Pengaruh lama dan suhu sterilisasi panas basah terhadap viskositas dan daya sebar sediaan emulgel anti-acne ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH LAMA DAN SUHU STERILISASI PANAS BASAH
TERHADAP VISKOSITAS DAN DAYA SEBAR
SEDIAAN EMULGEL ANTI-ACNE EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Rosiana Cahyono
NIM: 108114179


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH LAMA DAN SUHU STERILISASI PANAS BASAH
TERHADAP VISKOSITAS DAN DAYA SEBAR
SEDIAAN EMULGEL ANTI-ACNE EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Rosiana Cahyono
NIM: 108114179

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN


“The trouble is, you think you have time”
–Buddha“If you have the motivation,
I don’t think anything in this world is impossible.
First, you have to start moving.
If you move, something will start”
–Kaito Kid, Kamen Rider Diend-

“If I wish for it, fate will always be my ally”
-Tendou Souji, Kamen Rider Kabuto-

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk :
Papa, Mama, Mak
Ricardo Kenny Chandra, S.Farm
Bapak/Ibu dosen dan staff pengajar Fakultas Farmasi USD
Sahabat-sahabatku tersayang
Serta
Almamaterku

iv


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penyusunan skripsi yang berjudul
“PENGARUH LAMA DAN SUHU STERILISASI PANAS BASAH
TERHADAP VISKOSITAS DAN DAYA SEBAR SEDIAAN EMULGEL
ANTI-ACNE EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana
L.)” dapat dilaksanakan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan
banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Papa, Mama dan Mak tercinta yang selalu memberi doa, dukungan dan
semangat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
3. C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt., selaku Ketua Program Studi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, masukan, pengarahan serta motivasi dalam
penelitian dan penyusunan skripsi ini.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. sebagai dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan
skripsi.

6. Melania Perwitasari, M.Sc., Apt. sebagai dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan
skripsi.
7. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt., yang telah memberikan masukan
dan saran kepada penulis.
8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
9. Mas Agung, Pak Musrifin, Pak Mukminin, Mas Bimo dan seluruh laboran
serta Mas Darto yang telah membantu peneliti pada proses pelaksanaan
penelitian di laboratorium.
10. Kristin Yunita dan Vivian, teman seperjuangan yang saling memberi
dukungan serta motivasi dalam menyelesaikan penelitan dan penyusunan
skripsi.
11. Ricardo Kenny Chandra, S.Farm.,

atas dukungan, semangat, doa,

kesabaran dan masukan yang selalu diberikan kepada penulis selama
proses penelitian dan penyusunan skripsi.
12. Sahabatku Anggun, Stien, Neno, Nover, Kezia atas kebersamaanya selama

ini.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Teman-teman FST B 2010 atas kebersamaan, canda tawa, dan pengalaman
berharganya untuk penulis selama menjalani kuliah di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.


Penulis

Rosiana Cahyono

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………


ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………...

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………….. vi
PRAKATA ……………………………………………………………….... vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xv
INTISARI ……………………………………………………………….....

xvi

ABSTRACT ………………………………………………………………..

xvii

BAB I. PENGANTAR …………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1
1. Permasalahan ……………………………………...................

3

2. Keaslian Penelitian …………………………………………..

3

3. Manfaat Penelitian …………………………………………...

4

B. Tujuan Penelitian …………………………………………………..

4

1. Tujuan Umum ………………………………………………...

4

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Tujuan Khusus ………………………………………………... 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ……………………………………..

6

A. Jerawat ……………………………………………………………..

6

B. Manggis ……………………………………………………………

7

C. Emulgel ……………………………………………………………. 8
D. Bahan Formulasi …………………………………………………...

9

E. Sterilisasi …………………………………………………………... 13
F. Uji Sifat Fisis ………………………………………………………

14

G. Landasan Teori …………………………………………………….

15

H. Hipotesis …………………………………………………………...

16

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………..

17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………… 17
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……………………... 17
1. Variabel penelitian …………………………………………….. 17
2. Definisi operasional ……………………………………………

17

C. Alat Penelitian ……………………………………………………... 18
D. Bahan ………………………………………………………………

19

E. Tata Cara Penelitian ……………………………………………….. 19
1. Verifikasi ekstrak kulit manggis dan bakteri Staphylococcus
epidermidis……………………………………………………………. 19
2. Formula ………………………………………………………... 19
3. Pembuatan emulgel ……………………………………………. 20
4. Uji sterilitas ……………………………………………………. 22

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Evaluasi sediaan emulgel …………………………………….... 23
F. Analisis Hasil ……………………………………………………… 24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………….

25

A. Identifikasi dan Verifikasi Kulit Manggis ………………………...

25

B. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kulit Manggis ………………………. 26
C. Uji pH ……………………………………………………………...

32

D. Sterilisasi Emulgel Ekstrak Kulit Manggis ….…………………….. 32
E. Uji Sterilitas Emulgel Ekstrak Kulit Manggis ..……………………

34

F. Uji Sifat Fisis Emulgel Ekstrak Kulit Manggis ……………………

37

1. Pengamatan Warna Emulgel …………………………………... 38
2. Uji Viskositas dan Daya Sebar ………………………………...

39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………..

44

A. Kesimpulan ………………………………………………………...

44

B. Saran ……………………………………………………………….

44

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...

45

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 47
BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………..

xii

76

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel I.

Formula emulgel acuan ……………………………………...

20

Tabel II.

Formula emulgel yang telah dimodifikasi (100 g emulgel) …

20

Tabel III.

Variasi suhu dan lama sterilisasi pada metode sterilisasi
panas basah ………………………………………………….. 22

Tabel IV.

Hasil zona hambat orientasi konsentrasi ekstrak kulit buah
manggis ……………………………………………………...

Tabel V.

29

Klasifikasi aktivitasi antibakteri berdasarkan diameter zona
hambat ……………………………………………………….

29

Tabel VI.

Hasil uji sterilisasi emulgel ekstrak kulit manggis ………….. 37

Tabel VII.

Nilai viskositas emulgel anti-acne ekstrak kulit manggis …...

