PROPOSAL SKRIPSI LILY 8 (1)
PROPOSAL SKRIPSI
“ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPH
PASAL 22 DAN 23 ATAS PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEMERINTAH OLEH PT SUMBER BERKAT USAHA
MANDIRI PERIODE 2013-2014”
DISUSUN OLEH :
LILYANTI MARGARETH
2012100238
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
KALBIS INSTITUTE
JAKARTA
2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu sumber pendapatan negara terbesar berasal dari pajak . Menurut
Undang-Undang No.27 tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak merupakan pungutan
yang bersifat wajib yang telah diatur dalam undang-undang dan digunakan untuk
memajukan perekonomian negara. Disamping sebagai kemajuan perekonomian
sebuah negara dapat dilihat dengan tingkat pembayaran pajak yang dilakukan oleh
warga negara yang telah terdaftar sebagai wajib pajak. Semakin tinggi tingkat
pembayaran pajak maka semakin besar pula pendapatan negara yang berasal dari
sektor perpajakan. Pajak dikenakan bagi setiap warga negara yang telah memiliki
penghasilan dan telah terdaftar sebagai wajib pajak.
Salah satu jenis pajak yang ditetapkan pemerintah adalah pajak
penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan
pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak.
Pajak penghasilan dapat dipungut atau dikenakan terhadap penghasilan
yang diperoleh oleh wajib pajak. Salah satu penghasilan yang dikenakan pajak
penghasilan adalah penghasilan yang diperoleh atau berasal dari kegiatan
pengadaan barang dan jasa atau kegiatan penjualan barang atau jasa kepada
pemerintah.
Kegiatan pengadaan barang atau jasa pemerintah menurut Undang-Undang
Nomor 70 Tahun 2012 adalah kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/institusi yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa.
Kontrak pengadaan barang dan jasa yang selanjutnya disebut kontrak
adalah perjanjian tertulis antara
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan
penyedia barang dan jasa atau pelaksana swakelola.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.Swakelola
adalah pengadaan Barang dan jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh kementrian/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah atau instansi sebagai penanggung jawab anggaran, instansi
pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.
Dalam hal pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah dikenakan pajak
penghasilan PPh 22 yaitu atas pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan
oleh DJA, bendaharawan pemerintah pusat atau daerah. Pembayaran atas
pembelian barang yang dilakukan oleh BUMN/D yang dananya dari belanja
negara atau daerah. Dan pajak penghasilan PPh 23 yaitu atas imbalan jasa
sehubungan dengan jasa teknik, jasa konstruksi, jasa manajemen, jasa konsultan
hukum, jasa konsultan pajak, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pph
pasal 21.
Sebagai agen atau perusahaan yang menjadi penyedia barang dan jasa
pemerintah PT Sumber Berkat Usaha Mandiri (PT SBUM) wajib dikenakan pajak
penghasilan PPh 22 atas pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, dalam
rangka penjualan barang-barang kepada pemerintah baik kepada BUMN dan
BUMD. Dan dikenakan PPh 23 atas penyediaan jasa, baik jasa teknik ataupu
konstruksi.
PTSumber Berkat Usaha Mandiri (PT SBUM) adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang penyediaan barang dan jasa dengan sub bidang general
trading, supplier, komputer, ATK, design interior/furniture, mechanical
electrical, engineering dan perlengkapan kantor. PT SBUM mengikuti kegiatan
penyediaan barang dan jasa atas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh
pemerintah. Sebagai perusahaan yang taat akan pajak, maka seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan penjualan akan barang atau jasa kepada pemerintah
wajib dipotong atau dikenakan pajak sesuai dengan tarif yang berlaku sesuai
dengan UU perpajakan di Indonesia.
Penghasilan atas penyediaan barang atau penjualan barang serta imbalan
atas jasa kepada pemerintah akan langsung dikenakan pajak penghasilan, dalam
kegiatan penyediaan barang dan jasa PT SBUM dikenakan pajak penghasilan
pasal 22 dan 23,yang dimana pajak tersebut dalam tahun berjalan akan langsung
dipotong oleh pihak pemotong yaitu bendaharawan negara atau pemerintah,
dikarenakan pengadaaan barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah baik
BUMN atau BUMD. Pihak pemotong memiliki kewajiban untuk melakukan
perhitungan dan pemotongan pajak secara langsung terhadap penghasilan dan
imbalan atas penyediaan atau penjualan barang dan jasa. Fenomena atas
perhitungan dan pemotongan atas pajak khususnya PPh 22 dan 23 adalah adanya
kemungkinan wajib pungut atau pihak pemotong mengalami kekeliruan dalam
memperhitungkan jumlah PPh pasal 22 dan 23 yang dipungut sehingga
berpengaruh terhadap pemotongan PPh pasal 22 dan 23 yang bersangkutan.
Kesalahan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan 22 dan 23 dapat terjadi
akibat perbedaan tarif pajak atau terjadinya perubahan ketentuan pajak yang
berlaku.
Serta untuk mengetahui dan membandingankan perhitungan dan
pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak pemotong atau
bendaharawan negara dengan perusahaan berdasarkan tarif, ketentuan pajak serta
akuntansi perpajakan yang berlaku. Pentingnya mengetahui perbandingan antara
perhitungan dan pemotongan pajak antara perusahaan dan bendaharawan atau
wajib pungut adalah untuk mengetahui apakah tarif dasar pengenaan atas pajak
yaitu PPh 22 dan 23 sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan pajak yang berlaku.
