DOCRPIJM_bd7b35f65f_BAB IVBAB 4 ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN_ok.pdf
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
Bab 4
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN
LINGKUNGAN
4.1
Analisis Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur
bidang
Cipta
Karya
kepada
masyarakat
pada
taraf
perencanaan,
pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya
memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional:
•
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan social
juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada
kelompok
masyarakat
yang
kurang
beruntung,
termasuk
masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah
terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
137
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
•
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender
dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan
data dan statistik gender.
2.
UU No. 2/2012 Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
•
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan
menyediakan
tanah
bagi
pelaksanaan
pembangunan
guna
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara,
dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum
Pihak yang Berhak.
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014:
•
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah
program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di
bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan
infrastruktur dasar.
•
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan
akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus
dilanjutkan.
4.
Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan
Kemiskinan
•
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
138
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.
5.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
•
Menginstruksikan
kepada
Menteri
untuk
melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi
atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1.
Pemerintah Pusat:
a.
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang
bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
139
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional
berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
2.
Pemerintah Provinsi:
a.
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro
dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat
provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota:
a.
Menjamin
tersedianya
tanah
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
140
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
b.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di
kabupaten/kota.
c.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro
dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi
di tingkat kabupaten/kota.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan
dan
program
pembangunan
di
tingkat
kabupaten/kota
berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
4.1.1
Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya
Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman
seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan
isu-isu yang berkembang saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan masyarakat local sebagai hak
ulayat. Sehingga keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut
membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
141
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.1.2
Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi,
besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk
meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak
maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi,
pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan,
serta permukiman kembali.
1.
Konsultasi
masyarakat
diperlukan
untuk
memberikan
informasi
kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin
terkena
dampak
akibat
pembangunan
bidang
Cipta
Karya
di
wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka
berupa
pendapat,
usulan
serta
saran-saran
untuk
bahan
pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu
dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan
AMDAL dan pembebasan lahan.
2.
Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian
kompensasi
atas
tanah
dan
bangunan
terjadi
jika
kegiatan
pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan
milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama
lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa
semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan,
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
142
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang
terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
3.
Permukiman kembali penduduk (resettlement) Seluruh proyek yang
memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya
kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek.
Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana
pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati
manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar
atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan
kembali
kehidupannya
di
lokasi
yang
baru.
Penyediaan
lahan,
perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang
dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.
4.1.3
Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya
memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal
dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur,
seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh
yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus
dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
143
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.2
Analisis Ekonomi
Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan ditempuh untuk
memberdayakan
usaha-usaha
ekonomi
masyarakat
yang
mampu
menunjang perekonomian keluarga, terutama keluarga Orang Asli Papua,
serta diarahkan kepada pengembangan sektor unggulan perkebunan skala
besar, pertanian, perikanan dan peternakan. Strategi pengembangan
ekonomi kerakyatan akan bertumpu pada sektor unggulan Kabupaten
Sarmi, maka perlu diterapkan pendekatan yang mampu meningkatkan
produktivitas hasil pertanian, mengembangkan usaha peternakan dan
budidaya ikan, serta mengolah hasil-hasil Sumber Daya Alam yang
potensial agar lebih berdaya guna dan memiliki nilai tambah bagi
masyarakat.
Selanjutnya
strategi
ini
akan
memprioritaskan
sistem
pemasaran mulai dari pengolahan pasca panen sampai dengan penyaluran
di pasaran sehingga mata rantai produksi dan pemasaran dapat bersinergi
dan tidak berjalan sendiri-sendiri.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyiapan tenaga
motivator kampung sebagai tenaga yang menggerakkan dan mendorong
masyarakat dalam pengembangan ekonomi kampung, yang mana motivator
ini berasal dari kampung itu sendiri. Sehingga diharapkan kampung akan
mandiri sesuai potensinya masing-masing. Perwujudan nyata dari strategi
ini yaitu dukungan Cipta Karya dalam penyediaan infrastruktur untuk
mendukung penyediaan prasarana dasar lingkungan permukiman (air
bersih, sanitasi).
.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
144
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.3
Analisis Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam
penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota
telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah
sebagai berikut:
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup: “Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan
Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKLUPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional: “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup
yang
baik
perlu
penerapan
prinsip-prinsip
pembangunan
yang
berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”
3.
Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah
perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam
di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan
dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
145
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.
Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS
digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan
yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan. Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan
maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut
dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal
atau UKL dan UPL.
Tugas
dan
wewenang
pemerintah
Kabupaten
dalam
aspek
lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu :
a.
Menetapkan kebijakan tingkat Kabupaten
b.
Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat Kabupaten
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dam UKLUPL
d.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup
e.
