PENGEMBANGAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMAN 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

PENGEMBANGAN KARAKTER RELIGIUS

MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PRAMUKA DI SMAN 1 PABELAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

  

Disusun Oleh :

HANIF NURCAHYA AGUSTIAN

NIM.111-14-207

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2018

  

MOTTO

اَمَّنِإَف َدَهاَج ْنَم َو هِسْفَنِل ُدِهاَجُي

  

"Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya

kesungguhan tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri

(Qs.Al-Ankabut:6)

  

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk:

  1. Bundaku tercinta, Siti Munawaroh yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk buah hatinya.

  2. Adikku tersayang Tsani Azkia Putri dan juga keluarga yang selalu memberi dukungan sehingga terselesainya skripsi ini dengan lancar.

  3. Untuk sahabat pramuka di SMA N 1 Pabelan yang selalu mendukung dengan sepenuh hati.

  4. Teman-teman Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan angkatan 2014 yang setia menemani dan memberi motivasi.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi beserta isinya yang telah memberikan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup para Rasul, Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik manusia dari masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya yang lurus.

  Skripsi yang berjudul “Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Semarang Tahun Ajaran 2018/2019

  ” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada :

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Ibu Djamiatul Islamiyah, M.Ag. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam meningkatkan prentasi akademis.

  5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

  6. Bapak/Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi.

  7. Bapak Drs. Tri Ajar Suprapto Al Kusworo, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri

  1 Pabelan yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Pabelan.

  8. Ibu Endah Mulyati, SE selaku Kepala bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Pabelan yang telah melayani dengan sepenuh hati dalam memenuhi administrasi yang dibutuhkan penulis.

  9. Ibu Miftah Nindya Rahmawati, S.Pd, M.Pd. selaku Waka Kurikulum SMA Negeri 1 Pabelan yang telah melayani dan memberikan kepercayaan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Pabelan.

  10. Bapak/Ibu Pembina Pramuka di SMA Negeri 1 Pabelan yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam pengumpulan data.

  11. Anggota Pramuka di SMA Negeri 1 Pabelan yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi objek penelitian.

  12. Ibuku tercinta Ibu Siti Munawaroh yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk penulis

  

ABSTRAK

  Agustian, Hanif Nurcahya. 2018. Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMAN 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta,M.Pd.

  Kata Kunci: Pengembangan Karakter Religius, Ekstrakurikuler Pramuka.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui dalam mengembangkan budaya religius melalui orientasi kegiatan pramuka pada peserta didik agar dapat mempersiapkan generasi yang berkualitas keimanannya. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka Pada Peserta didik SMA Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019. (2) Untuk mengetahui metode dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka Pada Peserta didik SMA Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019. (3) Untuk mengetahui kendala dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka Pada Peserta didik SMA Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019.

  Bentuk penelitian yang berjudul “Pengembangan Karakter Religius

  Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Pada Peserta didik SMA Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019 ” adalah jenis penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, teknik pengambilan data melalui observasi, instrumen wawancara, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian dapat diketahui bahwa, (1) Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMAN 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2018/2019, dapat diterapkan pada orientasi kepramukaan di lingkungan sekolah, masyarakat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan karakter religius dapat diaplikasikan melalui kegiatan membiasakan dalam ketaatan beribadah, membiaskan dzikir, mengucapkan kalim at tayyibah, membiasakn berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan, menjunjung tinggi rasa toleransi, kepedulian, kedisiplinan. (2) Metode pengembangan karakter religius yakni belajar sambil melakukan (learning by doing), Sistem beregu, kegiatan yang menarik dan menantang di alam terbuka yang mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda, Kegiatan di alam terbuka, kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan, Sistem tanda kecakapan, Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri, Kiasan dasar, Sistem among. (3) Kendala dalam pengembangan karakter religius adalah Keadaan siswa yang kurang siap dalam mengatur waktu, orang tua yang kurang mendukung, dan pengaruh orang lain atau teman.

  DAFTAR ISI

  LEMBAR BERLOGO...................................................................................i HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................xi DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 7 E. Penegasan Istilah ......................................................................... 7 F. Kajian Terdahulu

  13 ………………………………………..............

