.

  Dari uraian diatas peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengembangan karakter percaya diri peserta didik. Maka dari itu peneliti mengangkat judul

  “Pengembangan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadra h di MA Kare Madiun” B. Fokus Penelitian

  MA Kare Madiun merupakan lembaga pendidikan yang memperhatikan terkait pendidikan karakter peserta didik, dalam pengembangannya lembaga menggunakan beberapa cara salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memfokuskan penelitian ini pada bagaimana mengembangakan salah satu pendidikan karakter yaitu karakter percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah yang ada pada

  .

  lembaga tersebut C.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri siswa di MA Kare, Madiun?

  2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler seni musik hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri siswa di MA Kare?

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri siswa di MA Kare, Madiun.

  2. Untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler seni musik hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri siswa.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis bagi semua pihak:

  1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan sebagai pedoman rujukan, serta sumber informasi untuk penelitian berikutnya.

  2. Secara Praktis a.

  Bagi kalangan akademis Penelitian ini dapat sebagai wacana sekaligus masukan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah di lembaga pendidikan masing-masing.

  b.

  Bagi sekolah Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada lembaga pendidikan

  Islam baik formal maupun non-formal untuk meningkatkan dan mengembangkan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam meningkatkan citra lembaga pendidikan Islam.

  c.

  Bagi Guru Dapat memberikan motivasi untuk berimprovisasi dan berinovisasi dalam pengembangan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah pada dunia pendidikan.

F. Sistematika Pembahasan

  Untuk mempermudah hasil penelitian dan agar dapat dicerna runtut dikelompokkan menjadi 6 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini dirancang untuk di uraikan dengan sistematika sebagai berikut:

  Bab Pertama, Pendahuluan. Yang merupakan ilustrasi skripsi secara keseluruhan. Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.

  Bab Kedua, Kajian Teori. Pada bab ini berfungsi untuk menjelaskan telaah hasil kajian terdahulu dan kerangka awal teori yang digunakan sebagai landasan melakukan penelitian.

  Bab Ketiga, Metode Penelitian. Pada bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan, diantaranya: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan sistematika pembahasan.

  Bab Keempat, Paparan Data dan Temuan Penelitian. Bab ini berisi tentang data umum yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, dan sarana prasarana di MA Kare, Madiun dan data khusus yang berkaitan dengan karakter percaya diri siswa.

  Bab kelima, Pembahasan. Bab yang membahas tentang analisis data yang diperoleh dalam penelitian yang meliputi analisis tentang perencanaan, pelaksanaanan dan evaluasi pengembangan karakter percaya diri peserta didik

  Bab keenam, Penutup. Ini merupakan bab terakhir dari semua rangkaian pembahasan dari bab I sampai bab VI. Bab ini dimaksud untuk memudahkan pembaca memahami intisari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu Di samping menggunakan buku-buku atau referensi yang relevan, peneliti

  juga melihat hasil penelitian terdahulu agar nantinya dapat dilihat persamaan dan perbedaannya. Dalam telaah penelitian terdahulu ini peneliti menemukan bahwa : Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Zakiyyatul Minazahroh, berjudul:

  “Pengembangan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Tari (Studi Kasus pada Siswa Tunarungu di SDLB Pertiwi

1 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi guru untuk Ponorogo)”.

  mengembangkan rasa optimis melalui kegiatan ekstrakurikuler tari pada siswa tunarungu di SDLB Pertiwi Ponorogo adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran langsung. Kegiatan ini membantu anak untuk menunjukkan bahwa mereka mampu meskipun merekatidak normal namun mereka bisa menari sesuai dengan irama.Strategi guru untuk mengembangkan rasa tanggung jawab melalui kegiatanekstrakurikuler tari pada siswa tunarungu di SDLB Pertiwi Ponorogo denganmenggunakan strategi pembelajaran tidak langsung dengan metode proyek. Anak-anak dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan. Tugas itu berupa menghafal setiap tarian dengan hitungan yang 1 telah diajarkan oleh pembimbing. Jadi ketika guru menyuruh merekauntuk bergantian menari mereka tidak bergantung dengan temannya. Denganseperti ini mereka lebih percaya diri dan mandiri.

  Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh adalah pada kajian kepercayaan diri, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh terletak pada fokusnya.

  Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nur Sahid, berjudul:

  “Nilai- Nilai Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler Hadrah di Madrasah

  2 Hasil penelitian ini menunjukkan Ibtidaiyah Negeri Pajangan Bantul”.

  bahwaProses kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MIN Pajangan Bantul dimulai pada tahun 2011. Ekstra hadrah bertujuan untuk menumbuhkan dan memupuk bakat siswa dibidang seni musik Islam serta menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ekstra hadrah dilaksanakan pada hari senin pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB, dengan susunan acara pada setiap pertemuannya adalah pembukaan, pemberian materi vokal dan tabuhan, penggarapan lagu, dan penutup. Ekstra hadrah diikuti oleh 21 siswa campuran putra dan putri dari kelas III sampai kelas VI. Pelaksanaan ekstra hadrah bertempat di perpustakaan dan kadang di aula madrasah. Alat-alat yang digunakan dalam ekstra hadrah antara lain: rebana, bas, tam, kaplak, dan jimbe, sedang sarana penunjangnya adalah pengeras suara dan buku kumpulan qosidah.

  Materi yang diberikan pada ekstra hadrah di MIN Pajangan Bantul ada dua macam.Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam proses kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MIN pajangan Bantul adalah religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, dan tanggung jawab.

  Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh adalah pada kajian seni ekstrakurikuler hadrah, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh terletak pada fokusnya.

B. Kajian Teori 1. Percaya diri a.

  Pengertian Percaya Diri Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

  Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang mempengaruhi kejadian-kejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka. Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk memutuskan jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi situasi-situasi yang dihadapi. Dengan percaya diri, kita sadar akan eksistensi diri, akan inti kepribadian kita yang tidak dapat diubah dan yang berlangsung selama hidup kita betapapun bervariasinya lingkungan

  3 kita, dan bagaimanapun berubahnya pendapat dan perasaan orang lain.

  Di samping itu, percaya diri adalah salah satu kondisi psikologi seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh

  4 dengan sehat bilamana ada pengakuan dari lingkungan.

  Percaya diri (self-confidence) ialah kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berfikir positif, mengganggap semua

  5 permasalahan pasti ada jalan keluarnya.

  Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa percaya diri 3 atau self confidence adalah keyakinan bahwa orang mempunyai

  Mohamad Mustari, Nilai Karakter Reflesksi untuk Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 51-52. 4 Sri Marjanti, “Upaya Meningkatkan Percaya Diri melalui Konseling Kelompok Bagi Siswa X

  IPS 6 SMA 2 BAE Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015 .”Jurnal Konseling, 2 (Oktober-Desember, kemampuan untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensi yang dimiliki agar dapat dipergunakan untuk mengurusi situasi-situasi yang dihadapi yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental. Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari pengalaman-pengalaman sejak kecil dalam diri seorang individu itu sendiri.

  Kepercayaan dirilah yang menjadi kunci dalam mencapai tujuan. Sifat ini adalah modal utama kesuksesan seseorang. Hanya orang percaya diri saja yang akan selamat ketika sebuah kapal karam di tengah laut. Filosof ternama, Swet Marden, pernah menulis “Kepercayaan diri dan kemandirian selalu membuat orang unggul dalam pertemanan, keluarga, juga kekayaan. Kepercayaan diri adalah aset yang paling berharga di dunia. Dengan kepercayaan diri, semua masalah akan dapat

  6 teratasi.

  b.

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri Dalam hidup, sangat diperlukan sekali kepercayaan terhadap diri sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan. Kunci untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan memahami diri sendiri. Individu harus yakin akan kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya. Jangan sampai rasa pesimis dan cemas selalu menghantui perasaan. Rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  7 Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam uraian berikut :

  1) Faktor internal

  Faktor internal yang mendukung adalah berasal dari siswa itu sendiri yang meliputi minat, bakat yang kompeten, motivasi, semangat, antusias, dan kesadaran diri yang tinggi.

  a) Konsep diri

  Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok.Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri.Individu yang mempunyai rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif. Sebaliknya, individu yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.

  b) Harga diri

  Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain, sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi, individu yang mempunyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sodial serta pesimis dalam pergaulan.

  c) Kondisi fisik

  Perubahan kodisi fisik juga berpengaruh pada rasa percaya diri.Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang.

  d) Pengalaman hidup

  Kepercayaan diri yang diperoleh dan pengalaman mengecewakan, biasanya paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri.Apalagi jika pada dasarnya individu memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan kurang perhatian. 2)

  Faktor eksternal

  a) Pendidikan

  Pendidikan memengaruhi percaya diri seseorang atau individu .tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa di bawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

  b) Pekerjaan

  Bekerja dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian serta rasa percaya diri.Rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh.Kepuasan dan rasa bangga didapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

  c) Lingkungan

  Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat,

  8 maka harga diri juga akan berkembang lebih baik .

  Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi bukan hanya karena satu faktor, melainkan terdapat banyak faktor yang saling berkesinambungan yang berlangsung tidak dalam waktu singkat melainkan terbentuk sejak awal masa perkembangan individu.

  c.

  Aspek-aspek Kepercayaan Diri Ada beberapa aspek-aspek rasa percaya diri. Menurut Lauster anak yang memiliki rasa percaya diri positif adalah:

  1) Keyakinan kemampuan diri

  Keyakinan kemampuan diri yaitu sikap positif anak tentang dirinya bahwa anak mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan. Kemampuan adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk meraih atau dapat diartikan sebagai bakat, kreativitas, kepandaian, prestasi, kepemimpinan dan lain-lain yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Kepercayaan atau kemampuan pada kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu sifat orang yang percaya diri.

  Apabila orang yang percaya diri telah meyakini kemampuan dirinya dan sanggup untuk mengembangkannya, rasa percaya diri akan timbul bila kita melalukan kegiatan yang bisa kita lakukan. Artinya keyakinan dan rasa percaya diri timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

  Di sekolah guru-guru dapat mendidik siswanya agar dapat yakin akan kemampuan dirinya sendiri. Misalnya para siswa harus dihadapan orang lain (misalnya pidato, menyanyi, menari, dan lain- lain); harus yakin, tidak ragu-ragu akan tindakan yang dipihnya; dan

  9 jangan mencontek pekerjaan orang lain.

  2) Obyektif

  Obyektif yaitu anak yang percaya diri memandan permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.

  3) Bertanggung jawab

  Tanggung jawab yaitu kesediaan anak untuk menanggung segala yang telah menjadi konsekuensinya.Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.Tanggung jawab selalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk

  10 melakukan, dan kemampuan untuk melakukan.

  Setiap manusia dibebani dengan tanggung jawab.Apabila dikaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus dipikul sebagai akibat dari perbuatannya.Tanggung jawab sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, seorang pendidik dituntut untuk bisa menanamkan karakter tanggung jawab pada setiap siswa 9 . Macam-macam tanggung jawab antara lain: Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan,57.

1) Tanggung jawab kepada diri sendiri (personal).

  Tanggung jawab yang ditanamkan pada anak untuk mempertanggung jawabkan atas semua tindakan yang dilakukan. Ciri

  • –ciri anak yang bertanggung jawab adalah memilih jalan yang lurus, menjaga kehormatan diri, selalu

  11 waspada, memiliki komitmen pada tugasnya, menepati janji.

  2) Tanggung Jawab kepada Tuhan adalah tanggung jawab tertinggi dari eksistensi manusia yang beragama. Sebab tujuan utama dari beragama adalah untuk mengabdi kepada Tuhan.

  Manusia yang memiliki nilai tanggung jawab yang kuat kepada Tuhannya akan memberikan efek positif kepada bentuk tanggung jawab lainnya. Tanggung jawab manusia timbul

  12 karena manusia sadar akan keyakinan nilai-nilainya.

  3) Tanggung Jawab Sosial (Masyarakat) Tanggung jawab yang mengajarkan anak dapat bertanggung jawab kepada masyarakat di sekelilingnya. Tanggung jawab ini dapat bersifat positif maupun negatif. Dikatakan bersifat positif berarti terdapat tanggung jawab untuk bertindak baik, sedangkan yang bersifat negatif berarti tidak adanya tuduhan yang

  11

  13

  memberatkan. Pemberian tanggung jawab individu kepada setiap siswa sangat penting, artinya setiap siswa tetap bertanggung jawab secara perseorangan (personal) untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya. Tujuan pemberian tugas dalam proses pembelajaran yaitu guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap, untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-

  14 soal sendiri, agar siswa lebih rajin belajar.

  d.

  Ciri-ciri Kepercayaan Diri Teori Lauster tentang kepercayaan diri mengemukakan ciri-ciri orang yang percaya diri, yaitu:

  1) Percaya pada kemampuan sendiri yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.