Tabel VIII.

Nilai daya sebar emulgel anti-acne ekstrak kulit manggis ….. 42

xiii

41

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.

Struktur alfa mangostin ……………………………………... 7

Gambar 2.

Hasil identifikasi KLT ekstrak kulit manggis………………..

26

Gambar 3.

Hasil uji pH emulgel ektrak kulit manggis ………………….

32

Gambar 4.

Hasil uji sterilisasi emulgel ekstrak kulit manggis ………….. 36

Gambar 5.

Sediaan emulgel sebelum proses sterilisasi …………………

Gambar 6.

Sediaan emulgel setelah mengalami proses sterilisasi ……… 39

xiv

38

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Certificate of analysis dry extract …………………………… 48

Lampiran 2.

Material safety data sheet mangosteen PE ………………… 49

Lampiran 3.

Hasil orientasi konsentrasi ekstrak kulit manggis pada
emulgel …………………………………………………… 51

Lampiran 4.

Penampakan emulgel anti-acne ekstrak kulit manggis
sebelum dan sesudah sterilisasi …………………………... 52

Lampiran 5.

Penampakan emulgel anti-acne ekstrak kulit manggis
yang dioles pada kulit …………………………………….

59

Lampiran 6.

Hasil uji sterilitas emulgel anti-acne ekstrak kulit manggis

60

Lampiran 7.

Hasil analisis statistik data viskositas dan daya sebar
emulgel anti-acne ekstrak kulit manggis menggunakan R .

xv

65

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Emulgel ekstrak kulit manggis merupakan suatu sediaan yang dapat
digunakan sebagai obat jerawat. Sediaan yang digunakan untuk mengobati jerawat
harus terjamin sterilitasnya karena jerawat dapat dikategorikan sebagai luka
terbuka. Proses sterilisasi yang yang melibatkan panas seperti proses sterilisasi
panas basah dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan emulgel dimana sifat fisik
sediaan dapat mempengaruhi penerimaan pasien terhadap sediaan tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh suhu dan lama
sterilisasi panas basah terhadap viskositas dan daya sebar emulgel ekstrak kulit
manggis.
Emulgel ekstrak kulit manggis disterlisasi dengan variasi suhu dan lama
sterilisasi tertentu dan selanjutnya diuji sterilitasnya. Nilai viskositas dan daya
sebar emulgel diukur 48 jam setelah proses pembuatan dan 48 jam setelah proses
sterilisasi. Data yang didapatkan dianalisis secara statistik menggunakan R 3.0.1
untuk melihat adanya pengaruh suhu dan lama sterilisasi panas basah terhadap
viskositas dan daya sebar emulgel ekstrak kulit manggis.
Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan nilai viskositas dan daya
sebar emulgel sebelum dan sesudah proses sterilisasi, namun pada saat sterilisasi
tidak terdapat pengaruh suhu dan lama sterilisasi terhadap viskositas dan daya
sebar emulgel ekstrak kulit manggis.
Kata kunci : Emulgel, ekstrak kulit manggis, sterilisasi, daya sebar, viskositas

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Emulgel with mangosteen pericarp extract is a preaparation which could
be used as anti acne. Anti-acne preparation should be sterlized to ensure their
sterility because ance could be categorized as an open wound. Sterilization
process which involve heat such as steam sterilization could affect physical
properties of emulgel. Physical properties could affect aceptibility to the patient.
The aim of this research was to examine the effect of temperature and duration of
steam sterilization on the viscosity and spreadability of emulgel.
Emulgel was sterlized with multiple sterilization temperature and duration
then followed by sterility test. The value of viscosity and spreadability of emulgel
measured 48 hours after preparation process and 48 hours after sterilization
process. The acquired data then statically analyzed with R 3.0.1 to examine the
effect of of temperature and duration of steam sterilization to viscosity and
spreadabilty of emulgel.
The result showed that there was a difference between the value of
viscosity and spreadability before and after sterilization process, but there is no
effect of temperature and duration during steam sterilization on the viscosity and
spreadability of emulgel with mangosteen pericarp extract.

Keywords : Emulgel, mangosteen pericarp extract, sterilization, spreadbility,
viscosity

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Wajah merupakan salah satu bagian tubuh yang penting dan membutuhkan
perlindungan agar selalu tetap bersih. Tidak hanya bagi kaum wanita, kebersihan
wajah bagi kamu pria juga penting adanya untuk menjaga penampilan. Salah satu
penyakit kulit yang kerap ditemui dan dapat mengganggu penampilan wajah
adalah jerawat. Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes telah
dikenal sebagai bakteri penyebab utama terbentuknya jerawat. Bakteri tersebut
memiliki kemampuan untuk mensintesis lipase. Lipase ini akan mendegradasi
sebum trigliserida menjadi asam lemak bebas, yang mana hal ini akan memicu
respon inflamasi (Sukatta, Rughtaworn, Pitpiangchan, Dilokkunanant, 2008).
Oleh karena itu dibutuhkan anti-acne yang berguna untuk mengatasi jerawat
sehingga penampilan wajah dapat selalu terjaga.
Buah manggis dikenal sebagai buah dengan kandungan yang memiliki
banyak manfaat. Buah yang sering dijuluki “Queen of Fruits” mengandung lebih
dari 40 jenis senyawa xanthone dan paling banyak ditemukan pada kulit manggis
(Subroto, 2008). Salah satu derivat xanthone yang paling banyak ditemukan pada
kulit manggis adalah alfa mangostin yang memiliki aktifitas antimikroba untuk
bakteri gram positif (Koh, Qiu, Zou, Lakshminarayanan, Li, Zhou, et al., 2012).
Alfa mangostin sebagai derivat xanthone yang berperan utama dalam
aktivitas antibakteri memiliki kelarutan yang rendah di air (Larson, Lorch,