  G. Sistematika Penulisan ................................................................. 14

  BAB II KAJIAN TEORI A. Pengembangan Karakter Religius........................................ 16 1. Pengertian Pendidikan Karakter ………........................ 16

  2. Fungsi Pendidikan Karakter .......................................... 17 3.

  Pengertian Religius……….......…...………………….... 17

  B. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka.......…..………………... 22

  1. Pengertian Pendidikan Kepramukaan ………...……....... 22

  2. Fungsi Pendidikan Kepramukaan ……..…..….............. 24 3.

  Prinsip Pendidikan Kepramukaan….………...……….... 24 4.

  26 Metode Pendidikan Kepramukaan…...…………………

  5. Kode Kehormatan …………...………………………… 30

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………….…………….. 37

  B. Lokasi d an Waktu Penelitian ……………………………… 38

  C. Sumber Data

  1. Data Primer ................................................................... 38 2.

  39 Data Sekunder …………………..……………….……..

  D. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………. 39 E.

  42 Analisis Data ……………………………………………….

  F. Penge cekan Keabsahan Data ………………………………. 43 G. Tahap-

  Tahap Penelitian ……………………………………. 44

  BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan Data......................................................................... 46

  1. Sejarah SMA Negeri 1 Pabelan…................................. 46 2. Hasil Penelitian.............

  57 …….……....…........................ Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan a.

  Ektrakurikuler Pramuka …………………………….. 58

  b. Metode Dalam Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka

  67 …..…….

  c. Kendala Dalam Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka

  ……….... 71

  B. Analisis Data ………………………………………………. 75

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………..……..………….……………….. 83 B. Saran ………………………………...……………………... 85 DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 87 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 4.1. Kondisi Guru menurut Golongan dan Ijazah .................................................. 49Tabel 4.2 Daftar Menurut Pembagian Tugas Mengajar ................................................... 50Tabel 4.3 Daftar Kondisi Karyawan ............................................................................... 50Tabel 4.4 Daftar Data Peserta didik ( 5 Tahun terakhir)

  ………………………………...... 51

Tabel 4.5 Data Angka mengulang peserta didik ( 5 tahun terakhir ) ............................... 51Tabel 4.6 Data Keadaan Peserta didik ( 5 Tahun ) .......................................................... 51Tabel 4.7 Jumlah Peserta didik ....................................................................................... 52Tabel 4.8 Sarana dan prasarana ...................................................................................... 52Tabel 4.9 Prestasi Peserta didik bidang akademik........................................................... 54Tabel 4.10 Prestasi Peserta didik Bidang Non Akademis ................................................ 55Tabel 4.11 Prestasi Sekolah d alam Lomba ………………………….………………….... 57

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter religius di Indonesia belakangan ini semakin diharapkan sebagai salah satu wadah pembinaan watak untuk anak bangsa. Nampaknya, gerakan pendidikan karakter yang marak sekarang ini tidak

  lepas dari keprihatinan semua komponen bangsa ini yang menilai bahwa karakter bangsa ini semakin memudar. Sistem pendidikan dilihat seakan- akan tak mampu menjadi alat untuk mencetak anak bangsa Indonesia yang cerdas baik secara spiritual, sosial, maupun intelektual. Pendidikan yang diperbaiki. Mulai dari melahirkan pribadi-pribadi unggul, yang jujur, bertanggung jawab, berakhlak mulia serta humanis.

  Indonesia merupakan negara yang terus-menerus berupaya menyempurnakan sistem pendidikannya, selalu memperbaharui berbagai kebijakan dan perundang-undangan sistem pendidikan nasionalnya. Yang dimana hal itu dapat dilakukan agar pendidikan di Indonesia mampu menjadi agen dalam perubahan kemajuan dan negara tetap berlandaskan pada prinsip antara aspek jasmani dan rohani, aspek spiritual bahkan untuk mencapai kesejahteraan sebagaimana penjelasan dari jurnal karya Wahyudhiana (2018: 1) sebagai berikut:

  ``Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan harga bangsa, sehingga semua negara di dunia sangat giat dalam mengembangkan sistem pendidikan untuk memenuhi lebih banyak kompleksitas kehidupan. Dengan demikian, mengembangkan sistem pendidikan dalam kompleksitas yakni harapannya dapat bersifat menyeluruh. Seperti halnya adanya pengembangan karakter religius melalui kegiatan orientasi pramuka juga mampu menghasilkan nilai budaya religius yang kompleksitas kepada peserta didik.

