Urgensi PKn sebagai Civic Education di I

Bab 1
Pendahuluan

Tujuan pendidikan nasional Indonesia menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 3
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Indonesia sebagai negara hukum yang berdemokrasi memiliki ciri-ciri diantaranya adalah :
1.

Memiliki konstitusi yang melindungi hak asasi warga negaranya

2.

Adanya kebebasan untuk mengeluarkan pendapat

3.


Memiliki badan peradilan yang bebas dan tidak memihak

4.

Menjamin kebebasan menyatakan pendapat

5.

Adanya pendidikan civics (kewarganegaraan)
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut diatas, maka sangatlah tepat bagi

bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi melakukan usaha melalui sector pendidikan
diantaranya dengan mewajibkan adanya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada
setiap jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi.
Prof. Dr.H. Endang Komara, M.Si. menyatakan dalam Paradigma Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi, (2010)bahwa :
“ Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan merupakan citizenship education atau
education for citizenship, yang mencakup pendidikan kewargangaraan di dalam lembaga
pendidikan formal (dalam hal ini di sekolah dan dalam pendidikan guru) dan di luar
sekolah baik yang berupa program penataran atau program lainnya yang dirancang atau

sebagai dampak pengiring dari program lainnya yang berfungsi memfasilitasi proses
pendewasaan atau pematangan sebagai warganegara Indonesia yang cerdas dan baik “
Pkn sebagai sarana bagi proses pendewasaan dan pematangan generasi muda
agar menjadi warga negara yang baik, memiliki posisi sebagai ilmu pengetahuan yang penting
untuk dikuasai. Dengan mempelajari PKn para generasi muda memiliki pengetahuan yang

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 1

mencukupi untuk dapat terjun berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat dan bernegara. PKn
membimbing para peserta didik agar mampu bertingkah laku dengan baik, percaya diri ,berfikir
kritis dan mampu mengoreksi ketimpangan-ketimpangan yang terjadi .
Keberadaan PKn ditopang oleh berbagai ilmu pengetahuan lain seperti, ilmu politik,
hukum, sosiologi, anthropologi dan filsafat yang digunakan sebagai landasan dalam mengkaji
konsep, nilai dan perilaku bagaimana menjadi warga negara yang baik yang sesuai dengan nilai
Pancasila dan membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai permasalahan actual yang
timbul dewasa ini, diantaranya :
1. Meningkatnya gejala kecenderungan demoralisasi dikalangan para pelajar
2. Masih banyaknya siswa yang tidak paham dengan system pemerintahan demokrasi dan tidak

memahami peranannya sebagai warga negara.
3. Adanya sikap apatis para pelajar dalam menanggapi dan mempelajari peristiwa-peristiwa
politik yang terjadi
4. Masih terjadinya pelanggaran HAM, baik yang dilakukan negara maupun warganya.
Dengan demikian , PKn merupakan sarana pendidikan yang efektif dan strategis bagi
negara-negara demokrasi berkeadaban untuk meningkatkan pemahaman pada generasi muda
dan

masyarakat

luas

tentang

pengetahuan,

dan

keterampilan


berdemokrasi

juga

mentransformasikan nilai-nilai ideologis karena PKn yang bersifat lintas ilmu ini tidak terlepas
dari penanaman sisitem nilai Pancasila sebagai ideology negara disamping menanamkan
pemahaman akan pentingnya penghormatan dan penegakan HAM.

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 2

Bab II
Pembahasan

A.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas dari pendidikan politik yang bersangkutan


dengan pola bagaimana pemerintahan atau kekuasaan dijalankan dan bagaimana partisipasi
masyarakat dalam kehidupan pemerintahan atau kekuasaan tersebut dilaksanakan.
Pendidikan kewarganegaraan dikembangkan hampir disetiap negara meski dengan istilah
dan tujuan yang berbeda. Mata pelajaran ini sering disebut civics education, citizenship
education bahkam mereka menyebutnya sebagai democracy education.
Dibawah ini adalah beberapa pengertian tentang Pendidikan kewarganegaraan :
1.

