PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL PADA KOMPETENSI DASAR JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG KELAS XI SMKN 7 YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS HIGHER
ORDER THINKING SKILL PADA KOMPETENSI DASAR
JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG KELAS XI
SMKN 7 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :
AXEL CROSLIE
NIM 141334043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dengan rasa tulus, karya ini saya persembahkan sebagai ungkapan rasa
terimakasih saya kepada:
1. Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma.
2. Kedua orang tua saya, Bapak Anuar dan Ibu Cornelia Aneta atas segala doa,
dukungan, materi, dan semangat.
3. Ketiga saudara kandung saya Garah Baskara Rinyuan’k, Aprian Dayu, dan
Mia Azalia yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat yang tiada
henti.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah
tidak berhenti bertanya” – Albert Einstein –

“Tekanan memang selalu ada, tetapi kita tidak harus merasa tertekan” – Andrea

Pirlo –

“Diperlukan ambisi yang kuat untuk memotivasimu dalam mencapai sebuah
tujuan” – Axel Croslie -

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS HIGHER ORDER
THINKING SKILL PADA KOMPETENSI DASAR JURNAL KHUSUS

PERUSAHAAN DAGANG KELAS XI
SMKN 7 YOGYAKARTA

Axel Croslie
Universitas Sanata Dharma
2019

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan instrumen tes berbasis higher
order thinking skill pada kompetensi dasar jurnal khusus perusahaan dagang kelas XI
SMK; (2) mendeskripsikan terpenuhinya karakteristik higher order thinking skill pada
instrumen tes; dan (3) mendeskripsikan kelayakan penyusunan instrumen tes berbasis
higher order thinking skill.
Jenis penelitian ini adalah Research and Development menurut Borg and Gall
dengan langkah yaitu: (1) mengumpulkan data awal; (2) spesifikasi produk; (3)
pengembangan produk awal; (4) uji coba lapangan; (5) analisis butir soal; (6)
implementasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik nontes dan tes. Alat
pengumpulan data berupa kuesioner dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan
analisis kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juni.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) proses penyusunan instrumen tes di
awali dengan melakukan penyusunan RPP, pembuatan kisi-kisi soal, penulisan soal,

penelaahan soal, revisi soal, dan perakitan soal; (2) instrumen tes telah memenuhi
karakteristik Higher Order Thinking Skill; (3) instrumen tes layak untuk digunakan,
baik secara teoritis maupun empiris. Layak secara teoritis yaitu melalui uji validitas
yang memenuhi aspek kontruksi, evaluasi pembelajaran, dan bahasa. Layak secara
empiris yaitu melalui uji reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.
Kata kunci: instrumen tes, higher order thinking skill, jurnal khusus.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACK
DEVELOPMENT OF TEST INSTRUMENTS BASED ON HIGHER
ORDER THINKING SKILLS ON THE BASIC COMPETENCE OF
SPECIAL JOURNAL TRADE COMPANIES OF THE ELEVENTH
GRADE STUDENTS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL
Axel Croslie
Sanata Dharma University
2019


This research aims to (1) develop higher order based skills thinking test
instruments on the basic competencies special journals of trading companies
of the eleventh grade students of SMK; (2) describe the fulfillment of the higher
order thinking skills characteristic of the test instrument; and (3) describe the
feasibility of preparing test instruments based on higher order thinking skills.
This type of research is a Research and Development according to Borg
and Gall with the steps: (1) collecting initial data; (2) planning; (3) developing
initial product; (4) trying out initial field; (5) revising the results of the trial;
(6) testing main product field; (7) revising product; (8) testing feasibility; (9)
revising final product; (10) implement. This research was conducted from
April-June 2018. Data collection techniques were non-test and test techniques
using questionnaires and test questions. Data analysis techniques were
quantitative analysis.
The results of data analysis show that the test instruments developed
were modified by the Borg and Gall model with eight steps: (1) collecting
initial data; (2) planning; (3) developing initial product; (4) training out initial
field; (5) revising the results of the trial; (6) testing main product field; (7)
revising product (8) implementing. Based on the results of expert validation
and item analysis, it was concluded that the test instrument was feasible to be
used as an assessment instrument in learning.


Key words: test instruments, higher order thinking skills, special journals.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala kelimpahan rahmatnya, kasih, dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES
BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL PADA KOMPETENSI
DASAR JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG KELAS XI SMKN 7
YOGYAKARTA”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.
3. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan sampai skripsi
ini selesai.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
................................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACK .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 8
A. Instrumen Tes .................................................................................... 8
1.

Pengertian Instrumen Tes ............................................................. 8

2.

Fungsi Tes ................................................................................... 8

3.

Syarat Tes yang Baik ................................................................... 9

4.


Teknik Penilaian Tes .................................................................. 10

5.

Peran Penilaian Tes dalam Pembelajaran.................................... 14

B. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi............................................... 15
1.

Pengertian HOTS ...................................................................... 15

2.