  Dalam suatu perubahan untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional di Indonesia, perlu adanya isi wadah dalam pendidikan yakni pendidikan karakter. Selain itu, pembinaan akhlak mulia terhadap peserta didik sangsat diutamakan dalam hal ini adalah seluruh warga negara yang mengikuti proses pendidikan.

  Lembaga Pendidikan memerlukan adanya pengembangan karakter, terutama pembentukan moral peserta didik yang harus ditopang melalui pendidikan karakter religius. Jika dipandang beberapa pihak lembaga sekolah yang memerlukan sistem pengembangan karakter religius tersebut, memang patut untuk menjadi perhatian dan sebagai sarana dalam perubahan moral peserta didik. Dengan demikian, sarana tersebut menjadi penopang untuk peserta didik yang membutuhkan pembentukan moral yang paling utama dengan melalui pendekatan karakter religius. Menurut Eti hikmawati (2015: 68) :

  “Kualitas pembelajaran operasional dapat diartikan sebagai intensitas hubungan sistemik dan sinergis antara guru, siswa,kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil pembelajaran yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler”.

  Dengan demikian, dalam upaya untuk mencapai suatu kualitas yang baik sistem pendidikan harus saling terhubung antara beberapa elemen. Salah satunya dalam kurikuler yang tidak terlepas dari guru, pembina, dan peserta didik. Dalam hal ini pemerintah berusaha menjawab tantangan yang sedang di alami oleh bangsa ini dengan mengeluaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  . Pendidikan Nasional bertujuan: “Untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003

  Pasal 3). Pendidikan karakter religius sebagai pembentukan akhlak yang mencakup iman dan takwa. Oleh karena itu, nilai religus memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat, menyadari pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui pendidikan dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

  Dengan demikian lingkungan sekolah memiliki ekstrakurikuler yang merupakan salah satu perangkat operasional (supplement dan

  

complements) dalam kurikulum sekolah. Banyak ragam kegiatan

  ekstrakurikuler yang dapat diselenggarakan oleh sekolah, baik wajib atau pilihan. Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ekstra wajib pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

  Dalam arti ekstrakurikuler harus diikuti oleh semua peserta didik.

  Tujuan dari Gerakan Pramuka adalah membentuk setiap angggota pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Tujuan dari Gerakan Pramuka sejalan dengan fokus pendidikan karakter yang menjadi program utama Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, disebutkan Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang mempersiapkan anggotanya untuk mempunyai karakter bangsa sesuai dengan dasa darma dan tri satya.

  Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua dari lingkungan keluarga yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter.

  Upaya lembaga dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang memiliki karakter religius, yakni memberikan wadah non formal untuk peserta didik agar dapat berproses, berlatih mandiri, disiplin dan mengedepankan akhlak moral yang baik. Salah satu kegiatan non formal yang ada di SMA Negeri

  1 Pabelan yaitu, kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai wadah dalam pembentukan karakter religius. Di sebabkan, lingkungan sekolah yang memiliki peserta didik dengan latar belakang mulai dari kondisi keluarga, ekonomi bahkan kondisi rohani yang lemah. Hal tersebut mengakibatkan efek yang buruk bagi peserta didik seperti, perkelahian, kenal dengan minuman keras, melakukan seks bebas, meninggalkan kelas tanpa ijin, merokok di kantin, dan meninggalkan kewajiban dalam beribadah. menanggulangi peserta didik yang kurang adanya kontrol dari pihak keluarga. Dengan adanya pengembangan karakter religius melalui Ekstrakurikuler pramuka yang diwajibkan pada peserta didik kelas 1 dan 2, diharapkan sebagai sarana baik dalam berproses dan mampu mengontrol bahkan menumbuhkan karakter religius pada peserta didik. Untuk itu, dari dasar pemikiran di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan peneliti tuangkan dalam skripsi yang berjudul``Pengembangan

  

Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SMAN 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019``. B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMAN 1 Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019?