Menurut Stanford Encyclopedia Of Philosophy,(2013) “ civics education “ means all the
processes that affect people’s beliefs, commitments, capabilities, and action as members or
prospective members of communities.
Pendidikan kewaganegaraan mengacu pada semua proses yang mempengaruhi masyarakat,
komitmen, kemampuan, dan tindakan sebagai anggota atau calon anggota komunitas.
Proses ini berlangsung seumur hidup. Sekolah dipilih untuk mengembangkan civics
education karena dianggap memiliki misi yang lebih jelas daripada institusi lainnya, karena
pendidikan kewarganegaraan dapat saja berlangsung diluar sekolah seperti, di lingkungan
masyarakat sekitarnya dan pada semua tahap kehidupan.

2.


Menurut encyclopedia Brittanica company, Civics is a study of the right and duties of
citizens and how government works.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pengetahuan yang mempelajari tentang hak dan
kewajiban serta bagaimana system pemerintah bekerja. Dalam sebuah negara demokrasi
adalah penting membekali para peserta didik dengan pemahaman hak dan kewajiban dan
mempelajari bagaimana pemerintahan dan lembaga-lembaga negara melakukan tugasnya.

3.

Prof. Dr. H. Sapriya (2012) menyatakan, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
disiplin ilmu terintegrasi (Integrated Scientific Disicipline).

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 3

Hal ini disebabkan oleh posisi dan tuntutan yang diembannya PKn tidak dapat terpisahkan
dari disiplin ilmu lainnya, baik dari ilmu-ilmu social (IIS), humaniora, filsafat bahkan
ilmu-ilmu alam dan agama. Sebagai disiplin ilmu terintegrasi, PKn berakar dari Ilmu
Kewarganegaran (Civics), Ilmu Politik, Ilmu Hukum, Ilmu Pendidikan (Pedagogik) serta

bidang humaniora bahkan seni dan dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.oleh karena itu PKn memiliki karakteristik pendekatan interdisciplinary,
multidisciplinary, transdisciplinary bahkan crossdisciplinary dan multidimensional.
4.

John Mahoney, menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan meliputi seluruh
kegiatan sekolah, termasuk kegiatan ekstra kurikuler seperti kegiatan di dalam dan di luar
kelas, diskusi, dan organisasi kegiatan siswa. Pendidikan Kewaganegaraan diuoayakan
memuat nilai-nilai moral yang berguna bagi pembentukan kepribadian peserta didik
sebagai bekal hidup bermasyarakat masa kini dan masa datang.
Nadiroh (2011) menyatakan bahwa hakikat dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

dalam mendidik warga negara yang baik , mencakup :
1. Peka terhadap informasi baru yang dijadikan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya
2. Trampil dalam menyerap informasi
3. Mampu mengorganisasi dan menggunakan informasi
4. Mampu membina hubungan interpersonal dan partisipasi social
5. Menjadi warga negara yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai karakter bangsa.
Maksud dan tujuan PKn mengarahkan pada ilmu pengetahuan dengan fakta yang actual
yang terjadi dilingkungan sekelilingnya memungkinkan peserta didik untuk bersikap kritis dan

melaksanakan kehidupan demokratis didalam pergaulan hidupnya.
PKn dalam tinjauan Ontologi, Aksiologi dan epistimologi, secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Secara ontologi
Menurut Winataputra (2006), PKn secara ontological memiliki dua dimensi yakni:
-

Obyek telaah.

Obyek telaah PKn adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan praktis PKn yang secara
internal mendukung system kurikulum di sekolah dan di luar sekolah serta format gerakan
social-kultural kewarganegaraan masyarakat.
Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 4

-

Obyek pengembangan.