  2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang

  13 14 Ibid , 24.

  dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil.

  3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya.

  4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkap tersebut.

  15 e.

  Kegiatan yang Dapat Mengembangkan Rasa Percaya Diri Rasa percaya diri dapat dibangun melalui berbagai macam bentuk kegiatan yang ada disekolah dan lingkungan tempat tinggalnya.Karena sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan yang paling berperan untuk bisa mengembangkan rasa percaya diri.

  Adapun kegiatan sebagai berikut: 1)

  Memupuk keberanian untuk bertanya Guru perlu memberikan suatu keyakinan kepada siswa bahwa salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan rasa percaya diri adalah dengan selalu mencoa memberanikan diri untuk bertanya. Jadikanlah situasi seperti itu sebagai penambah latihan mental guna membangun rasa percaya diri yang lebih baik. 2)

  Peran guru yang aktif bertanya pada siswa Peran guru yang aktif mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswa, terutama kepada mereka yang selalu pendiam dan bersikap tertutup.Cara seperti ini cukup efektif untuk memancing keberanian dan membangun percaya diri, dan juga untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara guru dan siswa. Yang lebih penting guru akan lebih mengenal siswa lebih mendalam. 3)

  Melatih diskusi dan berdebat Proses diskusi dan perdebatan merupakan suatu tantangan yang mengharuskan mereka untuk berani tampil didepan banyak orang, berani mengajukan argumentasi, dan berani pula untuk berdebat atau sebaliknya didebat pihak lawan diskusi. 4)

  Bersaing dalam mencapai prestasi belajar Setiap orang yang mau melibatkan dirinya didalam situasi persaingan yang sehat dan mau memenangkan persaingan secara sehat pula, haruslah berusaha keras untuk membangkitkan keberanian,semangat juang dan rasa percaya diri yang maksimal.

  5) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

  Kegiatan ekstrakulikuler disekolah biasanya terdiri dari beberapa bidang keterampilan seperti olahraga, kesenian, bahasa asing, komputer, dan keterampilan lain. Dengan demikian siswa bisa memilih bidang keterampilan sesuai dengan bakat minatnya. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, rasa percaya diri bisa diperoleh melalui pergaulan atau sosialisasi yang lebih luas. 6)

  Penerapan disiplin yang konsisten Disiplin yang konsisten pada hakekatnya suatu tantangan bagi siswa untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan. Didalam proses penerapan disiplin yang konsisten disekolah, siswa mendapat pembinaan mental dan fisik yang sangat bermanfaat untuk menghadapi kehidupan dimasa kini dan yang akan datang. Salah satu dari manfaat tersebut adalah meningkatkan rasa percaya diri. 7)

  Memperluas pergaulan Seseorang memperluas pergaulan berarti ia telah menambah jumlah orang yang menjadi temannya dengan berbagai banyak watak. Berarti telah memperluas lingkungan

  16 pergaulan dengan berbagai macam pola interaksi sosialnya.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah a.

  Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan

  17 disekolah/madrasah.

  Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa tidak erat terkait dengan pelajaran disekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian kegiatan intrakulikuler, serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia

  18 seutuhnya.

  Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, 16 kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam mata pelajaran

  Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002), 136- 17 148. untuk membantu pengembangan peserta didik untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, serta menyalurkan bakat, dan minat peserta didik.

  Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah, teman, keluarga, dan masyarakat sekitarnya yang lebih luas, meningkatkan potensi terhadap kebutuhan belajar,

  19 mengembangkan potensi bakat, minat, setiap peserta didik.

  Kegiatan ekstrakurikuler juga dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler

  20

  dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Kegiatan ekstrakurikuler dijadikan sebagai kegiatan yang dijadikan pelengkap suatu proses kegiatan belajar mengajar serta sebagai sarana agar peserta didik memiliki nilai yang tidak hanya dalam pelajar disekolah akan tetapi juga bagi kehidupan dimasyarakat.

  b.

  Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat 19 pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan

  Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 241. 20 Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2002),

  kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler disekolah adalah: 1)

  Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

  2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yeng positif.

  3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

  Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakulikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakulikuler dan program

  21 kokulikuler.