  2. Bagaimana metode dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMAN 1Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019?

  3. Apa kendala dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMAN 1Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019?

   Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMAN 1 Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019!

  2. Untuk mengetahui metode dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMAN 1 Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019!

  3. Untuk mengetahui kendala dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMAN 1 Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019!

  D. Kegunaan Penelitian

  1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk terus menumbuhkan karakter religius dalam mewujudkan budaya islam di sekolah.

  2. Bagi Guru PAI Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan semangat Guru PAI untuk saling membantu dengan pembina pramuka dalam menumbuhkan karakter religius bagi peserta didik.

  3. Bagi Peserta didik SMAN 1 Pabelan Negeri 1 Pabelan dalam menerapkan dan menumbuhkan budaya religius di sekolah serta pihak sekolah ikut andil membantu pengontrolan peserta didik dari pengaruh buruk.

  E. Penegasan Istilah

  1. Pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka Menurut Abdul Rahman Shaleh (2006:133) mengatakan bahwa salah satu pengembangan ciri khas agama (religius) adalah dengan menciptakan suasana aktivitas keagamaan dengan cara membiasakan diri, baik guru maupun peserta didiknya.

  Menurut Riandini (2015:82) dalam pengembangan karakter religius terdapat beberapa kegiatan pramuka penegak. Berikut ini kegiatan sebagai penunjang kualitas pramuka penegak:

  1) Pindah golongan 2) Pelantikan penegak, penegak bantara dan laksana 3) Gladian pimpinan sangga (DIAPINSA) 4) Raimuna (Raver Moot) 5) Perkemahan wirakarya (Community Development Camp) 6) Perkemahan Bhakti (sama dengan perkemahan wirakarya tetapi merupakan acara satuan karya)

  (JOTI).

  Jadi Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka mencakup beberapa indikator yaitu: 1) Kegiatan Pindah golongan artinya pengukuhan dari golongan pramuka penggalang ke golongan pramuka penegak sesuai kebutuhan dan umur golongan masing-masing yakni, golongan siaga 07-10, penggalang 11-15, dan penegak 16-20.

  2) Kegiatan pelantikan penegak bantara dan laksana yakni kegiatan pengukuhan yang berdasarkan adanya upaya peserta didik dalam meningkatkan kualitas diri dalam tingkatan pramuka penegak. Pengukuhan artinya peserta didik sudah melewati tahap uji SKU (Syarat Kecakapan Umum) baik

  Tingkatan Bantara atau tingkatan Laksana. Salah satu bentuk kualitas diri bagi peserta didik yakni mampu mengembangkan karakter religius bagi peserta didik, melalui penyelesaian SKU (Syarat Kecakapan Umum) Bantara yang terdapat beberapa poin dalam uji SKU, salah satunya pada poin nomor 1 yakni Agama Islam yang berisi: dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Islam, Mampu menjelaskan makna sholat berjamaah dan dapat mendirikan sholat sunah secara individu, mampu menjelaskan makna berpuasa,mengurus jenazah, zakat dan menghafal hadits dan cakupan tentang syariat Islam maupun dengan SKU Laksana dalam tingkatan pencapaian poin nomor 1 lebih tinggi dalam praktik yang bertujuan dapat mengembangkan karakter religius peserta didik. 3) Melalui kegiatan Gladian Pimpinan Sangga (DIANPINSA) merupakan kegiatan langkah awal bagi peserta didik agar mampu melatih diri untuk di bina melalui pendidikan kepramukaan sesuai metode dan prinsip gerakan pramuka dan salah satu langkah dalam meningkatkan ketakwaan, seperti melaksanakan sholat lima waktu.

  4) Melalui kegiatan pramuka yang bersifat umum dan ranah pendelegasian atau perwakilan dari gudep baik tingkat daerah maupun nasional mampu mengahantarkan peserta didik aktif, kreatif dan kritis terhadap perkembangan sekarang, sehingga menjadi pribadi yang memiliki sosial humanis tinggi dalam bergaul. Yakni mencakup kegiatan yang disebut: Raimuna (Rover Moot), Perkemahan Wirakarya (Communit Development Camp), Perkemahan Bhakti, dan kegiatan Jambore.

