Artikel Studi kelayakan investasi Bisnis

STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3
INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL

Nur Zeina Mayasari
Major : Accountancy , Lecturer : Universitas Langlangbuana (UNLA)
Pajajaran University Accounting Doctoral UNPAD Student
Bandung-Jawa Barat
Email : [email protected]

This thesis regard Invesment feasibility study 3 star hotel simulation writter. Hotel
will start year 2014 and will operate year 2015 up to 2024.
Invesment study will reckoned from initial investment, cash flow operate for during
10 year. Result of moderate , optimism , and pessimist that 1) NPV Positive 2) IRR bigger from
WACC 3) Payback Period shorter duration than period acceptable period. So that can be told
Founding 3 star Hotel owning executed competent and beneficial invesment
Keyword: Invesment Feasibility Study 3 Star Hotel , NPV, IRR, Analysis Sensitivitas and
Scenario

1

Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha perhotelan menuju Asean Economic Community (AEC)
pada tahun 2015, secara umum menunjukan suatu kondisi baru dimana suatu industri hotel
dituntut untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin ketat dan keras, serta
permintaan pasar yang terus meningkat. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
menghimbau bahwa industri perhotelan, khususnya di Bandung harus lebih kompetitif
dalam meningkatkan kemampuan tenaga kerja dan menjalankan dunia bisnisnya.
Berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), pada bulan
Agustus 2013 sebanyak 8.808 wisatawan mancanegara datang ke Jawa Barat. Jumlah tersebut
mengalami peningkatan sebesar 12.88% dibandingkan jumlah wisatawan pada bulan
sebelumnya yang berjumlah 7.803 wisatawan.

Tabel 1.1
Banyaknya Tamu Mancanegara Dan Nusantara
di Jawa Barat Tahun 2010-2013 (orang)

Sumber : PHRI 2013

2

Tingkat penghunian kamar (TPK) bintang 3 atau okupansi rata-rata hotel di Jawa

Barat tahun 2013 masih cukup tinggi diatas 40% yaitu mencapai sebesar 43.01 % (BPS,
2013)

Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel
Sumber : BPS 2013

Gambar 1.5
Grafik Kontribusi Sektor Perdagangan , Hotel, Dan Restoran
Sumber: BPS 2012

3

Pada Tahun 2012 Sektor Perdagangan, Hotel, dan restoran tetap memegang
peranan penting bagi perekonomian Jawa Barat mencapai 41.55% dibandingkan sektor
lainnya.(BPS, 2012)

Gambar 1.6
Grafik Kontribusi Sektor Perdagangan , Hotel, Dan Restoran
Sumber: BPS 2013


Aktivitas ekonomi Kota Bandung, sebagian besar bersumber dari sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang memberikan kontribusi sekitar 36,4% dari seluruh kegiatan ekonomi di
Kota Bandung. (BPS, 2013)
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan pendirian Hotel Bintang 4,
dengan memenuhi HBU ( Hight and Best Use) lokasi tersebut memang layak untuk hotel.
Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan estimasi Arus Kas, Metode Kelayakan Investasi:
Payback period, Net Present Value (NPV) , Internal Rate of Return (IRR), analisis sensitivitas
dan analisis skenario.

4

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.

Bagaimana proyeksi arus kas investasi pendirian Hotel Bintang 3 ?

2.


Bagaimana kelayakan investasi pendirian Hotel Bintang 3 ditinjau dari faktor
Payback Period, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR)?
Bagaimana analisis sensitivitas dan analisis skenario kelayakan investasi Hotel

3.

Bintang 3?

TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan proyeksi arus kas investasi pendirian Hotel Bintang 3.
2. Untuk mengetahui

dan menjelaskan kelayakan investasi pendirian Hotel Bintang 3

ditinjau dari faktor Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR).
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan analisis sensitivitas dan analisis skenario kelayakan
investasi hotel bintang 3

5


TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Investasi
Pengertian Investasi yang dipandang dari waktu merupakan suatu tindakan
melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa
datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal
(initial investment).

Istilah lainnya adalah capital investment (investasi modal). Menurut

Hartono (2009:5) investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva
produktif selama periode tertentu.
Tandelilin (2010:2) menyatakan bahwa investasi adalah komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa depan. Basalamah (2006:24) menyatakan bahwa Investasi adalah
kegiatan menarik dana kemudian menggunakannya untuk membeli barang modal pada saat
sekarang ini, dan mengusahakan terwujudnya laba di masa mendatang. Karena investasi itu
berhadapan dengan

masa mendatang


yang

penuh

ketidakpastian,

maka sebelum

melaksanakan investasi perlu dilakukan studi kelayakan guna menentukan apakah investasi
tersebut menguntungkan (Basalamah, 2006 : 24).
Pengaturan investasi

yang efektif menurut

memperhatikan faktor- faktor berikut ini:
1. Adanya alternatif investasi
2. Estimasi arus kas dari usulan investasi tersebut
3. Evaluasi arus kas tersebut
4. Memilih proyek yang sesuai dengan kriteria tersebut