Oleh karena adanya fenomena pajak tersebut, maka diperlukan
pembuktian untuk mengetahui kebenaran perhitungan dan pemotongan atas pajak
pada perusahaan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS PERHITUNGAN DAN
PEMOTONGAN PPH PASAL 22 DAN 23 ATAS PENGADAAN BARANG
DAN JASA PEMERINTAH OLEH PT SUMBER BERKAT USAHA
MANDIRI PERIODE 2013-2014”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana prosedur dan tata cara perhitungan pajak penghasilan pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri periode 2013-2014 ?
2. Bagaimana prosedur dan tata cara pemotongan pajak penghasilan pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri periode 2013-2014 ?
3. Apakah prosedur dan tata cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan perpajakan yang berlaku ?
1.3
Batasan Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada PPh pasal
22 dan 23 atas kegiatan penyediaan barang dan jasa pemerintah dan hanya
berfokus pada data transaksi dan bukti potong pajak atas penjualan barang dan
jasa kepada pemerintah yang dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu 20132014.
1.4
Tujuan Penelitian
Sebagaimana maksud untuk mengidentifikasi masalah di atas, maka
penulis melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosedur dan tata cara perhitungan pajak penghasilan pasal
22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat
Usaha Mandiri periode 2013-2014.
2. Untuk mengetahui dan tata cara pemotongan pajak penghasilan pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri periode 2013-2014.
3. Untuk mengetahui prosedur dan tata cara perhitungan dan pemotongan PPh
pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT. Sumber
Berkat Usaha Mandiri sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan perpajakan
yang berlaku ?
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Bagi Penulis :
a. Penulis diharapkan mampu mengumpulkan, mengolah dan menganalisa
data secara sistematis sesuai dengan masalah yang diangkat dalam
penelitian ini serta menambah ilmu pengetahuandi bidang perpajakan,
khususnya mengenai PPh Pasal 22 dan 23.
b. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi ilmu perpajakan
dan akuntansi sehingga penulis dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang dan memiliki
tuntutan yang besar.
c. Penulis dapat mengetahui tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan
PPh pasal 22 pada PT SBUM.
2. Manfaat Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasikepada perusahaan
mengenai tata cara perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 22 dan 23, sebagai
alat ukur atas pelaksanaan penerapan, perhitungan, dan pemotongan PPh Pasal
22 dan 23 yang selama ini dilakukan perusahaan.
3. Manfaat Bagi Dunia Usaha
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi para pengusaha tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan
PPh pasal 22 dan 23 yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga para
pengusaha dapat menentukan kesesuaian PPh pasal 22 dan 23 yang dipotong
atau dikenakan atas penghasilan dari kegiatan usaha mereka.
4. Manfaat Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan di bidang
perpajakan, khususnya untuk PPh Pasal 22 dan 23 tentang pengadaan barang
dan jasa, serta sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.
1.6
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakanjenis penelitian kuantitatif yang memerlukan adanya
hipotesis dan pengujian yang kemudian akan menentukan tahapantahapan
berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan uji statistik yang yang akan
digunakan. Pendekatan ini juga lebih memberikan makna dalam hubungannya
dengan penafsiran angka statistik, bukan makna secara kebahasaan dan
kulturalnya.
2.
Subjek atau Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalahkegiatan penyediaan
barang atau jasa atas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan
pemerintah oleh PT SBUM.
b. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri yang berkantor operasional di Ruko Duta Permai/ Rhema
Building, Lt.3 No.2, Jl. Raya Kalimalang, Jaka Permai, Bekasi.
3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diteliti oleh penulis
untuk mendapatkan informasi yang dicari. Data primer dalam penelitian ini
adalah lewat dokumen-dokumen pajak yang diperoleh penulis dari PT SBUM.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dari perusahaan penulis melakukan beberapa teknik
yang digunakan dalan pengumpulannya, diantaranya:
a. Studi Perpustakaan
Studi perpustakaan adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi tambahan dari buku ilmiah, dokumen, jurnal, literatur, karangan
ilmiah, atau sumber-sumber tertulis lainnya untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Penulis
melakukan
studi
perpustakaan
untuk
mendapatkan
data
tentang
pengertian-pengertian suatu istilah dan landasan teori dari masalah yang
dibahas.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
penelusuran data historis objek penelitian serta melihat sejauh mana proses
yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik. Penulis juga
mendapatkan data dengan melakukan analisis terhadap dokumentasidokumentasi yang berhubungan dengan penelitian dan digunakan dalam
kegiatan usaha di PT SBUM.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara-cara yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan. Dalam penyusunan skripsi ini adalah
menganalisa dengan menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitucara
pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan
angka-angka yang berfungsi sebagai pendukung atas analisa data dalam
rangka pemecahan masalah.
Adapun teknik analisis data sebagai berikut:
a. Melakukan survey pendahuluan, untuk mengetahui kondisi perusahaan
dan permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan penyediaan barang
dan jasa oleh PT.SBUM.
b. Melakukan
pengumpulan
data,
meliputi
dokumen-dokumen
yang
diperlukan dalam penyediaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT
SBUM.
c. Mengevaluasi atas perhitungan dan pemotongan atas PPh 22 dan 23 dalam
kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT SBUM.
d. Memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diolah tersebut.
1.7
Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi menjadi lima bab dengan maksud memberikan
gambaran secara garis besar dan menjelaskan tentang isi dari skripsi ini. Adapun
sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan untuk
memperkuat dan mendukung pembahasan masalah.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan gambaran umum tentang sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, pembahasan atas proses
pengadaan barang dan jasa,perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22
dan 23 atas pengadaan barang pemerintah oleh PT SBUM.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang
dilakukan pada bab sebelumnya disertai saran sehubungan dengan pokok
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
Dalam pelaksanaan skripsi ini diperlukan pemahaman terhadap sejumlah
teori-teori untuk mendukung berbagai dasar yang dijadikan patokan dalam
membangun penelitian ini, teori-teori tersebut merupakan kontribusi dari berbagai
sumber dan literatur.