  2. Metode dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka a. Pembentukan karakter melalui guru

  Menurut Doni Koesoema A. (2009:134) guru sebagai merupakan praktis moral yang menyampaikan nilai khusus terhadap peserta didik. Perilaku dan sikapguru sehari-hari merupakan praktis moral yang menyampaikan nilai khusus terhadap peserta didik.

  b. Pembentukan karakter melalui pembina pramuka Dalam pelaksanaan membentuk karakter di antara menciptakan 10 dasadarma (pramuka) yang bisa membentuk karakter peserta didik :

  1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3) Patriot yang sopan dan kesatria 4) Patuh dan suka bermusyawarah

  5) Rela Menolong dan tabah 6) Rajin, terampil dan gembira 7) Hemat, cermat, dan bersahaja 8) Disiplin Berani dan setia 9) Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

  Jadi metode dalam Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka mencakup beberapa indikator yaitu:

  1) Pemberian nasihat kepada peserta didik melalui guru PAI dalam 2) Pihak sekolah dan pembina pramuka memberikan contoh kepada peserta didik tentang disiplin waktu beribadah kepada

  Allah SWT, dan ikut andil dalam setiap kegiatan, terutama dalam hal amal dan peduli sosial sebagai wujud nyata pramuka.

  3) Pembina pramuka mengemban dari sistem among yang menjadi contoh bagi peserta didik, khususnya dalam hal kebaikan yakni: di dalam jadwal kegiatan pramuka sudah dicantumkan waktu sholat, mengupayakan sholat berjamaah dengan anggota pramuka dan pemberian nasihat-nasihati tentang akhlak baik, dan Melatih anggota pramuka dalam action dimasyarakat, kususnya dalam berdakwah ke sesama umat.

  3. Kendala dalam pengembangan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka Pendidikan kepramukaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan yang berkesinambungan bagi kaum muda. Pada pelaksanaan pendidikan kepramukaan terdapat bidang pendidikan yakni, peningkatan mutu mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Dan selain itu, aspek dalam kegiatan pengembangan ada bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat. Dalam hal tersebut, terdapat kendala yang terhambatnya proses pengembangan adanya kurang pembinaan diri baik internal maupun lingungan luar sekolah.

  Jadi faktor yang menjadi kendala dalam Pengembangan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka mencakup beberapa indikator yaitu:

  1. Dalam kegiatan pindah golongan yakni dengan keadaan peserta didik yang belum bisa mengatur diri dan waktu, sehingga untuk menempuh poin dalam SKU terhambat dengan hal tersebut.

  2. Kurangnya pembinaan dari pembina menjadi hambatan bagi peserta didik dalam perkembangan pola mekanisme di dalam ranah pendidikan di pramuka.

  3. Dalam pengaturan jadwal program kerja pramuka penegak yang sudah dirancang, apabila tidak disesuaian dengan pihak lembaga dan keadaan peserta didik juga menjadi penghambat dalam pelaksanaan kegitan.

  4. Pengondisian terhadap peserta didik yang perlu diperhatikan dalam setiap kegiatan.

  5. Dalam kegiatan luar sekolah atau partisipasi kegiatan baik tingkat daearah maupun nasioanl, perlu ditingkatkan relasi antara pembina dengan pembina lain dan bahkan antar anggota pramuka yang lain. Hal itu bertujuan dengan tercapainya komunikasi dalam setiap kegiatan yang ada pada tiap tahun.

F. Kajian Terdahulu tentang tema yang bertujuan untuk menghindari duplikasi dalam penelitian.

  Dalam penelitian ini kajian pustaka bersumber dari jurnal, skripsi, buku teks, makalah dan terbitan resmi dari pemerintah.

  Penelitian oleh Romli yang berjudul ”Peran Kepramukaan Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswadi SMP Citra Nusantara”.

  Hasil dari skripsi ini terkandung bahwa kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat mengembangkan bakat kepemimpinan siswa.