6

Husnan (2006:195),

perlu

5. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi
dilaksanakan.
6. Para pengambil keputusan yang tidak banyak mempunyai waktu untuk mengadakan
perhitungan – perhitungan yang sangat rinci dalam rangka suatu proses pemutusan yang
harus dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, perlu dikuasai suatu cara perhitungan
pendahuluan yang hasilnya dapat menunjang suatu pembuatan perhitungan. Keinginan
utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan memaksimalkan pengembalian
(minimize risk and maximize return). Asumsi umum bahwa investor individu yang
rasional adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk aversive), sehingga
investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat perolehan yang lebih tinggi
(higher rates of return), oleh karena itu investor sangat membutuhkan seluruh informasi
mengenai tingkat risiko serta tingkat pengembalian yang diinginkan dari investasinya.
Aspek keuangan merupakan aspek yang dianggap menjadi faktor dominan dalam

membangun suatu proyek, baik proyek swasta maupun proyek publik menurut Moeljadi
(2006:13). Aspek Keuangan, meliputi:
1.

Menentukan sumber dana. Kajian terhadap jumlah dana yang diperlukan, baik

untuk keperluan investasi awal maupun untuk kebutuhan modal kerja.
2. Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja. Kajian terhadap
sumber dana, sekaligus perhitungan mengenai biaya atas modal yang direncanakan
ditarik, termasuk rancangan terhadap struktur modal yang tergolong layak.
3. Aliran kas. Proyeksi arus kas yang memuat rincian prospek arus kas masuk dan
prospek arus kas keluar. Proyeksi arus kas tersebut berguna sebagai landasan untuk
melakukan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan metode yang lazim,

7

seperti payback period, net present value (NPV), Profitability Index (PI), Internal
Rate Of Return (IRR), Sensitivity Analysis & Scenario Analysis.
Capital Budgeting
Menurut Gitman & Zutter (2012:390) Capital budgeting merupakan suatu proses

ataupun tahapan dalam mengevaluasi dan memilih investasi jangka panjang yang sesuai
dengan tujuan perusahaan yakni memaksimalkan kekayaan investor.
Menurut Hongren (2009:119) Capital budgeting merupakan perencanaan jangka
panjang dalam membuat keputusan pengeluaran aktiva tetap.
Cash Flow
Cash flow merupakan aliran kas yang ada di perusahaan selama periode tertentu (periode
investasi), menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) dan berapa uang yang keluar
(cash out).

Bagi investor seringkali konsep cash flow lebih penting dari konsep laba,

karena dengan kas maka perusahaan dapat melakukan investasi dan membayar kewajiban.
Moeljadi (2006:122) menyatakan bahwa untuk menghitung cash flow dalam suatu
perusahaan sering digunakan informasi keuangan (financial information) yang terdapat
dalam laporan perhitungan rugi laba (income statement).
Initial Cash Flow
Moeljadi (2006:122) menyatakan bahwa initial cashflow meliputi seluruh cash outlay
yang digunakan untuk membeli aktiva yang akan digunakan dalam operasional dan terdiri
atas: (1) harga pokok aktiva, (2) biaya Instalasi, (3) hasil penjualan aktiva lama , dan (4)
pajak penjualan aktiva lama.


8

Initial cash flow merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran
kas untuk keperluan investasi, sebagai pengeluaran kas negative.
Weighted Average Cost Of Capital (WACC)
Palepu (2012: 475) :

…………………(2.1.1)
Keterangan:
Vd: Nilai pasar dari pinjaman (The Market Value of Debt)
Ve: Nilai pasar dari ekuitas (The Market Value of Equity)
rd: Biaya pinjaman modal (The Cost Of Debt Capital)
re: Biaya ekuitas modal (The Cost of Equity Capital)
T: Pajak
Net Present Value
Gitman & Zutter (2012:397) Metode NPV membandingkan nilai sekarang arus kas
di masa yang akan datang diharapkan berasal dari proyek investasi dengan pengeluaran kas
awal dari investasi tersebut. Moeljadi (2006:130) berpendapat bahwa NPV suatu investasi
adalah selisih dari present value (PV) of proceed dengan PV of initial Investment (I) selama

umur ekonomisnya pada discount rate tertentu.

…………………………(2.2.1)

9

Internal Rate Of return (IRR)
Metode tingkat pengembalian/Internal Rate of Return Method (IRR) adalah
besarnya tingkat bunga yang menjadikan biaya pengeluaran dan pemasukan sama
besarnya
Terima NPV>0.

= 0 ……………….(2.2.2)

IRR>r terima project dan IRR < r tolak project
Pengertian Hotel
Pengertian Hotel

yang dimuat oleh Dirjen Pariwisata-Deparpostel tahun 2012,

menyebutkan bahwa Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum,

serta jasa

lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
Unsur-Unsur Persyaratan Hotel Bintang 3
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh Dirjen pariwisata
dengan SK Kep-22/U/VI/2012.

Dalam surat keputusan ini hotel dengan klasifikasi

berbintang dapat digolongkan menjadi lima kelas. Penggolongan ini disesuaikan dengan
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, terutama berhubungan dengan persyaratan umum
mengenai keadaan kamar suatu hotel.