Indikator HOTS ........................................................................ 17

3.

Karakteristik Soal Berbasis HOTS............................................. 17

4.

Pengembangan Soal Berbasis HOTS ........................................ 19

C. Penelitian Pengembangan ................................................................ 23
1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan................................... 23
2. Model-Model Pengembangan .................................................... 24
D. Classical Test Theory (CTT) ............................................................ 26
1. Indeks Kesukaran....................................................................... 27
2. Daya Pembeda ........................................................................... 29
E. Jurnal Khusus Perusahaan Dagang ................................................... 30

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pengertian Jurnal Khusus ........................................................... 30
2. Manfaat Jurnal Khusus ............................................................... 30
3. Daftar akun yang dipergunakan pada perusahaan dagang ........... 30
4. Macam dan bentuk jurnal khusus ............................................... 31
F. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................... 33
G. Kerangka Berpikir ........................................................................... 34
BAB III METODE PENGEMBANGAN .................................................... 37
A. Model Penelitian .............................................................................. 37
B. Langkah-Langkah Penelitian............................................................ 37
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 42
D. Teknik Analisis Data ....................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 45
A. Hasil Penelitian dan Pengembangan ................................................. 45
B. Pembahasan ..................................................................................... 72
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 76
A. Kesimpulan ..................................................................................... 76
B. Keterbatasan Pengembangan............................................................ 77
C. Saran ............................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 80

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala Tingkat Kesukaran Butir Soal ........................................ 28
Tabel 2.2 Interval Daya Pembeda Butir Soal ........................................... 29
Tabel 2.3 Jurnal Pembelian ..................................................................... 32
Tabel 2.4 Jurnal Penjualan ...................................................................... 32
Tabel 2.5 Jurnal Penerimaan Kas ............................................................ 33
Tabel 2.6 Jurnal Pengeluaran Kas ............................................................ 33
Tabel 3.1 Skala Tingkat Kesukaran Butir Soal ........................................ 41
Tabel 3.2 Interval Daya Pembeda Butir Soal ........................................... 41
Tabel 4.1 Konversi Skala Lima Berbasarkan PAP ................................... 49
Tabel 4.2 Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Skala Lima ............... 50
Tabel 4.3 Penilaian Validator Pertama Tahap I Aspek Materi .................. 51
Tabel 4.4 Penilaian Validator Pertama Tahap I Aspek Evaluasi Pembelajaran
............................................................................................................... 51
Tabel 4.5 Penilaian Validator Pertama Tahap II Aspek Materi ................ 53
Tabel 4.6 Penilaian Validator Pertama Tahap II Aspek Evaluasi Pembelajaran
............................................................................................................... 53
Tabel 4.7 Penilaian Validator Kedua Tahap I Aspek Bahasa ................... 55
Tabel 4.8 Penilaian Validator Kedua Tahap II Aspek Bahasa .................. 55
Tabel 4.9 Penilaian Validator Ketiga Tahap I Aspek Materi .................... 57
Tabel 4.10 Penilaian Validator Ketiga Tahap I Evaluasi Pembelajaran .... 57
Tabel 4.11 Penilaian Validator Ketiga Tahap I Aspek Bahasa ................. 58
Tabel 4.12 Penilaian Validator Ketiga Tahap II Aspek Materi ................. 59

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.13 Penilaian Validator Ketiga Tahap II Aspek Evaluasi Pembelajaran
............................................................................................................... 59
Tabel 4.14 Penilaian Validator Ketiga Tahap II Aspek Bahasa ................ 60
Tabel 4.15 Penilaian one to one Aspek Materi ......................................... 61
Tabel 4.16 Penilaian one to one Aspek Evaluasi Pembelajaran ................ 62
Tabel 4.17 Penilaian one to one Aspek Bahasa ........................................ 63
Tabel 4.18 Penilaian Kelompok Kecil Aspek Materi ............................... 63
Tabel 4.19 Penilaian Kelompok Kecil Aspek Evaluasi Pembelajaran ...... 64
Tabel 4.20 Penilaian Kelompok Kecil Aspek Bahasa .............................. 65
Tabel 4.21 Penilaian Kelompok Besar Aspek Materi ............................... 66
Tabel 4.22 Penilaian Kelompok Besar Aspek Evaluasi Pembelajaran ...... 66
Tabel 4.23 Penilaian Kelompok Besar Aspek Bahasa .............................. 67
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Reliabilitas ................................................ 68
Tabel 4.25 Hasil Analisis di Tinjau dari Tingkat Kesukaran .................... 69
Tabel 4.26 Hasil Analisis di Tinjau dari Daya Pembeda .......................... 70

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir ..............................................................36
Gambar 3.1 Alur Pengembangan Instrumen Tes ..........................................38