  Penelitian oleh Fatikhatus Sakdiyah yang berjudul “Pendidikan Agama Islam pada Anak Sopir Angkot(Studi Kasus Sopir Angkot Trayek Bringin-Salatiga)Tahun 2017. Hasil dari skripsi ini terkandung bahwa Tidak semua orang tua yangberprofesi sopir angkot, tidak memperdulikan pendidikan agama Islam pada anak. Justru, kebanyakan mereka menginginkan anaknya menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berprestasi.

  Dalam penelitian oleh Syarif Anam Muhammad yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Peserta didik di Man Salatiga Tahun 2013”. Hasil dari skripsi ini terkandung dalam kegiatan ektrakurikuler peserta didik di Man Salatiga yang terdapat nilai-nilai pendidikan karakter.

  Dengan demikian dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Romli, Fatikhatus Sakdiyah dan Syarif terdapat persamaan dengan skripsi peneliti yakni sama dalam upaya pengembangan pada sikap peserta didik. itu terdapat perbedaan hasil Romli dengan peneliti yakni mengembangkan sikap kedisiplinan pada peserta didik. Hasil skripsi Fatikhatus Sakdiyah berbeda dengan hasil peneliti yakni dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada peserta didik. Sedangkan skripsi dari Syarif penanaman nilai pendidikan karakter terhadap peserta didik.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam memahami skripsi ini penulis perlu memberikan urutan penulisannya, adapun tata urutannya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah, kajian penelitian terdahulu dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II Landasan Teori berisi pendidikan kepramukaan dan karakter religius. Bab III Metode Penelitian berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

  Bab IV Paparan Data dan Analisis berisi paparan data, konsep dan peran Pendidikan Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Karakter Religius Melalui Ekstrakurikuler Pramuka Di SMA Negeri 1 Pabelan dan faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Karakter Religius Melalui Ekstrakurikuler Pramuka.

  Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengembangan Karakter Religius

  1. Pengembangan Karakter Pengembangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia

  Nomor 18 Tahun 2002 Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.

  Jadi, pengembangan karakter merupakan suatu proses yang dijalankan dengan tujuan dapat memberikan perubahan semua komponen kemampuan yang lebih baik kepada peserta didik. Untuk itu dalam pengembangan terdapat penekanan terhadap substansi, yaitu tentang pendidikan karakter dan fungsi pendidikan karakter.

  a. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Doni Kusuma adalah sebuah gaya, sifat, ciri, maupun karakteristik yang dimiliki seseorang yang berasal dari pembentukan atupun tempaan yang didapatkannya melalui lingkungan yang ada di sekitar. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap

  Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil (Wiyani, 2012:3)

  b. Fungsi Pendidikan Karakter Dalam Zuchdi sebagaimana dikutip oleh (Pemerintahan

  Republik Indonesia, 2010:5-7) menjelasakan tentang Fungsi kebijakan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: (1) pengembangan potensi dasar, agar: ``berhati baik, berfikir baik dan berperilaku baik``. (2) perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik. (3) penyaring budaya yang meliputi: keluarga, satuan pendidikan, pemerintahan, masyarakat sipil, masyarakat politik, dunia usaha dan industri,dan media masa. Ini menunjukkan bahwa elemen masyarakat diminta berpartisipasi dalam gerakan pembangunan bangsa. Dalam hal ini, satuan pendidiakan, terutama pendidikan formal sangat sentral posisi dan peranannya.

  2. Religius Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama, kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan). Nilai religius merupakan nilai krohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia (Sulisman dan Sudarsono, 1994: 198).

  Dimensi nilai-nilai religius di antaranya, dimensi kayakinan atau akidah dalam Islam menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Di dalam keislaman, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan mereka serta qadha’ dan qadar. tetapi juga penting dalam rangka untuk memantabkan etos kerja dan etos ilmiah bagi tenaga kependidikan di Sekolah, agar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik. Selain itu juga agar tertanam dalam jiwa tenaga kependidikan bahwa memberikan pendidikan dan pembelajaran pada peserta didik bukan semata-mata bekerja untuk mencari uang, tetapi merupakan bagian dari ibadah.

  Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran Q.S. Asy-Syam:8-10, manusia adalah makhluk dengan berbagai karakter. Dalam kerangka besar, manusia mempunyai dua kecenderungan karakter yang berlawanan, yaitu karakter baik dan buruk. Artinya : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (Q.S. Asy-Syam:8-10)( Departemen Agama RI, 2000: 476).

  Ayat di atas menunjuk kepada sesuatu yang dapat mengakibatkan kefasikannya dan ketakwaannya, lalu menjelaskan kepada manusia tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Sungguh berbahagialah orang yang menyucikan jiwanya dengan menaati-Nya.

  Ancok dan Suroso (1995:165) mengatakan bahwa dalam Islam, dimensi ini dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan atau perilaku yang baik sebagai amalan sholeh sebagai muslim, yaitu meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, berderma, mensejahterakan dan menumbuh kembangkan orang lain, menegaskan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak meminum minuman yang memabukkan, mematuhi norma-norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran Islam dan sebagainya. Dan dalam menjalankan keimanan harus sesuai dengan aqidah masing-masing, seperti yang diungkapkan Baidhawy, Zakiyuddin (2014: 291) :

  “Pendidikan Agama yang berjalan di Indonesia masih pada tahap belajar tentang agama sendiri. Siswa Muslim mempelajari hukum- hukum Islam dan belajar bahasa Arab, mahasiswa Kristen mempelajari ajaran keselamatan melalui Yesus, dan sebagainya”.

  Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pendidikan agama memiliki jalur tersendiri dalam pencapaiannya. Dan yang paling utama bagi bangsa Indonesia dapat menumbuhkan sikap toleransi dengan empat pilar bangsa yang merupakan nilai budaya dan budaya aqidah bangsa harus dijadikan landasan atau dasar ideal pendidikan karakter setelah nilai agama di atas, yakni: a. Pancasila

  b. Undang-Undang Dasar 1945

  c. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

  d. Bhinneka Tunggal Ika Menurut Wahyudhiana (2018: 1) pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan harga bangsa, sehingga semua negara di dunia sangat giat dalam mengembangkan sistem pendidikan untuk memenuhi lebih banyak kompleksitas kehidupan. Menurut Glock & Stark dalam Widiyanta, ada lima dimensi religiusitas, yaitu:

  a. Religious practice (the ritualisctic dimension) / Aspek Islam

  b. Religious belief (the ideological dimension) / Aspek Iman

  c. Religious knowledge (the intellectual dimension) / Aspek Ilmu

  d. Religious feeling (the experiental dimension) / Aspek Ikhsan

  e. Religious effect (the consequential dimension) / Aspek Amal

  Lima poin aspek dimensi di atas merupakan indikator inti dari karakter religius yang hendak peneliti jadikan sebagai fokus penelitian selain 10 Poin Dasa Dharma.

  Dengan demikian dapat disimpukan menurut pendapat Ari Widiyanta (2005, 78-84) dalam Glock dan Stark membedakan beberapa dimensi religiusitas yakni: a. Dimensi Iman

  Mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, malaikat, kitab-kitab, nabi, mukjizat, hari akhir dan adanya setan serta takdir baik dan buruk.

  Sejauh mana tingkat frekuensi, intensitas dan pelaksanaan ibadah seseorang. Dimensi ini mencakup pelaksanaan shalat, zakat, puasa dan haji.

  c. Dimensi Ihsan Mencakup pengalaman dan perasaan tentang kehadiran

  Tuhan dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut melanggar perintah Tuhan, keyakinan menerima balasan, perasaan dekat dengan Tuhan dan dorongan untuk melaksanakan perintah agama.

  d. Dimensi Ilmu Seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang agamanya, misalnya pengetahuan tentang tauhid, fiqh dan lain-lain.

  e. Dimensi Amal

  Meliputi bagaimana pengamalan keempat dimensi di atas yang ditunjukkan dalam perilaku seseorang. Dimensi ini menyangkut hubungan manusia dengan manusia dan dengan lingkungan alamnya.