Sebagai obyek pengembangan atau sasaran pembentukan PKn adalah keseluruhan ranah
sosiopsikologis peserta didik yang oleh Bloom dikatagorikan dalam ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik, yang menyangkut status , hak dan kewajibannya
sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara progmatik guna
mencapai kualitas warga negara yang “cerdas dan baik” dalam religious, demokrasi dan
berkeadaban dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Epistimologi
Secara epistimologi PKn mencakup metodologi penelitian dan metodologi pengembangan.
Metodologi penelitian digunakan untuk mendapat pengetahuan baru melalui :
-

penelitian kuantitatif yang menonjolkan proses pengukuran dan generalisasi untuk
mendukung konseptualisasi dan

-

penelitian kualitatif yang menonjolkan pemahaman holistic terhadap fenomena alamiah
untuk membangun suatu teori.
Metode pengembangan digunakan untuk mendapatkan paradigm pedagogis dan rekayasa


kurikuler yang relevan guna mengembangkan asek-aspek social-psikologis peserta didik dengan
cara mengorganisasikan berbagai unsure instrumental dan kontekstual pendidikan.kedua metode
ini dapat diitegrasikan sebagai kegiatan penelitian dan pengembangan seperti dalam bentuk
kegiatan penelitian tindakan atau “action research”
3. Aksiologi
Aksiologi PKn adalah berbagai manfaat hasil penelitian dan hasil pengembangan bidang
kajian PKn yang telah dicapai bagi dunia pendidikan. Hasil penelitian PKn dalam dunia
persekolahan memberikan manfaat dan masukan yang baik bagi pengembangan kurikulum,
peningkatan professional guru dalam pengajaran, baik metode maupun teknik. satu contohnya
adalah dikembangkan berbagai model pembelajaran yang penting bagi PKn dan dihasilkannya
teknik-teknik mengajar yang lebih tepat untuk mata pelajaran yang sarat dengan muatan nilai dan
moral ini
Dengan demikian, Pkn sebagai mata pelajaran tidak hanya mengandalkan kecukupan
ilmu pengetahuan peserta didik dalam segi civics knowledge saja yang meliputi pengetahuan
bidang politik, hukum dan moral

tetapi mencakup berkembangnya nilai-nilai keterampilan

berkewarganegaraan (civics skill) yang meliputi keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan
Urgensi PKn sebagai Civic Education


Page 5

berbangsa dan bernegara , serta berprestasi dalam memecahkan permasalahan social mereka,
juga menyangkut civis values, yaitu sikap percaya diri, penguasaan dan pemahaman atas nilai
religious, norma dan moral yang berlaku.
Pendidikan civics atau PKn merupakan proses penyiapan generasi muda agar mampu
menjadi warga negara yang baik, yang memahami hak dan kewajiban, mampu mengambil peran
dan tanggung jawabnya sebagai warga negara tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
dan kaum akademisi saja, tetapi

masyarakat pun harus mau bekerjasama dalam mencetak

generasi good citizenship ini karena dalam lingkungan masyarakatlah praktek-praktek nilai dan
moral akan berlangsung.
Untuk mencapai pembelajaran PKn sesuai tujuan diatas, maka guru harus berupaya untuk
membelajarkan peserta didik melalui proses-proses yang mengarahkan pembentukan sikap dan
perilaku siswa sesuai yang menjadi tujuan pendidikan PKn.
Tujuan pembelajaran PKn selain untuk mendukung tujuan pendidikan nasional secara
umum, juga mendukung tujuan pembelajaran PKn itu sendiri secara khusus yaitu adanya
membinaan moral dan pembiasaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik baik dilingkungan keluarga, sekolah , masyarakat maupun negara.
B.