10

Kriteria klasifikasi hotel bintang tiga adalah jumlah kamar standar

antara 50-59

kamar,

Kamar suite minimum 3 kamar, Kamar mandi di dalam, Luas kamar standar minimum 30 m 2,
Luas kamar suite minimum 45m2.
Analisis Sensitivitas dan Analisis Scenario
Analisis sensitifitas dalam suatu perusahaan yang terjadi akibat adanya perubahan
situasi bisnis perusahaan. Perubahan harga dan quantity barang dan aspek bisnis lainnya.
Ketidakpastian berarti bahwa semakin banyak kemungkinan yang akan terjadi. Proses
capital budgeting memerlukan perkiraan arus kas yang diharapkan diperoleh sepanjang umur
proyek. Perkiraan yang tepat tentang biaya modal yang telah memperhitungkan resiko secara
tepat.Oleh sebab itu sebaiknya dibuat suatu analisa sensitivitas mengenai NPV Proyek.
Gitman & Zutter (2012:240) analisis sensitivitas merupakan suatu teknik untuk
menilai dampak berbagai perubahan dalam masing - masing variabel penting terhadap hasil
yang mungkin terjadi. Analisis sensitivitas mencoba menganalisis apa yang terjadi terhadap
NPV proyek apabila ada perubahan dari suatu bisnis perusahaan.
Pendekatan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi
dimulai dari adanya permintaan pasar (excess demand) diatas 40% dan antisipasi resiko baik
financial risk , business risk, operasional risk dan economic risk . Sehingga perencanaan
investasi yang baik dapat meminimalkan kerugian investasi dalam keadaan yang tidak pasti,
terhadap resiko yang muncul di masa yang akan datang.

11

METHODE
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan masalah adalah dengan metode
analisis deskriptif. Dimana pengertian metode Deskriptif menurut Nazir (2003:54), merupakan
suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristwa pada masa sekarang.
Rancangan Pemecahan Masalah
Rancangan pemecahan masalah bertujuan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu
apakah proyeksi investasi pembangunan Hotel Bintang 3 dianggap layak atau tidak layak.
maka dilakukan beberapa tahapan yaitu:
1. Menentukan initial Investment atas rencana usulan investasi.
a. Menentukan proyeksi biaya operasional atas rencana investasi. Proyeksi biaya
operasional atas rencana investasi. Proyeksi biaya operasional dihitung dengan
memperhitungkan unsur-unsur biaya antara lain biaya perolehan tanah, biaya
pembangunan hotel, kendaraan, peralatan dan lain-lain.
b. Menentukan proyeksi pendapatan atas rencana investasi. Proyeksi pendapatan
merupakan penerimaan dari unit terjual produk yang akan diperoleh dari investasi.
2. Menentukan proyeksi operating cash flow. Operating cash flow adalah aliran kas yang
akan digunakan untuk menutup investasi, yang diterima setiap tahun selama umur investasi,
dan berupa aliran kas bersih. Menurut Brigham & Houston (2010:345) Operating Cash
Flow dapat dihitung sebagai berikut :
Operating cash flow =EAT + Depreciation+ (1-tax) interest
=NOPAT + Depreciation

12

3. Tahapan selanjutnya melakukan perhitungan NPV. Sebelumnya dilakukan perhitungan
WACC yang akan dijadikan sebagai discount factor untuk memperoleh NPV. Kemudian
untuk mendapatkan cost of equity maka mencari terlebih dahulu beta Hotel bintang 3.
4. Melakukan penilaian kelayakan investasi dengan teknik- teknik penganggaran modal,
yaitu Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Payback Period.
5.

Melakukan anaisis sensitivitas dan analisis skenario.
Analisis sensitivitas menggunakan analisis penganggaran modal (capital budgeting).
Analisis sensitivitas ini menggambarkan keadaan yang diharapkan yaitu kondisi dimana
variabel-variabel biaya operasional, pendapatan, dan bunga bank diubah - ubah. Dasar
asumsi menggunakan persentase (%) nilai deviasi : 3.3 %berdasarkan historical data 3
tahun terakhir . Bunga bank hanya diubah pada kondisi pesimis, karena pada kondisi
optimis bunga bank tidak akan menurun. Analisis skenario menggunakan indikator dan
kriteria berikut ini:
Kriteria dan Indikator Perubahan Analisis Skenario
Faktor Perubahan
Pesimis

Indikator
Pendapatan menurun
Biaya Operasional bertambah
Bunga Bank bertambah

Kriteria
Pendapatan-3%
Biaya +3%
Bunga +3%

Moderate

Tidak berubah

Normal

Biaya Operasional turun
Pendapatan naik
Sumber : Hasil Penelitian penulis 2014
Optimis

13

Biaya - 3%
Pendapatan +3%

HASIL
Kelayakan Investasi
Penentuan pendapatan

dalam

kelayakan

investasi

menggunakan dasar asumsi 45%, hal ini diperoleh

pendirian

Hotel

Bintang 3

dari rata-rata Tingkat Penghunian

Kamar (TPK) selama tahun 2010-2013. Untuk tahun ke 2 dan seterusnya diperkirakan
naik 5% per tahun.
Kenaikan Dan Penurunan Hotel Bintang 3
TPK Hotel Bintang 3
Tahun

Tahun 2011-2013

Kenaikan / Penurunan

2011

42.03 %

0.28 %

2012

48.85 %

6.82 %

2013

43.01 %

-5.84 %

TPK

44.63 %

Sumber : PHRI dan data diolah penulis 2014

Penentuan asumsi Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada tahun ke 1 pada hotel Bintang
3 sebesar 45% menggunakan asumsi pendekatan realisasi tahun lalu yang lebih valid dan
mendekati kondisi riil hasil periode sebelumnya (Soetopo, 2014:71).