  Ruang lingkup pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler meliputi: 1) keimanan dan ketakwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2) kesadaran mengikuti aturan, 3) kesadaran akan adanya hal yang rinci, 4) kesadaran akan kemandirian,

  5) kesadaran untuk bersosialisasi, 6) kesadaran untuk mengembangkan panca indera, 7) kesiapan menuju kematangan, 8) pengorganisasian tugas-tugas fisikal sehari-hari, 9) kematangan untuk melakukan aktivitas dalam suasana normal,

  10) kemampuan keterampilan hidup yang dasar, 11) keterampilan sosial, 12) keterampilan mengelola perasaan, 13) keterampilan mengelola agresivitas, 14) keterampilan mengelola stress, 15) keterampilan merencanakan, 16) keterampilan memecahkan masalah,

  22

  17) keterampilan pengembangan diri.

  c.

  Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pelaksanaan kegiatan tidak dapat terlepas dari fasilitas yang harus tersedia. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan fasilitas kegiatan ekstrakulikuler sehingga siswa akan dengan mudah untuk mendapatkannya. Pengelolaan fasilitas tersebut bertujuan: 1)

  Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama.

  2) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien, dan

  3) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala dan sehari-hari, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap keperluan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, maka waktu senggang siswa dapat terisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan aspek kognitif, aspek afektif, serta aspek psikomotorik dapat terwujud sehingga mereka menjadi

  23 aktif dan mandiri.

  Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:

  1.Materi kegiatan hendaknya dapat memberi manfaat bagi penguasaan bahan ajar bagi siswa,

  2.Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa,

  3.Memanfaatkan potensi lingkungan, alam, lingkungan budaya, kegiatan industri dan dunia usaha,

  24 4.Tidak mengganggu tugas pokok siswa juga guru.

  d.

  Pengertian Seni Musik Hadrah Hadrah adalah kesenian Islami yang sudah ada sejak zaman Nabi

  Muhammad SAW. Dari segi istilah atau definisi, hadrah menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke hati, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya. Lagu-lagu rohani disusun demikian rupa secara puitis agar umat merasa khusuk dan dengan demikian dapat bertemu secara iman dengan Sang Khalik. Ciri khas lagu-lagu rohani adalah pemujaan terhadap kesebaran nama- Nya, sehingga manusia ciptaan-Nya seolah-olah tidak berarti dihadapan- Nya. Memuliakan nama Tuhan dan Rasul-Nya adalah nilai-nilai kemanusiaan yang secara keseluruhan merupakan modal utama

  25 pembentukan karakter, sebagai karakter bangsa.

  Hadrah adalah kesenian lokal yang keberadaannya penting untuk dipertahankan sampai saat ini. Kesenian adalah penjelmaan dari rasa keindahan untuk kesejahteraan hidup, rasa disusun dan dinyatakan oleh pikiran sehingga ia menjadi bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki.

  Kesenian juga berfungsi untuk menciptakan bentuk-bentuk kesenangan. Perpaduan antara kesenian dan nilai-nilai Islam mewujudkan sebuah

  26 kombinasi, sehingga berpengaruh terhadap fungsi dan peran kesenian.

  25

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

  kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting). Penelitian kualitatif ini memiliki karakteristik alami karena menggunakan sumber data

  1

  langsung, proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Hal ini disebabkan adanya hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan

  2

  secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial. Dalam beberapa bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif, misalnya penelitian yang berupaya mengungkap sifat atau pengalaman seseorang dengan fenomena tertentu. Pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun belum diketahui.

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, di mana studi kasus itu sediri adalah suatu deskripsi intensif untuk menganalisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, Kelompok-kelompok, 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, institusi ataupun masyarakat. Peneliti ini mencoba menggambarkan subyek penelitian di dalam keseluruhan tingkah lakunya, yakni tingkah laku itu sendiri beserta hal-hal yang melingkupinya, hubungan antara tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah laku, demikian pula hal-hal lain yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut. Peneliti juga mencoba untuk mencermati individu

  3

  atau sebuah unit secara mendalam. Studi kasus adalah suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah permasalahan yang bersifat kontemporer.

  Keunikan atau keunggulan dari studi kasus secara umum adalah memberikan peluang yang luas kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif dan menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti. Ini adalah kekuatan utama sebagai karakteristik dasar dari studi kasus. Selain itu studi kasus juga memiliki keunggulan spesifik lainnya, yakni studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar-variabel serta proses- proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas, studi kasus memberi kesempatan untuk memperoleh konsep-konsep dasar perilaku manusia.