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Pridgeon, Becnel, Clark, Lan, 2010). Oleh karena itu, ekstrak kulit manggis
diformulasikan dalam emulsi tipe m/a yang ditambahkan dengan gelling agent
sebagai peningkat stabilitas. Ketika sediaan emulsi dikombinasikan dengan gel
akan membentuk suatu sediaan baru yang disebut dengan emulgel. Sediaan
emulgel dapat meningkatkan acceptability pengguna karena memberikan sensasi
dingin dan tidak meninggalkan kesan greasy saat penggunaannya (Singla, Saini,
Joshi, Rana, 2012).
Jerawat dapat dikategorikan sebagai luka terbuka, oleh karena itu sediaan
yang digunakan untuk mengobati jerawat harus terjamin sterilitasnya (Benson and
Watkinson, 2012). Salah satu teknik sterilisasi yang sering digunakan yaitu
sterilisasi panas basah dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121o C selama 15
menit (Ansel, Popovich, 2009). Pada teknik sterilisasi terdapat suhu sterilisasi dan
lama sterilisasi yang menjadi faktor kritis, karena suhu dan lama sterilisasi dapat
mempengaruhi efektifitas dari alfa mangostin. Salah satu karakteristik alfa
mangostin yang terkait dengan faktor kritis pada teknik sterilisasi yaitu melting
point alfa mangostin antara 180-182o C (Ghazali et al., 2010). Tidak hanya itu,
suhu dan lama sterilisasi dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan yaitu viskositas
dan daya sebar sediaan. Sterilisasi dengan panas dapat mempengaruhi reologi dari
sediaan berpolimer seperti emulgel (Bindal, Narsimhan, Hem, Kulshreshtha,
2003).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

1. Permasalahan
Bagaimana pengaruh suhu dan lama sterilisasi metode panas basah
terhadap viskositas dan daya sebar emulgel ekstrak kulit buah manggis?
2.

Keaslian Penelitian
Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai “Pengaruh Lama
dan Suhu Sterilisasi Panas Basah terhadap Viskositas dan Daya Sebar Sediaan
Emulgel Antiacne Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)”
belum pernah dilakukan. Terdapat penelitian terkait mengenai ekstrak kulit
manggis sebagai anti acne yaitu Somantri (2012), “Formulasi sediaan gel
ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan uji aktivitas
terhadap bakteri penyebab jerawat”, pada penelitian tersebut dibuat tiga
formula dengan variasi bahan pembentuk gel (carbomer dan HPMC) dan
konsentrasi basis gel (carbomer dan HPMC). Kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah formula kedua dengan basis carbomer 1% memiliki zona
hambat luas terhadap Staphylococcus aureus yaitu 13 mm dan memiliki sifat
fisik yang paling baik.
Penelitian serupa lainnya yaitu oleh Sukatta et al., (2008),
“Development of Mangosteen Anti-Acne Gel” mengenai optimasi formula gel
anti-acne dengan ekstrak mangostin menggunakan desain faktorial. Hasil dari
penelitian tersebut adalah gel dengan konsentrasi carbopol ultrez 10 0,5 % dan
ekstrak kulit manggis 0,5 % memiliki zona hambat yang paling besar dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

menghambat bakteri penyebab jerawat. Zona hambat yang dihasilkan pada
Staphylococcus epidermidis adalah 10 mm.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoretis
Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi ilmiah
mengenai pengaruh suhu dan lama sterilisasi metode panas basah terhadap
viskositas dan daya sebar emulgel ekstrak kulit buah manggis.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam proses sterilasi emulgel ekstrak kulit buah manggis.
c. Manfaat metodologis
Diharapkan pada penelitian ini didapatkan hasil sediaan emulgel
ekstrak kulit manggis yang steril, dapat memenuhi persyaratan viskositas
dan daya sebar yang dapat diterima oleh konsumen.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama
sterilisasi metode panas basah terhadap viskositas dan daya sebar emulgel
ekstrak kulit buah manggis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh suhu
dan lama sterilisasi metode panas basah terhadap viskositas dan daya sebar
emulgel ekstrak kulit buah manggis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Jerawat
Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan
produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan
saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Peradangan pada kulit terjadi jika
kelenjar minyak memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga
terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak (Harmanto, 2006)
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis telah dikenal
sebagai bakteri penyebab utama tumbuhnya jerawat. Tidak hanya kedua bakteri
tersebut, Staphylococcus aureus juga memiliki kemampuan untuk mensintesis
lipase yang mendegradasi sebum trigliserida menjadi asam lemak bebas dimana
kondisi tersebut akan memicu respon inflamasi (Sukatta et al., 2008).
Staphylococcus epidermidis adalah bakteri aerob dan bersifat gram
positif dan umumnya berada pada kulit. Sedangkan propionibacterium acnes
adalah bakteri anaerob yang bersifat gram positif. Bakteri ini berada pada kelenjar
sebaseus pada kulit dan memproduksi asam lemak bebas diantara kelenjar
sebaseus yang mana dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada dinding follicular
dan menginduksi terjadinya inflamasi yang mengarah pada infeksi kutan
(Schaechter, 2009).

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

B. Manggis
Buah manggis mengandung senyawa aktif seperti vitamin, katekin
(antioksidan) dan polisakarida. Selain itu, buah manggis juga mengandung
xanthone yang telah terbukti secara ilmiah memiliki beragam manfaat. Khasiat
xanthone antara lain sebagai anti-aging, antioksidan, cardio-protective, mencegah
osteoporosis, antijamur, antivirus dan anti bakteri. Dalam buah manggis terdapat
40 xanthone yang beberapa diantaranya adalah alfa mangostin, gamma mangostin,
beta mangostin dan garcinone E. Senyawa aktif xanthone dapat ditemukan di
seluruh bagian buah manggis dimana kandungan tertinggi berada dalam kulitnya
(pericarp) (Subroto, 2008).
Alfa mangostin memiliki warna kuning dengan melting point 180-182o C
(Ghazali et al., 2010). Alfa mangostin merupakan salah satu komponen utama
pada xanthone. Pada beberapa penelitian ditunjukkan bahwa alfa mangostin
memiliki aktivitas anti bakteri paling besar dibandingkan dengan beta mangostin,
garcinone, mangostanol dan gartinin (Kaomongkolgit, Jamdee, Chaisomboon,
2009).