Pengertian Demokrasi
Abraham Licoln menyatakan bahwa democracy is the government from the people , by the

people and for the people. Hal ini menunjukan bahwa tidak dapat dikatakan sebuah negara
menganut faham demokrasi bila tidak ada partisipasi warga negara. Dalam sistem negara yang
demokratis, partisipasi warga negara memegang peranan yang sangat penting
Seperti yang kita ketahui, dewasa ini terjadi penurunan minat partisipasi masyarakat dalam
hal urusan negara yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurang kesadaran
masyarakat akan pentingnya partisipasi mereka dalam keikutsertaan mereka dalam kehidupan
bernegara, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara, dan masih adanya
ketakutan sebagian dari masyarakat untuk menyuarakan aspirasinya berhubung dengan adanya
tekanan atau paksaan untuk “tidak”berbeda.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka, PKn dalam suatu masyarakat demokratis
harus mampu mempromosikan pemahaman tentang nilai-nilai demokratis agar timbul kesadaran
pada setiap generasi untuk mau berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalah
Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 6

artinya sebutan sebuah negara demokrasi, tanpa adanya suara rakyat? Sekolah adalah tempat
yang penting untuk pengembangan demokrasi karena di tempat inilah para generasi muda
terdidik berada. Oleh karena itu pula, pendidikan kewarganegaraa harus bersifat realistis dengan
perubahan jaman dan mengikuti perkembangan perpolitikan yang terjadi.
Menurut Margaret Stimman Branson, dari Associate Director Centre for Civic Education
dalam The Role of Civics Education (1998) bahwa komponen penting dari Pendidikan
Kewarganegaraan menyangkut tiga hal yaitu :
1.

Civic Knowledge
Menyangkut pertanyaan :
apa kehidupan sipil, politik dan pemerintah?
Apa dasar sitem politik Amerika?
Bagaimana pemerintah yang didirikan berdasarkan konstitusi mewujudkan tujuan, nilainilai, dan prinsip-prinsip demokrasi Amerika?
Apa hubungan Amerika Serikat dengan nhegara-negara lain?
Apa peran warga dalam demokrasi Amerika ?
Pertanyaan-pertanyaan itu penting sebagai sarana untuk mengorganisir pengetahuan
yang harus dimiliki. Seperti ,bagaimana sejarah bangsa, filsafat, system ekonomi ,
karakteristik masyarakat, budaya bangsa ,nilai-nilai, dan prinsip dasar demokrasi
berlaku.

2.

Civic Skill
Keterampilan intelektual dalam kewarganegaraan dan pemerintahan disebut juga
keterampilan berpikir kritis. Pendidikan kewarganegaraan yang baik berusaha untuk
mengembangkan kompetensi dalam menjelaskan dan menganalisis hal-hal seperti
konsekuensi dari ide-ide proses social, politik atau ekonomi , dan lembaga. Kemampuan
ini memungkinkan seseorang untuk mampu membedakan fakta dan opini atau antara
sarana dan tujuan. Hal ini nantinya akan membantu warga negara untuk memperjelas
tanggung jawabnya sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat juga
memberika keterampilan dalam pengambilan keputusan.
Pengembangan keterampilan ini dimulai pada masa awal sekolah dan terus berlanjut.

3.

Civic Dispositions

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 7

Disposisi sipil mengacu pada ciri-ciri karakter pribadi dan public yang penting bagi
pemeliharaan dan peningkatan demokrasi konstitusional. Keterampilan masyarakat
berkembang secara perlahan dari waktu ke waktu sebagai hasil dari belajar dan
pengalaman yang didapat dari rumah, sekolah, masyarakat, dan organisasi masyarakat
sipil. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memimbulkan pemahaman bahwa dalam
pemerintahan demokrasi diperlukan tanggung jawab dari setiap individu. Sifat karakter
pribadi seperti tanggung jawab moral, disiplin, dan rasa hormat terhadap nilai dan martabat
manusia merupakan hal yang penting disamping sifat-sifat yang berhubungan dengan
public, misalnya kesopanan, menghormati aturan hokum, berpikir kritis dan kemauan
untuk mendengarkan, bernegosiasi,