2.1.1
Definisi Pajak
Pajak menurut Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa
pajak, sebagian kegiatan negara tidak dapat untuk dilaksanakan. Pajak sifatnya
dapat dipaksakan.
Dalam UU 1945 pasal 23(2) dinyatakan bahwa segala jenis pajak untuk
keperluan negara harus berdasarkan Undang-Undang.
Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo,2013:1)
Definisi pajak menurut Djajadiningrat adalah pajak sebagai suatu
kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. (Sudirman,Amiruddin,2015:2)
Definisi pajak menurut Adriani yang diterjemahkan Santoso Brotodiharjo.
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan. (Waluyo,2013:2)
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari
pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public
investment.
5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.
(Waluyo,2011:3)
2.2.
Pajak Penghasilan Pasal 22
2.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22
Definisi Pajak Penghasilan Pasal 22 berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang
dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012,
adalah pajak atau potongan sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan
barang dan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lainnya.
2.2.2. Tarif PPh 22 atas Pengadaan Barang dan Jasa
Atas pembelian barang oleh pemerintah yang dananya dari belanja negara
atau belanja daerah dikenakan pemungutan PPh pasal 22 sebesar 1,5% dari harga
penjualan. (Mardiasmo,2013:251)
2.2.3. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 22
Pemungut pph pasal 22 adalah:
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang.
2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di tingkat
pusat maupun di tingkat daerah, yang melakukan atas pembelian barang.
3. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan
pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN)
dan atau belanja daerah (APBD), kecuali badan-badan tersebut pada butir 4.
4. Bank Indonesia (BI), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Perum Badan
Urusan Logistik (BULOG), PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT
Krakatau Steel, PT Pertamina, Bank-bank BUMN ang melakukan pembelian
barang yang dana nya bersumber dari APBN maupun non-APBN.
5. Badan usaha yang bergerak di bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh kepala kantor
pelayanan pajak, atas penjualan hasil produksi di dalam negri.
6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, pelumas, atas penjualan
bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.
7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas
pembelian bahan bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari
pedagang pengumpul.
8. Wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat
mewah. (Mardiasno,2013: 246-247)
2.2.4. Objek Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 22
Yang merupakan objek pemungutan PPh pasal 22 adalah:
1. Impor barang
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun
Pemerintah Daerah
3. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang dana nya dari belanja negara atau
belanja daerah
4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha
yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri kertas,
industri baja dan industri otomotif
5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha
selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix
dan gas.
6. Pembelian bahan bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan
eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan dari pedagang pengumpul.
7. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Yang dimaksud barang yang
tergolong sangat mewah adalah:
a. Pesawat udara dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,00 (dua
puluh miliar rupiah).
b. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan luas bangunan lebih dari
500m2 (lima ratus meter persegi).
c. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari
Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan/atau luas bangunan
lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi).
d. Apartemen, kondominium dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dan/atau luas bangunan lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi).
e. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang
berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multipurpose vehicle
(MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dengan kapasitas silinder lebih dari
3.000 cc. (Mardiasmo,2013:247-248)
2.2.5. Perhitungan PPh 22 atas Pengadaan Barang dan Jasa
Penjualan barang kepada pemerintah yang dibayar dengan APBN/APBD.
(Sudirman,Amiruddin,2015:201)
PPh Pasal 22 = 1,5% x Harga Jual
2.3.
Pajak Penghasilan Pasal 23
2.3.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23
Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan
kegiatan selain yang telah dipotong pajak penghasilan pasal 21, yang dibayarkan,
yang disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh
badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggaraan kegiatan,
bentuk
usaha
tetap,
atau
perwakilan
perusahaan
luar
negeri
lainnya.
(Mardiasmo,2013:255)
2.3.2. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23
Pemotong PPh pasal 23 adalah pihak-pihak yang membayarkan
penghasilan, yang terdiri atas :
1. Badan pemerintah.
2. Subjek pajak badan dalam negeri.
3. Penyelenggara kegiatan.
4. Bentuk usaha tetap.
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
6. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri yang telah mendapat
penunjukan sari Direktur Jenderal Pajak (DJP) untuk memotong pajak Pph
pasal 23, yang meliputi :
a. Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang
melakukan pekerjaan bebas.
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan. (Mardiasmo,2013:255)
2.3.3. Objek Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 adalah :
1. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.
2. Bunga
termasuk
premium,
diskonto,
dan
imbalan
karena
jaminan
pengembalian utang.
3. Royalti.
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak
penghasilan sebagaimna dimaksud dalam Pasal 21.
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali
sewa tanah dan/atau bangunan.
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajeen, jasa konstruksi, jasa
kosultan,dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21. (Mardiasmo,2013:256)
2.3.4. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23
Tarif PPh pasal 23 adalah sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak
termasuk pajak pertambahan nilai, atas :
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan
pasal 21. Jasa lain yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa terdiri dari :
1. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi.
2. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan di bidang kontruksi
dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.