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian .............................................................. 82
Lampiran 2 Validasi Ahli ........................................................................ 86
Lampiran 3 Silabus ............................................................................... 107
Lampiran 4 RPP .................................................................................... 118
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal...................................................................... 134
Lampiran 6 Instrumen Tes .................................................................... 135
Lampiran 7 Uji Coba Awal ................................................................... 152
Lampiran 8 Uji Lapangan Produk Utama .............................................. 155
Lampiran 9 Hasil Analisis ..................................................................... 156
Lampiran 10 Dokumentasi .................................................................... 159

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu bidang pendidikan tentu bukan suatu hal yang mudah.
Diperlukan kerja keras dan peran aktif dari berbagai pihak mulai dari
praktisi pendidikan, para pemangku pendidikan, serta pemerintah itu sendiri.
Persoalan seperti masih banyaknya guru yang menerapkan paradigma
pembelajaran tradisional, rendahnya kualitas pembelajaran dan standar
penilaian yang digunakan, serta kurangnya pemerataan sarana pendidikan
menyebabkan mutu pendidikan yang ada tertinggal jauh dari perkembangan
pendidikan ditingkat internasional. Meski demikian, kita tentu juga
menyadari bahwa persoalan tersebut tidak mungkin bisa diselesaikan secara
sekaligus. Karena itu, perlu dilakukan pembenahan secara bertahap mulai
dari sistem pembelajaran dan standar penilaian yang ada. Meningkatkan
mutu belajar berarti menciptakan generasi terdidik yang mampu bersaing di
tengah masyarakat global dan tuntutan perubahan yang ada dimasa ini.
Dengan kata lain, jika praktikan pembelajaran yang ada di sekolah masih
terjebak pada persoalan-persoalan yang menghambat perkembangan
potensi, bakat, minat, dan kesempatan para peserta didik untuk
mengembangkan dirinya, maka sulit untuk berharap pada lulusan
pendidikan tersebut untuk bisa menghadapi persaingan di tengah
masyarakat global. Sementara itu, pembelajaran yang bermutu itu sangat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

diperlukan terutama untuk memberikan kecakapan dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh para peserta didik, seperti literasi dasar (membaca,
matematika, dan sains), kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir
kreatif dalam memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Padahal
komponen-komponen tersebut menjadi modal dasar untuk menghadapi
tantangan dan tuntutan global di masa ini. Maka daripada itu, untuk
menghadapi perkembangan pendidikan ditingkat internasional, pemerintah
menetapkan kebijakan implementasi kurikulum yang terbaru, yaitu
kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 terdapat standar penilaian yang
mengadaptasikan model-model penilaian berstandar internasional. Dengan
adanya standar penilaian ini, diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills/HOTS).
Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan kemampuan berpikir
kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif atau biasa kita kenal
dengan berpikir tingkat tinggi. Dalam kurikulum 2013 menuntut materi
pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik
mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Hal ini sejalan
dengan tujuan dari pembelajaran berbasis HOTS yaitu peningkatan
kemampuan pemahaman dan penguasaan peserta didik pada level yang
lebih tinggi atas materi pembelajaran agar dapat berpikir secara kritis,
kreatif, mampu memecahkan masalah, dan dapat membuat suatu keputusan
yang tepat dalam situasi sulit. Untuk mengetahui perkembangan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

dimiliki peserta didik berkaitan dengan HOTS seorang guru memerlukan
suatu instrumen penilaian yang selaras dengan tujuan pembelajaran itu
sendiri. Penilaian merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran.
Penilaian digunakan oleh para guru untuk mengetahui sampai dimana
tingkat kemampuan para peserta didik dalam pembelajaran, apakah sudah
sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) atau belum. Penilaian
juga digunakan oleh guru untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar
sudah cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau
malah sebaliknya. Sedangkan bagi peserta didik, penilaian digunakan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam mengikuti pembelajaran
yang ada. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan klasifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Dalam
fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus
menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari
waktu ke waktu. Informasi yang didapat melalui penilaian ini merupakan
umpan balik terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk
melaksanakan penilaian dan evaluasi maka seorang guru perlu untuk
menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian. Dalam penyusunan
dan pengembangan instrumen penilaian tentunya harus mengacu pada
kurikulum yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