dan berkompromi

sangat diperlukan

untuk

keberhasilan demokrasi.
Meski hal tersebut berbicara tentang Pendidikan Kewarganegaraan di America, namun
kami berpendapat bahwa ini berlaku juga di Indonesia. Pembelajaran PKn bukan saja dalam
proses pembelajaran diharapkan terjadinya transfer ilmu pengetahuan oleh guru kepada peserta
didik saja, melainkan ada penanaman dan pembinaan keterampilan kepada para peserta didik
yang harus dibimbing dan dilatih terus-menerus sehingga mereka pada akhirnya akan menjadi
manusia-manusia yang terampil dalam mengatasi masalah-masalah social, berwawasan luas,
tanggap terhadap perubahan social serta mampu berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang demokratis.
Prof. Idrus Affandi (2005) menyatakan tiga hal yang harus diperhatikan dalam
menanamkan nilai demokrasi kepada generasi muda, yaitu :
1.

Demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak
warga negara.

2.

Demokrasi adalah suatu leraning process yang tidak begitu saja dapat ditiru tetapi
memerlukan suatu proses

3.

Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentranformasikan nilai-nilai
demokrasi itu sendiri ; kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyalitas kepada system
politik yang bersifat demokrasi .

Melaui PKn, dikembangkan dan dibina sikap perilaku siswa yang demokratis. Peserta didik
diharapkan memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara, mau berpartisipasi aktif
dalam proses demokrasi yang berlangsung sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pelajar.
Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 8

C. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Sarana Demokrasi Bangsa
F.D. Roosevelt dalam The Four Freedom,menyatakan bahwa suatu negara
dikatakan sebagai negara demokratis bila memenuhi kriterian adanya :
1. freedom of reigion ( kebebasan memeluk agama)
2. freedom of speech (kebebasan mengeluarkan pendapat)
3. freedom from want (kebebasan dari kemiskinan)
4. freedom from fear (kebebasan dari rasa takut)
Dengan melihat criteria negara demokrasi diatas maka, pembelajara PKn harus mampu
mendorong dan memberi pemahaman kepada peserta didik untuk:
Menyadari adanya perbedaan keyakinan diantara sesamanya, sehingga ia mampu
mengembangkan sikap toleransi dan saling menghormati.
Menumbuhkan keberanian mengungkapkan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan.
Sekolah harus mampu menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik. Hal ini harus dilakukan
melalui pembiasaan menghargai pendapat orang lain, mau mendengar nasihat dan tidak
memaksakan kehendak. Begitupun berlaku untuk guru, kebiasaan pendidikan tradisional yang
kurang memungkinkan peserta didik untuk bertanya dan berbeda pendapat dengan guru harus
mulai dikikis. Guru harus bersikap terbuka, menghargai pertanyaan-pertanyaan peserta didik
dan menerapkan metode problem based learning. Melalui metode ini peserta didik dilatih
mampu mencari cara pemecahan masalah dengan baik. Sehingga pada akhirnya nanti mereka
akan benar-benar dapat berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan yang lebih
luas , yaitu kehidupan bernegara.
John Dewey, dalam bukunya Dewey,John and Dewey, Evelyn (1915) School of tomorrow,
New York: E.P.Dutton menyatakan , Thought of school as “embryo communities”. Peserta
didik adalah embrio dari suatu komunitas yang disebut sekolah, pada nantinya akan menjadi
anggota masyarakat dimana ia akan berpartisipasi dan memberikan kontribusinya. Sekolah
harus memberikan pengalaman-pengalaman dalam membuat keputusan yang mempengaruhi
kehidupan mereka. Sekolah sebagai komunitas hidup yang memberikan pelatihan; mendorong
mereka untuk mengekspresikan pendapatnya.