Gambar 1. Struktur alfa mangostin

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Menurut Potihirat, Chomnawang, Gritsanapan (2008), ekstrak etanol kulit
manggis dengan kadar alfa mangostin sebesar 18,03% b/b memiliki KHM dan
KBM sebesar 7,81 µg/ml dan 62,50 µg/ml untuk S. epidermidis. Sedangkan KHM
dan KBM untuk P. acnes adalah 7,81 µg/ml dan 15,63 µg/ml.

C. Emulgel
Sediaan emulsi dapat berupa campuran air dan minyak dengan sistem
minyak dalam air maupun air dalam minyak. Emulsi dengan sistem minyak dalam
air digunakan untuk menjebak obat yang bersifat lipofil, dimana obat yang
bersifat hidrofil akan terjebak dalam emulsi sistem air dalam minyak. (Singla et
al., 2012). Gel merupakan sediaan yang terbentuk dari cairan yang tidak dapat
bergerak karena adanya tegangan permukaan antara cairan tersebut dengan
jaringan yang terbentuk oleh gelling agent. Gel memiliki kelebihan dapat
melepaskan obat lebih cepat daripada salep dan krim, tidak lengket, mudah dicuci,
larut dalam air, akan tetapi gel tidak dapat bercampur dengan obat yang bersifat
hidrofob (Chirag, Tyagi, Gupta, Sharma, Prajapati, Potdar, 2013).
Keterbatasan sediaan gel dapat diatasi dengan menggabungkan sediaan gel
dengan emulsi. Dengan menggabungkan sediaan emulsi dan gel maka terbentuk
sediaan emulgel yang memiliki kelebihan-kelebihan antara lain, dapat bercampur
dengan obat yang bersifat hidrofob, memiliki stabilitas yang lebih baik
dibandingkan dengan serbuk, krim dan salep, tidak lengket, mudah dibersihkan
dan mudah diaplikasikan (Chirag et al., 2013).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

D. Bahan Formulasi
1. Emulsifying agent
Emulsifying agent merupakan surfaktan yang dapat mengurangi
tegangan permukaan antara minyak dan air, sehingga energi permukaan dapat
berkurang melalui pembentukan droplet. Setiap surfaktan memiliki nilai HLB
yang berbeda-beda. Surfaktan dengan nilai HLB tinggi digunakan untuk
meningkatkan kelarutan minyak pada medium air. Bagian lipofil dari
surfaktan akan menjebak minyak ke dalam bagian lipofil dari misel.
Sedangkan bagian hidrofil dari surfaktan akan mengelilingi droplet minyak
(Allen,2002).
Surfaktan

yang dikombinasikan

dengan

surfaktan

lain

dapat

menghasilkan emulsi yang lebih stabil daripada emulsi dengan surfaktan
tunggal. Kombinasi surfaktan membutuhkan rasio dan proporsi yang tepat
sehingga didapatkan nilai HLB yang sesuai (Allen, 2002).
a. Polyoxyethylene Sorbitan Fatty Acid Ester (Tween 20)
Tween 20 merupakan surfaktan non ionik yang banyak digunakan
sebagai emulsifying agent pada preparasi emulsi minyak dalam air. Tween
20 yang dikombinasikan dengan emulsifying agent lain digunakan pada
konsentrasi antara 1-10%. Tween 20 memiliki bau yang khas dan pada
suhu 25o C memiliki warna kuning. Nilai HLB dari tween 20 adalah 16,7
(Rowe, Sheskey, Quinn, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

b. Sorbitan Esters (Span 20)
Tween 20 merupakan surfaktan non ionik yang umumnya
digunakan sebagai emulsifying agent pada preparasi krim, emulsi dan
salep untuk sediaan topikal. Span biasanya dikombinasikan dengan tween
menggunakan perbandingan tertentu untuk menghasilkan emulsi air dalam
minyak atau minyak dalam air. Konsentrasi span yang digunakan sebagai
emulsifying agent pada emulsi minyak dalam air ketika dikombinasikan
dengan emulsifying agent lain yaitu 1-10%. Nilai HLB dari Span 20 adalah
4,7 (Rowe et al., 2009).
2. Gelling agent
Karbopol merupakan polimer sintetis dari asam akrilat yang mana
membentuk crosslinked dengan alil sukrosa atau alil eter dari pentaeritritol.
Karbopol mengandung antara 52% dan 68% gugus asam karboksilat (COOH).
Karbopol memiliki fungsi antara lain sebagai emulsifying agent, gelling agent
dan stabilizing agent. Konsentrasi karbopol yang digunakan sebagai gelling
agent pada sediaan yaitu antara 0,5-2%. Karbopol akan mengalami
dekomposisi ketika dipanaskan pada suhu 260o C selama 30 menit. Gel dapat
disterilisasi menggunakan autoklaf dengan sedikit perubahan pada viskositas
atau pH (Rowe et al., 2009).
Penambahan air pada karbopol menyebabkan polimer membesar pada
media air dan membentuk jaringan gel. Dengan adanya penambahan amin
organik sebagai agen netralisasi memungkinkan karbopol menjadi lebih kental
(viscous) (Islam, Hornedo, Ciotti, Ackermann, 2004).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