Melaksanakan standar pelayanan minimal.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
146
Bab 4
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN
LINGKUNGAN
4.1
Analisis Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur
bidang
Cipta
Karya
kepada
masyarakat
pada
taraf
perencanaan,
pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya
memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional:
•
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan social
juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada
kelompok
masyarakat
yang
kurang
beruntung,
termasuk
masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah
terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
137
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
•
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender
dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan
data dan statistik gender.
2.
UU No. 2/2012 Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
•
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan
menyediakan
tanah
bagi
pelaksanaan
pembangunan
guna
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara,
dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum
Pihak yang Berhak.
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014:
•
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah
program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di
bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan
infrastruktur dasar.
•
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan
akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus
dilanjutkan.
4.
Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan
Kemiskinan
•
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
138
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.
5.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
•
Menginstruksikan
kepada
Menteri
untuk
melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi
atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1.
Pemerintah Pusat:
a.
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang
bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
139
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional
berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
2.
Pemerintah Provinsi:
a.
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro
dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat
provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota:
a.
Menjamin
tersedianya
tanah
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
140
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
b.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di
kabupaten/kota.
c.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan
sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro
dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi
di tingkat kabupaten/kota.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan
dan
program
pembangunan
di
tingkat
kabupaten/kota
berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
4.1.1
Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya
Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman
seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan
isu-isu yang berkembang saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan masyarakat local sebagai hak
ulayat. Sehingga keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut
membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
141
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.1.2
Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi,
besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk
meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak
maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi,
pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan,
serta permukiman kembali.
1.
Konsultasi
masyarakat
diperlukan
untuk
memberikan
informasi
kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin
terkena
dampak
akibat
pembangunan
bidang
Cipta
Karya
di
wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka
berupa
pendapat,
usulan
serta
saran-saran
untuk
bahan
pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu
dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan
AMDAL dan pembebasan lahan.
2.
Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian
kompensasi
atas
tanah
dan
bangunan
terjadi
jika
kegiatan
pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan
milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama
lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa
semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan,
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
142
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang
terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
3.
Permukiman kembali penduduk (resettlement) Seluruh proyek yang
memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya
kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek.
Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana
pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati
manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar
atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan
kembali
kehidupannya
di
lokasi
yang
baru.
Penyediaan
lahan,
perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang
dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.
4.1.3
Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya
memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal
dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur,
seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh
yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus
dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
143
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.2
Analisis Ekonomi
Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan ditempuh untuk
memberdayakan
usaha-usaha
ekonomi
masyarakat
yang
mampu
menunjang perekonomian keluarga, terutama keluarga Orang Asli Papua,
serta diarahkan kepada pengembangan sektor unggulan perkebunan skala
besar, pertanian, perikanan dan peternakan. Strategi pengembangan
ekonomi kerakyatan akan bertumpu pada sektor unggulan Kabupaten
Sarmi, maka perlu diterapkan pendekatan yang mampu meningkatkan
produktivitas hasil pertanian, mengembangkan usaha peternakan dan
budidaya ikan, serta mengolah hasil-hasil Sumber Daya Alam yang
potensial agar lebih berdaya guna dan memiliki nilai tambah bagi
masyarakat.
Selanjutnya
strategi
ini
akan
memprioritaskan
sistem
pemasaran mulai dari pengolahan pasca panen sampai dengan penyaluran
di pasaran sehingga mata rantai produksi dan pemasaran dapat bersinergi
dan tidak berjalan sendiri-sendiri.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyiapan tenaga
motivator kampung sebagai tenaga yang menggerakkan dan mendorong
masyarakat dalam pengembangan ekonomi kampung, yang mana motivator
ini berasal dari kampung itu sendiri. Sehingga diharapkan kampung akan
mandiri sesuai potensinya masing-masing. Perwujudan nyata dari strategi
ini yaitu dukungan Cipta Karya dalam penyediaan infrastruktur untuk
mendukung penyediaan prasarana dasar lingkungan permukiman (air
bersih, sanitasi).
.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
144
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.3
Analisis Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam
penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota
telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah
sebagai berikut:
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup: “Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan
Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKLUPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional: “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup
yang
baik
perlu
penerapan
prinsip-prinsip
pembangunan
yang
berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”
3.
Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah
perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam
di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan
dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
145
Bab 4. Analisis Sosial, Ekonomi & Lingkungan
4.
Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS
digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan
yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan. Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan
maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut
dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal
atau UKL dan UPL.
Tugas
dan
wewenang
pemerintah
Kabupaten
dalam
aspek
lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu :
a.
Menetapkan kebijakan tingkat Kabupaten
b.
Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat Kabupaten
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dam UKLUPL
d.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup
e.
Melaksanakan standar pelayanan minimal.
RPIJM Bidang Cipta Karya | Tahun 2017 - 2021
146