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 9

Membimbing peserta didik untuk mau berjuang dan bekerja keras agar dapat hidup mandiri,
mampu mencari jalan keluar dari kemiskinan. Implikasinya adalah mereka akan menjadi
generasi yang mampu menjadikan negaranya menjadi negara yang mandiri dan tangguh.
Pkn juga harus menjadi ilmu pengetahuan yang memberikan solusi bagaimana memecahkan
persoaln-persoalan pribadi dan persoalan social, seperti bagaimana cara melepaskan diri dari
tekanan , penindasan,serta ketakutan.

Hal ini dapat dimulai dengan cara menghargai

keberadaan hak asasi setiap manusia, menghindari tindakan yang sewenang-wenang ,mampu
bertindak benar dan adil. Oleh karena itu selama dalam proses belajar mengajar, guru harus
mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada peserta didik sehingga mereka belajar
bebas dari rasa takut dan penghukuman yang berlebihan. Pembelajaran bersifat humanistic
sesuai dengan paradigma sekolah adalah pendidikan memanusiakan manusia.
Prof. Dr.H. Endang Komara, M.Si (2009) menyatakan bahwa, pendidikan harus ada
keterkaitan dengan apa yang ada dan relevan bagi bangsa Indonesia. Fenomena pendidikan yang
teks book mengakibatkan pengetahuan hanya akan memiliki kontribusi yang amat kecil dalam
pengembangan individu dan masyarakat demokratis. Oleh karena itu inovasi dan reorientasi
pembelajaran IPS (dalam hal ini penulis fokuskan kedalam mata pelajaran PKn sebagai bagian
dari pelajaran IPS ) sangat diperlukan agar pembelajaran yang dilakukan memberikan kontribusi
maksimal dalam proses akselarasi pembangunan demokrasi. Tujuan, materi dan methode
pembelajaran perlu diubah agar berkesinambungan dan sesuai dengan konteks dan perubahan
zaman.
Pembenahan terus menerus harus dilakukan baik dalam kurikulum, materi ajar, methode
maupun skill para pendidik perlu ditingkatkan. Penyajian PKn harus dikemas menarik minat
peserta didik. Materi pelajaran PKn haruslah berupa pengetahuan yang memang diperlukan dan
secara pragmatis memiliki nilai guna, yang benar-benar dapat dirasakan manfaatnya dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga terbentuk good citizenship. Pendidikan
kewarganegaraan harus memikirkan proses pembelajaran apa yang tepat dalam pembelajaran
juga memikirkan outcome apa yang akan didapat para peserta didik dengan mempelajari PKn.
Sekolah ,sebagai tempat pserta didik belajar dan guru mengajar harus membiasakan
mengangkat issue-issue penting yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, untuk kemudian
menganalisa bersama sehingga peserta didik memahami keharusan bersikap kritis dan mencari

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 10

cara bagaimana memecahkan permasalahan melalui contoh-contoh yang actual dan memahami
bagaimana kehidupan demokrasi menginginkan adanya partisipasi warga negaranya.
Urgensi PKn (civic Education) menuru Endang Komara dalam Urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam pengembangan Nilai Demokrasi di Indonesia(2009) menyatakan
dalam abstraknya, bahwa PKn merupakan kebutuhan mendesak bagi bangsa Indonesia dalam
membangun demokrasi berkeadaban karena beberapa alasan :
1. Meningkatnya gejala dan kecenderungan politicalillitercy ; tidak melek politik dan tidak
mengetahui cara kerja demokrasi dan lembaga-lembaganya dikalangan warga negara.
2. Meningkatnya political apathism ( apatis berpolitik) yang ditunjukan dengan sedikitnya
keterlibatan warga negara dalam proses-proses politik.
3. Masih terjadinya pelanggaran HAM, baik yang dilakukan negara maupun warga negara.
Dengan demikian PKn merupakan sarana pendidikan yang efektif dan strategis bagi
negara-negara demokratis baru untuk melahirkan generasi muda dan masyarakat luas tentang
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang dioerlukan dalam mentrasformasikan,
mengaktualisasikan, dan melestarikan demokrasi, serta penghormatan dan penegakan HAM.
Sebagai sarana pendidikan demokrasi tentunya pembelajaran PKn akan memiliki kekhasan
tersendiri bila dibanding dengan pembelajaran mata pelajaran lain. Pembelajaran PKn dilakukan
dengan tata cara pembelajaran yang mencerminkan praktek demokrasi didalam skala kecil, yaitu
ruang