3. Triethanolamin
Triethanolamin merupakan alkalizing agent yang dapat digunakan
sebagai pembentuk karbopol. Karbopol menjadi akan lebih kental ketika
dinetralisasi pada ph 6-11. Karbopol dapat dinetralisasi menggunakan amin
organik seperti triethanolamin (Rowe et al., 2009).
4. Parafin Cair
Parafin cair atau bisa disebut dengan mineral oil digunakan sebagai
fase minyak. Pada emulsi minyak dalam air digunakan sebagai emollient
sedangkan pada formulasi kapsul dan tablet digunakan sebagai lubrikan.
Konsentrasi parafin cair yang dipakai pada sediaan emulsi topikal antara 132%. Parafin cair dapat disterilisasi dengan metode panas kering (Rowe et al.,
2009).
5. Propilen Glikol
Propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan pada sediaan
topikal dengan konsentrasi yang digunakan yaitu kurang lebih 15%. Fungsi
lain dari propilen glikol yaitu disinfektan, pengawet dan solvent. Pada sediaan
topikal, propilen glikol dapat dikategorikan sebagai iritan rendah. Propilen
glikol yang berbentuk larutan dapat disterilisasi menggunakan autoklaf (Rowe
et al., 2009).
6. Pengawet
Metil paraben digunakan sebagai pengawet antimikroba pada sediaan
topikal dengan konsentrasi antara 0,02-0,3%. Aktivitas antimikroba pada metil
paraben dapat bekerja pada pH 4-8. Larutan metil paraben pada pH 3-6 dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 120oC selama 20 menit tanpa
mengalami dekomposisi (Rowe et al., 2009).
Propil paraben digunakan secara luas sebagai antimikroba pada
kosmetik, makanan dan formulasi farmasetika. Konsentrasi yang digunakan
paraben pada sediaan topikal yaitu antara 0,01-0,6%. Aktivitas propil paraben
dapat meningkat dengan penggunaan kombinasi dengan pengawet lain seperti
metil paraben. Penggunaan campuran paraben sering digunakan pada
formulasi topikal dan oral. Larutan propil paraben pada pH 3-6 dapat
disterilisasi menggunakan autoklaf tanpa mengalami dekomposisi (Rowe et
al., 2009).
7. Alkohol
Alkohol digunakan secara luas pada formulasi farmasetika dan
kosmetik. Alkohol umumnya digunakan sebagai pelarut, selain itu dapat juga
digunakan sebagai desinfektan dan pengawet antimikroba. Konsentrasi
alkohol yang digunakan sebagai pelarut pada sediaan topikal yaitu antara 6090%. Larutan alkohol dapat disterilisasi menggunakan autoklaf atau
menggunkan metode filtrasi (Rowe et al., 2009).
8. Aquadest
Aquadest memiliki sifat berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa. Aquadest atau air suling dibuat dengan
proses penyulingan. Penyimpannya pada wadah yang tertutup baik (Dirjen
POM, 1979).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

E. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan pendestruksian seluruh organisme hidup termasuk
spora. Pemilihan metode sterilisasi sediaan farmasetika didasarkan pada bahan
sediaan dan preparasinya. Terlepas dari metode yang digunakan, sediaan
farmasetika harus lulus uji sterilitas untuk membuktikan efektifitas dari sediaan
tersebut. Terdapat lima metode sterilisasi yang digunakan untuk produk
farmasetika yaitu sterilisasi panas basah, sterilisasi panas kering, filtrasi, sterilisasi
gas dan sterilisasi radiasi (Ansel et al., 2009).
Sterilisasi panas basah dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf.
Banyak produk farmasetika tidak tahan panas sehingga tidak dapat disterilisasi
menggunakan metode panas kering yang biasanya membutuhkan suhu sekitar
170o C. Ketika pemanasan dilakukan di bawah kondisi atmosfer, suhu yang
dicapai tidak dapat lebih dari 100o C, sehingga peningkatan tekanan dibutuhkan
untuk dapat mencapai suhu lebih dari 100o C. Tekanan hanya dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu sistem namun tidak membantu mempengaruhi proses
pembunuhan

mikroorganisme,

yang

mempengaruhi

proses

pembunuhan

mikroorganisme adalah suhu. Pada umumnya sterilisasi panas basah dilakukan
pada suhu 121o C (Ansel et al., 2009).
Sediaan topikal semisolid yang bertujuan untuk mengobati luka terbuka
atau luka bakar, produk sekali pakai, harus berbentuk sediaan steril. Metode
sterilisasi yang digunakan tergantung pada jenis sediaan, komposisi bahan dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

jenis wadah. Uji sterilitas perlu dilakukan pada wadah untuk menguji kerapatan
wadah dalam melindungi sediaan steril (Benson et al., 2012).
Penambahan polimer pada sediaan steril digunakan untuk meningkatkan
viskositas dan stabilitasnya. Sediaan steril baik semisolid maupun cairan dengan
viskositas tinggi tidak dapat disterilisasi secara filtrasi, melainkan menggunakan
metode sterilisasi panas. Namun, sterilisasi dengan panas dapat mempengaruhi
reologi dari sediaan berpolimer. Adanya pemanasan dapat menurunkan viskositas
dari sediaan (Bindal et al., 2003).

F. Uji sifat fisis
Viskositas adalah suatu pernyataan pertahanan dari suatu cairan untuk
mengalir,

semakin

tinggi

viskositas

akan

semakin

besar

tahanannya.

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi menjadi dua
yaitu, sistem Newton dan sistem non-Newton. Tipe alir plastis, pseudoplastis, dan
dilatan termasuk dalam sitem non-Newton (Martin, Swarbick dan Cammarata,
1983).
Daya sebar adalah kemampuan dari suatu sediaan untuk menyebar di
tempat aplikasi. Besarnya daya sebar bergantung pada viskositas sediaan. Dengan
meningkatnya viskositas sediaan maka waktu retensi sediaan pada tempat aplikasi
juga meningkat, namun kemampuan menyebar sediaan tersebut akan menurun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya sebar yaitu viskositas sediaan, lama
tekanan dan temperatur tempat aksi (Garg, Aggarwagal, Garg dan Singla, 2002).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Salah satu uji yang digunakan untuk menguji daya sebar adalah parallelplate method. Parallel-plate method merupakan metode yang paling banyak
digunakan untuk mengukur daya sebar suatu sediaan semisolid. Kelebihan metode
ini adalah sederhana. Namun metode ini memiliki kekurangan yaitu kurang presisi
dan pembacaan data yang subyektif (Garg et al., 2002).