Akan tetapi, kenyataan yang terjadi dilapangan, soal-soal yang dibuat
cenderung lebih mengarah pada indikator Lower Order Thinking Skills
(LOTS). Kurangnya soal-soal berbasis Higher Order Thinking Skills
menjadi penyebab sulitnya guru dalam membuat instrumen penilaian
berbasis HOTS sehingga para peserta didik kurang dilatih dalam mengasah
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam pembuatan soal-soal tes yang
ada, hanya terpaku pada ranah kognitif level C-1 yaitu mengetahui, ranah
kognitif level C-2 yaitu memahami, dan ranah kognitif level C-3 yaitu
menerapkan, padahal masih ada ranah kognitif level C-4 yaitu analisis,
ranah kognitif level C-5 yaitu evaluasi, dan ranah kognitif level C-6 yaitu
menciptakan. Ranah kognitif Level C-1, C-2, C-3, C-4, C-5, dan C-6
mengarah pada kata kerja Cognitive (C) dengan level-level yang sudah di
tentukan. Bukan berarti bahwa pembuatan soal-soal yang ada harus sulit,
berbelit-belit, atau panjang-panjang, tetapi soal-soal tersebut disusun secara
proporsional dan sistematis untuk mengukur indikator ketercapaian
kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki kedalaman sehingga siswa
mampu terangsang untuk menjawab bukan hanya menjawab secara hafalan
sesuai dengan apa yang ada dibuku, tetapi harus mampu untuk membentuk
suatu jawaban dengan kalimat sendiri hasil dari pemikiran yang ada. Selain
itu, biasanya buku yang digunakan oleh guru untuk di ambil soal-soalnya
cenderung kurang melatih kemampuan berpikir berpikir tingkat tinggi. Di
dalam pembelajaran dinyatakan bahwa kemampuan peserta didik bukan
hanya untuk mengetahui sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga harus bisa berproses
untuk menemukan, artinya peserta didik harus selalu diajak untuk belajar
dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep
tersebut. Instrumen penilaian berbasis Higher Order Thinking Skills sangat
diperlukan dalam penerapan kurikulum 2013. Permendikbud No. 81 Tahun
2013 tentang implementasi kurikulum menyebutkan bahwa kebutuhan
kompetisi masa depan diperlukan Higher Order Thinking Skills secara kritis,
keterampilan komunikasi, dan kreatif (Budiman & Jailani, 2014: 141). Hal
ini sejalan dengan pendapat Rofiah, et.al. (2013: 18) mengenai karakteristik
skills masyarakat abad ke-21 yang dipublikasikan oleh Partnership of 21st
Century Skill mengidentifikasikan bahwa pembelajar pada abad ke-21 harus
mampu mengembangkan keterampilan kompetitif yang diperlukan pada
abad ke-21 yang berfokus pada pengembangan Higher Order Thinking
Skills.
Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti melakukan penelitian dan
pengembangan dengan judul ‘Pengembangan Instrumen Tes Berbasis
Higher Order Thinking Skills pada Kompetensi Dasar Jurnal Khusus Kelas
XI SMK”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada
dalam penelitian ini adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

1. Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian berbasis higher order
thinking skill pada kompetensi dasar jurnal khusus perusahaan dagang
kelas XI SMK dalam bentuk pilihan ganda ?
2. Apakah instrumen penilaian berbasis higher order thinking skill hasil
pengembangan sudah sesuai dengan karakteristik HOTS ?
3. Apakah instrumen penilaian berbasis higher order thinking skill hasil
pengembangan layak untuk digunakan ?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan instrumen tes berbasis higher order thinking skill pada
kompetensi dasar jurnal khusus perusahaan dagang kelas XI SMK.
2. Mendeskripsikan terpenuhinya karakteristik higher order thinking skill
pada instrumen tes.
3. Mendeskripsikan kelayakan penyusunan instrumen tes berbasis higher
order thinking skill.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca,
baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya sebagai
berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi para pendidik umumnya
mengenai instrumen penilaian menerapkan buku jurnal.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi Guru
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian
tentang pembuatan instrumen penilaian yang baik dan benar,
khususnya untuk diterapkan dalam penilaian yang berbasis HOTS.
b. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap penelitiannya agar
dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
masalah pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS.
c. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka,
sehingga dapat dijadikan referensi bagi penelitian sejenis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Instrumen Tes
1. Pengertian Instrumen Tes
Menurut Anas Sudijono (2011: 67) instrumen tes merupakan cara
atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas
(baik berupa pertanyaan yang harus dijawab) atau perintah-perintah oleh
testee, sehingga dapat dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
instrumen tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, harus
ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh responden.
2. Fungsi Tes
Menurut Anas Sudijono (2011: 67) secara umum ada 2 macam
fungsi dari tes, yaitu:
a.

Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan
ini tes berfungsi untuk mengukur tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

b.

Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut dapat diketahui seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan dan telah dapat dicapai.

3. Syarat Tes Yang Baik
Menurut Suharsimi Arikunto suatu instrumen tes dapat dikatakan
baik, apabila memenuhi beberapa kriteria berikut ini.
a. Valid
Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Dengan kata lain
validitas berkaitan dengan ketepatan dalam melakukan pengukuran.
b. Reliable
Suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika instrumen itu pada
saat digunakan, mempunyai hasil yang relatif stabil, ajeg atau
konsisten. Dengan kata lain, apabila testee diberikan tes yang sama
pada waktu yang berlainan maka akan menghasilkan hasil yang
relatif sama.
c. Objektivitas
Objektivitas berarti tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhi.
Sebuah soal tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi,
terutama pada saat melakukan penilaian.