14

Tingkat Hunian Kamar Hotel Bintang 3
Tingkat Hunian

Tahun

45% Tahun ke 1

2015

50% Tahun ke 2

2016

55% Tahun ke 3

2017

60% Tahun ke 4

2018

65% Tahun ke 5

2019

70% Tahun ke 6

2020

75% Tahun ke 7

2021

80% Tahun ke 8

2022

85% Tahun ke 9

2023

90% Tahun ke 10

2024

Sumber : Hasil Simulasi penulis 2014
Penentuan tahun 2014 sebagai tahun pertama, dengan dasar asumsi bahwa penulis
sebagai pelaku dunia usaha bisnis perhotelan bintang 3 perorangan.
Jumlah kamar yang direncanakan dibuat berdasarkan acuan klasifikasi hotel bintang 3
yaitu 59 kamar serta memiliki fasilitas: lift, swimming pool, laundy dan gym.

15

Tabel 4.1.3 Jumlah Kamar dan Harga Kamar Hotel

Jumlah
Kamar

Harga Kamar
Existing 2014

Harga Kamar
Estimasi 2015
Week Day

Harga
Kamar
Estimasi
2015 Week
End

Deluxe

50

650.000-700.000

689,000

751,010

Suite

7

750.000-800.000

795,000

866,550

Junior Suite

1

1.000.000-1.200.000

1,060,000

1,155,400

Presiden Suite

1

1.200.000-1.500.000

1,272,000

1,386,480

Jumlah dan
Jenis kamar

Total

59

Sumber : Hasil simulasi penulis dan data diolah 2014

Tabel 4.1.4 Dasar Asumsi Penerimaan Pendapatan Hotel Bintang 3
Penerimaan Pendapatan Hotel Bintang 3

Dasar Asumsi

Penerimaan Kamar Hotel Week Day

Dari TPK selama 261 hari

Penerimaan Kamar Hotel Week End

Dari TPK selama 104 hari

Penerimaan Dari Restoran

25% Dari Penerimaan Kamar Hotel

Penerimaan dari Convention Hall/ Ballroom

60% Dari Penerimaan Kamar Hotel

Penerimaan dari Meeting Room

30% Dari Penerimaan Kamar Hotel

Penerimaan dari Swimming Pool

5% Dari Penerimaan Kamar Hotel

Penerimaan dari Gym

5% Dari Penerimaan Kamar Hotel

Penerimaan dari Laundry

5% Dari Penerimaan Kamar Hotel

Sumber : Hasil simulasi penulis dan data diolah 2014

16

Estimasi Initial investment Investasi pembangunan Hotel Bintang 3 mengacu pada
harga pasar ( market ) tahun 2014, kenaikan tanah dan bangunan, dengan standar luas tanah
hotel bintang 3 antara 900 sampai dengan 1200 meter persegi.
Tabel 4.1.5 Rata Rata Luas Tanah Hotel Bintang 3
Rata-rata luas
tanah
Tanah Hotel Bintang
3

Luas Tanah

Bangunan

Halaman

900-1200

700

200 -400

meter persegi

meter persegi

meter Persegi

Sumber : Simulasi data diolah penulis 2014
Tabel 4.1.6 Pembangunan Per Lantai Hotel Bintang 3
Rincian Per
Lantai

Jumlah
Kamar

Ukuran

Total

Total Pembangunan
per lantai

1

2

3

4=2x3

5

50

30 meter

1500 meter
persegi

Deluxe
Suite

7

45 meter

135 meter
persegi

Junior Suite

1

48 meter

48 meter
persegi

50 meter

50 meter
persegi

Prsiden Suite

1
59 room

Total

1733 meter
persegi 3 lantai

FO, & Ballroom

1 lantai

Restoran &
Swimming Pool

1 lantai

Office

1 lantai
TOTAL LANTAI

Sumber : Simulasi data diolah penulis 2014

17

6 Lantai

Hotel Bintang 3 diperkirakan dapat di bangun sebanyak 6 lantai, dimana tiga lantai
adalah kamar hotel, yaitu dari 1733 meter dibagi luas bangunan 700 meter sehingga didapat
tiga lantai kapasitas ruangan, satu lantai masing-masing Front Office dan Ballroom, satu
lantai Restoran dan Swimming Pool dan satu lantai terakhir untuk office.