G. Landasan Teori
Manggis mengandung xanthone yang telah terbukti secara ilmiah memiliki
beragam manfaat. Salah satu khasiat xanthone adalah sebagai anti bakteri dan alfa
mangostin merupakan salah satu komponen utama pada xanthone yang memiliki
aktivitas anti bakteri paling besar. Berdasarkan khasiatnya sebagai anti bakteri,
ekstrak kulit manggis dapat diformulasikan sebagai sediaan anti jerawat yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Alfa
mangostin memiliki kelarutan yang rendah di air sehingga cocok dibuat dalam
bentuk sediaan emulgel dengan tipe emulsi o/w, selain itu adanya gelling agent
dapat meningkatkan stabilitas sediaan.
Emulgel merupakan sediaan topikal gabungan dari dua sistem yaitu sistem
emulsi di dalam sistem gel. Sistem emulsi ini menggunakan emulsifying agent
tween 20 dan span 20 dimana merupakan surfaktan non ionik dan menggunakan
Karbopol 940 sebagai gelling agent. Kelebihan emulgel antara lain, dapat
bercampur dengan obat yang bersifat hidrofob, mudah dibersihkan, mudah
diaplikasikan dan lebih stabil dibandingkan serbuk, krim dan salep.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Sediaan topikal semisolid yang ditujukkan untuk mengobati luka terbuka
atau luka bakar harus berbentuk sediaan steril. Salah satu metode yang digunakan
untuk sterilisasi adalah metode panas basah dengan mengggunakan autoklaf.
Sterilisasi dengan panas dapat mempengaruhi reologi dari sediaan berpolimer
yang ditandai dengan penurunan viskositas sediaan tersebut.

H. Hipotesis
Suhu dan lama sterilisasi metode panas basah berpengaruh terhadap
viskositas dan daya sebar emulgel ekstrak kulit buah manggis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental murni
karena adanya perlakuan khusus pada setiap subyek uji (emulgel ekstrak kulit
manggis) dengan rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah suhu dan lama
proses sterilisasi menggunakan autoklaf.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah
viskositas dan daya sebar emulgel ekstrak kulit manggis.
c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada penelitian
ini adalah keaseptisan kerja, formula sediaan, jenis dan ukuran mixer, suhu
pencampuran.
d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali pada
penelitian ini adalah suhu ruangan pada saat proses pembuatan emulgel.
2. Definisi operasional
a. Ekstrak kulit manggis adalah ekstrak yang dibuat dari kulit manggis
dimana terdapat kandungan alfa mangostin diatas 25%.

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

b. Emulgel ekstrak kulit manggis

adalah sediaan topikal semisolid hasil

emulsifikasi Tween 20 dan Span 20 sebagai emulsifying agent dan
karbopol 940 sebagai gelling agent dengan penambahan ekstrak kulit
manggis 3% pada 100 gram sediaan untuk mengobati jerawat yang dibuat
sesuai dengan prosedur pada penelitian ini.
c. Steril merupakan kondisi bebas dari bakteri.
d. Sterilisasi adalah usaha penghilangan jasad renik dari suatu benda atau
bahan tertentu.
e. Sterilisasi panas basah merupakan salah satu

metode sterilisasi yang

menggunakan uap air panas, dengan menggunakan autoklaf.
f. Lama sterilisasi merupakan durasi dilakukannya sterilisasi sediaan dalam
suhu dan tekanan yang tetap.
g. Suhu sterilisasi merupakan suhu yang digunakan selama sterilisasi sediaan
dilakukan.
h. Viskositas adalah tahanan emulgel untuk mengalir.
i. Daya sebar adalah kemampuan emulgel untuk menyebar pada permukaan
tertentu setelah pemberian tekanan.

C. Alat Penelitian
Alat-alat gelas (beaker glass, kaca pengaduk, erlenmeyer), mortir, neraca
digital, waterbath, pipet ukur, cawan petri, tabung reaksi, mixer merk Philip
modifikasi (Elecsa,USD), viscotester seri VT 04 (RION-JAPAN), stopwatch, alat
pengukur daya sebar, mistar, jarum ose, autoklaf, inkubator, hot plate, stirrer.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

D. Bahan
Ekstrak kering kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Borobudur,
Karbopol 940 sebagai gelling agent, paraffin cair, Tween 20 dan Span 20 (kualitas
farmasetis) sebagai emulsifying agent, propilen glikol, metil paraben, propil
paraben, aquadest, media nutrient agar (NA) (Oxoid), R 3.0.1.

E. Tata Cara Penelitian
1. Verifikasi ekstrak kulit manggis dan bakteri Staphylococcus epidermidis
a. Identifikasi bahan
Ekstrak kulit manggis yang diperoleh dari PT. Borobudur telah
diuji identitasnya dan dibuktikan dengan Certficate of Analysis.
b. Verifikasi alfa mangostin
Pemeriksaan kandungan alfa mangostin pada ekstrak kulit
manggis dilakukan secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Ekstrak kulit
manggis yang telah dilarutkan pada etil asetat dan standar alfa mangostin
sebagai pembanding ditotolkan pada fase diam silica gel 60F254. Fase
gerak yang digunakan campuran kloroform : etil asetat : methanol (28 : 3,5
: 1,75) (Yuliani, 2013).

Setelah elusi selesai, hasil elusi dicek pada

panjang gelombang 254nm.
2. Formula
Formula yang digunakan untuk pembuatan emulgel antiacne ekstrak
kulit manggis mengacu pada Optimation of Chlorphensin Emulgel
Formulation (Magdy, 2004) dengan formula sebagai berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Tabel I. Formula emulgel acuan
Bahan Emulgel
Chlorphenesin
Karbopol 940
Liquid parafin
Tween 20
Span 20
Propylene glycol
Etanol
Metyl paraben
Propyl paraben
Purified water to

Satuan (g)
0,5
1
5
0,6
0,9
5
2,5
0,03
0,01
100

Dilakukan modifikasi dengan mengganti zat aktif dan beberapa
eksipiennya. Formula hasil modifikasi adalah sebagai berikut :
Tabel II. Formula emulgel yang telah dimodifikasi (100 g emulgel)
Bahan Emulgel
Ekstrak kulit manggis
Paraffin cair
Karbopol 940
Tween 20
Span 20
Propilen glikol
Metil paraben
Propil paraben
Etanol 70%
TEA
Aquadest