kelas. Praktek demokrasi hendaknya mewarnai aktivitas selama pembelajaran agar

menjadi pembiasaan bagi peserta didik . guru harus mampu memberikan stimulus kepada para
peserta didik untuk mampu mengeluarkan pendapat, menghargai perbedaan, kritis dengan
masalah-masalah social , tanggap terhadap perubahan jaman, manidiri dan mampu bersikap adil
sehingga nantinya akan dihasilkan outcome berupa generasi yang siap tampil, cinta tanah air dan
mampu berpartisipasi dalam kehidupan demokrasi berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan nilainilai universal.

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 11

III
Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran penting yang harus dikembangkan
disetiap sekolah untuk menciptakan generasi yang mampu menjadi warga negara yang baik,
yang memahami hak dan kewajibannya, bersikap kritis dan tanggap terhadap perubahan social.
Sekolah sebagai laboratorium bagi pengembangan kehidupan berdemokrasi harus mampu
meyakinkan para siswa bahwa demokrasi adalah sebuah system dari suatu negara yang terbaik
untuk didukung dan dikembangkan melalui pola tindak dan perilaku yang mencerminkan sebagai
warga negara yang baik.
Untuk mengembangkan kehidupan berdemokrasi, sekolah tidak seharusnya berkutat pada
masalah teori semata, melainkan mengimplementasikan demokrasi dalam kehidupan nyata.
Demokrasi di sekolah harus dikembangkan oleh seluruh warga sekolah, mulai dari Kepala
sekolah, guru dan siswa.
Cita-cita menjadikan para siswa menjadi warga negara yang baik tentunya tidak dapat
dicetak dengan cepat. Semua memerlukan proses yang terus – menerus. Banyak pembiasaan baik
yang dapat dilakukan secara terus – menerus di ruang sekolah melalui teori dan praktek serta
keteladanan yang harus ditampilkan para guru. Hal ini tentunya bukan tanpa kendala, banyak
rintangan yang dihadapi dalam menanamkan nilai-nilai PKn yang mendukung terciptanya warga
negara yang baik ,diantaranya adalah :
1.

Guru dituntut tidak hanya mengetahui teori-teori tentang demokrasi dan menciptakan
pembelajaran hanya sebagai sebuah transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi harus mampu
menuntun para siswa untuk mampu berlaku sesuai nilai-nilai , norma dan moral yang
berlaku, serta menyiapkan peserta didik agar mampu melakukan prinsip-prinsip demokrasi
dalam praktek kehidupan nyata, baik di sekolah maupun di masyarakat dimana mereka
tinggal untuk akhirnya mereka diharapkan dapat berpartisipasi langsung dalam kehidupan
demokrasi yang lebih luas, yaitu demokrasi dalam bernegara.

2.

Guru wajib mengadakan inovasi dalam methode dan teknik mengajar . hal ini berkaitan
dengan masih adanya paradigma dari sebagian peserta didik yang beranggapan mata
pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang membosankan. Disinilah para guru dituntuntut
untuk mampu membawakan mata elajaran semanarik mungkin sesuai dengan tingkat

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 12

perkembangan peserta didik. Ada baiknya para guru memahami makna “teaching is art”.
Mengajar sepenuh hati dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
3.