Tabel 4.1.7 Initial Investment Pembangunan Hotel Bintang 3 Tahun 2015

Deskripsi

Quantity

Price

Total Project Tahun
2014 (Rp)

1

2

3

4=2x3

900
1. Investasi tanah

2. Investasi Bangunan

meter
persegi

25.000.000 /
meter persegi

21.000.000.000 /
6 lantai , 59 lantai
kamar (140.000/m2)

3. Investasi Fixed Asset

22,500,000,000

126,000,000,000
31,360,000,000

-Furniture

6,272,000,000

-Perlengkapan

25,088,000,000
900

4. Jasa Konsultan
Perencanaan

meter
persegi

5. Biaya Pajak Masa
Perencanaan

4%

6. Biaya Pajak Masa
Pelaksanaan

2%

18

4.000.000 /
meter persegi

3,600,000,000
144,000,000

Tidak memakai
jasa konsultan

0

7. Biaya Pajak Masa
Pengawasan

Tidak memakai
jasa konsultan

4%

0

183,604,000,000

Total Investasi

Sumber : Hasil Simulasi penulis dan data diolah 2014

Investasi Fixed Asset terdiri atas furniture terdiri atas meja, kursi , dan lemari sehingga
memiliki bobot 20% , sedangkan untuk perlengkapan (fixtures) merupakan barang yang
melekat pada asset di kamar yaitu kulkas, sistem pendingin udara (ac), sistem alarm hotel,
dan lain sebagainya.
Estimasi Fixed Asset Hotel Bintang 3 Tahun 2015
Keterangan

Proporsi
Estimasi 2015
%

Furnitures

20%

6,272,000,000

Machinary

33%

10,319,183,942

Food & Beverage Bar

16%

5,159,591,971

Dry Cleaning & Laundry

4%

1,289,897,993

Fitness Center

8%

2,579,795,986

Complimentary Toiletries

5%

1,692,346,167

Room & Office Equipment

13%

4,076,800,000

100%

31,360,000,000

Perlengkapan:

Sumber : Hasil Simulasi penulis dan data diolah 2014

19

Diperoleh arus kas operasi sebagai berikut:
Arus Kas Operasi Hotel Bintang 3 Tahun 2015-2024
Arus Kas
Uraian
Laba
Bersih

2015

2016

2017

6,129,468,486

7,228,886,260

8,143,565,986

2018

2019

9,115,036,539 10,146,817,303

Depresiasi 10,220,000,000 10,220,000,000 10,220,000,000 10,220,000,000 10,220,000,000
Amortisasi
Pre
Opening

31,250,000

31,250,000

31,250,000

31,250,000

31,250,000

Bunga (1tax)

678,865,691

800,631,062

901,935,880

1,009,530,532

1,123,804,806

Arus Kas

17,059,584,177 18,280,767,322 19,296,751,866 20,375,817,070 21,521,872,109
Tabel 4.2.2 Arus Kas Operasi Hotel 3 Tahun 2015-2024
Arus Kas

Uraian
Laba
Bersih

2020

2021

2022

2023

2024

11,242,645,411 12,406,489,194 10,779,037,536 14,979,675,619 16,373,907,990

Depresiasi 10,220,000,000 10,220,000,000 10,220,000,000 10,220,000,000 10,220,000,000
Amortisasi
Pre
Opening

31,250,000

31,250,000

31,250,000

0

0

Bunga (1tax)

1,245,172,606

1,374,073,442

-1,193,825,987

1,659,065,197

1,813,482,586

Arus Kas

22,739,068,017 24,031,812,636

-1,721,613,523 26,858,740,816 28,407,390,576

Sumber : Hasil simulasi penulis dan data diolah 2014

20

Simulasi ini menggunakan metode garis lurus (straight line method). Metode depresiasi
hotel bintang 3 untuk bangunan 20 tahun, sedangkan untuk perlengkapan 8 tahun. Penulis
menggunakan dasar simulasi depresiasi berikut ini :

Umur Ekonomis Depresiasi Hotel Bintang 3
Jenis

Umur Ekonomis

Tanah

-

Bangunan

20 tahun

Furniture

8 tahun

Perlengkapan

8 tahun

Sumber : Simulasi penulis 2014
Terminal Arus Kas / Arus Kas Akhir
Perhitungan nilai terminal value dapat menggunakan perhitungan arus kas akhir
dengan metode stable growth model
CAPM : Ke = rf+β(rm-rf)
Ke

= 8.3% +0.9692(12.467%-8.3%)
= 8.3%+4.04%
=12.34%
Mencari Beta dengan cara (Damodaran,2006:352): wixi didapat angka 0.97.

Sedangkan mencari Annually Return Market perusahaan terbuka menggunakan
rumus:
Return market x 12, dengan Annualy Return Market :
=1.039 x12
=12.467%

21

Maka nilai Terminal Value sebesar :

= 28.407.390.576 / (12.34%-10%)
= 1,213,991,050,265.71

Arus Kas Akhir

tahun 2024 setelah dijumlahkan dengan nilai terminal value,

sehingga didapat:
= 28,407,390,576 +1,213,991,050,265.71
= 1,242,398,440,841.93
Cost Of Equity
Perhitungan cost of equity sudah diperoleh sebelumnya , menggunakan
metode CAPM (Capital Asset Pricing Model) sebesar 12.34%.
Ke

= rf+β(rm-rf)

Ke

= 8.3% +0.9692(12.467%-8.3%)
= 8.3%+4.04%
=12.34%

WACC
Dengan proporsi pendanaan 85% pinjaman dan 15% ekuitas dan hasil
perhitungan cost of debt

dengan nilai 8.625 % dan equity sebesar 12.34%, maka

diperoleh WACC sebesar = cost of equity + cost of debt
= (we.ke)+(wi.ki)

22

=(15% x 12.34 %)+(85% x 8.62%)
= 9.2 %
Hasil perhitungan WACC ini digunakan sebagai dasar untuk discount factor
menghitung present value. Sehingga akan mendapatkan nilai NPV untuk proyek ini.
Discount factor yang akan digunakan berdasarkan WACC sebesar 9.20 %.