  B. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka merupakan wadah dalam pembentukan dan pengembangan karakter, baik moral maupun akhlak baik dalam perilaku siswa. Dengan hal ini perlu adanya mengupas tentang, Pendidikan Karakter Kepramukaan, Fungsi Pendidikan Karakter, Prinsip Pendidikan Karakter, Sistem Among, Metode Dan Kode Kehormatan.

  Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum muda, suatu wadah di mana mereka bisa memperlihatkan kemampuan mereka sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan berbagai hal melalui kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan bisa menempatkan diri mereka di antara kaum muda lainnya, maupun di antara orang dewasa (Kusumanti, 2008: 13). Sedangkan menurut (Riandini, 2015:8) Kepramukaan juga didefinisikan sebagai:

  a. Suatu gerakan pendidikan

  b. Suatu proses pendidikan

  c. Aktivitas dinamis, bergerak maju sepanjang hayat d. Kegiatan yang bertujuan untuk membentuk komunikasi antara pembina dan peserta didik.

  Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam tebuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenankan, sehat, teratur dan terarah dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepamukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak kepribadian dan akhlak mulia (Riandini, 2015:11).

  Selama ini istilah Gerakan Pramuka, pendidikan kepramukaan, pengertian sebenarnya.

  a. Gearakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan.

  b. Pendidikan kepramukaan adalah nama kegiatan anggota Gerakan Pramuka.

  c. Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda yaitu, peserta didik siaga, Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa yaitu Pembina Pramuka, Pembantu pembina pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, pembina profesional, Pamong Saka, dan Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan, anggota Mabi dan staf karyawan kwartir

  (GERAKAN PRAMUKA KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH, 2011:25).

  2. Fungsi Pendidikan Kepramukaan

  a. Sebagai sebuah game (permainan) yang digunakan sebagai sarana pendidikan berupa kegiataan yang menarik, menyenangkan dan mengandung nilai-nilai pendidikan bagi kaum muda.

  b. Sebgai sebuah pengabdian, yaitu kegiatan yang membutuhkan tanggung jawab dan jiwa bagi orang dewasa dengan keihklasan demi pencapaian tujuan organisasi.

  c. Sebagai alat pencapaian tujuan, yaitu alat untuk membentuk sekolah dan keluarga. Sebagai alat untuk mencapai tujuan, maka kegiatan dalam kepramukaan harus diprogramkan, direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi (Riandini, 2015:9).

  3. Prinsip Pendidikan Kepramukaan

  a. Prinsip Dasar Keprumakaan adalah: 1) Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya 3) Peduli terhadap diri pribadi 4) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

  b. Prinsip Dasar Keprumakaan sebagai norma hidup sebagai anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para pembina, sehingga pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab peserta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

  c. Pada hakikatnya setiap anggota Gerakan Pramuka wajib menerima Prinsip Dasar Kepramukaan, dalam arti: 1) Menaati perintah tuhan yang maha Esa dan menjauhi larangan-

  Nya serta beribadah sesuai tatacara dari Agama yang 2) Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial, memperkokoh persatuan, serta, menerima

  Kebinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3) Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar bdapat menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesehjateraan hidup dan karenanya setiap anggota Gerakan Pramuka wajib peduli terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan kondisi yang lebih baik.

  4) Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan makhluk lain ciptaan tuhan, khususnya dengan sesama manusia.

  5) Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa depanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Riandini, 2015:12).

  Pada dasarnya Prinsip Dasar Kepramukaan tidak terlepas dari kode kehormatan, yang paling utama adalah iman dan taqwa kepada Tuhan. Karena termasuk salah satu cara menumbuhkan akhlak seseorang.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 120

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 150

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT SUNAN KALIJAGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 124

MODEL PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN TARBIYYATUL MUBALIGHIN DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 81

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEGIATAN DZIKIR FIDA` DI MUSHOLA NURUL HUDA DESA SRATEN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 173

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI RELIGIUSITAS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN ISLAM DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 88

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 2 173

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITOH PENDEM TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 129

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG HURUF DI KELOMPOK B TK ISLAM KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 130

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN MELALUI MEDIA TEKA-TEKI BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM ASSALAM DESA TLOGO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 149