Guru harus mampu menjadi contoh pertama di sekolah dengan menunjukan aktivitas dan
perilaku yang demokratis kepada siswanya. Guru harus mampu menghargai perbedaan
social budaya siswa, dan keragaman mereka dengan baik. Guru juga harus menunjukan
sikap yang menghargai sikap kritis para siswa sehingga mereka memiliki keberanian untuk
mengeluarkan pendapat.

4.

Tak hanya guru, kepala sekolahpun harus ikut bertanggung jawab dalam proses pendidikan
berdemokrasi ini dan tidak melemparkan beban proses pendidikan demokrasi kepada para
guru semata. Kepala sekolah harus menjadi model yang layak dijadikan panutan. Kepala
sekolah yang baik, tidak akan bersikap arogan dalam memimpin. Ia akan menghargai saran
dan kritikan para guru yang merupakan bawahannya. Dengan demikian akan tercipta
kehidupan yang demokratis di sekolah tidak hanya pada tataran guru dan siswa semata.

5.

Masyarakat dan lingkungan, tempat ini juga merupakan sekolah bagi para siswa dimana
mereka dapat mempraktekan kehidupan berdemokrasi secara langsung. Oleh karena itu,
masyarakat harus mau membimbing mereka dengan menunjukan pola perilaku demokrasi
agar terdapat persamaan persepsi anatar nilai yang ditanamkan di sekolah dengan nilai yang
ada dimasyarakat.

6.

Masih cukup kuatnya pengaruh dominasi pemerintah dalam mengendalikan pemerintahan
dengan mengabaikan suara rakyat. Meski demikian tampaknya pada akhir-akhir ini
pemerintah cenderung lebih terbuka dalam menyikapi sikap kritis warga negaranya meski
masukan-masukan para warga negara masih banyak terabaikan.
Mengingat kendala-kendala diatas, sudah saatnya sekolah dan pemerintah berbenah dan
terus memperbaiki pola dan system pengajaran PKn agar maksud pembentuk good citizenship
benar-benar tercapai.

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 13

DAFTAR PUSTAKA
1. Affandi, I. (2013). Idealis,Pragmatis,dan Religius. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
2. Branson, M. S. (1998, September). The Role of Civic Education. Retrieved September 23,
2014, from http://civiced.org/papers/articles_role.html: http://civiced
3. Civic

Education.

(2013,

Mei

30).

Retrieved

September

22,

2014,

from

http://plato.stanford.edu/entries/civic-education: http://plato.stanford
4. civics.

(n.d.).

Retrieved

September

22,

2014,

from

http://www.merriam-webster.com/dictionary/civics: http://www.merriam-webster.com
5. Komara, E. (2009, Agustus 27). Inovesi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Nilai-nilai

Demokrasi.

Retrieved

September

23,

2014,

from

http://endangkomarasblog.blogspot.com.
6. Komara, E. (2010, Februari 16). PARADIGMA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEBAGAI WAHANA SISTEMIK PENDIDIKAN DEMOKRASI. Retrieved September 22,
2014,

from

http://endangkomarasblog.blogspot.com/2010/02/paradigma-pendidikan-

kewarganegaraan_06.html: http://blogspot.com
7. Nadiroh. (2011, April 04). Pembentukan Karakter Bangsa Sebagai Esensi Pendidikan
Kewarganegaraan.

Retrieved

September

23,

2014,

from

http://profnadiroh.wordpress.com: https://wordpress.com
8. Sapriya. (2012, April 26). Memperkokoh Posisi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai
Disiplin Ilmu Terintegrasi. Retrieved September 23, 2014, from http://berita.upi.edu.
9. Somantri, N. (2012). Inovasi Pembelajaran IPS. In N. Somantri, & K. Suryadi (Ed.),
Essay tentang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (pp. 1-7). Bandung, Indonesia:
RIZQI PRESS.
10. UU No.20 Th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

.
.
Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 14

Urgensi PKn sebagai Civic Education

Page 15