Net Present Value (NPV)
Perhitungan NPV dimulai pada menghitung jumlah cash flow discounted yang
terdiri atas arus kas operasi, kemudian mengurangi jumlah cash flow tersebut dengan
initial investment. Selanjutnya perhitungan NPV akan digunakan melihat berapa
besarnya value yang akan diterima perusahaan saat memutuskan berinvestasi (tahun
ke 0). Perhitungan NPV seperti di bawah ini:

23

Hasil Perhitungan NPV
(Rp 000)

Perio
d (T)

Year

0

2014

Discou
nt
Cumulative
Factor
Net Cash
(9.20%
Flow
)

Initial
Investme
nt

Cash Flow

183,604,0
00

183,604,00
0

0

1
183,604,000

1

2015

17,059,584

17,059,584

0.92

15,622,330

2

2016

18,280,767

35,340,351

0.84

15,330,247

3

2017

19,296,752

54,637,103

0.77

14,818,911

4

2018

20,375,817

75,012,920

0.70

14,329,284

5

2019

21,521,872

96,534,793

0.64

13,860,116

6

2020

0.59

22,739,068

119,273,86
1
143,305,67
3

0.54

24,031,813

0.49

(1,721,614)

141,584,06
0
168,442,80
0

0.45

26,858,741

7
8
9
10

2021
2022
2023
2024

13,410,249
12,978,606
-851,441
12,164,154
0.41

1,242,398,4
41

1,410,841,2
41

515,269,592
NPV
WACC
IRR

24

Present
Value

443,328,047.
12
9.2%
26.23%

Internal Rate Of Return (IRR)
Hasil IRR 26.23%, dimana WACC adalah 9,20%. Proyek pembangunan Hotel Bintang
3 memberikan tingkat pengembalian diatas WACC, dimana nilai tersebut membuat
proyek ini layak dilakukan secara investasi.
Payback Period
jangka waktu pengembalian selama 9 tahun 0 bulan sejak pengoperasian.

Pentingnya WACC Dalam Keputusan Investasi
Dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan Investasi, WACC
menggunakan CAPM digunakan untuk menilai suatu proyek investasi.
Analisis Sensitivitas dan Analisis Skenario
Analisis Sensitivitas
Pada awal perencanaan, Hotel Bintang 3 akan menggunakan feasibility study
dengan penempatan analisis scenario

sebagai base case. Analisis

moderate

sensitivitas dilakukan dengan mengasumsikan perubahan terhadap beberapa variabel
pada arus kas investasi dari estimasi historical dari tahun 2010-2013 memiliki kepekaan
kenaikan dan penurunan di 3%.
Standar Deviasi Hotel Bintang 3
Tahun

TPK Hotel
Bintang 3 Tahun
2010-2013

Standar
Deviasi

2011

42.03

3.3

2012

48.85

2013

43.01

Sumber : PHRI dan data diolah 2014

25

Indikator sebagai berikut :
1.

Variabel Pendapatan kenaikan dan penurunan dari base case

2.

Variabel Biaya Operasional kenaikan dan penurunan dari base case
Penulis telah membagi menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubahubah (variabel cost)

3.

Varibel Bunga Bank kenaikan dari base case

Analisis Sensitivitas
Indikator
Sensitivitas

Payback
Period

NPV

Kenaika
n NPV

Pendapatan
Dinaikan 3%

449,520,392.65

1.4%

26.51%

9 tahun 0
bulan

Beban
Operasional
Dinaikan 3%

439,048,397.50

-1.0%

26.04%

9 tahun 2
bulan

IRR

Bunga Bank
Dinaikan 3%

443,386,136.14

0.01%

26.24%

9 tahun 0
bulan

Base Case

443,328,047.12

100.00% 26.23%

9 tahun 0
bulan

Pendapatan
Diturunkan 3%
Beban
Operasional
Diturunkan 3%

437,135,701.59

447,607,696.74

-1.4%

1.0%

25.96%

9 tahun 2
bulan

26.42%

9 tahun 0
bulan

Sumber : Data telah diolah penulis 2014

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa yang paling peka adalah ketika
pendapatan dinaikan 3%, maka sensitif terhadap IRR mencapai 26.51%.
Dengan asumsi adanya efisiensi pada biaya berubah ubah ( variabel cost )

26

oleh divisi keuangan dan akuntansi Hotel Bintang 3

yaitu efisiensi cost 30%,

sensitivitas analisis menjadi:

Sensitivitas Analysis Dari Efisiensi Biaya variabel 30%
Indikator
Sensitivitas

NPV

IRR

Payback Period

Pendapatan Dinaikan
3%

470,081,353.30

27.27%

8 tahun 1 bulan

Beban Operasional
Dinaikan 3%

460,226,186.98

26.83%

8 tahun 5 bulan

Bunga Bank
Dinaikan 3%

463,967,598.33

27.00%

8 tahun 3 bulan

Base Case

463,889,007.77

27.00%

8 tahun 3 bulan

Pendapatan
Diturunkan 3%

457,696,662.24

26.72%

8 tahun 6 bulan

Beban Operasional
Diturunkan 3%

456,586,123.46

26.69%

8 tahun 4 bulan

Sumber : Hasil simulasi penulis dan data diolah 2014

Artinya efisiensi biaya variabel berpengaruh positif menaikan IRR
sebesar 27.27%.
Biaya karyawan telah dimaksimalkan oleh penulis, dimana hotel bintang 3
karyawan berkisar antara 50 orang sampai 80 personil. Memberikan asumsi operasional
hotel masih tetap bisa berjalan dengan efisiensi di bidang Human Resources dengan
Man power Planning (MPP)

sebanyak 45 personil yang terdiri atas gaji pokok

karyawan dan inchase service

tambahan gaji yang diberikan sebagai jasa layanan

inchase di setiap week end

, yang didapat dari :

Biaya inchase service tahun 2009/2010

27

: Rp 500.000

Sehingga estimasi Inchase service tahun 2015 sebesar
=(Rp 500.000 x 6% x 6) + Rp 500.000
= Rp 680.000
Dari total salary per bulan akan diketahui total salary per tahun 2015
sejumlah:
= Rp 173,018,070 x 12
= Rp 2,076,216,840
Hotel Bintang 3 membebankan pada biaya gaji karyawan pada tahun 2015.

Analisis Skenario
Penulis melihat adanya peluang tingginya demand wisatawan mancanegara
(wisman) dan wisatawan nusantara (winus) tahun 2015. Sehingga dengan analisis
kelayakan dengan skenario moderat, pesimis dan optimis proyek tersebut layak untuk
dijalankan secara investasi:

Analisis Skenario
Faktor
Perubahan
Pesimis

Kriteria
Pendapatan -3%

Biaya
Operasional+3%

Hasil Penelitian
Payback
Period
NPV
IRR

Bunga +3%

28

9 tahun 0 bulan

432,903,699.26
25.77%

Payback
Period

Normal

Moderate

NPV

Biaya Operasional 3%

Optimis

9 tahun 0 bulan

443,328,047.12

IRR

26.23%

Payback
Period

8 tahun 9 bulan

NPV

453,800,042.27

Pendapatan +3%
IRR

26.70%

Sumber : Hasil olah data penulis 2014

Analisis skenario jika divisi keuangan dan akuntansi dapat menghemat biaya
berubah ubah ( variabel cost ) sebanyak 30%, maka analisa skenario lebih baik
sebagai berikut:

Analisis Skenario Dari Efisiensi Biaya Variabel 30%
Faktor
Perubaha
n
Pesimis

Kriteria
Pendapatan -3%

Hasil Penelitian
Payback Period

8 tahun 8 bulan

NPV

454,102,605.32

IRR

26.55%

Payback Period

8 tahun 3 bulan

NPV

463,889,007.77

IRR

27.00%

Biaya Operasional+3%
Bunga +3%
Moderate

29

Normal

Optimis

Biaya Operasional - 3%

Payback Period

7 tahun 9 bulan

NPV

473,744,174.10

IRR

27.44%

Pendapatan +3%

Sumber : Hasil olah data penulis 2014
Artinya pada kondisi Optimis, Moderate, dan Pesimis kondisi tersebut
diterima, karena NPV Positif, Payback period lebih kecil daripada umur ekonomis,
dan IRR lebih kecil dari WACC. Skenario alternative 1 dan 2 tersebut layak untuk
dijalankan.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Studi Kelayakan Investasi Hotel Bintang 3, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kondisi moderate sebagai base case, investasi pembangunan Hotel Bintang 3
dari tahun 2015 sampai dengan 2024 layak dijalankan dari perhitungan NPV bernilai
positif sebesar Rp 443,328,047,120 IRR sebesar 26.23% , dan Payback Period 9
tahun 0 bulan, hal ini memberikan hasil yang menguntungkan untuk berinvestasi.
2. Pada kondisi Optimis menghasilkan nilai NPV Rp 453,800,042.27, IRR 26.70 %
dengan payback period 8 tahun 9 bulan, dari IRR dapat menjadi pengembalian yang
baik dan dinilai cepat oleh pelaku hotel bintang 3.
3. Analisis skenario layak pada kondisi pesimis, karena menghasilkan

NPV positif

Rp 432,903,699.26, payback period 9 tahun 0 bulan, IRR 25.77% diatas WACC
sebesar 9.20 %.