d. Praktis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

Praktis artinya instrumen tes tersebut mudah digunakan baik secara
administratif maupun teknis. Praktis secara administratif artinya
penggunaan instrumen tidak rumit (mudah diadministrasikan).
Praktis secara teknis artinya dapat digunakan siapapun meskipun
bukan yang menyusun instrumen.
e. Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis disini adalah pelaksanaan tes
tersebut tidak memerlukan biaya yang mahal, tenaga yang banyak,
dan waktu yang lama.
4. Teknik Penilaian Tes
Teknik tes digunakan apabila sifat suatu objek yang mau diukur
lebih berupa perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan apa
yang diketahui, apa yang dipahami, atau proses psikis lainnya yang
tidak dapat diamati dengan indera-indera, yang bersifat abstrak. Tes
digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah
menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek
pengetahuan (kognitif). Menurut Harjanto (2006: 280-281) bentuk tes
tertulis yang sering dipakai dalam proses pembelajaran dibagi menjadi
dua, yaitu:

a. Tes Subjektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai
adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban
yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan,
jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan lain
sebagainya. Soal-soal dalam bentuk esai biasanya berjumlah tidak
banyak, hanya sekitar 5 sampai dengan 10 buah soal dengan waktu
pengerjaan kira-kira 90 sampai dengan 120 menit. Soal-soal dalam
bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat
mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertianpengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan
mengenal kembali, serta harus memiliki daya kreativitas yang
tinggi. Secara umum ada dua tipe tes uraian yaitu tes uraian bebas
(terbuka) dan tes uraian tertutup (terbatas). Tes subjektif memiliki
beberapa kelebihan, yaitu:
1) Mudah disiapkan dan disusun, tidak memberikan banyak
kesempatan untuk berspekulasi.
2) Mendorong para peserta didik untuk berani mengemukakan
pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang baik dan
benar. Memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan
caranya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

3) Dapat diketahui sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik
dalam memecahkan masalah yang ada di dalam soal.
Sedangkan kekurangan-kekurangan yang dimiliki tes subjektif,
yaitu:
1) Kadar validitas dan reliabilitas yang dimiliki rendah karena
sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang
benar-benar telah dikuasai.
2) Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh bahan
pelajaran yang akan dites, karena jumlah soalnya sedikit
(terbatas).
3) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektif.
4) Pemeriksaannya

lebih

sulit

karena

membutuhkan

pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.
5) Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan koreksi cukup
lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
b. Tes Objektif
Tes objektif merupakan tes yang itemnya dapat dijawab
dengan memilih jawaban yang sudah tersedia, dan dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes
berbentuk esai. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal
yang diajukan jauh lebih banyak dibandingkan dengan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

berbentuk esai. Untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat
diberikan 30-40 buah soal. Secara umum ada empat tipe tes objektif
yaitu tipe benar salah, menjodohkan, melengkapi, dan pilihan
ganda.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh tes objektif, yaitu:
1) Mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya lebih
representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat
dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari
segi para siswa maupun segi guru yang memeriksa.
2) Lebih mudah dan lebih cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan
teknologi.
3) Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain.
4) Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang
mempengaruhi.
Sedangkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh tes objektif,
yaitu
1) Persiapan untuk melakukan penyusunannya jauh lebih sulit
daripada tes esai. Hal ini dikarenakan jumlah soalnya banyak
dan harus teliti untuk menghindari kesalahan dalam penulisan.
2) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan
proses mental yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

3) Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes
menjadi lebih terbuka.
5. Peran Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian dalam pembelajaran merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses pembelajaran. Penilaian harus dilakukan oleh
seorang guru sepanjang rentang waktu berlangsungnya pembelajaran.
Menurut Indrastoeti (2012) bahwa secara sederhana penilaian sering
digunakan oleh guru dalam proses pengukuran dan non pengukuran
untuk memperoleh data karakteristik siswa. Secara luas, menurut Uno
dan Koni (2014) bahwa penilaian memiliki peranan sebagai proses
mendapatkan informasi dalam berbagai bentuk yang dijadikan dasar
pengambilan keputusan tentang siswa, mengenai kurikulum, program
pembelajaran, iklim sekolah, dan kebijakan sekolah. Penilaian dalam
pembelajaran juga berperan sebagai bahan dalam pengambilan
keputusan guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa
(Popham, 1995).
Sementara itu, bagi siswa penilaian mampu berperan membantu
proses belajar, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan cara belajar,
menilai efektivitas dari strategi pembelajaran yang telah digunakan,
serta menyediakan data untuk membantu siswa dalam membuat
keputusan untuk memperbaiki perilaku dan lingkungan belajar
(Kusairi, 2012). Lebih lanjut menurut Sunarti dan Rahmawati (2014)
bahwa penilaian berperan dalam memberikan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

a. Informasi kemajuan belajar siswa secara individual dalam
mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang telah
dilakukan.
b. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar
lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun seluruh
siswa didalam kelas.
c. Informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa, tingkat kesulitan, dan
kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remidial, pendalaman
atau pengayaan.
d. Motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi
mengenai kemajuan dan menstimulus guna melakukan usaha
pemantapan dan perbaikan.
e. Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah, dan jurusan yang
sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuan siswa.

B. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
1. Pengertian HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Menurut De Vries & Kohlberg: 1987, Mc Devitt: 1993, Son & Van
Sickle: 1993 dalam King, dkk (2012: 8) kemampuan berpikir tingkat
tinggi (HOTS) adalah memberikan peserta didik dengan keterampilan
hidup yang relevan dan menawarkan mereka sebuat manfaat tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

untuk membantu mereka meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dan
keterampilan berpikir yang masih pada level tingkat rendah.
Definisi kemampuan berpikir tingkat tinggi oleh Haladyna (1997) dan
Bloom (1956) dalam King (2012: 34) adalah memahami fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, dan prosedur atau langkah-langkah serta
melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) merupakan suatu
kemampuan berpikir pada level kognitif yang lebih tinggi, dimana
peserta didik bukan hanya menguasai kemampuan untuk mengingat
saja, akan tetapi memiliki kemampuan berpikir dalam menganalisis,
berargumentasi, dan membuat keputusan yang tepat.
Tujuan utama dari HOTS adalah bagaimana meningkatkan kemampuan
berpikir anak didik pada level yang lebih tinggi, terutama berkaitan
dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima
berbagai jenis informasi yang datang kepadanya, berpikir kreatif dalam
memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya serta
membuat keputusan dalam situasi-situasi yang komplek. Yang
diinginkan dari HOTS adalah peningkatan kemampuan pemahaman
dan penguasaan anak didik atas materi pembelajaran agar ia dapat
berpikir secara kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah, dan
mampu membuat keputusan dalam situasi-situasi yang sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

2. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking
Skill)
Menurut Uno (2012), soal HOTS memiliki empat indikator, yaitu:
a.

Problem solving atau proses dalam menemukan masalah serta cara
memecahkan masalah berdasarkan informasi yang nyata, sehingga
dapat ditarik kesimpulan.

b.

Keterampilan

pengambilan

keputusan,

yaitu

keterampilan

seseorang dalam memecahkan masalah melalui pengumpulan
informasi untuk kemudian memilih keputusan terbaik dalam
memecahkan masalah.
c.

Keterampilan berpikir kritis, yaitu usaha untuk mencari informasi
yang akurat yang digunakan sebagaimana mestinya pada suatu
masalah.

d.

Keterampilan berpikir kreatif, yaitu menghasilkan banyak ide
sehingga menghasilkan inovasi baru untuk memecahkan masalah.

3. Karakteristik Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)
a.

Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah, keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif,
berargumen, dan kemampuan dalam mengambil keputusan. Soalsoal higher order thinking skill bukan berarti soal tersebut harus
memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.

b.

Berbasis masalah konstekstual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

Soal-soal HOTS merupakan assesment yang berbasis situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan
dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk
menyelesaikan masalah. Berikut ini diuraikan lima karakteristik
assesment kontekstual, yang disingkat REACT.
1) Relating, penilaian yang berkaitan langsung dengan konteks
pengalaman kehidupan nyata.
2) Experiencing, penilaian yang ditekankan kepada penggalian,
penemuan, dan penciptaan.
3) Applying, penilaian yang menuntut kemampuan peserta didik
untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam
kelas untuk menyelesaikan masalah nyata.
4) Transfering, penilaian yang menuntut kemampuan peserta
didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan
dalam kelas ke situasi atau konteks baru.
c.

Menggunakan bentuk soal beragam
Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes
(soal-soal HOTS), bertujuan agar dapat memberikan informasi
yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta didik.

4. Pengembangan Soal berbasis High Order Thinking Skills (HOTS)
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para guru
dalam membuat butir-butir soal yang menuntut kemampuan berpikir
tingkat tinggi, yakni materi yang ditanyakan di ukur dengan perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi, dan
mengaplikasi. Ranah kognitif C-1 mengarah pada kata kerja cognitive
level pertama yaitu mengingat, C-2 mengarah pada kata kerja cognitive
level kedua yaitu memahami, dan C-3 mengarah pada kata kerja
cognitive level ketiga. Dalam Taxonomi Bloom revised, ketiga ranah
ini merupakan indikator LOTS (Narayanan & Adithan, 2015; Forehand,
2010; Yahya, dkk., 2012; Clark, 2010). Sedangkan indikator untuk
HOTS adalah ranah kognitif C-4 mengarah pada kata kerja cognitive
level keempat yaitu menganalisis, ranah kognitif C-5 mengarah pada
kata kerja cognitive level ke lima yaitu mengevaluasi, dan ranah
kognitig C-6 mengarah pada kata kerja cognitive level ke enam yaitu
mengaplikasi (Narayanan & Adithan, 2015; Pappas, dkk., 2012; Yahya,
dkk., 2012; Clark, 2010; Brookhart, 2010). Model pengembangan
instrumen berbasis HOTS yang digunakan berdasarkan Bloom,
menurut

Djaali,(2004)

dalam

buku

Pengembangan

Instrumen

Penelitian Pendidikan, maka terlebih dahulu para guru harus
memperhatikan tahapan-tahapan berikut ini:
a.