Dalam hal wajib pajak yang menerima dan memperoleh penghasilan tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah
tidak lebih tinggi 100% (seratus persen). Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak
dapat dibuktikan oeh wajib pajak, antara lain, dengan cara menunjukkan kartu
Nomor Pokok Wajib Pajak. (Mardiasmo,2013:257-259)
2.3.5. Tata Cara Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
Cara menghitung PPh pasal 23 atas imbalan sehubungan dengan jasa
teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain yang
telah dipotong pajak penghasilan pasal 21 sebesar 2% dari jumlah bruto tidak
termasuk pajak pertambahan nilai.
PPh pasal 23 = 2% x Bruto
2.4.
Kerangka Pemikiran
Untuk memudahkan dalam menyamakan konsep dalam penelitin ini, maka
Penulis memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran dari penelitian ini.
SURAT BUKTI POTONG
PAJAK OLEH
PERUSAHAAN
TARIF PEMOTONGAN
DAN PERHITUNGAN
PAJAK OLEH
PEMERINTAH
KESESUAIAN DENGAN
KETENTUAN TARIF DAN
PERPAJAKAN YANG
BERLAKU
Gambar 2.1 Model Penelitian
Dalam kerangka penelitian ini, dijelaskan atau dijabarkan bahwa konsep
awal dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian perhitungan dan
pemotongan pajak yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan tarif dan
ketentuan pajak yang berlaku, serta bukti potong pajak yang dimiliki oleh
perusahaan dan kesesuaian perhitungan pajak oleh perusahaan.
2.5.
Penelitian Terdahulu
Analisis perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan 23 atas pengadaan
barang dan jasa pemerintah oleh perusahaan menjadi hal yang utama dalam
penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian yang memiliki faktor-faktor masih
berhubungan atau memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian
yang pernah dilakukan antara lain:
1. Linda (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 23 Pada PT Sigma”. Dimana penelitian tersebut peneliti
terdahulu ingin mengungkapkan perhitungan dan pemotongan PPh pasal 23
yang dipotong oleh konsumen perusahaan, dengan membandingkan bukti
potong yang dimiliki oleh perusahaan.serta untuk memperhitungkan apakah
tarif pajak yang dikenakan oleh pihak pemotong telah sesuai ketentuan pajak
yang berlaku atau tidak.
2. Paramitha (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penghitungan,
Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Citra Sari
Makmur”. Penelitin dilakukan dengan menganalisis pemotongan PPh Pasal 23
untuk tahun pajak 2011 pada PT Citra Sari Makmur. Dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui apakah perusahaan telah melaksanakan kewajiban
perpajakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan hasil penelitian bahwa
secara material, perusahaan tersebut telah menerapkan pemotongan PPh Pasal
23 sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.
3. Lelytah (2010) melakukan penelitian dengan judul “Sistem Perhitungan dan
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Dengan melakukan penelitian
tentang permasalah perpajakan khususnya PPh Pasal 22, dimana variabel
penelitiannya adalah faktur pajak,bukti potong dan SSP (Surat Sektor Pajak)
pajak oleh Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian untuk mengetahui
perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 terhadap pengadaan barang oleh
Universitas Sumatera Utara apakah sesuai dengan ketentuan pajak yang
berlaku. Hasil penelitian adalah dimana subjek yang diteliti telah melakukan
perhitungan pemotongan atas pengadaan barang dan jasa sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang ada dan berlaku.
2.6.
Hipotesis
Berdasarkan berbagai landasan teoritis dan penelitian terdahulu di
atas,maka penulis membuat hipotesis alternatif penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ho = Tidak ada perbedaan antara perhitungan dan pemotongan pajak antara
pemerintah dengan PT SBUM.
Ha =
Ada perbedaan antara perhitungan dan pemotongan pajak antara
pemerintah dengan PT SBUM.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Mardiasmo. (2013). Perpajakan, Edisi revisi 2011. Yogyakarta: Andi.
Waluy. (2013). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Sudirman, Rismawati dan Amiruddin, Antong. (2015). Perpajakan Pendekatan
Teori dan Praktek. Jakarta. 42 Media.
Undang-Undang No.27 tahun 2007.
UU 1945 pasal 23(2).
Undang-Undang Nomor 70 Tahun 2012.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan
Pajak Penghasilan Pasal 22.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012
Skripsi :
Simamora, Lelytah (2010) “Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara”.
Navrilia, Paramitha Wistia (2012) “Analisis Perhitungan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Citra Sari Makmur”.
Tanumihardja, Linda (2011) “Analisis Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
Pada PT Sigma”.
http://www.ditkeu.itb.ac.id/wp/wp-content/uploads/2014/02/BendaharaPemerintah-PPh-222342PPN.pdf. (Januari 2015, 10)
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/gzme2014.pdf(Januari 2015,10)
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/UU-PPh-001-13-UU%20PPh%20201300%20Mobile.pdf. (Januari 2015,10)
JADWAL PELAKSANAAN
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2015
Kegiatan
Konsultasi judul skripsi
Penyusunan proposal skripsi
Penyerahan proposal skripsi
Pengumuman proposal disetujui
Pengumpulan data penelitian
Pembuatan dan penyusunan
skripsi
Bimbingan penulisan isi skripsi
Penyelesaian penulisan skripsi.
Des
2016
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Jul
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Lilyanti Margareth
Nomor Induk Mahasiswa
: 2012100238
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 26 Maret 1994
Alamat
: Jl. Pelangi 2 blok e/9, Bekasi Selatan.