30

4. Analisis yang paling peka adalah pada saat pendapatan dinaikan 3 %, maka terjadi
sensitivitas terhadap IRR sebesar 26.51%. Sehingga faktor kenaikan pendapatan 3 %
menjadi faktor utama yang dapat diantisipasi perusahaan.
5. Skenario dengan efisiensi biaya berubah – ubah (variabel cost) berpengaruh terhadap
IRR lebih tinggi

mencapai 27.44%. Payback Period lebih cepat 7 tahun 9 bulan

dengan NPV 473,744,174.100. Sehingga efisiensi cost biaya variabel menjadi salah
satu faktor penting dalam menentukan metode studi kelayakan investasi.

Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dan setelah memberikan kesimpulan
atas hasil penelitian, penulis bermaksud mengajukan saran sebagai berikut:
1. Para pelaku Bisnis usaha hotel Bintang 3
Analisa skenario masih terdapat kelemahan, yakni tidak adanya fleksibilitas jika adanya
informasi mengenai perubahan ditengah berjalannya umur ekonomi proyek tersebut.
Artinya analisa dapat dilakukan jika asumsi tidak berubah.
2.

Pihak Akademisi
Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan bagi kalangan akademisi, terutama
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
Penulis menyarankan bagi pihak akademisi lainnya untuk menggunakan metode lain
dalam menganalisis data seperti real option dan decision tree

3. Peneliti berikutnya
Melihat ketidakpastian masa yang akan datang. Peneliti berikutnya dapat lebih detail dalam
melanjutkan penelitian.

31

4. Dinas Pariwisata, PHRI, Dispenda, dan Kantor Pajak (KPP)
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan update data yang
berkaitan dengan hotel bintang 3, serta penentuan pajak hotel
konstruksi

32

dan

pada

masa

bintang 3 pada masa

operasional

proyek.

Prosiding Development Education Accountancy Strategy MEA Society of ASEAN
Finance Accounting (Kanjuruhan Malang)

DAFTAR PUSTAKA
Archer,StephenH.and G.Marc Coate,George Recette.1993.Financial Management . Second
Singapore: John Willey & Sons.
Alwine.2003. Managerial Performance NPV Maximization. Journal of Finance
Bapepam.2009. Peraturan Pemerintah RI No 40.Jakarta
Bapepam.2013. Peraturan Pemerintah RI No 46.Jakarta
Basalamah.2006. Studi Kelayakan Investasi Proyek.Jakarta: Budi Aksara
Brigham & Houston. 2007. Financial Management Theory and Practise.USA: Dryden press
Bruner & Eades. 2009. Six Edition. Case Studies in Finance. New York: Mc Graw Hill.
Brigham,E & Allen. 2009.Fundamental of Financial Management . South Western: centage
Brigham & Houston. 2010.Fundamental of Financial Management . South Western: centage
Candra,P.1990.Financial Management .Second Edition.New Delhi:Tata Mc Graw Hill Publishing
Copeland, Weston & Shastri. 2005. Financial Theory and Corporate Policy.Pearson Addision
weasly
Damodaran.2002.Investment valuation.New York : wiley
Damodaran.2006.Investment valuation.New York : wiley
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) 2012.Selayang Pandang Pajak Daerah. Bandung
Dirjen Pajak.2010. PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan PBB. Bandung
Dirjen Pariwisata. 2012.SKEP 22/U/VI Pariwisata. Bandung.
Elazar.1998. Why the NPV criterian does ot maximize NPV. Journal of Finance
Elton E.J and Martin J.Gruber.2002.Modern Portofolio Theory and Investment Analysis.John
Wille&Sons
Gitman & Zutter,L .2012. Principle of Management Finance. New york: Harper Collin Collage
Publishers.
Hongren. 2009.Modern Investment,New Jersey:Prentice Hall Inc

Prosiding Development Education Accountancy Strategy MEA Society of ASEAN
Finance Accounting (Kanjuruhan Malang)

Husnan, Suad 2006 . Dasar-dasar Manajemen Keuagan. Yogyakarta:BPFE
Harjito,Agus.2011. Manajemen Keuangan.Yogyakarta:Ekonisia
Ida,B.2008. Sistem Akuntansi Perhotelan.Jakarta: Graha Ilmu
Isaac.1998. Analysis Sensitifitas Hypotesis. Journal of Finance Kasmir & Jafar.2005. Manajemen
Keuangan . Jakarta: Rajawali Kodoatie.2005.Analisis Ekonomi.Yogyakarta:Andi Offset
Mayasari,N.Z,Investment Feasibility Study 3 Star Hotel. Journal of Management and
Collaboration, 2(10).

Moeljadi.2006. Manajemen Keuangan. Malang:Bayumedia
Osbone. 2009. A resolution to the NPV — IRR debate. Journal of Finance
Oslon, J. 2000. NPV Projects and the behavior of Residual Earnings. Journal of Finance
Nazir.2006. Metode Penelitian. Jakarta:Graha Ilmu
Palepu.2012.Business Analysis Valuation. Third Edition. USA
Pemkot.2011.Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20.Bandung
Pemkot.2014.Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20.Bandung
Sartono, Agus.2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:BPFE
Soeharto.2005.Manajemen Proyek.Bandung: Erlangga
Soetopo.2014.Akuntansi Perhotelan. Bandung:Erlangga
Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.Yogyakarta:Kanisius
Zvi, Bodie.2003.Investment.Boston: McGraw Hill

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1