Satuan (g)
3
5
1
1
1,5
5
0,03
0,01
7,5
1,5
74,5

3. Pembuatan emulgel
a. Pembuatan dispersi Karbopol 940
Karbopol didispersikan sedikit demi sedikit dalam 60 mL
aquadest dan didiamkan selama 24 jam.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

b. Pencampuran ekstrak kulit manggis dengan etanol
Ekstrak yang telah ditimbang kemudian dilarutkan dalam etanol
70% sebanyak 7,5 gram.
c. Pembuatan emulgel
Fase minyak dibuat dengan mencampur paraffin cair, span 20 dan
ekstrak kulit buah manggis yang telah dilarutkan dalam etanol. Fase air
dibuat dengan melarutkan propil paraben dan metil paraben ke dalam
propilen glikol. Setelah larut, selanjutnya ditambahkan tween 20 ke dalam
fase air. Fase air dan fase minyak dipanaskan secara terpisah pada
waterbath dengan menggunakan suhu antara 70-80o C. Selanjutnya, fase
minyak dimasukkan ke dalam fase air dan dicampur menggunakan mixer
dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit.
Emulsi yang sudah terbentuk selanjutnya dicampurkan dengan
karbopol 940 yang sudah dikembangkan dan ditambah dengan aquadest.
Bahan tersebut dicampur menggunakan mixer dengan kecepatan 300 rpm
selama 10 menit. Kemudian Trietanolamin (TEA) ditambahkan ke dalam
campuran dan diaduk kembali menggunakan mixer dengan kecepatan 300
rpm selama 5 menit.
d. Sterilisasi panas basah
Emulgel yang telah dibuat kemudian dimasukkan ke dalam beaker
glass, ditutup menggunakan aluminium foil dan direkatkan. Emulgel
dimasukkan ke dalam autoklaf, autoklaf ditutup dengan rapat. Suhu dan lama
proses sterilisasi diatur dengan variasi sebagai berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

Tabel III. Variasi suhu dan lama sterilisasi pada
metode sterilisasi panas basah
Suhu Sterilisasi (oC)
110
115
121
127

Lama sterilisasi (menit)
5; 10; 15; 20; 25
5; 10; 15; 20; 25
5; 10; 15; 20; 25
5; 10; 15; 20; 25

4. Uji sterilitas
a. Pembuatan media
Media yang digunakan untuk uji sterilitas adalah nutrient agar
(NA).

Untuk 1 L media, ditimbang 28 gram NA. NA yang sudah

ditimbang sesuai dengan kebutuhan kemudian dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer dan dicampurkan ke akuades. Media dipanaskan diatas hot
plate magnetic stirrer hingga diperoleh larutan berwarna kuning jernih.
Media NA dituangkan dalam tabung reaksi dengan volume 15 mL. Media
disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121o C. Setelah
media NA disterilkan selanjutnya dituang ke cawan petri dan dibiarkan
hingga memadat.
b. Uji sterilitas
Uji sterilitas dilakukan dengan menyiapkan emulgel ekstrak kulit
manggis. Ose dipanaskan dari pangkal ke ujung hingga membara. Emulgel
diambil sebanyak 1 ose, selanjutnya ose digoreskan pada permukan NA
dalam cawan petri secara zig-zag. Cawan petri dilapisi dengan
menggunakan plastic wrap hingga rapat kemudian diinkubasikan terbalik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

pada suhu kamar selama 24 jam.

Hasil yang diperoleh diamati dan

dibandingkan dengan kontrol kontaminasi media dan kontrol emulgel
tanpa sterilisasi.
5. Evaluasi sediaan emulgel
a. Uji pH emulgel
Pengukuran pH ini menggunakan indikator universal, yaitu dengan
memasukan indikator pH universal (ph strips) ke dalam emulgel ekstrak
kulit manggis yang telah dibuat. Nilai pH yang diinginkan berada pada
rentang pH yang tidak mengiritasi kulit yaitu antara 4-6,5.
b. Uji sifat fisik emulgel
1. Uji viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion seri VT
04 dengan cara sediaan emulgel ditimbang sebanyak 100 gram,
dimasukkan ke dalam gelas stainless steel kemudian dipasang pada
portable viscotester. Viscotester dinyalakan dan diamati angka yang
ditunjukkan oleh jarum pada layar. Nilai viskositas diperoleh jika
jarum sudah konstan pada nilai tertentu. Pengujian viskositas
dilakukan dalam dua periode yaitu 48 jam setelah emulgel selesai
dibuat dan 48 jam setelah proses sterilisasi. Dilakukan replikasi
sebanyak tiga kali untuk tiap formula.
2. Uji daya sebar
Pengukuran daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan 48
jam setelah proses sterilisasi. Sediaan emulgel ditimbang seberat 1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

gram dan diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas emulgel
diletakkan kaca bulat lain dan ditambah beban hingga berat kaca dan
pemberat adalah 125 gram (Garg et al., 2002), selanjutnya didiamkan
selama 1 menit kemudian dicatat penyebarannya. Dilakukan replikasi
sebanyak 3 kali untuk tiap formula.