Nomor Telepon
: 085287524880
Alamat Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
:
Formal
2012 – sekarang : Program Sarjana (S-1) Akuntansi Kalbis Institute Jakarta
2009 – 2012
: SMA Mahanaim Bekasi
2006 – 2009
: SMP Mahanaim Bekasi
2000 – 2006
: SD Maria Fransiska Bekasi
“ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPH
PASAL 22 DAN 23 ATAS PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEMERINTAH OLEH PT SUMBER BERKAT USAHA
MANDIRI PERIODE 2013-2014”
DISUSUN OLEH :
LILYANTI MARGARETH
2012100238
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
KALBIS INSTITUTE
JAKARTA
2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu sumber pendapatan negara terbesar berasal dari pajak . Menurut
Undang-Undang No.27 tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak merupakan pungutan
yang bersifat wajib yang telah diatur dalam undang-undang dan digunakan untuk
memajukan perekonomian negara. Disamping sebagai kemajuan perekonomian
sebuah negara dapat dilihat dengan tingkat pembayaran pajak yang dilakukan oleh
warga negara yang telah terdaftar sebagai wajib pajak. Semakin tinggi tingkat
pembayaran pajak maka semakin besar pula pendapatan negara yang berasal dari
sektor perpajakan. Pajak dikenakan bagi setiap warga negara yang telah memiliki
penghasilan dan telah terdaftar sebagai wajib pajak.
Salah satu jenis pajak yang ditetapkan pemerintah adalah pajak
penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan
pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak.
Pajak penghasilan dapat dipungut atau dikenakan terhadap penghasilan
yang diperoleh oleh wajib pajak. Salah satu penghasilan yang dikenakan pajak
penghasilan adalah penghasilan yang diperoleh atau berasal dari kegiatan
pengadaan barang dan jasa atau kegiatan penjualan barang atau jasa kepada
pemerintah.
Kegiatan pengadaan barang atau jasa pemerintah menurut Undang-Undang
Nomor 70 Tahun 2012 adalah kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/institusi yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa.
Kontrak pengadaan barang dan jasa yang selanjutnya disebut kontrak
adalah perjanjian tertulis antara
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan
penyedia barang dan jasa atau pelaksana swakelola.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.Swakelola
adalah pengadaan Barang dan jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh kementrian/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah atau instansi sebagai penanggung jawab anggaran, instansi
pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.
Dalam hal pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah dikenakan pajak
penghasilan PPh 22 yaitu atas pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan
oleh DJA, bendaharawan pemerintah pusat atau daerah. Pembayaran atas
pembelian barang yang dilakukan oleh BUMN/D yang dananya dari belanja
negara atau daerah. Dan pajak penghasilan PPh 23 yaitu atas imbalan jasa
sehubungan dengan jasa teknik, jasa konstruksi, jasa manajemen, jasa konsultan
hukum, jasa konsultan pajak, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pph
pasal 21.
Sebagai agen atau perusahaan yang menjadi penyedia barang dan jasa
pemerintah PT Sumber Berkat Usaha Mandiri (PT SBUM) wajib dikenakan pajak
penghasilan PPh 22 atas pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, dalam
rangka penjualan barang-barang kepada pemerintah baik kepada BUMN dan
BUMD. Dan dikenakan PPh 23 atas penyediaan jasa, baik jasa teknik ataupu
konstruksi.
PTSumber Berkat Usaha Mandiri (PT SBUM) adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang penyediaan barang dan jasa dengan sub bidang general
trading, supplier, komputer, ATK, design interior/furniture, mechanical
electrical, engineering dan perlengkapan kantor. PT SBUM mengikuti kegiatan
penyediaan barang dan jasa atas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh
pemerintah. Sebagai perusahaan yang taat akan pajak, maka seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan penjualan akan barang atau jasa kepada pemerintah
wajib dipotong atau dikenakan pajak sesuai dengan tarif yang berlaku sesuai
dengan UU perpajakan di Indonesia.
Penghasilan atas penyediaan barang atau penjualan barang serta imbalan
atas jasa kepada pemerintah akan langsung dikenakan pajak penghasilan, dalam
kegiatan penyediaan barang dan jasa PT SBUM dikenakan pajak penghasilan
pasal 22 dan 23,yang dimana pajak tersebut dalam tahun berjalan akan langsung
dipotong oleh pihak pemotong yaitu bendaharawan negara atau pemerintah,
dikarenakan pengadaaan barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah baik
BUMN atau BUMD. Pihak pemotong memiliki kewajiban untuk melakukan
perhitungan dan pemotongan pajak secara langsung terhadap penghasilan dan
imbalan atas penyediaan atau penjualan barang dan jasa. Fenomena atas
perhitungan dan pemotongan atas pajak khususnya PPh 22 dan 23 adalah adanya
kemungkinan wajib pungut atau pihak pemotong mengalami kekeliruan dalam
memperhitungkan jumlah PPh pasal 22 dan 23 yang dipungut sehingga
berpengaruh terhadap pemotongan PPh pasal 22 dan 23 yang bersangkutan.
Kesalahan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan 22 dan 23 dapat terjadi
akibat perbedaan tarif pajak atau terjadinya perubahan ketentuan pajak yang
berlaku.
Serta untuk mengetahui dan membandingankan perhitungan dan
pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak pemotong atau
bendaharawan negara dengan perusahaan berdasarkan tarif, ketentuan pajak serta
akuntansi perpajakan yang berlaku. Pentingnya mengetahui perbandingan antara
perhitungan dan pemotongan pajak antara perusahaan dan bendaharawan atau
wajib pungut adalah untuk mengetahui apakah tarif dasar pengenaan atas pajak
yaitu PPh 22 dan 23 sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan pajak yang berlaku.