Menetapkan tujuan tes. Tes prestasi belajar dapat dibuat
bermacam-macam tujuan, seperti: tes yang bertujuan untuk
mengadakan ujian nasional atau ujian lainnya yang sejenis, tes
yang bertujuan untuk mengadakan seleksi, misalnya SNMPTN,
dan tes yang bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
yang dikenal dengan tes diagnosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

b.

Analisis kurikulum. Tahapan ini bertujuan untuk menentukan
bobot setiap pokok bahasan yang akan dijadikan dasar dalam
menentukan jumlah item atau butir soal untuk setiap pokok
bahasan soal objektif atau bobot soal untuk bentuk uraian, dalam
membuat kisi-kisi tes.

c.

Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar lainnya.
Analisis ini mempunyai tujuan yang sama dengan analisis
kurikulum, yaitu menentukan bobot setiap pokok bahasan. Namun
dalam analisis buku pelajaran menentukan bobot setiap pokok
bahasan berdasarkan jumlah halaman materi yang termuat dalam
buku pelajaran atau sumber materi belajar lainnya.

d.

Membuat kisi-kisi. Manfaat kisi-kisi adalah untuk menjamin
sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua pokok bahasan
secara proporsional. Agar item-item atau butir-butir tes mencakup
keseluruhan materi (pokok bahasan atau sub pokok bahasan) secara
proporsional, maka sebelum menulis butir-butir tes terlebih dahulu,
kita harus membuat kisi-kisi sebagai pedoman.

e.

Menulis soal tes. Setelah kisi-kisi dalam bentuk tabel spesifikasi
telah tersedia, maka kita akan membuat butir-butir soal. Beberapa
petunjuk yang perlu diperhatikan dalam membuat butir-butir soal:
1) Soal yang dibuat harus valid (validitas konstruk) dalam arti
mampu mengukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

2) Soal yang dibuat harus dapat dikerjakan dengan menggunakan
satu kemampuan spesifik, tanpa dipengaruhi kemampuan lain
yang tidak relevan.
3) Soal yang dibuat harus terlebih dahulu dikerjakan atau
diselesaikan dengan langkah-langkah lengkap sebelum
digunakan pada tes yang sesungguhnya.
4) Menetapkan sejak awal aspek kemampuan yang hendak
diukur untuk setiap soal matematika yang dibuat.
5) Dalam membuat soal, hindari sejauh mungkin kesalahankesalahan ketik betapapun kecilnya, karena hal itu akan
mempengaruhi validitas soal
6) Memberi petunjuk mengerjakan soal secara lengkap dan jelas
untuk setiap bentuk soal matematika dalam suatu tes.
f.

Menelaah butir-butir soal. Soal-soal yang dibuat masih mungkin
terjadi kekurangan atau kekeliruan yang menyangkut aspek
kemampuan spesifik yang diukur, bahasa yang digunakan,
kesalahan ketik, dan sebagainya. Untuk itu, sebelum diperbanyak
maka soal terlebih dahulu harus ditelaah oleh teman sejawat yang
memahami materi tes maupun teknik penulisan soal untuk meneliti
validitas permukaan dari soal yang di buat.

g.

Reproduksi tes terbatas. Tes yang sudah jadi diperbanyak dalam
jumlah yang cukup menurut jumlah sampel uji coba atau jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

peserta yang akan mengerjakan tes tersebut dalam suatu kegiatan
uji coba tes.
h.

Menguji coba tes. Tes yang sudah diperbanyak itu akan di uji
cobakan pada sejumlah sampel yang telah ditentukan. Sampel uji
coba harus mempunyai karakteristik yang kurang lebih sama
dengan karakteristik peserta tes yang sesungguhnya.

i.

Menganalisis empiris kualitas instrumen. Berdasarkan data hasil
uji coba, dilakukan analisis, terutama analisis butir soal yang
meliputi validitas butir, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh.
Berdasarkan validitas butir soal tersebut di adakan seleksi soal
dengan menggunakan kriteria validitas tertentu.

j.

Merevisi tes. Soal-soal yang valid berdasarkan kriteria validitas
empiris di konfirmasikan dengan kisi-kisi. Apabila soal-soal
tersebut sudah memenuhi syarat dan telah mewakili semua materi
yang akan diujikan, soal-soal tersebut selanjutnya dirakit menjadi
sebuah tes, tetapi apabila soal-soal yang valid belum memenuhi
syarat berdasarkan hasil konfirmasi dengan kisi-kisi, dapat
dilakukan perbaikan terhadap soal yang diperlukan.

k.

Merakit soal menjadi tes. Urutan soal dalam suatu tes dilakukan
menurut tingkat kesukaran soal, yaitu dari soal yang mudah sampai
soal yang sulit.