F. Analisis Hasil
Data yang terkumpul adalah data uji viskositas dan uji daya sebar 48 jam
setelah pembuatan, serta uji viskositas dan daya sebar 48 jam setelah proses
sterilisasi.
Untuk melihat signifikansi pengaruh suhu dan lama sterilasi terhadap
viskositas dan daya sebar, dilakukan uji ANAVA. Data dianalisis dengan uji
Saphiro-Wilk untuk melihat kenormalan distribusi data dan uji kesamaan variansi
Levene’s test untuk melihat kesamaan varians. Jika data sesuai dengan kriteria uji
statistik parametrik, maka analisis dilanjutkan dengan pengujian signifikansi
menggunakan ANAVA. Jika hasil yang didapat menunjukkan adanya perbedaan
signifikan, maka analisis dilanjutkan dengan uji posthoc menggunakan uji Tukey.
Jika data tidak memenuhi kriteria uji statistik parametrik, maka analisis data
menggunakan Kruskal-Wallis dengan post-hoc Wilcoxon. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan perangkat R 3.0.1.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi dan Verifikasi Ekstrak Kulit Manggis
Pada penelitian ini digunakan ekstrak kulit manggis yang berasal dari PT.
Borobudur, Semarang. Ekstrak kulit manggis yang digunakan berupa ekstrak
kering yang telah diidentifikasi dan dibuktikan dengan Certificate of Analysis
(CoA) (Lampiran 1).
Sebelum ekstrak kulit manggis digunakan, perlu dilakukan verifikasi
untuk memastikan kebenaran identitas dari ekstrak tersebut. Verifikasi yang
dilakukan berupa KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan pembanding standar
alfa mangosteen. Pembanding yang digunakan berupa standar alfa mangostin
karena alfa mangostin merupakan salah satu senyawa khas yang hanya terdapat
pada buah manggis. Fase diam yang digunakan berupa silica gel 60F254 yang
dapat berfluoresensi pada panjang gelombang 254 nm, sedangkan fase gerak yang
digunakan berupa kloroform : etil asetat : metanol (28 : 3.5 : 1.75). Hasil yang
didapatkan adalah Rf standar 0,46 dan Rf ekstrak 0,47. Hal ini menunjukkan Rf
yang dimiliki ekstrak mirip dengan Rf pembanding alfa mangostin. Jadi,
berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit manggis yang
berasal dari PT. Borobudur Semarang adalah benar ekstrak kulit manggis.

25

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

a b

c d

e

Keterangan : a dan b = hasil elusi standar alfa mangostin
c, d dan e = hasil elusi ekstrak
Gambar 2. Hasil identifikasi KLT ekstrak kulit manggis
B. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kulit Manggis
Kandungan xanthone dalam buah manggis terbukti memiliki sifat sebagai
antibakteri. Alfa mangostin merupakan kandungan utama pada xanthone dan
memiliki sifat anti bakteri yang paling besar dibandingkan dengan beta mangostin,
garcinone, mangostanol dan gartinin (Kaomongkolgit et al., 2009). Pada
penelitian Pothitirat et al., dikatakan bahwa ekstrak etanol kulit manggis memiliki
KHM dan KBM sebesar 7,81 µg/ml dan 62,50 µg/ml untuk S. epidermidis
(Pothitirat et al., 2009). Penelitian tersebut dapat memperkuat bukti bahwa ekstrak
kulit manggis memiliki sifat antibakteri dan dapat diformulasikan sebagai sediaan
obat jerawat.
Pemilihan sediaan emulgel dengan emulsi tipe o/w didasarkan pada
kelarutan zat aktif yang digunakan. Zat aktif yang digunakan merupakan alfa
mangostin yang memiliki kelarutan rendah pada air, namun dapat larut pada
etanol dan eter (Nadkarni, nadkarni, 1999). Oleh karena itu, dibuat sistem emulsi
minyak dalam air dimana zat aktif dapat masuk pada fase dalam yaitu fase minyak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

dan dikelilingi oleh fase luar yaitu fase air. Penambahan etanol pada formulasi
digunakan untuk melarutkan ekstrak kulit buah manggis kemudian alfa mangostin
akan dipartisi ke minyak, sehingga zat aktif dapat masuk ke dalam fase minyak.
Selain itu, pemilihan sediaan bergantung pada fungsi dari sediaan tersebut.
Apabila sediaan obat jerawat yang dibuat berupa emulsi tipe w/o dengan fase luar
berupa minyak maka sediaan tersebut dapat memperparah keadaan jerawat
pengguna,

karena

penggunaan

minyak

yang

berlebihan

dapat

bersifat

komedogenik. Penambahan gelling agent pada sediaan emulsi dapat memberikan
rasa dingin yang dapat meningkatkan acceptability pengguna (Chirag et al.,
2013).
Alasan lain pemilihan sediaan emulgel yang tidak kalah penting yaitu
warna yang dihasilkan oleh sediaan emulgel dimana warna sediaan erat
hubungannya dengan tingkat penerimaan pasien. Ekstrak yang digunakan peneliti
merupakan ekstrak kulit manggis yang mempunyai warna kecoklatan, namun
dengan basis emulgel yang berwarna putih maka warna coklat dari ekstrak kulit
manggis dapat tersamarkan dan sediaan menjadi berwarna lebih menarik. Sediaan
emulgel dengan warna yang lebih menarik diharapkan dapat meningkatkan
penerimaan pasien terhadap emulgel anti-acne ekstrak kulit buah manggis.
Formula yang digunakan pada penelitian ini merupakan formula
modifikasi dari formula (Magdy, 2004).

Modifikasi yang dilakukan adalah

penambahan jumlah tween 20, span 20 dan etanol. M

Dokumen yang terkait

Pengaruh lingkungan (sifat fisik dan kimia tanah serta Iklim) terhadap cemaran getah kuning buah manggis (garcinia mangostana l.)

0 4 1

Optimasi parafin cair sebagai emolien dan gliserol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana L.) serta uji aktivitas antioksidan.

12 41 116

Pengaruh suhu dan lama sterilisasi metode panas basah dan panas kering terhadap viskositas dan daya sebar basis gel alginat.

0 7 136

Formulasi sediaan pelembab ekstrak kering kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) dalam bentuk sediaan krim. - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Formulasi sediaan pelembab ekstrak kering kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) dalam bentuk sediaan krim. - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN - Formulasi sediaan pelembab ekstrak kering kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) dalam bentuk sediaan krim. - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 12

Formulasi emulgel anti acne ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) : pengaruh kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik - USD Repository

0 0 171

Pengaruh konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan emulgel - USD Repository

1 1 125

Uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana, kloroform, dan etanol kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) terhadap staphylococcus aureus resisten amoksisilin - USD Repository

0 0 141

Pengaruh konsentrasi propilen glikol sebagai humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) - USD Repository

0 0 120