Oleh karena adanya fenomena pajak tersebut, maka diperlukan
pembuktian untuk mengetahui kebenaran perhitungan dan pemotongan atas pajak
pada perusahaan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS PERHITUNGAN DAN
PEMOTONGAN PPH PASAL 22 DAN 23 ATAS PENGADAAN BARANG
DAN JASA PEMERINTAH OLEH PT SUMBER BERKAT USAHA
MANDIRI PERIODE 2013-2014”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana prosedur dan tata cara perhitungan pajak penghasilan pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri periode 2013-2014 ?
2. Bagaimana prosedur dan tata cara pemotongan pajak penghasilan pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri periode 2013-2014 ?
3. Apakah prosedur dan tata cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan perpajakan yang berlaku ?
1.3
Batasan Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada PPh pasal
22 dan 23 atas kegiatan penyediaan barang dan jasa pemerintah dan hanya
berfokus pada data transaksi dan bukti potong pajak atas penjualan barang dan
jasa kepada pemerintah yang dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu 20132014.
1.4
Tujuan Penelitian
Sebagaimana maksud untuk mengidentifikasi masalah di atas, maka
penulis melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosedur dan tata cara perhitungan pajak penghasilan pasal
22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat
Usaha Mandiri periode 2013-2014.
2. Untuk mengetahui dan tata cara pemotongan pajak penghasilan pasal 22 dan
23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri periode 2013-2014.
3. Untuk mengetahui prosedur dan tata cara perhitungan dan pemotongan PPh
pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT. Sumber
Berkat Usaha Mandiri sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan perpajakan
yang berlaku ?
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Bagi Penulis :
a. Penulis diharapkan mampu mengumpulkan, mengolah dan menganalisa
data secara sistematis sesuai dengan masalah yang diangkat dalam
penelitian ini serta menambah ilmu pengetahuandi bidang perpajakan,
khususnya mengenai PPh Pasal 22 dan 23.
b. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi ilmu perpajakan
dan akuntansi sehingga penulis dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang dan memiliki
tuntutan yang besar.
c. Penulis dapat mengetahui tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan
PPh pasal 22 pada PT SBUM.
2. Manfaat Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasikepada perusahaan
mengenai tata cara perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 22 dan 23, sebagai
alat ukur atas pelaksanaan penerapan, perhitungan, dan pemotongan PPh Pasal
22 dan 23 yang selama ini dilakukan perusahaan.
3. Manfaat Bagi Dunia Usaha
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi para pengusaha tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan
PPh pasal 22 dan 23 yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga para
pengusaha dapat menentukan kesesuaian PPh pasal 22 dan 23 yang dipotong
atau dikenakan atas penghasilan dari kegiatan usaha mereka.
4. Manfaat Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan di bidang
perpajakan, khususnya untuk PPh Pasal 22 dan 23 tentang pengadaan barang
dan jasa, serta sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.
1.6
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakanjenis penelitian kuantitatif yang memerlukan adanya
hipotesis dan pengujian yang kemudian akan menentukan tahapantahapan
berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan uji statistik yang yang akan
digunakan. Pendekatan ini juga lebih memberikan makna dalam hubungannya
dengan penafsiran angka statistik, bukan makna secara kebahasaan dan
kulturalnya.
2.
Subjek atau Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalahkegiatan penyediaan
barang atau jasa atas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan
pemerintah oleh PT SBUM.
b. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT Sumber Berkat Usaha
Mandiri yang berkantor operasional di Ruko Duta Permai/ Rhema
Building, Lt.3 No.2, Jl. Raya Kalimalang, Jaka Permai, Bekasi.
3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diteliti oleh penulis
untuk mendapatkan informasi yang dicari. Data primer dalam penelitian ini
adalah lewat dokumen-dokumen pajak yang diperoleh penulis dari PT SBUM.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dari perusahaan penulis melakukan beberapa teknik
yang digunakan dalan pengumpulannya, diantaranya:
a. Studi Perpustakaan
Studi perpustakaan adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi tambahan dari buku ilmiah, dokumen, jurnal, literatur, karangan
ilmiah, atau sumber-sumber tertulis lainnya untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Penulis
melakukan
studi
perpustakaan
untuk
mendapatkan
data
tentang
pengertian-pengertian suatu istilah dan landasan teori dari masalah yang
dibahas.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
penelusuran data historis objek penelitian serta melihat sejauh mana proses
yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik. Penulis juga
mendapatkan data dengan melakukan analisis terhadap dokumentasidokumentasi yang berhubungan dengan penelitian dan digunakan dalam
kegiatan usaha di PT SBUM.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara-cara yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan. Dalam penyusunan skripsi ini adalah
menganalisa dengan menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitucara
pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan
angka-angka yang berfungsi sebagai pendukung atas analisa data dalam
rangka pemecahan masalah.
Adapun teknik analisis data sebagai berikut:
a. Melakukan survey pendahuluan, untuk mengetahui kondisi perusahaan
dan permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan penyediaan barang
dan jasa oleh PT.SBUM.
b. Melakukan
pengumpulan
data,
meliputi
dokumen-dokumen
yang
diperlukan dalam penyediaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT
SBUM.
c. Mengevaluasi atas perhitungan dan pemotongan atas PPh 22 dan 23 dalam
kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT SBUM.
d. Memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diolah tersebut.
1.7
Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi menjadi lima bab dengan maksud memberikan
gambaran secara garis besar dan menjelaskan tentang isi dari skripsi ini. Adapun
sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan untuk
memperkuat dan mendukung pembahasan masalah.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan gambaran umum tentang sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, pembahasan atas proses
pengadaan barang dan jasa,perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22
dan 23 atas pengadaan barang pemerintah oleh PT SBUM.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang
dilakukan pada bab sebelumnya disertai saran sehubungan dengan pokok
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
Dalam pelaksanaan skripsi ini diperlukan pemahaman terhadap sejumlah
teori-teori untuk mendukung berbagai dasar yang dijadikan patokan dalam
membangun penelitian ini, teori-teori tersebut merupakan kontribusi dari berbagai
sumber dan literatur.