C. Penelitian Pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

1.

Pengertian Penelitian Pengembangan
Menurut Gay (1990: 105), penelitian pengembangan adalah
suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk
digunakan disekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Borg and Gall (1983: 772) mendefinisikan penelitian
pendidikan dan pengembangan (research and development) adalah
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut
dengan siklus R & D, yang terdiri dari pengkajian terhadap hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan validitas komponenkomponen pada produk yang akan dikembangkan, mengembangkannya
menjadi suatu produk, pengujian terhadap produk yang di rancang, dan
peninjauan ulang serta mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil
uji coba. Hal ini sebagai indikasi bahwa produk temuan dari kegiatan
pengembangan yang dilakukan mempunyai obyektivitas.
Menurut Sujadi (2003: 164), penelitian dan pengembangan
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Yang
dimaksud dengan produk dalam konteks ini tidak selalu berbentuk
perangkat keras (hardware) seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran dikelas dan laboratorium, tetapi bisa juga berupa
perangkat lunak (software) seperti program atau aplikasi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

mengolah data, model, metode, ataupun teknik yang di gunakan dalam
dunia pendidikan, dan lain sebagainya.
2.

Model-model Pengembangan
a.

Model Borg and gall
Model penelitian pengembangan menurut Borg and Gall memiliki
tahapan sebagai berikut.
1) Pengumpulan data awal
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data untuk
mengidentifikasi masalah dan untuk melihat apakah produk
yang akan dikembangkan layak atau tidak. Tahapan ini
meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, dan studi literatur.
2) Perencanaan pengembangan produk
Pada tahapan ini dilakukan spesifikasi produk yang akan
dikembangkan meliputi penentuan tujuan penelitian yang
hendak dicapai dan penentuan desain penelitian.
3) Pengembangan produk awal
Pada tahapan ini dilakukan pembuatan produk awal
berdasarkan rancangan yang telah dibuat.
4) Uji coba lapangan awal
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu
melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk, yang
bersifat terbatas. Uji lapangan awal dilakukan secara berulangulang sehingga diperoleh desain yang layak. Pengumpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

data dengan menggunakan kuesioner atau observasi yang
selanjutnya dilakukan analisis.
5) Revisi hasil uji coba
Langkah ini merupakan perbaikan desain berdasarkan uji coba
lapangan awal.
6) Uji lapangan produk utama
Langkah ini merupakan tahapan uji lapangan produk utama
dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang
dikembangkan. Pengumpulan data dengan menggunakan tes
yang selanjutnya dilakukan analisis.
7) Revisi produk
Langkah ini merupakan perbaikan produk berdasarkan uji
lapangan produk utama.
8) Uji kelayakan
Langkah ini merupakan tahapan uji lapangan yang dilakukan
secara skala besar.

9) Revisi produk final
Langkah ini merupakan perbaikan akhir produk berdasarkan
uji kelayakan.
10) Implementasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

Pada tahapan ini, dilakukan publikasi hasil pengembangan
dalam forum ilmiah. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan
bahwa produk yang dikembangkan dapat digunakan oleh
pengguna.

D. Classical Test Theory (CTT)
Analisis butir secara empirik dibagi menjadi dua, yaitu dengan
pendekatan teori klasik (Classical Test Theory, CTT) dan teori respon butir
(Item Response Theory, IRT). Menurut Allen & Yen dalam (Retnawati,
2016, p. 113) teori tes klasik disebut juga teori skor murni klasik didasarkan
pada suatu model aditif, yakni skor amatan adalah jumlah dari skor yang
sebenarnya dan skor kesalahan pengukuran. Jika ditulis secara matematis :

Dengan keterangan :

𝑋 =𝑇+𝐸

X = Skor amatan
T = Skor yang sebenarnya
E = Skor kesalahan pengukuran (error score)
Kesalahan pengukuran yang dimaksud adalah kesalahan secara acak
yang didapat dari penyimpangan secara teoritis antara skor amatan yang
diperoleh dengan skor amatan yang diharapkan. Beberapa asumsi dalam
teori klasik: (1) skor kesalahan pengukuran tidak berinteraksi dengan skor
yang sebenarnya, (2) tidak ada korelasi antara skor kesalahan pengukuran
dengan skor yang sebenarnya dan skor kesalahan pada tes yang lain untuk
peserta tes yang sama, (3) rata-rata kesalahan pengukuran sama dengan nol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

Ketiga asumsi tersebut dijadikan dasar untuk mengembangkan formulaformula dalam menentukan reliabilitas dan untuk menentukan kualitas tes
khususnya indeks kesukaran dan daya pembeda.
1.

Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran disebut juga tingkat kesulitan atau kesukaran
butir. Indeks kesularan dan daya pembeda pada konteks ini tidak hanya
berlaku untuk tes saja, tetapi juga untuk instrumen nontes. Yang perlu
diperhati