2.1.1
Definisi Pajak
Pajak menurut Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa
pajak, sebagian kegiatan negara tidak dapat untuk dilaksanakan. Pajak sifatnya
dapat dipaksakan.
Dalam UU 1945 pasal 23(2) dinyatakan bahwa segala jenis pajak untuk
keperluan negara harus berdasarkan Undang-Undang.
Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo,2013:1)
Definisi pajak menurut Djajadiningrat adalah pajak sebagai suatu
kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. (Sudirman,Amiruddin,2015:2)
Definisi pajak menurut Adriani yang diterjemahkan Santoso Brotodiharjo.
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan. (Waluyo,2013:2)
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari
pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public
investment.
5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.
(Waluyo,2011:3)
2.2.
Pajak Penghasilan Pasal 22
2.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22
Definisi Pajak Penghasilan Pasal 22 berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang
dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012,
adalah pajak atau potongan sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan
barang dan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lainnya.
2.2.2. Tarif PPh 22 atas Pengadaan Barang dan Jasa
Atas pembelian barang oleh pemerintah yang dananya dari belanja negara
atau belanja daerah dikenakan pemungutan PPh pasal 22 sebesar 1,5% dari harga
penjualan. (Mardiasmo,2013:251)
2.2.3. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 22
Pemungut pph pasal 22 adalah:
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang.
2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di tingkat
pusat maupun di tingkat daerah, yang melakukan atas pembelian barang.
3. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan
pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN)
dan atau belanja daerah (APBD), kecuali badan-badan tersebut pada butir 4.
4. Bank Indonesia (BI), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Perum Badan
Urusan Logistik (BULOG), PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT
Krakatau Steel, PT Pertamina, Bank-bank BUMN ang melakukan pembelian
barang yang dana nya bersumber dari APBN maupun non-APBN.
5. Badan usaha yang bergerak di bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh kepala kantor
pelayanan pajak, atas penjualan hasil produksi di dalam negri.
6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, pelumas, atas penjualan
bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.
7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas
pembelian bahan bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari
pedagang pengumpul.
8. Wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat
mewah. (Mardiasno,2013: 246-247)
2.2.4. Objek Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 22
Yang merupakan objek pemungutan PPh pasal 22 adalah:
1. Impor barang
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun
Pemerintah Daerah
3. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang dana nya dari belanja negara atau
belanja daerah
4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha
yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri kertas,
industri baja dan industri otomotif
5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha
selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix
dan gas.
6. Pembelian bahan bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan
eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan dari pedagang pengumpul.
7. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Yang dimaksud barang yang
tergolong sangat mewah adalah:
a. Pesawat udara dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,00 (dua
puluh miliar rupiah).
b. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan luas bangunan lebih dari
500m2 (lima ratus meter persegi).
c. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari
Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan/atau luas bangunan
lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi).
d. Apartemen, kondominium dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dan/atau luas bangunan lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi).
e. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang
berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multipurpose vehicle
(MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dengan kapasitas silinder lebih dari
3.000 cc. (Mardiasmo,2013:247-248)
2.2.5. Perhitungan PPh 22 atas Pengadaan Barang dan Jasa
Penjualan barang kepada pemerintah yang dibayar dengan APBN/APBD.
(Sudirman,Amiruddin,2015:201)
PPh Pasal 22 = 1,5% x Harga Jual
2.3.
Pajak Penghasilan Pasal 23
2.3.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23
Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan
kegiatan selain yang telah dipotong pajak penghasilan pasal 21, yang dibayarkan,
yang disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh
badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggaraan kegiatan,
bentuk
usaha
tetap,
atau
perwakilan
perusahaan
luar
negeri
lainnya.
(Mardiasmo,2013:255)
2.3.2. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23
Pemotong PPh pasal 23 adalah pihak-pihak yang membayarkan
penghasilan, yang terdiri atas :
1. Badan pemerintah.
2. Subjek pajak badan dalam negeri.
3. Penyelenggara kegiatan.
4. Bentuk usaha tetap.
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
6. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri yang telah mendapat
penunjukan sari Direktur Jenderal Pajak (DJP) untuk memotong pajak Pph
pasal 23, yang meliputi :
a. Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang
melakukan pekerjaan bebas.
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan. (Mardiasmo,2013:255)
2.3.3. Objek Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 adalah :
1. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.
2. Bunga
termasuk
premium,
diskonto,
dan
imbalan
karena
jaminan
pengembalian utang.
3. Royalti.
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak
penghasilan sebagaimna dimaksud dalam Pasal 21.
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali
sewa tanah dan/atau bangunan.
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajeen, jasa konstruksi, jasa
kosultan,dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21. (Mardiasmo,2013:256)
2.3.4. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23
Tarif PPh pasal 23 adalah sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak
termasuk pajak pertambahan nilai, atas :
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan
pasal 21. Jasa lain yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa terdiri dari :
1. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi.
2. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan di bidang kontruksi
dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.
Dalam hal wajib pajak yang menerima dan memperoleh penghasilan tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah
tidak lebih tinggi 100% (seratus persen). Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak
dapat dibuktikan oeh wajib pajak, antara lain, dengan cara menunjukkan kartu
Nomor Pokok Wajib Pajak. (Mardiasmo,2013:257-259)
2.3.5. Tata Cara Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
Cara menghitung PPh pasal 23 atas imbalan sehubungan dengan jasa
teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain yang
telah dipotong pajak penghasilan pasal 21 sebesar 2% dari jumlah bruto tidak
termasuk pajak pertambahan nilai.
PPh pasal 23 = 2% x Bruto
2.4.
Kerangka Pemikiran
Untuk memudahkan dalam menyamakan konsep dalam penelitin ini, maka
Penulis memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran dari penelitian ini.
SURAT BUKTI POTONG
PAJAK OLEH
PERUSAHAAN
TARIF PEMOTONGAN
DAN PERHITUNGAN
PAJAK OLEH
PEMERINTAH
KESESUAIAN DENGAN
KETENTUAN TARIF DAN
PERPAJAKAN YANG
BERLAKU
Gambar 2.1 Model Penelitian
Dalam kerangka penelitian ini, dijelaskan atau dijabarkan bahwa konsep
awal dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian perhitungan dan
pemotongan pajak yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan tarif dan
ketentuan pajak yang berlaku, serta bukti potong pajak yang dimiliki oleh
perusahaan dan kesesuaian perhitungan pajak oleh perusahaan.
2.5.
Penelitian Terdahulu
Analisis perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan 23 atas pengadaan
barang dan jasa pemerintah oleh perusahaan menjadi hal yang utama dalam
penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian yang memiliki faktor-faktor masih
berhubungan atau memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian
yang pernah dilakukan antara lain:
1. Linda (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 23 Pada PT Sigma”. Dimana penelitian tersebut peneliti
terdahulu ingin mengungkapkan perhitungan dan pemotongan PPh pasal 23
yang dipotong oleh konsumen perusahaan, dengan membandingkan bukti
potong yang dimiliki oleh perusahaan.serta untuk memperhitungkan apakah
tarif pajak yang dikenakan oleh pihak pemotong telah sesuai ketentuan pajak
yang berlaku atau tidak.
2. Paramitha (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penghitungan,
Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Citra Sari
Makmur”. Penelitin dilakukan dengan menganalisis pemotongan PPh Pasal 23
untuk tahun pajak 2011 pada PT Citra Sari Makmur. Dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui apakah perusahaan telah melaksanakan kewajiban
perpajakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan hasil penelitian bahwa
secara material, perusahaan tersebut telah menerapkan pemotongan PPh Pasal
23 sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.
3. Lelytah (2010) melakukan penelitian dengan judul “Sistem Perhitungan dan
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Dengan melakukan penelitian
tentang permasalah perpajakan khususnya PPh Pasal 22, dimana variabel
penelitiannya adalah faktur pajak,bukti potong dan SSP (Surat Sektor Pajak)
pajak oleh Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian untuk mengetahui
perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 terhadap pengadaan barang oleh
Universitas Sumatera Utara apakah sesuai dengan ketentuan pajak yang
berlaku. Hasil penelitian adalah dimana subjek yang diteliti telah melakukan
perhitungan pemotongan atas pengadaan barang dan jasa sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang ada dan berlaku.
2.6.
Hipotesis
Berdasarkan berbagai landasan teoritis dan penelitian terdahulu di
atas,maka penulis membuat hipotesis alternatif penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ho = Tidak ada perbedaan antara perhitungan dan pemotongan pajak antara
pemerintah dengan PT SBUM.
Ha =
Ada perbedaan antara perhitungan dan pemotongan pajak antara
pemerintah dengan PT SBUM.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Mardiasmo. (2013). Perpajakan, Edisi revisi 2011. Yogyakarta: Andi.
Waluy. (2013). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Sudirman, Rismawati dan Amiruddin, Antong. (2015). Perpajakan Pendekatan
Teori dan Praktek. Jakarta. 42 Media.
Undang-Undang No.27 tahun 2007.
UU 1945 pasal 23(2).
Undang-Undang Nomor 70 Tahun 2012.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan
Pajak Penghasilan Pasal 22.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012
Skripsi :
Simamora, Lelytah (2010) “Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara”.
Navrilia, Paramitha Wistia (2012) “Analisis Perhitungan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Citra Sari Makmur”.
Tanumihardja, Linda (2011) “Analisis Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
Pada PT Sigma”.
http://www.ditkeu.itb.ac.id/wp/wp-content/uploads/2014/02/BendaharaPemerintah-PPh-222342PPN.pdf. (Januari 2015, 10)
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/gzme2014.pdf(Januari 2015,10)
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/UU-PPh-001-13-UU%20PPh%20201300%20Mobile.pdf. (Januari 2015,10)
JADWAL PELAKSANAAN
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2015
Kegiatan
Konsultasi judul skripsi
Penyusunan proposal skripsi
Penyerahan proposal skripsi
Pengumuman proposal disetujui
Pengumpulan data penelitian
Pembuatan dan penyusunan
skripsi
Bimbingan penulisan isi skripsi
Penyelesaian penulisan skripsi.
Des
2016
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Jul
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Lilyanti Margareth
Nomor Induk Mahasiswa
: 2012100238
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 26 Maret 1994
Alamat
: Jl. Pelangi 2 blok e/9, Bekasi Selatan.
Nomor Telepon
: 085287524880
Alamat Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
:
Formal
2012 – sekarang : Program Sarjana (S-1) Akuntansi Kalbis Institute Jakarta
2009 – 2012
: SMA Mahanaim Bekasi
2006 – 2009
: SMP Mahanaim Bekasi
2000 – 2006
: SD Maria Fransiska Bekasi